Cinta Buta

Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgolEV3CMAm

Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZXt0jV2zC

Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡojCxjczafx

Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTyZte0s9MD

Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ34NcwSFB6X

Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9lKdLXI8i

Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYIBSQNZuO7

Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloTDLninOW

Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGfrgfrOdbn

Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcldazPlc90

“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfYbB3hAIki

Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc9midOPFPK

Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡITEMFYlTHV

Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgCDGsdWmQf

Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9rnnkK3a1

Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8NQw7KRBTE

Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdNOLEQtFw

Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX97GoejdR3

Lalu :

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbdrbbppmk1

“Sayaaang… udah lupa ya?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1OTd7QUJA

“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7gWYBZHDQU

“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHU0XHLtB2i

“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBXryBHffcY

Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHiUS3ueNsD

“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfKm7S7F9y

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGSjEHiMk6

“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT8BoiJjdnn

“Oke… oke… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTPUgQWed4k

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUmbibcabZz

Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXgOLnQY8ep

Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlqbgu7yS6u

“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPSW4Vv1b0C

“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCg0R5TRNY

“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAsGtlMwHRM

“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwdSotXvKJ

Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UqXJDUIWd

“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQORfwIoveX

“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhktgG07BO3

“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtlgZCr7nHz

“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyVtaoRz53x

“Amiiin…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg9Xbb8a3wt

Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNexr4rnNhc

Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡroG9zUrN6m

“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO8W71NtsXR

“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVheO3gLdNf

Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4vIH9OPSFn

Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHb2euiqqN

Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjLBiloaSCo

Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wM6d28Ooc

Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVSwpCSjDua

“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJFWpHbKGd

“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTlbY3GvWV

Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrIurszR61v

Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQU3KNEwIR

Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEpNqPbKKzv

Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTlwA2IaNt

Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDXcNPci5X

“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDRMei4uT3

“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzHiCaZP6A0

“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9nGubMPk8

“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5nCevE8HBP

Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEmnAbq0HoW

Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhE1RGg014

Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvYV5f5hmre

Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1WOurKGgRp

Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbiVXy2JWoa

Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqNuRCvxID

Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1oUbKMBCKB

Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFNBroODe2

Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH1KVr7mZCW

Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYH1tQkCtEK

Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZ1399NaL0

Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ut2xWXzqj

“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVDqWgLfPA

“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSG9k1Ts9a3

Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT6GdjMDXOu

Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpEv3nMeTN7

Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDzNGA0AAuj

Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPRxcnKEKd

“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq521O5a0mi

“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCobff7reG

“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3aC1lLC46

“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBi2rprhy7m

“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe40Dh9M7Lk

“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd89gQbmYCj

“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJrc4Eq9wQ8

“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKsSzhJEnr

“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsAHo8iGYh

“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj56faGvAz2

“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMIlTcCEZFV

“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg9ZLPA2W9y

“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡICASQenImy

“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncg1wCW1ID

“Benar begitu permasalahannya?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFQaA8DBEpo

“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB4VQ4yaDpl

“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpqmoQ0mfNh

“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezO0pZCT4U

“Betul.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqr4fsk00e0

“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSbVllHM4wA

“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNyLUv1XXJV

“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9MQnK9jNhg

“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9i1Tffiaa

“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2b5Hj9cHPQ

Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhPSYW8Vs8

“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuIJRWimhFb

Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLMA8FhxeY

Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXPQndVqTcB

Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo9LVHE8Lpu

Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡur2Lrho2DE

Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQBkOtxuGi6

Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw68hly8Br5

Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39K8cmafPX

Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFr08MROKQg

Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6Elu5dHkC

Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPCW9goRQDe

Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRsgjyvGyv7

“Siap Non,” jawabku lewat handphone.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcMiHGVkCA

Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdcfVxzD9D0

Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYF5WmA5sWh

Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTHkdmIGxKM

Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2admR6zRTW

Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmdraGNpOC

Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5YMCFhVBWS

“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNIb0KsC56A

“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDIsUF5FO4k

Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk95xaYiid3

Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZbOOxB9Vus

“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLwLo2gRSF8

“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSdteJrOAea

“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHBWHG0VNl

“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEk8c5swAWL

“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqnk3n59CS

“Oh… ibunya sakit apa?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtgozUHtO5e

“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1c4Pv1Seki

“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM5EgUMyObQ

“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaBLIQt6gAQ

“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3MDBG7yj2f

“Gak pakai gula sama sekali?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQ2ud7ZxPo

“Iya Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiK89TW2k5m

Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG1VJ6lEK0W

“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgLyf5KqZIv

Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNX0xpVsfB

“Maaf… belum tau Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuuPvwERPJc

“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmi9fEzbJlT

“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIhcgfeWoxc

“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzaQ209PZdx

“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCseX94Mlnj

“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRYRQd6ijFs

Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlqaAF96q8M

Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUTwKxo8PdY

Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuEMc9cm8L1

“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ92jSsmUht3

Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMTsWbTMTDz

“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrLlfBUp4Mk

“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnxyY0JbsbY

“Iya Non…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKcgtEZOHYO

“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8nERi3LfLJ

Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOk7U9c1jGr

Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNwRKUc4Gy

Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCud8HHi9lM

Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTwZ4R76QWR

“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡquD2JZRdsL

“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKbXUphknC2

“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBCTBAraXii

“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXUYAh93jDa

Aku cuma mengangguk perlahan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy8JjuwlEXU

Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutdkzXWEWE

“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbOhZZE0wwi

“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡytwxC9feMD

“Iya Bang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR9X1Id9IG9

“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZ28hr2wJ9

“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2GiQr6enLB

“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ2q5To7jsD

“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdDqFafRz6E

“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAKADDsvMA

“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44DJBB3JCz

“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmjYC1sPIpN

Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMbr2G88tI

“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8GqIhxzy5o

“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhloREBuC11

“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDkBpUlBBeo

“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcTOeva2r8

“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZXofniwosF

“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiGnj6oYhYA

“Non benar – benar masih perawan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhe2m3xeDtF

“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7SZ5M6QB7

Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmpGJZk37mY

“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpbMADyLUfE

“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkipsy90ZtB

“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBzpBLjYHQ2

“Baik Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5DzibLvK8

Kemudian pembokat itu berlalu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdSpZ00z5E9

Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQLvrS3wX6

“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhiblM3q4nY

Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiwXdaVKNM9

Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbnyhg2sLaR

Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB2EbY1pegh

Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolauFkRw28

Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI4vFAyvGXq

“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEUYk1wdUa

Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DEIdTKuRi

Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVsyiUxsOej

Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZha0gM2Pq

Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRLB4QBCotn

Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ354wllYGo4

Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXRvywyxKg

Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcSfpuHURiE

Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡISVtOLg537

Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe0UIQCBJJA

Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAIBTUbovh

Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHGITuWS0LA

Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5jeVnPsnB9

Cukup lama aku melakukan semua ini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpHVHc0vEyf

Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUIwytHhnsH

Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBWzP1abLTc

Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡml7cyBBupd

Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZr1uBqcrB

“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sbF9mt0my

Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy6y7nSjgEm

Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd33Wira4im

Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2b09C4c1N3

Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4NtZOlwfFj

Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2BY0lG9GO

“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvP2Y4TmaM

“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ7vuPmVKpX

Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfSjkxgN04h

Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn9ke8E6p6d

Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJdoVEzWZ6

Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjvcF0zvI6

“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ69x6metdme

“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEH9DkIi1Vl

“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfhQufAc5Pl

Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv2z43tZ441

Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9X2BsNTDbx

Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJfGkCzfWCz

Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIzPfdtuSf2

Kenapa aku ingin menghamilinya?

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuZoF0t9Yis

Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lr3KtQmK2

Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX2gvjnrM1P

Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhYNgJeuFxE

Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxmx1iSs49

“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcTLws9vqg3

Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3mzq2Yu2Cx

Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmPGWrCoFlZ

Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQac4sUWSzx

Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWAWathLjCG

“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9q29W5tcYr

“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU6a0LLhPSD

Darah perawan itu…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlWrej4iZ5x

Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ75q6OZ79fy

Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5z1XYhy0xF

Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEnqujs0Zk

“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUSITKUo8C

“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUiDQ4PgU4D

Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZBb9pmCOWQ

Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQ7NrCnSnA

“AJBnya atas nama Abang aja.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA0trZc1p4N

“Iya Beib…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1pu9Q37d5

“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR8VEQeCcnf

Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtG7EhtA7Lw

Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYNaSJfWLfu

Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq9Sb1806bl

Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBI7QN3oWk

Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjioSIf5MKH

Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4sv6OJxJ6x

Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIugNYCN0QD

“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ70XmSpPRZH

“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIHWOXSCkm

“Kalau mamienya gak setuju gimana?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxFrLsF0kMj

“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5AIuKtlTG

“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2jauWWAHOa

Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhgrmQqBuSn

“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡclgLryWYNb

“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvRlVSKl2F

“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcOZ84ZJx8c

“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHkAI6aqxy

“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf6L5OYiRRp

“Siapa yang ngasih?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAY1vgNK7Np

“Owner perusahaan lama Non.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1QNyr9bVl

“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoNtjMD3WiT

“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRHBUiI6uc

“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuvaUWKcMSR

“Sudah. Masa lupa Beib?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOIeEicK2q9

“Apa?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb6SM5jQqkq

“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6EXOks6Z6y

“Hihihiii… memekku maksud Abang?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOGrfRGvnwu

“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACnhFsHQvj

“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2anZ3dBPbz

“Ohya… rumah mau dikunci aja?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVL23l4TTfg

“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAJ1JhW8Afc

“Owh… ya udah.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPu2Ujt4Jki

“Udah titip juga sama security perumahan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJEoxoFvH3

Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ30DfUjKbHE

“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”

“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbHeOnFumt0

Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJ3gfPb47E

Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJXGQ4vLbH8

“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”

“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUW6jy3cpPU

“Beliau pakai kursi roda?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡka741bwjZS

“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0icDZQl3uR

“Usianya sudah tua?”

“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”

“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCeN8pY2rqU

“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeuqThyRRL6

“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx77vOvTg8R

“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjmn1GE4Epw

Aku cuma tersenyum.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzE5jci6oqi

Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWZ4TjG9JL

Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7sFzYejujH

Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDMcCMH12mf

Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9FoKkLHvF

Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhiRnDwXDT

“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvTR6ENzEL

“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.

“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.

“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡClj3AqcGDx

“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT8ruvW5Om8

Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAdp9Dputh

“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9fyViE5SOd

“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2pnQSS14Ik

Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnKVfDcEqot

“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4MEYOacnMg

Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYgvkSzZ0RY

Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7DbDU2dYV8

“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWBltg7Mjs5

“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2gPW8REX12

“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3q1ltRWQoj

Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6B63XTr4mi

“Siap Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7oAl2Jo15v

Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6LduPJg1g

Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZOuLiUryl

Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBoV1hAaWV

“Siap Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGhyeohgju

Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbyJ5yvI5NG

“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3W2K48o5zK

“Oh iya Bang. Maaf ya…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3lcEl9vHZ

Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaAZqImiR22

“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhLsv4r5PAv

“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDmY0Byyh4y

”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OOxec6lGn

Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPhbGWBy86

Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHCB8PCDnHA

Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFUfBTnxFV

Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEUkqztkrW

Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDX3bIJgCe

”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCMEDSKAIr1

“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSctiAfvEHh

“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ZwKdFlPMu

“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99mFa03aPc

Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2orEzNs1W

Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7UNgiQFXpD

Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8fRNOCg2v

Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiU6Ki0LSfY

Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPn48Oq4SZf

Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlo3qL8gv6g

Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8As2eAzl9c

Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb5h0V5bcTo

Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpGo03MfIFg

Entahlah.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtSX8TzUTVp

Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkAekA2PtwH

Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEuTeBAULiE

Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhzUf3dILJ7

Lalu :

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡanDWxBz29w

Aku: “Hallo Tante…”

Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”

Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”

Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”

Aku: “Siap Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVD2odX4gaC

Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtULT5KNTev

“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIxjSCAGkr

Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6c9r6DINxW

Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLQy0JaoDkZ

Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡePqWxzDdCs

“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8vafp0jvn3

“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAY4U7J0x7A

“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRIDt5mWGf

“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfdKgKB6Gls

Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlpGoH7VRhd

Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbEYttu3hgC

“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”

“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRvASRIGaM

Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMkS6CHCLPo

Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRZ6s4Lmw5u

Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEtF2sunpYf

“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1leLZOf94e

“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Czgo8HvfC

“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvA6w0U80GQ

Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbasRaFJdb

“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”

“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”

“Haaa?! Buat apa Tante?”

“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”

“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9XaZzGh1nQ

“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvTLZd7yPX

Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGfGRjovmLy

“Terus saran Wawan bagaimana?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB8slclBSN6

“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSo8BFvLWr0

“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgSBc3BUo9R

Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTvobUEePnl

Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmefzkZpBDY

“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3pp2YLNBKY

Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOEDXteKKla

Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYZGrzj0QW

Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedO5N2SL8i

Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxCQfhbWsc5

“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1FZ4wOBHL

“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2zU6ycveh

“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpOz0OMBam

Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfbHPd9bajS

Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzLkSmVEAG

Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3967KzU21g

Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUoLoT1NGNT

Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcCvHdPOVK

“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjGqGYBLtXo

“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYR6S6Jz1lu

Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE63yOLFNL4

“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6DskYns1Wd

Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7lrtxEXS2R

Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJPHPkpds2L

Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDFHrU8a3x

Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGOE1agiK4

“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoHgkybF0jI

“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdbHyKTrZZA

Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmjULG2QP0E

Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5An5XS6MY4

Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9TYMm6M8Yc

Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw2WZEvPC4B

Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpPANrV2Ht

Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmNvtsQu944

Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWd4uTcVXre

Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4h9mDijcqp

Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcNHFIqHJC

Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq26Ka5QGzF

Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3VkQ843E63

Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQv5oBVHKB

“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbQucCEa8wb

Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlDARUsWqt7

“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVbYzCicOnz

“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVRs8rtCRm5

Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxG2bgCsYf1

Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhApbxl0Xl4

Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv0R9py03F1

Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrwNSLkqSm6

Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlCc5NuFeo6

“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD7Cx6lJuQT

Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3BDPkH9Ilw

“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ZCN5TquKA

Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KV8T0P0Xk

Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOpzEbnnN2x

Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLkCrJC0bOI

“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5IvsyKr4a

Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO7EfMTEA6Q

Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdTEEM8DjmG

“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡengq3aQ1Pq

Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYJRfAAaboG

Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbFm5C39Y9s

Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡax7IEI3yoX

Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xdyqBqhif

Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSDy2Pi6EHw

“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”

“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”

“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5NRDBpP0sg

Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYcb1mU4iO

“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXL6QWRMgao

“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGiEvEaArvv

Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGI6kf6KKop

Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5MyHPkqHT8

Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJmBHVcbfMJ

Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBessMKffb

Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9fWIr1vhVR

“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt31VrfLw9P

Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGswZvNemJ

“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhs3KPFBh0c

“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYX3Rt0JCba

Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRrtXRriVY

“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.

“Betul. Kok Tante tau?”

“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXAHtM7o4YY

Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ41ZGfVRGDO

“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkegxRsix6

“Nova? Siapa Nova Tante?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn7oa1fYAu4

“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDV17x0Ava

“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgriQHBzvzo

Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuFq3LlANGF

“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizUrMpJh8D

“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgWAWKmkmjl

Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGrfOb3cr2R

“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7uGZakrQ4

“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ67zyFDff45

“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMnKixZUWxa

“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.

“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”

“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ9G2bWCkUJ

“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtV2tx1gZPe

“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh6t9GvQwq9

“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPrJXubQvAB

“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”

“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”

“Siap Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU75xD46wZ1

“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeNTOXcJssu

“Iya Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡknHYWzfgd5

“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgWCXN6GPwb

“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3T2FXj9SgN

“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZR6gDNzvCz

“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzm77sLlAKD

“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6X9WxeOikv

“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjnMwoKOeVS

“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7ThN9peEw

“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCEQEAQthY2

“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNK492rDfsK

“Siap Tante.”

“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”

“Iya Tante.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4fLMPHZAb

“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ65bECiBCgy

“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlUTWcPswNX

“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJos0MNtmGF

“Tante masih bergairah?” tanyaku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoFHIFV54ZZ

“Emangnya Wawan udah horny lagi?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZGB6dXxndS

“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlBN9tdqb1P

“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZdKpSJbMSJ

“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLYpUnFYB4C

That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTNhsI7UTCl

Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcPJrEhitO0

Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcs2siIdK5

Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8MAtTY5FQ9

Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmr7KMLwOJ

Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94CRiXWWOr

Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8sA4QbD8yz

Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG5IzAy1Rlv

Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjvAUQ5pfM8

Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPQi2Dthen7

“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.

“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.

“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhNjsMB0bp

Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgBuY9SU0Og

Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡouG3Epsmk4

Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDV9zEERo0o

Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYCFd7nsysQ

Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUCiXPNWleO

Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1afL8lpcoZ

Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNuyM1tdeC8

Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWbDwoxtX31

Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyEo2LR1LBV

Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YsXm5s2Gz

Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpZbq0IgTD

Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiwUSMjaRhD

“Hallo Bu…”

“Kamu lagi di mana Wan?”

“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡye08oK60w9

“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtDyNYWWJF

“Oh iya. Tante Ros itu?”

“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”

“Ohya?!”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJuAlZbi9g

“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”

5459Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyweXXG5Dtb

“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”

“Ditunggu ya Wan.”

“Iya Bu.”

ns18.221.4.218da2

Cinta Buta

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: