Setelah mereka mengikat tubuhku, perbuatan mereka sekarang malah makin menjadi-jadi. Istriku yang sekarang hanya menggunakan bra dan celana dalam berwarna merah. Dia tanpa henti terus menyedot penis dari perampok bertopeng plastik putih tepat di hadapanku.
Sementara itu perampok bertopeng hitam, dia mulai menciumi punggung istriku yang begitu mulus dan lembut. Istriku mendesah pelan saat punggungnya diciumi oleh perampok hitam. “Mmmhhh… Slurrrppp!!! Slurrrppp!!!! Mmmhhh… Mmmhhh… Slurrrppp!!! Slurrrppp!!!”
Seolah dia menikmati setiap ciuman demi ciuman yang dilakukan perampok hitam di kulit lembutnya. “Aahhh!! Aahhh!! Gilaa isepannya emang brutal bener kata lu, broo! Anjiing! Gilaa sperma gua berasa kesedot parah banget sama dia. Aahhh!! Aahhh!! Gua mau keluaar!”
Penis si perampok putih sampai basah kuyup penuh dengan air liur istriku. Aku benar benar merasa sangat cemburu dan gak bisa terima dengan semua ini. “Apa lagi kulitnya, broo. Gila banget mantep. Mulus dan wangi parah. Gua ciumin dari tadi nih, nagih banget rasanya.”
Sementara perampok putih, dia keliatan udah gak kuat menahan gempuran mulut istriku di penisnya itu. “Aahhh!! Aahhh!! Dia padahal dipaksa, tapi keliatan kaya doyan nyepong parah. Uhh gilaa! Aahhh!! Aahhh!! Anjiirr! Gua keluaarr!! Aahhhhh!!! Anjiing keluar banyak!”
“Ralinee! Sudah tolong hentikan! Mau sampai kapan kalian ngelakuin ini ke istri saya! Raline sudah jangan telan sperma dia lagi! Buang dari mulut kamu, Ralinee! Mereka gak minta ngelakuin hal itu!” sergahku yang berharap agar Raline tidak mengecewakan aku lagi kali ini.
“Hahahaha… Gua kagak nyuruh loh yaa. Tergantung bini lu sendiri maunya gimana. Aahhh!! Anjirr masih aja disedot padahal gua udah ngecrot! Gilaa bini lu binal parah ini mah! Aahhhh!! Aahhhh!! Udaah apaa jilbab binal! Gua udah ngecrot!” kata perampok putih saat itu.
Aku sontak kaget setengah mati, melihat istriku masih menyedot penis perampok itu meski dia sudah keluar. Ada apa dengan istriku ini? Kenapa dia malah melakukan banyak hal yang menguntungkan para perampok ini? Kenapa dia seolah suka rela memuaskan mereka?
Di saat yang sama perampok hitam tiba-tiba mengangkat ketiak kanan istriku. Dan dia kini menciumi ketiak istriku yang aku sukai. Tempat itu paling sering aku ciumin dan aku jilatin sama foreplay. Tapi kini istriku sambil mulutnya disumpal penis, dia pasrah dan menikmati itu.
“Keteknya mulus banget sumpah gak ada bulunya. Wangi sama sekali gak bau. Enak ini mah buat dijilatin terkhusus gua yang punya fetish ketek hahaha.” Perampok hitam itu julurin lidahnya. Dan dia menjilati ketiak kanan istriku dengan begitu ganas. Dan istriku hanya diam.
Sementara itu si perampok putih kini mencabut penisnya dari mulut istriku. Kini mulut istriku dipenuhi dengan cairan sperma si perampok putih. Perampok putih itu melihat ke arahku sambil tersenyum tengil. Seolah dia mengajakku bertaruh dengan apa yang akan terjadi.
“Ralinee! Tolong buang! Aku mohon jangan menyakiti aku lebih dari ini, Ralinee! Aku mencintai kamu sebagai istriku! Ralinee aku mohon buang sperma ituu!” ungkapku yang sampai berteriak dan hampir mau nangis. Namun istriku memandangi aku dengan wajah sedih.
Dan tepat di hadapanku untuk kedua kalinya, dia memilih untuk menelan cairan sperma si perampok putih di depanku. “Buahahahaha!! Bener ternyata dia emang binalnya udah gak ketolong lagi! Bahkan depan suaminya pun, dia nelen sperma gua tanpa ragu! Hebat emang!”
Dan lagi lagi Raline mencoba mencari alasan yang gak logis menurutku. Aku sekarang mulai kehilangan kepercayaan kepada istriku. “Aaahhh… Maafin aku, Mass. Dengan nyenengin mereka begini. Bisa dipastikan mereka gak akan menyakiti kita. Ini demi kita berdua juga, Mas.”
Tak berhenti sampai di situ, kini perampok putih itu ikutan jongkok dan mengangkat ketiak kiri Raline. “Mantep sih ini, lu jilatin yang kanan gua yang kiri. Kita rangsang dulu nih istri taat yang binal hahaha. Biar kita mainnya lebih mantap, sambil ngerasain nafsu binalnya dia.”
Mereka berdua secara bersamaan menjilati kedua ketiak Raline. Sampai Raline dengan begitu erotis sedikit menggeliat menikmati jilatan kedua perampok itu. “Mmmhhh… Mmmhhh… Aaahhh… Tutup mata kamu, Mass. Jangan lihat aku mohon, ini akan menyakitimu.”
Aku bahkan udah mulai gak peduli dengan istriku. Saking aku merasa sangat kecewa dengan apa yang dia lakukan. Menelan sperma itu adalah keputusan dia sendiri. Dan dia mengatakan dia ngelakuin ini demi aku! Bajingan! Dia bisa membuangnya dan melepehnya kan!
“Mendesah lah lebih keras, sayang. Tunjukkan kepada suamimu betapa nikmatnya bercinta dengan kami hahaha. Slrrrppp! Slrrrppp! Gilaa ketiaknya mulus banget. Bikin gak mau berhenti jilatinnya,” kata perampok hitam yang lidahnya gak berhenti bermain di ketiak istriku.
“Aaahhh… Aaahhh… Sudah hentikan, aku gak mau menyakiti suamiku lebih dari ini. Aaahhh… Kalian berdua kan udah keluar. Seharusnya kalian sudah puas dan gak menyentuhku lagi,” balas Raline yang meminta mereka untuk berhenti. Aku sama sekali gak paham sama dia.
“Halaah gak usah pura-pura nolak begitu. Orang tubuh kamu aja keliatan nikmatin banget kok, hahaha. Dasar jilbab binal munafik! Selain binal dia pinter ngibul juga ternyata hahaha,” jawab si perampok putih. Dan entah kenapa aku merasa perkataan dia itu benar ya.
“E-Enggak, suamiku sudah sering melakukan ini. Aaahhh… Aaahhh… Dan dia melakukan ini lebih baik dari kalian. Sudah hentikan, aku gak mau berkhianat dari suamiku lebih dari ini,” kata Raline yang meski mulutnya menolak. Tapi tubuhnya malah menggeliat ikut menikmati.
Kedua kaki Raline dibuka dan direntangkan oleh mereka berdua. Dan aku makin kaget ketika ngeliat celana dalam warna merah yang dikenakan Raline sudah basah. “Lah? Memeknya udah becek anjirr hahaha. Katanya gak mau dan nolak. Tapi memeknya udah banjir begini loh.”
Raline memalingkan wajahnya, bahkan dia mulai berkeringat ketika dirangsang habis oleh mereka. “Ja—Jangan melihat ke sanaa! Aku becek karena ini alamiah! Setiap wanita yang dirangsang pasti akan basah! Aaahhh… Aaahhh… Sudah hentikan! Aku gak mau lanjutin lagi!”
Sampai akhirnya jilatan mereka berdua turun dari kedua ketiak. Dan mendarat di kedua toket istriku yang berukuran 38D itu. Kedua gunung besar yang begitu kencang, padat, dan sangat aku sukai. Meski usianya sudah 26 tahun, Raline sangat rajin ngegym dan berolahraga.
Dan ini lah yang membuat tubuhnya masih sekel, kencang, dan begitu padat meski sudah berusia seperempat abad lebih. Mereka berdua menjilati pinggiran kedua toket istriku. Tepat di bagian samping paling luar, mereka jilati dan mulai mereka hisap secara bersamaan.
Benar-benar pemandangan yang membuatku ingin berontak dan melawan. Apa lagi istriku terus memohon untuk berhenti. “Enggak! Aku gak mau kedua dadaku disentuh lidah kalian! Sudah hentikan! Sudah hentikan! Aku menolaak! Aku gak mau tubuhku disentuh gini!”9466Please respect copyright.PENANAvvIrJFgwQ9
9466Please respect copyright.PENANAmmZebvloVL