
“TOLOL!!” emosiku meledak, aku berdiri dari sofa lusuhku dan menghampiri seorang anak muda yang berdiri di hadapanku. Dia tampak sangat ketakutan, bahkan bisa kulihat kakinya gemetar. Bagus. Aku menamparnya dengan sangat keras hingga dia terjatuh.
911Please respect copyright.PENANAQ7CbCKXV4y
jilbab manis-nia (1)
911Please respect copyright.PENANAUKmswFCb0M
“Lu setor duit dua rebu, buat APA?! Lu pake boker aja kaga bisa!!” aku menarik kerah baju lusuhnya, dan memaksanya berdiri. “Udah gue bilang, jurus pura-pura sakit lo tuh murahan! Mana ada orang yang mau beli jam kaya tai gitu ratusan rebu?! Pake otak, njing!” aku mendorong Totok hingga mundur beberapa langkah.
911Please respect copyright.PENANAjaCarWbazS
“Ma-maaf, Bang.” Totok menjawab terbata-bata. “Gue kira dia bakalan ngasih duit yang gedean, perempuan kan biasanya pada baik, Bang.”
911Please respect copyright.PENANALfT86yjyOk
“Baik? Lu pikir dia emak lo?! Goblok banget punya anak buah kaya elu, Tok!”
911Please respect copyright.PENANAST1inVAWcf
Totok menundukkan pandangannya sambil meremas bajunya, “Maaf, Bang. Gue kan anak baru disini, Tapi, kalo Abang mau, coba aja Abang yang kesono. Dia cantik banget, Bang, kaya bidadari.”
911Please respect copyright.PENANAsSMVw0zBX7
“Ga usah nyuruh-nyuruh gue! Gue ajarin cara malak orang yang profesional kaya apa. Lo liatin yang bener! Ambil ilmunya! Ga ada lagi gue denger lo pake modus pura-pura HIV lagi!”
911Please respect copyright.PENANAHBxlBoDtDD
Aku beranjak dari hadapan Totok sambil melepas bajuku. Lalu mencoba mencari pakaian yang sedikit rapi dan mengenakannya, tidak lupa aku mengambil sweater converse abu-abu khas anak muda di belakang pintu keluar dan juga tas selempang yang biasa kupakai untuk kuliah. Dengan semprotan halus parfum mahal ‘spesial’ di beberapa bagian tubuhku, aku siap memangsa target favorit buruanku. Wanita muda yang lagi sendirian.
911Please respect copyright.PENANA1ZxzHbKF2o
Tidak butuh waktu lama untuk mencapai tempat yang ditunjuk Totok, trotoar tempat dia ‘beroperasi’ hanya berjarak sekitar 25 meter dari rumah kontrakanku. Yah, sebetulnya tempat itu bisa dibilang sebagai markas juga. Karena bagian belakang halaman rumah ini kugunakan untuk mengatur segala aktivitas kriminalku. Belum lagi letaknya yang berada di ujung jalan dan tanpa bangunan lain di sekitarnya menjadikan rumah ini sangat cocok dijadikan tempat bersembunyi dari bisnis haramku. Copet, jambret, hipnotis, penipuan, ngamen, penculikan, perkosaan. Sebut saja semuanya satu-persatu. Hampir pasti semua kegiatan kriminal di daerah ini melibatkanku. Sosok yang disegani di daerah ini karena pengaruhnya yang sangat besar dalam segala hal yang tidak menyenangkan. Tidak ada yang tidak mengenalku di daerah ini. Seorang anak tunggal dari penguasa Tanah Abang.
911Please respect copyright.PENANATmGHN5Pez8
Aku menyulut rokok mild dan menghisap asapnya dalam-dalam. Suasana tempat ini selalu sepi pada jam malam seperti ini. Kalau tidak terpaksa, sepertinya orang-orang akan memilih jalur lain yang lebih terang untuk hanya sekedar lewat. Kecuali jalan raya di depan sana, sampai kiamat pun sepertinya akan selalu ada mobil yang melintas.
911Please respect copyright.PENANA9h6qdS1rww
Tidak begitu jauh di depan, aku melihat seorang wanita berparas cantik berpakaian ala wanita karier, jilbab lebar membungkus wajahnya yang oval. Persis seperti yang dideskripsikan Totok. Sepertinya dia sedang menunggu jemputannya, tidak, angkutan kota mungkin lebih tepatnya. Tidak mungkin seseorang menjemputnya di tempat seperti ini. Aku tersenyum melihat targetku ternyata lebih menggiurkan daripada yang bisa kubayangkan. Berbagai macam modus melintas di benakku, dan jujur saja, aku kebingungan memilih-milih cara yang cocok untuk menjerat mangsa yang menggairahkan ini.
911Please respect copyright.PENANANK5vsE7Ukw
jilbab manis-nia (2)
911Please respect copyright.PENANA6u38aawch7
Untungnya suasana sekitar sangat mendukung. Sekilas aku menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada orang. Aman. Aku mempercepat langkahku ke arah wanita itu dan berhenti sekitar tiga meter di depannya agar dia tidak curiga. Aku menangkap matanya melirik ke arahku sekilas. Dengan cepat aku melemparkan senyuman terbaikku. Dia membalasnya sedikit. Cih.
911Please respect copyright.PENANAqHMEXRhNji
Aku berdiri agak lama, mungkin sekitar 15 menit. Berpura-pura menunggu angkutan kota dan melihat jam tanganku berulang kali. Dan aku bisa melihat dari sudut mataku, wanita itu melakukan hal yang sama. Tidak salah lagi, dia menunggu angkutan kota yang melintas. Saat ini aku tertawa terbahak-bahak di dalam hatiku. Mengetahui bahwa pada jam ini angkutan kota yang melintas sangat jarang sekali. Kalau pun ada, tidak mungkin ada tempat yang kosong.
911Please respect copyright.PENANAAPYYIY6PVI
Aku menunggu umpan yang akan dilemparkan wanita itu padaku, apapun bentuknya, aku akan menyambut dan memanfaatkannya. Tidak lama kemudian wanita itu menghela nafasnya sambil berdecak tidak sabar. Aku tersenyum lagi, dia baru saja memasang umpannya. Dengan kilat aku memikirkan siasat licikku. Tidak lupa dengan analisa terbaik dan terburuk yang akan kuhadapi. Dan saat ini, hampir pasti aku bisa menjerat wanita itu ke dalam rencanaku. Tentu saja dia tidak melihat senyumanku. Tinggal sedikit lagi.
911Please respect copyright.PENANA6romsJJeQV
Aku membungkuk untuk sedikit memijit kedua kakiku yang terasa agak pegal. Aku juga meregangkan kaki dan tanganku sebentar hingga mengeluarkan bunyi yang khas dari persendian tulangku. Oh, asal kau tahu, aku melakukannya dengan sebuah tujuan.
911Please respect copyright.PENANAwVSM4Pv4e4
Tidak lama Kemudian wanita itu mulai memijit kedua kakinya, dan membungkuk sedikit ragu-ragu. Berhasil!. Tanpa disadari, dia baru saja melemparkan umpannya padaku. Dengan senang hati aku akan menangkapnya. Dasar Bodoh! Bodoh! Bodoh!
911Please respect copyright.PENANAtJmxq2qi9y
Aku menoleh sedikit ke arahnya dan membuka percakapan, “Dari tadi ya, mbak? Duduk aja. Saya juga pegel nunggu angkot 09, lama banget.”
911Please respect copyright.PENANAYBMUQS7v4J
jilbab manis-nia (3)
911Please respect copyright.PENANA7Ig1Rus8DB
Wanita itu menatapku dan tersenyum sedikit, “Oh, nggak kok, Mas.” Dia menghentikan pijitannya dan berpura-pura membersihkan rok panjangnya yang berwarna gelap.
911Please respect copyright.PENANASaQ34gLgxo
Aku belum bisa masuk ke zona amannya, jadi aku berjalan ke arahnya, tidak terlalu dekat, tidak terlalu jauh, aku duduk di sisi trotoar. Menghadap ke jalan raya, tepat di sampingnya. “Udah, santai aja, Mbak. Saya temenin duduknya disini. Saya aja pegel, masa mbak nggak?”
911Please respect copyright.PENANAdlnaN37Ruq
“Eh..” wanita itu sedikit kaget dan terdiam sekitar 3 menit sebelum akhirnya dia ikut duduk di sampingku dengan jarak yang terpaut 1 meter.
911Please respect copyright.PENANALupy8yupVI
Dua hal yang kuanalisa dari keragu-raguannya. Pertama, dia takut berdekatan denganku, pria yang bukan muhrimnya. Kedua, dia merasa tidak nyaman. Tapi aku yang duduk diam disampingnya secara tidak sadar telah membuatnya merasa lebih aman. Belum lagi otot kaki dan pinggangnya kurasa sudah tidak bisa meregang lebih lama dan berteriak-teriak meminta istirahat dari tadi.
911Please respect copyright.PENANAUJ2XunlJyf
Aku biarkan dia menganalisa diriku sebentar. Memberinya waktu untuk menyesuaikan diri di situasi yang aneh ini. Dengan dandanan anak kuliahan seperti ini, besar kemungkinan dia tidak mencurigaiku. Didukung dengan parasku yang sama sekali tidak menunjukkan bahwa aku adalah orang yang berbahaya. Dan jangan lupakan parfum berbau halus yang kusemprotkan tadi akan membuat nyaman siapapun yang berada di dekatku. Terutama wanita.
911Please respect copyright.PENANAAsrCIgYvch
“Malem-malem gini angkotnya udah susah banget, Mbak.” aku menyulut rokokku dan menunggu tanggapannya.
911Please respect copyright.PENANAtnNWIxF0u5
Hening. Dia mengacuhkanku. Brengsek! Wanita congkak!
911Please respect copyright.PENANAz3uCk4NjDr
“Kalau ibu saya ga sakit, ga akan deh saya maen kesini malem-malem.” aku melancarkan serangan tambahan. Kali ini aku menolehkan wajahku padanya, meminta dia menjawab pernyataanku secara langsung.
911Please respect copyright.PENANA3jwjSRltjh
jilbab manis-nia (4)
911Please respect copyright.PENANAlJw80Llz3x
“Kalau lagi sakit, kenapa ibunya ditinggal?” akhirnya wanita itu angkat bicara. Meskipun dia sama sekali tidak menatapku, Itu sudah lebih dari cukup.
911Please respect copyright.PENANAhyrMVD2EAk
“Besok saya ada ujian pagi-pagi. Kalau ga pulang ke kosan sekarang, saya pasti ga bisa ikut ujian besok, Mbak.” aku menghisap rokokku dalam-dalam. “Untungnya di rumah ada adek yang bisa jaga ibu. Tadi juga saya kesini ditelepon dia, katanya ibu step lagi.”
911Please respect copyright.PENANADSHzoFmOjt
Aku berhasil mencuri sedikit perhatiannya. Kali ini aku bisa melihat sorotan matanya yang penuh dengan pertanyaan.
911Please respect copyright.PENANAJtweuSCFzp
“Emang adiknya umur berapa?” wanita itu berkata dengan intonasi yang dibuat-buat. Mungkin maksudnya ingin terlihat stay-cool, namun tampaknya tidak berhasil.
911Please respect copyright.PENANAKjwL1im4Xu
“Sembilan tahun. Sekarang dia sendirian jaga ibu, rumah saya keliatan kok dari belokan di depan.” aku menunjuk dengan rokokku ke arah rumah kontrakanku. “Kasian, dia jadi begadang terus.”
911Please respect copyright.PENANAvGmuUvVUbX
“Sakit apa ibunya?”
911Please respect copyright.PENANAVDB1uy9c2L
“Kanker otak.”
911Please respect copyright.PENANAFhuBkx6NkA
Wanita itu terlihat sedikit tercekat, dan kurasa sekaranglah saat yang tepat. Semua persiapan sudah matang. Hanya tinggal sandiwara penutup yang harus dilakukan dengan sempurna.
911Please respect copyright.PENANAC1237mgchu
Handphoneku berdering, alarm berbunyi nada telepon yang kupasang saat aku menunggu tadi. Aku berpura-pura kaget sekaligus panik. Dengan cepat aku merogoh saku depan sweaterku dan mengangkat teleponnya. “Ada apa, Dek?” Aku diam sesaat sebelum kemudian membelalakkan mataku. “Sa-sabar ya, Dek, mas kesana sekarang, jangan panik!!”
911Please respect copyright.PENANAPVWNfrjZVW
jilbab manis-nia (5)
911Please respect copyright.PENANAkF4gTwqvzK
Aku menutup teleponku dan berusaha membuat wajahku terlihat sekacau mungkin. “Ibu… meninggal!!”
911Please respect copyright.PENANASERZdTGW4b
Aku berlari sekencang mungkin meninggalkan wanita itu dengan wajahnya yang keheranan. Dan bisa kudengar di kejauhan dia memanggilku dengan lantang. Tentu saja dia memanggilku, karena aku meninggalkan tas kuliahku dengan sengaja di sampingnya. Inilah yang kusebut pertaruhan yang sebenarnya. All in!!
911Please respect copyright.PENANAms7B2rPLgx
Kalau kalkulasiku benar, wanita itu akan mengejarku. Dia tidak akan tega untuk mengacuhkan tas berisi buku kuliah di sisi jalan. Dan dompet di dalamnya yang berisi uang tiga ratus ribu lengkap dengan fotoku adalah sebuah alibi, yang akan membuatnya mempercayaiku dan tidak akan mencurigaiku. Perfect!
911Please respect copyright.PENANApjEsaPLq3a
Aku sampai di rumahku, dengan nafas terengah-engah aku mencari cairan berwarna hijau yang terakhir kuingat terletak di kotak obat. Aku segera menuangkan cairan pembius berbau menyengat itu ke atas saputanganku, Chloroform.
911Please respect copyright.PENANA0LX74I7ofQ
Aku bisa merasakan adrenalinku meningkat drastis. Aku sangat menyukai permainan seperti ini. Lebih menyenangkan sekaligus menggairahkan, saat ini aku tidak ambil pusing jika dia mengambil tasku dan kabur. Peduli setan!. Toh anak buahku bisa mengejarnya dengan motor jambretnya.
911Please respect copyright.PENANARKhorW7cqx
Aku mengintip melalui kaca ke arah jalan di luar. Dan seketika perasaanku membuncah bahagia luar biasa, ketika aku melihat sosok wanita itu menghampiri rumah ini dengan setengah berlari. Dia menggendong tas kuliahku. Aku benar-benar tidak tahan untuk tidak tertawa. Wanita bodoh!
911Please respect copyright.PENANAEmqsY60UWR
Dengan sedikit ragu-ragu wanita itu mulai masuk pekarangan rumahku, mengucapkan permisi beberapa kali sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke dalam rumah ini. Dan saat itulah aku yang bersembunyi di balik pintu membekapnya dengan sapu tangan berisi obat bius itu tanpa ragu.
911Please respect copyright.PENANAhp2U0KekLe
jilbab manis-nia (6)
911Please respect copyright.PENANAyJAX5pML0x
Dia meronta, sangat kuat. Tapi aku yang menguasai keadaan. Aku yang berkuasa disini. Aku yang memainkan permainan ini. AKU!!
911Please respect copyright.PENANA617xdIfV8T
Tidak lama wanita itu lunglai. Tubuhnya menyerah pada kekuatan obat bius yang terlalu banyak dihisapnya. Nafasku makin memburu melihat sesosok wanita cantik tergeletak tak berdaya di hadapanku. Aku menyeret tubuh wanita itu ke dalam kamarku dan mengunci pintunya di belakangku.
911Please respect copyright.PENANApc8NyA8pXB
Tanpa membuang waktu, aku melempar badan wanita itu ke atas kasur dan mengikat semua tangan dan kakinya di keempat tiang di pojokan kasur. Aku mengambil pisau besar Rambo di atas lemari, dan mulai merobek pakaian wanita itu perlahan-lahan, mencoba membuat potongan baju yang hanya ada pada bayangan terliar seorang lelaki yang diburu nafsu, kusisakan jilbab birunya tak tersentuh.
911Please respect copyright.PENANAG9pE3sxlot
Wanita itu mengerang lemah, sebuah tanda dia akan segera siuman. Aku duduk di sampingnya, membuka sumpalan di mulutnya dan memandangnya sebentar, lalu mencium bibirnya lama. Kemudian aku menghirup habis setiap aroma keringat bercampur parfum yang sangat khas dari tubuhnya.
911Please respect copyright.PENANAWW5J8yjly7
Ketika aku mengusap rambutnya yang hitam, dia terbangun. Aku mengelus pipinya perlahan, mencoba membuatnya tenang. Dia yang baru menyadari situasinya terancam mulai meronta-ronta lebih gila dari sebelumnya.
911Please respect copyright.PENANAMNnkkZ1gLG
“LEPASKAN AKU!!” wanita itu berteriak. “TOLONGG!! TOLOOONGG!!”
911Please respect copyright.PENANAU4Tmygdibd
“Ssstt, jangan berisik ya…”dengan perlahan aku menempelkan sisi pisau yang bergerigi di atas bibir mungilnya yang berwarna merah muda. Aku tidak ingin merusak bibir yang sempurna itu.
911Please respect copyright.PENANAjaYMFWybBE
“BANGSAT KAMU!!” diluar dugaanku, dia mengibaskan kepalanya dengan berani, dan meludahiku. Tepat di wajahku. Dia bergidik ketika aku menjilat ludahnya yang menetes ke mulutku.
911Please respect copyright.PENANAW1n0BQIRpL
jilbab manis-nia (7)
911Please respect copyright.PENANAZqR3qAkyYU
Saat ini semua hal yang dilakukannya hanya akan membuatku semakin bergairah, nafsuku memuncak, ke-tidak berdayaannya semakin membuatku ingin melumatnya habis. Aku melepas pakaianku dan duduk di atas pinggangnya, aku hanya tersenyum melihatnya yang terus menerus berontak sambil mengucapkan semua sumpah serapah terkasar yang ada di dunia ini.
911Please respect copyright.PENANAagUp2OX0Lu
“Jangan ngomong kasar dong, Sayang!” aku kembali menempelkan ujung pisauku pada bibirnya.
911Please respect copyright.PENANAdzp9ZxwlW1
“BAJINGAN KAMU!! LEPASKAN AKU KALO BERANI, DASAR BENCONG PENGECUT!!” wanita itu bergidik melihat apa yang akan menimpanya, tapi sama sekali tidak bisa menghindar, ia tidak punya waktu untuk menghindar. Telapak tanganku sudah melayang menghajar mukanya yang sebelah kiri.
911Please respect copyright.PENANA0eghoh551C
”AUW!!” wanita itu tersentak, ia menjerit, lebih banyak karena terkejut daripada karena sakitnya tamparanku.
911Please respect copyright.PENANAQsJP61W5qI
Kujambak rambutnya yang tertutup jilbab, sementara tanganku yang lain menarik bagian atas blusnya hingga bisa kulihat tonjolan buah dadanya yang bulat besar. Kuremas-remas sebentar sambil tak lupa kupilin-pilin putingnya yang mungil kemerahan saat aku kembali mengancam, “DIAM, ATAU KUBUNUH KAU!!!” kataku keras.
911Please respect copyright.PENANAazHmSU4nug
Wanita yang terlihat semakin hot di penglihatanku itu masih berusaha melindungi dirinya dengan mendorong tanganku menjauh ketika aku sedang meremas salah satu gundukan buah dadanya. Dia rupanya gigih juga bertahan. Geram, langsung saja kutarik lagi jilbabnya, kujambak rambutnya yang terikat melingkar di belakang. Wanita itu mengerang kesakitan, tatapan panik dan ketakutan tampak di matanya yang bulat ketika ia menatap mataku. “Jangan, jangan!” teriaknya parau.
911Please respect copyright.PENANAMcO8cd8AsI
Aku tampar dia sekali lagi, lebih keras dari yang tadi, suara jeritannya terdengar merdu sekali di telingaku ketika kepalanya terlempar ke samping, sementara tanganku masih menjambak jilbabnya yang kini mulai terlihat kusut dan acak-acakan.
911Please respect copyright.PENANAzSNcSr0iBE
jilbab manis-nia (8)
911Please respect copyright.PENANAB1bmpReUdK
“Jangan berisik!” aku menghardiknya, jerit kesakitan dan ketakutannya bagaikan musik di telingaku, “Tutup mulut kamu!” ancamku.
911Please respect copyright.PENANAiQ58pT81Dz
“Le-lepaskan aku!!” sahutnya dengan suara gemetaran karena shock akan kejadian yang tengah menimpanya. Untuk ukuran orang yang baru mengalami penyiksaan, dia cukup tegar juga.
911Please respect copyright.PENANAtgDmrUqfvp
“Le-lepaskan aku! Kumohon!!” dia mengulangi perintahnya, kali ini lebih keras.
911Please respect copyright.PENANA8HU50LoZcf
Aku menggeleng, tentu saja itu tidak mungkin. Tubuh telanjangnya telah membiusku. Lihat, penisku yang menempel di kulit pahanya sudah ngaceng berat, masa mau kubiarkan begitu saja. Itu mubazir namanya.
911Please respect copyright.PENANAEQfm4c0b6m
“Tidak!!!” wanita itu memekik. “Mau ngapain kamu?” dia terkesiap saat dengan pelan kumasukan jari tengahku ke liang kemaluannya yang terasa hangat dan basah. Kukocok sebentar disana sebelum akhirnya kutarik keluar beberapa saat kemudian.
911Please respect copyright.PENANAGk1VChuSqg
jilbab manis-nia (9)
911Please respect copyright.PENANACmB1LJKFnw
“Ahh! Lepaskan aku! Kamu gila!!” jeritnya dengan tubuh menggelinjang ke kiri dan ke kanan. Kuremas-remas tonjolan buah dadanya yang bergerak indah saat dia terus memberontak sambil kujilati jari tengahku yang penuh oleh cairan kewanitaannya. Hmm, rasanya gurih dan nikmat. Baunya juga harum sekali, aku menyukainya. Rupanya dia telaten juga merawat liang kemaluannya.
911Please respect copyright.PENANAOF7SL0dLwI
Tak sabar, segera kuletakkan batang penisku di mulut gerbang surgawinya. “Tidak! Jangan!!” wanita itu makin meronta dan memohon-mohon padaku. Dia tidak tahu, semakin dia memberontak, semakin aku terangsang untuk menyetubuhinya.
911Please respect copyright.PENANAwHcfl5SPT4
“Diam kamu! Dasar cerewet!!” tukasku dengan sembarangan. Sekali hentak, kudorong batang kemaluanku ke depan. Bless!! Tak sampai satu detik, tubuhku sudah menjadi satu dengan tubuhnya. Alat kelamin kami saling mengisi dan bersentuhan. Ugh, rasanya sungguh nikmat sekali.
911Please respect copyright.PENANASmfR3anWq4
“AAAH… setan kamu!!” wanita itu mengumpat, tapi kudengar ada sedikit nada kegelian dalam suaranya. Aku yakin, dia juga menikmatinya.
911Please respect copyright.PENANAZwsZxHPwPf
Segera kugoyang pinggangku secara liar hingga batang kemaluanku mulai mengocok-kocok liang kemaluannya. Aku menyetubuhinya. Kuperkosa dia dengan sesuka hati.
911Please respect copyright.PENANATkc0xhzoe2
“Ahh… bajingan! Stop! Hentikan!!”
911Please respect copyright.PENANAfbMacGq6Tf
Semakin dia memaki dan mengumpatku dengan ekspresi judesnya itu, semakin terangsang aku jadinya. Kembali kuremas-remas tonjolan buah dadanya yang membulat indah sambil kugoyang pinggulku semakin cepat. Akan kubuat dia takluk dalam nikmatnya orgasme dan mengakui kejantanan yang kuberikan padanya.
911Please respect copyright.PENANAkTOUXDKgNI
“Mmmh… s-sudah! Jangan!!” dia masih berteriak-teriak memintaku untuk berhenti.
911Please respect copyright.PENANAO950fi99Tw
jilbab manis-nia (10)
911Please respect copyright.PENANAdP08BbBRfJ
“Diam kamu, jangan banyak omong!!” hardikku cuek. Sambil terus memompa liang kemaluannya, aku menunduk untuk menghisap puting payudaranya yang berwarna pink agak kecoklatan. Kuhisap benda mungil menggemaskan itu bergantian.
911Please respect copyright.PENANAbKNP0ejCNz
“Ohh… shhh!” rintihnya pilu. Dia menatapku dengan pandangan yang bercampur antara kemarahan dan kegelian yang amat sangat akibat rasa nikmat yang ditahan.
911Please respect copyright.PENANAESIwazsBNs
Sejenak aku menghentikan gerakanku. Kasihan juga aku melihatnya terikat seperti ini. Dengan menggunakan belati yang tergeletak di pinggir ranjang, aku memotong tali yang mengikat kedua kakinya. Begitu kedua kakinya terbebas, wanita itu sempat berontak. Tapi apa dayanya dengan posisi telentang dan tangan masih terikat ke atas kepalanya. Belum lagi posisiku yang sudah mantap di antara kedua kakinya, membuat dia hanya bisa meronta-ronta dan kakinya menendang-nendang tanpa hasil. Aku terus menyetubuhinya, bahkan kini semakin terasa nikmat karenanya.
911Please respect copyright.PENANAO8EYhnfTbg
“Ahh… sudah! Hentikan! Ampun! Lepaskan aku!” dia memohon lagi, tapi kali ini suaranya tidak kasar seperti tadi, malah mulai terdengar mendesah karena geli. Nafasnya pun mulai sedikit memburu. Mungkin wanita itu sadar kalau sia-sia saja melawan, jadi dia mulai berusaha menikmati apa yang aku berikan.
911Please respect copyright.PENANAKZ8GHCblqN
Kusingkap jilbab lebarnya ke atas hingga aku bisa melihat batang lehernya yang mulus dan jenjang, kujilat lembut disana hingga ia makin tak mampu menutupi rasa geli dan nikmatnya. “Aduh! Sshh… udah dong! Hhh… ssh…” suaranya memohon, tapi diselingi desahan lirih yang menggairahkan. Kedua kakinya masih meronta menendang-nendang tapi kian lemah dan pelan. Tendangannya juga bukan karena memberontak, melainkan akibat menahan rasa geli dan nikmat yang kuberikan di sekujur tubuhnya.
911Please respect copyright.PENANAwBcDf3mvNH
jilbab manis-nia (11)
911Please respect copyright.PENANA1tQ6QU9J5h
Aku menaikkan tempo dalam memompa liang kemaluannya sehingga tubuh wanita itu semakin bergetar setiap kali batang kemaluanku menusuk ke dalam liang kemaluannya yang hangat berulir serta kian basah oleh cairan kenikmatannya yang makin membanjir itu. Kali ini suara desah nafasnya sudah sedemikian berat dan memburu.
911Please respect copyright.PENANATKgGx9w1JF
“Uhh… uhh… sialan kamu! Aghh… uhh… uhh!” Wajahnya terlihat semakin memerah, sesekali dia memejamkan matanya sehingga kedua alisnya yang tebal seperti bertemu. Tapi tiap kali dia begitu atau saat dia merintih nikmat, selalu wajahnya dipalingkan dariku. Pasti dia malu kepadaku. Liang kemaluannya kurasakan mulai mengeras seperti memijit batang kemaluanku. Pantatnya mulai bergerak naik turun mengimbangi gerakan batang kemaluanku yang bergerak keluar masuk semakin cepat di liang kenikmatannya yang sudah basah total.
911Please respect copyright.PENANAzE9hfHZwVj
Saat itulah aku berbisik, “Gimana, nikmat bukan?” aku menggodanya. Tanganku kembali memijiti tonjolan buah dadanya yang bulat besar, benda itu terasa sedikit kaku sekarang.
911Please respect copyright.PENANAkD5fP8gPUM
Sambil mengatur nafas dan dengan ekspresi yang sengaja dibuat serius, wanita itu berkata, “Tidak… ba-bajingan kamu!” suaranya dibuat setegas mungkin, tapi matanya yang sudah sangat sayu itu tidak dapat berbohong kalau dia sangat menikmati perbuatanku.
911Please respect copyright.PENANAicoArAeSQQ
jilbab manis-nia (12)
911Please respect copyright.PENANARFjQWifX9B
“Masa?” godaku lagi sambil terus menggerakkan batang kemaluanku keluar masuk di liang kemaluannya yang terasa semakin basah dan membanjir.
911Please respect copyright.PENANASccpZVIGqS
Tampak dia ingin menjawab dengan wajahnya yang merah padam karena peluh, nafasnya yang berat terasa menerpa wajahku, tapi dia tidak jadi membuka mulutnya. Yang ada dia malah mendesah dan merintih semakin keras saat kugenjot pinggulku semakin cepat. “Hssh… hh… hh…” kakinya melingkar di kulit pahaku, seperti ingin meminta lebih dan lebih
911Please respect copyright.PENANAS6bfH32EpH
Aku tersenyum saat melihatnya, dia sudah benar-benar jatuh ke dalam pelukanku, seperti korban-korbanku yang lain selama ini. Terus kuhujamkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya, semakin lama semakin keras dan dalam, hingga…
911Please respect copyright.PENANAtjLzfTAJAG
”Ughh… hhh… ghh…” wanita itu dengan gugup berusaha menarik nafas panjang dan menggigit bibir bawahnya, berusaha mengendalikan nafasnya yang sudah sangat berat dan ngos-ngosan. Pantatnya yang bulat mulai bergerak turun naik, mengimbangi genjotanku di atas tubuh sintalnya yang sudah mengkilat pasrah, ia sama sekali tak sanggup untuk menghentikannya. Di dalam, liang kemaluannya juga kurasa semakin berdenyut kencang dan menggigit kuat batang kemaluanku. Rupanya dia sudah hampir orgasme.
911Please respect copyright.PENANAR3QtZKLC96
“Gimana, nikmat bukan?!”
911Please respect copyright.PENANA3Q5ipUY8bJ
Kata-kataku membuatnya tak mampu berpura-pura lagi. Mukanya mendadak memerah padam dan dengan setengah tersipu dia berbisik, “Ah, setan kamu! Uhh… uhh… tapi iya, memang enak ba… ughh!!”
911Please respect copyright.PENANAs3rHiTy60L
Belum selesai ia berkata, aku langsung kembali menggenjotnya hingga ia kembali melenguh panjang. Rupanya perasaan malunya telah ditelan oleh kenikmatan yang kuberikan kepadanya.
911Please respect copyright.PENANAE0nDPwaC2r
“Ah iya… iya… terus… mmh… aah!!” dia tanpa sungkan-sungkan lagi mengekspresikan kenikmatannya.
911Please respect copyright.PENANAa0L6Dfh5TN
Selama 15 menit berikutnya kami masih bertempur sengit. Tiga kali dia orgasme dan yang terakhir betul-betul dahsyat kerena bersamaan dengan saat aku ejakulasi. Spermaku menyemprot kencang di liang vaginanya, bertemu dengan semburan-semburan cairan kenikmatannya yang begitu basah dan hangat. Tersungging senyum puas di wajahku. Senyum penuh kemenangan. Ah, sungguh hari yang sempurna. Aku merasa seakan-akan dipenuhi energi yang luar biasa sehingga sanggup untuk menyetubuhinya tiga kali lagi.
ns52.14.205.130da2