Ketika aku mulai gencar mengentot Bu Laila, diam – diam kucari di mana lekuk yang sangat sensitif di tubuhnya. Ternyata daun telinganya sensitif sekali. Ketika aku menjilatrinya, terasa pelukannya jadi makin erat. Maka semakin lama juga kujilati telinganya, yang membuat Bu Laila semakin klepek – klepek dalam entotanku.
7151Please respect copyright.PENANAS5opOigPBl
Namun ternyata bukan cuma daun telinganya yang sensitif itu. Lehernya pun sensitif sekali. Terutama di bagian bawah telinganya itu. Maka kujilati pula lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil seperti yang sering kubaca dari sebuah media internasional tentang titik – titik peka di tubuh wanita.
7151Please respect copyright.PENANA9oDYNEEpLC
“Waaaaan… duuuuuuuh Waaaan… kamu pandai sekali membuatku enak Waaaan… ooooooh Waaaan… kontolmu luar biasa enaknya Waaaan… belum pernah aku merasakan kontol seenak ini Waaaan… “rintih Bu Laila sambil memejamkan matanya, sementara lehernya mulai basah oleh keringat bercampur dengan air liurku.
7151Please respect copyright.PENANAEJZEVaBZCk
Aku pun ingin melengkapinya dengan meremas – remas toketnya secara lembut. Membuat pinggul Bu Laila mulai menghempas – hempas ke kasur, sementara tangannya meremas – remas rambutku. Terkadang dia menjambak rambutku, bukan sekadar meremasnya. Namun aku bahkan semakin bergairah untuk menggencarkan entotanku.
7151Please respect copyright.PENANAxKtMWzluNU
Entah kenapa, aku ingin sekali jadi lelaki yang sangat memuaskan di hati wanita yang 11 tahun lebih tua dariku itu. Maka bukan hanya leher dan telinga Bu Laila yang kujadikan sasaran jilatanku. Ketika tangan wanita muda itu sedang meremas – remas rambutku, ketiaknya terbuka. Dan dengan sigap kujilati juga ketiak Bu Laila yang tercium harum parfum mahal itu.
7151Please respect copyright.PENANAtYfvwLqHdn
Bu Laila pun menggelepar sambil melontarkan suara, “Hihihiiiii… geli Wan… tapi… ooooohh… geli – geli enak Waaan… iyaaaaaa… jilatin terus ketiakku Waaan… ooooh… aaaaaa… aku mau lepas Waaaan… entot terus Waaaan… entooot teruuuusssss… entoooootttthhhhh…”
7151Please respect copyright.PENANAGctc7DnRwS
Suaranya terputus sampai di situ. Tubuhnya pun mengejang tegang… tegang sekali. Sementara mulutnya ternganga dan matanya terpejam erat – erat. Nafasnya tertahan beberapa detik… lalu terdengar desahan, “Aaaaaaaaahhhhh… nikmat sekali Waaaaan…”
7151Please respect copyright.PENANAO1vnOKVU9Y
Aku pun menghentikan entotanku, karena ingin menghayati indahnya detik – detik orgasmenya wanita yang sedang kusetubuhi ini.
7151Please respect copyright.PENANAd9SJYxwE7s
Memang benar kata para lelaki yang sudah berpengalaman, bahwa aura kecantikan seorang wanita akan terbit setelah mencapai orgasmenya. Bu Laila pun jadi tampak seperti bersinar… kecantikannya jadi semakin cemerlang… sehingga aku tak bisa menahan diri lagi. Kucium bibir sensual dan hangatnya, lalu berkata setengah berbisik, “Bu Laila semakin cantik di mata saya.
7151Please respect copyright.PENANAm3RRDV1mo8
Bu Boss membuka kelopak matanya. Bibir sensualnya pun menyunggingkan senyum manis. Manis sekali. Lalu ia berkata perlahan, “Terima kasih Wan. Aku merasakan getaran baru di dalam batinku sekarang. Getaran cintaku padamu, Sayang…”
7151Please respect copyright.PENANAQbxL0HPKHB
Kubiarkan Bu Laila mengelus rambutku dengan lembut.
7151Please respect copyright.PENANAtG6RHpEvAK
Lalu aku mengecup sepasang pipinya yang kemerahan, disusul dengan bisikan, “Saya pun merasakan hal yang sama Bu…”
7151Please respect copyright.PENANAXVyAeh3uMn
Bu Laila mengepit sepasang pipiku dengan kedua telapak tangan hangatnya. Lalu mencium bibirku, yang kjusambut dengan lumatan, dibalas lagi dengan lumatannya. Bahkan ketika lidahku dijulurkan sedikit, ia menyedot lidahku dan menggelutkan lidahnya dengan lidahku. Aku pun melakukan hal yang sama. Ketika lidahnya terjulur, kusedot ke dalam mulutku.
7151Please respect copyright.PENANAtkgeBn0wJ9
Dalam keadaan seperti itulah aku mulai menggerakkan penisku kembali, bermaju mundur kembali di dalam liang kewanitaan Bu Laila. Awalnya ayunan penisku perlahan – lahan dulu. Makin lama makin kupercepat, sampai pada kecepatan normal.
7151Please respect copyright.PENANASbdqvqs8lL
Bu Laila pun tampak bergairah kembali, untuk meladeni entotanku yang mulai gencar lagi ini. Ia mulai menggeol – geolkan pantatnya, memutar – mutar… meliuk – liuk dan menghempas – hempas. Dengan sendirinya liang memek Bu Laila terasa membesot – besot batang kemaluanku, yang membuat nafasku mendengus – dengus kembali.
7151Please respect copyright.PENANAJOaZaYBG6n
Tapi Bu Laila justru tampak senang menjilati keringat yang membasahi leherku ini. Tanpa mempedulikan lagi statusnya sebagai bossku dan aku sebagai anak buahnya. Hal ini membuatku yakin bahwa Bu Laila sudah benar – benar mencintaiku. Dan kalau harus bicara sejujurnya, aku pun mulai mencintainya.
7151Please respect copyright.PENANAlCRKhTob8X
Kata para tokoh terkenal, hubungan seks yang dilakukan berdasarkan cinta, akan jauh lebih nikmat rasanya.
7151Please respect copyright.PENANAVJP7t1uzUY
Itu kuakui sekarang, ketika aku sedang mengayun penisku di dalam liang kemaluan Bu Laila ini. Sekujur tubuhku laksana dialiri arus dari ujung kaki sampai ke ubun – ubunku. Arus birahi yang indah tiada tara.
7151Please respect copyright.PENANAhMdDeZShy0
Lalu bagaimana dengan perasaanku terhadap Ibu? Itu lain jalannya. Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangi Ibu. Karena beliau yang mengandungku selama sekian bulan, beliau pula yang melahirkanku ke dunia ini. Dan yang pasti, kalau tidak ada Ibu takkan ada aku sampai kapan pun. Itulah bedanya perasaan sayangku kepada Ibu dan perasaan cintaku kepada Bu Laila ini.
7151Please respect copyright.PENANAbUnqeTDzOx
Aku tidak tahu persis seperti apa perasaan Bu Laila padaku saat penisku mulai gencar mengentot liang memeknya yang agak becek karena habis orgasme ini. Namun yang jelas rintihan demi rintihan berlontaran terus dari mulutnya.
7151Please respect copyright.PENANAqhit14Ll8p
“Waaaaan… aaaaaah Waaaaan… ini luar biasa enaknya Waaaan… entot terus Waaaan… iyaaaa… iyaaaaaaa… iyaaaaaaaaa… entot teruuuussss… entoooootttttt… entoooooootttt… gila… kontolmu luar biasa enaknya Waaaaan… aku benar – benar merasa telah menjadi milikmu Waaaan…
7151Please respect copyright.PENANAfYSt7ojxjJ
Rintihan itu baru berhenti kalau aku sudah menyumpal mulutnya dengan ciuman dan lumatan hangatku. Dan Bu Laila semakin bergairah untuk menyambutnya dengan lumatan yang begitu hangatnya.
7151Please respect copyright.PENANAbLm0xp8BVy
Bahkan pada suatu saat, ia berkata terengah, “Waaaan… aku mau lepas lagi… ayo entot terus yang kencang Waaan… usahakan agar kita lepasin bareng – bareng… biar nikmaaaat…”
7151Please respect copyright.PENANAXrUej9d0FC
Sebenarnya aku masih bisa mengulur detik – detik klimaks (ejakulasi). Tapi aku berusaha untuk mengikuti keinginan Bu Laila. Karena itu aku konsen ke arah kenikmatan yang sedang kurasakan, sehingga akhirnya aku bisa menancapkan batang kemaluanku tepat pada saat Bu Laila sedang terkejang – kejang di puncak orgasmenya.
7151Please respect copyright.PENANAX0bb4IRZxA
Lalu kami seperti sepasang manusia yang sedang kerasukan. Saling cengkram dan saling lumat. Sementara penisku seolah tengah dililit oleh seekor ular kecil, oleh dinding liang memek Bu Laila yang bergerak seperti spiral… disusul dengan kedutan – kedutan kencangnya… dibalas oleh kejutan – kejutan penisku yang tengan memuntahkan lendir kenikmatanku…
7151Please respect copyright.PENANAMsGZPPRZP7
7151Please respect copyright.PENANAsMZH3IW8km
“Ooooh… aku lupa… harusnya spermamu dilepaskan di dalam mulutku Wan… karena aku ingin menelan sperma bujangmu sampai habis… “keluh Bu Laila sambil menepuk – nepuk pantatku yang sedang dicengkramnya.
7151Please respect copyright.PENANAVux5TlyXWE
“Maaf… Ibu gak ngingetin tadi…” sahutku sambil menciumi pipi Bu Laila yang sudah basah oleh keringat.
7151Please respect copyright.PENANAbRmcKe5Rfm
“Gak apa – apa deh. Kita kan bakal dua hari dua malam berada di villa ini. Nanti kalau aku lupa lagi tolong ingetin ya Wan…”
7151Please respect copyright.PENANAXzOCeCiyio
“Iya Bu Laila Sayaaaang…”
“Emang beneran kamu sayang sama aku?” tanya Bu Laila sambil mengelus rambutku.
“Sangat… sangat sayang Bu.”
“Tapi kalau kita sudah punya anak nanti, aku juga harus manggil Ayah padamu Wan…”
“Sekarang juga dipanggil Ayah gak apa – apa.”
“Hihihi… ayah masih muda banget… harusnya sekarang sih aku manggil Dong aja padamu.”
7151Please respect copyright.PENANA4quPhlYtnj
“Kenapa harus manggil Dong?”
“Karena kamu jauh lebih muda dariku. Jadi kamu laksana brondong bagiku.”
7151Please respect copyright.PENANAxeq9rRbSjR
“O.. Dong itu dari brondong?! Hehehehe… terserah Bu Laila aja deh.”
7151Please respect copyright.PENANABUsnUOsJ0y
“Nggak. Aku akan manggil kamu Honey. Dan kamu harus manggil Cinta padaku ya. Jangan pakai ibu – ibuan lagi. Kamu pun jangan saya – sayaan lagi. Karena kitasejajar sekarang. Kamu sudah menjadi milikku dan aku pun sudah menjadi milikmu Honey.”
7151Please respect copyright.PENANAVXIyyEg6Pv
“Iya Cinta…” sahutku sambil menarik batang kemaluanku yang sudah lemas ini dari liang memek Cinta alias Bu Laila. Terdengar bunyi unik waktu penisku dicabut dari liang memek Cinta… plokkkh… membuat Bu Laila tersenyum dan berkata, “Kayak tutup botol gabus yang dicabut dari botolnya ya… hihihiiii…
7151Please respect copyright.PENANAlEGeagFLKi
Badan kita penuh keringat gini, mendingan mandi dulu yuk, “ajak wanita cantik yang sudah minta dipanggil Cinta itu.
7151Please respect copyright.PENANAiViud0pfAF
Tapi aku menarik pergelangan tangannya. “Nanti saja. Setelah selesai main ronde kedua,” kataku sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang sudah ngaceng lagi ini.
7151Please respect copyright.PENANAa0iJuGJ7xm
“Hihihiii… penismu sudah ngaceng lagi Honey?” cetusnya sambil memegang batang kemaluanku.
“Iya Amore…”
“Amore?” Bu Laila tercengang.
“Cinta di dalam bahasa Italia kan Amore.”
“Oooohhh… iya… kekasihku kan amore mio…”
“Iya… amore della mia vita…” sahutku sambil merengkuh leher Bu Delia ke dalam pelukanku.
7151Please respect copyright.PENANAQr7izOBSYk
“Anggap aja kita sedang berbulan madu ya. Kan pasangan yang sedang berbulan madu bisa tiga sampai empat kali bersetubuh. Bahkan ada yang sampai delapan kali bersetubuh di malam pertama mereka,” ucapnya disusul dengan ciuman mesranya di bibirku.
7151Please respect copyright.PENANAqqHpOc4MoC
“Cinta ingin seperti itu?” tanyaku setelah ciumannya terlepas dari bibirku.
7151Please respect copyright.PENANAh4dxlVsW1W
“Nggak usah seperti itu benar ah. Kita kan masih banyak waktgu untuk mengulanginya nanti. Bahkan setelah kita pulang pun bisa melakukannya di kantor atau di rumahku.”
7151Please respect copyright.PENANA4JzBHK7OM1
“Di rumah? Nanti ketahuan sama suami Cinta kan gak enak.”
7151Please respect copyright.PENANA216jl7D5NB
“Rumahku banyak Honey. Kita bisa melakukannya di salah satu rumahku nanti.”
7151Please respect copyright.PENANAbr9JAMOZ6e
Aku terhenyak. Putri tunggal owner perusahaan besar itu pasti punya rumah lebih dari satu.
7151Please respect copyright.PENANALJFUqRaWHk
Namun pikiran itu langsung hilang ketika Bu Laila sudah mendorong dadaku sampai celentang, lalu menangkap batang kemaluanku yang sudah ngaceng lagi ini. Dan memasukkan alat kejantananku ke dalam mulutnya.
7151Please respect copyright.PENANA5gr6BHQ1ES
Padahal penisku sudah ngaceng berat. Tapi Bu Laila mulai menyelomotinya sambil mengurut – urut bagian penisku yang tidak terkulum olehnya?
7151Please respect copyright.PENANAFKMrYf81tJ
Namun hanya beberapa detik ia menyelomoti penisku yang lalu jadi berlepotan air liurnya. Lalu dengan sigap ia berlutut, dengan kedua lutut berada di kanan kiri pinggulku. Ia memegang penisku yang lalu mengarahkan moncongnya ke arah mulut vaginanya.
7151Please respect copyright.PENANANXKAzayh6F
Kemudian bokong indahnya itu diturunkan, sehingga penisku melesak masuk ke dalam liang tempiknya. Aaaah… rasanya indah sekali diperlakukan seperti ini oleh Bu Laila yang cantik itu. Terlebih setelah ia mengayun pinggulnya naik turun dan naik turun. Sehingga penisku keluar masuk di dalam liang kewanitaan Bu Laila yanbg membuatku terpejam – pejam saking nikmatnya ini.
7151Please respect copyright.PENANA6aBAHKJTPe
Namun di tengah aksinya itu Bu Laila masih sempat berkata, “Kalau udah mau lepas kasihtau ya… aku ingin menelan spermamu…”
7151Please respect copyright.PENANA1mpgyUww4g
“Iya Cinta…” sahutku sambil terus – terusan memperhatikan kiemaluannya yang seolah menelan penisku lalu memuntahkannya lagi… menelannya lagi… memuntahkannya lagi…!
7151Please respect copyright.PENANABXsqYuR3PR
Pada suatu Saat Bu Laila bahkan menghempaskan dadanya ke atas dadaku sambil melenguh. Ternyata dia sudah orgasme. Dan meminta agar aku yang di atas lagi. Memang menurut orang – orang yang sudah berpengalaman, bersetubuh dalam posisi WOT itu membuat pihak wanita akan lebih cepat orgasme.
7151Please respect copyright.PENANAX85hiHqtmG
Maka kembalilah aku berftindak selaku “nakhoda” dalam persetubuhan ini. Setelah berhasil menggulingkan badan tanpa mencabut batang kemaluanku dari liang memeknya, aku berada di atas perut Bu Laila lagi.
7151Please respect copyright.PENANAh9aMVViMsu
Lalu kuayun penisku sambil mencium dan melumat bibir Bu Laila. Dan mulailah penisku bergerak seperti pompa manual. Maju mundur dan maju mundur terus, sementara Bu Laila mendekap pinggangku erat – erat. Dengan sepasang mata indahnya yang terkadang menatap langit – langit kamar villa, kadang – kadang terpejam erat – erat.
7151Please respect copyright.PENANAUK0KNjD3gw
Desahan dan erangan erotisnya pun mulai berkumandang lagi di dalam kamar villa ini.
7151Please respect copyright.PENANABTRXUXDV8x
“Oooo… oooooh… dirimu sudah menjadi sosok yang lengkap bagiku Honey… ya ganteng ya masih sangat muda… memuaskan pula dalam hasrat birahiku Sayang… aku tak mau berjauhan lagi denganmu Honey… oooo… ooooohhhhhh… oooooohhhhh… oooo… ooooohhhhhh… oooooo… ooooohhhhh…
7151Please respect copyright.PENANAQWpElAJUq5
Sebenarnya aku masih bisa mengulur durasi entotanku. Tapi karena mendengar keinginan bossku yang cantik itu, aku pun memusatkan pikiranku pada nikmat dan nikmat terus… nikmatnya liang kewanitaan Bu Laila yang tengah kuentot habis – habisan ini.
7151Please respect copyright.PENANAwtL59N03ap
Akibatnya… tak lama kemudian aku merasakan detik – detik krusialku datang. Detik – detik menjelang ejakulasi.
7151Please respect copyright.PENANAum4QkVEUE4
Maka dengan sigap kucabut batang kemaluanku dari liang memek Bu Laila. Dan cepaty kuangsurkan penisku ke dekat mulut bossku yang jelita itu.
7151Please respect copyright.PENANATw5HdJCQAd
Bu Laila menangkap penisku dan langsung mengulumnya disertai dengan sedotan kuat… kuat sekali.
7151Please respect copyright.PENANAqMmEFnd879
Pada saat itulah nafasku tertahan, karena penisku akan memuntahkan lendir kenikmatanku.
7151Please respect copyright.PENANAPj5XHTLB3k
Lalu… croootttt… crooooooootttttt… crotttcroooootttt… crooooooottttttttt… croooottttt… crooootttt…!
7151Please respect copyright.PENANA6LjbW76x4C
Air maniku berlompatan di dalam mulut Bu Laila. Dan wanita cantik itu menelannya tanpa ragu… glllleeeeekkkkk…!
7151Please respect copyright.PENANAkCKKJUS6YI
Tak disisakan setetes pun…!
7151Please respect copyright.PENANAwJ3QLN06M6
Aku terharu diperlakukan sejauh ini oleh Bu Laila.
7151Please respect copyright.PENANA8AFNZVjd9O
Tapi aku tak mau mengekspose terlalu jauh mengenai beliau. Karena takut salah kata dan bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
7151Please respect copyright.PENANAI5e73S9RSC
Yang jelas, setelah mandi bareng, kami mengenakan pakaian lengkap lagi. Karena beliau mengajakku mencari makan di salah satu restoran yang paling terkenal di Puncak.
7151Please respect copyright.PENANAE1GihLEgiu
Di restoran itulah Bu Laila sempat bertanya padaku, “Kamu tentu punya kebutuhan yang mendesak yang mungkin tidak terjangkau oleh kemampuanmu. Apa yang paling mendesak sekarang ini?”
7151Please respect copyright.PENANAlAeo5u2J9f
“Tidak mengucapkannya. Karena dana yang dibutuhkan besar sekali,” sahutku sambil menunduk.
7151Please respect copyright.PENANANvEqXLclt7
“Sebutkan aja. Kalau masuk di akal, aku akan membantumu. Yang penting prestasimu di perusahaan harus ditingkatkan nanti,” kata Bu Laila sambil memegang tanganku.
7151Please respect copyright.PENANACbC7FOUxD6
“Aku ingin merenovasi rumah. Tidak muluk – muluk sih, hanya ingin agar dua kamar yang ada di rumahku dibuat kamar mandi masing – masing. Itu saja,” sahutku.
7151Please respect copyright.PENANAwRikxGnc9J
“Sekarang kamar mandinya di luar kamar tidur?”
“Iya, “aku mengangguk sambil menunduk.
7151Please respect copyright.PENANAyCLJhbofwY
“Kalau kukasih rumah baru yang tinggal huni aja gimana?”
7151Please respect copyright.PENANAOWhMAiyEeo
“Bukannya mau menolak. Tapi rumahku itu peninggalan almarhum ayahku. Jadi aku akan berusaha mati – matian untuk tidak meninggalkan rumah itu.”
7151Please respect copyright.PENANAuXo5nyhR0S
Bu Laila hanya mengangguk – angguk sambil tersenyum.
7151Please respect copyright.PENANAF0tpvDQh0B
Setelah makan siang selesai, Bu Laila bertanya lagi, “Memangnya kamu gak mau punya mobil, supaya kamu lebih bergengsi di kantor nanti? Kan kamu sudah kuangkat sebagai aspri, Honey.”
7151Please respect copyright.PENANAJjzDbCTlc2
Aku cuma menjawabnya dengan senyum datar di belakang setir mobil bossku yang cantik itu.
7151Please respect copyright.PENANAzhKQI3qmcd
Tapi setelah berada di dalam villa kembali, Bu Laila menyerahkan tiga helai cek padaku sambil berkata, “Ini untuk membeli pakaianmu, supaya kamu kelihatan lebih ganteng nanti. Ini untuk merenovasi rumahmu. Dan ini untuk membeli kendaraan roda empat, agar kamu lebih disegani di kantor nanti Honey.”
7151Please respect copyright.PENANAWuAwQgtYj6
Aku terbelalak setelah melihat nominal yang tertera di ketiga helai cek itu. Kalau dijumlahkan semua… woooow… besar sekali… bahkan mungkin terlalu besar bagiku…!
7151Please respect copyright.PENANAraiNEvF4nl
“Cinta… ini besar sekali jumlahnya. Apa Cinta tidak salah tulis?”
7151Please respect copyright.PENANAz6mZlekD3m
“Tentu saja tidak salah tulis. Sebelum berangkat dari rumahku pun cek itu sudah kutulis dan sudah kupertimbangkan sebelumnya. Karena kamu sangat berharga bagiku, jauh lebih berharga daripada nominal yang tertulis di ketiga helai cek itu.”
7151Please respect copyright.PENANAM37dRXnGi7
Dengan tangan gemetaran kubolak – balik ketiga helai cek itu. Dan tganpa terasa, air mataku pun merembes dari kelopak mataku dan mengalir ke pipiku.
7151Please respect copyright.PENANA0PmVvrRRsy
“Lho kok malah menangis?” tegur Bu Laila sambiul menyeka air mata yang mengalir ke pipiku.
7151Please respect copyright.PENANAEbBM1SUKD7
“Aku terharu Cinta. Dirimu seolah bidadari yang diturunkan dari langit, hanya untuk membahagiakan hatiku. Terima kasih Cinta. Hadiah ini adalah kado yang terindah buat harfi ulang tahunku yang jatuh pada hari ini.”
7151Please respect copyright.PENANAfkAVR8m3R0
“Ohya?! Jadi kamu pas duapuluhsatu tahun pada hari ini?” Bu Laila memelukku sambilmerapatkan pipinya ke pipiku.
7151Please respect copyright.PENANAmIt2aILEXN
“Iya Cinta. Silakan aja lihat di biodataku kalau sudah di kantor nanti.”
7151Please respect copyright.PENANA8jrGEK2L75
Begitulah. Ketika hari mulai malam, kami makan malam di restoran yang berbeda. Karena Bu Laila ingin makan chinese food yang halal, katanya. Kebetulan restoran yang diinginkannya ada, meski agak jauh untuk mencapainya.
7151Please respect copyright.PENANAoHMsxRyGxQ
Sepulangnya dari restoran itu, aku menyetubuhinya lagi untguk ketiga kalinya.
7151Please respect copyright.PENANAMOyEsjsXnb
Tapi keesokan harinya kami habiskan waktu untuk jalan – jalan di kebun teh yang tak jauh dari villa itu.
7151Please respect copyright.PENANAt3V5s3T2PG
Hari itu pun kami tidak melakukan hubungan sex. Keesokan harinya lagi, hari Senin, aku mengantarkan Bu Laila ke Jakarta. Untuk mengurus bisnisnya.
7151Please respect copyright.PENANAbqtCAdNAEG
Dan kami pulang dari Jakarta ketika hari mulai sore. Langsung menuju kotaku.
7151Please respect copyright.PENANArmEUvKFO3s
“Cek itu bertanggal besok semua. Jadi besok gak usah masuk kerja dulu. Cairkan saja cek – cek itu dulu. Mau diambil cash atau mau ditmasukkan ke buku tabunganmu?” tanya Bu Laila ketika sedannya sudah meninggalkan daerah Puncak.
7151Please respect copyright.PENANAfAfaj0e2jw
“Supaya aman, mungkin akan kumasukkan ke rekening tabunganku aja,” sahutku.
7151Please respect copyright.PENANAIFFTf2Y39y
“Itu lebih baik,” kata Bu Laila.
7151Please respect copyright.PENANAbh4Orupprb
Dan sedan mewah yang kukemudikan meluncur terus di jalan aspal. Dengan keceriaan menyelimuti batinku…
7151Please respect copyright.PENANAG9JTf7IQfm
Aku pulang dengan batin penuh semangat. Karena aku telah memetik kemenangan pertama dalam perjuanganku untuk membahagiakan Ibu.
7151Please respect copyright.PENANA3djZl37vEx
Seperti biasa, ketika aku pulang di hari yang sudah malam begini, aku selalu membuka pintu depan dengan kunci cadangan yang selalu kusimpan di dalam dompetku. Lalu aku masuk ke dalam rumah dan langsung menuju pintu kamar ibuku. Tapi malam itu pintu kamar Ibu dikunci. Mungkin karena aku tidak ada, sengaja ia mengunci kamarnya supaya aman.
7151Please respect copyright.PENANAcSZYkAUNmh
Tapi apa yang kulihat? Ibu sedang celentang dengan daster yang disingkapkan sampai perutnya. Sementara tangannya tampak sedang bermasturbasi…!
7151Please respect copyright.PENANAn8mQVOAMVV
Ah… Ibu… Ibu…! Baru ditinggal dua malam saja sudah tak kuasa menahan nafsu, lalu bermasturbasi lagi seperti tempo hari sebelum aku menyetubuhinya.
7151Please respect copyright.PENANAqzGfAzYdRn
Tapi aku tersenyum sendiri, karena teringat benda yang berada di kantong oleh – olehku ini. Bahwa salah satu oleh – olehku buat ibu adalah sebuah dildo…!
7151Please respect copyright.PENANAGQN0tvJ8f9
Ya, aku sengaja membelikan dildo buat Ibu. Karena aku sudah membayangkan bakal sibuk dalam mengemban tugas sebagai aspri Bu Laila kelak. Terlebih lagi kalau aku ditugaskan untuk melanjutkan kuliahku sampai S1 kelak. Dan juga aku harus menggauli Bu Laila secara rutin seperti yang diharapkan oleh bossku yang cantik dan murah hati itu.
7151Please respect copyright.PENANAOMFXFMJ95k
Bukan cuma itu. Aku pun membeli parfum mahal yang biasa dipakai oleh Bu Laila, supaya kalau parfum Bu Laila “terbawa pulang” olehku, Ibu takkan merasa aneh lagi kelak.
7151Please respect copyright.PENANAtvJjki0l6P
Seperti malam itu juga. Pasti pakaianku beraroma harum parfumnya Bu Laila. Dengan adanya parfum yang sama dengan parfum Bu Laila, ibuku takkan menanyakan harum parfum siapa nanti.
7151Please respect copyright.PENANARyCMvWyVhZ
Lalu kuketuk pintu kamar Ibu.
7151Please respect copyright.PENANASerkNNq94r
Terdengar suara Ibu dari dalam kamarnya, “Siapa??”
7151Please respect copyright.PENANA6HGgXtotc5
“Wawan Bu!” sahutku.
“Owh… tunggu sebentar… !”
7151Please respect copyright.PENANA6QHxyAQ323
Tak lama kemudian pintu dibuka oleh Ibu, yang kelihatan seperti salah tingkah. Mungkin karena merasa sedang melakukan “kesalahan” pada waktu pintu kamarnya masih terkunci tadi.
7151Please respect copyright.PENANA5uHVh99vH3
Aku pun langsung memeluk ibuku dan menciumi bibirnya berkali – kali. Sampai terdengar pertanyaannya, “Kamu kok harum sekali. Pakai minyak wangi siapa sih?”
7151Please respect copyright.PENANAcG2zCO0CN8
Spontan akumenyahut, “Ini aku beliin parfum impor buat Ibu. Tadi dicobain dulu di jalan.”
7151Please respect copyright.PENANARPnNyLT9b3
“Owh.. mana parfumnya?” tanya Ibu sambil meraba – raba tanganku.
7151Please respect copyright.PENANA7F1zlBvGw2
Kukeluarkan botol parfum itu dari kantong plastik, sekalian kukeluarkan juga dildo yang akan kuhadiahkan kepada Ibu itu.
7151Please respect copyright.PENANAtXjz6d5CQN
“Ini parfumnya dan ini juga buat Ibu.”
7151Please respect copyright.PENANASjgTCy6cyi
“Yang ini apaan?” tanyanya sambil menunjuk ke kotak dildo yang belum dibukanya.
7151Please respect copyright.PENANAaYzXVYEbbn
“Ayo sini deh,” kataku sambil menuntun Ibu agar duduk di atas bednya. Lalu kukeluarkan dildo itu dari kotaknya.
7151Please respect copyright.PENANAR127Ykmqit
“Nih… pegang deh sama Ibu… apaan coba?” kataku sambil menyerahkan dildo itu ke tangan ibuku.
7151Please respect copyright.PENANAACZH5kpbnd
Ibu meraba – raba dildo itu seperti sedang menyelidik benda apa yang sedang dipegangnya itu. “Iiih… kok kayak kontol Wan?!”
7151Please respect copyright.PENANAHIK1br6FO0
“Iya… kalau mau dimasukin ke dalam memek Ibu, harus dikasih lotion dulu, supaya licin dan tidak ada kumannya. Sebentar pinjam dulu,” kataku.
7151Please respect copyright.PENANAd7NS4A4nMW
Ibu menyerahkan dildo itu padaku. Kemudian kulumuri dildo itu dengan lotion yang kubeli toko penjualnya.
7151Please respect copyright.PENANAikbnBiA3Et
Ibu menurut saja ketika kuminta celentang sambil menyingkapkan dasternya.
7151Please respect copyright.PENANAd4qp6uSyvy
Lalu kucolokkan dildo itu ke dalam liang memek Ibu. “Aaaaaaaah… dimasukkan ke memek ibu Wan?”
7151Please respect copyright.PENANAR4UwOSuk5M
“Iya Bu. Sekarang nyalakan vibratornya,” sahutku sambil memijat on untuk vibratornya. Drrrr… dildo itu bergetar. Dan Ibu malah memekik tertahan, “Waaaaan… ooooohhhh… kok rasanya seperti dibor gini Waaaan…?!”
7151Please respect copyright.PENANArWTdGgMxJc
“Tapi enak kan Bu?! Tahan gelinya ya… vibrator ini justru akan membuat Ibu keenakan…” sahutku sambil menggerak – gerakkan dildo yang sedang bergetar itu, dengan gerakan penis sedang mengentot. Maju mundur di dalam liang memek Ibu.
7151Please respect copyright.PENANAXob4EiWKDM
“Adududuuuuuh… Waaaan… memang enak… tapi… adududuuuuuh… bergetar – getar gini… oooo… ooo… ooooh… Waaaan… Wawaaaan… memang enak Waaan… enak sekali… Waaaaan… aaaa… aaaaaaaah… tapi… ooooooh… ibu jadi cepat lepas Waaaaaan…”
7151Please respect copyright.PENANAc2EiQonNTJ
Ibu mengejang tegang, lalu terkulai lunglai.
7151Please respect copyright.PENANAG0O0UnOsbf
“Malah bagus kan? Biar cepat selesai., Hihihihi…”
7151Please respect copyright.PENANAdZp6KaLecC
Tiba – tiba terdengar bunyi pintu diketuk berkali – kali.
7151Please respect copyright.PENANAWE8qf4mEJR
“Haaa?! Siapa itu?” gumamku sambil meninggalkan Ibu dan bergegas menuju pintu depan.
7151Please respect copyright.PENANAWMnB5j795d
Setelah pintu kubuka, aku terkejut karena yang mengetuk pintu itu ternyata dua orang polisi…!
7151Please respect copyright.PENANA2w8Cbsl3vK
“Silakan masuk Pak. Ada apa nih malam begini bapak- bapak polisi datang ke sini?” tanyaku.
7151Please respect copyright.PENANA1O6q3PsQGe
“Nanti kami masuk kalau sudah jelas. Apakah benar di sini rumah Ibu Hayati?” tanya salah seorang polisi yang belum mau masuk ke dalam rumah.
7151Please respect copyright.PENANASNl45eLVpe
“Betul. Bu BHayati itu ibu saya.”
“Ooo… jadi Anda yang bernama Wawan Darmawan ya?”
“Betul Pak. Ada apa ya?”
“Anda punya saudara yang tunanetra bernama Wati?”
“Betul Pak. Dia itu kakak kandung saya. Ada apa dengan dia Pak?”
7151Please respect copyright.PENANA4yRxPJvzpE
“Nggak ada apa – apa. Kami hanya melanjutkan tugas dari kepolisian Kalimantan Timur, untuk mengantarkannya pulang,” sahut salah seorang polisi itu yang lalu menoleh ke arah temannya sambil berkata, “Kalau begitu turunkan saja dia dari mobil. Alamatnya sudah kita temukan.”
7151Please respect copyright.PENANAhHc6I4Ase0
“Siap komandan,” sahut polisi yang berpangkat lebih rendah, yang lalu bergegas menuju mobil polisi yang terparkir di seberang jalan.
7151Please respect copyright.PENANAeNi4TEUviR
“Jadi… kakak saya ada di dalam mobil itu Pak?”
7151Please respect copyright.PENANAje5x8zTtiL
“Iya. Dia baru saja datang ke kantor kami, diantarkan oleh rekan polri dari Kaltim. Untuk jelasnya nanti saja tanyakan langsung kepada kakak Anda.”
7151Please respect copyright.PENANADfLGYxrgu5
Dengan gugup aku bergegas menuju kamar Ibu. “Bu…! Kak Wati pulang… !” seruku.
7151Please respect copyright.PENANAGYTmvQEmg4
“Masa?! “Ibu tampak kaget, lalu kutuntun ke ruang tamu sambil dibisiki, “Jangan tanya apa – apa ya Bu. Dia diantarkan oleh polisi yang merasa kasihan, takut nyasar di jalan mungkin.”
7151Please respect copyright.PENANAc5rVrPv0zh
“Iya… iyaaa…”
7151Please respect copyright.PENANAOnSw9j5SmI
Sementara di depan tampak kedua anggota polri itu membimbing Kak Wati yang tampak jadi lebih montok, memasuki ruang tamu. Aku pun langsung memeluk Kak Wati, “Kak Wati… ke mana aja selama ini Kak?” tanyaku sambil menciumi pipi kakakku.
7151Please respect copyright.PENANAvgqfkKyEBo
“Ini… Wawan ya?”
“Iya Kak…”
“Panjang ceritanya Wan. Mana Ibu?”
“Ini Ibu,” sahutku sambil menarik Ibu agar bersentuhan dengan anak sulungnya.
7151Please respect copyright.PENANAoDnq9JuhuD
Mereka lalu berpelukan sambil menangis.
7151Please respect copyright.PENANApueMTHtHu2
Sementara aku mempersilakan kedua anggota polri itu untuk duduk di ruang tamu.
7151Please respect copyright.PENANAf0v1p6D1tu
Ibu dan Kak Wati masih berpelukan sambil berdiri di ruang tamu. Lalu kubimbing mereka agar duduk bersamaku di atas sofa tua ruang tamu.
7151Please respect copyright.PENANAsXEeEJOYCQ
Setelah mengucapkan terima kasih pada kedua anggota polri itu, aku menyerahkan amplop berisi uang sebagai tanda terima kasih. Tapi dengan simpatik mereka menolak dan berkata, “Kami hanya terdorong oleh rasa kemanusiaan saja. Makanya kami langsung antarkan Mbak Wati itu ke sini, karena kalau disuruh nginep dulu di kantor polisi kan kasihan.
7151Please respect copyright.PENANAYl2v5rfbZC
Kemudian kedua anggota polri yang baik hati itu berpamitan pulang. Sementara amplop berisi uang itu kumasukkan lagi ke dalam saku celanaku.
7151Please respect copyright.PENANAhwtu8vHt9z
“Aku mau mandi dulu Wan. Sejak dari Kalimantan sampai detik ini aku belum mandi,” kata Kak Wati sambil berdiri, “Letak kamar mandinya masih tetap seperti dahulu?”
7151Please respect copyright.PENANAK02HE7vncA
“Masih Kak,” sahutku, “Perlu kuantar?”
7151Please respect copyright.PENANAjUgPUH2Tt2
“Gak usah,” sahut Kak Wati, “Aku masih hafal letak kamar mandi itu kalau belum dirubah sih… mudah – mudahan aja masih ingat. Ohya, tolong handuk, sabun, sikat gigi dan odolnya keluarin dari tasku Wan. Minta tolong nih, bukan nyuruh.”
7151Please respect copyright.PENANAUTP0fPrfGM
“Iya Kak,” sahutku sambil berdiri dan me;langkah ke arah tas pakaian Kak Wati yang masih tergeletak di lantai ruang tamu.
7151Please respect copyright.PENANAFPaZRJTzJw
“Hihihi… tumben kamu mangil aku Kak segala. Dulu kita kan saling panggil nama aja Wan,” kata kakakku yang mulai melangkah ke kamar mandi sambil meraba – raba ke depannya.
7151Please respect copyright.PENANAI7MxP0Eg7S
“Kamu kan memang juga kakakku,” sahutku.
7151Please respect copyright.PENANAA4EhMrDY2E
“Tapi beda umur kita cuma setahun Wan. Panggil namaku aja, gak usah pakai kak kik kuk kek kok. Hihihiii…”
7151Please respect copyright.PENANAlUzinLA5qY
Memang benar, sejak kecil aku dan kakakku itu saling panggil nama saja. Tanpa istilah Kak, meski pun dia kakakku.
7151Please respect copyright.PENANAfgzo9ZEmXs
Aku sengaja melambatkan diri mencari peralatan mandi kakakku dari tasnya, karena ketika Wati sudah dekat kamar mandi, aku berbisik ke telinga Ibu, “Barang – barang yang tadi itu umpetin dulu Bu. Jangan sampai ketahuan sama Wati.”
7151Please respect copyright.PENANAeGY7F6soTK
“Iya. Nanti suruh dia tidur di kamarmu aja Wan. Ibu mau kunci pintu kamar ibu. Takut ada rahasia kita yang terbongkar sama dia.”
7151Please respect copyright.PENANA0hXVAIHnbJ
“Iya. Dia memang harus tidur di kamarku, karena aku mau mengorek pengakuannya, ke mana saja selama lima tahun menghilang itu.”
7151Please respect copyright.PENANAEERCVx0JlH
Lalu Ibu masuk ke dalam kamarnya. Dan langsung menutup serta menguncikan pintu kamarnya.
7151Please respect copyright.PENANAEGkNg9ESUP
Sementara aku pun bergegas menuju pintu kamar mandi, untuk menyerahkan peralatan mandi kakakku yang sudah duluan masuk ke dalam kamar mandi.
7151Please respect copyright.PENANAwK08lXo3sM
Begitu masuk ke dalam kamar mandi, aku terlongong melihat kakakku sudah telanjang bulat… yang anehnya menggetarkan batinku tidak seperti biasanya.
7151Please respect copyright.PENANAYeeT0ty9L8
Ya… sejak kecil aku dan Wati sering mandi bareng. Sambil mengawalnya di kamar mandi, karena takut salah injak atau terpeleset dan sebagainya.
7151Please respect copyright.PENANAsjEaNgkjJa
Tapi saat – saat seperti itu tak pernah membuatku ada yang istimewa. Karena waktu masih kecil Wati itu kurus.
7151Please respect copyright.PENANAbhEvDLOnzr
Aku bahkan sjudah hafal seperti apa bentuk kemaluan kakakku itu. Dia pun sudah hapal bentuk penisku saat itu, meski hanya lewat sentuhan belaka.
7151Please respect copyright.PENANAeBXEbFOCrJ
Setelah kemaluan kami sama – sama berjembut, kami tidak pernah mandi bareng lagi.
7151Please respect copyright.PENANAK7T3E53pnN
Tapi setelah lima tahun tidak berjumpa, ternyata banyak perubahan yang terjadi pada diri kakakku itu. Kini tubuhnya tidak kurus lagi, bahkan sebaliknya… jadi montok dan seksi…!
7151Please respect copyright.PENANAJraLsErQpp
Dan terus terang saja, desir birahi mulai timbul di dalam batinku setelah memperhatikan bentuk sekujur tubuh Wati (yang tidak mau disebut Kak itu) dalam keadaan telanjang bulat begitu.
7151Please respect copyright.PENANAAgUZrDugNP
Maka setelah memutar otak, aku pun berkata, “Aku juga mau mandi ah. Hitung – hitung bernostalgia pada masa kecil kita dahulu.”
7151Please respect copyright.PENANABOB5jiKzt3
“Iya,” sahutnya, “Sekalian sabunin punggungku ya Wan.”
7151Please respect copyright.PENANAYg4fx2SzLt
“Iya,” sahutku yang sedang melepaskan seluruh busana yang melekat di tubuhku. Kemudian kusirami tubuh Wati dari bahu ke bawah, membuatnya menggigil kedinginan karena hari memang sudah malam. Maka secepatnya kusabuni punggungnya sambil berkata setengah berbisik, “Dulu waktu aku berumur limabelas, Wati pernah ngajak bersetubuh kan sama aku…
7151Please respect copyright.PENANAdT2DN8Jn46
“Iya. Tapi kamu gak mau. Malah bilang takut aku hamil dan sebagainya.”
7151Please respect copyright.PENANA4PsmuD74v6
“Waktu itu aku kan masih belum mikirin yang gitu – gituan. Cuma mikir nyari duit buat sekolah dan buat makan kita sehari – hari. Kalau sekarang sih aku mau… soalnya kamu jadi seksi begini Wat.”
7151Please respect copyright.PENANAqn8vSMoZzU
“Tapi… sekarang aku gak perawan lagi Wan.”
7151Please respect copyright.PENANA6OuaYCnwxx
“Gak masalah. Memangnya siapa yang ngambil keperawananmu.”
7151Please respect copyright.PENANAMwr1rTNuvl
“Yang menculik aku ke Kalimantan itu.”
7151Please respect copyright.PENANAeGTntpDCLi
“Emangnya kamu diculik Wat?”
7151Please respect copyright.PENANArk2Iv14XUt
“Iya… tapi menculiknya secara halus. Ngajak aku makan – makan di restoran. Lalu dibawa masuk ke mobilnya. Aku gak tau dibawa ke mana saat itu. Eee… makan – makannya sudah jauh di luar kota. Ternyata saat itu aku mau dibawa ke Jakarta dengan janji akan dikasih pekerjaan di Kalimantan.”
7151Please respect copyright.PENANAjWGvxiaSg0
“Terus?”
7151Please respect copyright.PENANAzO2wHT3Zr1
“Bujukannya memang halus sekali. Sedangkan aku ingin merasakan seperti apa naik pesawat terbang itu. Ah… panjang ceritanya. Nanti aja kuceritain setelah mandi. Ini aku kedinginan Wan. Cepetan mandinya ya.”
7151Please respect copyright.PENANAEBAFxOCQLl
Setelah selesai menyabuni punggung Wati, aku pun buru – buru menyelesaikan mandiku. Memang terasa dingin sekali airnya. Tapi dalam tempo singkat aku sudah siap untuk membuat tiga kamar yang lengkap dengan mandi masing – masing. Kamar mandi yang dilengkapi dengan shower dan water heater, tanpa menggunakan gayung plastik lagi.
7151Please respect copyright.PENANACCuAXvlcd0
Ketika Wati sudah membalut badannya dengan handuk, aku pun sudah selesai mandi. Dan membelitkan handuk juga di badanku.
7151Please respect copyright.PENANAEp9FE1l0os
Kemudian kutuntun kakakku menuju kamarku.
7151Please respect copyright.PENANAvgjK4MWgPC
“Ibu sudah tidur ya?” tanyanya waktu sedang melewati pintu kamar Ibu.
7151Please respect copyright.PENANAeCkGuIc3oh
“Iya. Wati mau tidur di kamarku kan?”
7151Please respect copyright.PENANAqOI1Jkr2bF
“Iya. Biar bisa ngobrol dulu sebelum tidur. Lagian tidur sama Ibu suka ngorok, suka bikin aku terbangun karena berisik oleh suara ngoroknya.”
7151Please respect copyright.PENANAmGsknO0bHD
Setibanya di dalam kamar aku berbisik ke telinga kakakku. “Aku mau ngentot memekmu ya.”
7151Please respect copyright.PENANAx0d5xDW4bx
“Hihihi… kayak yang iya aja.”
7151Please respect copyright.PENANAXfyZnMC1kJ
“Serius, aku pengen nyobain memekmu Wat,” kataku sambil menutup dan menguncikan pintu kamarku. Lalu mengajak kakakku duduk di sofa hitam yang tak jauh dari ranjangku.
7151Please respect copyright.PENANAUR3q1U8OMy
“Beneran kamu mau menyetubuhiku?” tanya Wati sambil memegang tanganku.
“Iya… ingin merasakan enaknya memekmu.”
7151Please respect copyright.PENANAcDj2b5Lu5K
“Harusnya dari dulu – dulu kamu menerima ajakanku,” kata Wati sambil memegang pahaku, lalu menyelinapkannya ke balik handuk yang belum kulepaskan dari tubuhku, “Segede apa sih kontolmu?”
7151Please respect copyright.PENANATh4NDxXhdU
“Pegang aja sendiri,” sahutku sambil melakukan hal yang sama. Menyelinapkan tanganku ke balik handuk yang masih membeliti tubuh kakakku.
7151Please respect copyright.PENANAGsJuZU0K0K
“Anjriiiittt… kontolmu panjang gede gini Wan…! Sudah ngaceng pula… !” seru Wati tertahan.
7151Please respect copyright.PENANAIvUsIrncTv
“Sttt… jangan keras – keras ngomongnya. Nanti kedengaran sama Ibu,” kataku sambil menempelkan telapak tanganku di mulut kakakku.
7151Please respect copyright.PENANA1638QMS97K
Tapi aku tidak takut kedengaran oleh Ibu. Karena di antara kamarku dengan kamar Ibu, ada ruangan kecil yang kami pakai untuk ruang makan. Lagian bunyi radio di kamar Ibu terdengar agak nyaring. Biasa dia suka nyetelin radio kalau sudah mau tidur. Tapi… mungkin juga Ibu sedang menggunakan dildo yang kukasih tadi dengan leluasa.
7151Please respect copyright.PENANA2jYOkOqYT0
Tanpa kusuruh, Wati melepaskan belitan handuknya, sehingga menjadi telanjang bulat di depan mataku. Maka aku pun melepaskan belitan handukku, sehingga jadi sama – sama telanjang seperti kakakku.
7151Please respect copyright.PENANAog9y3sMxtU
Yang menggiurkan pada diri kakakku itu adalah toketnya itu, pentilnya gede – gede. Wajahnya pun keindia – indiaan. Hmmm… seandainya dia bisa melihat seperti aku, pasti sudah banyak cowok yang naksir sama kakakku satu – satunya itu.
7151Please respect copyright.PENANA4yBqxkshpw
Dan kini, dalam keadaan telanjang, kakakku merebahkan diri di sofa, dengan kaki dikangkangkan.
7151Please respect copyright.PENANAMYk6aIjqpE
Aku menyambutnya dengan pelukan seorang lelaki kepada seorang perempuan. Bukan pelukan adik kepada kakaknya.
7151Please respect copyright.PENANApPTpzTjzml
Tentu saja pusat perhatianku ke arah kemaluannya, yang lalu kusentuh dengan tanganku. Kuperhatikan dari dekat… dekat sekali. Memang kelihatan kalau kemaluan kakakku sepoerti sering “dipakai” oleh lelaki, Tapi aku tak peduli hal itu. Aku bahkan sudah sangat terangsang ketika bagian dalam kemaluannya yang kemerahan itu sudah ternganga di depan mataku.
7151Please respect copyright.PENANAbRfg60SzVE
Wati mulai menggeliat – geliat sambil mendesah – desah. Terlebih setelah aku menemukan kelentitnya, lalu kujilati bagian yang sebesar kacang kedelai itu dengan lahap.
7151Please respect copyright.PENANAj3e7dWmLkd
Namun Wati pun tak mau kalah. Beberapa saat berikutnya, justru dia yang menangkap penisku yang sudah ngaceng ini. Lalu mengoralnya dengan trampil sekali.
7151Please respect copyright.PENANAEgCVqyQLlJ
Begitu trampilnya Wati menyhelomoti dan mengurut – urut penisku, sehingga akhirnya aku takut kalau keburu ngecrot di mulut kakakku, karena permainan oralnya luar biasa enaknya. “Sudah Wat… nanti keburu buceng di dalam mulutmu…”
7151Please respect copyright.PENANA15wAoG0CAF
Wati pun melepaskan selomotannya, lalu menelentang di sofa, sambil mengusap – usap memeknya yang bibir luarnya berwarna coklat gelap dan bagian dalamnya merah membara.
7151Please respect copyright.PENANAxtwkTYqIOX
Tanpa ragu lagi kubenamkan penisku ke dalam liang memek kakakku. Blessssss… dengan mudahnya aku bisa membenamkan penisku sampai ambles semuanya…!
7151Please respect copyright.PENANA5y740gjxS9
Disambut dengan lontaran suara kakakku, “Oooohhh… gilaaaa… kontolmu gede dan panjang sekali Wan…! Pasti nikmat dientot sama kontol segede dan sepanjang ini sih… ayo entotin Wan…!”
7151Please respect copyright.PENANA5x43vOkaFW
Aku pun mulai mengayun batang kemaluanku, seolah gerakan pompa manual, maju mundur di dalam liang memek kakakku.
7151Please respect copyright.PENANAjNjGbyUgq5
Maka rintihan demi rintihan Wati pun mulai terdengar. Tapi suaranya perlahan sekali, karena aku sudah memperingatkan agar jangan sampai terdengar oleh Ibu.
7151Please respect copyright.PENANA1CKWx8i1BE
“Waaaan… kontolmu enak skeali Waaaan… kenapa gak dari dulu – dulu kamu entot aku Waaaan… kalau tau begini, aku takkan jauh – jauh meninggalkan rumah… karena kontolmu ini justru jauh lebih enak daripada kontol XXX…”
7151Please respect copyright.PENANAwNvMGOcfVa
“Siapa XXX?” tanyaku sambil mengurangi kecepatan entotanku.(XXX = nama yang sengaja sangat disamarkan).
7151Please respect copyright.PENANAlBHJHjzXex
“Yang membawaku ke Kalimantan dan membuatku jadi tukang pijit di sana…”
7151Please respect copyright.PENANApbEJKc3CyL