“Lebih baik kamu izin buat gak ikut pendakian kali ini.” kata kang Budi yang sejak tadi memperhatikan Pai mengemas kembali beberapa barang bawaannya itu.
Ia tau jika Pai sebenarnya tidak ingin pergi tetapi karena keharusannya mengikuti aktifitas itu untuk mendapatkan nomor anggota, mau tidak mau ia harus berangkat malam ini. Tetapi memang tidak dipungkiri jika sebagian dirinya meneriakkan kata-kata peringatan di kepalanya, haruskah ia pergi? Bagaimana dengan perasaan takutnya saat ini? Apakah nanti akan terjadi sesuatu yang besar dan mengerikan?
“Tapi, aku harus pergi kang. Mungkin ini terakhir kalinya aku melawan intuisiku.” kata Pai setelah agak lama ia terdiam dalam pikirannya.
Pai mungkin memang merasa jika seharusnya ia tidak perlu mengikuti kegiatan ini atau bisa saja ia memohon pada seniornya yang lain untuk memindahkannya ke divisi lain, tetapi ia tidak sampai hati dengan anggota yang lain jika ia melakukan itu. 418Please respect copyright.PENANAOTwi1qjCot
****
“Jaga diri, jangan sampai kenapa-kenapa. Pulanglah dengan 3 jiwa, jangan lebih dan jangan kurang.” Kata kang Budi pada Pai saat mereka mengantarkan tim Salak menuju ke mobil sewaan yang mereka tumpangi.
Beberapa senior Pai memang mengetahui jika Pai mempunyai kemampuan yang berbeda dari teman-temannya yang lain karena satu dan lain hal pernah terjadi, maka dari itu mereka juga sedikit khawatir kalau-kalau hal serupa terjadi saat pendakian. Apalagi Igoy yang selalu di wanti-wanti oleh para senior untuk menjaga para anggota selama pendakian menjadi tugas yang cukup berat mengingat tidak ada para senior yang akan membantunya jika terjadi hal-hal diluar kendali nantinya.
“Iya kang. Doain semoga semua lancar ya.” Pai tidak lupa meminta restu dari senior-seniornya dan juga saudaranya yang lain. Ia bahkan sempat meminta doa dari teman-teman yang berbeda tim dan juga semua orang yang ia kenal yang masih berada di kampus.
Dengan restu yang dikantonginya dan juga doa dirapalkan dalam hati, ia dan tim mulai memasuki mobil dan siap untuk perjalanan ekspedisinya.418Please respect copyright.PENANAgL9BN9OIjc
****418Please respect copyright.PENANAhDfrFyu2gv
Kamis, 21.00 wib
Mobil melaju menembus jalanan di malam hari, masih ada pengendara yang terlihat memenuhi pintu tol keluar Padalarang. Mereka memilih untuk lewat jalur Cianjur-Sukabumi karena terhitung lebih dekat ketimbang jalur lainnya. Suasana di dalam mobil terhitung sangat sepi, hanya Igoy dan Pesuy saja yang masih berbicara hal apa saja yang harus mereka lakukan selama pendakian. Beberapa kali juga anggota yang lain ikut bersuara tentang jalur pendakian yang akan mereka lewati. Hanya Pai saja yang waktu itu terdiam, entah khawatir akan lelahnya pendakian ini atau karena hal lain.
Setelah beberapa jam menahan diri di dalam mobil, akhirnya mereka sampai di Sukabumi. Mereka berniat untuk singgah dek minimart terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke basecamp Cidahu untuk membeli beberapa logistik yang kurang.
Sekitar jam 2 pagi akhirnya mereka berhasil sampai ke basecamp tersebut dan tidak lupa untuk mengecek semua perlengkapan sebelum mobil yang mereka sewa kembali pulang ke Bandung dan akan menjemput mereka lagi 7 hari lagi.
Mereka akhirnya menunggu para pendaki lainnya yang berasal dari jakarta untuk bersama-sama melakukan pendakian gabungan di basecamp tersebut. Selama penantian itu, beberapa dari mereka memilih untuk tidur sebentar demi menjaga tenaga yang akan dipakai pendakian. Dan sekitar jam 5 subuh, akhirnya tim dari Jakarta sudah berada di basecamp Cidahu.
ns 15.158.61.13da2