Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3YAnnLPQIY
Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4FeH8hpxBF
Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡglD4na7UEE
Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ12p34rkrpv
Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJp7iHFRwZD
Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWNImsezbnU
Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgEjmxKdO5B
Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpPFTJg5f0U
Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡED3wxNvhI4
Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJAdqfOWhoL
“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeLgrQflfyM
Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwDBoKv4aA
Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx6NuIECcfc
Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ49ztDFtAf5
Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0vte0cIcVc
Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFzZS9dx1o
Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxByQW1Ogh
Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡow2yLQNJYU
Lalu :
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBqkCtwp35Q
“Sayaaang… udah lupa ya?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZttkfacI0
“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpdIZmAgtG
“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwuSE8vWZJG
“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5G5RinQZjo
Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSYYcZEha7I
“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmjVzkqLGTd
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh3TMZ8l5Oe
“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIqiem8B2A1
“Oke… oke… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8fSTU0Ahe
Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoEoWpaK6NI
Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqB5RgOrxLU
Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIotgZQ8Dtf
“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc3fAoyo8Rx
“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAKermvnf78
“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡClMREK0zqH
“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZByes1pQK
Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq5kBgyu3iS
“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUpqbJUEdc
“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3slLitiMn5
“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4MvA5ZNaWn
“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutL4XFPrAk
“Amiiin…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMoqAdYkFM
Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmTPMNbZ5m
Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi62GHzrNHM
“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTjctwOp6C
“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOsxgPgBL5C
Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjhhx2Q6F9n
Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6y61rjSbuc
Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmLqF8EetGG
Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡER1UUmaSRI
Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CKwy9fQKx
“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsxo4Jvi9ST
“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDaW5gYYt5z
Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx5l64x0xdf
Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQcL7acC5VY
Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHyHzGQMD6C
Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFsk1wZRW5P
Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4Ksv3WIxu
“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKyPEXl5xZn
“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqUNBPQquUo
“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCxoBFC29z
“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡazwO7Ze7Zh
Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1iR41OB8ww
Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Vcbpvlk9Q
Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLMnWKx0z4f
Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0CLfqxaXJT
Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx8Ew0kTSMN
Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpwNN1X59WY
Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHR2iqPkeo
Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTdPu0GGOlw
Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoORh0UBtzd
Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FnLc8FYEu
Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp1lQ5e8qhI
Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡugMAJeYWFI
“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOt7mIlDjtT
“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡESeArbM4OI
Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnkqk0AcCp6
Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoVBQmHsXqx
Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLnG5pLcWkS
Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSnlDW3c4U9
“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGdHIvdopFZ
“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcDcsRVlSJM
“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt9F0b2sWSv
“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH44GVUKwOg
“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZqY1pJ8as
“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwF2c8JaAsl
“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgaG8Ja71Qu
“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWOgF5IXExU
“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR7huQ1yiSq
“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡANqF4cGYT3
“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeu0HYZFqtt
“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuAvHJ64n3b
“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmXWWuzuPv
“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtfSF8ITFdD
“Benar begitu permasalahannya?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB83M4iRKmR
“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUor1TBfJZN
“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv86r11WXKT
“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcVggYfKAN
“Betul.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2WX4UhyCQ
“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9y5GfVe5N
“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHsDukaOiL
“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8UFtY4hrt5
“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVUnzCbxJ3t
“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhUqAtGAyr
Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK48xGAvOG4
“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKCFkkmYVV4
Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyjBrdN5L1G
Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8icUjzGLYT
Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1C2VGj1vKz
Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeC9X93AhVc
Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJGLAJfIJNt
Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8BMYsyHjD
Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJNTW62iNF
Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaOEXE0ZOoT
Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcuXXaNZKz
Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9hjUMcyCW
Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHj263km0Hi
“Siap Non,” jawabku lewat handphone.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzWweWgezsk
Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkiuI2dYFwA
Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvSx9exJiV
Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWh1ScJuvVz
Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ3S19nCudz
Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡand4fjEVoT
Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9AZe5WLeb
“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVDzKHyYojn
“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfbpK4v97f
Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WPwXURcdJ
Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEB3m3z1UZt
“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgq3sx6f6dc
“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvk5S9ZEYxT
“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkkN9ITGv9i
“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkG7yvyfcn
“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFn4QKMKnBr
“Oh… ibunya sakit apa?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCOkcv0zsY5
“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DSj0aTTyz
“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7gnT00fJQ
“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRO468fliBu
“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvAkiNf0vLm
“Gak pakai gula sama sekali?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukoquXTDpi
“Iya Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCy7uKvytb0
Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSSqDuruxf
“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRn7oDT6AR
Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡca0lsqXbnx
“Maaf… belum tau Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSsjg3WSsKl
“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRnSBAs9nq
“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPlTFWHV0b0
“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcfXZuAOQtC
“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOlv8Z1wFSc
“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe16tfL1V4u
Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8OzzXoyTV
Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbboH8WOC2t
Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhpYcuyBfNp
“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Yvq5bFv87
Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoMH7plhdaD
“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxwgwnsqr19
“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkNFJS7eID
“Iya Non…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFCrJMayDCa
“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYSEgJyNxa
Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoOtZemqCKt
Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYYO7w73aj0
Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEais6cpSvc
Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr4S6ZpYrbG
“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyrB4ras6tg
“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRxoa4h9tKs
“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoLyUjoM26y
“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuR9SeN3Wrs
Aku cuma mengangguk perlahan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgU809RqrRW
Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Dy7STaDvQ
“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnWudyCmL1
“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzVcG1FxmQf
“Iya Bang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwd7GZ85EDE
“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYXRNDL8ogx
“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBN1Dh2xTF
“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtvG8zPnZR
“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvg707Btf2a
“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvKJxWRpi9g
“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMorKoXsyP
“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2UOF80ply
Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXwXi7m5IrZ
“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5CkiFMFWge
“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfIpjY6DnK
“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXGPYgXygl
“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFmHmT5PMWx
“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tLIfbSs5Q
“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRIxniYSWAo
“Non benar – benar masih perawan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpTfk4a8iXP
“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0x1P3n1U68
Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp7Zdg2hbB6
“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7JIEQRUY3r
“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ASClyHU1R
“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDiKsvfdTls
“Baik Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSW8s1MVOOU
Kemudian pembokat itu berlalu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2L4OkbzQTd
Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYM9GMUq1k3
“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoUkofrpyo
Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7LXCd9mlF
Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKoWEMEZfsB
Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡshrMoO2K9F
Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3oqYhLEFCO
Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZW4W0cPdZ
“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zQuOpYqWN
Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrZS4aKQFyg
Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3z0ph9C9L4
Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAnIXJPvfTd
Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOwHqHiF7bh
Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnMSNbBNzaB
Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgQA2zFHxRT
Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpr0loZSd7v
Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd7pl1MmdAZ
Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDwlGLG4JX
Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtwRaEZRJ0F
Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV30Gm3obgt
Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7bGa8ZVHY
Cukup lama aku melakukan semua ini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJKpYOLuSh
Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjfELW0pe2
Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1ieX1soKy3
Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLqAL2jLMiO
Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBDNg3G4iJ
“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXOfJwBeYfV
Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3mL2uLSzpc
Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZrKzYiShPi
Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsIGIVCCpo
Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzFXDxD6CgG
Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9cjFJTwzcH
“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5Tn0AC58I
“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVb9fjuR12D
Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡorAcQiJCP5
Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmlfUY4u1sc
Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF00PyeN7TN
Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtqVAfMu1Lr
“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuYksl0HZp
“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgQZCy6688
“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92R2ZR6Wln
Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWayMcfj0cR
Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzm3ZeSIda8
Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC2rTm0x473
Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBOfmOdu5XU
Kenapa aku ingin menghamilinya?
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ53mP0EVJlC
Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpVwuAIK3t
Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn0lKyqN000
Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5fNdKmzcw
Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyo7NuZK3Lj
“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIGNJJawRfk
Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhpLK1RFjvF
Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIA0EAI6ne
Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3eS1K46MNU
Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3WIffhPDN3
“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1IMKupKI7p
“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP7IKBZr68I
Darah perawan itu…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2hwSPbrn5
Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA8sJrcbowE
Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeILHe7CcmV
Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIbJdrnU7Y
“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXiWvBJo7kp
“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2oamQ2CIB
Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJHcYFAH12
Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡICih7C0lMV
“AJBnya atas nama Abang aja.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlD79jzCyNt
“Iya Beib…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLiQOHQuDlJ
“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetqbQvPNPj
Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtlBBHc2Opy
Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJTh4hbId8
Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ14EI4XGhbn
Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF0t3eoariC
Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZnROv0lJp3
Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiFDUJratzE
Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjDp1rysqLf
“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTx9XFJvRY
“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ729mQZhziG
“Kalau mamienya gak setuju gimana?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgps0wKxy0J
“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9qiCBAwtBb
“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06sITi0XQu
Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqRAwQ9WcE
“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGsA4N6dV0
“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrCZ94C8wGr
“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKQu1vnhhc
“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRXtSbUJ7g
“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFfwplUFiZP
“Siapa yang ngasih?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOCMhx4fcuW
“Owner perusahaan lama Non.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9wlmCYbWUo
“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcB5Q6IUoY
“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6ldMkAlfhn
“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58T4CbVkDh
“Sudah. Masa lupa Beib?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7qJFOCZWW
“Apa?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jSoF9upeD
“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGX6E8lsMeO
“Hihihiii… memekku maksud Abang?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxFfWgZ9Ad
“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqm6W4CO2Sy
“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ayUlUXgax
“Ohya… rumah mau dikunci aja?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9AZhjHjAvU
“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTjZy5ZFtLS
“Owh… ya udah.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKWIb3mutb
“Udah titip juga sama security perumahan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDlg29dUrT
Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZXrTH0yypU
“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”
“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXe0hBnlD5I
Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHumE9IKcV9
Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTFqhNvXed
“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”
“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2EcqCD6ZzE
“Beliau pakai kursi roda?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYk5pCBNa0s
“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUOBN9XQVkB
“Usianya sudah tua?”
“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”
“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBKGAO27TU
“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKqubAgfYUW
“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg91rNu3csF
“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡApU94Bklqx
Aku cuma tersenyum.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcY3w6VDdyI
Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVsHjJtLYrd
Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyeHp30v55
Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8eyruKy1rn
Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTesG4fiuTZ
Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwJUTNnaf9
“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYollpZnAS
“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.
“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.
“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkSHQqPi2n
“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPMb5BbQWO
Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu4anXuQEg6
“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVvq9hBiBE
“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHN8JiMFPWl
Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrKsVyN4l8h
“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGEnql81wK3
Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0bkak2l1pl
Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQX4AmYlz0
“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZqmSRePFfI
“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNs4A0Lh6In
“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJhrthojBH
Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq57EaL6Zej
“Siap Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyqui6uf7Fx
Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKuI0Sep8w
Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0nTb0x9Nva
Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR7aRGiWiTm
“Siap Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQn4UjEAZq3
Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FZAi8pfLj
“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfnz8Gonti6
“Oh iya Bang. Maaf ya…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0NDkCdtMD
Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGLFBULkrQ
“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRassVdJY34
“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV07TtafGP3
”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQlOnTLosl
Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Wz1pKsqLg
Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXiK8wy5JEK
Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPoTCHQjJco
Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1kuSb40BM
Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0OKbhru1Rc
”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkl3AU3Jzk7
“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5HsLrAglV
“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHVcJX9jh0i
“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3iQB36sYJ
Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5hBMTieru7
Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡECLk1ZALoq
Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEDEBe65OkC
Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu43ktE2elL
Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UEpwoYEqp
Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFK0PvV1Dx
Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpClP3Ny1e
Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡihO0OLjvyQ
Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MApwxvkLK
Entahlah.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZxxKWAEJh
Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh77P08C8WQ
Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbnK0hInMz
Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxa36ZgicoT
Lalu :
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP8NGoySUD3
Aku: “Hallo Tante…”
Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”
Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”
Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”
Aku: “Siap Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6bBIi0nNIK
Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfDGWZSb6Eo
“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKyv1zeTpx2
Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaYnbPbQJoY
Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjnHrzfHhkY
Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38zvPRjVHn
“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvhBqyPCKdf
“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtGqGmirEWG
“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsObShZtCED
“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUhLSlzdzm
Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF5PpUIQRqa
Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Dsyu2koSV
“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”
“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLnUGkMxgXX
Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Go0UZgwFT
Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEt9rTJJ6bm
Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcRyzYGYmp
“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9LI4hDkTv2
“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBB8xUHRRSC
“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEPERD3Pz33
Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFw6A3zW2W
“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”
“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”
“Haaa?! Buat apa Tante?”
“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”
“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvCjB9T9DRB
“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizHw8uH5Oo
Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZMhaVrWyyf
“Terus saran Wawan bagaimana?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiZxCgn50om
“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8uug1SFq5q
“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1guIJeKWrY
Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCSr3f7YRtH
Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjwD4Q33waF
“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLS1GHVOXHx
Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNXU1aAOpyw
Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1fZhY5l7N1
Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZUn2wRTOg
Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcRoT3HpHGl
“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqEuYACbMF
“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOwoxVaCERA
“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeQxeIjvGKj
Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbopqXKdVg
Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8643ga3Kvq
Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQI7TuInWoG
Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSWliHTALk
Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO01x5LfcSF
“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzqoovXncnO
“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ui1wQiZeb
Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNw497Grelm
“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRR4XY4TBR
Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWJGvoqS5ee
Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJs4k2xd3g
Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9AqQwJ3AL
Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljm57Bna5L
“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTA8qJ8S1VJ
“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy9W9W5BeJq
Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNzxDJwstnn
Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsVJIBUKYID
Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSz12PT2UNv
Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKudywbXNB
Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYqZgsntGe9
Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4DOp2jUNnI
Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgjwjYYLmJx
Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSeSCaRo8bX
Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXDoT2opbq
Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjw8tw9nDb0
Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ56Sq72xXDo
Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpMW2Wm8ytj
“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVKgNxZu1l7
Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgHbt3ViCs
“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKf8LqH8NL
“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzWvD2kv1V
Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwm0el0rdcY
Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL1W5DMyoRp
Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzfDgu4nGTp
Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVAMSab92Fo
Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzjfDrajMob
“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrb5o8Ep4k6
Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡokwkmY7vAx
“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡokX1lVTzXy
Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrUbZePwcrN
Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa6VbF75Jaw
Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4hUOjEnGQA
“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡacq1xVgXqq
Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Yoq66lfsA
Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy5HwgWkSMM
“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWL2JqlHCd
Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXid0rg0qj2
Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwD9xkRJAaJ
Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRAwOnvtWHC
Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlbOXB4DHGk
Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDnDHGCpO5V
“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”
“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”
“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpGB2TpT4g
Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnyL8TV0aZx
“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCh49CsuKs3
“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz5uGn3aCfu
Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxqO5XYNjA
Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf5NbyBdCKR
Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFBu4gD9LX8
Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkPWW6BO0ay
Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm7MbCboNhN
“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAPbd3tmn7x
Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn25Fzbuwc3
“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO1OgfRceTd
“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFqB8Khrsb
Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCZrcHjdKRG
“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.
“Betul. Kok Tante tau?”
“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQoFiaeWM6s
Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxPCGocezcH
“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZQKJ4vsY1
“Nova? Siapa Nova Tante?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVK81gMtlNU
“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQWslzFlZS
“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7NqtV1Ra6X
Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWUeAF5lIN
“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhANqHxRbJ1
“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCzU3wUYGW2
Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOmQzMnS4Od
“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRvWasln7vA
“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw6z38DWXTg
“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI4uym64qbl
“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.
“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”
“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizwM9IMX9R
“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPAFokSy9de
“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvjhvM0kkW
“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbn5TLsT3lq
“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”
“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”
“Siap Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCgWuON1DXq
“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaHs2wjuV64
“Iya Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AoFzHZZOH
“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡczoUgb7K1f
“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpmrMQEkFVZ
“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpBYd03SNi
“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡst4x2fdhVD
“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDsIDqVXdwK
“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9DX07lsIz
“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOVoI2i1NS
“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYvxQiFuvK
“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJoKDWlnNU
“Siap Tante.”
“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”
“Iya Tante.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtdy3AiswHH
“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡird3TzVWt2
“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzd8ROg7DV4
“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfRr3y0tv7
“Tante masih bergairah?” tanyaku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50uOKvsPmA
“Emangnya Wawan udah horny lagi?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ77DmoD5yHr
“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡds95hKdao3
“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdvyeko0bqK
“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVfQozVuIds
That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwLxQK5Gvfe
Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYkWPLf3OfO
Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8oJtI4SCG3
Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzc6rLkDa6
Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEH87uHHjaQ
Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡduehewbIr8
Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zswyhecRM
Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJrH0MVX2PO
Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu6ec6EN4iv
Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWqhCwlVIG8
“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.
“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.
“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHen4DTjSd
Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkgs9bGGz2
Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsDrop4hWzN
Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWiVWq59EZe
Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIrKHgu0gG6
Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡod8LRRD2JV
Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxIULlWkhN
Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbo2Z1W6A6K
Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPYTQAwEMp
Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvKgE43P8m
Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YGKspzTE0
Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZIPLxAx1yY
Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwO8uJhAM3A
“Hallo Bu…”
“Kamu lagi di mana Wan?”
“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0xZnq059I
“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2ZYijOpT6
“Oh iya. Tante Ros itu?”
“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”
“Ohya?!”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡscYyodCtG5
“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”
4741Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJp5ZdMx1aD
“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”
“Ditunggu ya Wan.”
“Iya Bu.”
ns 15.158.61.22da2
