“Suami anda pernah ke watu kumpul ya bu?” Tanya mbah marwoto.
Ibuku lalu menjawab: “Inggih mbah, tanah yang didalamnya terdapat watu kumpul itu benar-benar milik suamiku, itu warisan dari kakeknya sehingga suamiku tidak berani menjualnya walaupun keadaan kami sekarang terpuruk seperti sekarang, dia bersikeras tidak mau menjualnya karena larangan wasiat kakeknya.
“Watu kumpul itu sebenarnya dahulu adalah air terjun tempat biasanya pangeran samudro bersemedi, alirannya yang lumayan deras membuatnya biasa dimanfaatkan oleh warga sekitarnya.
Tapi lambat laun air itu surut setelah warga sekitar itu membunuh dengan keji junjungan kami pangeran samudro beserta ibunya.
Kalau dilihat dari informasi yang ibu berikan, berarti suami ibu ini sebenarnya adalah keturunan orang kepercayaan Pangeran Samudro pada masa lampau karena yang mengurus tempat semedi itu setelah meninggalnya junjungan kami tidak lain adalah orang kepercayaan kanjeng samudro.
Esok hari sampaikan hormat saya kepada beliau bu karena beliau adalah keturunan sejati pengabdi setia junjungan kami yang berarti beliau saudara kami.
“Pasti pertemuan kita ini sudah ditakdirkan bu” tambah mbah Marwoto.
Dalam hati kecilku berkata ”Oh ternyata ritual yang dimaksud itu sebenarnya adalah ngewe, jadi ayah dan ibuku ternyata sudah tau sejak awal dengan apa yang hendak dilakukan ibuku di gunung ini tidak lain dan tidak bukan adalah ngewe, pantesan pakaian yang ibuku kenakan pas berangkat tadi sangat mini sampai-sampai dilecehkan roknya dipejuhi orang-orang di perahu, Oh my god, jadi tujuan ibuku kesini ternyata mau ngewe sama orang yang baru dikenalnya nanti”.
Lalu kami menunggu mereka semua selesai melakukan ritualnya, kulihat beberapa orang laki-laki dengan tanpa malu melakukan hubungan terlarang dengan orang yang baru dikenalnya disini, menggenjot dengan berbagai posisi sebebas-bebasnya tanpa ada yang menegur membuat pikiranku mulai berhayal kemana-mana.
Namun bila kulihat, tubuh wanita-wanita tersebut benar-benar gembrot khas ibu-ibu membuatku nafsuku sedikit bisa kutahan.
Kuperhatikan satu-satu wanita-wanita tersebut, kulihat wajah mereka biasa saja nggak ada satupun yang menurutku cantik.
Satu-satunya wanita yang paling cantik wajahnya dan aduhai indah tubuhnya disini adalah ibuku yang kini berdiri disampingku sambil berbincang protes dengan mbah marwoto.
Membuatku berkhayal melakukan hal tak senonoh tersebut pada ibuku, namun segera kutepis pemikiran liar tersebut dan membayangkan hal yang lainnya untunk menghilangkan sange ini.
Satu-persatu pasangan tersebut berpindah ke keramik yang ada di tengah dan menggenjot secara cepat dan menembakkan spermanya ke dalam vagina partnernya.
Lalu bergantian pasangan berikutnya sampai semuanya ke 20 pasangan gila itu selesai.
Setelah selesai bau sperma tercium dimana-mana.
Cairan sperma berhamburan di lantai keramik putih yang merupakan tempat yang telah disiapkan untuk ritual tersebut karena memang saat ejakulasi para pasangan itu harus menumpahkan spermanya ke dalam mem*k pasangan yang baru dikenalnya lalu membuang sisa aliran peju dari meme*k partner wanita ke keramik ritual.
“Hari ini kita kedatangan tamu spesial, ini adalah ibu yang bernama Indrayanti dan anaknya yang bernama Bagas dan hari ini akan mengulang ritual keramat istimewa.
Perlu kalian ketahui asal usul sebenarnya dari ritual gunung kemukus ini bahwa dahulu Pangeran Samudra junjungan kita sangat mencintai ibu kandungnya dan gemar menyenggamai ibunya.
Saat mereka melakukannya di siang hari, mereka keburu dipergoki warga dan orang kerajaan, dan langsung dibunuh.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, sang pangeran Samudra sempat berpesan, siapa yang bisa melanjutkan hubungan intim mereka, segala permintaannya akan dikabulkan.
Dan hari ini kita kedatangan ibu dan anak yang hendak meneruskan wasiat beliau”, Ngewe dengan orang yang baru dikenal saja khasiatnya sangat mujarab, apalagi kalau anak dan ibunya yang ngewe pasti langsung dikabulkan apapun permintaanmu”. kata juru kunci tersebut.
Ibuku mengetahui itu langsung berkata, “Tidak! Tidak kalau harus sama anak kandungku”.
Ku kira tidak seperti ini”, kata ibuku.
Lalu juru kunci itu memerintahkan ke-6 pembantunya untuk menyeret paksa ibuku ke tengah arena perkawinan masal tadi, disusul aku yang juga kemudian dibopong paksa.
Ini benar-benar malah menjadi seperti pemaksaan dan permerkosaan.
Tepat pukul 22.00 Ibuku ditelantangkan begitu saja di atas keramik yang tadi berhamburan peju dari para peserta, dengan tangannya dipegangi kanan kiri dan aku diposisikan didepan ibuku.
Aku yang dalam hati sangat terangsang melihat ibuku terkapar meronta-ronta dihadapanku. Namun ada yang aneh dari tubuhku, sepertinya aku lebih merasa terangsang dan batang kejantananku seketika mengacung maksimal.
Dugaanku bahwa pasti tadi jamu yang aku minum merupakan obat perangsang dan obat kuat.
Aku kasihan melihat ibuku, namun semakin aku memperhatikannya kejantananku benar-benar tidak bisa diajak kompromi malah tambah mengacung maksimal.
Lalu akhirnya kuturuti nafsu setan yang sedari tadi membisikiku bahwa aku harus ngentot ibuku.
Aku lalu mencopot kain jarit yang dipakai ibuku lalu menggunakannya sebagai alas, lalu ibuku diangkat ke tengah jarit tersebut dan aku mengarahkan kont*lku ke liang senggamanya.
Lalu dengan satu tusukan Blessssh, hilang sudah perjakaku di mem*k ibu kandungku, walaupun aku sesekali pernah melakukan coli tapi aku tidak mengira mem*k wanita pertama yang kurasakan adalah milik ibu kandungku sendiri.
Lalu aku tusukkan sedikit demi sedikit ke mem*k ibuku, setelah beberapa genjotan akhirnya masuklah semua bagian kont*lku ke lubang yang dulu merupakan tempat kelahiranku dahulu.
Aku genjot secara keras maju mundurkan kont*lku ke meme*k ibuku dan tanpa meminta ijin ibuku ku remas-remas payudara ibuku kanan kiri bergantian lalu aku mencoba membisikkan ke telinganya udah nurut aja bu, buat ritual ini lengkap.
Lalu setelah beberapa lama ibuku ikut mendesah dan melihat ibuku yang sudah tidak melawan keempat lelaki yang tadi memegangi kaki dan tangan ibuku kini beranjak pergi.
Aku lalu kini bisa menggenjot ibuku dengan leluasa.
Kulihat disekitarku puluhan pasang mata menonton ritual terlarang kami ini dan dari pandangan para lelaki itu mereka kelihatan bernafsu melihat ibuku yang seksi ini aku genjot kasar seperti ini.
Lama-lama aku terbiasa dan tidak malu walaupun mereka melihatku.
Lalu setelah beberapa lama aku menggenjot ibuku, akhirnya aku merasakan ada yang hendak keluar dari kont*lku ini, ku entot ibuku dengan gerakan yang lebih cepat lagi dan akhirnya Crotttt-croooot-crooot spermaku membludak keluar di dalam mem*k ibuku lalu disusul siraman cairan orgasme hangat dari ibuku.
Kami berdua puas rasanya dan aku mengecup bibir ibuku dan kulihat ibu tersenyum kepadaku menandakan dia sekarang telah takhluk sepenuhnya padaku.
Lalu gemuruh sorakan dari ke 40 orang peserta dan 6 orang pembantu ritual, serta ke 3 juru kunci yang berada disitu tepuk tangan seperti merayakan peristiwa spesial.
Setelah kurasakan telah keluar di dalam aku lalu mencabut kemaluanku dari liang mem*k ibu kandungku tersebut.
Lalu melelehlah cairan peju perjakaku yang overoad keluar membasahi pakaian ibuku yang kini dipakai sebagai alas yaitu jarit yang sebelumnya juga telah ternoda sperma dari peserta sebelumnya tepat di atas keramik ritual.
ns 15.158.61.39da2