PAK JASIM POV
Pasca terkuaknya hubungan terlarang antara istriku dengan Bagus banyak terjadi perubahan dalam rumah tangga kami. Perasaan marah karena dihianati membuat tempramenku mudah sekali terpancing, amarahku menjadi begitu mudah meluap saat menyaksikan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh Maryati. Istriku itu pun hanya bisa pasrah menerima luapan emosiku karena mungkin dia merasa begitu bersalah kepadaku. Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Maryati kecuali hanya pasrah mendengar omelan bahkan bentakanku yang sangat kasar. Tak ada lagi sikap lembut dariku yang selama ini dia terima, semuanya hilang begitu saja bak tertelan bumi.
Kamipun sudah sangat jarang melakukan hubungan badan. Jujur saja ingatanku tentang bagaimana tubuh telanjang Maryati yang sedang disetubuhi oleh Bagus masuh terpatri begitu kuat di dalam kepalaku. Memori buruk itu terus menerus meracuni otakku, Aku benar-benar tak bisa melupakannya begitu saja. Keadaan seperti ini berlangsung hampir satu bulan, hingga di suatu malam Maryati mendatangiku dengan berurai air mata.
"Maafin Aku Mas, Aku tau kesalahanku begitu besar kepadamu. Tapi Aku mohon jangan siksa Aku seperti ini. Lebih baik Kau ceraikan Aku saja, itu lebih baik ketimbang Kau paksa Aku untuk terus menerus menanggung kesalahan yang entah sampai kapan akan berakhir."
Derai air mata istriku deras membasahi pipinya, Aku bergeming meskipun jujur Aku cukup kaget dengan ucapan Maryati barusan. Aku memang sangat marah kepadanya, tapi untuk berpisah atau bahkan menceraikannya adalah sesuatu yang mustahil bisa Aku lakukan. Ya, Aku sangat mencintai istriku. Meskipun dia telah mengkhianatiku tapi cintaku pada Maryati tak akan pernah bisa pudar begitu saja, terlampau banyak hal yang telah kami lalui bersama dan berpisah bukan menjadi solusi bagi permsalahan kami.
"Jawab Aku Mas! Jangan diem aja kayak gini! Aku capek diperlakukan seperti ini Mas!"
Maryati sampai harus bersimpuh di bawah kakiku, isak tangisnya makin menjadi bahkan cenderung histeris. Tak mau tangisnya mengundang perhatian tetangga lagi seperti keributan satu bulan yang lalu, Aku mengangangkat tubuh Maryati dan langsung memeluknya. Maryati menangis tersedu-sedu dalam pelukanku, sementara Aku masih terdiam karena tak tau barisan kata apa yang harus tersampaikan untuk meredakan tangisnya.
"Katakan padaku apa yang Kamu inginkan agar mau memaafkan Aku? Katakan Mas!" Aku melepas pelukanku pada tubuh Maryati, Aku bisa melihat derai air mata masih mengucur membasahi pipinya.
"Aku juga ingin merasakan tidur dengan wanita lain." Ucapku lirih. Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutku. Maryati tercengang pun demikian pula denganku.
"Mas yakin?" Tanya istriku beberapa saat kemudian.
"Iya, Aku yakin."
"Baik, Aku mengijinkan Mas Jasim melakukan itu, tapi dengan satu syarat."
"Syarat? Apa itu?"
"Aku harus melihatnya langsung saat Mas Jasim melakukannya dengan wanita lain."
***
Gamang, itulah yang Aku rasakan saat sudah mendapat ijin dari Maryati untuk tidur dengan wanita lain. Bahkan sudah hampir 1 minggu berlalu setelah ucapan ijin itu terdengar dari mulut istriku, Aku tak juga kunjung melakukannya. Awalnya memang niatku hanya untuk membalas perlakuan Maryati yang bisa tidur dengan lelaki lain, tapi membayangkan Aku yang berada di posisi itu, apalagi berzina sambil disaksikan oleh Maryati, bukan sesuatu hal mudah bagiku.
Hubunganku dengan Maryati pun berangsur mulai membaik. Istriku itu malah makin perhatian terhadapku, meskipun Aku terkadang masih dingin menanggapinya tapi Maryati berusaha untuk tetap sabar mengerti suasana hatiku yang masih dirundung kekecewaan akibat perselingkuhannya dengan Bagus. Untuk urusan ranjang, Maryati juga berubah. Jauh lebih berubah dibanding sebelumnya. Maryati semakin menggebu-gebu, bahkan tak jarang Aku sampai kewalahan meladeni hasrat seksual istriku ini. Seperti yang terjadi malam ini...
Setelah memasukkan beberapa sangkar burungku ke dalam rumah, Aku langsung melangkahkan kaki menuju kamar tidur. Meskipun seharian kegiatanku tak begitu banyak, tapi hari itu badanku terasa lelah sekali. Kantuk pun sudah melanda. Namun ketika membuka pintu kamar betapa terkejutnya Aku karena di atas ranjang sudah ada Maryati dan Linda, salah seorang penghuni rumah kontrakanku. Seorang perempuan berusia 25 tahun yang bekerja sebagai SPG. Sejak kapan Linda ada di dalam rumahku?
Aku makin terkejut karena menyaksikan tubuh Maryati dan Linda sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupi mereka berdua. Istriku turun dari ranjang dan berjalan mendekatiku yang masih berdiri mematung di dekat pintu kamar. Maryati melangkah perlahan mendekatiku, kulitnya makin eksotis disiram cahaya temaram dari lampu kamar, rambutnya tergerai panjang hitam lebat. Tubuh sintalnya berjalan melenggak-lenggok dengan senyum mesum yang sudah merekah di bibir tipis miliknya.
"Ayo Mas, kita wujudin keinginanmu." Ujar Maryati dengan kerling mata menggoda.
"Ka-Kamu yakin?"
"Apapun akan Aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku padamu Mas." Ujar Maryati lirih.
Maryati mulai melepas kaosku, jemarinya bergerak ke bawah, kali ini giliran celanaku yang dia loloskan dari tubuhku hingga telanjang bulat. Aku seperti terhipnotis, sama sekali tak melakukan perlawanan, hanya berdiri mematung sembari ditelanjangi oleh istriku. Setelah berhasil membuat tubuhku bugil, Maryati menari tanganku menuju sisi ranjang mendekati Linda yang sedari tadi tersenyum menatapku. Jujur, Aku tidak pernah mengalami hal seperti ini, maka jangan heran kalau sikapku cenderung pasrah menerima skenario cabul yang telah dipersiapkan oleh Maryati dan Linda.
Wanita yang baru 6 bulan menempati salah satu petak rumah yang Aku kontrakan itu kemudian menuruni ranjang. Tubuhnya tak terlalu tinggi, Maryati sedikit lebih tinggi darinya. Kulitnya tapi lebih putih dibanding istriku, untuk bentuk tubuh Linda nyaris sama dengan Maryati. Keduanya memiliki postur yang cenderung besar dan semok dengan payudara serta pantat yang berukuran jumbo. Linda kini sudah ada di sisi kiriku, tanpa banyak bicara wanita itu langsung menciumi leher serta caping telingaku. Sementara itu Maryati memilih untuk bersimpuh di bawah tubuhku, memberiku oral sex yang luar biasa enak.
"Eeemccccchhh.."
Lenguhan mulai terdengar dari mulutku, jilatan lidah Linda bergerak menyusuri tiap jengkal tubuhku. Kini wanita itu menyasar kedua putingku, lidahnya mengular, menjilati tanpa henti dua titik pada dadaku yang berbulu. Di bawah tubuhku, penisku dikerjai habis-habisan oleh Maryati.
Istriku itu menghisap, mengulum, serta menjilati batang keperkasaanku dengan sangat rakus. Linda sepertinya ingin ikut merasakannya, apalagi batang penisku sudah tegak menjulang siap untuk dipuaskan. Maka setelah puas menjilati kedua putingku, kepalanya bergerak makin ke bawah hingga akhirnya berada di samping kepala Maryati.
"Ooocchhhhhh...!!!" Aku melenguh panjang.
Maryati dan Linda mulai menjilati batang penisku secara bergantian. Lidah mereka seperti sudah hapal tiap lekuk batang keperkasaanku, mereka menari-nari membawa sensasi basah dan hangat. Tak hanya menjilat, Maryati mengambil inisiatif untuk mengulum kepala penisku, sementara Linda sedikit menurunkan kepalanya guna menghisap dua bola testis miliku.
"Aaaacchhhhh !!! Arrgghhtttttt !!!"
Aku mengerang hebat, hisapan Linda dan istriku pada tempat yang berbeda sukses membuat birahiku semakin terbakar. Suara decakan bibir serta lidah keduanya terdengar cukup keras, mereka seperti sedang berpacu dalam lomba menghisap batang kemaluan, sama sekali tak ada rasa canggung atau segan sama sekali.
Maryati memberi tanda pada Linda untuk berganti posisi, kali ini giliran Linda mengulum batang penisku, sementara Maryati berpindah ke belakang tubuhku. Istriku itu sedikit mendorong punggungku agar membungkuk, ketika Aku melirik ke belakang rupanya dia sedang berusaha membuka lipatan pantatku. Tanpa banyak basa basi dia mulai menjilati lubang analku dengan ganas.
Lidahnya bergerak naik turun dengan kecepatan tinggi, sesekali dia juga menghisap lubang analku tanpa rasa jijik sedikitpun. Sementara itu Linda memaksa mulutnya agar muat dilesaki setidaknya separuh batang penisku, masih tak muat juga tapi Linda tak mau menyerah untuk melesakkan batang penisku ke dalam mulutnya.
"Ouucccch....."
Aku kembali mengerang, bagaimana tidak, saat penisku dioral oleh Linda, diwaktu bersamaan pula lubang anusku dijilati oleh Maryati. Linda makin mahir mengoral penisku, lidahnya yang runcing terus bergerak, mengelus dan membasahi batang hitam panjangku, perlahan dia menelannya hingga amblas seluruhnya ke dalam mulut.
"Hmpph!" Linda melenguh merasakan mulutnya yang penuh. Lidahnya berusaha terus menjilat, yang secara tak sadar malah seperti menggelitik penis hitamku.
"Ahhh!" Aku melenguh, memejamkan mata, menikmati setiap gerakan lidah Linda yang bergerak samar.
"Ya, begitu. Ohhhh... terus. Nikmat sekali." Ceracauku tak karuan.
"Mmph! Hehmm..." Linda terus menjilat.
Penisku terasa semakin mengeras dan terus membesar di dalam mulutnya, membuat Linda hampir tidak bisa bernafas. Tapi wanita itu terus mengulumnya, seolah tak mau kalah dengan lidah serta bibir Maryati yang terus mengerjai lubang anusku di bagian belakang. Aku tidak boleh keluar lebih dulu sebelum menu utama persetubuhan Aku rasakan. Maka setelah beberapa saat Aku menarik paksa tubuh Linda kemudian mengarahkannya ke atas ranjang.
Wanita bertubuh sintal itu langsung pasrah terelntang dengan tatapan sayu, bibirnya sudah basah karena ludahnya sendiri, nafasnya nampak tersenggal. Aku mendekatinya, sesaat Aku melirik ke arah istriku, dia tersenyum sembari mengangguk, seolah memberi restu akan birahiku pada wanita lain. Tak mau membuang waktu segera kulumat bibir tipis Linda yang terbuka. Aku masukkan lidahku dan memaksanya untuk bertukar air liur.
"Eeemmcccchh...Eeemmchhhhh..." Aku bisa mendengar dengusan nafas Linda yang semakin tak beraturan.
Tanganku yang bebas kini perlahan mulaibergerak menuju bulatan payudaranya. Di sana, jari-jariku bertengger dan meremas-remas buah dadanya yang membusung kenyal. Sambil terus mencium bibirnya, Aku terus memijit-mijit benda bulat itu, sementara di tempat lain, tanganku yang kiri menyusup makin ke dalam, menyerang vagina dengan sentuhan-sentuhan liar. Diperlakukan seperti itu membuat tubuh sintal Linda makin kelejotan bak cacing kepanasan.
"Aaaachhhh Pakk..."
"Sssttt...Nikmati saja.." Desisku penuh intimidasi. Maryati rupanya menepati janjinya, dia hanya duduk di tepi ranjang sembari melihat aksi mesumku pada tubuh Linda.
Rangsangan demi rangsangan yang terus Aku berikan pada akhirnya membuat Linda menyerah dan pasrah. Penolakannya yang cuma setengah hati dengan cepat menghilang, menguap begitu saja, berganti dengan gairah liar yang meledak-ledak. Saat Aku melumat bibirnya, Linda dengan begitu panas dan penuh gairah, membalasnya. Lidah wanita itu bergerak liar, mengecap dan menjilat, berusaha untuk menghisap serta mengulum bibir tebalku. Aku menyudahi lumatan pada bibirnya dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah untuk memberi kecupan dan jilatan kecil pada kedua kakinya. Dari lutut, ciumanku naik ke arah paha. Dengan diselingi jilatan dan hisapan halus, sampailah bibir tebalku di pangkal paha.
"Accchhhhhtt...!"
Linda terpekik kaget ketika ujung jariku menyentuh liang senggamanya . Aku termangu beberapa saat memandangi vaginanya, bahkan kedua mataku tak berkedip. Vaginanya terlihat sempit dengan bulu-bulu hitam yang halus dan terawat rapi. Bagian tengahnya yang kemerahan dengan sedikit kesan mengkilap akibat cairan kewanitaan makin menambah daya pesonanya. Aku kembali merundukkan kepalaku, kali ini ciumanku menyasah pahanya yang putih mulus, kulit paha itu terasa dingin di bibirku. Beberapa kali dengan sengaja Aku mengusap-usapkan wajahku pada permukaan kulit pahanya.
Darahku berdesir merasakan kemulusan paha itu di wajahku. Semakin sering mengusap-usapkan wajah dan menciuminya, kulit paha itu terasa semakin hangat. Kedua belah telapak tanganku pun giat bergerak menyalurkan kehangatan. Tangan kiriku mengusap-usap paha kanan bagian luar, sedangkan telapak kananku mengusap-usap betis kiri wanita itu. Wajahku bergerak makin mendekati pangkal paha, hingga akhirnya sebuah sentuhan halus melalui bibirku menyasar pada liang senggamanya.
"Auw!" Linda menggelinjang dan memekik lirih saat lidahku mulai menjamah kemaluannya. Selanjutnya, dengan mata setengah terpejam, wanita itu menikmati ciuman dan jilatanku.
"Argh..! Argh..! Pak Oh! Sssssttt....Enak banget Pak...!"
Aroma segar kemaluannya sungguh menggugah birahiku. Aku sampai menekan hidungku ke celah sempit di antara bibir vaginanya. Aku menekannya sedalam mungkin sambil menghirup aroma kewanitaannya. Linda terkejut merasakan hidungku tiba-tiba menusuk lubang vaginanya. Tubuhnya menegang, pinggulnya bergetar beberapa kali. Menggelinjang dalam kenikmatan.
"Aarrgghh..! Aarrghh..! Ampun Pak!" Rintihannya semakin keras ketika merasakan lidahku menyapu klitorisnya.
"Kaya mau pipiis nih rasanya....Aaahhh!"
Tapi anehnya ia tak berusaha menghindari kepalaku. Linda bahkan memutar pinggulnya sambil menekan bagian belakang kepalaku. Linda seperti tak ingin hidungku lepas dari jepitan bibir vaginanya. Tak lama kemudian, tiba-tiba saja Aku merasakan kedua pahanya menjepit kepalaku makin kencang sambil kedua tangannya menekan kuat kepalaku. Aku tau dia akan mengalami orgasme, maka bibirku langsung menghisap klitorisnya kuat-kuat.
"Aaahhh....keluar Pak...Oohh enakkkhh!!"
33201Please respect copyright.PENANAyVztRyeIEG
BERSAMBUNG
Cerita "ISTRIKU DAN PRIA LAIN" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan
ns 15.158.61.48da2