Tubuh Linda masih tergelepar tak berdaya di atas ranjang, nafas wanita semok itu tak beraturan setelah mendapatkan orgasme barusan. Maryati mendekatinya, senyum istriku itu merekah menatap wajah sayu Linda yang kelelahan.
"Gimana? Bener kan suamiku hebat banget?" Ujar istriku pada Linda.
"Gila, saya nggak pernah kayak gini. Padahal belum dimasukin kontolnya Pak Jasim" Balas Linda seraya melirikku.
"Ya udah, yuk Mas masukin gih. Kayaknya Linda udah siap nih buat ngrasain kehebatanmu lagi." Ucap Maryati.
Linda seolah pasrah, kembali dia memposisikan tubuhnya terlentang dengan kedua paha mengangkang lebar, seperti bersiap menerima hujaman penisku yang sudah siap melakukan tugasnya.
“Bapak masukin sekarang ya...” Kataku meminta ijin setelah berada di antara kedua pahanya.
"Iya Pak...Masukin aja..."
Linda hanya mengangguk di tengah nafasnya yang masih naik-turun. Aku menggosokkan batang penisku pada bibir vaginanya yang sudah basah, Aku merasakan sensasi kelembutan dan kehangatan di ujung batang kemaluanku. Penisku menjadi semakin keras, urat-urat di sekujur batangku semakin membengkak. Aku mulai menekan pinggulku sehingga penisku pun membelah bibir vagina milik Linda. Aku menatap wajah wanita cantik itu, dia menggigit bibir ketika merasakan vaginanya mulai dimasuki penisku.
Dengan tambahan tekanan yang lebih keras, penisku akhirnya amblas juga diiringi desahan panjang Linda. Kami berdua menahan nafas merasakan momen-momen alat kelamin bersatu. Aku mulai menciumi leher wanita itu. Aku merendahkan dadaku hingga menekan kedua buah payudara besar wanita itu. Aku sengaja melakukan hal itu karena ingin merasakan kekenyalan payudara Linda ketika menggeliat.
Tangan kiriku meremas buah dadanya, sedangkan tangan kananku mengelus-elus paha luarnya sambil melakukan gerakan tarik dorong ke liang senggamanya. Aku bisa merasakan cairan lendir yang semakin banyak mengolesi batang kemaluanku.
Sambil menghembuskan nafas berat, Aku mendorong penisku lebih dalam hingga ujungnya yang menyerupai helm menyentuh sesuatu. Aku menahan gerakan pinggulku ketika melihat Linda meringis. Aku tak ingin menyakiti wanita cantik itu. Selain itu, tubuhku sendiri pun bergetar merasakan sempitnya lubang vaginanya. Mulutku memagut bibirnya dan melumatnya dengan lahap. Aku tak ingin mendengar dia menjerit ketika Aku mendorong penisku makin dalam. Aku mainkan kedua putingnya yang makin mengeras dengan jempol dan jari telunjuk. Ketika merasakan Linda mendorong pinggulnya, dengan cepat Aku langsung mendorong penisku semakin dalam.
"Eeemmmcccccchhmm!!!" Terdengar gumaman tertahan dari mulut Linda yang sedang berpagutan dengan bibirku.
Linda hanya bisa bergumam ketika merasakan batang kemaluanku menghunjam ke dalam lubang vaginanya. Aku kembali membenamkan batang kemaluanku secara perlahan-lahan. Kali ini Aku hanya mendengar Linda mendesis beberapa kali sambil merangkul leherku erat-erat. Kedua belah kakinya yang jenjang dan mulus semakin erat membelit pinggangku. Setelah menarik nafas panjang, dan tak sanggup lagi menahan kesabaran, Aku menghentakkan pinggul sedalam-dalamnya hingga pangkal pahaku bersentuhan dengan pangkal pahanya.
Linda melenguh beberapa kali ketika merasakan seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam vaginanya. Bahkan mungkin ia juga merasakan ujung kemaluanku menyentuh mulut rahimnya. Sejenak Aku diam tak bergerak. Aku sengaja membiarkan batang kemaluanku menikmati sempitnya lubang vaginanya. Mataku terpejam merasakan remasan lembut di batang kemaluanku ketika vagina Linda berdenyut.
"Ouucchh...Pak...Terusin..." Rintih Linda merasakan lesakan penisku yang masih betah mengoyak seluruh isi rahimnya.
Linda merasakan pedih dan nikmat di sekujur tubuhnya. Sensasi yang membuat bulu-bulu roma di sekujur tubuhnya meremang, yang membuat ia terpaksa melengkungkan punggungnya. Dipeluknya erat-erat tubuhku ketika ia merasakan biji kemaluanku memukul-mukul selangkangannya. Ia tak mampu bernafas ketika merasakan nikmatnya saat bibir dalam vaginanya tertarik bersama batang kemaluanku. Kenikmatan birahi itu semakin menjalar dari vaginanya, nikmat yang membuat tubuhnya kelejotan ketika Aku kembali menghujamkan batang kemaluanku kuat-kuat. Linda menggigit bibirnya meresapi kenikmatan yang mengalir dari klitorisnya yang tergesek ketika Aku menggerakkan pinggulku naik turun.
Kenikmatan itu membuatnya terengah-engah karena nafasnya makin memburu. Aku juga melenguh setiap kali mendorong batang kemaluanku. Vagina Linda yang seret itu membuat telapak tangan kasarku harus meremas payudaranya dengan keras ketika Aku menarik batang kemaluanku. Sudah hampir setengah jam Aku menyetubuhinya dan Aku sudah tak kuat lagi membendung arus ejakulasi yang akan meledak sebentar lagi.
“Ouucchhhh! Aku mau keluar!!!” Desahku dengan nafas mendengus-dengus hebat.
PLOK!
PLOK!
PLOK!
Bunyi tumbukan tubuhku dengan tubuh Linda semakin nyaring terdengar setiap kali Aku menghunjamkan batang kemaluanku. Bunyi tersebut semakin keras terdengar setiap kali Linda mengangkat pinggulnya untuk menyongsong penisku yang menghunjam cepat dan keras. Aku masih mencoba bertahan, tapi semakin lama vagina yang menelan penisku terasa meremas semakin kuat dan berdenyut-denyut seolah ingin menghisap penisku saja sehingga Aku tak mampu lagi menahan gelombang orgasme yang menerpa dengan dahsyat.
"AAARGGHTTTTTTT!!!!" Aku meraung hebat saat sperma menerobos lubang kencingku.
Aku menghunjamkan pinggulnya sekeras-kerasnya agar ujung penisku tertanam sedalam-dalamnya ketika sperma memancar keluar. Tubuhku menegang saat mencapai puncak kenikmatan itu. Pada saat yang bersamaan Linda pun mengalami orgasme, tubuhnya menggelinjang bak cacing kepanasan.
“Ouuuucchhh Paaakk!! Aku juga mau keluaaaarrr...." Erang Linda ketika merasakan cairan hangat itu menembak mulut rahimnya!
Selama beberapa saat tubuh kami berdua mengejang karena orgasme hingga akhirnya melemas kembali dalam posisi berpelukan. Kami berbaring beristirahat berpelukan di atas ranjang dengan nafas masih saling memburu. Untuk beberapa saat Aku melupakan jika di sisi ranjang sedari tadi Maryati menyaksikan percumbuan panasku bersama Linda.
"Gimana Mas? Puas...?" Suara Maryati membuyarkan kenikmatin yang baru saja Aku teguk. Kesadaranku kembali dengan sendirinya. Segera Aku beringsut sedikit menjauh dari tubuh Linda yang masih terkulai lemas.
"I-Iya enak..." Jawabku lirih. Di wajah Maryati sama sekali tak tegambar sebuah kemarahan sedikitpun, bahkan wajahnya tampak berseri dengan senyum tulus tersungging seolah apa yang dilihatnya sedari tadi adalah pertunujukan hebat yang membuatnya bahagia. Ada apa dengan istriku?
"Mas, mulai sekarang Kamu bebas kalo mau tidur dengan wanita lain. Aku nggak akan melarangnya asal kamu ngomong sama Aku lebih dulu, syukur-syukur kalo Kamu mau ngajak Aku juga kayak gini." Ujar Maryati dengan sangat tenang. Aku duduk termangu mendengarnya, masih belum bisa percaya dengan perubahan sikap istriku itu. Linda yang sudah mulai pulih setelah Aku setubuhi ikut duduk.
"Lind, bulan ini Kamu boleh nggak bayar kontrakan. Nanti kalo Bapak mau ngewe lagi, kamu layani ya? Tenang, nggak gratis kok." Ujar Maryati.
"Baik Bu, terima kasih banyak. Saya pamit dulu kalo gitu."
Linda dengan wajah sumringah langsung mengemasi pakaiannya yang berserakan di lantai kamar, tergesa dia kembali memakainya sebelum pergi dari kamar, meninggalkan Aku dan Maryati. Ada keheningan beberapa saat ketika di dalam kamar hanya menyisakan Aku dan istriku. Aku masih belum bisa menganggap semua ini adalah hal yang normal dalam sebuah hubungan suami istri. Satu ketakutanku adalah kami berdua akan kehilangan arah dan tujuan karena terlampau bebas untuk urusan sex.
"Mas mikirin apa?" Tanya Maryati memecah keheningan.
"Aku hanya nggak yakin ini semua benar dan boleh kita lakukan." Ujarku, Maryati beranjak dari tempatnya kemudian perlahan mendekat ke arahku hingga kami berdua saling berhadapan wajah.
"Kamu masih mencintaiku kan Mas?" Aku memandang wajah Maryati dengan sangat lekat, entah kenapa pertanyaannya barusan seperti palu godam yang menggetarkan hatiku. Setelah dia menyaksikanku bersetubuh dengan wanita lain, istriku itu justru mempertanyakan perasaanku padanya.
"Iya, masih, dan akan selalu." Jawabku jujur. Maryati kembali tersenyum, digenggamnya tanganku dengan sangat erat.
"Itu lebih dari cukup buatku Mas. Mungkin dengan begini pernikahan kita akan semakin awet Mas, sex bukan lagi jadi urusan tabu buat kita berdua. Aku tau kamu tadi hanya melepaskan birahimu saja tanpa melibatkan perasaan pada Linda."
"Ta-Tapi..."
"Mas...Apa yang terjadi padaku dengan Bagus dulu juga seperti ini. Aku sama sekali tak melibatkan perasaan dengan bocah itu, Aku hanya menginginkan sex yang berbeda, itu saja, tidak lebih." Aku berusaha mencerna barisan kata yang terucap dari bibir Maryati. Apakah dia sedang mempengaruhiku?
"Sekarang bisakah kita mulai membuka lembaran baru lagi Mas?"
"Maksudmu apa...?"
"Bisakah kita memisahkan kegiatan sex dengan perasaan cinta kita?"
"Aku belum mengerti.." Ujarku sambil menatap mata Maryati yang sedari tadi bisa begitu tenang.
"Apa kamu masih marah kalau suatu saat nanti Aku akan bersetubuh dengan pria lain seperti halnya yang telah Mas lakukan dengan Linda tadi?" Aku terdiam, bibirku kelu.
"Kalo Mas Jasim tidak menginginkan kebebasan seperti ini, Aku akan menurutinya dan berjanji hanya akan melayani Mas Jasim sampai kapanpun. Mas bisa pegang janjiku." Lanjut Maryati.
"A-Aku hanya belum terbiasa dengan kebebasan macam ini, Aku hanya takut akan kehilanganmu suatu saat nanti Dek..." Ucapku lirih.
"Aku nggak akan ninggalin Mas Jasim apapun yang terjadi, sampai kapanpun Aku akan tetap jadi istrimu."
"Ka-Kamu yakin Dek?" Maryati mengangguk mantap seolah tanpa beban apapun, tanpa keraguan sedikitpun.
"Baiklah kalau begitu, kita coba pelan-pelan ya."
"Terima kasih Mas."
Malam itu adalah tonggak awal kebebasan ekspresi sex kami berdua. Kesepakatanku dengan Maryati adalah pintu awal perubahan sikapku yang awalnya begitu tertutup soal sex menjadi sangat terbuka. Aku membiarkan istriku tidur dengan pria lain, pun begitu pula sebaliknya, Maryati membolehkanku mencicipi birahi bersama wanita lain. Hanya dengan satu syarat mutlak, kami berdua tidak boleh melibatkan perasaan dalam persetubuhan itu.
4763Please respect copyright.PENANAvPFxZC340Z
BERSAMBUNG
Cerita ini sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION , KLIK LINK DI BIO PROFIL UNTUK MEMBACA VERSI LENGKAPNYA
4763Please respect copyright.PENANAYZtDJl6g6g