Cinta Buta
8192Please respect copyright.PENANAMh2hfxVBK2
Namaku Wawan (disamarkan). Ketika kisah nyata ini mulai terjadi, umurku 20 tahun, tapi aku sudah menyelesaikan pendidikan program D3, sehingga aku bisa bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan gaji yang lumayan.
8192Please respect copyright.PENANAPKWDB99d6Z
Sejak kecil aku menjadi tulang punggung keluarga. Karena ayahku sudah meninggal, sementara ibuku seorang tunanetra. Kakak perempuanku juga tunanetra. Tapi sejak lama dia menghilang entah ke mana. Aku sudah berusaha mencarinya ke mana – mana, tapi selalu gagal menemukannya.
8192Please respect copyright.PENANASQ7lvXvKoX
Dengan sendirinya yang tinggal di rumah warisan dari almarhum ayahku ini hanya aku dan ibuku berdua. Di satu pihak aku harus bersyukur, karena penglihatanku normal. Tidak seperti ibu dan kakakku. Namun di pihak lain sejak kecil aku harus jadi tulang punggung Ibu dalam segalanya. Harus menyiapkan makanan sekaligus mencari uang sendiri untuk membeli sembako dan kebutuhan lainnya.
8192Please respect copyright.PENANAAQ93SQRdYu
Maka sejak masih di SMP aku berusaha nyari duit dengan segala cara yang halal. Waktu masih di SMP, aku jadi tukang nyemir sepatu. Setelah di SMA aku berusaha nyatut sana nyatut sini. Dan untungnya aku sering berhasil mendapatkan hasil dari usaha nyatut itu.
8192Please respect copyright.PENANA7KklM77UdQ
Setelah jadi mahasiswa pun aku sering bisnis kecil – kecilan. Cuma jadi calo, yang menghubungkan pihak penjual dengan pembeli. Berkat keuletanku, hasil bisnis kecil – kecilan itu aku bisa kuliah dengan membiayai sendiri.
8192Please respect copyright.PENANAOSQf2iFRct
Dalam kesibukan kuliahku sambil harus mencari uang sendiri untuk biaya kuliahnya, aku tak punya waktu untuk memikirkan cewek. Mungkin di antara teman – teman kuliahku, hanya aku sendiri yang tidak punya cewek.
8192Please respect copyright.PENANABECuC0Huis
Karena di samping sibuk mencari uang dan kuliah, aku pun sering merasa minder. Takut ceweknya mundur sendiri setelah mengetahui keadaan ibuku yang tunanetra itu. Begitulah latar belakang kehidupanku yang berat memikulnya ini.
8192Please respect copyright.PENANAx6jr6MVRST
Mengenai ibuku, sebenarnya Ibu belum tua. Ketika aku berusia 20 tahun, usia Ibu baru 38 tahun. Karena Ibu menikah di usia 16 tahun. Di usia 17 tahun Ibu melahirkan Kak Wati, satu satunya kakakku. Dan di usia 18 tahun melahirkan aku.
8192Please respect copyright.PENANAWJMcTgIlyY
Ibu juga punya bentuk tubuh yang tinggi montok dan punya wajah yang cantik. Kalau Ibu mengenakan kaca mata hitam, beliau tampak lebih cantik lagi. Sayangnya Ibu tidak bisa melihat, sehingga tidak bisa punya suami lagi, karena setiap hari beliau cuma tinggal di rumah, tak pernah ke mana – mana. Pernah juga aku bertanya apakah Ibu punya niat untuk kawin lagi?
8192Please respect copyright.PENANAFqjBbKyuOi
Memang aku sangat prihatin melihat keadaan ibuku itu. Ketika aku sedang nonton televisi, Ibu suka duduk di sampingku. Dan itu berarti bahwa aku harus menerangkan apa yang sedang kutonton itu.
8192Please respect copyright.PENANAeEYmvToNo5
Terkadang Ibu suka menghidupkan televisi sendiri. Lalu beliau hanya mendengarkan suaranya sambil rebahan di sofa. Biasanya Ibu suka mencari sendiri channel yang sedang menyiarkan FTV atau sinetron. Ibu malah sudah hafal jalannya cerita setiap sinetron yang “ditontonnya”, meski hanya bisa mendengarkan suaranya saja.
8192Please respect copyright.PENANAjfIwCa94E2
Pada suatu malam…
8192Please respect copyright.PENANAZiF0CiB0wB
Aku baru pulang kerja jam tiga pagi. Karena habis kerja lembur.
8192Please respect copyright.PENANAVEV91aJCTQ
Seperti biasa, untguk membuka pintu depan kugunakan kunci cadangan yang selalu kubekal setiap bepergian. Supaya aku tak merepotkan Ibu untuk membukakan pintu depan yang terkunci.
8192Please respect copyright.PENANAsI6cd2DUOc
Setelah masuk ke dalam rumah, kukuncikan kembali pintu depan, lalu masuk ke dalam kamarku dengan badan terasa letih sekali. Tadinya aku ingin langsung tidur. Tapi sayup – sayup kudengar suara rintihan ibuku. “Aaaaah… aaaaaah… aaaaaaaaa… aaaaaah… aaaaa… aaaaaaah…”
8192Please respect copyright.PENANALNqYHkrug1
Kenapa Ibu merintih – rintih begitu? Apakah Ibu sedang sakit?
8192Please respect copyright.PENANA0aiRaK6LF3
Maka setelah melepaskan sepatu, aku melangkah ke luar dari kamarku dan melangkah ke arah pintu kamar Ibu yang biasanya tidak dikunci. Tapi pada saat itu ternyata pintu kamar ibuku terkunci. Sementara rintihan – rintihan ibuku masih terdengar, bahkan semakin jelas. “Aaaaa… aaaaaaah… aaaaa …
8192Please respect copyright.PENANAwtTroQ3n2B
Aku semakin penasaran. Kenapa Ibu merintih – rintih begitu? Apakah Ibu sedang merasa kesakitan atau… nah, aku baru ingat pintu itu ada kacanya di bagian atas. Sehingga dengan sedikit berjingkat aku bisa melihat ke dalam kamar Ibu. Bahkan pada saat itu sengaja aku memindahkan kursi makan ke dekat pintu kamar Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAMbLySpS2rY
Dan… apa yang kulihat?
8192Please respect copyright.PENANATbvKG6IaPf
Ternyata Ibu sedang telanjang bulat. Tangan kanannya sedang meremas – remas payudaranya, sementara tangan kirinya sedang mengelus – elus memeknya yang berjembut lebat itu.
8192Please respect copyright.PENANABW4TfEIcxS
Sebenarnya aku sudah sering melihat Ibu telanjang. Tapi biasanya aku suka memalingkan muka, karena merasa jengah dan malu sendiri. Tapi kali ini aku memandangnya dengan mata nyaris tak berkedip.
8192Please respect copyright.PENANAlE0CkeiOBx
Rupanya Ibu sedang bermasturbasi. Jari tangannya dimasuk – masukkan ke celah kewanitaannya, sementara mulutnya ternganga sambil berdesah – desah histeris seiring dengan gerakan jari di dalam celah kewanitaannya.
8192Please respect copyright.PENANAJxxCDipeIM
“Aaaaaaa… aaaaahhhh… aaaaa… aaaaahhhhh… aaaaa… aaaaaahhhh… aaaaa… aaaaaah… aaaaaa… aaaaaahhhhhh…”
8192Please respect copyright.PENANAIvDg6vDXvC
Dan… diam – diam tongkat kejantananku jadi tegang… tegang sekali…!
8192Please respect copyright.PENANA8IWJD5IfZ6
Dan aku tak kuat lagi menyaksikan kejadian selanjutnya. Lalu aku turun dari kursi dan memindahkannya ke tempat semula.
8192Please respect copyright.PENANAHZnQh5lHkc
8192Please respect copyright.PENANADn6SFeA4m8
Kemudian aku merebahkan diri di atas ranjang, sambil membayangkan lagi apa yang barusan kusaksikan itu.
8192Please respect copyright.PENANAS53MYkNqhe
Kenapa penisku jadi ngaceng begini? Apakah nafsuku bangkit setelah menyaksikan Ibu yang telanjang sambil bermasturbasi itu?
8192Please respect copyright.PENANAYCCPr25RSa
Entahlah.
8192Please respect copyright.PENANAkPr3A3EFw5
Yang jelas dalam tidurku di hari yang sudah pagi itu, aku bermimpi tentang sesuatu yang tidak pernah kualami sebelumnya. Aku bermimpi menyetubuhi Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAeX3Lj4RvfI
Mimpi gila memang. Tapi ketika aku terbangun, celanaku basah…!
8192Please respect copyright.PENANAxbu81b7szk
Gara – gara mimpi gila itu spermaku meletus di balik celana dalamku…!
8192Please respect copyright.PENANACr5pCL7Puf
Tapi kenapa aku harus mengalami mimpi segila itu? Kenapa pula di dalam mimpi itu aku merasakan liang memek Ibu sedemikian enaknya sehingga aku sampai ngecrot dan celana dalamku basah?
8192Please respect copyright.PENANAKufmZ0TyKk
Apakah di dalam kenyataan memang seperti itu? Bahwa memek ibuku itu enak sekali sehingga membuat penisku ngecrot seperti di dalam mimpi gilaku?
8192Please respect copyright.PENANASS3bzP6NMk
Entahlah. Yang jelas setelah bangun, aku langsung mandi sebersih mungkin. Rambut pun kukeramasi dengan shampoo.
8192Please respect copyright.PENANA93e33O0DxK
Hari itu aku memang libur. Biasa, kalau sudah kerja lembur, aku dikasih libur keesokan harinya.
8192Please respect copyright.PENANAERKYt57ta4
Setelah menyisir rambut, aku pergi ke warung nasi yang tidak jauh dari rumahku. Kubeli dua nasi bungkus. Untukku dan untuk Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAMFq0z4YBMo
Lalu kuajak Ibu makan bersama.
8192Please respect copyright.PENANAMDSivutMt3
Pada waktu makan itulah aku mulai mengorek pengakuan Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAKoY0rL89aT
“Bu… aku mau bertanya, tapi kuharap Ibu menjawabnya secara jujur ya.”
“Mau nanya apa Wan?”
“Ibu masih membutuhkan sentuhan lelaki kan?”
8192Please respect copyright.PENANAFJ7KLvA2OL
Ibu terdiam sesaat. Lalu menjawab pertanyaanku, “Ibu kan belum tua – tua amat Wan. Tentu saja ibu masih membutuhkan sentuhan lelaki. Tapi ibu nggak mau kawin lagi, karena takut tidak sayang sama kamu dan Wati.”
8192Please respect copyright.PENANAIu8Tt8VNqH
Aku yang sudah selesai makan, lalu berdiri dan melangkah ke belakang kursi yang sedang diduduki oleh ibuku. Lalu kuselinapkan tanganku ke daster Ibu bagian dadanya. Aku tahu Ibu tidak mengenakan beha, sehingga aku bisa langsung menggenggam kedua payudara montoknya dengan sepasang tanganku yang sudah berada di balik dasternya.
8192Please respect copyright.PENANAJliSgSL6WJ
Ibu tersentak, “Haaa?! Kamu kan anak ibu Wan…!”
8192Please respect copyright.PENANArANYzawRZ8
“Iya… tapi daripada Ibu terus – terusan bermasturbasi, mendingan pakai kontol yang asli Bu… lagian di rumah ini kan hanya ada kita berdua,” sahutku sambil mengelus kedua puting payudara ibuku dengan kedua tanganku yang sudah berada di balik dasternya.
8192Please respect copyright.PENANAsFHK7upNIZ
Ibu terdiam sejenak. Lalu memegang kedua pergelangan tanganku sambil bertanya, “Memangnya kamu bisa nafsu sama ibu?”
8192Please respect copyright.PENANAhxZ9iSG0h3
“Bisa Bu. Tadi jam tiga pagi aku melihat Ibu sedang bermasturbasi. Aku tak kuat menahan nafsu. Tapi nggak mau ganggu Ibu yang kelihatannya sedang asyik gitu. Makanya aku langsung tidur aja. Eee… aku malah bermimpi menyetubuhi Ibu. Sampai basah celanaku Bu.”
8192Please respect copyright.PENANAgIrm8Ykgbe
“Masa?! Berarti kamu nafsu melihat ibu sedang telanjang sambil masturbasi tadi?”
8192Please respect copyright.PENANACXtXXNUdhI
“Iya Bu. Nafsu sekali melihatnya. Padahal biasanya sih gak gitu. Tiap melihat Ibu telanjang, aku suka memalingkan muka. Karena merasa jengah dan malu sendiri. Tapi tadi menjelang subuh… malah sampai terbawa – bawa mimpi Bu.”
8192Please respect copyright.PENANAggLdTNpLVM
“Terus maumu sekarang bagaimana?”
8192Please respect copyright.PENANADlO1sZKoFA
“Pokoknya aku siap untuk menyetubuhi Ibu, supaya Ibu jangan masturbasi lagi. Keseringan masturbasi, lama – lama bisa gila lho Bu,” sahutku dengan “dalil” mengada – ada. Padahal aku belum pernah mendengar atau pun membaca kalau keseringan masturbasi itu bisa gila.
8192Please respect copyright.PENANA1v4yglguir
Tapi kelihatannya Ibu terpengaruh oleh ucapanku. “Kalau ibu nanti hamil gimana?”
8192Please respect copyright.PENANAIn96NiwHeR
“Gak apa – apa. Hamil ya hamil aja. Aku mampu kok ngurus anaknya kalau sudah lahir kelak.”
8192Please respect copyright.PENANAajKqbTYqIR
“Tapi apa kata tetangga nanti? Ibu kan gak punyha suami, lalu hamil dan melahirkan… lalu anaknya menangis… suaranya terdengar ke mana – mana… jangan Wan ah… jangan sampai ibu hamil. Beli kondom aja dulu gih… atau beli pil anti hamil. Mungkin di apotek atau toko obat juga ada.”
8192Please respect copyright.PENANAncbtQN8m0O
“Iya Bu. Sekarang juga aku mau nyari sampai dapet,” sahutku sambil bergegas menuju gudang di sebelah. Di situlah kuletakkan motorku yang jarang dipakai. Karena untuk bekerja disediakan bus antar jemput karyawan.
8192Please respect copyright.PENANAH9w9eOlh1n
Beberapa saat kemudian motor bebekku meluncur di jalan aspal, menuju toko obat langgananku yang letaknya agak jauh dari rumahku.
8192Please respect copyright.PENANAFJb0KMGinx
Kebetulan pil anti hamil itu tidak sulit mencarinya. Toko obat langgananku menyediakannya dengan harga yang lumayan murah. Kubeli pil itu 3 strip, untuk persediaan ibuku. Kemudian aku pulang lagi ke rumah.
8192Please respect copyright.PENANAk1rpdx0qwz
Begitu tiba di rumah, aku langsung mencari ibuku di dalam kamarnya. Tapi Ibu tidak ada di situ. O, ternyata sedang di kamar mandi, karena aku mendengar bunyi air dituangkan ke lantai.
8192Please respect copyright.PENANAbxTTa5zy6I
Maka kubuka pintu kamar mandi yang tidak pernah dikunci oleh ibuku itu (karena takut kalau jatuh di dalam kamar mandi).
8192Please respect copyright.PENANA7J4230xg4t
Ternyata Ibu sedang telanjang bulat di dalam kamar mandi.
8192Please respect copyright.PENANAXrQ4VjLfsl
“Habis makan kok mandi Bu? Bagusnya kalau mau mandi sebelum makan tadi,” kataku sambil masuk ke dalam kamar mandi.
8192Please respect copyright.PENANANAVTbtKXi1
“Siapa yang mandi?” tanya Ibu sambil memutarf badannya jadi menghadap padaku, “ibu abis nyukur jembut ibu Wan… tuh lihat… memek ibu jadi bersih sekarang kan?”
8192Please respect copyright.PENANAvti1Zx0FDM
“Hihihihiii… iyaaa… tadi subuh masih gondrong. Sekarang udah dibotakin. Pake apa nyukurnya Bu?”
8192Please respect copyright.PENANAGK1pjIsM1z
“Pake silet pemberianmu tempo hari itu, waktu ibu minta silet untuk nyukur bulu ketek.”
8192Please respect copyright.PENANAcOqUs4GiXc
“Duuuh… kalau bersih gini pasti enak jilatinnya Bu,” kataku sambil mengusap – usap kemaluan ibuku yang putih bersih dan lumayan tembem itu.
8192Please respect copyright.PENANAeneghc6baO
“Memangnya kamu mau jilatin memek ibu?” tanyanya.
8192Please respect copyright.PENANAgwWq7U5Rqt
“Mau kalau sudah bersih gitu sih,” sahutku sambil membeberkan handuk dan membalutkannya di tubuh Ibu.
8192Please respect copyright.PENANALzmz7o7Fei
Setelah tubuh Ibu terbalut handuk, aku langsung membopongnya keluar dari kamar mandi.
8192Please respect copyright.PENANADaySplxqVf
“Daster ibu ketinggalan di kamar mandi Wan,” kata Ibu waktu baru keluar dari pintu kamar mandi.
8192Please respect copyright.PENANACVixXk6Ohc
“Biar aja Bu. Kan sekarang Ibu harus telanjang bersamaku yang akan telanjang juga.”
8192Please respect copyright.PENANAqVngiArOEl
“Iya ya. Mmm… tadi dapet apa? Kondom apa pil anti hamil? “tanya Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAajpphZIVPb
“Pil anti hamil Bu. Kalau pake kondom sih takut kurang enak.”
8192Please respect copyright.PENANACB5eTAbjTH
“Memang kurang enak pake kondom sih. Yang enak kan kulit ketemu kulit… hihihihi… Wawan… Wawan… gak nyangka kamu bakal punya niat begituan sama ibu ya?” ucap Ibu setelah kurebahkan di atas ranjangnya.
8192Please respect copyright.PENANA1jbyWYaR27
Pada saat itu pula aku melepaskan segala yang melekat di tubuhku. Dan setelah telanjang, aku naik ke atas ranjang sambil melepaskan belitan handuk dari tubuh ibuku.
8192Please respect copyright.PENANAeCB7QCQkCA
Ibu malah meraba – raba dadaku, lalu perutku.
8192Please respect copyright.PENANAmZljCFOiNx
“Nyari apa Bu?” tanyaku.
8192Please respect copyright.PENANAiP51m1csFM
Tiba – tiba Ibu menangkap penisku yang sudah ngaceng berat ini. “Ini yang ibu cari. Udah segede apa kontolmu ini Wan? Adududuuuuh… gede banget kontolmu Wan… jauh lebih gede daripada kontol ayahmu… !”
8192Please respect copyright.PENANAuCVYanjj7f
“Masa sih Bu?”
8192Please respect copyright.PENANAPuPW5A0MjG
“Iya. Kontol bapakmu biasa – biasa aja. Gak sepanjang dan segede kontolmu ini. Nurun dari siapa ya?”
8192Please respect copyright.PENANAf6kx3BvdqI
“Hihihiii… gak tgaulah Bu. Harusnya Ibu lebih tau nurun dari siapa ayooo…?”
8192Please respect copyright.PENANAPuNZFMnR73
“Mmm… mungkin nurun dari kakek ibu. Almarhum kakek ibu kan orang Arab,” sahut Ibu sambil menelentang dan merenggangkan kedua belah pahanya, “Ayo Wan… masukin aja langsung kontolmu. Ibu pengen ngerasain enaknya dimasukin kontol gede begitu. Jangan pake jilat – jilatan dulu segala. Nanti malah terasa longgar karena beceknya.
8192Please respect copyright.PENANAbqUQjWefpB
Memang aku sendiri pun ingin secepatnya memasukkan penis ngacengku ke dalam kemaluan Ibu. Karena takut kalau Ibu keburu berubah pikiran. Maka setelah mendengar permintaan dari Ibu, aku pun cepat meletakkan kepala penisku di mulut vagina Ibu yang tampak sudah menganga dan kemerahan itu.
8192Please respect copyright.PENANAW3MzH4ZXUp
Ibu pun membantuku. Memegangi leher penisku, lalu mencolek – colekkan moncongnya ke mulut memeknya. Sampai akhirnya Ibu berkata, “Iya… sekarang doronglah Wan…”
8192Please respect copyright.PENANAcy3zfkfeEq
Aku pun mendesakkan penisku sekuat tenaga.
8192Please respect copyright.PENANAwtNjBKPpvB
“Iyaaaa… sudah masuk sedikit Wan… ayo dorong lagi yang lebih kuat…”
8192Please respect copyright.PENANATw0zFLlO77
Kudorong lagi batang kemaluanku sesuai dengan permintaan Ibu. Dan… tongkat kejantananku melesak masuk sedikit demi sedikit… membuat mulut Ibu ternganga.
8192Please respect copyright.PENANA1y5ueq25a2
“Ma… maasuuuk Waaaaan… duuuuh… kontolmu memang gede banget Waaaan… terasa sekali… sangat terasa enaknya Waaaaan… “rintih Ibu sambil menarik leherku ke dalam pelukannya. Dan merapatkan pipi hangatnya ke pipiku.
8192Please respect copyright.PENANAhewiKDqibV
Bayangan wajah Bu Laila pun terlintas di dalam benakku. Namun ketika aku mulai mengayun batang kemaluanku, bayangan wajah wanita cantik itu pun menjauh dan akhirnya hilang dari terawanganku. Kini aku hanya merasakan betapa legitnya liang tempik Ibu ini, meski lama kelamaan terasa mulai seperti mendorong penisku ke luar, lalu menyedotnya kembali …
8192Please respect copyright.PENANAE3OxclBxqB
“Ibu… memek Ibu enak sekali Bu… uuuughhh… uuuuughhhhh…” bisikku terengah ketika penisku mulai memompa liang keewanitaan ibuku.
8192Please respect copyright.PENANAIlRTv068RY
“Kontolmu juga… luar biasa enaknya Waaan… ooo… ooooooohhhhh… enak sekali Waaaan…” sahut Ibu perlahan dan nyaris tak terdengar… dengan pinggul mulai bergoyang – goyang seperti layang – layang tertiup angin kencang. Membuatku semakin bergairah mengentotnya.
8192Please respect copyright.PENANAk3MCK1yHmO
Entah setan atau jin mana yang membantuku waktu batang kemaluanku makin gencar mengentot liang memek Ibu yang sudah bertahun – tahun tak merasakan genjotan zakar lelaki ini. Yang jelas aku semakin mengagumi keindahan bentuk tubuh putih mulus ibuku, mengagumi kecantikan wajahnya yang sepintas lalu tak kelihatan bahwa ibuku ini seorang tunanetra.
8192Please respect copyright.PENANAIwcrD4gNda
Ya, ibuku nyaris sempurna sebagai wanita yang awet muda. Seolah hanya 1 – 2 tahun lebih tua dariku. Hanya sepasang matanya yang tidak sempurna, yang lainnya benar – benar penuh dengan daya pesona. Tubuh yang tinggi montok, dengan bokong gede dan payudara yang montok, dengan pinggang yang ramping dan kulit yang putih mulus.
8192Please respect copyright.PENANAcz0zQ8h3Z6
Maka semakin lupalah aku kalau yang tengah kusetubuhi ini ibu kandungku sendiri. Aku hanya merasakan setiap lekuk tubuh Ibu yang tersentuh olehku ini penuh dengan keindahan dan kenikmatan. Bahkan ketika aku menicum bibirnya dengan penuh gairah birahi, Ibu pun menyambutnya dengan lumatan hangat, dengan nafas yang terengah – engah…
8192Please respect copyright.PENANALP6ptCXHZS
Terkadang leher jenjangnya kujilati disertai dengan sedotan – sedotan kuat, sehingga mulut Ibu ternganga – nganga, dengan dekapannya di pinggangku yang semakin erat. Seolah takut kalau kutinggalkan dari surga dunia yang sedang kami nikmati bersama ini.
8192Please respect copyright.PENANAV7orCey438
Maka perasaan nikmat yang sedang kurasakan ini berbaur dengan perasaan haru. Dan membuatku smekin yakin bahwa Ibu masih berhak menikmati semuanya ini. Bahkan pada suatu saat aku membisiki telinganya, “Aku makin sayang kepada Ibu…”
8192Please respect copyright.PENANA3yNyGXAA2v
Spontan Ibu menyahut, “Iii… ibu juga… makin sayang kepadamu Wan… ta… tapi… ibu su… sudah mau lepas Wan… ayo percepat entotannya… entooooot yang cepeeeet… iyaaaaaa… iyaaaaa… Waaaaaan… Waaaaan… Wawaaaaaaan…”
8192Please respect copyright.PENANAQMZQQ7zeAZ
Ibu berkelojotan. Gedebak gedebuk sambil memeluk leherku erat – erat, membuatku sulit bernafas. Namun kuikuti permintaannya. Entotanku dipercepat… makin lama makin cepat… sampai akhirnya terdengar suara erangan ibuku tercinta, “Aaaaaaa… aaaahhhh… ibu lepas Waaaannn…”
8192Please respect copyright.PENANA3q44LrTLCF
Lalu Ibu terkulai lunglai. Dengan keringat yang membasahi wajah dan lehernya, bercampur baur dengan keringatku.
8192Please respect copyright.PENANAgrG93CoIii
Lalu Ibu membelai rambutku dengan lembut sambil berkata perlahan, “Terima kasih Wan… sejak ditinggal oleh ayahmu, baru sekali inilah ibu merasakan nikmatnya disetubuhi… ibu sayang sekali padamu Wan… kamu memang anak yang sangat mengerti pada kebutuhan batin ibu…”
8192Please respect copyright.PENANAFmnJRola5h
Aku terdiam sambil menikmati indahnya kedutan – kedutan liang memek Ibu yang baru saja mencapai orgasmenya.
8192Please respect copyright.PENANAcig502rEHT
Namun aku belum ejakulasi. Aku berusaha mengatur pernafasanku agar bisa berlama – lama mengentot liang memek Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAjQWpPOp43z
Maka setelah Ibu tampak pulih lagi dari kelunglaiannya, aku pun melanjutkannya kembali. Mengayun penisku lagi, yang bergerak – gerak maju mundur di dalam liang memek ibuku yang sudah becek ini.
8192Please respect copyright.PENANAFmLvTu9Omq
Aku merasa kenikmatanku tidak terganggu oleh kebecekan liang kewanitaan ibuku. Bahkan aku semakin pede, bahwa aku sudah berhasil membuat Ibu puas. Lalu aku ingin mengejar kepuasan untuk diriku sendiri. Dengan mempergencar entotanku.
8192Please respect copyright.PENANAp131pv26Vz
Ranjang Ibu pun berderit – derit lagi secara berirama. Sesuai dengan gerakan kontolku yang sedang memompa liang memek ibuku.
8192Please respect copyright.PENANA4FgOcUA1m7
Ibu pun mulai menanggapi aksiku dengan goyangan pinggulnya yang mulai memutar – mutar, meliuk – liuk dan menukik lalu menghempas di atas kasur. Dengan sendirinya kelentit Ibu pun njadi sering bergesekan dengan batang kemaluanku. Maka erangan – erangan Ibu pun terdengar lagi perlahan tapi jelas di telingaku.
8192Please respect copyright.PENANAKuB68dfIdA
“Waaaan… ooooo… oooooh… Waaaan… ini udah enak lagi Waaaan… entot terus Waaaan… entoooottttttt… entoooootttttt Waaaaaaan… enak sekali Waaaaan… entot teruuuussss… entoooottttttttt… entooooootttttt… ooooo… ooooooh… enaaaaak Waaaan… enaaaaaakkkhh… entoooooootttttttt …
8192Please respect copyright.PENANAPaaLvBmfoY
Cukup lama aku mengentot ibuku. Sehingga keringatku sudah semakin bercucuran. Sampai pada suatu saatg Ibu berkata terengah, “Ibu udah mau lepas lagi Waaan… ayo barengin biar nikmat Waaaan…”
8192Please respect copyright.PENANAobu0jz7yZl
Memang aku pun sudah berada di detik – detik krusial. Maka setelah mendengar permintaan Ibu itu, aku tak mau menahan – nahan lagi. Kupercepat entotanku… maju mundur maju mundur dan maju mundur dengan cepatnya.
8192Please respect copyright.PENANApK6GX6N7TA
Lalu… ketika sekujur tubuh Ibu sedang terkejang – kejang, ketika liang memeknya terasa sedang menggeliat dan berkejut – kejut, batang kemaluanku pun sedang mengejut – ngejut sambil memuntahkan auir mani… croooooottttt… crooooooottttt… crotttt… croooottttt… crooootttttttt… croooottttt…
8192Please respect copyright.PENANAwx4cRWNIL4
Kami sama – sama menggelepar, lalu sama – sama terkulai dan terdampar di pantai kepuasan. Dengan tubuh bermandikan keringat.
8192Please respect copyright.PENANAapHjIlv0ZW
O, betapa indah dan nikmatnya semua yang telah kualami ini.
8192Please respect copyright.PENANAfkNqn6siqG
BDan sekarang Ibu sudah memberikan sesuatu yang paling berharga di badannya, untuk kumiliki dan kunikmati.
8192Please respect copyright.PENANAw7UIFR0gqK
Karena itu aku harus memperlakukannya lebih dari biasanya. Ketika Ibu mau bersih – bersih di kamar mandi, aku membopong tubuh telanjangnya ke kamar mandi. Lalu kami mandi bersama. Untuk membuang keringat dari tubuh kami.
8192Please respect copyright.PENANAKXxbiTMLIR
Lalu aku menyabuni sekujur tubuh ibu, dari leher sampai ke telapak kakinya.
8192Please respect copyright.PENANAg6skLDbyR1
Namun ketika aku sedang menyabuni kemaluannya yang sudah dua kali orgasme itu, diam – diam penisku ngaceng lagi. Maka kuangkat tubuh Ibu ke bibir bak kamar mandi. Dan kududukkan Ibu di pinggir bak yang bibirnya cukup lebar, yang biasanya digunakan untuk menaruh peralatan mandi. “Mau ngapain mendudukkan ibu di sini Wan?
8192Please respect copyright.PENANAwh5H6KjvP7
“Iya Bu. Aku nafsu lagi nih. Gak apa – apa ya,” sahutku sambil berdiri menghadap ke arah ibuku, dengan moncong penis diletakkan di mulut vagina Ibu yang masih berlepotan air dan busa sabun.
8192Please respect copyright.PENANA3g2Z8Vjj3U
“Iya gak apa – apa Sayang,” sahut Ibu sambil memegang sepasang bahuku.
8192Please respect copyright.PENANAc9PI3GDL5q
Dan dengan mudahnya aku bisa memasukkan penisku yang sudah ngaceng lagi ini ke dalam liang memek Ibu… blessssssssskkkkkkk…
8192Please respect copyright.PENANA7WFkzYUcYd
Dan sambil berdiri, mulailah penisku “memompa” liang kemaluan ibuku.
8192Please respect copyright.PENANAaxDJkywS6y
“Oooooohhhhh… kontolmu memang enak sekali Wan… nanti istrimu pasti bakal ingin dientot terus sama kontol gede dan panjangmu ini… ooooohhhhh… enak sekali Waaaan… “erang Ibu sambil memeluk leherku agar tidak terjatuh ke lantai, sekaligus ingin menciumi pipi dan bibirku.
8192Please respect copyright.PENANA8jUyfApGWV
“Me… memek ibu enak nggak Wan?” tanya Ibu ketika ayunan penisku masih berjalan lambat.
8192Please respect copyright.PENANAjR7UNbZJGb
“Enak sekali Bu…” sahutku sambil mendekap pinggang ibu, sementara penisku mulai kugenjot secara berirama.
8192Please respect copyright.PENANAHowVradx8q
“Sayangnya kita gak boleh kawin ya Wan. Kalau boleh sih, ibu mau juga dihamili olehmu.”
8192Please respect copyright.PENANAK3uBWdsHdK
“Kalau hidupku sudah mapan, tiada salahnya ibu mengandung anakku.”
8192Please respect copyright.PENANAk5GzucAeYd
“Kenapa harus sudah mapan?”
8192Please respect copyright.PENANAzFCiRZxIOL
“Kalau sudah mapan, aku bisa menyembunyikan Ibu di suatu tempat yang jauh dari mulut usil.”
8192Please respect copyright.PENANA2gMXFrLqjt
“Iya… makanya cepatlah sukses ya Sayang. Biar ibu bisa hamil, bisa mengandung benihmu. Oooo… ooooohhhh… ini… makin lama makin enak Waaaan… tapi jangan terlalu lama kayak tadi yaaaa… kalau ibu sudah mau lepas, kamu juga harus ngecrot… biar bareng lagi lepasinnya seperti tadi… nikmat sekali…
8192Please respect copyright.PENANAuzUAuD8Wdu
“Iya Bu… lagian ngentot di dalam kamar mandi gini gak boleh lama – lama ya. Takut diganggu hantu air…”
8192Please respect copyright.PENANApvZXUVeWAa
“Ah… kata ayahmu sih kata hantu itu hanya plesetan dari kata Tuhan… jadinya Tuhantuhantuhantuuuu… bener kan?”
8192Please respect copyright.PENANA7O8LXPP1YP
“Iyaaaa… dududuuuuuhhhh… memek Ibu makin lama makin enak Buuuu…”
8192Please respect copyright.PENANAE1B113T3xM
“Kontolmu juga makin lama makin enaaaaaak… ayo cepetin entotannya Waaaan… biar cepat selesai…”
8192Please respect copyright.PENANAW1pMIVTD3X
“Iya Bu,” sahutku sambil mempercepat entotanku seperti yang Ibu inginkan.
8192Please respect copyright.PENANAIzGCTXaqOM
Bokong Ibu makin lama makin maju. Tapi aku tidak takut beliau jatuh, karena selalu berpegangan ke bahuku atau memeluk leherku erat – erat.
8192Please respect copyright.PENANA7sNob47EON
Dan akhirnya Ibu berkata terengah, “Ayo Wan… barfengin lagi… ibu udah mau lepas nih Waaaaan… entooooot teruuuusssss… lepasin bareng lagiiiii…”
8192Please respect copyright.PENANA6VNo6FjrTb
Aku memang sudah ingin ngecrot secepatnya di kamar mandi ini. Maka setelah mendengar permintaan Ibu, kupergencar entotanku, tanpa mempedulikan apa – apa lagi.
8192Please respect copyright.PENANAriVnnGIdAx
Dan… oooo… aku berhasil…!
8192Please respect copyright.PENANAO1OninftPp
Ketika liang memek Ibu mengedut – ngedut kencang, aku pun tengah “menanamkan” penisku di dalam liang surgawi yang sedang berkejuit – kejut erotis itu… disusul dengan kejutan – kejutan di penisku sendiri… penis yang moncongnya tengah memuntahkan lahar lendir ini. Crooootttttt… crotcrottttt…
8192Please respect copyright.PENANABWXWUDIC3H
Ibu masih memeluk leherku, tapi kedua lengannya sudah terasa lemas. Maka setelah mencabut batang kemaluanku dari liang memek Ibu, kuturunkan ibuku dengan hati – hati.
8192Please respect copyright.PENANAz49RhZhmVq
“Duuuuhhhh… ini untuk pertama kalinya ibu disetubuhi di dalam kamar mandi Wan,” kata Ibu sambil meraba – raba bibir bak, sampai menemukan gayung plastik. Lalu diambilnya air dengan gayung plastik itu untuk menyirami memeknya.
8192Please respect copyright.PENANA42MY6ssrNR
Aku pun mengambil gayung plastik itu dari tangan ibuku. Lalu kusiram air dari atas kepala Ibu, agar beliau mandi sekalian berkeramas.
8192Please respect copyright.PENANAFqtqA5a6pF
Setelah Ibu selesai berkeramas dan kubilas dengan air dari gayung plastik, barulah aku sendiri mandi sebersih mungkin, sekalian mandi junub. Setelah mandi, kami kenakan pakaian masing – masing. Dan bersama – sama rebahan di atas ranjang Ibu.
8192Please respect copyright.PENANAdQPg0AWjCC
Ibu mendekapku dengan kehangatan seorang ibu, sekaligus sebagai seorang wanita yang baru berbagi kenikmatan denganku.
8192Please respect copyright.PENANArBxG6hdt1o
Sementara terawanganku mulai melayang – layang lagi. Menerawang segala yang pernah kualami dan kemungkinan – kemungkinan yang akan kualami.
8192Please respect copyright.PENANAVDsjVhPq43