Alisa : Ahahaha.. Alisa juga ga nyangka kalau ternyata pada gatau semua.. padahal kan udah dijelasin tub awal-awal sama AsDos (Asisten Dosen).. yaa emang itu pada rese malah sempet-sempetnya mabar di pojokan kelas.. giliran udah dipanggil malah kayak orang linglung.. jelas Alisa seraya menyeka air matanya karena tertawa yang berlebihan.
Hamdan : Lah sama juga.. tau kan si Amin.. kocak bener.. masak iya tiap hari itu.. iya sayang.. tiap hari datang pagi Cuma buat nyontek laporan mas.. hadeehh.. giliran ditanya, dijawab gini dong ‘ada yang gampang, ngapain susah-susah..??’ emang tuh anaaakkk.. jawab Hamdan yang juga ingin berlama-lama dengan Alisa.
Hamdan tak ada henti-hentinya menatap mata Alisa yang begitu lentik nan cantik, apalagi saat ia tersenyum ataupun tertawa. Ditambah lagi khimar pet antem dengan cadar hitam yang senada semakin menambah keindahannya bak bidadari surga firdaus. Karena bingung, akhirnya Hamdan lebih memilih makan steak di salah satu resto steak yang lumayan enak, itupun juga karena masukan dari Alisa. Berlokasi di jl. Affandi, Obonk Steak n Ribs, menjadi opsi paling pas untuk mahasiswa yang ingin mencicipi grilled steak dengan harga yang cukup ramah di kantong.
Hamdan : Ehh iya yah.. besok ini udah mulai UAS nya sayang.. ngga belajar nih?? Ntar ga dapet IP tinggi lohh.. ujar Hamdan yang duduk condong ke depan dengan kedua punggung tangannya menyangga dagunnya.
Alisa : Mmhh.. Hemm..?? Mas Hamdan sendiri juga ga belajar.. timpal Alisa sambil menikmati banana split yang ia pesan.
Hamdan : Loh.. siapa bilang..?? Ini mas lagi belajar lohh.. jawab Hamdan.
Alisa : Haahh?? Belajar apaan mas sayangg??
Hamdan : Belajar iniihh.. Belajar untuk mencintaimu sepenuhnya.. jawab Hamdan sambil membelai pipi lembut Alisa yang tertutup cadar.
Alisa : Aahh.. mas Hamdannhh.. jawab Alisa yang terpejam merasakan hangatnya sentuhan tangan Hamdan.
Tak lama berselang, steak yang mereka pesan pun datang. Ini pertama kalinya Hamdan datang ke resto Grilled Steak karena memang di daerahnya hampir sudah ditemukan resto-resto semacam itu meskipun daerah Hamdan termasuk perkotaan. Sirloin cut Steak jadi pilihan Hamdan dengan tingkat kematangan Medium, sementara Alisa memilih Wagyu steak dengan kematangan Medium-Rare. Dari presentasi saja Hamdan sudah bisa melihat kalau milik kekasihnya terasa lebih lezat.
Hamdan : Oowalahh.. ini toh yang bikin heboh di medsos sayang..?? Mahal kan yaa..?? Tanya Hamdan yang memang tak pernah menghabiskan begitu banyak uang hanya untuk sekali makan.
Alisa : Hemm?? Nggak kok mas sayang.. ini murah lohh.. umi pernah ngajakin makan ke yang lebih mahal.. sekalinya makan bisa 500ribuan lebih per orang.. ucap Alisa yang sedang menyiapkan pisau dan garpunya.
Hamdan : Waduh.. auto jebol itu dompet mas.. ahahah.. celetuk Hamdan yang memperhatikan cara makan Alisa.
Alisa : Mmm.. Mmmm.. Oh iyaa mas.. besok abis ujian kemana mas?? Tanya Alisa yang sudah mulai menikmati steaknya.
Hamdan : Mmm.. mau langsung balik sih sayang.. ortu udah minta mas buat pulang soalnya saudara ada yang nikahan.. jawab Hamdan yang terkejut dengan rasa steak yang lezat.
Alisa : Hhaaaahhh..?? Mau langsung balik?? Yaahh.. Alisa sendirian dong.. kalo diundur ga bisa mass..?? Jawab Alisa yang terdengar mengiba.
Hamdan : Yaaa mas juga pengennya gitu.. masih pengen lama-lama sama pacar mas satu ini.. tapi gimana lagi.. ortu yang minta sayang.. jawab Hamdan.
Alisa : Uuuhh.. yaudah.. seminggu ini puas-puasin dehh.. jawab Alisa yang tak mau kehilangan momennya dengan Hamdan.
Hamdan : Ahahaha.. emang mau ngapain sayang?? Mas mau di iket ditiang rumah??
Alisa : Aaahh.. apa aja deh.. yang penting mas Hamdan nempeell.. hihihih.. jawab Alisa.
Sekitar jam 20.30 malam Hamdan dan Alisa kembali menyusuri dinginnya malam Jogja setelah menyelesaikan ‘dinner’ mereka. Malioboro menjadi destinasi wajib bagi setiap pasangan muda-mudi yang memadu kasih di Jogja, tak terkecuali Hamdan dan Alisa yang juga sudah cukup lama tak melewati tempat legendaris itu. Penampakan lampu jalanan yang dihias kriya khas Jogja, Andong yang menjadi transportasi tradisional kala itu, dan pedagang tradisional yang menjual pernak-pernik khas jogja, menjadi daya tarik tersendiri.
Sekitar jam 21.30 Hamdan dan Alisa sampai di rumahnya. Belum juga ia membuka pintu, Hamdan sudah dikejutkan oleh pintu yang terbuka sendiri.
Bu Zaskia : Ehem.. Tadi bilangnya ga sampe jam 9 malemm.. kok jam segini baru nyampe rumah?? Tanya bu Zaskia yang mengenakan daster tipis hitam motif bunga yang sudah pasti tak bisa menyembunyikan gunung jumbo 40H miliknya.
Aliaa : Yaa kan dikit aja telat mii.. ini udah nyampe juga toh.. jawab Alisa sambil mendekap erat lengan Hamdan seakan belum mau melepas Hamdan untuk ibunya.
Bu Zaskia : Kan Alisa udah janji tadi sama umi kan..?? Ahaha.. udah masuk dulu.. ujar bu Zaskia yang segera menutup pintu rumah khawatir ada lelaki yang lewat dan melihatnya karena malam itu ia tak mengenakan khimar ataupun jilbab.
Berat bagi alisa sebenarnya untuk melepas Hamdan, tapi janji tetaplah janji, apalagi ibunya sudah mau memberikan sebagian dari ‘jatah’nya untuk Alisa, alhasil malam itu Alisa hanya bisa tidur dengan gulingnya di kamar.
Alisa : Aaaahhh!! Apaan sih umi tuhhh.. pelan dikit ga bisa apa!!? Gumam Alisa yang berusaha menyumpal kupingnya dengan bantal dan selimut supaya tak mendengar racauan ibunya.
Meski kamar Alisa ada di lantai 2, tapi tetap saja suara kedua tubuh manusia yang tengah memacu birahi di kamar bawah terdengar jelas. Bu Zaskia yang sudah menanti seharian dan hanya disisakan beberapa jam saja sebelum pergantian hari, dengan buasnya meluapkan seluruh birahinya pada Hamdan. Daster hitamnya yang menutupi lekuk tubuh indahnya telah terbang entah kemana yang membuat ibunda Alisa itu bugil total tanpa ada sehelai benangpun yang menempel di tubuhnya.
Bu Zaskia : OUHH.. AAHH.. KONTOLL.. MHHH.. SHHH.. ENAK BANGETHH MASSHH.. OHH.. OHHH.. MMHH.. YESHH!! FUCKK YESSHH.. AAAHHH.. OOHHHJ..
Racau liar bu Zaskia seirama dengan liarnya pinggul bu Zaskia mengulek kontol Hamdan dengan posisi WoT. Hamdan yang sudah berkali-kali orgasme seharian, kini hanya bisa terlentang pasrah menikmati sajian erotis tubuh putih mulus indah ummahat bercadar di atasnya. Toket jumbo 40H sang ummahat ysng dihias puting kecoklatan terus menggoda Hamdan. PLAK.. PLAKK.. bahkan suara benturan kedua gunung kembar bu Zaskia cukup keras dan memanjakan telinga Hamdan.
Untung saja bu Zaskia tak lupa memberikan cukup foreplay di awal sebelum ia beraksi. Sekitar 20menit yang lalu, sesaat setelah Hamdan melepas Alisa naik ke lantai 2 sementara lengan kanan Hamdan tenggelam dalam jepitan bongkahan gunung jumbo bu Zaskia, bu Zaskia pun tak mampu lagi menahan gejolak birahi di dalam dirinya.
Bu Zaskia : Haemmfhh.. Mffhhh.. Mffhh.. Mcchh.. Srrppt.. Mffhh.. Mffhhh..
Tanpa babibu, kedua tangan bu Zaskia segera meraih wajah Hamdan dan langsung mendaratkan Frenchkiss liar. Sontak saja hal itu membuat Hamdan terkejut karena ia masih tak enak dengan Alisa yang tampaknya masih belum mau melepasnya. Bukan bu Zaskia namanya kalau ia tak bisa mengalihkan perhatian lawan mainnya dengan cepat. Dengan berjinjit bu Zaskia semakin gencar menyerang bibir Hamdan sembari sesekali lidahnya menyeruak masuk ke mulut Hamdan. Tak butuh waktu lama, hanya sekian detik saja hingga birahi Hamdan tersulut.
Bu Zaskia : Nghhhaaahh.. Mmmhh.. Sshhh.. iyaah masshh.. Oouungghh.. Ssshhh.. Aahhh.. Nakalnyaahh mas Hamdannhh.. Mmffhh.. Ssshhh.. desah bu Zaskia yang merem melek merasakan cupangan liar Hamdan menyusuri leher putihnya.
Dengan agak kasar Hamdan mendorong bu Zaskia hingga menempel di tembok tepat disamping tangga menuju lantai 2. Kepala bu Zaskia mendongak menahan gelak syahwat yang begitu deras memangsa tubuhnya. Tangan kiri bu Zaskia meremasi kepala Hamdan sementara tangan kanannya sudah masuk ke sirwal Hamdan. Dengan lembut nan lihai, terong Hamdan yang sedari tadi lemas kini muli menegang namun belum maksimal.
Bu Zaskia : Oooiunnghh.. Mmmhhh.. Yesshhh.. Oooohhh.. Mas Hamdaannhhh.. Aaaaahhh.. Ssshhhh.. Mmhhhh.. Aaaaahhh.. Ooohhhh.. Nikmatnyaaahhh.. Aaahh.. Terusshh Masshhh.. Iseppphh.. Mmhh.. Mmmhhh.. Oohhh.. Enak bangett ya Allaaahhh.. Aaaaahhh.. Mhhhh.. Ooooohhhh..
Lenguhan dan desahan panjang nan dalam mengalir lepas keluar dari mulut bu Zaskia saat Hamdan mulai turun dan menggarap toket 40H ibunda Alisa. Meski tanpa makeup, wajah natural bu Zaskia tetaplah cantik, apalagi saat ia tengah terangasang seperti ini, tak ada satupun ikhwan yang tidak ‘nafsu’ kalau melihatnya. Rambut hitam lurus sepunggung menambah keanggunan ummahat yang tengah Hamdan garap. Sesekali bu Zaskia menggigit bibir bawahnya karena kenikmatan yang ia rasakan dari permainan lidah dan mulut Hamdan saat menggilir putting coklat mudanya yang sudah mencuat tinggi. Karena Hamdan harus membungkuk membuat tangan bu Zaskia tak mampu meraih kontol Hamdan hingga hanya bisa terus meremas kepala Hamdan. Seluruh syaraf di dalam badan bu Zaskia menari karena rangsangan syahwat yang luarbiasa. Tubuhnya menggeliat merespon kenikmatan yang menjalar cepat membakarnya.
Bu Zaskia : Aaaahh.. Oouhhhh.. Ampunnhh Maasshhh.. Geliihhhh.. Mmhh.. Sshhh.. Ennaaakkk.. Aaahhh.. Mmhhhh.. Ooooooonngghhhhhhhh.. Ssshhh.. Aaaaaahhh.. Mmhh.. Ooohhhh.. Ooohhhh.. Nikmat bangeethhh.. Ennaaakkk Masshhh.. Jangaanhhh.. Berhentiihhhh.. Mmhhh.. Ooooooonngghhhhhhhh..
Ledakan lenguhan bu Zaskia tak terbendung saat ia merasakan kedua putingnya di kulum Hamdan secara bersamaan. Geli bercampur nikmat yang tak terkira. Kurang lebih itulah yang bu Zaskia rasakan yang membuatnya tak henti-hentinya mencakar punggung Hamdan. Meski hampir setiap hari ia merasakan hal tersebut, namun tetap saja itu tak membuat bu Zaskia bosan, justru membuatnya semakin binal. Meski masih mengenakan daster, namun karena ukuran toket bu Zaskia yang ‘masif’ sehingga membuat Hamdan begitu mudah melepaskan kedua bongkahan itu dari sangkarnya.
Bu Zaskia : Aaahh.. Mmhh.. Masshh.. Gantiannn siniihhh.. Hihihihh.. ucap bu Zaskia yang sudah memuncak birahinya setelah menahan kenikmatan permainan lidah Hamdan di putingnya selama 10menitan.
Secara perlahan kecupan dan cupangan bu Zaskia daratkan di leher Hamdan. Aroma khas keringat lelaki menjadi perangsang alami akhwat, termasuk juga bu Zaskia. Jemari bu Zaskia yang lentik meski sudah hampir memasuki umur 40, terlihat begitu lihai melucuti cepat setiap kancing baju yang menutupi tubuh Hamdan.
Mmhh.. Mhhh.. Cuppphh.. Cuupphh.. Ssrrpptt.. Sshhh.. Mmmhh.. Mmhhhh..
Dengusan nafas bu Zaskia terdengar jelas di telinga Hamdan. Berat dan intense, menandakan dirinya sudah dipenuhi hasrat birahi. Mulai leher, kini kecupan panas bu Zaskia mulai turun ke dada bidang Hamdan. Puting Hamdan yang hitam nampak indah di mata bu Zaskia. Tak mampu menahan lebih lama, bu Zaskia langsung melahap kedua putting Hamdan secara bergantian dengan penuh nafsu. Sesekali tatapan nakal nan sensual bu Zaskia lancarkan pada Hamdan yang membuat Hamdan juga semakin terangsang.
Perlahan tapi pasti, jilatan dan cupangan bu Zaskia turun ke perut kencang Hamdan dan berakhir berlutut di hadapan ‘Jackpot’ yang sudah ia nantikan. Sirwal hitam Hamdan tak mampu menahan bentuk asli kontolnya yang sudah tegang maksimal. Meski desakan syahwat sudah begitu memuncak, tapi bu Zaskia tak mau terburu-buru.
Bu Zaskia : Mmffhh.. Mcchh.. Cupphh.. Cupphh.. Hihihihi.. kangen banget nih sama sosisnya mas Hamdannhh.. Uuhh.. gantengg.. kerassshh.. Aaahhh.. Ga Tahannhhh.. ujar bu Zaskia sambil mencumbui selakangan Hamdan yang masih tertutup sirwal.
Srett.. Ploph!! Kontol 25cm Hamdan terlepas dari sangkarnya dan langsung menampar wajah bu Zaskia yang terlihat kontras dengan warna ‘rudal’ Hamdan. Diameter 5cm kontol Hamdan nampak begitu gagah saat menempel di wajah cantik bu Asia.
Bu Zaskia : Aaahhh.. Hahah.. Sruupphh.. Srruuppthh.. Mchh.. Mffhh.. Gurihnya masshh.. Mmmhh.. Srrupphh.. Mchh.. Mchh.. Mfhh.. Sruuppthh.. Aaahh.. Haaeemfhhh.. MMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCCKK.. OCKKK.. MMMFHH.. MFHH.. OCKK.. OCKK.. NGGHH.. SRRPPTHH.. MFFHHH..
Diawali dengan ciuman dan kecupan yang dipadu dengan jilatan erotis, mengawali panasnya permainan bu Zaskia menikmati kejantanan berurat Hamdan. Kembali aroma khas kejantanan ikhwan begitu membius hidung bu Zaskia yang semakin membakar birahi di dalam dirinya. Hanya sekitar 2 menit saja sebelum akhirnya semua kontol Hamdan melesak masuk menyesaki kerongkongan sang ummahat. Seketika mata bu Zaskia mendelik keatas merasakan kenikmatan saat kontol Hamdan memekarkan tiap mili tenggorokannya. Hamdan juga tampak mendongak merasakan enak dan hangatnya kerongkongan ibunda Alisa.
Hamdan : Wwoooohhhh.. Hhmmmmmhhhh.. Ssshhh.. Lonthe semua!! Sinih kau Lonthee!!! Pekik Hamdan yang sudah dibutakan dengan syahwat.
Kedua tangan Hamdan mencengkram kepala bu Zaskia dan langsung menggenjot kasar mulut ummahat 37 tahun itu. OCKK!! OCKK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! Decak becek suara kontol Hamdan saat menghantam pangkal kerongkongan bu Zaskia mulai menggema. Posisi bu Zaskia yang berlutut memudahkan Hamdan untuk melakukan facefuck. Kedua tangan bu Zaskia justru mencengkram bokong Hamdan seakan menginginkan agar Hamdan lebih liar lagi menyodok mulutnya, bukannya menahannya. Air litu kental terus menetes membasahi toket jumbo kembar bu Zaskia yang tampak begitu dominan dan berayun-ayun mengikuti irama sodokan Hamdan.
Hamdan : AGHH!! Mhhh.. Shhh.. Wuuhh..!! Nih makan nih lonthee!! Hahah!! Ucap Hamdan yang sudah lupa dengan Alisa
10menit lamanya Bu Zaskia menikmati facefuck kasar Hamdan di depan kamarnya. Decak becek suara mulut bu Zaskia menikmati kontol Hamdan kini melantun berirama dengan desahan dan erangan yang tertahan. Lidah Hamdan yang tak kalah liarnya kini tengah menari, menikmati lezat dan gurihnya memek ummahat solehah. Posisi 69 menjadi pilihan yang memaksimalkan kenikmatan keduanya dengan posisi bu Zaskia di atas.
Bu Zaskia : MMFHH!! MMFHH!! OCKK.. OCKK.. SRRPPTT.. MFFHH!! OCKK!! OCKK!! MFFUAHH.. AAHH.. MASHH.. MMHH.. OOOHH.. ENAKKNYAAHH.. HAEMMFHH.. MMFHH!! OCKK.. OCKK.. MFFHH.. SRPTT.. MFFHH..
Bu Zaskia tenggelam dalam kenikmatan yang dihantarkan oleh permainan lidah Hamdan. Setiap bagian bibir liang surgawi bu Zaskia tak lepas dari sapuan liar lidah Hamdan. Tiap kali Hamdan melesakkan lidahnya untuk mengorek lendir birahi akhwat di liang surgawi bu Zaskia, lenguhan kuat bu Zaskia puj meledak. Kombinasi sapuan dan sedotan kuat Hamdan, terlebih lagi saat Hamdan menghisap nikmat kelentit bu Zaskia, sontak tubuh putih mulus ummahat pemilik gerai itu pun menggelinjang hebat.
Bu Zaskia : AAAHHNGGGHH!! MMHH!! MMFUAAHH.. AAHH!! SSHH!! MMMHH!! MASSHH.. OOHH ENAKNYAAHH..MMHH.. HAEMMFHH.. MMFHH!! MFFHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! MFFHH!! OCKKK!! OCCKKK!!
Semakin liar Hamdan melumat liang surgawi bu Zaskia, semakin binal juga bu Zaskia mengocok kontol Hamdan dengan mulutnya. Bahkan beberapa kali Bu Zaskia menelan seluruh kontol Hamdan hingga wajahnya menempel di selakangan Hamdan sementara tangam kanannya terus meremasi zakar Hamdan. Lidahnya aktif memijat kontol Hamdan yang berurat dan menyesaki kerongkongannya. Hingga akhirnya semuanya memuncak saat Hamdan melesakkan jemarinya ke anus bu Zaskia.
Bu Zaskia : MMFHH.. MFHHH.. OCKK!! NGGHHFFHH.. MMFHH!! HEENNGGHHFFHHHHH!!!
SEEEERRRRRRRR.. SEEERRR.. SEEEERRRRRRRR..
Orgasme pertama bu Zaskia pun tak tertahankan lagi. Kombo kenikmatan jemari Hamdan di anus dan lidahnya di memek membuat ibunda Alisa tak mampu menahan gelombang klimaks yang begitu cepat menerpa. Banjir cairan surgawi menyembur deras membasahi wajah, leher, dan dada Hamdan. Hamdan yang terkejut malah semakin cepat menyodokkan jarinya di anus bu Zaskia yang sedang mengejang hebat. Ditambah kontol Hamdan yang masih menyumpal kerongkongannya, bu Zaskia hanya bisa menatap nanar merasakan kenikmatan itu.
Hamdan : Wwoohhh!!! Emang jalang yaa!! Cadar doang dipake!! Dalemnya Lonthe beneran!! Ujar Hamdan sambil menikmati menegak sebagian cairan khas birahi akhwat itu.
PLAK!! PLAKK!! Hamdan menampar beberapa kali bokong putih mulus bulat bu Zaskia. Ia mempunyai ide yang cukup gila malam itu. Tapi sebelum ia melaksanakan aksinya, Hamdan ingin memuaskan dirinya dulu menggunakan mulut bu Zaskia yang hari-hari digunakan untuk membaca Al Qur’an itu. Hamdan segera berlutut dengan tubuhnya tegap sementara kedua tangannya di pinggang seakan-akan menunjukkan bahwa ia adalah bossnya. Bu Zaskia yang paham akan pose Hamdan segera mengambil posisi doggy dengan lebih merendahkan punggungnya sehingga bokongnya yang bulat putih itu nampak semakin erotis di mata Hamdan.
Bu Zaskia : Heheh.. Emmhh.. Haemmfhh.. Mmfhh.. Mmfhhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mmfhhh.. Ockk.. Ssrppthh.. Mcchh.. Mcchh.. Mmfhhh.. Mmffhhh..
Hamdan : Wwwuuhhh.. Mmmmhh.. Ssshhh.. Naaahh.. Gituuhh.. Hahaha.. Emang top kualiti.. Ssshhh..
Seluruh tubuh bu Zaskia maju mundur perlahan yang menyebabkan sepongan lambat namun nikmat. Pose ini yang membuat Hamdan merasa superior, dan inilah yang menyenangkan setiap lelaki. Terlebih lagi bagi para ikhwan yang mengidamkan akhwat-akhwat binal. Saat para akhwat bercadar yang biasanya begitu menjaga marwahnya rela bugil dan berpose layaknya anjing hanya untuk mendapatkan kelezatan kontol lelaki ajnabi, itulah momen puncak bagi para ikhwan penikmat akhwat. Hal itulah yang Hamdan rasakan saat itu meskipun bu Zaskia tak mengenakan jilbabnya. HP Hamdan yang memiliki internal memory besar dan di support dengan eksternal-storage yang tak kalah besarnya, selalu standby mengabadikan setiap momen saat ia menzinahi setaip akhwat yang dikenalnya.
Brukhh..!!
Bu Zaskia : Aaahhh.. Mmmhh.. Masshhh.. Mau diapainhh ini..?? Tanya bu Zaskia yang menggelepar di ranjangnya setelah 8 menit menyepong kontol Hamdan dengan doggy.
Hamdan : Hahah.. Ada deehh.. nih sinihh.. angkat kakinya.. tekuk seginiihh.. mmhh.. Naahh.. Tahan pake tangan.. jangan sampe lepas.. ujar Hamdan mengarahkan posisi bu Zaskia untuk mengambil posisi 69.
Bu Zaskia yang terlentang kemudian diminta Hamdan untuk membuka lebar dan menekuk kedua kakinya hingga hampir menyentuh dadanya. Jelas saja hal ini mengangkat pinggul dan bokong bu Zaskia sehingga menampakkan memek dan anusnya yang merekah indah. Hamdan segera mengambil posisi berlutut mengangkangi wajah cantik bu Zaskia dengan rambutnya tergerai dengan posisi Doggy sementara lengan kiri Hamdan mengunci kaki kiri Bu Zaskia. Kontol Hamdan yang bagaikan ‘terong jumbo’ itu menggantung tepat dihadapan wajah bu Zaskia. Dengan penuh nafsu, Bu Zaskia membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Hamdan yang merasakan sensasi geli diujung kontolnya malah langsung menghujamkan pinggulnya.
Bu Zaskia : Ahahh.. Elelemphtth.. Mmhhh.. Srrppt.. Mmhh.. Hhaaah.. HHMMFFHTT!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! OCCKKK!! MMNGHH!! NGHH!! OCKK!! OCKK!!
KRIIIEET.. KRIIEETT.. KRIEETT..
Ranjang tempat keduanya memacu kadar dosa mulai berdecit mengikuti irama genjotan Hamdan menggagahi mulut bu Zaskia. Bu Zaskia sendiri hanya bisa mendesis dan melenguh tertahan menikmati kasarnya sodokan Hamdan di kerongkongannya. Bahkan sesekali Hamdan menghantamkan seluruh pinggulnya hingga wajah bu Zaskia terbenam di selakangannya dan mendiamkannnya beberapa saat. Kenikmatan yang bu Zaskia rasakan tak hanya dari facefuck saja, piang surgawinya pun ‘dimanja’ oleh sedotan dan jilatan liar Hamdan. Rasa geli bercampur nikmat membakar cepat seluruh sensor tubuh ummahat cantik beranak satu itu. Sekitar 5 menit mata bu Zaskia nanar karena nikmat yang bertubi-tubi sebelum ia terbelalak karena merasakan anusnya dipaksa mekar. Terakhir kali ia merasakan hal ini saat di gangbang oleh Luqman dkk.
Bu Zaskia : MFFHH.. MFFHH!! OCKKK!! OCKKK!! MMMFHH.. MMMNNFFNNGGHHHHJ…
Perlahan tapi pasti satu per satu jemari Hamdan melesak masuk ke anus bu Zaskia hingga akhirnya seluruh telapak tangan Hamdan sukses menembus sempitnya liang surgawi kedua milik ibunda Alisa. Meski samar-samar, suara parau bu Zaskia yang tengah melayang menikmati fisting Hamdan mengalir keluar dari sela-sela mulutnya yang masih disumpal kontol. Berawal dari jemari dan telapak tangan, terus masuk hingga sedalam 30cm dari total panjang tangan Hamdan. Sleb.. Sleb.. Slebb.. lendir anus memudahkan Hamdan mengobok-obok liang bool bu Zaskia.
Bu Zaskia : AANNGGFHH.. MMFFHHH.. NNNGGHFFFF.. MMFFAAHH.. AAHH!! OOHHH!! SSSHH!! MAASSHH.. OOHHH!! YESSHH!! MMMNNGFHH..!! HHMMFHH!! OCKK!! OCKKK!! MMFFHH!! OCCCKKK!!
Hamdan terus menggarap bagian atas dan bawah bu Zaskia tanpa sedikitpun memberikan waktu istirahat. Pinggulnya dengan ganas menggempur mulut bu Zaskia, sementara tangan kanannya terus aktif meregangkan anus bu Zaskia hingga ke ‘limit’nya. Tak pelak, kenikmatan yang cukup lama tidak bu Zaskia rasakan akhirnya membuat akhwat 39 tahun itu kembali orgasme.
OCKK!! OCKK!! OCKKK!! MMFHHH!! MMMNNNGGHHHHHHHHFFFFHHH…!!!!
SEEERRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEEEERRRRR…
Cairan surgawi bu Zaskia meledak hebat menyembur ke wajah dan tubuh Hamdan yang berada di atasnya. Pinggul dan kaki bu Zaskia kelojotan mengiringi birahi yang begitu deras meninggalkan tubuhnya. Cukup puas Hamdan melihat ibunda kekasihnya itu mengejang nikmat karena ide gilanya.
Hamdan : Boleh juga nih Lonthee.. di sumpelin tangan malah ngecrott!! Ujar Hamdan yang kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang.
Bu Zaskia : Hhaaahh.. Mmhhh.. Sshhh.. Enakk banget sih Masshh.. Mmhh.. Gantian mas Hamdanh yang tidurann yaaahhh.. Sshhh.. Mmhhhhh.. Nghhhhh.. Nnnaaaaahhhh..
Berganti kini bu Zaskia yang mengambil posisi WOT meski anusnya masih terasa mekar. Blesshh!! Kontol Hamdan masuk sepenuhnya tanpa rintangan apapun hingga jauh menghantam pintu rahimnya. Lenguhan panjang mengawali genjotan bu Zaskia memacu kembali syahwatnya. Derit ranjang semakin kuat seiring semakin cepatnya gerakan pinggul maju-mundur bu Zaskia melayani Hamdan.
NGHH.. NGHH.. AHHH.. AAAHH.. OOHHH.. SSHHHH.. OOOOOOONNGGHHHHHHHH..!!!
SPLOP!! SEEERRRRR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Kembali tubuh bu Zaskia yang terangkat tinggi mengejang mengikuti memeknya yang memuntahkan cairan surgawi dengan derasnya. Cukup lama bu Zaskia bertahan dengan posisi WOT hingga lebih dari 5 kali ia klimaks. Sudah jelas hal itu tidaklah cukup untuk membuat Hamdan orgasme.
Bu Zaskia : Mmhh.. Shhhh.. Ooohhhhhh.. Aaaahhh.. Yessshhh.. Anal lagihhh.. Ooowhh.. AHH.. AHHH.. OHHH.. SERETTHH.. AAHHH.. GEDEHH.. KONTOLLHH.. AAAHHH ENAK BANGEETHH.. MMMHH.. SSHHH..
Desahan bu Zaskia kembali pecah saat ia kini menggiling kontol Hamdan di anusnya. SPLOKK!! SPLOKK! SPLOKK!! Gerakan pinggul bu Zaskia kini berganti dengan gerakan naik-turun. Meski perlahan namun terasa lebih mantab. Hamdan pun menikmati pemandangan toket bu Zaskia yang terus menari dan saling berbenturan satu sama lain. Mata bu Zaskia sendiri merem melek menikmati anal seks dengan kekasih anaknya itu. Kontol jumbo yang tak pernah ia bayangkan, apalagi milik ikhwan ajnabi, kini dengan bebasnya melesak masuk ke setiap liang kenikmatan suci miliknya.
OHHH.. OHHH.. MASSHH.. OOHH.. MMHH.. NNNGHHHHHHH..!!
SEEERRRRR.. SEEEEERR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Sudah tak terhitung berapa kali bu Zaskia orgasme. Sprei dan ranjang mereka pun basah kuyup oleh cairan surgawi milik sang ummahat. Bahkan aroma khas kamar bu Zaskia begitu pekat oleh aroma lendir khas akhwat.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!! Tubuh bu Zaskia kembali berguncang menahan dahsyatnya gempuran pinggul Hamdan. Posisi Rear-Admiral menjadi salah satu posisi seks favorit Hamdan, selain karena ia bisa menghantam penuh kontolnya ke liang surgawi manapun yang ia suka sekuat-kuatnya, ia juga disuguhi bokong bulat putih kencang para akhwat bercadar yang merelakan tubuhnya untuk dinikmati.
Hamdan : Nghh!! Nghh!! Sshhh.. Jossshhh!! Mantab bener bokong lonthe cantik!! Hahah.. cerca Hamdan yang terus menggempur bokong bu Zaskia tanpa henti.
Posisi bu Zaskia yang menungging layaknya orang sujud nampak begitu erotis. Toket 40H miliknya pun terlihat seperti mau pecah karena digencet tubuhnya yang berupaya keras menahan sodokan Hamdan. Kontol 25cm berdiameter 5cm Hamdan tampak begitu gagah mengobok-obok memek sempit bu Zaskia. Meski selama hampir setiap hari selama 4 bulan ini bu Zaskia terus meladeni kontol Hamdan, tapi perawatan maksimal khusus area keakhwatan yang ia lakukan menjadikan liang surgawinya tetap sepit nan peret layaknya perawan. Dan hal itulah yang membuat Hamdan merem melek keenakan dan ketagihan tiap harinya.
Bu Zaskia : OGHH!! OGHH!! MMHH!! SSHHH!! KONTOLLHH!! MASSHH!! AAAHH.. AAHHH.. MMHHH.. MENTOKKHH!!! AAAHH.. ENAK BANGETTHH.. ENAK NYAAHH.. NGHHH.. GA TAHANNHH.. YA ALLAAAHH.. MMHH.. OOHHH.. OOOOOUUHHHHHHH…!!!
PLOP!! SSEEERR.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Bokong dan kaki bu Zaskia bergetar hebat saat memeknya menyemburkan cairan surgawi yang begitu deras. Kedua tangannya meremas kuat sprei sementara ia menggigit bibir bawahnya karena menahan nikmat yang tak terperkirakan. Peluh membanjiri tubuh putih bu Zaskia yang membuatnya nampak mengkilap. Belum usai ia mengejang karena orgasme, bu Zaskia kembali melenguh panjang saat merasakan anusnya merekah disesaki kontol Hamdan. PLOK!! PLOKK!! PLOKKK!! Baik di memek maupun anus, dengan posisi ini membuat Hamdan bisa mengerahkan seluruh syahwatnya. Bu Zaskia pun dibuatnya merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara. Bahkan tiap kali Hamdan melesakkan seluruh kontolnya, perut bu Zaskia tampak menggembung meski samar-samar.
Bu Zaskia : AHHH.. AAHHHH.. AAHHH.. OOHH.. YESSHH.. KONTOLLHH.. YESHH.. MMHHH.. FUCKK!! OHHH.. NIKMATTHH.. AAHHH.. AALLAAHHH.. ENAK BANGETHH.. MASHH!! OHHH.. GEDEH BANGET KONTOLNYAHHH.. AAHH.. ANALL ENAKK.. YESHH.. OHHH.. OOOHH.. MMNGHH.. SSHSHHH.. MMHHH..
KREETT.. KREETT.. KREETTT..
PLOKK!! PLOKK!! PLOKKK!!
Secara kasar dan cepat, Hamdan menghantamkan pinggulnya yang menyebabkan bokong bu Zaskia kemerahan. Tamparan gemas sering Hamdan daratkan sambil terus melecehkan bu Zaskia dengan kata-kata kotor. Namun justru bu Zaskia semakin bergairah dan terangsang ketika diperlakukan seperti itu. Alhasil tak butuh waktu lama hingga Anal-Orgasm menghampirinya.
Bu Zaskia : AHHH.. AHHH.. IYAAHH.. IBU MEMANG BUDAK MASHH HAMDANN.. AAHH.. OOHH.. DOYAN KONTOLHH.. AAHHH.. SODOK MASHH.. TERUSHH!! YESSHH.. MMMHH.. SHHH.. PAKE IBUUHH.. SEPUASNYAHH.. OOHH.. OOOHH.. ENAKKNYAAHH.. AAHH.. AAAAHH.. OOHHHH.. GA TAAHHN.. OOOOHHHH.. MMMNNNGGGHHHHHHHH..!!!
Hanya butuh waktu 3 menit saja Hamdan menggenjot anus bu Zaskia untuk menghantarkannya kembali menikmati Anal-Orgasm. Erangan tertahan bu Zaskia terdengar indah beriringan dengan gemericik cairan surgawi yang menyembur deras membanjiri ranjang. Namun itulah Hamdan, Sang Penakluk Akhwat, ia tsk membiarkan bu Zaskia untuk benar-benar menikmati orgasmenya dan segera menarik tubuh bu Zaskia. Hamdan yang kemudian terlentang di ranjang, diikuti oleh bu Zaskia dengan posisi ‘Overtuned’. Mirip seperti reverse-cow girl, hanya saja tubuh bu Zaskia condong ke belakang dan ditopang oleh kedua tangannya sementara kedua kakinya mengangkang. Ia sedikit mengangkat pinggulnya sehingga ada celah antara bokong bulatnya dan pinggul Hamdan. Kedua tangan Hamdan yang mencengkram sisi dada kanan-kiri bu Zaskia, selain untuk membantu menopang tubuh mulus bu Zaskia, itu juga berfungsi sebagai ‘pegangan’ untuk Hamdan melancarkan serangan brutalnya.
PLOKKK!! PLOKKK!! PLOOKKKK!! PLOKKKKK!! PLOKKK!!
Bu Zaskia : AGHH!! AGHH!! KONTOLLHH!! OGGHH!! OOOOHH.. OOOHHH.. NGGHHH.. SSHHH.. AAHHH!! AAAAHHH!! MANTABHH!! MMMHH.. ENAK BA.. NGETTHHH.. OOOHHH.. SSHHH.. FUCKKK!! ANAL YESHH!! TERUSS MASHH!! SODOKKHH.. SEMAU MAASHHH!! PAKAI AJAHH LONTEHH INIIIHH.. AHHH!! OGHHH!! OOHHH.. OOOHH.. MMMHH.. AAWGHH!! NNGGHH..
Hebat dan mantabnya genjotan Hamdan menyebabkan seluruh ranjang ikut bergoncang hebat. Bu Zaskia sendiri hanya bisa mengerang dan meracau sembari sesekali menggigit bibir bawahnya pertanda kenikmatan yang ia rasakan terlalu dahsyat. Tampak jelas anus bu Zaskia ikut tertarik keluar masuk mengikuti sodokan kontol 25cm Hamdan yang beringas. Toket kembar jumbo bu Zaskia pun turut menari, meningkatkan tensi keerotisan di kamarnya.
NGHHH!! AAHH!! KELUAR MASSHH.. AAHHH.. KKOOONNTOOLLLLLLHHHHH…!!!!!
SEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Bak sengatan arus listrik kuat, seluruh tubuh bu Zaskia menegang yang membuatnya mengangkat tinggi pinggulnya dibarengi dengan semburan deras cairan surgawi. Begitu kuat dan derasnya hingga ternit pun basah oleh cairan khas milik akhwat itu. Seluruh kamar pun sudah beraroma khas cairan surgawi akhwat yang bercampur aroma keringat ikhwan. Sudah tentu hal itu menjadi ‘perangsang’ alami bagi bu Zaskia, dan terbukti ia langsung kembali melesakkan kontol Hamdan ke memeknya.
BLESSHH.. PLAAK!! PLOKK!! PLAKKK!! PLAKKK!!!
Hamdan : Wwoohh.. Gak pake istirahat!!?? Emang jalang bercadar paling top!! Hahahhh.. ujar Hamdan yang tanpa ragu kembali memompa bagian ternikmat dari tubuh suci seorang akhwat.
Bu Zaskia : Iyaahh Masshh.. AAHH.. AAHHH.. KONTOLLHH!! KON.. TOLHH.. MASSHH.. HAMDANN.. NAGIHHH BANGETHHH!! OOGHH.. OGHH.. MMNNGHHH!! AAHH.. AHHH.. OOHHH..!! SSHHH.. OOOHHH..
Malam terus berlanjut dengan keduanya terus menambah pundi-pundi dosa Zina. Sudah tak ada.lagi batasan antara keduanya, hanya kenikmatan seks yang Hamdan dan Bu Zaskia cari. Waktu menunjukkan pukul 23.22 saat akhirnya Hamdan mengerang panjang melepaskan klimaks kelimanya hari itu.
Hamdan : SINI GUE HAMILIIIN KAMU LONTHEEEE!!! AAARRRRGGHHHHH!!!
CROOTT.. CRRRROOOTT.. CRROOOOTTT..
Bu Zaskia : AGHH!! NGHH!! OOHH.. IYAAHH MAASHH.. DALEM AJAAAHH!! OOOUNGHHH.. SSSHHHH.. AAAAAHHHH…
Lenguh bu Zaskia mengiringi kehangantan yang memenuhi rahimnya. Tak seperti biasanya dimana bu Zaskia orgasme bersamaan dengan Hamdan. Mungkin karena ia sudah orgasme lebih dari 18x sehingga tubuhnya hanya menjadi samsak pemuas Hamdan saja.
Brukkkhh.. bu Zaskia pun tersungkur lemas setelah bertahan dengan posisi Doggy selama sekitar 20an menit. Lebih dari 6 kali ia klimaks saat Hamdan menyodoknya dari belakang. Rambutnya pun acak-acakan bercampur peluh yang membanjiri tubuhnya. Meski AC kamar bu Zaskia di set di angka 24 derajat, tetap saja ‘panas’nya perzinahan mereka tak bisa diredam.
Hamdan : Hhhaaaahh.. Fffuuhhh.. Capeknyaahhh.. ujar Hamdan yang menghempaskan dirinya fi ranjang di sisi kanan bu Zaskia.
Bu Zaskia : Mmhhh.. Capek yaaahh mas Hamdanh sayang.. ucap bu Zaskia yang menggelendot di sisi kiri Hamdan dan menyebabkan tangan kiri Hamdan tenggelam dalam jepitan hangat toket 40H miliknya.
Hamdan : Iyahh Bu.. Mantab banget sih.. seharian bisa ngecrot nyampe 5 kali nihh.. hahah.. timpal Hamdan sambil menyeka keringatnya.
Bu Zaskia : Iyaahh.. Makasih banyak yaahh mas Hamdan.. Perkasah bangethh.. Ehh.. kok 5 kali?? Tanya bu Zaskia yang kepalanya sudah berbantalkan lengan Hamdan.
Hamdan : Oohh.. iyaa.. tadi pagi sampe sore ngegarap santriwati bu Vyrna sih.. jawab Hamdan santai.
Bu Zaskia : Yyaaahh elah si Vyrna.. maunya enak yang gratis.. jawab bu Vyrna dengan nada kesal.
Hamdan : Ahahaha.. Ngga juga kok.. Siangnya dibayarin makan di resto hotelnya juga kita.. trus bisa ngicipin semua santriwati sama ustadzah juga.. lanjut Hamdan sambil tertawa kecil membayangkan kenikmatan hidup yang ia dapatkan dengan mudahnya.
Bu Zaskia : Yaaahh.. sama aja ituh Mas Hamdaannhhh.. kan akhirnya dia juga ga kluarin apa-apa.. dapet kontol gratis seperkasa ini tuh.. awas ntar kalo ketemu mah Vyrnaa!! Jawba bu Zaskia sambil meremas kontol Hamdan yang mulai lemas.
Hamda : Ahahahah.. Aaaghh.. aduduhh.. sakit bu.. jawab Hamdan yang meringis saat kontolnya diremas bu Zaskia dengan tangan kirinya.
Bu Zaskia : Eehh iya.. denger-denger dari Alisa kalau mulai besok Mas Hamdanh udah mulai UAS ya..?? Tanya bu Zaskia.
Hamdan : Ohhh.. iya bu.. inshaaAllah udah mulai.. sekitar 2 mingguan.. lanjut Hamdan.
Bu Zaskia : Trus gimana?? Kok ngga belajar?? Eheheh.. Salah ibu juga yaa malah minta jatah ke mas Hamdaan.. Mmmhh.. Yyaaahh.. gimanaa lagihh.. enak sihh.. hihihihih.. jawab bu Zaskia sambil mendekap Hamdan.
Hamdan : Ahahaha.. inshaaAllah aman bu.. toh selama ini ana juga udah nyicil kok belajarnya..
Bu Zaskia : Eeh iya.. trus kelar ujian kan liburan ya?? Berapa lama liburnya mas Hamdan..?? Tanya bu Zaskia yang sepertinya punya rencana untuk menghabiskan liburan Hamdan hanya untuk dirinya.
Hamdan : Mmm.. Berapa lama ya bu?? Ana juga kurang tau.. soalnya kan masih semester satu ini.. tapi dapet info sekitar sebulan gitu liburnyaa.. jawab Hamdan sedikit agak ragu.
Bu Zaskia : Ehhh.. Seriusan?? Yeeyyy.. Bakalan seru nih!! Jawab bu Zaskia yang terdengar layaknya anak-anak mendapatkan hadiah.
Hamdan : Aaahh.. Tapi afwan bu.. mungkin ana langsung mau balik.. soalnya orangtua sudah suruh ana buat balik cepet-cepet.. jawab Hamdan.
Bu Zaskia : Yaaaahhh.. Emang harus langsung di hari pertama liburan ya?? Tanya bu Zaskia sambil menatap mengiba ke Hamdan.
Hamdan : Emmm.. Yaa ngga juga sih Bu.. maksimal 4 harian gitu.. jawab Hamdan yang membuat secercah harapan untuk bu Zaskia.
Bu Zaskia : Okeeyy!! 4 haru cukup sihh.. makasih mas Hamdannhh.. jawab bu Zaskia yang kemudian memagut bibir Hamdan sebelum akhirnya keduanya terlelap tidur dengan tubuh bugil.
Allaahu Akbarr.. Allaahu Akbaaarrr..
Suara Adzan subuh membahana di seluruh pelosok Jogjakarta. Suara alunan panggilan ilahi itu menembus barat, utara, timur, dan selatan. Setiap manusia bisa mendengar dengan jelas alunan indah muadzin dalam melafadzkan adzan. Namun untuk bisa memenuhi panggilan adzan, hanya orang-orang yang dipilih saja oleh Allah yang bisa memenuhinya. Bagi sebagian orang yang lain, adzan subuh merupakan tanda diawalinya aktifitas pagi hari. Seperti halnya para pedagang dipasar yang sudah mengawali subuhnya dengan aktifitas pasar. Namun ada juga manusia-manusia yang masih memacu kadar dosanya dan bukannya memenuhi panggilan Yang Kuasa.
Sulwa : AHHH..!! AHH..!! SSHHH.. OOHHH.. MAS AMINNHH!! MMHH.. ENAK BANGETH MASSHH!! ADUUHH.. ALLLAAHHH.. KONTOLH MASSHH NIKMATHH!! AAAHH.. AAAHHH.. TERUSSHH MAASHH..!!
Racau Sulwa yang keenakan digenjot Amin dengan posisi doggy. Hotel kelas melati yang bertarifkan 80ribuan semalam menjadi alternatif bagi Amin dan Sulwa untuk memadu rindu antar kemaluan mereka. Tak seperti Hamdan yang bisa dengan santai dan gampang untuk menggarap bu Zaskia da Alisa di rumah, bagi Amin dan Sulwa yang hanya nge-kos membuat mereka harus mencari celah agar tetap bisa mengumbar birahi dalam dirinya.
Amin : Mmhh.. Shhh.. Wwoohhh.. Sempitnyaahh bokongmuhh sayaanghhh.. Mmhhh.. Aaahhh..Bikin mas ketagihaannhh.. ujar Amin sambil mendongak merasakan nikmatnya jepitan anus Sulwa.
Semuanya berawal setelah Amin selesai dari menggarap para Santriwati bu Vyrna. Setelah keluar hotel, ia mengecek HPnya dan mendapati banyak sekali notifikasi WA dari Sulwa. Karena hari itu adalah hari terakhir sebelum UAS, maka Sulwa pun ingin menghabiskan waktunya dengan Amin, bukan dengan buku-buku literatur kuliah.
Sulwa : Mmmhh.. terserah mas Amin ajah kemanah.. Sulwa mah ngikut.. ucap Sulwa yang sudah mulai bercadar.
Malam itu ia mengenakan setelan abaya dan khimar warna dusty pink dengan cadar tali yang juga senada. Kulit putih cantik khas akhwat Thailand semakin menampakkan kecantikan dan keanggunan Sulwa yang duduk menyamping di belakang Amin.
Amin : Ga biasanya nih ngajakin jalan-jalan malem gini sayang?? Tanya Amin yang mengendarai motornya menuju arah pusat kota Jogja.
Sulwa : Yaa kan kapan lagi?? Toh daripada Sulwa pusing di kosan.. lagian kangen sama mas Amin.. seharian kan belum cium bau badan wangi mas Amin.. hihihih.. jawab Sulwa sambil mendekap erat Amin.
Amin : Ahahah.. trus kemana nihh?? Tanya Amin yang juga belum punya arah tujuan.
Sulwa : Terserah mas Amin ajaahh.. pokoknya Sulwah ngikuutt.. jawab Sulwa yang terdengar begitu senang bisa bermesraan dengan kekasihnya yang baru saja menggagahi banyak santriwati.
Amin : Okee deehh.. jawab Amin yang juga terdengar bersemangat setelah mendengar suara kekasihnya ditambah kekenyalan yang ia rasakan di punggungnya.
Tujuan utama Amin adalah berjalan mengitari Ring Road Jogjakarta. Mulai dari perempatan Jakal ke arah barat. Bukan masalah destinasi, tapi waktu yang ia habiskan bersama kekasihnya, itulah yang paling berharga bagi Sulwa dan Amin. Sepanjang perjalanan mereka berdua saling berbicara layaknya pasangan yang sudah lama tak ketemu. Memang, besok paginya, Sulwa dan Amin akan menghadapi UAS dan setelah UAS akan ada libur panjang sekitar 1 bulan. Sulwa sangat paham kalau mereka akan berpisah cukup lama saat liburan nanti sehingga ia ingin menghabiskan waktunya bersama Amin semaksimal mungkin.
Amin : Mampir makan dulu yu sayang.. sekalian sholat Maghrib.. ujar Amin sembari menunjuk ke arah warung Sate Klathak yang cukup terkenal di Jogja yang juga bersebelahan dengan masjid.
Sulwa : Emmm.. Bole dehh.. Sulwa yang bayarin yaahh.. jawab Sulwa yang terus mendekap Amin.
Amin : Eehh.. jangan.. mas aja..
Sulwa : Ngggaa.. kan mas Amin udah sering bayarin Sulwa.. gantian dong.. jawab Sulwa sambil mencubit hidung Amin.
Amin : Aaawhh!! Yaaudah deh.. sekali ini aja yaaa.. jawab Amin yang dalam hatinya ia juga merasa senang bisa makan gratis.
Sate Klathak menjadi pilihan Amin yang memang belum terbiasa dengan makanan Jogja yang manis, sementara Sulwa lebih memilih tongseng karena kaya akan rempah-rempah, mirip dengan makanan Thailand. Meski tertutup cadar, khimar, dan abaya, namun hampir setiap lelaki yang ada di warung pasti melirik ke arah Sulwa. Begitu pula ketika di masjid, setiap ikhwan pasti melirik ke arah Sulwa karena keindahan kulitnya yang nampak dari punggung tangan dan dahinya.
Amin : Ehemm.. Ehemm.. tegur Amin sambil memakai sepatunya.
Sulwa : Ehh.. Kenapa mas Amin..?? Tanya Sulwa yang sedang membenahi cadarnya dan tetap terlihat anggun.
Amin : Udaaahh.. ayok cepetan.. jadi artis lama-lamaaa.. jawab Amin agak kesal.
Sulwa : Maksudnya gimana mass..?? Tanya Sulwa yang segera berjalan menuju Amin.
Amin : Tuuhh.. pada liatin Sulwaku sayangg.. diiihhh.. siapa mreka!?? Pfftt~ ucap Amjn sambil menyalakan motornya.
Sulwa : Ahahah.. Mas Amin sayaanngg.. lucu banget siihh.. jawab Sulwa sambil mendekap erat Amin karena gemas.
Amin : Yaaa iyalah.. nyarinya susah.. pake ditabrak motor segala dulu.. eehh.. keenakan mereka gak modal tapi bisa liat-liat cantikku ini.. wwuuu.. ujar Amin yang kesal.
Sulwa : Iyaahh.. Maaf mas Amin sayang.. Uuuwhh.. kayaknya ada yang uda kangen banget nih sama goyangan Sulwa yaahh..?? Jawab Sulwa sambil meremas kontol Amin.
Amin : Wwoo.. Woooo.. Wwwwoooooowww.. agresiff yaaahh..?? Tau aja nih cara bikin mas lengket.. ujar Amin yang tak sadar kalau tangan kanan Sulwa sudah melesak masuk ke sirwalnya dan tengah asik meremas-remas.
Sulwa : Hihihih.. mas Amin ga sukaaaa..?? Tanya Sulwa yang menggoda Amin sambil menempelkan erat dadanya ke punggung Amin sementara tangan kirinya melingkar di pinggang Amin.
Kode keras dari sang kekasih membuat Amin harus mengambil keputusan cepat. Arah laju kendaraan pun ia ganti menuju puncak kaliurang tempat dimana ia pertama kali merasakan gurih dan legitnya jepitan liang surgawi akhwat Thailand itu. Sulwa pun semakin intens mengocok perlahan kontol Amin yang mulai mengeras. Meski malam hari, namun aktifitas yang Sulwa lakukan bisa dilihat dengan cukup jelas bagi setiap kendaraan yang berpapasan dengan mereka. Apalagi saat di Traffic Light, Sulwa sama sekali tak mengendorkan intensitasnya dalam merangsang syahwat Amin.
Sulwa : Hmmfhh.. mffhh.. Mchh.. Mchh.. Mffhh.. Masshh.. Amminnhh.. Mmfhh.. Mcchh.. Mfhhh..
Amin dengan tanpa ragu segera melumat bibir Sulwa dengan pagutan liar sesaat setelah ia menutup pintu kamar yang mereka sewa. Bahkan penjaga hotel kelas ‘Melati’ tempat mereka menginap tak bayak bertanya soal hubungan keduanya. Mungkin karena Amin yang mengenakan setelan khas Ikhwan dengan ciri jenggot dan celana cingkrangnya sementara Sulwa yang terlalu ‘indah’ di mata sang penjaga hotel meski terbalut set abaya dan cadar, yang membutakan lelaki itu dari meneliti detil lebih jauh pelanggannya.
Sulwa : Mmchh.. Mfhh.. Mfhh.. Aaahhh.. Sshhh.. Massshh.. Mmnhhh.. desah Sulwa sambil menatap nakal Amin saat Amin menampar dan mencengkram kuat bokongnya.
Amin : Hohoh.. kenapah sayang?? Ga biasanya nih Sulwaku se-agresif inih..?? Maunya diapain nihhh..?? Kalo nakal giniih wajib dihukum sih yaaa.. ujar Amin sambil mendekap Sulwa dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya terus meremasi bokong bulat Sulwa yang tertutup abaya.
Sulwa : Aawhh.. Mmmhh.. Massh Amin sihh ngangeninnhhh.. Mmngghh.. jawab Sulwa sambil merangkul leher Amin.
Sulwa : Mmhh.. Maunyaahh.. Sulwahh diperkosaa mas Aminnhh.. dihukumm yang kasaarhhh.. Sshhh.. bisik Sulwa ke telinga kiri Amin.
Tak perlu kata-kata yang panjang lebar untuk membuka pintu ‘penjara setan’ dalam diri Amin. Bak Singa yang sudah terlalu lapar dan didepannya disajikan daging segar, Amin dengan beringasnya langsung mencupangi dan sesekali menggigit leher Sulwa. Sulwa hanya bisa mendesah dengan kepalanya mendongak sementara kedua tangannya meremasi kepala Amin saat syahwat mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Kedua tangan Amin meremasi bokong Sulwa yang terasa kenyal sempurna dan siap untuk digempur.
Sulwa : Oowhh.. Sshhh.. Aaahhh.. Masshh Aminnnhh.. Mmhh.. Enaknyahh.. Aahhh.. Isepph Masshh.. Ooohhh.. Nakallhhh.. Teruss mas Amin sayangghh.. Mmhh.. Sshhh.. Aawwhhh.. Aaahh.. Mmhh.. Ooohhh gelihhh.. Aahhh.. Enakkk.. Enak bangethh.. Mmhhh.. Shhh.. Maassshhh.. Ooohhh..
Desahan dan desisan Sulwa semakin menjadi saat Amin kini agak membungkuk karena menikmati kedua bongkahan toket 40C. Abaya tipe busui friendly membuat Amin mudah untuk segera melepas gunung kembar sang kekasih dari sangkarnya. Sulwa pun aktif membantu Amin untuk menikmati setiap mili dari tubuhnya dengan menyingkapkan khimar jumbonya ke belakang.
Amin : Mmchh.. Mchh.. Mmfhh.. Enak ya sayanghh?? Hmmfhh.. srrpptt.. srrrptt.. mmchh.. Srrpptt.. Mmffhh..
Lidah Amin semakin terlatih untuk menggilir kedua putting pink Sulwa yang memang sudah menjulang tinggi. Rasa geli bercampur nikmat melanda Sulwa tiap kali Amin menghisap kuat dan memainkan lidahnya. Semuanya memuncak saat Amin secara bersamaan mengulum dan menggigit mesra puttingnya dibarengi remasan lembut kedua tangan kekar Amin.
Sulwa : Aahh.. Maashh.. Aahhh.. Ssshhh.. Ooohh.. Mmhh.. Awwhhh.. Mmhhh.. Nghh.. Oohhh.. Nikmathh bangeth masshh.. Aaahhh.. Mmmmnghhhhhhh..!!!
Srrrr.. Ssrrrrr.. Ssssrrrrrrrr..
Lenguhan panjang Sulwa tak tertahankan saat memeknya berkedut kuat menyemburkan cairan surgawi. Klimaks pertama yang ia rasakan begitu kuat hingga kedua tangannya mendekap kuat kepala Amin sementara ia menggigit bibir bawahnya. Kedua kaki Sulwa bergetar hebat yang membuatnya hampir-hampir tak mampu berdiri. Sebagian abaya yang ia kenakan nampak basah oleh cairan surgawinya yang menembus CD yang ia kenakan.
Amin : Mfffhh.. Mmhh.. Enak bangeth yah sayang..?? Keluarnya banyak banget kayaknyahh.. hahah.. ujar Amin yang puas melihat Sulwa klimaks lebih dulu.
Sulwa : Nnghh.. Sshhh.. He’emhh.. Gantiaannhh.. ujar Sulwa yang kemudian berlutut dan cepat-cepat menarik lepas sirwal Amin.
Plop.. kontol panjang besar dan berurat Amin nampak gagah di mata Sulwa yang sudah dipenuhi syahwat. Dengusan berat nafas Sulwa terdengar cukup jelas di mata Amin. Dengan penuh nafsu, Sulwa membenamkan wajah bercadarnya di zakar Amin sambil menatap nakal kekasihnya. Tangannya yang lembut mengocok perlahan kontol Amin yang membuat Amin merem melek.
Sulwa : Mmhh.. Ssshh.. Ganteng banget sih kontolnya masshh.. Sshh.. Mmhhh.. Aaahhh.. Bikin Sulwahh ketagihann.. Aahhh.. Mas Aminn.. Kontolnya buat Sulwah yaahh.. Sodok Sulwahh.. Uuwhhh.. Pengenhh.. Aahhh.. pasti gurih bangetthh.. Aaahh.. Sulwa emut yaaahh.. Haaeemmffhh.. Mmfhh.. Mfhfhh.. Ockk.. Ockkk.. Mffhh.. Mfffhh..
Kontol 22cm Amin melesak cepat menyusuri kerongkongan setelah Sulwa membakar birahinya. Amin sendiri keheranan sejak kapan Sulwa belajar kata-kata ‘panas’ seperti itu. Ditambah lagi sepongan Sulwa begitu liar nan nikmat, tak seperti biasanya yang lebih kalem. Namun justru hal itu membuat Amin lebih menikmati keliaran yang ia impikan.
Amin : Beehh.. Belajar dimanah ngomong gituhh sayaanghh..?? Bikin mas makin nafsu ajahh.. Oooohhh.. mmhhh.. Iyaaah teruuss.. gituuh sayaang.. maju mundur terus kepalamu sayaangh.. Aaahh.. Nikmat bangeth sayaanghhh.. ujar Amin yang dibuat merem melek oleh kocokan mulut Sulwa.
Tangan kanan Amin mencengkram lembut kepala Sulwa yang masih tertutup khimar layaknya seorang Raja pada budaknya. Amin tak pernah membayangkan sebelumnya kalau ia akan mengalami hal ini dimana seorang akhwat bercadar tengah berlutut merendahkan dirinya hanya untuk kenikmatan sebatang kontol menyesaki tenggorokannya sementara ia sendiri berdiri tegap dengan kuasa penuh atas sang akhwat.
Kedua tangan Sulwa kini beralih mencengkram bokong Amin dan menariknya seakan ingin agar kontol Amin masuk lebih dalam lagi. Cadar tali pink peach yang menutupi wajahnya terlihat basah kuyup oleh liurnya sendiri. Amin sudah tentu paham akan sinyal yang Sulwa berikan. Tak perlu menunggu lama, kedua tangan Amin segera mencengkram kuat kepala Sulwa dan..
Sulwa : Mfhh.. Mfhh.. MMFFFH.. MFFHH.. OCKKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKKK.. ACCKK.. MFFFHH.. SRRPPTT.. OCCKK.. OCKK.. MFFHHH.. MFFFFHH.. OOCCKKK..
Permintaan Sulwa untuk di perkosa pun Amin ‘ijabah’. Pinggulnya tanpa ampun menghantam wajah Sulwa bertubi-tubi. Suara decak benturan kontol Amin dengan pangkal kerongkongan Sulwa pun semakin intens dengan di barengi Mata Sulwa yang nampak sayu menikmati perlakuan kasar kekasihnya. Video bokep yang Sulwa tonton akhir-akhir ini saat merasa rindu dengan Amin telah meningkatkan pemahamannya tentang cara memanjakan kontol ikhwan. Terlebih lagi saat Amin melesakkan penuh kontolnya, justru Sulwa yang menahan pinggul Amin dengan kedua tangannya, mendekapnya agar tak bergerak. Seluruh kerongkongan Sulwa mekar maksimal karena disesaki kontol jumbo Amin. Amin sendiri mendesis dan melenguh saat Sulwa dengan lidahnya memanjakan setiap bagian batang kekasihnya.
Amin : Ooouuhhh.. Mmhhhh.. Ssshhh.. Beda bangeth loohh Sayaaanghhh.. Aaahhh.. Makin binal aja nih Sulwakuhhh.. Ooooohh.. Enaknyaahhh.. puji Amin pada Sulwa yang terasa berbeda malam itu.
Mendengar sanjungan Amin pada permainannya membuat Sulwa semakin bersemangat untuk mengumbar semua yabg ia pelajari selama ini. Tak cukup hanya berdiri, kini berganti lokasi di mana Amin tidur terlentang bugil sementara Sulwa masih berpakaian lengkap, hanya saja bagian dada dan bagian bawahnya disingkap sehingga toket jumbo miliknya menggantung bebas dan bokongnya yang putih mulus nampak bulat sempurna. Mulut Sulwa terus menggiling kontol Amin dengan posisi doggy di antara kedua kaki Amin.
Sulwa : Mmffh.. Mffhh.. Srrphh.. mmfffhuaahh.. Ccuuhh.. Hihih.. Mmhhh.. Gurih banget sih masshh.. Aaaahh.. Bikin Sulwa makin ketagihann sama kontolnyaahh.. Ssshh.. Mmhhh.. Haaaemmfhh.. Mmffhh.. mffhh.. Ockk.. Ockk.. Occkk.. Mfffhhh.. Sssppchh.. mfhh.. Ockk.. Ockkk..
Liur kental sengaja Sulwa ludahkan ke kontol Amin sambil ia kocok perlahan. Tentu saja aksi ini membuat Amin semakin terbakar oleh birahi. Apalagi posisi Sulwa yang menungging layaknya anjing saat melakukannya, bak aksi pornstar dalam video-video porno yang pernah Amin tonton.
Blessshhh..
Sulwa : Ssshhh.. Ooooouuhhhhh.. Ssshhh.. Aaaahhh.. Kontollhh.. Kontollhh.. Aaahhh.. Aahhh.. Gede bangeth Masshh.. Aaahh.. Aaahhh.. Enakk.. Aahhh.. Enak banget.. Yaa Allaaahh.. Sulwa suka dienttott.. Aahh.. Ngentott.. Aahh.. kontoll.. Aaaahh.. Ooohhh..
10 menit lamanya kontol Amin dimanjakan oleh mulut atas Sulwa, kini beralih ‘mulut bawah’ Sulwa yang menelan habis keperkasaan Amin seluruhnya. Lenguhan panjang dan racauan khas Akhwat yang sudah menunjukkan sisi aslinya sebagai pemuas seks pun tak terbendung lagi. Woman On Top menjadi pilihan awal Sulwa untuk mulai meluapkan birahinya. Tak perlu susah payah, liang surgawinya yang memang sudah banjir akan lendir khas birahi Akhwat pun menyambut kontol jumbo Amin dengan penuh nafsu. Namun gerakan ‘Downstroke’ yang Sulwa lakukan kembali membuat Amin tercengang. Biasanya kalau Sulwa diatas, ia hanya menggerakkan pinggulnya maju mundur, tapi malam itu berbeda.
SPLOKK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Sulwa berjongkok diatas tubuh Amin dengan tubuhnya agak condong ke depan. Kedua tangan Sulwa bertumpu pada dada Amin sehingga memudahkannya menggerakkan pinggulnya naik-turun. Meski gerakan ini lambat, namun kenikmatan yang Sulwa rasakan sungguh tak terkira. Tiap kali ia menghantamkan pinggulnya ke perut Amin, maka kontol Amin menghantam kuat pintu rahimnya. Sensasi nikmat yang luar biasa segera menjalar cepat ke seluruh syaraf Sulwa yang membuatnya semakin liar.
Sulwa : Aaah.. Aahhh.. Mmhh.. Oohhh.. Enaakk.. Aahh.. Kontollhh.. Ooohh.. Gedehh.. Aahhh.. Yeshh.. Aaahh.. oounghh.. Sshh.. Nghh.. Nghhh.. Ampuunnhh.. Enak bangethh.. Aahh.. Ga.. Tahaann.. Aaahh.. Nnngghhhhhhhhh..!!!
Plop.. SEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR. SEEEEERRRRRRRRR..
Ledakan orgasme tak mampu Sulwa tahan lagi. Dengan spontan ia mengangkat tinggi pinggulnya dan semburan kuat cairan surgawi pun memancar sesaat setelah kontol Amin terlepas. Mata Sulwa terpejam sembari menggigit bibir bawahnya merasakan nikmatnya klimaks. Tak hanya itu, kedua kakinya yang putih mulus dan hanya terbalut kaos kaki hitam over-knee pun bergetar hebat. Melihat kekasihnya yang tengah orgasme, Amin dengan cekatan mengambil kaosnya untuk ia gunakan sebagai ‘lap’ agar tak membasahi sprei penginapan.
Amin : Weee.. Wuuhhh.. Sayannghh.. deres banget kayak biasanyaa yaaahh.. Aaahhahah.. Enak banget yahh..??? Apa yang bikin enak sayang?? Goda Amin sambil tangan kirinya meremas toket Sulwa yang menggantung sementara tangan kanannya masih sibuk membersihkan cairan surgawi lekasihnya yang menetes.
Sulwa : Aaaaahh.. Aannghh.. Massshh.. masihh nannya iiihh.. he’emhh bangetthh.. enaakkhh.. kontolhh.. Kontol mas Amiiinnhhhh.. Oonnghh.. Sshh.. Ooohh.. Ooohhh.. kontollhh.. Aahh.. Aaahh.. Maasshh.. Aaawhhh.. Iyaahh.. Pilinhh terusshh.. Aaaaahhh.. Ya Allaahh.. Enaknyaahh.. Aahhhh.. Mmhh.. Mmhhh.. Aaahhhh..
10an detik Sulwa orgasme sebelum ia kembali melesakkan kontol Amin ke memeknya. Posisi tadi cukup menguras tenaganya sehingga kini Sulwa lebih memilih WOT konvensional. Pinggulnya mulai bergerak maju mundur menggiling kontol Amin yang terus memberinya kenikmatan. Kedua tangan Amin kini aktif meremasi toket dan memilin lembut putting pink Sulwa. Kombo rangsangan syahwat ini sudah tentu membuat kelojotan setiap akhwat yang mengalaminya. Sulwa membanting kepalanya ke kiri dan kanan, terkadang ia mendongak karena kenikmatan yang tiada tara.
Mmhh.. Ahh.. Aaahh.. Ooooooonngghhhhhhhh…!!
SEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR.. SEEEEEERRR..
Klimaks kembali menghampiri Sulwa. Pinggulnya terangkat tinggi yang membuat cairan surgawinya menyembur kuat ke arah wajah Amin. Kaos yang tadi Amin gunakan untuk membersihkan sudah basah kuyup hingga membuatnya tak peduli lagi. Malah Amin menggesekkan cepat jemarinya di memek sang kekasih ketika kekasihnya orgasme. Hal itu jelaslah membuat cairan surgawi Sulwa semakin kencang menyembur ke segala arah.
Blessshh!! Aaahh.. Ahhh.. Nghh.. Aahhh.. Capek Mashh.. Aahh.. Tapi Enakkhh.. Aahh.. Aahh..Mmhh.. Oohhh.. Kontolhh.. Enak.. Ahh.. Mmhh.. Nghhhh..
7 kali sudah Sulwa orgasme di posisi WOT selama sekitar 30an menit. Abaya yang Sulwa kenakan pun sudah terbang entah kemana dan hanya menyisakan khimar dan cadar saja yang ada menutupi kecantikan Sulwa. Tubuh mulus putih kencang khas akhwat dengan toket jumbo yang menjadi ciri khas akhwat bercadar kini terpampang jelas tanpa ada sehelai kainpun yang menutupinya. Hanya kaos kaki over-knee saja yang masih menempel di kaki mulus Sulwa.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Sulwa : AAAHH.. AAAHH.. MAASSHHH.. AAHH.. NNGHH.. TERUS MASHH.. AAHH.. SODOK.. AAHH.. ENTOT SULWAHH.. AAHH.. MMHH.. NGGHH.. MENTOK.. AHH.. ENAKK.. KONTOL MAS AMIN ENAKK.. AAHHH.. AAAHH.. SSHHH.. AAAHHH..
Sulwa yang keletihan kini telungkup di dekapan Amin. Lenguhan, desahan, dan racauan Sulwa terdengar jelas di telinga Amin saat Amin mulai menggempur cepat liang surgawi Sulwa. Kedua tangan Sulwa mencengkram rambut Amin karena kenikmatan yang bertubi-tubi. Gerakan Amin yang begitu cepat dan liar terasa luarbiasa. Gesekan kulit kontol berurat Amin merangsang kuat dinding liang peranakan Sulwa. Ditambah lagi disetiap sodokan, rahim Sulwa selalu dihantam kuat, dan hal itulah yang membuat Sulwa ketagihan. Kedua tangan Amin mendekap erat tubuh Sulwa sehingga kulitnya yang coklat nampak kontras dengan kulit Sulwa yang putih bersih.
Sulwa : AHH.. AAAHH.. MASSHH.. OOHH.. ENAK MASSHH.. AAHH.. MMHH.. DDUHH.. MMHH.. AMPUNNHH ENAKNYAAHH.. AAAHH..MAU KELUAR LAGIHH…AAAHH.. MAS AMIIINHH.. MMNNGHHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
PLAKK!! PLAKK!! PLAAAKK!!
Tubuh sang kekasih yang mengejang karena orgasme tidak membuat Amin mengendorkan genjotannya. Tentu saja hal itu membuat suara decak becek benturan tubuh keduanya semakin jelas menggema. Meski masih merasa lelah, namun rasa nikmat yang terus datang bagaikan gelombang ombak membuat Sulwa terus terjaga dan mendesah semakin kuat. Bibir memeknya semakin kuat mencengkram batang kejantanan Amin yang tampak sangar menggagahi liang surgawi Sulwa. Bahkan terlihat jelas bibir memek Sulwa ikut tertarik keluar masuk mengikuti gerakan kontol Amin.
Sekitar pukul 23.05, Amin mengerang kuat dan menyemburkan seluruh sperma kentalnya ke rahim Sulwa. Sebenarnya ia tidak mau melakukannya, tapi karena Sulwa yang terus meracau hingga akhirnya membuat Amin semakin kesetanan menggenjot selakangan putih mulus Sulwa yang membuatnya tak mampu mengontrol ejakulasi yang datang menerpa.
Sulwa : AGHH!! AGHH!! MASS.. OHHH!! KONTOLLHH.. KONTOLLHH..!! SODOK MASSHH.. AWWHH.. PAKAI SULWA SEPUASNYAAHH.. AAHH.. MAS AMINNHH.. AAAHH.. KLUARINN DALEM AJAAHH.. HAMILIN SULWAAHH.. AAAHH.. SIRAM PEJUHNYA DI DALEEMHH.. .MHH.. MHHHH.. MMMHH.. MMMNNNGGGHHHHHHHH..!!!
Amin : AGHH!! AGHH! MAKIN BINAL AJA NIH SAYANGKUUHH..!! NGHH.. NGHH.. OKEEEHHH!! HMNNGHHHH!!
CROOOTT.. CROOOTT.. CRROOTTT.. SEEEERRR.. SEEEEERR.. SEEEEEEEERRRRRRR..
Amin mendekap kuat Sulwa dengan posis missionary sambil melesakkan kontolnya seluruhnya hingga menghantam total pintu rahim Sulwa. Sulwa sendiri mendekap dan mencakar punggung Amin saat ia merasakan kenikmatan hangatnya sperma Amin di rahimnya dibarengi dengan orgasmenya yang entah sudah berapa puluh kali. Hampir 2 jam lamanya Amin menggenjot Sulwa hingga kelelahan yang amat sangat menghampiri keduanya yang membuat keduanya tertidur saat itu juga dengan kontol Amin masih menyesaki liang surgawi Sulwa.
Sekitar pukul 03.30an Amin terbangun karena merasakan sensasi hangat di kontolnya. Dan benar saja, Sulwa sudah kembali mengulum kontol Amon yang masih lemas dengan lahapnya. Posisinya yang tiduran miring di sisi kiri Amin dengan kepalanya berbantalkan perut Kekasihnya membuat Sulwa bisa nyaman dalam melakukan foreplay.
Amin : Mmmhh.. Sshhh.. Pagi sayanghh.. udah laper aja nih..?? Wuuhh.. ngimpi apa semalem bangun-bangun kok langsung nyosor giniiihh..?? Tanya Amin sambil membelai kepala Sulwa.
Sulwa : Mmhh.. Mffhh.. Mfhh.. Mcchh.. Srrptt.. Srrpptt.. Mffhh.. Sshh.. Eemmhh.. Gatauhh.. hihih..lucu ajah liat titit mas Amin pas lemes gituuhh.. nih udah gedeh lagii.. bikin Sulwah jadi ga tahan pengen emutthh.. Haeemmfhh.. Mffhh..Mffhh.. Mmchh.. Ssrppt.. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Ockkk.. Ockk.. jawab Sulwa sambil tangan kirinya meremas-remas zakar Amin sebelum kembali menelan seluruh kontol Amin yang mulai mengeras.
Amin : Hohoho.. Duuhh.. padahal hari ini udah mulai ujian yah sayang.. Aahh.. sinihh.. mas juga mau sarapan memek manis Sulwakuhh.. jawab Amin yang kemudian menarik selakangan Sulwa dengan tangan kirinya.
Sulwa dengan tanggap segera memposisikan dirinya untuk doggy di atas tubuh Amin tanpa melepas kulumannya. Meski lampu ruangan remang-remang, namun memek pink sempit Sulwa tetap terlihat cantik menawan. Tak hanya Amin, setiap ikhwan yang melihatnya pasti akan langsung luluh lantak imannya dan tak mampu menahan gejolak tegangan yang menghampiri selakangan mereka.
Amin : Hhmmfhh.. Wangiihh.. Cantik.. Legit.. Maniss.. Aahhh.. Memang memek Sulwakuh ga ada bandingnyaahh.. Mmffhh.. Sluurrpphh.. Mcchh.. Mchh.. Mcchh.. Sllrrptt.. Slllurrptt.. Mmffhh..
Kedua tangan Amin mencengkram bokong bulat putih mulus Sulwa saat ia mulai mendaratkan jilatan pertamanya. Sapuan lidah Amin yang sudah begitu banyak membuat para akhwat bercadar orgasme kini mulai beraksi kembali menghantarkan kekasihnya menapaki tangga syahwat. Desahan dan erangan tertahan mulai terdengar diantara decak becek kontol Amin yang menggagahi kerongkongan Sulwa. Merem melek Sulwa menikmati permainan lidah Amin yang begitu lihai. Menyapu bersih setiap lendir birahi akhwat yang mengalir karena rangsangan birahi yang kuat. Mulai dari kelentit, naik menyapu lembut diantar kedua labia mayora tipis Sulwa, dan berakhir dengan menyodok-nyodokkan lidahnya ke pintu liang surgawi akhwat Thailand itu. Rasa geli, nikmat, bercampur penasaran karena menginginkan lidah Amin untuk segera mengobok-obok liar dinding liang surgawinya, bergolak kuat di dalam diri Sulwa.
Sulwa : Mmfhh.. mmffhh.. Ockk.. Ockk.. Mfffhh.. Aaahh.. Mmaaaashh.. Aaaahh.. nakal bangethh.. Aaahh.. enak Masshh.. Mfffhh.. Mmffhhh.. Occkk.. Ockk.. Ockkk.. Elelemphtt.. Occkk.. Ockkk..
Sulwa berupaya mengimbangi terampilnya lidah Amin merangsang dirinya. Naik turun, memutar, terkadang Sulwa menelan seluruh kontol Amin dan menggunakan lidahnya untuk membelai lembut batang kontol Amin yang memenuhi kerongkongannya. Namun itu semua tetap tak mampu menandingi kenikmatan tarian lidah Amin yang kini mulai menggali liang surgawinya. Seluruh dinding memeknya terasa dimanja oleh lembutnya lidah Amin namun liar. Sebuah rasa yang tak mampu digambarkan. Hanya desahan dan rintihan nikmat yang menjadi bukti apa yang ia rasakan.
Sulwa : Mffhhh.. Mffhh.. Nggfffhh.. Mmcchh.. Ssshhh.. Aaahh.. Maashhh.. Aaahhmm.. Mmfhh.. Ockk.. Occkk.. Ockkk.. Ockk.. Mfffhh.. Mmmfffhhhhnnggghhhhh..!!
SEEERRR.. SSEEERRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Erangan tertahan Sulwa cukup kuat terdengar berbarengan dengan derasnya cairan surgawi yang menyembur saat ia mencapai orgasme pertamanya. Seluruh pinggul dan kakinya bergetar hebat, matanya kendelik keatas seakan seluruh nyawanya terbang mengikuti kenikmatan yang menerpa. Bukan hanya karena tarian lidah Amin yang bertubi-tubi, namun saat Amin iseng melesakkan telunjuknya menembus sempitnya anus Sulwa itulah, akhwat Thailand ini tak mampu lagi menahan hentakan birahi yang memuncak.
Amin : Mmmmhh.. Srruupp.. Glekk.. Glekk.. Mmhhh.. Sssrpphh.. Aaahhh.. tau aja nih sayang kalau mas lagi hausshh.. hahaha.. ucap Amin menyindir Sulwa sambil menikmati lezatnya cairan orgasme kekasihnya.
Sulwa : Aaahhh.. Maaasshh.. Mmnhh.. Maafhh.. Ga sengajaahh.. Keenekan sihh mas Amin jilatinnyaahh.. Uuwwhh.. jawab Sulwa yang kini sudah mengambil posisi reverse cowgirl dengan memunggungi Amin.
Blessshhhh..
Sulwa : Aaaaaaaahhhhhhh.. Ssssshhh.. Kontoolllhh.. Mmhhh.. Sulwah goyang yaah mas Aminn.. Ssshh.. Aaahh.. Aaahhh.. Nngghh.. Oooohhh.. Gedenyaahh.. Enakk.. Aaaahhh.. Awwwwhh.. Ssshh.. Mmhhh.. Ooohhhhh.. Mmmhhh.. Aaaahh..
Pinggul Sulwa mulai bergerak maju mundur secara perlahan namun pasti. Tiap kali ia menggerakkan pinggulnya maju, kontol Amin yang keras layaknya batu menekan penuh perut dan G-Spotnya. Kedua tangan Sulwa dengan aktif meremasi toketnya sendiri dan nampak sangat erotis. Rambutnya yang panjang hitam tergerai indah kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus tanpa cela. Amin sendiri hanya terlentang dengan kedua tangannya ia lipat dan menjadi bantalan untuk kepalanya sambil menikmati waktu tahajjud dengan pelayanan dari kekasihnya.
Sulwa : Mmhh.. Oowhh.. Ssshh.. Ooohh.. Ooohhhh.. Ssshh.. Oowwhh.. Mmhhh.. Enakk masshh.. Aaahhh.. Adduhhh.. Aaahhh.. mau keluarh lagiihh.. Aaahh.. Aaahhh.. Aaaahhnnggghhhh..!!
Kedua tangan Sulwa bertumpu ke belakang pada perut Amin sehingga membuat tubuhnya agak condong ke belakang. Orgasme kuat menyambar cepat yang membuat pinggul Sulwa secara refleks terangkat dan Plop.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEEERRR.. SEEEEERRRRR…
Mata Sulwa terpejam merasakan nikmatnya orgasme keduanya. Cairan surgawinya menyembur kuat hingga membasahi dinding ruangan penginapan. Kembali tubuh, kaki, dan setiap persendian Sulwa dilanda kejang yang sangat. Selama beberapa detik Amin membantu menopang tubuh Sulwa yang tengah didera orgasme.
Sulwa : Mhh.. Ssshh.. Aaahh.. Maashh Aamiinnhh.. Uuwwhh.. Nghhh.. Aaaaaahhh.. Sshh.. Ohhh.. Ohh.. Aaahh.. AHH.. AHHH.. OOHH.. MANTABH MASHH.. AAHH.. AAHH.. KONTOLHH.. AAHH.. ENAK MASHH.. AWWHH... OOHH.. OHHH.. OHHH.. TERUSHH AAHH.. GEDEHH.. AAHH.. ENAK.. AAAHHH..
Tak mau membuang waktu, Sulwa kembali melesakkan kontol Amin ke liang surgawinya. Posisi Overtuned membuat Sulwa tak bisa bergerak cepat ditambah lagi tubuhnya yang masih keletihan setelah orgasme. Amin yang sudah tak bisa menahan gejolak birahi dengan cepat mengambil alih kendali. Ia sedikit mengangkat bokong Sulwa dengan kedua tangannya mencengkram bongkahan bokong bulat Sulwa. Dan.. PLOKKK!! SPLOKKK!! SPLOKKK!! PLOKKKK!! Dengan cepat dan kuatnya Amin menghantamkan pinggulnya ke bokong Sulwa yang mulai kemerahan. Sodokan Amin yang cepat dan kuat melayangkan Sulwa ke langit kenikmatan seks. Keras dan perkasanya kontol Amin menghantam pintu rahim, membuat akhwat cantik Thailand itu hanya bisa mendesah, melenguh, dan meracau. Toket Sulwa pun menari mengikuti sodokan Amin yang membuat suasana dingin sepertiga malam terakhir itu terasa erotis. Kenikmatan yang bertubi-tubi membuat Sulwa hanya mampu bertahan selama 5 menitan sebelum ia akhirnya melenguh panjang karena ledakan orgasme yang kembali datang.
Sulwa : AAAHH.. AAAHHH.. OOOHH.. AMPUNHH.. AAHHH.. ENAKNYAHH.. AHH.. AHHH.. OHH.. OHHN.. SHHH.. KONTLLHH.. MMHH.. MMHH.. OOOHHH.. HEENNGGHHHHH..!!!
PLOP..!! SEEERRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Layaknya air bah, cairan surgawi Sulwa menyembur begitu derasnya. 5 detik lamanya seluruh tubuh Sulwa kelojotan setelah memeknya berhenti memuntahkan cairan surgawi. Meski belum tuntas merasakan orgasme, Sulwa kembali melesakkan kontol Amin ke memeknya yang pink merekah karena desakan gelora birahi.
Sulwa : Aahh.. Ahh.. OOOOOHHHHHHH.. SSHH.. AAHH.. AHHH.. MHH.. OHHH.. KONTOLHH.. GEDEH MAASHH.. AAHH.. MAS AMINNHH.. OHHH.. TERUS MAASHH YANG KASARHH.. AAHH!! AHH!! OOHH!! MMMHH!! NNGHHH!! NIKMATHH.. AAHH!! OOHH!! SSHH.. OHH..!! OHHH!! OHH..
Ronde kedua Sulwa dengan posisi Overturned dihiasi oleh lantunan pujian khas waktu tahajjud yang biasa dilantunkan dari speaker-speaker masjid. Perpaduan yang kontras antara suara kenikmatan zina yang beradu dengan lantunan lembut pujian agamis untuk membangunkan insan-insan yang tengah terlelap dalam tidurnya. Toket Sulwa terus bergoncang kuat, bahkan tak jarang keduanya saling berbenturan. Sementara bokong putih bulat Sulwa berubah kemerahan menahan kuatnya gempuran Amin. Kepala Sulwa menengadah dengan mata terpejam sementara mulutnya menganga menikmati setiap sodokan Amin yang kuat dan cepat.
PLOKK!! PLOKKK!! PLOKKK!!
Sulwa : AAHH!! AHHH!! OHHH!! MASHH!! AAAHH!! AWWHH!! SSHHH.. OHH.. NGGHH.. OHHH!! AAAHH!! KONTOLLHH!! AAHHH!! NNGHH!! AAAHH!! KELUAR LAGIH MASSHH.. AAHH!! GA TAHAANHH!! AAAAANNGHHHHHHH..!!!!
PLOP!! SEEEERR.. SEEEERRRRRRRR.. SEEEEEERRRRR…
Pinggul Sulwa kembali menjulang dengan ditopang kedua kakinya. Kelentitnya nampak mencuat seiring dengan derasnya semburan klimaks yang entah sudah keberapa kalinya Sulwa alami pagi itu. Selama 8-10 detik tubuh Sulwa terus mengejang, memuntahkan seluruh cairan surgawi yang sudah membasahi hampir seluruh ruangan kamar sebelum kemudian ia terhempas lemas diatas tubuh Amin.
Amin : Udah capek banget sayang..?? Tanya Amin sambil meremasi kedua toket Sulwa dari bawah.
Sulwa : Hhh.. Hhh.. Mmhh.. Capek Mashh.. tapi enakk.. Uuwhh.. Mas Amin belum keluar yaaah..?? Jawab Sulwa dengan nafas tersengal-sengal.
Amin : He’emh nih.. gimana yaahh..?? Tanya Amin dengan nada menggoda.
Sulwa : Uuwwhh.. maaf mas yaahh.. Sulwa ga bisa bikin mas Amin puashh.. Hhh.. Mmhh.. trus gimanah..?? Mas Amin maunya apaahh..?? tanya Sulwa mengiba.
Amin : Mmm.. Aahh.. Ga jadi dehh.. ntar dek Sulwa gamau.. jawab Amin yang tangan kanannya sudah mulai turun dan menggesek memek berlendir Sulwa.
Sulwa : Aaahh.. Sshh.. Mashh.. Ngomong ajahh.. pakai Sulwa semau mas Aminn.. Sshh.. Mmhhh.. jawab Sulwa sambil merem melek merasakan jemari Amin yang bermain-main dengan kelentitnya.
Amin : Seriusan sayangh..??
Sulwa : He’emmhh.. mas Amin sayaanghh.. apa ajaahh.. Jawab Sulwa yang sudah kembali birahi.
Amin : Mas mau cobain yang iniihh sayaanghhh.. ujar Amin sambil jemari tangan kanannya mengusap-usap anus Sulwa.
Sulwa : Aaahhh.. mashh Aminnn.. kirain mas Amiinnh ga bakalan mintaa.. Sulwa udaah nungguin dari lamaaa bangethhh.. hihihih.. jawab Sulwa yang juga penasaran dengan rasanya secara langsung.
Amin : Loohh.. Dek Sulwa sayang juga pengen cobain?? Uhuuyy.. jawab Amin kegirangan.
Sulwa : Iya lohh mas sayaanghh.. jawab Sulwa yang kini sudah tengkurap di atas tubuh Amin dan mulai mencumbu bibir Amin.
Dahulu, sebelum mengenal Amin, Sulwa termasuk akhwat pendiam di kelasnya. Tak ada yang mengenal kepribadian asli Sulwa. Meskipun banyak ikhwan yang mencoba mendekatinya, tapi karena pendiam, akhirnya tak ada yang berhasil mendapatkan hati Sulwa. Hanya saat ia pindah ke Yogyakarta dan bertemu Amin, entah kenapa hatinya begitu mudah oleh takluk oleh ikhwan yang biasa-biasa saja secara fisik. Di dalam diamnya, Sulwa sudah banyak menonton video-video porno karena temannya saat masih SMP, namun untuk bisa melakukan seks secara langsung ia masih sangat takut, hingga akhirnya malam itu datang. Malam disaat semuanya terbakar oleh birahi karena video yang ditayangkan oleh kakak tingkat mereka, Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah, yang membuat gelora dalam diri Sulwa akhirnya bisa tersalurkan.
Sulwa : Ssshh.. Gimana mash sayanghh..?? Mmhhh.. tanya Sulwa yang sudah nungging dengan bokongnya yang putih bulat mulus menjulang.
Amin : Nahh.. tahan dulu ginih sayanggh.. aaahh.. seksinyaahh bokong Sulwakuhh.. jawab Amin yang sudah duduk dihadapan bokong Sulwa dengan anus pinknya yang masih sempit.
Secara perlahan, Amin mulai menjilati sekitaran anus Sulwa. Lidahnya amat lihai, mengikuti video yang pernah ia tonton tentang bagaimana memulai anal seks pertama kalinya. Sapuan demi sapuan terus mengitari anus Sulwa yang membuat akhwat Riau itu melenguh nikmat.
Sulwa : Ooounnnghh.. Sshhh.. Aahhh.. mass Amiinnhh.. Aaahh.. Mhh.. Ooohhh..
Desah dan lenguhan Sulwa semakin intens saat Amin mulai menjilati pintu liang bool kekasihnya. Rasa geli bercampur nikmat mulai menjalar dan memicu fantasi Sulwa. Semua video anal seks yang pernah ia lihat mulai melintas di pikirannya. Ditambah lagi kini Amin mulai membuka perlahan anusnya. Lidah lembut Amin menyebabkan Sulwa melayang saat menyentuh dinding dalam anusnya.
Sulwa : Oooohh.. Ooohh.. Masshh.. Aammhhh.. Mmmhh.. Ssshhh.. Geliihh.. Aaaahhh.. Enak Mashh.. Aaahhh.. racau Sulwa sambil membenamkan wajahnya ke bantal.
Amin : Mmchh.. Mchhh.. Srrupptt.. Srrupptt.. Mmhhh.. Sruppthh.. Aaahh.. Gurihnya anusmu Sayanghh.. Haemmfhh.. Mffhh.. Srruuptthh.. ucap Amin yang tengah menikmati rasa gurih anus Sulwa.
Puas dengan lezatnya bibir anus Sulwa, Amin mulai mempersiapkan jemarinya. Telunjuknya yang sudah ia basahi dengan liurnya mulai melesak perlahan membuka sempitnya liang kenikmatan sang kekasih. Desisan bercampur rintihan terdengar perlahan saat sebagian jari telunjuk Amin bersangkat di anus Sulwa. Perlahan tapi pasti, Amin mulai menggerakkan jemarinya maju mundur sembari sesekali meludahi anus Sulwa untuk menambah pelumasan.
Sulwa : Aaaghh.. Mmhhh.. Sshhh.. Masshh.. Aghh.. Agghhh.. Nnnghh.. Ooohhh.. Nnghh.. Enak Masshhh.. Mmhhh.. desah Sulwa yang terpejam merasakan jemari Amin.
Mendengar kata ‘enak’ dari Sulwa, Amin segera meningkatkan ritme sodokan jarinya sembari jemari Sulwa sendiri aktif merangsang memeknya. Slebb.. Sleebb.. Sleebb.. tak perlu waktu lama hingga Sulwa mulai terbiasa dan menikmati nakalnya jemari Amin mengobok-obok liang bo’olnya. Tak hanya satu, kini 2 jari Amin tengah sibuk menyiapkan anus Sulwa agar bisa menjadi solusi alternatif saat haid melanda.
Amin : Mas mulai yahh sayanghh.. ujar Amin yang sudah berlutut di depan bokong Sulwa.
Sulwa : Mmhh.. Sshhh.. Iyaahh.. mas Amin sayanghh.. Pelan-pelan yaahh.. jawab Sulwa yang mendesah tak sabar saat merasakan kental dan hangatnya liur Amin membasahi bibir anusnya.
Bibir kontol Amin mulai berpagutan dengan bibir anus Sulwa. Rangsangan sesaat sebelum penetrasi mulai Amin lakukan. Kedua tangan Sulwa membantu dengan menarik bibir anusnya. Sssrrrttt.. Sssrrrttt.. begitu seretnya meskipun sudah berlumuran dengan air liur Amin. Amin dibuat merem melek merasakan sensasi yang sama persis saat ia memperawani Sulwa dulu. Seret, peret, berpadu dengan pijatan jangat dinding anus Sulwa. Sensasi yang tak terbayangkan membuat Amin mendesah keenakan.
Sulwa : Aaahnnnggghh.. Maaashh.. Nnghhh.. Aaaghhhh.. Ssshhh.. Mhhhh.. Dduhhh.. Aaghh.. Pelaaannhh.. Aaahhh.. Ssssshh.. Ooowwhh… Nnghhh..
Meski sudah siap setelah merasakan nikmatnya jemari Amin, namun kontol adalah sesuatu yang jauh berbeda. Panjang 22cm dan diameter 4cm menjadikan kontol Amin termasuk dalam ukuran gigantic. Rintihan parau Sulwa terdengar jelas meski baru kepala kontol Amin saja yang berhasil masuk. Amin sendiri tak mau buru-buru dan memberikan kesempatan bagi dinding anus Sulwa untuk terbiasa. Tak lama, Amin kembali melanjutkan penetrasinya. Panas dan perih, itulah yang Sulwa rasakan ketika merasakan anusnya dibelah kontol jumbo Amin. Berbeda halnya dengan para santriwati bu Vyrna yang begitu mudahnya langsung menikmati anal seks. Sulwa sama sekali tak pernah melakukan latihan anal seks sekalipun, meskipun hanya dengan menggunakan batang sikat gigi sehingga Amin harus benar-benar bersabar.
Sulwa : AHHH..!! AHH..!! SSHHH.. OOHHH.. MAS AMINNHH!! MMHH.. ENAK BANGETH MASSHH!! ADUUHH.. ALLLAAHHH.. KONTOLH MASSHH NIKMATHH!! AAAHH.. AAAHHH.. TERUSSHH MAASHH..!!
Racauan Sulwa begitu lepasnya setelah ia merasakan nikmatnya anal. Terbayar sudah kesabaran Amin dalam mengajarkan anal-seks pada kekasihnya. 8 menit lamanya Amin harus melatih anus Sulwa secara perlahan, hingga kini akhirnya is bisa menggenjot liar liang bo’ol pink kekasihnya itu. Posisi doggy membuat sodokan Amin begitu kuat yang menghasilkan suara keras akibat benturan kedua tubuh aktifis islam itu. Toket Sulwa terus menari mengikuti sodokan Amin yang begitu cepat. Bibir anus Sulwa terlihat tertarik keluar-masuk, mendekap erat kontol sang kekasih seperti halnya cinta di antara keduanya. Tak hanya Sulwa yang merem melek keenakan, Amin pun tak henti-hentinya menampari bokong Sulwa karena kenikmatan yang amat sangat.
OOOUUNNNGGGHHHHHH..!!! SEEERRRR.. SEEEERRRR… SEEEERRRRRRRR.. SPLOKK!! SPLOKKK!! SPLOKKK!!
Lebih dari 5 kali Sulwa mengalami anal orgasm. Suara adzan subuh pun tak mampu mengiringi gilanya Amin dalam menggagahi anus Sulwa pagi itu. Racauan, desahan, dan erangan Sulwa terus bergema di kamar minimalis yang sudah penuh dengan aroma khas cairan surgawi akhwat. Berbarengan dengan suara iqomah yang mulai melantun, Amin pun tak sanggup lagi menahan klimaksnya.
Amin : ARGHHH..!! AGHH.. AGHH.. Kluarin dimanah sayaanghh..!!?? Tanya Amin yang terus menggenjot bokong Sulwa seperti orang kesetanan.
Sulwa : AGHH.. AGHH!! OHHH.. MHHH.. SSSHHH.. ANALLH.. AAHHH.. ENAK BANGETTHH.. AAAHHH.. MMMHH.. SINIHH.. MAASS AMIINNHH.. MULUTHH SULWAAHH.. AAHHH.. MAU MINUMMHHH.. SPERMA MAS AMINNHH.. OOHH.. OHHH.. OHHH..
Amin yang sudah tak mampu lagi menahan ejakulasi segera mencabut kontolnya dan berdiri sembari tangan kanannya menggenggam kuat kontolnya. Sulwa yang sudah begitu dahaga dengan kelezatan sperma pun mengambil posisi berlutut dan langsung melahap kontol Amin yang mengkilap oleh lendir anus dan liur Amin.
CROTT.. CROOOTT.. CRROOOTTTTT..
Amin mengerang dengan mencengkram kepala Sulwa yang tak berjilbab, menampilkan rambut hitam lurusnya yang acak-acakan. Cukup deras sperma kental Amin membanjiri mulut Sulwa yang juga disesaki kontol Amin.
Amin : Jangan langsung ditelan loh sayang.. sini kasi liat ke mas duluuhh.. ujar Amin sambil mencabut perlahan kontolnya setelah dikulum Sulwa beberapa saat.
Sulwa : Mffhh.. Mfhh.. E’emhh.. Aaaaakk.. mmmhh.. Haemmfhh.. Glekk.. glekk.. Aaahhh..
Sulwa membuka mulutnya sesaat dengan lidahnya yang menjulur. Menampakkan isi mulutnya yang penuh cairan putih kental Amin yang ia nantikan cukup lama. Sekitar jam 4.40 keduanya kembali terlelap tidur dengan bugil.
Sementara itu.. di sore sebelum hari esok adalah hari UAS, seperti biasa Ukhti Nadia harus berjuang menahan gejolak syahwat karena teman sekontrakannya, Ukhti Hafshah, tengah asik mengulum kontol akhi Farid di ruang tengah. Sebenarnya ia tak ingin berada disitu, tapi karena hanya ada 1 televisi, terpaksa ia harus bertahan dengan binalnya Ukhti Hafshah dalam melahap kontol akhi Farid.
Akhi Farid : Seriusan Nad kamu ga pengen punya pacar?? Yaa ga harus official gitu keliatan jalan-jalan bareng.. nih biar kayak Hafshah.. bisa dapet nutrisi kontol tiap hari.. hahah.. ujar Akhi Farid yang tengah duduk santai di sofa sementara Ukhti Hatshah bersimpuh di hadapannya dan asik menikmati sosis lezat milik sang kekasih.
Ukhti Nadia : Nggaa.. makasih.. ntar kalo udah nikah juga bisa.. emang kalian ga bosen apa gitu?? Tiap harii loohh.. jawab Ukhti Nadia dengan nada kesal sambil sibuk mengganti channel.
Akhi Farid : Sshhh.. Yaahh kalau kamu udah coba sih bakalan tau rasanya Nad.. eeh iya.. dulu waktu makrab kayaknya kamu juga udah cobain kan?? Jawab akhi Farid yang bugil sambil membelai kepala Ukhti Hafshah yang terbalut khimar segi empat mini.
Ukhti Nadia : Hehh..?? Haa..?? A.. Apaan sih..?? Ga paham maksudnya.. srius.. jawab Ukhti Nadia gelagapan.
Akhi Farid : Iya kah?? Beneran?? Kayaknya dulu aku lihat deh.. siapa yaaa?? Anak baru semester satu itu.. liar juga dia.. bisa garap dua akhwat sekaliguss.. beehh.. hahaha.. Ehh sayang, emang Nadia ga dientot dulu itu?? Ujar Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : Mmffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Sluurpptt.. Ockk.. Ockk.. Mfffuaah.. Sshh.. He’emhh.. dientot kok.. udah laahh Naadd.. ngaku aja.. si Hamdan kaaann?? Gede tuh kontol diaaa.. Ssshh.. aku ga bisa bayangin deh jadi kamu waktu ituuhh.. Eehh.. tapi kontol mas Fariddhh tetep yang paling nagihh.. Haaammfhh.. mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ennnkk Bgfftt (Enak Banget).. Ockk.. Mfhh..
Akhi Farid : Naahh iya si Hamdann.. tuhh.. Hahah.. lanjut akhi Farid.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Nggaa.. ituu Ga sengajaa.. Benerann!! Ngga tau.. isshh.. Apaan sih Hafshah.. ngapain crita-crita.. uuhh.. jawab Ukhti Nadia yang semakin kesal.
Tuuttt.. Tuuutttt.. Tuuuttt.. Drrrtt.. Drrrttt.. (Suara dering dan getar handphone)
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum Ukhti Della.. ucap Ukhti Nadia menjawab panggilan telepon.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam Warahmatullahi wa Barakatuh.. kayfa hal yaa ukhti?? Tanya Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Alhamdulillah.. Khoyr Ukh.. afwan.. ada apa ya ukh?? Kok nelpon malam-malam gini?? Tanya ukhti Nadia sambil beranjak dari ruangan itu khawatir Ukhti Della akan mendengar suara perzinahan Akhi Farid dan Ukhti Hafshah.
Ukhti Della : Nahh iya.. Gini ukh, kan besok kita semua ada UAS nih.. nah ana mau ngajakin Ukhti buat ikutan do’a bersama untuk kesuksesan ujian kita gitu.. yaa tapi kalo Ukhti Nadia gabisa ya gapapa.. ujar Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Oohh.. mmm.. kapan tuh ukh??
Ukhti Della : InshaaAllah malam ini ukh.. nanti ana jemput ba’da isya ya.. gimana?? Bisa ukh??
Ukhti Nadia : InshaaAllah ana bisa ukh.. trus siapa aja? Acaranya gimana?? Tanya Ukhti Nadia yang memang sedang suntuk di kontrakan.
Ukhti Della : Jadi inshaaAllah nanti rundown nya kita bakalan baca beberapa ayat Qur’an di kampung yang kita tuju, trus abis itu ada do’a bersama sekalian ada sedekahan supaya makin berkah.. nah kita undang orang-orang kampung untuk bisa ikutan.. jelas Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Oohh.. boleh tuh ukh.. kira-kira sampai jam brapa ya??
Ukhti Della : Yaaa jam 10an udah selesai kok.. inshaaAllah.. jadi fix ya?? Nanti ana jemput..
Ukhti Nadia : InshaaAllah Ukh.. Assalamu’alaykum.. jawab Ukhti Nadia sambil menutup panggilan telpon.
Tak lama, adzan Maghrib pun berkumandang. Ukhti Nadia hendak bersegera siap-siap untuk sholat maghrib dan berpapasan dengan Akhi Farid yang sudah tampil menawan dengan setelan khas ikhwannya. Yahh tak dapat dipungkiri, Akhi Farid tetap memiliki ruang dihatinya meskipun ia telah menjadi pemuas hasrat birahi Ukhti Hafshah.
Waktu pun menunjukkan pukul 19.25 ketika iqomah isya berkumandang. Saat Ukhti Nadia hendak wudhu, ia terkejut karena Akhi Farid masih di kontrakan dan bukannya ke masjid. Yaah meskipun itu bukan pertama kalinya ia menjumpai ikhwan-ikhwan KMI yang secara terang-terangan tidak sholat berjamaah di masjid. Namun, bagi Akhi Farid yang notabene adalah ketua KMI seharusnya ia menjadi contoh bagi yang lain tentang pentingnya masjid.
Ukhti Nadia : Lohh.. kok ga ke masid akhi?? Ujar Ukhti Nadia sambil merapihkan kaosnya sementara kaki putihnya yang mulus tetap terpampang jelas karena ia hanya mengenakan hotpants tipis sepangkal paha.
Akhi Farid : *Suuiiitt.. Suuiittt*.. Ohh.. si Hafshah pengen sholat jama’ah bareng.. jawab Farid sambil menyingsingkan salah satu lengan bajunya setelah bersiul melihat keindahan kaki Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Ohhh.. yaudah.. jawab Ukhti Nadia sambil menutup pintu kamarnya.
Sekitar jam 19.50, Ukhti Nadia mendapati WA dari Ukhti Della yang sudah menunggu di depan kontrakan. Ia pun segera menyempurnakan set abaya dan cadar yang ia kenakan. Warna hitam menjadi pilihan. Mulai dari khimar segi empat jumbo, cadar tali, dan abaya semuanya berwarna senada. Tak lupa parfum khas akhwat ia gunakan yang sebenernya bisa membakar libido ikhwan yang menciumnya secara otomatis.
*Cklekk..*
Ukhti Nadia : Hafshah.. Aku.. Hemm.. Lanjut dehh.. Aku mau pergi dulu.. jangan dikunci yaa.. ujar Ukhti Nadia yang sempat terkejut ketika membuka kamar Hafshah.
Ukhti Hafshah : Mmfhh.. Mfhhh.. E’emhh.. jawab singkat ukhti Hafshah karena mulutnya penuh dengan kontol.
Akhi Farid : Jangan lupa oleh-olehnya Naadd.. celetuk akhi Farid.
Yah bagaimana Ukhti Nadia tidak kaget? Ia mendapati Ukhti Hafshah tengah nungging di antara kedua kaki Akhi Farid dengan hanya mengenakan atasan mukena berwarna putih sementara di anusnya tersumpal dildo berukuran sedang. Bukan masalah Ukhti Hafshah yang sedang asik menyepong kontol Akhi Farid, namun Akhi Farid sendiri yang hanya mengenakan atasan gamis itulah yang membuat Ukhti Nadia syok. Karena ia sedang menikmati sepongan Ukhti Hafshah sambil membaca Al Qur’an.
Ukhti Della : Assalamu’alaykum Ukh.. ga lama kan nunggunya?? Tegur Ukhti Della yang berpakaian dengan setelan cadar yaman long, khima jumbor, dan abaya warna hitam.
Ukhti Nadia : Ngga kok Ukh.. yuk.. jawab Ukhti Nadia sambil menutup pintu depan kontrakannya.
Selama perjalanan, Ukhti Della menjelaskan kalau sebenarnya acara ini sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir dan dilaksanakan pindah-pindah lokasi. Biasanya diikuti sekitar 15-20 Mahasiswa dan mahasiswi. Acara ini biasa dilakukan di panti asuhan, pondok tahfidz, atau di perkampungan orang-orang miskin.
Ukhti Della : Nahh.. inshaaAllah khusus untuk malam ini kita ke lokasi baru.. disana sentralnya pemulung.. Ukhti tau sendirilah pemulung dan tukang becak itu gimana kondisi ekonominya.. dan Rosulullah juga berpesan agar kita deket-deket sama fakir miskin kan..?? Jelas Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Mmm.. iya juga sih Ukh.. jadi ntar bakalan ada do’a bersama juga?? Tanya Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Iya ukh.. kan do’a mereka itu yang paling penting, dan acara ‘sedekahan’ itu yang paling utama.. lanjut Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Mmm.. Okey.. Tapi ana masih kurang faham.. btw lokasinya dimana ukh?? Lanjut Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Hahaha.. nanti ana jelasin sambil sekalian running acaranya Ukh.. lokasinya?? Ntar kalo uda sampe sana juga Ukhti bakalan kenal beberapa orang kok.. jawab Ukhti Della yang membuatnya semakin penasaran.
Dengan mengendarai motor matik milik Ukhti Della, keduanya mulai menyusuri urat nadi perkotaan Yogyakarta. Hiruk pikuk malam Jogja sudah menjadi bagian kehidupan baru bagi Ukhti Nadia. Dipandu oleh Google Maps, keduanya diarahkan menuju jantung kota Jogjakarta. Melewati daerah dimana oleh-oleh khas Jogja di produksi, yaitu Bakpia, Ukhti Della dan Ukhti Nadia sudah semakin dekat ke arah tujuan. Tak lama berselang, disaat keduanya agak kebingungan mencari lokasi desa itu, tiba-tiba terdengar seseorang menyapa keduanya dengan suara yang tidak asing.
Pak Bejo : Assalamu’alaykum mbak Della..!! Tegur seseorang berpostur gemuk dari kejauhan di kegelapan malam.
Ukhti Della : Heemm.. Oohh.. Wa’alaykumsalam warahmatullah.. pak Bejo.. hahaha.. susah loh kita nyarinya.. ujar Ukhti Della sambil melambai ke arah pak Bejo.
Pak Bejo : Yowes biasa to?? Nek lagi pisanan mrene ki mesti bingung.. (Yaudah biasa kan?? Kalo baru pertama kali tuh pasti bingung..) jawab pak Bejo yang tampil necis dengan songkok hitam, kemeja yang hampir-hampir tak bisa menutupi perut buncitnya, serta sarung khas orang jawa kalau hendak berangkat pengajian.
Ukhti Della : Mmffhh.. Mffhh.. Mchhh.. Ngomong-ngomong pak Slamet kemana?? Kok sendirian aja?? Tanya Ukhti Della setelah berpagutan sebentar dengan pak Bejo yang beraroma rokok.
Pak Bejo : Wooo.. Wong kae lagi nyepak-nyepakke panggonan.. ehh, iki mbak Nadia yo?? Owalaahh.. ayunee jiaaann.. nganti aku pangling lhoo.. (Wooo.. Orang itu lagi nyiapin tempatnya.. Ehh, ini mbak Nadia yaa?? Owalahh.. cantiknya kebangetaann.. sampai aku lupa lhoo..) ujar pak Bejo yang langsung saja menyosor bibir Ukhti Nadia yang masih tertutup cadar.
Ukhti Nadia : He’emhh.. Pakhh.. Hmmffhh.. Mfhh.. Mchh.. Mcchh.. Aaahh.. jawab singkat Ukhti Nadia yang juga tak tau kenapa tanpa malu membalas pagutan pak Bejo.
Pak Bejo : Yawes yok.. langsung mrono wae.. iki motor parkirke kene wae rapopo.. (Yaudah yok.. langsung kesana aja.. ini motornya parkirin sini aja gapapa..) ujar pak Bejo sambil memposisikan motor Ukhti Della di tempat yang aman.
Ketiganya kemudian berjalan menyusuri lorong sempit yang cukup gelap. Aroma khas sampah dan barang bekas sudah menjadi ciri khas lokasi itu. Rumah-rumah yang sangat sederhana bahkan ada beberapa yang tak layak huni sudah menjadi pemandangan yang lumrah di desa itu. Nampak dari kejauhan ada sebuah musholla kecil, tak lebih besar dari musholla Fakuktas Teknik dimana Ukhti Nadia kuliah.
Pak Bejo : Prii.. Mreneo.. iki lho Ustadzah e wes moro.. (Prii.. Sini.. Ini lho Ustadzahnya udah datang..) ujar pak Bejo sambil melambaikan tangannya memanggil pak Supri.
Pak Supri : Ohh.. iyo.. iki to? Ngapunten Ustadzah.. monggo-monggo langsung mlebet mawon.. (Ohh.. iya.. ini ya? Maaf Ustadzah.. mari-mari langsung masuk saja..) ujar pak Supri yang selaku ketua RT di desa itu.
Setelah masuk ke dalam musholla yang berukuran kecil, sudah ada kurang lebih 30an bapak-bapak yang rata-rata umuran 50-60 tahunan. Nampak semua yang hadir berwajah ramah meskipun rata-rata semuanya berkulit hitam khas kuli jawa. Ukhti Della pun berjalan dengan sedikit membungkuk sebagai penghormatan kepada yang lebih tua. Ukht Nadia yang sama sekali tak ada pengalaman dalam acara-acara bakti sosial pun apalagi. Memang selama ini KMI sering mengadakan acara bakti sosial, tapi kalau sudah berhubungan dengan komunikasi, maka Ukhti Hafshah yang biasa jadi juru bicara.
Pak Supri : Ehm.. Tes.. Tes.. Assalamu’alaykum Warahmatullahi wa Barakatuh.. Bapak-bapak sedanten, sak derengipun monggo kito sesarengan sami ngunjukaken raos syukur dumateng Allah Subhanahu wa ta’ala ingkang sampun maringi katah kanikmatan.. (Ehm.. Tes.. Tes.. Assalamu’alaykum Warahmatullahi wa Barakatuh.. Bapak-bapak semua, sebelumnya mari kita sama-sama menghaturkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang sudah memberikan banyak kenikmatan..) ucap Pak Supri melakukan opening acara.
Baik Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang notabene bukan asli Jogja sudah pasti kebingungan karena bahasa yang digunakan pak Supri adalah bahasa Jawa Krama. Ini adalah bahasa yang biasa digunakan dalam acara-acara formal dilingkungan jawa. Meski Ukhti Della sudah cukup lama di Jogja, namun untuk bahasa Jawa Krama, ia sama sekali tidak menguasai.
Pak Supri : Nah.. supados mboten kedangon, pramilo wekdal saha panggenan kulo aturaken dumateng poro Ustadzah kagem nglajengaken acaranipun.. (Nah.. supaya tidak kelamaan, maka waktu dan tempat saya haturkan kepada para Ustadzah untuk melanjutkan acaranya..) lanjut pak Supri seraya memberikan kode pada Ukhti Della.
Ukhti Della : Aahh.. Maaf pak, saya tidak bisa bahasa jawa.. ucap Ukhti Della berbisik pada pak Supri.
Pak Supri : Ohh.. nggak papa mbak.. pada paham semua kok.. jawab pak Supri dengan gestur tubuh khas orang jawa.
Ukhti Della : Ohh.. baik pak.. Ehm.. Bismillah.. Walhamdulillah.. Assholatu wassalam ‘ala sayyidina Muhammad.. Wa ‘ala ‘alihi washohbihi ajma’in.. Alhamdulillah.. Bapak-bapak semua yang sama-smaa mencari ridho Allah subhanahu wa ta’ala, marilah kita sama-sama bersyukur pada Allah atas segala limpahan nikmatnya dengan mengucapkan Alhamdulillah.. ucap Ukhti Della dengan gaya elegantnya yang khas.
Tak hanya Ukhti Nadia yang terpesona dengan penampilan Ukhti Della yang begitu elegan, para audiens pun nampak antusias memperhatikan setiap kata yang mengalir lembut namun tegas dari balik cadar hitam yang menutupi kecantikan wajahnya. Caranya yang dudk bersimpuh namun tetap tegak, membuat toket 36E miliknya nampak menjulang dan tak mampu ditahan keindahannya oleh abaya syar’I yang ia kenakan. Sudah barang tentu setiap mata para bapak-bapak yang hadir tertuju ke arahnya. Ukhti Nadia sendiri memang belum paham tentang apa yang sudah direncanakan Ukhti Della.
Ukhti Della : Alhamdulillah.. untuk mengawali acara pada malam hari ini kita sama-sama ucapkan Bismillahirrohmanirrohim.. ujar Ukhti Della yang kemudian diikuti semua hadirin secara serempak.
Ukhti Della : Kemudian, untuk selanjutnya kita akan dengarkan pembacaan ayatul Qur’an dari surat Ar Rahman yang inshaaAllah akan dibawakan oleh Ustadzah Nadia.. Silakan.. ujar ukhti Della yang membuat Ukhti Nadia terkejut.
Ukhti Nadia : Ehh.. Lohh.. kok ana ukh?? Kan ga ada brief tadi soal kayak gini.. bisik Ukhti Nadia yang panik.
Ukhti Della : Naahh.. iya afwan ukhh.. kemarin ga kepikiran sihh.. dikit aja kok.. yaaa?? Yaaa?? Plisss.. jawab Ukhti Della juga dengan berbisik.
Akhirnya tak ada pilihan lain, Ukhti Nadia pun mulai melantunkan bacaan surat Ar Rahman yang pada intinya adalah kita harus banyak-banyak bersyukur atas apa yang telah berikan. Meskipun surat ini termasuk surat yang mahsyur, namun bagi bapak-bapak yang hadir, mereka tidak tau sama sekali. Dapat dilihat dengan jelas dari wajah mereka semua kalau dari semua yang hadir, hanya sekitar 10% saja yang pernah sholat, selebihnya mungkin hanya sholat setahun sekali.
Sembari Ukhti Nadia melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, dari luar pak Slamet mulai menghidangkan teh hangat, khas sekali dengan suguhan di setiap acara-acara yang di gelar di tanah jawa. Meski ukuran toket Ukhti Nadia sedikit lebih kecil, 36D, namun posisi duduk yang tegap dan bersimpuh, jelas menonjolkan ‘kepribadian’nya yang tak kalah menarik bagi mata setiap lelaki.
Ukhti Della : Aaahh.. mata-mata itu.. sudah jelas pada nelanjangin kita.. Eemmhh.. ga kebayang dehh.. gumam Ukhti Della yang mengamati setiap pandangan dari bapak-bapak yang hadir.
Meski ini pengalaman pertama Ukhti Nadia membaca Qur’an di depan banyak orang, namun sama sekali tak terdengar nada gugup disetiap makhroj huruf. Hanya sekilas di awal saja, namun setelahnya semuanya tenggelam dalam kesyahduan dan keindahan suara sang aktifis dakwah kampus itu.
Ukhti Nadia : Shodaqallahul’adzimm.. Walhamdulillahirobbil ‘alamin.. ucap Ukhti Nadia seraya menutup Al Qur’an.
Ukhti Della : Alhamdulillah.. MashaaAllah merdu sekali yaa suaranya.. beliau namanya adalah Ustadzah Nadia.. salah satu aktifis dakwah kampus di universitas kami.. ohh iya, nama saya Della bapak-bapak semua.. hahah.. kata pepatah tak kenal maka tak sayang.. ujar Ukhti Della.
Ukhti Della : Melanjutkan ke agenda berikutnya yaitu tausiyah singkat.. Alhamdulillah.. Bapak-bapak sekalian yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.. Tidak ada di dunia ini seorang pun manusia yang menginginkan masalah dalam kehidupannya.. setiap orang yang hidup pasti menginginkan kebahagiaan dalam kehidupannya.. kenikmatan yang terus berdatangan.. dan kelapangan hidup yang tak ada batasnya.. lamjut Ukhti Della bertausiyah dengan stylenya.
Ukhti Della : Begitulah seharusnya sebagai seorang muslim, maka kita ada kewajiban untuk menjaga sholat kita sehingga keberkahan-keberkahan akan datang ke dalam kehidupan kita.. jika sholat sudah dijaga ditambah dengan meng-istiqomahkan sedekah, maka sudah pasti Allah subhanahu wa ta’ala akan segera mendatangkan pertolongannya.. baik secara langsung maupun lewat perantaraan makhluknya yang lain.. lanjut Ukhti Della.
Dibalik anggun dan elegannya Ukhti Della dalam menyampaikan materi pengajian, saat Ukhti Nadia mengingat kembali hal-hal yang pernah ia lakuka bersama Ukhti Della saat mengumbar birahi, ia kerasa begitu ironis. Seorang akhwat bercadar yang selalu menutup rapat auratnya dari pandangan lelaki ajnabi dan juga seorang aktifis dakwah kampus berspesialisasi dalam gerakan anti pacaran dan zina, tapi ketika ada kontol dihadapannya, ia tak ada ubahnya dengan seekor anjing yang kelaparan ketika ditawarkan daging segar.
Ukhti Della : Demikian yang dapat saya sampaikan.. inshaaAllah dibelakang nanti sudah kami sediakan beberapa paket sedekah untuk bapak-bapak semua.. Dan selanjutnya kami minta do’anya dari bapak-bapak semua.. semoga ujian kami besok di mudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan bisa mendapatkan nilai terbaik.. Aamiinnn..
Pak Supri : Ohh.. Ustadzah.. amargi saking mriki mboten enten ingkang saget mimpin donga, sisan nggih Ustadzah mawon ingkang mimpin do’a, mangke kuko sak rencang ngamini mawon.. nangin sak derenge, monggo para rawuh sedanten diunjuk rumiyin unjuk’anipun.. (Ohh.. Ustadzah.. karena dari sini tidak ada yabg bisa memimpin do’a, sekalian ya Ustadzah saja yang mimpin do’a, nanti saya dan teman-teman mengamini saja.. tapi sebelumnya, silahkan para hadirin untuk menikmati minuman dulu..) ujar pak Slamet yang kemudian semua yang hadir minum bersama tak terkecuali Ukhti Della dan Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Baik.. Minta tolong diaminkan bapak-bapak semua yaa.. Bismillihirrohmanirrohim.. Alhamdulillahirobbil’alamin.. Assholatu wassalamu ‘ala sayyidina Muhammadin.. Wa ‘ala ‘alihi wa shohbihi ajma’in.. Allahummghfir.. Lil mu’minin wal mu’minat.. Wal Muslimin wal muslimat.. Al ahyaa.. ucap Ukhti Della mulai melantunkan do’a.
Semua yang hadir pun meng’amin’kan setiap lantunan do’a Ukhti Della meski tak bisa dipungkiri kalau setiap mata lelaki di musholla itu sudah jauh berimajinasi dengan Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Jam memunjukkan sekitar pukul 21.40 ketika Ukhti Della selesai membacakan do’a, dan Ukhti Nadia pun beranggapan ini sudah selesai.
Pak Supri : Alhamdulillah.. acara donga sampun pungkasan.. nanging acara inti inshaaAllah badhe diwiwiti.. nggih ustadzah?? (Alhamdulillah.. acara do’a sudah selesai.. tapi acara inti inshaaAllah akan dimulai.. iya kan Ustadzah???) Celetuk pak Supri dengan menggoda.
Ukhti Della : Ahahah.. InshaaAllah.. Cuma spesial untuk malam ini saya tidak sendirian, jadi semuanya kebagian kok.. lanjut Ukhti Della yang sudah tak jenak duduknya.
Ukhti Nadia : Lohh.. Mm.. Massiihh.. Aa..daahh.. Acara lagiihh.. toohh.. Ukkhh.. Mmhh.. tanya Ukhti Nadia seraya berbisik sambil menyelipkan tangan kirinya di antara kedua pahanya karena tubuhnya tanpa disadari terangsang dengan sendirinya.
Ukhti Della : He’mh Ukhh.. Acara..nyaahh.. baa.. ruuhh.. mau dimulaihh.. Sshh.. Uda kerasa kann Ukhh..?? Jawab Ukhti Della yang juga sudah menggelinjang tiap kali putingnya menggesek abaya yang ia pakai.
Ukhti Nadia : Mmhh.. Sshh.. Iya nih Ukhh.. ke.. kenapa yaahh?? Jadi sange banget giniihh..?? Aaahh.. Sshhh.. lanjut Ukhti Nadia mencoba untuk tetap menutupi kegelisahannya.
Ukhti Della : Aaahh.. Pengen ga sih Ukh?? Cobain di gangbang gituuhh..?? Mmhh.. Shhh.. Ujar ukhti Della sambil mendekatkan wajahnya ke leher Ukhti Nadia sehingga nafasnya yang berat terdengar jelas.
Ukhti Nadia : Mmhh.. Sshh.. Gang.. Bangghh..?? Mmhh.. Yang rameehh.. rameehh itu Ukkhh..?? Sshh.. booleeehh.. Aaahhh.. Sshh.. Ukhtii Dellaahh.. Aaaahhh.. jawab Ukhti Nadia yang tak mampu lagi menahan desahannya saat Ukhti Della mulai menempelkan tubuhnya di sisi kanan Ukhti Nadia dan mulai mencumbu lehernya yang masih tertutup khimar jumbo.
Pria 1 : Wwoo.. Wooo.. Wes mulai kii.. Wuuhuuuu.. (Wooo.. wooo.. Dah mulai nih.. Wuhuuu) Sorak salah seorang bapak-bapak berpostur gemuk dengan kumis tebalnya yang langsung berdiri dan segera melepas sarungnya.
Pak Supri : Woalah.. Jiaaann.. Kowe ki wes nek urusan ngene ki paling semangat!! Sabar sekk.. (Woalah.. Jiaaann.. Kamu tuh kalo urusan kayak gini aja paling semangat!! Sabar dulu..) celetuk Pak Supri.
Pria 2 : Haaalaah.. Suweenn!! Kae lhoo wes ambung-ambungann.. wes pengen dikenthu kwi!! Hahah.. (Haaalahh.. Kelamaan!! Itu lhoo udah pada pagutan.. udah pengen dientot itu!! Hahah..) tukas bapak-bapak lainnya yang berkulit hitam yang kontol 20cm diameter 4,5cm nya sudah mengacung tegak berurat dihiasi bulu kemaluan yang super lebat.
Pria 3 : Iyolah!! Ndang wae.. wes ra betah kii.. (iyasih!! Segera aja.. udah ga tahaan nih..) lanjut bapak-bapak yang lainnya yang sudah mengocok kontolnya sendiri.
Melihat teman-temannya sudah terangsang hebat, akhirnya semua yang hadir pun serempak bugil dan mulai mengocok kontol mereka yang berwarna hitam legam dengan bulu kemaluan yang lebat-lebat. Ukhti Della yang sesekali melihat ke arah kerumunan, terbelalak saat melihat kontol-kontol berukuran jumbo itu sudah siap menghantam memeknya.
Pak Supri : Wuaahh.. wess.. angell.. angeell.. yowes lah.. gas wae sisaann!! (Wuaahh.. Udaahh.. Susahh.. Susaahh.. Yaudah lah.. Gas aja sekaliann!!) Seru pak Supri yang juga sudah tak bisa menahan syahwatnya dan langsung menyalakan MP3 Qosidahan Remix.
Semua yang hadir bersorak ketika mendengar Qosidah remix full-bass yang diputar oleh Pak Supri, ditambah lagi aksi lesbi Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang kini tenga saling berpagutan dengan duduk bersimpuh. Tangan Ukhti Della juga tak tinggal diam untuk meremasi bongkahan gunung kenyal milik adik tingkatnya. Suara dentuman bass yang dipadu oleh merdunya biduan melantunkan qosidah semakin membakar nafsu Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Keduanya kini saling berpagutan yang membuat cadar keduanya nampak basah oleh liur. Para bapak-bapak yang hadir pun semakin bersorak ketika Ukhti Della menyibakkan khimar Ukhti Nadia dan menarik turun resleting abaya rekannya. Plop, tepat setelah Ukhti Della menaikkan Bra krem Ukhti Nadia, Toket 36D putih mulus berputing kecoklatan pun melompat keluar dari sangkarnya.
Pria 4 : COKK.. GUWEEDIII NEEEEE..!! WUEDANNN!! JAL TAK SOSOR EEE!! (COKK.. BESARNYAAA!! GILAAA!! SINI AKU SOSOR AJA!!) Ujar salah seorang bapak-bapak yang mencoba untuk menubruk Ukhti Nadia.
Pak Supri : WOEE SABARR!! OJO KESUSU!! NEK NGANTI BUBAR SESOK ORA ISO MENEHH!! Iki acarane ono urutanne.. ora waton nyludruk-nyludruk koyo asu wae!! Sabar!! Aku yo ngampet ki!! (WOEE SABARR!! JANGAN KEBURU-BURU!! KALO SAMPE BUBAR BESOK GAK BISA LAGI!! Ini acaranya ada urutannya.. nggak ngasal hantam-hantam kayak anjing aja!! Sabar!! Aku juga nahan ini!!) Tegur Pak Supri seraya menahan si bapak.
Pria 5 : Lha tross kon piye!? Wes NGACENG kabeh iki!! Biasane yoo langsung kontoli wae bengak-bengok njaluk nambah.. wahahahah.. (Lha terus suruh gimana!? Udah TEGANG semua ini!! Biasanya juga langsung di kontolin aja teriak-teriak minta nambah.. wahahahah..) celetuk seorang peserta lain yang sudah tegang maksimal.
Pak Supri : Sek!! Ngko tak panduu.. pokok e manut wae.. bakalan komanan kabeh.. okey?! (Bentar!! Nanti aku pandu.. pokoknya nurut aja.. bakalan kebagian semua.. okey!?) Jawab Pak Supri sambil ikut menyaksikan adegan lesbi Ukhti Della dan Ukhti Nadia dimana Ukhti Della sudah melucuti seluruh abaya Ukhti Nadia hingga hanya menyisakan handsock dan kaos kaki over knee hitam.
35 peserta yang hadir dibuat menenggak ludah kental karena harus menahan desiran syahwat yang memuncak. Bagaimana tidak? Mereka dihadapkan dengan seorang akhwat bercadar berkulit putih bersih dengan tubuh yang kencang nan indah, ditambah dua gunung kembar yang begitu memanjakan mata dan berakhir dengan gundukan tanpa bulu di selakangannya, sudah pasti semuanya berharap agar bisa ‘melahap’ habis seluruh kenikmatan yang ada.
Pria 6 : NJINNG!! MULUSS TENAANN!! Sep.. Bojomu koyok ngono ora!?? Kwi nek nguyuh we langsung tak ombee..!! Srruppp.. segerrrr!! (NJINGG!! MULUSS BANGETT!! Sep.. Istrimu kayak gitu ngga!?? Itu kalo kencing aja langsung aku minum..!! Srruupp.. segeerrr!!) Ucap salah seorang hadirin yang melongo melihat keindahan tubuh Ukhti Nadia.
Pria 7 : Wahahah.. Bojoku rak eneng apa-apane cok!! Lah iyo.. Aku we gelem!! Bakal tak ombe uyuhe nganti resik trus tak dilati tempik’e nganti keset!! (Wahahah.. Istriku gak ada apa-apanya cok!! Lah iya.. Aku juga mau!! Bakalan aku minum kencingnya sampe bersih trus aku jilatin memeknya sampe keset!!) Jawab Rekannya yang sudah jauh berimajinasi pada Ukhti Nadia.
Musholla semakin gempar saat Ukhti Nadia berhasil melucuti juga abaya hitam yang dikenakan oleh Ukhti Della. Walhasil keindahan tubuh semampai putih khas akhwat Manado pun tak terpelakkan. Bondage-Rope warna merah yang menghiasi lekuk tubuh Ukhti Della semakin menunjukkan kebinalan dalam diri Aktifis LDK itu. Toket 36E berputing pink menjadi daya tarik tambahan bagi syahwat-syhawat liar para lelaki yang hadir. Tentu saja cadar yaman long, khimar jumbo, handsock, dan kaos kaki over-knee hitam saja yang masih menempel pada tubuh Ukhti Della, dan justru itu menambah kesan lonthe-syar’I yang kuat.
Ukhti Nadia : Mffh.. Mffhh.. Sshh.. Mffhh.. Mmchh.. Aahhfff.. Ukkhh.. Ukhtiihh.. Mmfhh.. Mfhhh.. Shh.. Mmfhhh.. Gelihh.. Mmfhhh.. Ahmmmfhh.. Enaakk.. Mmfhh.. desah Ukhti Nadia merem melek menikmati cumbuan dan terampilnya jemari Ukhti Della memanjakan putingnya.
Ukhti Della : Mmffhh.. E’emmfhh.. Mmfhh.. Ukhti Nadia jugaahhffhh.. Pinterhh.. Mmfhh.. Ssrrpp.. Mmffhh.. Ssshhh.. Mmfhh.. Mfhh.. Mmmffhh.. Aahnnffhhh.. balas Ukhti Della yang terus memagut bibir Ukhti Nadia yang tertutup cadar sambil merem melek menikmati remasan tangan Ukhti Nadia di toketnya.
Ruangan musholla yang cukup kecil namun disesaki oleh begitu bayak orang membuat suasana semakin panas. Apalagi saat Ukhti Della mulai mengulum puting Ukhti Nadia yang disambut desahan lepas akhwat manis adik angkatannya itu, seluruh orang pun bersorak. Layaknya diskotik, semua orang yang hadir sudah bugil dengan kontol-kontol jumbo mereka mengacung. Air minum yang tadinya teh pun sudah berubah menjadi Anggur Merah dan Ciu, yang merupakan minuman keras harga murah.
Pria 8 : Endi cokk Ciuu nee!!?? Tambah meneh.. Wahahahah.. Koyo ngene ki kudu kerep-kerep wae!! (Mana cokk Ciuu nyaa!!? Tambaj lagi.. Wahahahah.. kayak gini tuh harus sering-sering aja!!) Ujar salah seorang lelaki tua yang sudah dimabuk miras.
Pak Supri : Nyoohh!! Glukk.. Glukk.. Glukk.. Woaaahh.. Geerrr.. Tambah NGACENG yo raa!!?? Wes siap ki di Gasss!! Tapi Sitok-sitok seekk..!! (Niihh!! Glukk.. Glukk.. Glukk.. Woaahh.. Segerrr.. Tambah TEGANG ya kaann!!?? Udah siap ini di Gasss!! Tapi satu-satu duluu..!!) Tukas pak Supri yang baru saja menenggak Anggur Merah+ciu layaknya Air Putih.
Pria 9 : WOOEEHH!! AKU SEKK!! KENEE..!!! (WOEEEHH!! AKU DULUAN!! SINIHH..!!) Bentak salah seorang hadirin yang berperut buncit dan berkulit hitam menyeruak diantara kerumunan.
Pak Supri : Ngko sekk!! Men tambah gayeng.. jal kon karo moco Qur’an wae yok!! Hahah.. piye!? (Ntar dulu!! Biar tambah seru.. coba suruh sambil baca Qur’an aja yok!! Hahah.. gimana!?) Usul pak Supri.
Pria 7 : Wogh.. Edyaann!! Tur koyone yo joss kwi.. Yookk!! (Woghh.. Gilaa!! Tapi kayaknya joss juga itu.. yokk!!) Jawab seorang bapak-bapak yang langsung mengambil 2 buah Qur’an.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Sshh.. Mmfhh.. Oohhh.. Ukhtiiihh.. Aaahhh.. Enaakk.. Aahhh.. Aagghhh!!! Desah Ukhti Nadia terhenti ketika salah seorang lelaki menarik khimarnya dengan kuat.
Ukhti Della : Mffhh.. Srrpptt.. Srrppt.. Mcchh.. Mfffhh.. Mmhhaahhhh!! Erang Ukhti Della yang juga terkejut karena flap cadarnya ditarik paksa ke belakang.
Pak Slamet : Naahh Ustadzah.. men Sedekahan e tambah berkah.. nyoh karo di woco Qur’an e yoo.. (Naahh Ustadzah.. Biar sedekahannya makin berkah.. Nih sambil di baca Quur’annya yaa..) ujar pak Slamet yang ternyata sudah bugil dan berdiri di belakang Ukhti Della sambil menahan flap cadar yang membuat Ukhti Della agak mendongak.
Pria 10 : Sing diwoco sing endi!? Ndang laahh!! Kesuweenn!! Ki lhoo liyane wes ngampet!! (Yang dibaca yang mana!? Cepet laahh!! Kelamaan!! Ini lhoo lainnya udah pada nahan!!) Ujar seorang bapak-bapak berkumis dan berjenggot tebal yang sudah mabuk parah.
Pak Bejo : Kwi wae sing mau di wocoo.. enak kwi.. surat opo mau?? Sing Fa bi aayi alaa kwi lhoo.. (itu aja yang tadi di bacaa.. enak itu.. surat apa tadi?? Yang Fa bi aayi alaa itu lhoo..) celetuk pak Bejo yang menarik khimar hitam Ukhti Nadia dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya meremas toket Ukhti Nadia dari belakang dengan posisi jongkok.
Pak Supri : Lahh iyo bener.. kuwi wae.. Ndang diwoco!! (Lahh iya bener.. itu ajaa.. Buruan dibaca!!) Perintah pak Supri dengan nada yang agak tinggi.
Ukhti Della : Aaghh!! i.. iyaahh.. paakk.. Aa.. Aa’udzubillah.. hii.. minassyaitooo.. nirrojiimm.. biss.. millaahh.. hirrohmaa.. nirroohiimm.. Aarrrr.. Raahhmaaaann.. ‘Allamalllffhhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mmfhh.. Mfhh.. Qqrfhhhnnn.. HffLLqqLLhhhfff (Kholaqol).. Oockk.. Occkk.. Insssffhhnnn (inssaann).. Mmfhh.. Ockkk.. Ockk..
Sesaat setelah Ukhti Nadia dan Ukhti Dilla mulai membaca Al Qur’an yang ada di pangkuan keduanya, tiba-tiba sebuah kontol legam jombo melesak masuk ke mulut keduanya. Meski terkejut, namun kuatnya birahi yang menguasai keduanya ditambah dosis obat perangsang yang over, membuat para Aktifis Dakwah Kampus bercadar itu keenakan.
Pria 1 : WWOOHHH!! MMNNGHH!! COOKK.. WUEENAAKK..!! SSHH.. WUUHH.. PUOLL!! JOSSSS!! Racau seorang bapak-bapak yang keenakan menyodok mulut Ukhti Della dengan kontol 19cm berdiameter 4cm miliknya.
Pria 2 : Nghh.. Nghh.. Wuuhh.. Iyo.. Wahahah.. Ra kodal bali ngomah ki.. lagi cangkem’e wae wes koyo tempik ngene!! (Nghh.. Nghh.. Wuuhh.. Iya.. Wahahah.. Ra bakal pulang ke rumah nih.. lagi mulutnya aja udah kayak memek gini!!) Ujar seorang yang lain yang meracau keenakan merasakan nikmatnya mulut Ukhti Nadia yang penuh dengan kontol 20cm diameter 4cm miliknya.
Pak Bejo dan Pak Slamet pun tak tinggal diam dan terus meremas serta memilin puting kedua akwhat itu. Rasa lezat kontol ditambah geli nikmat permainan jemari para lelaki ajnabi membuat memek Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak mampu membendung lendir birahi yang deras menetes. Mata lentik keduanya merem melek tiap kali kontol besar yang menyumpali kedua mulut mereka keluar masuk cepat. Alunan suara tilawah yang seharusnya terdengar syahdu, berganti dengan suara desahan tertahan serta decak becek kerongkongan yang dihantam kontol. Liur kental tampak jelas menetes membasahi lembaran Qur’an yang terbuka tepat di bawah toket jumbo pars akhwat bercadar itu.
Pria 3 : WES GENTENAN!! WES LIMANG MENIT KWI.. KENE!! (DAH GANTIAN!! DAH LIMA MENIT TUH.. SINI!!) ujar lelaki yang lain yang segera melesakkan kontolnya yang gempal menggantikan kontol sebelumnya di mulut Ukhti Nadia.
Pria 4 : Nghh..!! WWUUHHH.. SSHHHH.. Iyo jhe cokk.. wuenaaakk tuweenaaaaannn!! (Nghh..!! WWUUUHHH.. SSSHHH.. Iya e cokk.. enaaakk buaangettt!!) Kata lelaki yang juga berperut buncit berkontol 18cm diameter 5cm yang kini berganti menyesaki mulut Ukhti Della.
Hmmfhh.. Ockk.. Ockk.. Sshhh.. Mffhhh.. Aahiiaaayyiickk (faa bii aayyiii).. aaahhaaaiirrrgii (‘aaalaaa I robbii).. Ockk.. Ockk.. Mmffhh.. Khuummaaff (Kummaa).. hukahhiihaann (tukadzzibaann).. Mfhh.. Ockk.. Ockk.. Mfhh..
Belum selesai dizinahi mulutnya, Ukthi Della dan Ukhti Nadia kini harus berjongkok. Para bapak-bapak yang lain yang tak sabar menunggu mulai mencari bagian tubuh lain yang bisa dinikmati. Alhasil dua orang tiduran dengan wajah mereka tepat dibawah memek Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Tanpa basa-basi, lidah kasar nan liar para pemulung itu pun mulai menyeruak masuk menyusuri liang surgawi akhwat cantik manado dan rekannya.
Pria 8 : Haemffhh.. Mffhh.. Srrupptt. Mmchh.. Srrupptt.. GEERR.. EUENAAKK.. GURIIHH.. JAN TENAN BEDO RASANEE!! KOWE KABEH KUDU NJAJAL WOY!! WAHAHAH.. (Haemffhh.. Mffhh.. Srruupptt.. Mmchh.. Sruupptt. GEERR.. ENAAKK.. GURIIHH.. EMANG BENERAN BEDA RASANYA!! KALIAN SEMUA HARUS NYOBAIN WOYY!! WAHAHA..) Seru seorang bapak-bapak yang kini tengah menikmati selakangan Ukhti Della.
Pria 9 : Mfhh.. mfhh.. mfhhh.. Srruupptt.. Iyoo tenaann.. Wuuuhhh.. Mben dino kon ndilati nganti resik guweeleeemm akuuu!! (Mmfhh.. mfhh.. mfhh.. Srruupptt.. Iyaa beneran.. Wuuhh.. Tiap hari disuruh jilatin sampe bersih pun muaaauuu akuuu!!!!) Ucap seorang lelaki lain yang juga tergila-gila dengan lezatnya rasa bibir memek Ukhti Nadia.
MFFhh.. Ockk.. Occkk.. Mffhh.. Mfhhh.. MMFFHHNNGGHHH..!!!
SEEEERRR.. SEEEEERRRRR.. SEEEEEERRRRR..
Kuatnya obat perangsang yang diminum Ukhti Nadia dan Ukhti Della membuat syaraf di area-area sensitif mereka semakik sensitif. Apalagi rangsangan yang tak perah ada hentinya membuat Ukhti Nadia dan Ukhti Della beberapa kali mengejang hebat merasakan terpaan orgasme. Meski hanya facefuck dan jilmek saja yang mereka rasakan, namun para lelaki ini bukanlah sembarangan dalam membuat akhwat bercadar kelojotan. Sudah 30 menit lamanya Ukhti Nadia dan Ukhti Della digilir oleh berbagai macam kontol di mulut mereka, dan sekitar 8x sudah keduanya menyemburkan carian surgawi yang membuat karpet musholla basah kuyup. Para lelaki pezina itu pun bersorak tiap kali memek para aktifis Dakwah Kampus itu memuntahkan cairan surgawi.
Pria 10 : Mmmm.. Glek.. Glekk.. Bwuaahh.. Wuenakk..!! Legiii..!! Waahahah.. kene tak resikinee!! (Mmm.. Glek.. Gleekkk.. Bwuaahh.. Wueenakk..!! Maniss..!! Wahahah.. sini aku berishinnya!!) Ucap seorang lelaki yang beruntung bisa menenggak cairan surgawi akhwat bercadar langsung dari sumbernya.
Tak banyak yang beruntung bisa merasakan cairan surgawi para akhwat-akhwat kampus, sehingga membuat yang hadir saling berebut. Beberapa orang yang hadir sudah terlihat saling cek cok namun semuanya dapat diredam saat giliran mereka untuk menyodok mulut Ukhti yang ada datang.
Pak Supri : Oohh.. Butuh ngombee Lonthee haa?? Ngelak barang to?? Ket mau ngemut kontol ki kurang?? Hahah.. ki ngombe wedang suplemen mu.. ujar pak Supri yang langsung mencengkram pipi Ukhti Della dan menggelontorkan segelas besar air the bercampur perangsang setelah menyibakan sedikit cadarnya.
Ukhti Della : Mmfuaahh.. He’emhh Pakk.. Hahah.. Enakk kontolnyahh.. Minumm Aahh.. Glekk.. Glekk Glekk.. Uhukk.. Glekk.. Mmfhh.. Haaaahhhhh.. Mmmhh.. seger Paakk.. Mmhh.. Lanjut lagiihh.. sinihh kontol yang lain.. ucap Ukhti Della yang cadar dan bagian depan tubuhnya sudah basah kuyup oleh liur dan air the bercampur perangsang.
Kata Ukhti Della nampak sayu, tapi tubuhnya bergerak dengan sendirinya Untuk memuaskan birahi setiap lelaki yang ada. Kedua tangannya yang putih mulus dan hanya terbalut handsock dengan cepat meraih kontol yang ada di sisi kiri dan kanannya, sementara mulutnya kembali di sesaki kontol gempal hitam yang ia pun tak kenal milik siapa.
Ukhti Nadia pun tak jauh berbeda. Al Qur’an yang sedari tadi ia genggam telah jatuh dan terinjak-injak oleh banyaknya lelaki yang berebut untuk menggagahi mulutnya. Cadar dan khimar hitam jumbonya acak-acakan oleh kasarnya para lelaki yang saling berebut melesakkan kontolnya. Tak haya itu, keduanya harus tetap menjaga posisi jongkoknya untuk melayani setiap lidah ajnabi yang ingin menari di liang surgawi mereka
Ukhti Nadia : Aaghh!! Iyaahh Tuanhh.. Awhh.. Sshh.. Haemmfhh.. mffhh.. MFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. NGHHH.. OOGHH!! MFHH.. SHH.. OCKK.. OCKKK.. MNNGHH.. AANGHH.. KONTOLLHH.. AAHHH.. SSHH.. OOHH.. HAEMMFHH.. MFHH.. SRRPTT.. OCKK.. OCKKK..
Jam menunjukkan pukul 22.13 saat Ukhti Nadia kini harus Doggy sementara mulut dan memeknya disodok kontol secara bersamaan. Pak Bejo dan pak Slamet berdiri disamping Ukhti Della dan Ukthi Nadia yang tengah digiliri oleh begitu banyak manusia sambil menggenggam tali kekang yang terhubung dengan collar yang mengikat leher kedua akhwat bercadar itu. Hanya sekitar 3 menit lamanya untuk Ukhti Nadia dan Ukhti Della mencapai orgasmenya. Tiap kali keduanya klimaks, maka si Lelaki yang menggenjot memek keduanya akan buru-buru untuk menenggak cairan surgawi yang mengalir deras.
Pria 12 : *Glekk.. Glekk.. Glekk..* Woalaahh.. wuiyooo.. suweegeerrr eeee.. Wahahah.. pinter kowe golek lonthe apik ngene Met..!! (Woalaahh.. wuiyooo.. suwegeerr eeee.. Wahahah.. pinter kamu nyari pelacur bagus gini Met..!!) Ucap seorang pria yang nampak puas setelah berhasil membuat Ukhti Nadia klimaks dan meminum ciaran surgawinya.
Pak Slamet : Wooo ya jelas to.. isih akeh ki stok e.. ora mung iki tok.. Wes ndang!! Lanjut sopo meneh!? (Wooo ya jelas to.. masih banyak nih stok nya.. ngga Cuma ini aja.. dah buruan!! Lanjut siapa lagi nih!?) Jawab pak Slamet yang kemudian di sambut pria lain yang dengan brutalnya langsung melesakkan kontol 17cm diameter 5,5cm miliknya yang dihiasi bulu lebat.
Ukhti Nadia : Nghhhhh.. Shh.. Hhaaahh.. mmhh.. Awwhh.. shh.. Bentarhh Pakk.. Aaaghh!! OHHH.. OHHH.. MMNGGHH.. OHH.. GEDENYAHH.. AAHH.. AWWHH.. SSHH.. AAHH.. HAEMFHH.. MFFHH.. MFHH.. OCKK.. OCCKK.. OCKK.. desah Ukthi Nadia yang merasakan jumbonya kontol yang membelah memeknya.
Pak Slamet saja melongo ketika melihat ukuran kontol yang kini menggagahi Ukhti Nadia, apalagi Ukhti Nadia sendiri yang meraskannya. Seluruh dirinya serasa terbang dalam buaian kenikmatan zina gangbang. Dinding liang surgawinya dimanja oleh gesekan kuat kontol jumbo itu. Bahkan ia semakin lupa akan marwah dirinya karena terbius oleh rasa nikmat tiap kali pintu rahimnya dihantam kuat oleh kontol-kontol ajnabi yang menggilirnya.
Ukhti Della : Mmfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mmmfhh.. Nghhh.. Ngaahhh.. Yeshh!! Aaahh.. Teruss Paakk.. Oohh.. Ohh.. Enaknyahh.. Aahhh.. Allaahh.. Kontolhh.. Aaahhh.. Haemmfhh.. Mfhhh.. Ockk.. Ockk.. Ngffhh.. Ngffhhh.. Ockk.. mffhhh.. desah dan erang Ukhti Della yang keenakan digilir mulut dan liang surgawinya oleh banyak pria.
SEERRRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEEERRRRRRRR..
Ukhti Nadia melenguh tertahan saat orgasme kembali melanda dirinya. Seluruh tubuhnya mengejang, matanya mendelik ke atas dan sudah pasti cairan surgawi yang layaknya air bah menyembur deras sesaat setelah kontol lelaki yang menzinahinya terlepas. Namun, tubuhnya dibuat makin kelojotan karena memeknya yang masih super sensitif diahap liar oleh lelaki tadi. Layaknya orang kehausan, bahkan memek Ukhti Nadia dan Ukhti Della tak dibiarkan becek sedikitpun.
Pak Slamet : Wehh!! Ojo lemes sekk!! Isih akeh ki sing durung entuk jatah!! Ayo sopo meneh ki..!? (Wehh!! Jangan lemes dulu!! Masih banyaj nih yang belum dapet jatah!! Ayo siapa lagi nih..!?) Ujar pak Bejo yang langsung menarik tali kekang di leher Ukhti Nadia yang terlihat mulai kelelahan karena harus doggy selama 20an menit.
Pria 14 : Kene.. Kene.. Aku durung!! Wahahahh.. wes suwi tenann leh ku nunggu.. Hnghh!! Nghhhh.. Sshhhh.. Wuoohhh.. Suwempitt eee.. Wuenaakk poll.. Tempik opo iki!? Lonthe cadaran ncen topp!! (Sini.. sini.. aku belum!! Wahahah.. dah lama banget aku nunggunya.. Hnghh!! Nghhh.. Ssshhh.. Wuoohhh.. Seeempiittnyaa.. Wueenakk bangett.. Memek apa nih!? Lonthe Cadaran emang topp!!) Kata pria lain yang entah sudah ke berapa yang kini melesakkan kontolnya ke memek Ukhti Nadia.
Pria 13 : Naaahh.. Saikii pindah tempik sing ngarepp!! Wuhhh.. Heh!! Bukak cangkemmu Lonthee!! Nghhh.. Mmhh.. Sshhh.. Ooohhhhhh.. Karo ngudud sisan ngene wuenakk!! Wahahaha.. (Naahh.. Sekarang pindah memek yang depan!! Wuuhh.. Heh!! Bukak Cangkemmu Lonthee!! Nghh.. Mmhh.. Sshhh.. Oooohhh.. Sekalian ngrokok gini wuenaakk!! Wahahah..) ujar pria yang baru saja selesai menggagahi memeknya dan kini menyumpalkan kontol berlendirnya ke mulut Ukhti Nadia.
Kedua akhwat cantik itu sudah bertahan lebih dari 30menit lamanya dengan posisi doggy. Aroma khas cairan surgawi akhwat pun bercampur dengan aroma rokok beserta minuman keras. Beberapa pria lain, sambil menunggu gilirannya, duduk-duduk merokok dan minum Ciuu yang entah sudah berapa botol mereka tenggak. Semuanya mengeliliingi Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang sedang di eksekusi di tengah-tengah musholla. Beberapa pria yang iseng mengambil jepitan jemuran dan menjepit putting Ukhti Nadia yang membuatnya meringis menahan perih, sementara Ukhti Della malah semakin liar saat sebuah botol coca-cola disumpalkan ke anusnya.
Pria 7 : Woee Prii.. Nek ngene ki kesuwen!! Wes lah bebas wae.. sopo sing gelem, nyodok ngono wae lah yoo!! Kae lhoo isih nganggur bolongan siji.. (Woee Prii.. Kalo gini kelamaan!! Dah lah bebas aja ya.. Siapa yang mau, nyodok gitu aja lah ya!! Itu lhii ada nganggur lubang satu..) celetuk seorang pria yang sedang menghisap rokoknya karena bosan menanti giliran.
Pak Supri sendiri juga sebenarnya belum kebagian jatah karena harus menunggu antrian. Sebsgai seorang ketua RT ia harus mempersilakan warganya lebih dulu. Mendengar hal itu, pak Supri pun mengiyakan saja. Toh akhirnya semua juga pengen. Alhasil, sekitar jam 22.48, Semua orang berebut untuk bisa menzinahi Ukhti Nadia dan Della.
Pak Bejo : Nahh.. ngono wae.. kan isoh komanan kabeh.. (Nahh gitu aja, kan bisa kebagian semua..) kata pak Bejo yang mengarahkan posisi Ukhti Della yang saat itu masih sibuk dengan kontol 2 orang pria.
Dengan posisi WOT, Ukhti Della menduduki seorang pria yang berkontol jumbo dengan panjang 20cm dan tampak begitu gempal berurat. Warna kulit Ukhti Della yang putih bersih khas Minahasa tampak bercahaya diantara kulit hitam para pria jawa yang menzinahinya. Bondage rope merah yang melilit lukakan tubuhnya menambah keindahan tubuh akhwat bercadar penggiat Anti-Zina itu. Blesshhh.. tanpa halangan berarti, kontol jumbo itu menembus liang surgawi Ukhti Della disambut dengan lenguhan panjang sang akhwat. Tak berhenti sampai disitu, seorang pria lain yang berkontol tak kalah besarnya, menekan sedikit punggung Ukhti Della hingga membuatnya harus doggy dan Prrtttt.. Blesshhh.. kontol kedua melesak perlahan menyesaki anusnya. Mata lentik Ukhti Della yang dihias eyeliner mendelik, menikmati kedua liang kenikmatannya disesaki kontol haram. Tak selesai disitu, seorang pria lagi dengan kasarnya mencengkram kepala Ukhti Della yang segera ditanggapi oleh Ukhti Della dengan membuka mulutnya.
Ukhti Della : Ooounnghh.. Mmhh.. Shhh.. Ooohh.. Yeshh.. Lagiihh.. Ooonngghhh.. Masuk semuaahh.. Ahahah.. Kontollhhhh.. Mffhhh.. Ockkk.. Ockk.. Ockk.. Nghh… Nghh.. Shhh.. Mffhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Nghh!! Mfff!! Mff!! Ockkk.. ockk.. desah dan lenguh Ukhti Della yang segera hilang setelah mulutnya kini tersumpal kontol.
Kedua lutut Ukhti Della menjadi penyangga utama tubuhnya. Untungnya Pria yang berada tepat di bawahnya paham dan menyangga Ukhti Della dengan kedua tangannya. Tak selesai disitu juga, kedua tangan lentik nan lembut Ukhti Della yang biasa untuk memetik bulir-bulir tasbih, kini harus mengocok dua kontol yang nantinya akan segera menyesaki liang surgawi miliknya.
Pak Slamet : Nahh.. Koyo ngono kuwi.. Ora mung lonthe kowe ki.. tur yo Asu barang!! Bebas sopo wae isoh ngontoli awakmu kuwi.. wuahahaha.. (Nahh.. kayak gitu itu.. Ngga Cuma lonthe kamu tu.. Tapi juga anjing!! Bebas siapa aja bisa ngontolin tubuhmu itu.. wuahahaha..) celetuk pak Slamet yang berdiri sambil menarik tali kekang yang mengikat leher Ukhti Nadia dengan kontol 20cm dan diameter 4cm miliknya mengacung sementara militnya sibuk menikmati rokok.
Ukhti Nadia pun mengalami hal yang serupa dimana ada 3 kontol yang tengah berlomba menggempur dirinya di anus, memek, dan mulut manisnya. Suara desahan, sorakan, rintihan, dan decak hantaman tubuh para pezina itu memenuhi ruangan musholla yang kini dihias dengan lantunan murrotal ayat-ayat Al Qur’an.
AGHH!! AGHH!! OONNGHH!! OCKK.. OCKK.. UHUKK.. MFFHH!! MFFH!! NGGHH!! OCKK.. OCKK.. SSHH.. KONTOLHH!! AAAHH.. YESSHH!! AYOKK PAAKK.. TERUSHHH.. OWWHH.. MMFFHH.. OCKK!! OCKK!! NGGHH..!!
SSEEEER.. SEEEERRRRRRR.. SEEEERRRRRRR..
Tubuh Ukhti Nadia mengejang layaknya orang menggigil merasakan orgasme kuatnya yang ke 4 kalinya di posisi itu. Memeknya berkedut kuat memnyemburkan semua cairan surgawi yang ada di dalam tubuhnya, membanjiri perut pria yang ada ada dibawahnya dan karpet musholla yang sudah begitu becek. Belum selesai Ukhti Nadia mengejang, kontol lain pun dengan cepat menyesaki memek dan anusnya kembali, menggantikan kontol yang baru saja selesai menikmati pijatan lembut dinding memek dan anusnya. Toket 36D miliknya pun tak henti-hentinya menjadi bulan-bulanan mulut setiap pria yang ada di ruangan itu. Meski ada sebagian kecil dari lubuk hatinya yang paling dalam ia menolak dan mengecam apa yang ia lakukan, namun tubuh dan otaknya menunjukkan hal sebaliknya. Cadarnya terlihat basah kuyup oleh liurnya sendiri karena lidahnya yang selalu menjulur tiap kali mulutnya tak disumpal kontol seakan ingin agar setiap liang kenikmatan dalam tubuhnya selalu disesaki kontol-kontol haram itu.
Pria 15 : Aaahh Suwen !! Iki isih amot siji meneh!! Kene tak Tambahine!! Hnngghhh.. Aaaahhh..Nahh ngeneeehh.. Wuuhhh.. (Aaahh Lamaa!! Ini masih muat satu lagi!! Sini aku tambahin!! Hnnghh.. Aaahhh.. giniihh.. Wuuuhh..) ujar seorang Pria lain yang memaksa untuk ikut menikmati Ukhti Della.
Tak ayal mata Ukhti Della mendelik saat merasakan dua kontol jumbo menyesaki memeknya secara bersamaan sementara di anusnya saja masih digempur habis-habisan oleh kontol lain. 3 kontol berdiameter 4-5 cm kini bersarang di kedua liang surgawi akhwat cantik bercadar yaman itu. Bukannya kesakitan, justru desahan dan rintihan nikmat terdengar dari mulut Ukhti Della yang sudah dibius oleh obat perangsang itu. Seluruh akalnya sudah hilang sepenuhnya. Iman yang selama ini menjadi benteng, sudah luluh lantak oleh pasukan setan yang menyerangnya dengan kenikmatan zina. Matanya nampak sayu ketika tubuhnya berguncang hebat digenjot 3 kontol secara bersamaan. Mulutnya pun tak pernah lepas dari kontol lain yang menggilirnya seakan-akan itu adalah memek asli. Pikirannya sudah dipenuhi dengan kontol. Tak ada hal lain yang bisa memuaskan dahaga birahinya selain seluruh tubuhnya dilecehkan oleh kontol-kontol perkasa di ruangan itu.
Ukhti Della : OGGHH!! OGHH! YEESHH!! LAGIIHH..!! OONNGHH.. ENAK KAAN UKHN?? IYA KAANN??!! MAU KONTOL LAGII KAANN UKH?? HAEMFHH.. MFFHH.. OCKK!! OCKKK!! OCKK... MFFHH.. SSHH.. OOHH.. ENAK BANGET YA ALLAAHH..!! KONTOLLHH AHH.. NGENTOT!! FUCKK YESSHH!! Racau Ukhti Della yang sudah tak peduli lagi dengan dirinya.
Ukhti Nadia : HE’EMMHH.. E’EMHH.. OGH.. AHH.. MFFUAAHHH.. BANGET UKHH!! MAU KONTOL SEMUAAHH.. AHAH.. MMHH.. OWWHH.. SHH.. OOOONNGGHHH!! AAWWHH.. SSSHH.. LAGIIIHH.. OOHH.. AYOOK PAAKK!! YANG LIARRHH!! YANG KASARHH!! OOOHH.. MMHH.. SSHH.. HAEEMMFHH.. OCKK!! OCKK!! MFFHHUAAHH.. SINIHH.. HAEMMFHH!! MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK!! OCKK!! Jawab Ukhti Nadia yang sudah berubah 180 derajat.
Sudah tak terhitung banyaknya kedua akhwat cantik LDK itu orgasme. Ukhti Nadia yang biasanya pendiam dan pemalu, kini tak ada ubahnya dengan pelacur-pelacur ataupun aktris porno di video-video bokep yang ia tonton. Begitupun Ukhti Della, seorang idol di kalangan para akhwat aktifis dakwah. Ia yang terkenal akan orasinya yang membara ketika mengingkari praktek zina dan pacaran, yang selalu mengisi kajian dengan gerimis ayat serta hujan hadits. Namun malam ini semuanya hilang bak ditelan bumi. Keduanya dengan sukarela dan malah menawarkan tubuh sucinya untuk dinikmati oleh para Pria yang bahkan tidak pernah sholat sama sekali. Zina yang seharusnya merupakan hal paling ‘haram’ bagi keduanya, kini justru menjadi ‘kebutuhan utama’ dalam kehidupan mereka kedepannya.
Pria 22 : AAGHH!! WES MEH NGECROT KII!! TOK KE NGENDI PRI!?? BEBAS TOO!!?? (AAAGHH!! DAH MAU NGECROT NIHH!! KLUARIN MANA PRI !!?? BEBAS KANN!??) Teriak seorang pria yang tengah gencar menyodok anus Ukhti Nadia.
Pak Supri : BEBASS!! SAK KAREPMU!! (BEBASS!! TERSERAH KAMU!!) Jawab Pak Supri yang duduk-duduk sambil menenggak botol Ciu keduanya.
CROOTT.. CROOOTTT.. CROOOTTT..
Ukhti Nadia : MMNGGHH.. SHH.. MFFHH.. SSHH.. ANGETNYAAHH.. AAHH.. MAKASIH PAAKK.. AYOOK GANTIAN YANG LAINNHH.. SSHH.. OOUUNNH. AAHH.. HAAEMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. lenguh panjang Ukhti Nadia merasakan kehangatan sperma kental membanjiri liang anusnya.
Selang beberapa detik saja, anus Ukhti Nadia kembali mekar oleh kontol gempal berurat yang lain. Pria yang baru saja menuntaskan birahinya di anus Ukhti Nadia, kini beralih menggunakan mulut sang akhwat manis itu untuk membersihkan kontolnya. Syahwat yang luar biasa membakar diri Ukhti Nadia membuatnya tak lagi peduli apa yang ia lahap. Meski kontol itu baru saja selesai menggagahi liang bo’olnya sehingga berlumuran lendir anus dan sperma, namun semua itu terasa lezat bagi Ukhti Nadia yang begitu lahap menikmatinya.
Tak berselang lama, pria yang tengah gencar-gencarnya menggempur memek Ukthi Nadia pun klimaks dan menyemburkan spermanya memenuhi rahim Ukhti Nadia dengan kehangatan. Tak perlu menunggu lama hingga kontol lain kini melesak masuk untuk menikmati sempit dan hangatnya liang surgawi akhwat bercadar. Tampak beberapa orang berdiri mengantri dihadapan Ukhti Nadia dan Ukhti Della dengan kontol yang mulai lemas namun masih tampak mengkilap oleh lendir anus dan memek yang bercampur dengan sperma.
AARRGHHH..!!
CROOTT.. CROOOTT.. CRROOTT..
NNGGHH.. NGGHH.. MFFHH.. OOOHH.. KONTOLHHH.. AAHHNNGHH!!
SEEEERRR.. SEEEERRRRRR.. SEEEEEEEERRRRRRRRR..
Suara lenguhan, desahan, dan erangan silih berganti. Berpadu indah nan erotis dengan suara hantaman pinggul kumpulan lelaki ajnabi yang berlomba untuk menikmati setiap bagian tubuh akhwat bercadar aktifis dakwah kampus malam itu. Lantunan murrotal yang syahdu, terdengar ironis dengan panasnya perzinahan yang terjadi di tempat yang seharusnya paling sakral bagi umat Islam. Musholla, sebuah tempat yang seharusnya ‘suci’ dari apapun, bahkan selevel presiden ketika hendak memasuki Musholla, maka ia wajib melepas alas kakinya karena tingginya tingkat kesucian tempat itu di hati setiap muslim, namun malam itu telah berubah menjadi tempat beradu syahwat dan birahi, tempat dimana para syaitan berpesta pora dengan para pengikut nafsu.
Ukhti Della : AAAUNGH.. MMMHH.. YEESSSHHH!! OOWHH.. OHH.. OHH.. FUCCKK!! KONTOLHH.. AAHH.. YANG KASARHH!! AAHH.. AHHH.. AHHH.. ENAK TUANNHH!! SODOK TERUSS.. AAHH.. MENTOKK.. AAHH.. GEDEHH.. YAA ALLAAHH.. NIKMAT BANGETHH!! AAHH.. AAHHH..!!
Ukhti Nadia : IYAAHH.. AAHH.. AHH.. MMHH.. OOOHH.. SSHH.. AMPUNNHH.. ENAK BANGGETHH.. AANGHH.. ANGHH.. OWWHH.. SHH.. SSHHH.. OOHH.. OHH.. KONTOLHH.. AAHH.. TUANHH.. AAHH.. GEDENYAHH.. AAHH.. TERUUSSHHH.. ENAKNYAAHH.. LAGIIHH.. LAGIIHH..
Sekitar pukul 23.30an, baik Ukhti Nadia dan Ukhti Della harus melayani para pria penikmat akhwat itu dengan di ‘Sandwich’ dalam posisi berdiri. Seorang pria secara bergantian bertugas untuk menahan seluruh tubuh Ukhti Nadia dan Ukthi Della, tentu saja dengan kedua kaki para akhwat itu mengangkang. Bagi mereka yang mau untuk menopang tubuh sang ‘lonthe’, maka ia diberikan privilege untuk memilih liang kenikmatan mana yang ia ingin sesaki.
Pria 22 : WOOGHH..!! WUUHH.. SSHH.. NAHH.. AYO COK GENJOT BARENG!! PIYE RASANE HAH LONTHE!?? CADARMU IKI LHOO!! MARAI AKU TAMBAH NAFSU WAE..!! (WOOGHH..!! WUUHH.. SSHH.. NAAHH.. AYO COK GENJOT BARENG!! GIMANA RASANYA HAH LONTHE!? CADARMU INI LHOO!! BIKIN AKU TAMBAH NAFSU AJA..!!) seru seroang pria yang dengan liar menggenjot memek Ukhti Della dengan kedua tangannya mencengkram toket 36E milik akhwat cantik itu.
Seluruh tubuh Ukhti Della berguncang menerima gempuran dari depan dan belakang. Baik memek dan anusnya terus-terusan dimanja oleh kenikmatan sodokan kasar para pemulung dan tukang becak yang berkumpul malam itu. Ukhti Nadia sendiri tengah mendesah lepas saat memeknya kembali dipaksa mekar oleh dua kontol yang menyesakinya sekaligus. Sebuah pemandangan yang diluar nalar keimanan dimana ada 2 orang akhwat secara sukarela dan justru menantang setiap lelaki ajnabi yang ada untuk menikmati tubuh mereka.
Sudah tak terhitung banyaknya Ukhti Nadia dan Ukthi Della orgasme malam itu. Cadar dan khimar yang mereka kenakan sudah tak karuan. Namun tetap saja para pria itu tak ada yang berani membuka cadar yang mereka pakai karena sudah manjadi peraturan awal yang berlaku tiap semesternya.
Pria 18 : Wwoo.. ngono to?? Lha ngopo kok ra entuk di bukak cadare?? Pengen ngerti gek ayune koyok opo.. (Wooo.. Gitu ya?? Lha kenapa kok gak boleh dibuka cadarnya?? Pengen tau kayak apa cantiknya..) ucap si Pria yang duduk kelelahan setelah puas menikmati setiap liang kenikmatan Ukhti Nadia dan Ukhti Della sambil menghisap rokoknya.
Pak Supri : Yoo wes ngono aturan e.. wes ket 6 sasi kepengker.. pas awale disik kae kesepakatan e ngono.. nek gelem yo monggo.. nek ora yo rapopo.. (Yaaa uda gitu aturannya.. Udah dari 6 bulan yang lalu.. pas awalnya dulu itu kesepakatan gitu.. kalo mau ya silahkan.. ngga juga gapapa..) jawab pak Supri yang terus memantau sambil mengabadikan setiap adegan itu dengan HP Ukhti Della ya g memang memiliki kapasitas penyimpanan hingga 512GB.
AAGHHH!! AARRGHHH!! HENNGHH..!!
CROOOTT.. CROOOTT.. CROOOOTTTTT..
Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun akhirnya bisa bernafas lega dengan terlentang di karpet musholla. Ke 30 Pria yang ada itu mengakhiri malam panas dengan bukkake ke seluruh tubuh Ukhti Della dan khti Nadia. Baik di memek, anus, dan mulut keduanya sudah tak lagi mampu menampung sperma kental para pezina itu. Tubuh putih indah Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang mengkilap oleh keringat, nampak semakin eksotis dengan dekorasi sperma putih kental di sekujur tubuh.
Ukhti Della : Hhahh.. Hahh.. Hh.. Shhh.. Capek yaa Ukhh.. Gimanaahh..?? Enak kaann..?? Tanya Ukhti Della yang tampak terengah-engah dengan mata sayu.
Ukhti Nadia : Eemmhh.. He’mh Ukhh.. Shh.. Hhh.. ga nyangkaahh.. bisaa adaaahh.. kenikmatan kayak giniiihh.. Mmhh.. jawab Ukhti Nadia sambil meraba-raba toketnya sendiri yang penuh dengan bekas kemerahan akibat cupangan brutal.
Ukhti Della : Hihihih.. dulu anaah juga awalnya gatau Ukhh.. tapi alhamdulillah.. ini kali kedua ana ngrasakan kayak giniiihh.. capekk.. tapi enakk.. hihihh.. lanjut yuuu.. masih kuat kaann..?? Tanya Ukhti Della sambil berupaya merapikan cadar Yamannya yang basah kuyup oleh sperma.
Seperti halnya saat Ukhti Nadia mengikuti acara ini, ia pun tak tahu tentang ‘rundown’ acara pesta seks yang berlabel ‘sedekahan’ ini. Begitu pula saat Ukhti Della menanyakan hal tersebut, ia pun hanya ikut saja dan tak banyak bertanya. Meski letih menyelimuti seluruh tubuhnya, namun sensasi kenikmatan yang baru saja ia rasakan membuatnya penasaran.
Pak Slamet : Naahh.. ngene ki wes lumayan.. mengko mbak Nadia pokok e niru mbak Della wae ya.. ucap pak Slamet yang membantu memposisikan Ukhti Nadia untuk duduk di tengah-tengah musholla dengan bersimpuh tepat di samping Ukhti Della.
Ukhti Della : He’emh.. pokoknya kita enak-enak semalaman ini Ukhh.. kapan lagi kan bisa dapet banyak kontol gede-gede gini.. jawab Ukhti Della sambil merapikan khimar dan cadar Yamannya yang penuh dengan aroma Sperma.
Layaknya sesaji, Ukhti Della dan Ukhti Nadia duduk tepat di tengah-tengah majelis sementara para pria yang baru saja menzinahi mereka duduk melingkar layaknya kalau pengajian-pengajian di Jawa. Hampir semua yang hadir bugil, hanya beberapa saja yang kembali mengenakan sarungnya. Tak berselang lama, maka masuklah ke dala musholla lelaki paruh baya, atau mungkin sudah termasuk tua di mata Ukhti Nadia dan Ukhti Della.
Ukhti Della : Naahh.. itu namanya Mbah Parno, atau biasanya dipanggil kyai Parno.. biasanya beliau yang mimpin tahlilan atau pengajian-pengajian gitu deh.. bisik Ukhti Della ke telinga kanan Ukhti Nadia menjelaskan.
Ukhti Nadia : Oohh.. E’emhh.. Jawab Ukhti Nadia yang berupaya menunduk meskipun ia sendiri bugil dan menunjukkan keindahan tubuh mulus akhwat bercadar.
Meski sudah berumur sekitar 60an tahun, namun tubuhnya masih terlihat tegap dengan peci hitam Nasional sementara koko putih dan sarung hitam beserta sebuah surban bersandar di pundaknya, khas kyai-kyai nusantara. Tampak juga pak Supri mengikuti langkah Mbah Parno, yang ternyata Pak Supri sendiri adalah ketua takmir di musholla itu.
Mbah Parno : Wooo.. Iki to sik tok omongke wingi?? Apik.. apikk.. barang e apikk.. (Wooo.. ini ya yang kamu bilang kemarin?? Baguss.. baguss… barangnya baguss..) ucap Mbah Parno sambil berdiri dihadapan Ukhti Nadia.
Pak Supri : Nggih Mbah.. sae nggih?? Alhamdulillah menawi njenengan remen.. (Iya Mbah.. Bagus ya?? Alhamdulillah kalau anda suka..) jawab pak Supri dengan nada merendah layaknya berbicara di depan seorang kyai.
Sambil melihat-lihat lekuk tubuh Ukhti Nadia, Pak Supri dan Mbah Parno kemudian berdiri di depan mimbar musholla. Ukhti Della pun mengarahkan Ukhti Nadia untuk berbalik dan menghadap ke arah Pak Supri dan Mbah Parno.
PLAKKK!! *suara tepukan tangan Mbah Parno*
Mbah Parno : InshaaAllah.. Ndang di mulai wae acara puncake.. Wa bi Ridhohi ta’ala.. Wa Bi Sholawati ‘ala rosulillahi Shollallahu ‘alayhi wa sallam.. Al fateehaaahh.. (InshaaAllah.. Segera dimulai saja acara puncaknya.. Wa bi ridho’I ta’ala.. Wa Bi Sholawati ‘ala rosulillahi Shollallahu ‘alayhi wa sallam.. Al Fateehaahh..) ucap Mbah Parno seraya seluruh hadirin mulai membaca surat Al Fatihah secara bersama-sama.
Pak Supri dan Mbah Parno berdiri seraya mengangkat kedua tangannya seakan seperti orang yang sedang berdo’a. Ukhti Nadia hanya bengong melihat ritual yang ada. Ia pun melihat ke arah Ukhti Della dan Ukhti Della yang paham kalau rekannya bingung segera memberi isyarat pada Ukhti Nadia untuk mengikuti apa yang berikutnya ia lakukan.
Ukhti Della tanpa ragu segera berdiri dihadapan Pak Supri. Pak Supri pun tersenyum dan dibalas dengan senyuman penuh makna yang tersirat dari mata lentik Ukhti Della. Bermula dari kedua tangan Ukhti Della yang terbalut Handsock bertengger di pundak Pak Supri. Layaknya penari strips, pinggul Ukhti Della mulai meliuk-liuk, mengguhah kembali birahi para pria yang sedang ‘khusyuk’ bertahlil. Isyarat pandangan mata Ukhti Della mengatakan kalau Ukhti Nadia juga harus meniru apa yang ia lakukan. Efek obat perangsang yang masih membara membuat Ukhti Nadia tak lagi malu-malu untuk menawarkan tubuhnya pada tua bangka dihadapannya. Matanya yang bulat manis menatap nakal ke arah mata Mbah Parno yang membuat kakek-kakek itu menenngak ludah. Pinggul sintal ya g dihias bokong bulat putih mulus pun kembali bergoyang. Dua akhwat bercadar kini tengah bugil dan berupaya menarik syahwat lawannya, benar-benar pemandangan yang erotis.
Satu per satu kancing baju Pak Supri mulai terlepas oleh kelihaian jemari lentik Ukhti Della yang terus meliukkan tubuhnya mengikuti irama tahlil yang menggema. Begitu pula Ukhti Nadia yang juga terkejut melihat lebatnya bulu dada Mbah Parno dan aroma khas pria yang begitu pekat. Bukannya mual, ia justru semakin bergairah meskipun perut buncit menghias tubuh tua Mbah Parno. Ukhti Della pun sudah selesai melucuti baju Pak Supri dan kini berlutut dengan wajahnya tepat berada di hadapan sarung Pak Supri yang ‘mengacung’.
Kedua tangan Ukhti Della mulai meremas dan mengocok perlahan ‘tonjolan’ yang mengacung di sarung pak Supri. Ukhti Nadia pun terlihat menciumi ‘tonjolan’ raksasa yang bersembunyi di balik sarung Mbah Parno. Srrrtt.. Plopp.. Ukhti Nadia terpana saat ‘rudal’ asli milik Mbah Parno menunjukkan wujud aslinya sesaat setelah ia melepas sarung yang kyai itu kenakan.
Ukhti Nadia : MashaaaAllaahh.. Gedeee bangeetthhh.. mirip kayak punya mas Hamdannnhh.. gumam Ukhti Nadia yang terpana melihat kontol jumbo ukuran 23cm dan diameter 5cm milik Mbah Parno.
Berwarna hitam gelap, diliputi dengan urat-urat besar, dan bulu kemaluan yang sepertinya tak pernah dicukur selama hidupnya, membuat Ukhti Nadia tenggelam dalam fantasinya sendiri. Lebih dari separo wajah Ukhti Nadia yang bercadar fertutup oleh kontol Mbah Parno saat menempel di wajah aktifis LDK itu. Namun beda halnya dengan Ukhti Della yang memang sudah sering di’jatah’ oleh kontol pak Supri hampir tiap bulannya.
Ukhti Della : He’emhh.. kayak gini ukhh.. dipasang disini yaahh.. kata Ukhti Della sambil memperagakan melilitkan tasbih di pangkal kontol Pak Supri.
Ukhti Nadia tetap berupaya menahan gelora syahwat yang meluap-luap selama ia melilitkan tasbih berwarna hijau muda itu. Aroma khas bulu kemaluan berpadu dengan gaharnya kontol berurat Mbah Parno sudah pasti menghancurkan benteng keimanan akhwat se’solihah’ apapun. Lantunan do’a-do’a dan dzikir tahlil terus bergema, bercampur dengan decak becek kerongkongan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang kini tengah menikmati kelezatan kontol jumbo para pemuka agama di desa itu.
Ukhti Nadia : MMFHH.. MFHH.. SERUPPTT.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. MMFFUAHH.. HAHAHAAHH.. SRRUUPTT.. ELELELEMMPTHH.. MCCHH.. MCHH.. HAEMMFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OOCKK.. MMFFHH..
Dengan penuh gairah kedua akhwat aktifis LDK kampus itu menggerakkan kepalanya maju mundur, memanjakan para tetua bangka hidung belang dengan becek dan hangatnya mulut suci mereka. Meski baru pertama kalinya Ukhti Nadia menghadapi kontol seukuran itu, tapi tak butuh waktu lama untuknya untuk bisa segera beradaptasi. Sesekali Ukthi Nadia menelan seluruh kontol Mbah Parno yang membuatnya agak kesusahan bernafas. Lehernya tampak menggembung disesaki ‘rudal’ raksasa ‘mbah kaum’. Begitu pula Ukhti Della yang tengah asik mengulum buah zakar Pak Supri sembari tangan kanannya mengocok perlahan kontol Pak Supri. Cadar yang tadinya sudah agak bersih, kini mulai kembali lengket oleh liur kental Ukhti Nadia tiap kali ia memundurkan kepalanya saat asik mengulum kontol Mbah Parno.
PLAKK!! *Suara tepukan tangan Mbah Parno*
Mbah Parno : Alhamdulillah wa syukurillah wa ‘ala alihi wasohbihii.. wa mauladahh.. laa hawlaa wa laaa quwwata illaa billaahh.. Supados tambah barokah kamongko kudu adus janabah.. (Supaya tambah barokah maka harus mandi janabah..) Bismillahhhii Al Fateehaaahhh.. ucap Mbah Parno seraya mengangkat tangannya layaknya sedang berdo’a dan diikuti oleh para hadirin yang hadir.
Ukhti Della : Sst.. Sstt.. Ukh.. ikutan do’a ginihh.. bisik Ukhti Della yang berlutut sembari menengadahkan kedua tangannya layaknya berdo’a.
Ukhti Nadia pun segera mengikuti apa yang dilakukan oleh Ukhti Della. Hanya berselang beberapa saat setelah bacaan Al Fatihah dimulai, Ukhti Nadia dikejutkan oleh semburan cairan hangat yang mengucur deras dari kontol Mbah Parno. Air kencing hangat beraroma pekat mulai membasahi cadar dan khimar Ukhti Nadia. Sesaat ia tampak bingung, namun ia melihat Ukhti Della begitu menikmati guyuran air kencing dan justru meratakanya ke seluruh tubuhnya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, sesaat saja rasa itu ada dan langsung berubah menjadi rangsangan untuk birahinya. Semua fantasi video seks yang pernah ia tonton seketika itu pula muncul dan memenuhi pikirannya.
Ukhti Nadia : Aaaaaahhh.. jadi gini yaahh rasanya dipipisin.. Ssshhh.. Enaknyaahhh.. gumam Ukhti Nadia dalam hati yang kemudian mengikuti Ukthi Della untuk meratakan cairan ‘barokah’ dari sang ‘Mbah Kaum’.
Selama kurang lebih 10 detik, Ukhti Della dan Ukhti Nadia terpejam menikmati kehangatn mandi kencing malam itu. Ibarat mandi air dingin dikala cuaca panas, siraman air kencing dari Pak Supri dan Mbah Parno justru menghilangkan letih yang menghinggapi seluruh tubuh mereka. Cukup deras dan lama pak Supri dan Mbah Parno memuntahkan air kencingnya, entah apa saja yang mereka minum sebelum acara malam itu.
Malam pun semakin larut. Jam sudah menunjukkan pukul 23.54 saat erangan dan desahan kedua akhwat bercadar itu mulai terdengar diantara sahutan kalimat tahlil yang menggaung. Nampak pak Supri dan Mbah Parno dengan penuh semangat menghantamkan kontol jumbo mereka jauh menyusuri kenikmatan jepitan hangat memek terawat akhwat. Setiap bagian dinding liang surgawi Ukhti Della dan Ukhti Nadia begitu dimanja. Kasar dan kerasnya kontol berurat para lelaki bejat itu justru menghantarkan para penggiat Anti-Zina di Kampus Terbesar di Jogja itu kembali melayang ke langit kenikmatan zina.
Ukhti Della : Aahh.. Aahhh.. Ya Allaahh.. Ahhh.. Laaa.. ilaaahaa.. illaaaahh.. llaaahh.. Oohhh.. Shhh.. Kontolhhh.. Terushh.. Laaahh… Aaahh.. illaaahhaa.. illallaaahh.. ooohh.. gedenyahh.. ahhh.. mentokk.. desah Ukhti Della yang bercampur dengan kalimat tahlil.
Begitu pula Ukhti Nadia yang juga merem melek keenakan merasakan jumbonya kontol Mbah Parno yang mengebor cepat hingga menghantam pintu rahimnya. Meski ia baru saja digilir lebih dari 15 kontol yang temasuk ‘oversized’ bagi orang Indonesia, namun milik Mbah Parno memiliki sensasi yang tersendiri. Ditambah lagi bulir-bulir tasbih yang selalu menstimulasi kelentitnya tiap kali Mbah Parno mengantamkan pinggulnya, semakin membuat akhwat manis bertoket 36D tergila-gila. Posisi doggy style yang keduanya alami saat ini, semakin menambah keerotisan adegan syur yang terjadi karena tarian toket-toket jumbo.
PLAKK!! PLAKK!! SPLAKK!! SPLAKK!!
Ahhh.. Aaahh.. Oohh.. Mhh.. Laahh.. Ilaaaahh.. haaa.. illlaalllaaaahhhhhhhhh…!!
SSEEEER.. SEEEEEEERRRRR.. SEEEEERRRRRRRRR..
Orgasme pertama lebih dulu dicapai Ukhti Nadia setelah bertahan selama kurang dari 5 menit. Seluruh tubuhnya bergetar hebat, kedua tangannya mencengkram kuat karpet musholla, sementara kepalanya tertunduk merasakan klimaks yang luar biasa. Semburan cairan surgawi begitu kuat menyembur sesaat setelah Mbah Parno mencabut kontolnya. Rasa yang luar biasa yang sudah lama tak ia rasakan. Ukhti Nadia teringat rasa itu pernah ia rasakan saat pertama kalinya Hamdan membuatnya orgasme.
Ukhti Nadia : Nnghh.. Sshh.. Aaahhnnghhh.. Mmhh.. OOOUUNNGHHHHHH.. AAAHH.. OGHH!! AGHH!! AGHH!! MMHH.. SSHH.. MMHHH.. AAAHH.. ENAKK MBAAHH.. YANG KUATTHH!! TERUSSHH..!! AAHH.. AAHHH.. YESSHH.. AAHHH.. ANAALLLHH.. OOONGHH.. OGHH!! OGHH!! OGHH!!
Racauan Ukhti Nadia seirama dengan erangan Ukhti Della yang baru saja klimaks. Meski sudah disesaki kontol berkali-kali dan masih penuh dengan sperma, tetap saja anus Ukhti Nadia begitu peret bagi kontol diameter 5cm Mbah Parno. Beberapa kali tamparan gemas Mbah Parno daratkan di bokong putih Ukhti Nadia dan disambut dengan erangan nikmat akhwat manis itu. Tak butuh waktu lama hingga Anal-Orgasm yang diberikan Mabh Parno menerpanya.
Ukhti Nadia : AGHH!! AGHH!! MMHH.. OHHH.. SHH.. OOOHH!! KONTOLHH!! TERUSSHH MBAHH!! YANG KASAARHH!! AHH.. ENAKNYAHH!! AAHNGHH.. OOOUUNNGHHHHHH..!!
PLAKK!! PLAKK!! PLAKK!! SEEERRRR.. SEEEEERRRRRRRRR.. SEEERRRRRR..
Nikmat yang tak terperkirakan memaksa Ukhti Nadia untuk membenamkan wajahnya di karpet Musholla yang membuatnya tampak semakin nungging. Meski seluruh tubuh bagian bawahnya bergetar hebat dengan memek yang memuntahkan deras cairan surgawi namun Mabh Parno tetap dengan kasar menggenjot anus Ukhti Nadia tanpa henti. Benar-benar stamina yang diluar nalar untuk lelaki seumurannya. Ukhti Della sendiri tengah asik memandikan para hadirin yang sibuk bertahlil dengan cairan surgawinya. Posisinya yang kini tengah Overtuned dengan kontol pak Supri yang terus menghujam cepat memanjakan dinding anusnya, membuat semburan orgasme Ukhti Della memancar ke segala arah dan disambut dengan sorakan setiap pria yang mendapatkan cipratan keberkahan dari sang akhwat Sulawesi itu.
Waktu semakin larut dan menunjukkan jam 00.22 saat kini berganti Mbah Parno yang menikmati tubuh Ukhti Della sementara Pak Supri dengan beringas menggagahi Ukhti Nadia di atas meja pendek musholla dengan posisi missionary. Kedua tangan Ukhti Nadia menahan kakinya yang mengangkang lebar sehingga memudahkan Pak Supri untuk menggilir kedua liang kenikmatannya semaunya. Tiap kali Ukhti Nadia orgasme, maka Pak Supri akan segera berganti liang yang ia nikmati. Kepala pak Supri kadang menengadah merasakan kenikmatan yang sudah lama ia tak rasakan. Iya, kenikmatan menzinahi wanita lain, terutama akhwat bercadar.
Mbah Parno kini tiduran sementara Ukhti Della yang beraksi menggiling kontol jumbo sang Kyai. Goyangan pinggulnya yang bervariasi, kadang maju mundur, kadang memutar, membuat Mbah Parno melenguh nikmat. Istri Mbah Parno yang sudah lama meninggal membuat kontol gaharnya tak memiliki pemuas hasrat sehingga saat Ukhti Della menawarkan dirinya untuk pertama kali, ia pun tanpa ragu mengiyakan. Terlebih lagi kini Ukhti Della membawa memek lain yang sama-sama legitnya, semakin membuat brutal ‘kakek tua’ itu.
Ukhti Della : AGHH!! AGHH!! OOHH.. MMHH.. ANAAALL ENAAKK!! AAGHH!! IYAAHH TUANNHH.. AAHH.. ABAAAHH!! AAHH.. AHHH.. GEDENYAHHH!! OOGHH..!! OGHH..!! OOONNNNGHHHHHJ!!!
PLOP!! SEEERRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEEEERRRRRRR…
Cairan surgawi Ukhti Della menyembur kuat ke arah para hadirin yang tengah sibuk bertahlil sembari juga menanti siraman berkah dari para akhwat itu. Kali ini Ukhti Della mengarahkan pinggulnya ke sisi kanan musholla sehingga tiap lelaki yang ada di sisi kanan bersorak saat mendapatkan siraman hangat cairan surgawi aktifis dakwah kampus itu. Selama beberapa saat tubuh Ukhti Della mengejang sebelum anusnya kembali mekar dan digempur habis-habisan oleh Mbah Parno. Tampak jelas perut Ukhti Della menggembung saat kontol Mbah Parno melesak jauh memenuhi ususnya. Mata Ukhti Della pun tampak mendelik ke atas karena kenikmatan yang mendera cepat tanpa henti. Toketnya terus menari beriringan dengan sodokan cepat dan liar Mbah Parno. Para hadirin pun hanya bisa menenggak ludah karena birahi mereka sudah kembali.
Acara penutupan diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh Mbah Parno sembari ia terus menggenjot Ukhti Nadia yang dalam posisi 69 dengan Ukhti Dilla di atasnya. Memek dan anus Ukhti Della digilir oleh Pak Supri sementara mulut Ukhti Nadia harus selalu siap membersihkan kontol pak Supri sebelum berpindah liang. Begitu pula Ukhti Della yang kepalanya berada di atas selakangan Ukhti Nadia, ia begitu lahapnya menikmati kontol Mbah Parno sesaat sebelum menyesaki kedua liang surgawi Ukhti Nadia.
Mbah Parno : WALHAMDULILLAAHI.. ROBBIL.. ‘AAAALAAAMIIINNNNN…!!!!!
CROOOTTT.. CRRROOOOTTT.. CRRROOOOOTTT..
Mbah Parno menghujamkan kontolnya jauh melesak ke dalam perut Ukhti Nadia dan menyemburkan seluruh spermanya di anus Ukhti Nadia. Sontak saja hal ini membuat Ukhti Nadia tak mampu menahan lagi klimaksnya dan menyambutnya dengan semburan kuat cairan surgawi. Ukhti Della pun dengan sigap membuka cadarnya dan menenggak setiap tetes cairan surgawi rekannya. Pak Supri sendiri baru saja klimaks beberapa saat sebelum Mbah Parno dan menumpahkannya di rahim Ukhti Della yang membuat akhwat cantik bertubuh semampai itu mendesah nikmat.
Sekitar pukul 00.43 acara ditutup dengan Ukhti Nadia dan Ukhti Della berlutut dihadapan Mbah Parno dan Pak Supri sementara mulut keduanya sibuk membersihkan lendir yang melumasi kedua kontol perkasa itu. Tak lupa, acara mandi janabat kedua pun terjadi dengan setiap lelaki yang ada di musholla itu mengencingi Ukhti Nadia dan Ukhti Della saat keduanya tengah cum swapping. Berawal dari Ukhti Nadia yang jongkok diatas mulut Ukhti Della dan mengalirkan sperma kental semua lelaki yang orgasme di anusnya, kemudian di lanjut dengan sperma yang tertampung di rahimnya. Lidah Ukhti Della begitu lihai melesak masuk dan mengais setiap tetesan sperma yang masih melekat di dinding anus dan memek Ukhti Nadia. Kemudian berganti Ukhti Nadia yang membuka lebar mulutnya sementara ia terlentang di karpet musholla, siap untuk menampung sperma kental para lelaki yang baru saja menzinahi keduanya. Semua itu terjadi dengan kucuran air kencing hangat beraroma miras yang pekat.
Pak Slamet : Awak dewe malah durung komanan ki.. (Kita malah belum kebagian nih..) ucapnya sambil membantu menaikkan Ukhti Della dan Ukhti Nadia ke atas BeTor (Becak Montor) milik rekannya.
Pak Bejo : Iyo ki.. yowes ngko garap wae nek wes tekan kono.. eehh.. gowo nank maskam wae to?? (Iya nih.. yaudah ntar sodok aja kalo uda sampai sana.. ehh.. bawa ke maskam aja kan??) jawab Pak Bejo yang bersiap menyalakan Betor.
Suasana malam Jogja begitu sepi. Meskipun sudah termasuk kota metropolitan, namun tak seperti Jakarta ataupun Surabaya yang tetap ramai di malam hari. Namun justru kesunyian seperti inilah yang dibutuhkan oleh tubuh letih kedua akhwat bercadar itu. Efek dari obat perangsang yang mulai memudar akhirnya membuat keduanya tak mampu lagi menahan rasa kantuk akibat kelelahan meladeni begitu banyak kontol. Bagi Ukhti Della ini bukan pertama kalinya, namun bagi Ukhti Nadia yang batu pertama kalinya, ia bisa merasakan seakan kedua liang kenikmatannya masih menganga lebar. Tapi ia sudah tak peduli lagi, matanya pun tertutup dan keduanya terlelap tidur di bawah naungan langit malam Jogja.
PLAAKK!! PLAKK!! PLAAKK!! WOOHHH.. SSHH.. OOOHH.. MANTAABBB!!
Suara decak hantaman pinggul pak Bejo begitu kuat menggema di ruang tunggu khusus Ustad yang ada di Masjid Kampus. Ukhti Nadia yang kali itu harus melayani birahi pak Bejo yang sudah tertahan dari tadi. Kontol 28cm berdiameter 5cm menembus cepat hingga menggempur kuat pintu rahim Ukhti Nadia. Mata manis Ukhti Nadia nampak sayu dengan desahan yang tak terlalu jelas. Ia hanya bisa pasrah dengan duduk di sofa sementara kedua kakinya mengangkang lebar dan terangakat karena ditahan oleh tangan kekar pak Bejo. Seluruh tubuhnya masih terbalut abaya dan cadar, hanya saja Bra dan CDnya sudah menjadi rebutan lelaki di musholla tadi.
Ukhti Nadia : Aghh.. Aghh.. Ooghh.. Ohhh.. Sshh.. Shhh.. Aahh.. Ahhh.. Aampunhh.. Aahhh.. Udahh paakk.. Capeekk.. Aahhh.. Ahhh.. Shhh.. Allaahhh.. Tolonnghhh.. Aahhh.. Gedenyahh.. Aahh.. mentokk.. Ahhh.. Enaakk.. Enaakk.. Aaahngghh.. Nghhh..
Kedua tangan Ukhti Nadia berupaya mencengkram kulit sofa yang terbuat dari bahan sintetis itu guna menahan gempuran pak Bejo. Sementara itu Pak Slamet masih asik dengan Ukhti Della yang terkapar di atas meja kantor yang ada di ruangan itu. Kepala Ukhti Della yang menggantung memudahkan pak Slamet untuk menggenjot kerongkongan Ukhti Della. Beberapa kali Ukhti Della tersedak saat Pak Slamet terlalu kasar menggagahi mulutnya. Bagian atas abaya Ukhti Della terbuka sehingga menampakkan kedua gunung indahnya yang dihiasi dengan begitu banyak bekas cupangan. Kedua kakinya yang mulus mengangakang karena 3 vibrating dildo besar menyesaki kedua liang surgawinya.
Selama kurang lebih 40an menit, Ukhti Della dan Ukhti Nadia menjalani ‘extra-time’ bersama tukang kebun dan tukang parkir maskam itu. Sudah tak terhitung lagi cairan surgawi yang memancar dari kedua memek suci para aktifis dakwah itu yang kini memberkati ruang tunggu ustad yang tepat berada disamping pengimaman. Tanpa henti Pak Slamet dan Pak Bejo menggilir Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Terkadang Ukhti Della digarap oleh pak Slamet dan Pak Bejo sekaligus, sementara Ukhti Nadia dibiarkan istirahat sejenak. Tapi bukan benar-benar istirahat karena dildo-dildo itu menyesaki memek dan anusnya. Giliran Ukhti Nadia yang menjadi samsak Pak Bejo dan Pak Slamet, maka ketiga Dildo itu yang bersarang menyesaki memek dan anus Ukhti Della.
Tepat pukul 01.55 akhirnya Ukhti Della dan Ukhti Nadia bisa beristirahat. Pak Slamet dan Pak Bejo meninggalkan keduanya begitu saja. Abaya dan cadar yang keduanya kenakan sudah berserakan dimana-mana. Dan akhirnya keduanya terlelap tidur di ruang itu dengan wajah cantik mereka dipenuhi oleh sperma kental Pak Bejo dan Pak Slamet.
24033Please respect copyright.PENANAud61Dd0OEC