40683Please respect copyright.PENANAd4YMb46t4n
Ummi Pipik : Hhemmfhh.. Hoahhm.. udah sampai Purworejo nih.. keasikan tidur malah.. ngabarin Vyrna dulu aja deh.. Gumam Ummi Pipik dalam hati sambil menyalakan HP nya.
Sekitar 6jam sudah perjalanan kereta api dari Bekasi menuju Jogjakarta yang dilalui Ummi Pipik. Kedatangan Ummi Pipik sebagai pemateri utama dalam acara upgrading tahunan santriwati pondok milik bu Vyrna itu. Keduanya kenal ketika Ummi Pipik diundang sebagai pembicara dalam kajian kemuslimahan di Jogjakarta. Mendengar hal itu, bu Vyrna menyempatkan hadir karena ingin berjumpa dengan Ummi Pipik sekaligus ingin menyampaikan keinginannya mendirikan pondok Tahfidzul Qur’an khusus akhwat.40683Please respect copyright.PENANAPTT1plrUpi
Bu Vyrna : MashaaAllah.. beneran umm?? Trus waktu itu di jurusan apa? Tanya bu Vyrna antusias setelah ia mengetahui bahwa mereka dari kampus yang sama.
Ummi Pipik : Alhamdulillah Allah kehendaki dulu ana kuliah di jurusan HI ukh.. Jawab Ummi Pipik yang mengenakan setelan jilbab, abaya, dan cadar serba hitam.
Bu Vyrna : Wahh.. kalau sekarang kita masih kuliah mungkin bakalan sering ketemu umm karena sekarang kampusnya udah terintegrasi jadi satu di daerah Selatan Jogja..
Ummi Pipik : Ehh..?? Iyakah?? Udah lama banget lhoo.. berarti gedung baru ya..?? Wah wajib nih tengok-tengok nanti.. Oh iya, soal pondok milik ukhti Vyrna ana siap gabung jadi salah satu penasehatnya..
Bu Vyrna : Alhamdulillah.. Jazakillah fii ahsanul Jaza’ umm..
Ummi Pipik : Aamiin.. semoga yang menjadi niat baik ukhti Allah mudahkan dan jadi sebab terciptanya generasi Qur’ani.. afwan ukh, ana masih ada kegiatan lain.. nanti lanjut berkabar via WhatsApp yaa..
Raut wajah bahagia terpancar dari wajah cantik bu Vyrna meskipun tertutup cadar. Sudah lama bu Vyrna menginginkan salah satu penggiat muslimah di Indonesia untuk menjadi penasehat di pondoknya, dan hari itu semuanya dikabulkan Allah. Tak lama berselang bu Vyrna pun segera merealisasikan pondoknya dengan dibantu oleh almarhum suaminya. Beberapa ustad dan dai ternama pun turut menjadi sponsor di pondok miliknya dan selalu hadir dalam agenda musyawarah tahunan Yayasan pondok milik bu Vyrna.
Ting.. Tingg...
Bu Vyrna : Ehh.. WA dari ummi nih.. gumam bu Vyrna sambil membuka pesan WhatsApp di HPnya.
Ummi Pipik : Assalamualaikum ukh.. Ana sudah sampai Purworejo nih.. bentar lagi sampai Jogja.. duhh kangen banget pengen jumpa anti.. Tulis pesan WA dari Ummi Pipik.
Bu Vyrna : Wa’alaykumsalam umm.. Na’am umm.. nanti ana siapkan penjemputan.. iyaa.. meskipun tiap tahun datang, tapi tetep aja kangen mulu sama ummi nih..
Ummi Pipik : Alhamdulillah.. inshaaAllah nanti kalau mau sampai Stasiun Tugu ana kabarin lagi ukh.. Assalamu’alaikum..
Bu Vyrna : inshaaAllah umm.. Wa’alaykumsalam..
Mendapat kabar dari Ummi Pipik yang sebentar lagi sampai di Jogjakarta, Bu Vyrna segera menuju ke ruang istirahat tempat dimana Hamdan berada. Memang selain diminta untuk membantu persiapan tempat, Hamdan juga di siapkan untuk membantu penjemputan Ummi Pipik selaku tamu istimewa. Sesaat setelah memasuki rumah pribadinya, Bu Vyrna mendengar suara desahan yang tak asing. Senyum pun tersirat di wajahnya yang cantik berkacamata tanpa cadar itu karena santriwati senior yang ia tugaskan untuk melayani Hamdan kini tengah menjalankan tugasnya dengan baik. Benar saja, nampak Hamdan tengah sibuk menggilir kedua liang surgawi ustadzah Auliya dan ustadzah Muna dengan posisi Double-Dip dimana ustadzah Muna terlentang di bawah sementara ustadzah Auliya doggy di atas ustadzah Muna. Posisi ini membuat Hamdan dengan bebas memilih memek indah milik kedua hafidzah itu. Desahan dan lenguhan yang diiringi decit ranjang membuat suasana di tempat itu begitu memacu birahi syahwat siapapun disekitarnya.
Bu Vyrna : Ehhmm.. gimana mas Hamdan rasanya nak Muna sama Auliya? Bikin ketagihan kan?? Ujar bu Vyrna yang tengah berdiri sambil bersandar di pintu menyaksikan Hamdan yang tengah menggempur kedua santriwatinya.
Hamdan : Ehh.. mhh.. shh.. ahh.. bangeth nih bu.. ga ada lawan.. ahhahah..
Bu Vyrna : Ahahah.. iya dong.. produk terbaik yaa Cuma ada di pondok ini.. apalagi yang sekarang mas Hamdan pakai.. termasuk yang diamond grade itu.. Jawab bu Vyrna sambil melenggang masuk dan duduk di kursi di dekat ranjang.
Setelan bu Vyrna yang berwarna pink peach dengan jilbab instan non pet dan gamis panjang nampak indah membalut tubuh semoknya. Ditambah kecantikan akhwat berkacamata itu membuat Hamdan pun ingin sekaligus menikmatinya juga. Bu Vyrna menyaksikan ketiganya tanpa malu dan justru nampak wajah bu Vyrna melihat Hamdan yang bersemangat mensetubuhi kedua ssantrinya
Lebih dari 6 kali kedua ustadzah itu berorgasme ria hingga hampir seluruh ranjang tempat ketiganya memacu syahwat basah kuyup oleh cairan surgawi. Kecepatan genjotan Hamdan di kedua bokong putih bulat akhwat itu semakin kencang dan kuat. PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Erangan dan lenguhan ustadzah Muna dan Auliya semakin liar. Toket kedua akhwat yang menghimpit satu sama lain berguncang hebat akibat hantaman kuat Hamdan.
Hamdan : ARRGHHHHH...!!!
CROOOTTT.. CRROOOTTTT.. CRROOTTTT..!!!
Semburan hangat sperma Hamdan yang begitu deras membasahi wajah kedua santri bu Vyrna yang putih mulus tanpa cela. Kedua lidah akhwat 17tahun itu menjulur layaknya anjing kelaparan, menikmati siraman sperma Hamdan untuk menghilangkan dahaga keduanya. Bu Vyrna yang menyaksikan secara langsung adegan itu pun merasakan ‘dahaga’nya tiba-tiba mengglegak. Ditambah lagi aroma khas sperma lelaki yang begitu kuat menyodok hidungnya membuatnya tak mampu menahan desakan birahi di kerongkongannya. Kedua tangan bu Vyrna dengan cepat menarik Hamdan hingga berbalik dan menghadap dirinya sehingga otomatis kontol Hamdan yang mengkilat oleh sperma dan cairan surgawi akhwat itu mengacung tegak dihadapan wajah cantiknya.
Bu Vyrna : Haaemmphh.. Mmffhh.. mmmhhm.. Ssrrpptt.. ssrppp.. mfffhh.. ockk.. ockkk..ockkk.. mmmhhh.. mmffhhh.. mmpuahhh.. maaf ya anak-anak, giliran ibu ini buat nikmatin kontol mas Hamdan.. Ujar Bu Vyrna sambil terus menjilati dan mengulum kontol Hamdan sambil duduk di kursi.
Bu Vyrna yang sudah pengalaman memanjakan kontol lelaki melahap seluruh kontol Hamdan dalam satu lahapan. Mulut dan leher akhwat pengasuh pondok itu terlihat menggembung tersumpal kontol besar dan panjang Hamdan. Tangan kanannya meremas lembut zakar Hamdan sementara kepalanya maju-mundur sembari lidahnya membelai batang kontol Hamdan di mulutnya agar semua sperma yang tersisa dapat ia nikmati.
Bu Vyrna : Mffhh.. Ockk.. Ockk.. mmff.. srrupp.. mff.. sruupp.. glekk.. glekk.. mffhh.. mmmmpuuaahhh.. Ehhh.. ayok siap-siap.. masih banyak yang harus dipersiapkan.. ujar bu Vyrna sambil mengocok perlahan kontol Hamdan yang mulai lemas.
Ustadzah Muna dan Auliya bersegera mengenakan kembali abaya dan membenahi jilbab cadar keduanya. Hamdan yang masih mendapatkan servis dari bu Vyrna tak melepaskan pandangannya dari tubuh sekal kedua ustadzah yang baru saja diperawaninya itu. Begitu indah terawat, putih mulus tanpa cela membuat Hamdan tak henti-hentinya kagum melihatnya sambil tangan kanannya membelai kepala bu Vyrna yang masih duduk dan asik dengan kontol Hamdan.
Tak lama kemudian kedua hafidzah itu meninggalkan ruangan sambil sebelumnya Hamdan mencium bibir keduanya yang tertutup cadar. Keduanya tampak puas dan bahagia sambil berlalu meninggalkan Hamdan dengan bu Vyrna.
Bu Vyrna : Sruuppt.. mmm.. lezatnyaa.. duhh.. jadi kebablasan nih.. ehh iya, bisa minta tolong mas Hamdan buat jemput ummi kah?? Tanya bu Vyrna sambil membenahi jilbabnya.
Hamdan : Ohh.. inshaaAllah bisa bu.. lagian memang ana diminta buat bantu-bantu disini kan??
Bu Vyrna : Iya sih.. maaf banget loh mas.. jadi ngrepotin gini.. Ujar bu Vyrna yang sudah berdiri sambil membelai dada Hamdan. Meski mengenakan gamis yang panjang dan lebar, tetap saja toket 36F bu Vyrna begitu mencolok dan terasa kenyal di dada Hamdan.
Hamdan : Repot gimana bu? Malah seneng ana disini.. bisa icip nikmatnya tubuh santriwati pondok.. Jawab Hamdan sambil sedikit tertawa.
Bu Vyrna : Ahahah.. iya yah.. tapi toh itu juga pelayanan dari pondok.. spesial buat mas Hamdan yang super garang ini lhooo.. jawab bu Vyrna dengan tatapan nakal sembari tangan kanan bu Vyrna meraba kontol Hamdan.
Hamdan : Yasudah bu.. ana mandi dulu.. nanti biar ga telat jemput ummi.. ehh ya, jemput dimana ya??
Bu Vyrna : Okey.. yang ganteng yaa.. Ohh.. ntar di stasiun tugu yaa.. pintu timur.. jawab bu Vyrna sambil berlalu pergi meninggalkan Hamdan yang tengah bersiap mandi junub.
Suasana pagi ditambah dinginnya udara di lereng merapi begitu membuat Hamdan membutuhkan air panas untuk mandi. Ketika hendak pergi untuk memanggil ustadzah Muna, tiba-tiba di depan pintu kamar sudah ada santriwati yang berdiri dengan membawa satu ceret besar air panas. Tampak santriwati itu tertegun melihat Hamdan karena saat itu Hamdan belum sempat menutupkan handuknya secara sempurna sehingga kontolnya menjadi santapan pagi mata lentik santriwati itu meskipun tidak dalam kondisi tegang.
Hamdan: Ehmm.. afwan ukh.. ada keperluan apa ya?? Tanya Hamdan sambil merapikan handuknya.
Ustadzah Miya : Ehh.. Afwan ustad.. ini tadi ana diminta ummi untuk bawa air panas buat ustad.. Jawab ustadzah Miya sambil menundukkan pandangannya.
Hamdan : Ohh.. iya.. Jazakillah ukh.. tolong ditaruh diatas meja saja.. ujar Hamdan sambil merapikan ranjang tempat tadi dirinya dan kedua hafidzah pondok berzina ria.
Ustadzah Miya : Ahh.. iyah.. assalamualaikum ustad.. ana masuk ya.. ucap ustadzah Miya sambil masuk ke kamar tamu Hamdan.
Aroma khas sperma dan cairan surgawi akhwat menyelimuti seluruh ruangan kamar itu. Tentu saja hal ini disadari oleh ustadzah Miya. Bau yang begitu khas langsung membelai dan membius dirinya. Setiap langkahnya mendekat ke arah Hamdan, membuat desir birahi di tubuhnya meningkat. Di tambah lagi Hamdan dengan sengaja tidak menutupi bagian atas tubuhnya sehingga perutnya yang sixpack dan dadanya yang bidang membuai ustadzah Miya dalam khayalannya. Pikirannya melayang entah kemana sambil terus memandangi tubuh Hamdan yang begitu indah sehingga tanpa sadar ustadzah Miya hampir saja menabrak meja.
Hamdan : Ehhh.. awas meja ukh.. Tegur Hamdan sambil dengan sigap menggenggam bahu ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Aghh.. afwan ustad.. jawab ustadzah Miya tertunduk malu sambil meletakkan ceret berisi air panas di atas meja.
Hamdan : Iya gppa kok ukh.. kenapa gitu kok keliatannya ukhti nglamun tadi?? Lagi banyak pikiran kah??
Ustadzah Miya : Mm.. nggak kok ustad.. mmm.. anu.. mm.. ana duluan ustad.. jawab ustadzah Miya sedikit gugup.
Hamdan : Ohh.. iya.. syukron ya.. ngomong-ngomong nama ukhti siapa?? Tanya Hamdan sambil tangan kanannya sengaja meraba-raba selakangannya.
Ustadzah Miya : Mm.. Mm.. Mii.. Miyaa ustad.. nama ana Miya.. jawab ustadzah Miya yang semakin tak karuan membayangkan apa yang ada di balik handuk yang Hamdan kenakan.
Ustadzah Miya yang sedang berusaha menundukkan pandangannya justru digoda oleh Hamdan dengan menggerakkan tangannya mengelus-elus batangnya yang menjulur di balik handuknya. Meskipun hal ini dilarang oleh agama bahkan haram, namun rasa penasaran dan syahwat dalam diri ustadzah Miya mendorongnya untuk tak melepaskan pandangan matanya dari kontol Hamdan yang terlalu besar untuk ditutupi bentuk aslinya oleh handuk.
Hamdan : Ga jadi pergi ukh..?? Tanya Hamdan dengan nada menggoda.
Ustadzah Miya : Ehh.. iya.. Afwan jiddan ustad.. assalamu’alaikum.. ucap ustadzah Miya sambil berbalik badan dan beranjak pergi.
Namun baru beberapa langkah berjalan, ustadzah Miya berhenti dan menanyakan tentang ustadzah yang ditugaskan tadi pagi untuk menemani Hamdan.
Hamdan : Ohhh.. yang tadi pagi..?? Kalau ga salah ukhti Muna sama ukhti Auliya.. kenapa ya ukh..??
Ustadzah Miya : Ohh.. ngga.. gppa kok ustad.. assalamu’alaikum..
Ustadzah Miya pun berlalu pergi. Sebagai seorang lelaki yang sudah berkali-kali menggagahi akhwat-akhwat Hamdan tau benar kalau ustadzah Miya pun penasaran akan rasanya disodok oleh kontol perkasa miliknya. Namun ia tak mau banyak berasumsi karena ada permintaan untuk menjemput Ummi Pipik yang harus segera ia kerjakan.
Selesai mandi, Hamdan dipesan untuk mengambil kunci di ruangan khusus ustadzah pengajar pondok. Cukup jauh jarak antara rumah bu Vyrna ke pondok jika ditempuh dengan jalan kaki. Suasana sekitar pondok yang masih asri dengan pepohonan yang rindang ditambah suasana pagi yang sejuk membuat Hamdan semakin nyaman untuk berlama-lama di pondok, terlebih lagi tersedia banyak akhwat-akhwat cantik yang belum ia jamah.
Sekitar 5menit jalan kaki, Hamdan telah sampai di pondok utama dan segera menuju ke ruang ustadzah. Sesaat sebelum memasuk ruangan, Hamdan mendengar suara percakapan dari beberapa ustadzah di ruangan itu yang membuatnya penasaran. Hamdan pun menyempatkan diri duduk di bangku di depan ruang itu.
Ustadzah Miya : iiihhh.. pelit banget sihhh.. ceritaaa donggg.. ngapain aja kalian disanaaa?? Mun.. cerita dongg.. Rengek ustadzah Miya ke ustadzah Muna dan Auliya.
Ustadzah 1 : Emang kenapa sih??
Ustadzah 2 : He’emh.. kayaknya kok semangat banget nih si Miya.. gak biasanya dia ngebet banget..
Ustadzah Auliya : Kasih tau gak yaa..?? Trus apa untungnya buat aku kalo cerita..?? Wweeekkk.. ledek ustadzah Auliya ke teman-temannya.
Ustadzah Miya : Kaann pelit gitu.. ini lhoo Na, tadi tuh mereka tuh dapet tugas nemenin ustad Hamdan.. trus pas tadi aku disuruh antar air panas ke kamar ustad Hamdan.. tau gak sih.. aroma khas pipis kita sama sperma tuh.. duhhh.. bikin nagih gituu.. Cerita ustadzah Miya ke teman-temannya yang lain yang membuat semua Ustadzah di ruangan itu semakin penasaran.
Ustadzah 1-5 : HEEEEEEEEEHHHHHH...???!! SERIUSSAANN..??!!!
Ustadzah Miya : Iyaa.. makanya aku mau tanya sama mereka nihh.. tuh, pada pengen tau.. cerita dongg.. rengek ustadzah Miya.
Ustadzah 3 : Curang ihh.. Curaanggg.. cerita laahh.. ngapain aja kalian nih Liya.. Muna juga sama aja nih.. cerita dongg.. pinta ustadzah yang lain dengan nada memelas.
Ustadzah Auliya : Hihih.. kamu dulu deh Mun yang cerita.. kan tadi kamu duluan yang ngrasain..
Ustadzah Muna : Bingung juga darimana nih ceritanya.. mmm.. yaa gitu deh.. yaa pokok ya asikk laah..
Ustadzah 4 : Yeee.. yang jelas dong.. kayak pertama ngapain.. trus ngapain.. truss.. gituu..
Ustadzah Muna : Yaa kalo pertamanya sih aku malu gitu.. kan blom pernah berduaan sama ikhwan.. apalagi seganteng n se-seksi ustad Hamdan..
Ustadzah 5 : se-seksi itu kah? Gimana dong seksinyaa..?? Cerita dongg..
Ustadzah Muna : Yaa gitu.. kayak yang di video-video yang sering kita tonton.. perutnya itu lhoo kotak-kotak.. trus dada ustad Hamdan tuh.. mmhhh.. bikin nyaman buat bersandar.. bidang banget..
Ustadzah 1 : Uhhh.. jadi pengen kann.. truss.. truss..??
Ustadzah Muna : Yaa gitu.. trus aku dipeluk dia cz aku kan masih malu-malu.. ehh taunya udah ciuman aja kita berdua..
Ustadzah 1-5 : HWEEEEEEEEHHHHH...??!!!
Ustadzah 2 : Duhh.. enak ya..? Enak banget Munn..?? Ahhh.. kok gak ngajak-ngajak sihh..??! Jadi basah nihh.. trus lidah kalian gitu-gitu???
Ustadzah Muna : E’emhh.. banget.. yaa gitu.. pokoknya ustad Hamdan mah lidahnya ahli banget dehh.. apalagi pas maenin puting aku.. mmhhh.. geli-geli enaaak gituuuuhh.. ahhh.. jadi pengen lagii..
Ustadzah 3 : Ahhh.. pasti enak banget tuhh.. trus diapain lagihh..?? Kamu juga diapain aja sama ustad Hamdan Liya??
Ustadzah Auliya : Yaahh kalo aku mah langsung dapet intinya dongg.. emut penis.. ehh.. kontolnya ustad Hamdan.. Mmmhhh.. gede nya itu lhooohh.. ssshhh.. bikin ketagihan buat isep terus.. apalagi aromanya itu benar-benar bikin ketagihan banget.. sshh.. mmfhh..
Ustadzah Muna : He’emhh.. lezat banget ehh kontolnyaahh ustad Hamdann.. masih berasa banget waktu penuhin tenggorokan aku.. uhhhh.. pokoknya ampe terbang ke langit lahh.. cerita ustadzah Muna dengan bergairah.
Ustadzah 2 : Tuuhh kaannn.. curang lhoo.. ahhhh.. pengen taukk.. isshhh.. curangg..
Ustadzah 3 : Iya nih.. maunya enak sendiri lhhoohh.. tanggungjawab nih jadi kebelet..
Ustadzah 5 : huhuh.. mauu.. mauu.. ihh.. mauuu..
Ustadzah Muna : E:emhh.. tambah lagi ustad Hamdan waktu maenin memek akuhh.. mmmhh.. duhhh.. nikmatnya gak bisa dibayangin.. aahhhh..
Ustadzah 1-5 : UUUUHHHHHHH.. CURAANGG.. BIKIN PENGEN AJAAH KALIAN IHHH..
Ustadzah Auliya : Hihihi.. lebih manteb lagi waktu sumpelin memek yahh Mun.. uhh.. penuhnya sampai mentok.. udah deh.. pasrsh mah akuh disodok sampai orgasme berkali-kali saking nikmatnya..
Ustadzah Muna : He’emhh bangethh.. geli campur nikmatt.. diremes-remes bokongnya.. kadang juga ditamparin gitu bikin sensasinya.. uhhh bangett.. trus perkasanya itu lhoo.. ampe mau pingsan cz keenakan aku mah.. hihihih..
Ustadzah Auliya : Trus closingnya kita dikasi minum deh sperma ustad Hamdann.. yuumm.. gurihnya bikin haus lagi nihhh.. mmfhhh..
Ustadzah 1-5 : CURRAAAANGGGG..!! MAUU DONGG!!!!
Ustadzah 2 : Ahhh.. jadi basah nih yang bawah..
Ustadzah 3 : Iyaa nihhh.. shhh.. duhh kapan yaa dapet giliran nemenin ustad Hamdan..??
Ustadzah Miya : He’emm.. pengen banget loohhh...
Kemudian semua ustadzah di tempat itu dikejutkan ketika tiba-tiba Hamdan masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu. Beberapa ustadzah terlihat nampak panik membenahi pakaian mereka, ada pula yang langsung membenahi posisi duduknya.
Hamdan : Afwan.. Cuma mau mampir ngambil kunci mobil kok.. kata Hamdan dengan pandangan dan senyum menggoda.
Ustadzah Muna : Iyah Ustad.. silakan saja.. ada disitu kok.. jawab ustadzah Muna tanpa malu.
Terlihat ustadzah yang lain seperti iri dengan ustadzah Muna dan Auliya yang sudah pernah merasakan dahsyatnya kontol Hamdan. Bahkan ustadzah Auliya dengan sigap membantu Hamdan untuk menemukan kunci mobil yang ia cari.
Hamdan : Alhamdulillah.. Jazakillah ukhti Auliya.. ujar Hamdan sambil berjalan menuju pintu keluar.
Ustadzah Auliya : Na’am ustad.. wa iyyaka..
Hamdn : Ohh iyahh.. kalau ukhti semua pengen ngerasain kayak ukhti Muna sama ukhti Auliya tinggal bilang saja sama ummi.. ujar Hamdan sambil berlalu pergi meninggalkan ruang itu.
Hampir seluruh ustadzah di ruang itu terkjeut mendengar perkataan Hamdan yang tidak tau kalau Hamdan sebenarnya sudah mendengar pembicaraan mereka daritadi. Akhirnya ke-enam ustadzah yang lain pun hanya bisa tersipu malu ditertawakan oleh ustadzah Muna dan Auliya.
Bu Vyrna : Mas Hamdan.. ini Ummi Pipik sudah sampai stasiun Kulonprogo, tolong cepat yah biar beliau tidak terlalu lama menunggu di Stasiun.. Ujar bu Vyrna sambil membalas chat WA dari Ummi Pipik.
Hamdan : inshaaAllah bu.. btw ana sendirian kah ini jemputnya?? Ujar Hamdan sambil memberi kode-kode ke bu Vyrna.
Bu Vyrna : Hemm..?? Ohh.. hihihih.. ana faham kok.. Dek Miyaa.. sini sebentar.. panggil bu Vyrna ke salah satu ustadzah.
Ustadzah Miya : Na’am umm.. ada apa ya..?? Tanya ustadzah Miya yang mengenakan setelah jilbab, abaya, cadar tali serba hitam. Kacamata frame kotak semakin meningkatkan kecantikan matanya.
Bu Vyrna : Gini, dek Mira tolong temani ustad Hamdan jemput Ummi Pipik yaa.. biar nanti Ummi Pipik ada temen ngobrol.. sekalian dek Mira harus bisa berkhidmat sama ustad Hamdan yaa.. apa aja yang beliau mau harus ta’at.. pesan bu Vyrna sambil beranjak pergi untuk menyiapkan ruangan.
Hamdan : haha.. afwan ya ukh.. jadi ngrepotin ukhti.. ujar Hamdan sambil memasuki mobil Mazda CX-5 Merah milik pondok.
Ustadzah Miya : Gppa kok ustad.. sudah jadi kewajiban santri disini untuk sami’na wa atho’na sama perintah ummi.. jawab ustadzah Miya yang tampak cantik dan anggun dengan setelan serba hitam duduk di kursi depan disamping kursi supir.
Perjalanan dari pondok sampai ke stasiun pun lumayan jauh, sekitar 45menit perjalanan apabila lancar. Ditambah hujan yang mulai turun pagi itu membuat suasana di dalam mobil semakin dingin. Apabila AC dimatikan maka akan timbul kabut di kaca depan, sehingga membuat Hamdan terpaksa harus menyalakan AC untuk mempertahankan suhu di dalam mobil. Meskipun tertutup oleh abaya yang panjang, namun lekuk tubuh ustadzah Miya tak bisa berbohong. Apalagi ukuran kedua gunung kembarnya yang menurut perkiraan Hamdan lebih besar daripada ustadzah Auliya.
Hamdan : Ehh.. penasaran aja sih ukh.. yang tadi ukhti katakan di ruang ustadzah seriusan ya?? Ujar Hamdan mencoba membuka pembicaraan.
Ustadzah Miya : Hmm.. Afwan ustad.. yang mana ya?? Tanya ustadzah Miya dengan nada sedikit ragu.
Hamdan : Yang tadi.. sebelum ana masuk biat ngambil kunci mobil.. kan rame-rame tuh tadi.. sama ukhti Auliya n Muna juga disana.. beneran?? Tanya Hamdan mencoba menggoyahkan iman ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Ah.. anu.. itu.. nggg.. nggak tau ustad.. mungkin ustad salah dengar.. Jawab ustadzah Miya berusaha untuk berkilah.
Hamdan : Hem? Ahh masa sih.. soalnya tadi ana lumayan lama duduk di bangku depan di samping ruang ustadzah.. jujur aja ga masalah kok ukh..
Ustadzah Miya yang mengetahui kalau Hamdan mendengar semua pembicaraan para ustadzah dari awal hanya bisa tertunduk malu. Pikirannya bercampur antara keinginan untuk jujur dan juga menjaga marwahnya sebagai seorang akhwat penghafal Qur’an. Dalam lubuk hatinya yang terdalam ia tidak ingin Hamdan menganggap dirinya wanita gampangan, tapi doktrin dari bu Vyrna ditambah cerita pengalaman seks ustadzah Muna dan Auliya membuatnya penasaran. Terlebih lagi kini hanya ada dirinya dan Hamdan di mobil. Ustadzah Miya masih terus tertunduk diam dengan kedua tangannya saling meremas karena malu. Hamdan pun faham dan coba terus membuat ustadzah Miya nyaman.
Hamdan : Emm.. kalau menurut ana sih ukh.. emang apa yang disampaikan ummi Vyrna itu juga perkara yang penting dalam kehidupan berkeluarga.. maksud ana meskipun kefahaman agama itu penting dan juga nafaqoh dalam hal harta juga penting, tapi tak bisa diabaikan kalau hubungan seks juga sesuatu yang krusial.. termasuk yang menentukan kelangsungan sebuah keluarga.. bahkan ana pernah denger ukh dari salah satu ustad kalau ada larangan bagi seorang suami untuk ‘selesai’ lebih dulu daripada istri.. maka penting juga bagi calon istri, dalam hal ini para santriwati untuk belajar lika-liku dunia ranjang lhoo.. ujar Hamdan sambil tetap menjaga fokus menyetir.
Ustadzah Miya : Na’am ustad.. ana juga belum lama ini kok baru tau.. setelah dapet kelas khusus gitu ustad dari ummi.. Cuma ana masih malu ustad kalau harus nyobain.. jawab ustadzah Miya sambil tetap menunduk menahan malu.
Hamdan : Nyobain? Ohh.. emang disuruh ya?? Atau mau nyobain kayak ukhti Muna?? Tanya Hamdan dengan nada menggoda.
Ustadzah Miya : Ehh.. Anu.. Bukann.. ituhh.. Mm.. Bukan gitu ustadd..
Hamdan : Udah jangan panggil ustad.. ana masih umur 18tahun.. panggil aja mas.. mas Hamdan biar sama-sama nyaman.. ukhti umur berapa??
Ustadzah Miya : Mm.. ana umur 17 ustad.. ehh.. mas Hamdan.. he’emh.. tapi gpapa yah manggil pakai mas gitu? Kok kayaknya Miya rasa kurang sopan..
Hamdan : Gppa justru ana lebih senang kalau dipanggil gitu.. ouh seumuran sama dek Auliya dan dek Muna ya..?? Mas panggil dek Miya aja ya?? Gppa kan??
Ustadzah Miya : Iyah mas Hamdan.. gitu aja.. jawab ustadzah Miya yang mulai terdengar tidak terlalu kaku lagi.
Selama perjalanan mereka berdua saling mengenal satu sama lain. Ustadzah Miya sendiri ternyata berasal dari Lombok dan merupakan seorang yatim-piatu. Ia termasuk santri yang paling awal masuk di pondok bu Vyrna dan sekarang sudah hafal sekitar 28juz Al Qur’an. Ustadzah Miya menceritakan pengalaman hidupnya yang akhirnya kini menjadi santri senior di pondok itu. Sembari memperhatikan cerita ustadzah Miya, Hamdan pun tak berhenti terkesima oleh kecantikan wajah akhwat itu meskipun masih tertutup cadar. Kacamata dan mata lentik ber-eyeliner semakin menambah keindahan hafidzah 28juz itu bak bidadari.
Ustadzah Miya : Yaah gitulah mas.. makanya Miya jadi pemalu.. meskipun sebenernya sihh.. mm.. sebenernya.. aduuhh.. gimana yahh.. ujar Ustadzah Miya kebingungan antara menjawab jujur atau tidak.
Hamdan : Pengen kan?? Pengen coba? Pengen ngrasain kayak ukhti Auliya kaann..?? Ahahah.. udah ga usah malu.. Mas bantu ntar dek Miya.. jawab Hamdan meyakinkan ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Aduhh.. kok langsung gitu masss.. uhh.. Miya jadi maluu.. jawab ustadzah Miya sambil menutupi wajahnya yang tertutup cadar dengan kedua tangan putih mulusnya.
Hamdan : Hemmh.. Mas maklum sih kalau memang akhwat di didik untuk menjaga dirinya dari lelaki yang bukan mahram, tapi kalau terus-terusan malu gitu kapan bisanya??
Ustadzah Miya : Mmmm.. iya juga sih Mas.. trus Miya harus gmna dong..??
Hamdan : Nahh.. mumpung masih jauh sampai ke stasiun, gimana kalau sekalian dek Miya belajar praktikum sekarang..?? Ujar Hamdan.
Ustadzah Miya : Eehhh.. sekarang? Di mobil?? Malu mass.. di liatin banyak orang..
Hamdan : Coba deh itu tirai mini di tutup dulu.. lagian kaca mobil samping kiri-kanan juga cukup gelap kok.. inshaaAllah aman.. ujar Hamdan sambil menutup tirai dipintu kanannya.
Ustadzah Miya : Mm.. iyah deh Mass.. Miya ikut mas aja.. jawab ustadzah Miya sambil menutup tirai di pintu kirinya.
Hamdan : Nah sekarang coba dek Miya bantuin mas.. tolong bukain celana mas dong.. ujar Hamdan yang langsung to the point.
Ustadzah Miya : Ehh.. Afwan mas Hamdan.. mm.. mmm.. kok langsung banget gitu yaaa.. anuu.. Miya.. emmm.. terlihat Ustadzah Miya masih gugup untuk memulainya.
Sama seperti yang terjadi pada ustadzah Muna yang masih malu-malu ketika harus mengawali prosesi foreplay. Bagi akhwat-akhwat di pondok itu mungkin ini pertama kalinya mereka berinteraksi langsung dengan lelaki ajnabi dan hanya beberapa saja yang memiliki kemampuan lebih untuk bisa memulai aksi terlebih dulu. Beberapa kali terlihat Ustadzah Miya berusaha untuk menggapai celana Hamdan, namun sesaat sebelum sampai ia menarik tangannya kembali.
Hamdan : Kenapa dek?? Kok ragu-ragu gitu?? Ntar ga bisa praktek lohh.. gimana besok kalau uda bersuami?? Tanya Hamdan.
Ustadzah Miya : Mm.. gimana yahh mass.. masih belum biasa.. duhh.. jawab ustadzah Miya yang kembali mencoba menggapai celana Hamdan.
Melihat ustadzah Miya yang masih tetap malu-malu, Hamdan dengan sigap menggenggam Pergelangan tangan ustadzah Miya dan perlahan mengarahkannya ke arah selakangannya. Hamdan bisa merasakan sedikit perlawanan dari ustadzah Miya, namun perbedaan kekuatan antara keduanya membuat ustadzah Miya hanya bisa pasrah sambil memejamkan matanya.
Hamdan : Nahh.. gmna dek? Gak ada apa-apa kan? Jadi ga usa malu.. ujar Hamdan setelah berhasil meletakkan tangan ustadzah Miya di selakangannya.
Ustadzah Miya : Mmm.. e’emhh.. jawab ustadzah Miya masih dengan malu.
Hamdan : Nah.. sekarang coba di remes-remas itu yang ditengah-tengah.. ujar Hamdan seraya mengarahkan ustadzah Miya ke kontolnya yang masih terbungkus sirwal.
Ustadzah Hamdan pun mulai menggerakkan tangannya menyusuri paha hingga ke selakangan Hamdan. Ia pun sedikit terkejut ketika merasakan batang kontol Hamdan yang begitu besar dan panjang. Beberapa kali ustadzah Miya melihat ke arah kaca depan khawatir kalau ada pengendara lain yang melihat apa yang ia lakukan.
Hamdan : Udahh.. enjoy aja dek.. ntar keburu sampai ke stasiun lhoo.. tegur Hamdan sambil menggoda akhwat 17tahun itu.
Mendengar kata-kata Hamdan, Ustadzah Miya yang sadar akan kesempatan seperti inj kemungkinan tidak datang 2x akhirnya memaksa dirinya membuang semua marwahnya sebagai hafidzah yang seharusnya menjaga diri dari perbuatan maksiat. Dengan cekatan, ustadzah Miya mulai melepas tali pengikat sirwal Hamdan. Hanya memerlukan sedikit waktu hingga akhirnya tangan putih mulus ustadzah Miya masuk ke sirwal dan Plop!! Kontol 25cm diameter 5cm Hamdan menjulang tinggi dalam genggaman akhwat cantik kelahiran lombok itu. Mata ustadzah Miya yang dihiasi kaca mata terbelalak melihat ukuran kontol Hamdan yang begitu besar dan panjang. Tampak kekar dan kokoh berornamen urat-urat tebal di sekujur batangnya. Warnanya yang sawo matang begitu kontras dengan kulit putih tangan ustadzah pengajar pondok itu.
Hamdan : Gimana dek? Keren kan?? Lebih asik liat yang aslinya kan..?? Goda Hamdan.
Ustadzah Miya : He’emhh mas.. Gede banget sih.. jawab ustadzah Miya yang mulai mengocok lembut kontol Hamdan dari pangkal hingga ke ujungnya.
Hamdan sedikit tidak fokus dalam menyetir karena menikmati permainan awam tangan lembut akhwat bercadar yang masih mengenakan setelan jilbab dan abaya serba hitam di kontolnya. Sensasi yang luar biasa melihat hafidzah sepertinya kini tengah memainkan kontol lelaki lain yang bukan suaminya.
Hamdan yang sudah tak tahan ditambah lagi jarak ke stasiun sudah semakin dekat membuatnya mulai mengarahkan kepala ustadzah Miya yang terbalut jilbab jumbo itu dengan tangan kirinya ke arah kontolnya. Ustadzah Miya yang sudah mulai terbuai oleh birahi akhirnya lebih menuruti nafsu hewaninya dan tidak menolak ketika Hamdan membimbingnya untuk beraksi lebih jauh lagi.
Hamdan bisa dengan jelas merasakan hembusan nafas ustadzah Miya di batang kontolnya meskipun wajahnya masih tertutup cadar karena kini wajah ustadzah Miya menempel.di batang kontolnya. Hal ini menyebabkan posisi duduk ustadzah Miya sedikit miring ke kanan dan tubuhnya membungkuk ke arah Hamdan. Aroma khas kontol lelaki semakin membius hafidzah 28juz itu hingga menelan ludah. Kini impiannya selama ini benar-benar ada di hadapannya hanya secercah keimanan dalam dirinya yang terus berusaha mencegahnya agar tak berbuat lebih jauh. Namun gerak cepat tangan kiri Hamdan yang langsung menyibakkan jilbab jumbo ustadzah Miya, membuatnya dengan mudah menyusup dan meremas toket 36D akhwat Lombok 17tahun itu. Remasan lembut lihai Hamdan sontak mengejutkan Ustadzah Miya yang tersengat aliran birahi hingga ke ujung-ujung tubuhnya.
Ustadzah Miya : Mmfhhh.. Shhh.. Masshh.. mmmhhh.. ahhh.. shhhh.. Lenguhan ustadzah Miya tak tertahankan merasakan kenikmatan permainan tangan Hamdan di toketnya.
Begitu lihai Hamdan memainkan toket kanan ustadzah Miya, secara simultan merangsang akhwat cantik berkulit putih itu hingga membuat ustadzah Miya tak kuasa lagi menahan birahi yang menggelegak di kerongkongannya. Ustadzah Miya segera menyingkapkan cadarnya dan menjepitkannya di antara jilbabnya. Kini tak ada lagi yang menghalangi bibirnya untuk menciumi batang berurat kontol perkasa Hamdan.
Ustadzah Miya : Mmfhh.. Mass.. cupphh.. cupphh.. mmhh.. srruupppt.. srrupptt.. cupphh.. mmfftt.. srruupot..
Dengan begitu bernafsu Ustadzah Miya mulai menciumi dan menjilat kontol Hamdan yang tegak menjulang bak menara itu. Tangan kirinya meremas lembut zakar Hamdan, sementara tangan kanannya bersandar pada jok mobil untuk menyangga tubuhnya. Rasa asin bercampur gurih kontol ikhwan yang selama ini hanya bisa menjadi khayalannya, kini bisa ia nikmati sepuasnya. Dengan penuh nafsu, kepala ustadzah Miya naik turun mengiringi lidahnya memanjakan seluruh bagian kontol Hamdan. Pre-cum yang mulai muncul pun menjadi hadiah tambahan bagi lidah liar hafidzah cantik berkacamata itu.
Hamdan : Wuuhh.. gede bet ni toket.. kenyal pula.. udah ukhh.. ga usah ditahan kalo emang pengen emut lhoo.. ahahah.. ujar Hamdan menggoda ustadzah Miya sementara tangan kirinya mulai menyusup ke bra dan memilin-milin puting tegang akhwat itu.
Ustadzah Miya : Mffh.. Mfhh.. ahh masshh.. ahhmfff.. Haeempphhh.. mmfhh.. mffhhh.. ockk.. ockk.. ockk.. ockkk.. ockk.. ockkk.. sruup.. ockk.. mmfhh.. mfffhh..
Tubuh suci ustadzah Miya kini telah dikuasai sepenuhnya oleh syahwat liar. Seperempat bagian kontol Hamdan masuk dan mulai menyesaki rongga mulut hangat ustadzah Miya dan menghantam pangkal rongga mulutnya. Ustadzah Miya tampak seperti anjing kelaparan yang beru saja mendapatkan makanan favoritnya. Kepalanya naik turun dengan cepat, seperti menginginkan agar kontol Hamdan segera membasahi kerongkongannya dengan sperma lezat miliknya.
Namun bukan Hamdan namanya jika langsung bisa ditaklukkan hanya dengan oral seks. Hampir sekitar 5menit ustadzah Miya hanya bisa menikmati seperempat kontol Hamdan. Selebihnya di bantu oleh tangan kirinya yang terus mengocok lembut batang kontol berurat Hamdan.
Hamdan : Duhh.. shhh.. enaknya sedotanmu dek Miyahh.. masukin semua aja dekk.. biar lebih enakk.. Ujar Hamdan yang merem melek merasakan nikmatnya oral seks ustadzah Miya.
Ustadzah Miya : Mffhh.. Mfhh.. E’emhh.. enakkhh.. kontolhh.. mfffhh.. srrpp.. mffhh.. ockk.. ockk.. occkk.. nnghhhhh... Occkk..
Mendengar desahan Hamdan yang begitu menikmati permainannya, ustadzah Miya semakin bersemangat melesakkan kontol Hamdan jauh lebih dalam. Tangan kiri Hamdan berpindah ke kepala Ustadzah Miya seraya memberikan kode dengan menekan lembut kepala akhwat cantik berkacamata itu. Karena posisi duduk yang kurang nyaman, ustadzah Miya mengganti posisinya dengan duduk bersimpuh di jok menghadap Hamdan sehingga kini ia bisa dengan mudah mengeksplor setiap bagian kontol Hamdan.
Ustadzah Miya : Mmmhhhhh.. nnggghh.. occkk.. ockkk.. ockkk.. occkkk.. nghhh.. hhemptt.. occkk.. ockkk.. mmfff.. occckk.. enakk masshh.. ockck.. occkk..
Perlahan tapi pasti kontol Hamdan mulai masuk sepenuhnya hingga pangkal kerongkongan ustadzah Miya. Meskipun beberapa kali gigi ustadzah Miya menyentuh batang kontol Hamdan, namun perjuangannya berbuah manis saat hidung kenyal akhwat cantik itu menyentuh zakar Hamdan. Lenguhan panjang Hamdan merasakan kehangatan di sekujur kontolnya membuat ustadzah Miya merasa puas dan bahagia. Ia pun langsung menggerakkan kepalanya naik turun sehingga decak hantaman kontol Hamdan di tenggorokannya memenuhi seisi kabin mobil.
Suasana hujan di luar membuat setiap pengendara yang berpapasan tak begitu peduli dengan apa yang terjadi di dalam mobil CX-5 warna Merah itu. Padahal kalau diamati dengan seksama, perzinahan kedua aktifis islam itu bisa terlihat jelas.
Air liur ustadzah Miya mulai mengalir membasahi zakar dan jok mobil. Nampak ustadzah Miya begitu menikmati deepthroat pertamanya. Terkadang ia terbatuk-batuk ketika ia terlalu kuat ketika men-deepthroat kontol perkasa Hamdan. Namun semua itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa puas bisa merasakan nikmatnya kontol lelaki di mulutnya. Rasa penasaran yang begitu meluap-luap ditambah lagi mendengar cerita ustadzah Auliya dan Muna yang sudah lebih dulu merasakan kedahsyatan kontol Hamdan menyebabkan Ustadzah Miya ingin lebih jauh merasakan kenikmatan perzinahan.
Hamdan : Ouhhh.. shhh.. mantabh dekk.. aghh.. ahahah.. pelan-pelan yahh.. kalo kena gigi sakit dek.. ujar Hamdan yang terbuai dengan permainan deepthroat pertama ustadzah Miya.
Hamdan pun tak mau hanya dia yang mendapatkan servis, ia pun kembali menyibakkan jilbab ustadzah Miya dan mencoba membuka resleting depan abaya hitam yang dikenakan hafidzah 28 juz itu. Beberapa kali Hamdan mencoba, namun hanya bisa terbuka sedikit karena posisinya yang juga harus fokus melihat ke depan. Ustadzah Miya pun faham, sembari mulutnya tetap melayani kontol Hamdan, kedua tangannya dengan sigap membuka resleting depan dan melepas bra yang mengekang kedua gunung kembarnya. Plop!! Toket besar kenyal 36D berputing coklat muda menggantung cantik siap untuk dinikmati oleh siapapun. Tangan Hamdan pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung meremas-remas dan memilin-milin puting kedua gunung itu secara bergantian. Mendapatkan rangsangan baik di toket dan terlebih lagi kerongkongannya tengah dimanja kontol Hamdan membuat akhwat 17tahun berkacamata itu tenggelam dalam syahwat birahi yang tak pernah ia rasakan selama ini.
Ustadzah Miya : Oounnfffhh.. mmffhhh. Srrpptt.. ssrrppt.. ockk.. ockk.. ockk.. mmffhh.. occckk.. ockkk.. uhukk.. ockk.. ockk.. uhukk.. mmffhh.. eleleempt.. elelempt.. mfmhh.. mffhh.. occkk..
Ustadzah Miya semakin liar menggerakkan kepalanya naik-turun seolah kontol Hamdan ingin ditelannya seluruhnya. Hamdan yang tengah asik menikmati pelayanan sang hafidzah tiba-tiba dikejutkan dengan panggilan telpon WA dari bu Vyrna.
Hamdan : Yaa.. Assalamu’alaikum bu.. ada apa yahh..?? Shh.. mhh.. Tanya Hamdan yang masih merem melek menikmati mulut hangat ustadzah Miya.
Bu Vyrna : Udah sampai mana mas Hamdan? Ini Ummi Pipik udah nunggu di gerbang timur lhoo..
Hamdan : Ahh.. iyahh.. ini 5menit lagi sampai bu.. baru saja belok dari Tugu Jogja.. sshh..
Bu Vyrna : Ohh.. ok dehh.. btw lagi apa mas Hamdan nih?? Kok kyknya lagi keenakan ya? Hihihih.. imau lihat dong.. Pinta bu Vyrna yang kemudian mengganti Voice Call ke Video Call.
Hamdan : Ohh iya bu.. bentar.. Jawab Hamdan sembari mengganti ke mode Video Call.
Bu Vyrna : Eehhh.. pantesan ajah mas Hamdan keenakan.. hihihih.. mantab kan santriwati ibu?? Bikin puas mas Hamdan kann..?? Tanya bu Vyrna yang terlihat kaget dan senang melihat ustadzah Miya sudah bisa melakukan blowjob dengan baik.
Mendengar suara Bu Vyrna, Ustadzah Miya terkejut dan segera mencabut kontol Hamdan dari mulutnya. Dengan panik ia berusaha merapikan kembali seluruh jilbab, cadar, dan abaya yang ia kenakan. Rasa malu mulai datang pada diri ustadzah Miya karena tak bisa menjaga marwahnya sebagai seorang santri.
Bu Vyrna : Lhoohh.. kok berhenti nak Miya?? Lanjut lagi dongg.. jangan bikin mas Hamdan kecewa.. ummi seneng banget lihat nak Miya bisa menerapkan pelajaran ummi sekarang.. lanjut lagi gihh.. ummi mau liat sejauh mana nak Miya menguasai materi dari ummi.. Ujar bu Vyrna yang membuat ustadzah Miya terheran-heran.
Ustadzah Miya : Ehh.. afwan umm.. beneran gpapa umm..?? Tanya Ustadzah Miya keheranan.
Bu Vyrna : Lhoo justru ummi malah nungguin kalian semua bisa kayak gini.. bisa langsung menerapkan ilmu yang ummi ajarkan untuk pelayanan pada suami.. nahh lanjut lagi gihh.. ummi mau liat permainan terbinal nak Miya.. jawab bu Vyrna memberikan semangat pada ustadzah Miya.
Mendengar bu Vyrna yang mendorongnya untuk lebih binal, ustadzah Miya seakan tak peduli lagi dengan keadaan sekitar dan kembali menyibakkan cadar dan jilbabnya serta abaya-nya ia buka kembali sehingga kedua gunung indah kencangnya tak tertutupi sehelai benangpun.
Ustadzah Miya : Ahh.. masshh.. buat Miya yahh.. Haemphh.. mmmchh.. ockk.. ockk.. eleleempt.. ockk.. ockk.. uhukk.. ockk.. ockk.. mffhh.. ockk.. ockkk.. mffhh.. mffhhh.. Degan liar Ustadzah Miya kembali men-deepthroat kontol perkasa Hamdan.
Bu Vyrna : Uhhh.. iyah terus nak Muna sayang.. pastiin mas Hamdan puas yahh.. jangan bikin ummi kecewa.. ujar bu Vyrna yang sepertinya ikut terangsang melihat Ustadzah Miya yang sedang asik menikmati kontol Hamdan.
Hamdan : uhh.. shh.. mantab banget dek Miyahh.. mmmhh.. afwan bu.. nanti kalau ummi pipik di mobil gimana..??
Bu Vyrna : Tenang aja mas Hamdan.. justru upgrading yang ibu dan Ummi Pipik canangkan ya tentang ini.. bagaimana santriwati bisa menjadi pelayan seks terbaik bagi suaminya.. justru jangan sampai nak Miya berhenti waktu ada Ummi Pipik.. buat nak Maya sebebas mungkin meluapkan birahinya di depan Ummi Pipik nanti.. tegas bu Vyrna yang masih menikmati live sex video di HPnya.
Tak lama berselang, Hamdan pun melihat seorang akhwat berpakaian serba hitam bercadar dengan sebuah koper di depan pintu timur. Ia segera mendekatkan mobilnya sehingga memudahkan si akhwat untuk meng-akses mobil. Cuaca di luar yang masih hujan deras tak memberikan Hamdan banyak opsi untuk memposisikan mobilnya.
Cklek.. Srekk.. Blam..!!
Ummi Pipik : Hhaahhh.. akhirnya.. ehh.. Assalamu’alaikum.. mas Hamd.. Belum selesai Ummi Pipik berbicara, ia dikejutkan oleh ustadzah Miya yang tengah melakukan blowjob pada kontol Hamdan.
Hamdan : Ahh.. iya Umm.. ana Hamdan.. mmhh.. Jawab Hamdan yang langsung melanjutkan perjalanan kembali ke pondok.
Ummi Pipik : Wahh.. Wahhh.. baru aja turun kereta trus masuk mobil langsung disuguhin pemandangan mantab nih.. MashaaAllah.. siapa nih akhwat yang beruntung ini??.. Tanya Ummi Pipik sambil sedikit membungkuk ke depan hendak melihat secara langsung blowjob yang dilakukan ustadzah Miya.
Hamdan : Shh.. mmhh.. Namanya Miya umm.. santriwati senior di pondok ummi Vyrna..
Ummi Pipik : Wahh boleh juga nih hasil didikan Vyrna.. kalau gini sih bisa sukses banget kurikulum yang kita buat.. nah terus nak Miya.. lebih dalem lagi emutnya.. jangan lupa lidahnya harus ikut main.. Ujar Ummi Pipik yang juga ikut meremasi toket kanan ustadzah Miya yang menggantung sementara tangan Hamdan berpindah ke toket kiri hafidzah itu.
Mendapat support dari salah satu wanita yang ia dambakan, Ustadzah Miya semakin lihai memainkan lidahnya membelai dan merangsang kontol Hamdan. Kelembutan lidah seorang penghafal Qur’an memberikan sensasi berbeda bagi Hamdan yang sudah sering merasakan blowjob dari banyak akhwat.
Ustadzah Miya : mmffhh.. mmchh.. ockk.. ockk.. ssrupp.. ockk.. ockk.. srupp.. mmfhh.. mffhh.. ockk.. sruupp.. mmfhh..
Hampir sekitar 10an menit ustadzah Miya mengoral kontol Hamdan. Gurih dan lezatnya kontol Hamdan di mulutnya ditambah kedua toketnya yang dihajar terus-menerus oleh Hamdan dan Ummi Pipik membuat akhwat bercadar cantik itu tak kuasa menahan desakan birahi di selakangannya. Tak lama berselang terdengar erangan tertahan ustadzah Miya ditambah remasan kuat tangan kirinya di zakar Hamdan yang membuat Hamdan merasa nyeri.
Ustadzah Miya : MMMFFHHHHH... NNGGGHHHHHH...!!!
CRRRTTT.. CRRTTTTT... SRRRRRRRR...
Tubuh Ustadzah Miya mengejang merasakan ledakan orgasme pertamanya setelah menikmati kontol lelaki ajnabi. Bagian bawah abaya hitamnya basah kuyup oleh cairan surgawi yang merembes dari selakangannya. Lelah sekaligus nikmat menjalar di sekujur tubuh ustadzah Miya. Ia pun kembali ke posisi tempat duduknya dan bersandar di pintu mobil bagian dalam dengan mata yang sayu. Bibir dan dagunya terlihat basah kuyup oleh air liur, sementara toketnya terlihat cantik dengan puting coklat muda yang mencuat tinggi. Nafasnya tersengal-sengal layaknya orang yang baru saja selesai lari sprint.
Hamdan : Fuhh.. udahan nih dek Miya..?? Enak kan?? Ujar Hamdan dengan bangga nelihat seorang hafidzah baru saja mengalami orgasme.
Ustadzah Miya : Hh.. Hhh.. e’emhh.. bangethh mass.. hhh.. hh.. jadi ga sabar pengen ngrasain di sodok mas Hamdanhh.. jawab ustadzah Miya sambil mencoba mengumpulkan nafasnya.
Ummi Pipik : Hihihih.. pantes aja Vyrna demen sama antum.. gedenya bukan main gini.. baru sekarang lhoohh ana liat kontol sebesar ini.. Ucap Ummi Pipik yang terpana melihat ukuran kontol Hamdan yang begitu besar dan panjang.
Belum selesai Hamdan menghela nafas melepas nikmatnya sepongan ustadzah Miya, tiba-tiba ia dikejutkan oleh Ummi Pipik yang langsung melahap habis kontolnya. Haemph..!! Dalam satu lahapan seluruh kontol Hamdan terbenam seluruhnya. Tangan kiri Ummi Pipik menggenggam zakar Hamdan, sementara tangan kanannya mencengkram jok untuk menyangga agar tubuhnya tetap seimbang. Tubuh semok akhwat itu condong ke depan dengan berlutut di kabin tengah. Sekilas Hamdan melihat ke pangkal tubuhnya yang dihiasi oleh bokong bulat sintal yang tetap menunjukkan bentuk aslinya meskipun tertutup abaya panjang.
Ummi Pipik : Heemfhh.. Ummmhh.. mmfhhh.. occkkk.. ockk.. ockkk.. elelempt.. elelempt.. ockk.. ockk.. mfff.. mmfff.. mmmhhh.. Mmffuaahhh.. Wwuuu.. sedapnyaahh.. pantes aja nak Miya betah yakk.. ahahah.. gimana dek Hamdan? Bener kan namanya Hamdan? Gantian ana yang servis yaa.. ujar Ummi Pipik dengan tatapan nakal sementara tangan kirinya mengocok lembut batang kontol Hamdan yang tampak mengkilat oleh liur kedua akhwat itu.
Hamdan : Ehh.. he’emhh.. Na’am umm.. ana Hamd..
Belum selesai Hamdan menjawab, Ummi Pipik sudah kembali menelan seluruh batang kejantanan Hamdan hingga tenggelam seluruhnya di kerongkongan muslimah cantik mantan istri Uje itu. Hamdan hanya bisa melenguh tertahan merasakan kenikmatan permainan mantan istri da’i terkenal di Indonesia yang sekarang tengah asik berzina dengannya. Memang kualitas blowjob yang diberikan oleh Ummi Pipik berada di level yang jauh berbeda dibandingkan dengan akhwat-akhwat yang selama ini menjadi pemuas hasrat seksnya. Bahkan Alisa pun tak bisa memberikan sensasi se-luar biasa seperti yang Hamdan rasakan.
Hampir seluruh bagian dalam mulut Ummi Pipik berperan merangsang dan memanjakan kontol Hamdan, apalagi tarian liar lidahnya terasa layaknya artis porno. Gerakan kepalanya naik-turun berirama dipadu dengan sedikit memutar kanan-kiri benar-benar membuat Hamdan terbang melayang. Ia membayangkan kalau dari blowjob saja sudah seperti ini bagaimana nanti dengan sedotan memeknya.
Ummi Pipik : Mmfhhh.. Mmfhhh.. Ockk.. Ockkk.. ssruupp.. sruupp.. mmffhh.. Mmpuaahh.. sini nak Miyahh.. yuk main barengghh.. Haemmphh.. mmfhh.. mffhhh.. lezzathh.. mmffhhh.. enaknyhhhh.. mmmffhh.. mmfhhh..
Ummi pipik kembali melanjutkan menggarap batang kontol Hamdan sembari mengarahkan ustadzah Miya yang sudah terangsang untuk melakukan FFM Blowjob. Hamdan kemudian memposisikan kaki kirinya lurus dan meletakkannya di jok penumpang samping. Ustadzah Miya dengan sigap memundurkan jok pengemudi sehingga memberinya ruang lebih dibawah setir mobil. Mobil CX-5 yang dikendarai Hamdan menggunakan transmisi otomatis sehingga hanya membutuhkan kaki kanan saja untuk mengatur gas dan pengereman.
Ustadzah Miya : Haemmhh.. mmfhh.. sruupp.. mfffhh.. mfffhhh..
Tanpa dikomando lagi ustadzah Miya segera melahap zakar Hamdan dengan posisi duduk menyamping di kolong depan kabin mobil. Hamdan tak pernah memimpikan akan mendapatkan pengalaman seperti ini di mana ia mendapatkan servis blowjob dari seorang aktifis dakwah seperti ummi pipik dan seorang hafidzah secara bersamaan. Tangan kiri Hamdan melampiaskan nafsunya dengan meremas-remas kuat bokong mantan istri Uje itu.
Hampir sekitar 30menit kontol Hamdan digilir oleh kedua muslimah bercadar di dalam mobil sehingga tak terasa sudah memasuki area pondok. Dari kejauhan tampak beberapa santriwati berpakaian serba hitam lalu lalang menyiapkan ruang untuk acara upgrading. Perlahan Hamdan mulai mengarahkan mobil ke rumah pribadi bu Vyrna.
Hamdan : Ahh.. Shh.. afwan, udah mau sampai nih.. ujar Hamdan menahan nikmat di kontolnya.
Mendengar hal itu ustadzah Miya dan Ummi Pipik segera kembali ke tempat duduknya dan bersegera merapihkan pakaian mereka. Bu Vyrna yang mengenakan setelan serba hitam pun sudah bersiap menyambut kedatangan Ummi Pipik di depan rumah pribadinya yang berjarak sekitar 50meter.
Bu Vyrna : Assalamualaikum Umm.. Gimana perjalanannya?? Tanya Bu Vyrna sambil membukakan pintu belakang untuk Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Wa’alaykumsalam.. Alhamdulillah nyaman dek.. apalagi dapet servis luarbiasa waktu di dalam mobil.. jawab Ummi Pipik sambil melirik ke arah Hamdan.
Bu Vyrna : Ooohhhh.. ahahahah.. gitu yah Umm.. syukurlah kalau ummi seneng.. ehh ya umm, kapan kesiapan Ummi buat ngisi upgradingnya? Tanya bu Vyrna sambil menurunkan koper Ummi Pipik.
Ummi Pipik : Kalau bisa sekarang, yaa langsung saja.. tenaga ana udah full lagi kok soalnya dapet suplemen dahsyat tadi.. hihih.. jawab Ummi Pipik sambil kembali mengenakan kaca mata hitamnya.
Ustadzah Miya : Afwan Ummi.. ana gimana..?? Tanya ustadzah Miya sambil turun dari mobil.
Bu Vyrna : Ehh iya.. tolong antar ustad Hamdan ke kamarnya untuk istirahat yaa.. trus jangan lupa tetap buat beliau nyaman yaa.. apa aja yang beliau butuhkan harus dipenuhi.. ummi percaya nak Miya bisa.. jawab bu Vyrna yang kemudian pergi bersama Ummi Pipik ke pondok utama.
Ustadzah Miya : Na’am umm..
Sesaat setelah menjawab arahan bu Vyrna, Ustadzah Miya dikejutkan ketika tangan kirinya di tarik Hamdan untuk mengikutinya ke kamar istirahat tamu. Ustadzah Miya hanya bisa pasrah dan mengikuti Hamdan dengan hati khawatir jikalau Hamdan marah karena perbuatannya di mobil tadi. Dengan cepat Hamdan membuka pintu kamar dan langsung menarik Ustadzah Miya ke dekapannya. Hamdan yang sudah dipenuhi syahwat tertahan langsung melumat bibir Ustadzah Miya yang masih tertutup cadar. Mendapat perlakuan itu, Ustadzah Miya pun membalasnya dengan sama liarnya. Cadar hitam yang membatasi kedua bibir aktifis Islam itu mulai basah kuyup oleh air liur. Ustadzah Miya dengan cepat menyibakkan cadarnya dan menyelipkan di sela jilbabnya sehingga kini bibir pink ranum akhwat cantik berkacamata itu terekspos sempurna.
Hamdan : Hemmhh.. manisnya bibir adek nihh.. ujar Hamdan sebelum kembali melumat liar bibir hafidzah itu.
Keduanya saling memagut liar melepaskan syahwat yang memuncak. Lidah Hamdan dengan lihai memandu lidah Ustadzah Miya untuk saling melilit satu sama lain. Ustadzah Miya tak menyangka ciuman pertamanya akan seliar dan senikmat ini. Kedua tangan Hamdan dengan cepat melucuti abaya Ustadzah Miya tanpa melepas pagutannya. Kini hanya tersisa Bra dan Cd putih yang menutupi bagian paling penting dari tubuh putih mulus akhwat kelahiran lombok itu.
Hamdan menghentikan ciumannya dan langsung mendorong Ustadzah Miya hingga terjerembab di ranjang. Tanpa pikir panjang Hamdan kembali melucuti Bra dan CD Ustadzah Miya dengan paksa dan membuangnya layaknya orang kesurupan. Meski ini yang pertama bagi ustadzah Miya, justru ia begitu menikmati perlakuan kasar Hamdan yang mirip dengan video porno bertema perkosaan yang sangat ia gemari. Beberapa saat Hamdan berlutut di antara betis mulus ustadzah Miya yang tertutup kaos kaki hitam selutut memandangi tubuh indah akhwat cantik berkacamata itu. Flawless.. itulah satu kata yang terlintas di benak Hamdan ketika melihat keindahan di hadapannya. Toket 36D bulat kencang membusung dihiasi puting coklat muda yang mencuat keras, perut ramping, pinggul seksi, dengan paha kencang mulus tanpa cela. Warna kulitnya yang putih bersih bahkan hingga selakangannya yang mulus tanpa bulu sedikitpun.
Ustadzah Miya : Mmhh.. masss.. jangan Cuma diliatin dongg.. maluuuhh.. shh.. ujar ustadzah Miya sambil berusaha menutupi toket dan selakangannya dengan tangan.
Hamdan : Ahahah.. sini mas bantu.. jawab Hamdan yang mulai mendaratkan cupangannya di leher Ustadzah Miya.
Kedua tangan Ustadzah Miya menjelajah liar punggung Hamdan menahan geli yang bercampur nikmat oleh permainan foreplay Hamdan. Cupangan dan jilatan Hamdan daratkan di seluruh bagian leher dan bahu Ustadzah Miya menyebabkan kulit putihnya kini bercorak kemerahan. Desahan dan lenguhan erotis hafidzah itu mulai memenuhi ruangan tempat keduanya memacu dosa. Kini cupangan Hamdan mulai turun dan berhenti di antara kedua belahan gunung sang ustadzah. Hamdan tak langsung menyerang puting Ustadzah Miya, namun ia memainkan lidahnya merangsang seluruh bagian toket akhwat berkacamata itu tanpa menyentuh puting coklat mudanya yang sudah menjulang. Kedua tangan Hamdan pun tak lepas dari meremas-remas kuat payudara ranum akhwat bercadar di hadapannya itu.
Ustadzah Miya : AAUHHH.. MASSHHH.. MASHHH.. AMPUNNHH.. AHHH.. ENAKK MASHH.. GELIHH.. AHHH.. YA ALLAAHH.. ENAKNYAHH.. MMFFHHH.. PUTINGNYAHH.. MIYA MAU PUTINGNNYAHH.. MASS.. TOLONGHH.. AHHH.. GA TAHANN SIHH.. ISEPHH TOOONGHH.. AHH.. SHHH..
Hamdan tak menyangka kalau seorang santriwati bercadar yang hari-hari selali berada di lingkungan pondok dan menghafal Al-Qur’an akan meracau sekeras dan se-liar itu. Kedua tangan ustadzah Miya yang masih terbalut handsock meremas-remas kepala Hamdan dan berupaya agar Hamdan segera melahap putingnya. Namun Hamdan tak serta merta melakukannya, bahkan kini ia malah semakin menggoda ustadzah Miya dengan memainkan lidahnya mengitari puting tanpa sedikitpun menyentuhnya. Hal ini jelas membuat Ustadzah Miya kelojotan menahan deraan birahi yang tiada henti.
Ustadzah Miya : AAHHH.. MASSHH.. AHHH.. ADUUHH.. TOLONG MASSHH.. JANGAN SIKSA MIYAA.. AHHH.. TOLONG PUTING MIYAHH.. SHHH.. ISEP MASSHH.. ISEP.. UHHHH.. DUHHH.. MASSHH.. AHHH.. PENGEN BANGETHH.. AWWHH.. SHHH..
Mendengar racauan ustadzah Miya yang semakin liar, Hamdan pun tersenyum puas dalam hati dan langsung menghadiahi sang akhwat dengan melahap puting coklat muda milik hafidzah itu. Ledakan kenikmatan pun menerpa Ustadzah Miya saat merasakan hangatnya mulut Hamdan ketika melahap putignya. Lenguhan panjang disertai dengan dekapan erat di kepala Hamdan tak mampu lagi Ustadzah Miya tahan.
Ustadzah Miya : OOOUUNNGGHHHHH.. MASSHHH.. OUHHH.. NIKMAATHH.. AHHH.. MASH HAMDANHH.. AHHH.. TERUSHH MASHHH.. AHHH.. IYAAHH.. GELIIHH.. TAPI ENAK BANGETHH.. AHH.. MASS AHHH.. OHHH.. SHHH.. AHHH.. YA ALLAAHH.. ENAKNYAAHH.. AHHH.. JANGAN BERHENTIIHH.. YANG KUAT MAS ISEPNYAHH.. AHHH.. AHHHH..
Secara cepat dan liar Hamdan menggilir kedua puting Ustadzah Miya hingga tampak mengkilat oleh liur. Mata ustadzah Miya merem melek dan terkadang ia membanting kepalanya ke kiri-kanan menahan kenikmatan yang sama sekali tak pernah ia rasakan. Selama hampir 5menit Hamdan terus menggarap gunung kembar akhwat cantik itu hingga akhirnya Ustadzah Miya harus menyerah oleh desakan birahi yang meledak saat Hamdan menggigit gemas kedua putingnya secara bersamaan.
Ustadzah Miya : AHH.. MASH.. AAHH.. SHHH.. AHHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. TERUSHH MASHH.. AHHH.. MIYA GA TAHAN LAGIHHH.. AHHH.. AHHH.. PIPISHH.. AAAAUUHHHH...!!!
SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Cairan surgawi ustadzah Miya menyembur kuat dan deras membasahi sirwal dan gamis Hamdan. Tubuhnya melengkung dan mengejang merasakan derasnya birahi mengalir keluar dari tubuhnya. Selama beberapa saat Hamdan membiarkan ustadzah Miya merasakan sisa orgasmenya.
Ustadzah Miya : Aahhh.. ssshhh.. hhh.. hhh.. duhh.. enak bangeth mass.. mmhh.. shhh..
Melihat ustadzah Miya yang sudah kembali tenang, Hamdan kini kembali menyusuri tubuh indah sang akhwat dengan lidahnya mulai dari perut dan berakhir di selakangan putih mulus hafidzah 28juz itu. Aroma khas cairan surgawi akhwat semerbak membelai hidung Hamdan yang membuatnya menelan ludah. Benar-benar keindahan yang tanpa cela melihat seorang akhwat cantik penghafal Qur’ankini tengah membuka kedua pahanya di depan wajah seorang lelaki yang bukan mahramnya. Selakangannya yang putih mulus tanpa bulu dihias oleh memek coklat sempit yang terlihat mengkilap dan siap disantap.
Tanpa menunggu ustadzah Miya meminta, Hamdan yang sudah dibutakan oleh syahwat langsung membenamkan wajahnya di selakangan mulus sang akhwat. Lidah nya yang sudah berpengalaman ‘menggarap’ memek muslimah tanpa henti menari dan menyapu seluruh bibir memek ustadzah Miya naik turun. Desahan, erangan, dan lenguhan bercampur dengan racauan liar ustadzah Miya begitu merangsang telinga Hamdan yang membuatnya menjadi semakin liar menikmati memek lezat itu.
Ustadzah Miya : OOUUHHH.. MASSHH.. SHHH.. AHHH.. ENAKKHH.. ENAKK MASSHH.. AHH BANGET.. AUHH.. AHH.. SHHH.. AUHH.. IYAHH MAS HAMDANNHH.. TERUS MASHHH.. DUUHH.. AMPUN ENAK BANGETHH.. ISEP TERUS MASHH.. JILAT TERUS MEMEK MIYAHH.. AHHH.. MMM.. AHHH..
Ustadzah Miya menggerakkan pinggulnya naik turun menginginkan agar lidah Hamdan menari lebih liar di memeknya. Hamdan pun mengiyakan dengan menguak labia mayora memek ustadzah Miya dengan kedua ibu jarinya dan langsung melesakkan lidahnya sejauh yang ia mampu. Mata Ustadzah Miya terbelalak dan kepalanya mendongak merasakan nikmatnya lidah Hamdan yang tengah mengobok-obok liang surgawinya. Racauan demi racauan ustadzah Miya luapkan menirukan video yang selama ini ia tonton. Hamdan semakin terangsang mendengar racauan liar ustadzah Miya yang semakin tak terkendali. Ustadzah Miya harus kembali menyerah saat puncaknya Hamdan menghisap kuat kelentit miliknya. Kenikmatan yang datang terlalu tinggi sehingga membuat Ustadzah Miya tak mampu mengontrol dirinya dan menyemburkan cairan surgawi layaknya semburan hydrant.
Ustadzah Miya : AHHH.. AHHH.. OUHHH.. MASSHH.. OUHHH.. MMHH.. AHHH.. PIPISH LAGIHH.. AHH.. ENAK BANGETHH.. AHHH.. LIDAH NAKALHH.. AHHH.. MAS HAMDANHH NAKALLHH.. AHH.. OOOUUNNGGHHHHH...!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ustadzah Miya mengangkat tinggi pinggulnya dan menyemburkan deras cairan surgawinya hingga hampir menyentuh langit-langit. Hamdan sendiri terpana menyaksikan pemandangan itu ketika seorang akhwat penghafal Qur’an di hadapannya tengah mengalami orgasme oleh lelaki yang bukan mahramnya. Hampir lebih dari 5 detik ustadzah Miya menghujani ruangan itu dengan csiran surgawinya sebelum akhirnya ia kembali terjerembab di ranjang. Terdengar nafas tersengal-sengal ustadzah Miya dengan mata nanar menandakan kelelahan mulai menerpanya.
Hamdan yang sudah tak mampu lagi menahan gelora syahwat yang ia tahan sedari pagi tadi. Dengan cepat ia melucuti semua pakaian yang menempel di tubuhnya hingga kini ia bugil. Kontolnya mengacung tegak siap menjebol setiap memek yang ada di hadapannya. Meskipun masih kelelahan, Hamdan tetap mengambil posisi dengan duduk bersimpuh di hadapan selakangan ustadzah Miya. Pahanya ia buka selebar mungkin sehingga selakangannya bisa sedekat mungkin dengan memek ustadzah Miya. Hamdan pun memberi kode pada Ustadzah Miya agar membuka kedua pahanya selebar mungkin dan menahannya dengan kedua tangannya.
Perlahan Hamdan mulai mendekatkan kontolnya ke bibir memek Ustadzah Miya. Ia mulai aksinya dengan menggesek-gesek kepala kontolnya menyusuri garis tengah memek akhwat cantik kelahiran lombok itu. Merasakan gesekan kontol Hamdan, ustadzah Miya kembali dibelai oleh birahi yang mulai muncul. Desahan kembali mulai terdengar dari balik cadar yang terlihat berantakan. Merasa cukup, Hamdan mulai melesakkan kontolnya secara perlahan. Meski sudah dibasahi oleh lendir birahi akhwat, memek milik hafidzah itu tetap saja tersisa begitu sesak bagi kontol raksasa Hamdan.
Ustadzah Miya : Aargghh.. sshhh.. masshhh.. pelan-pelanhh.. shhh.. huff.. sshhh.. Desah ustadzah Miya menahan perih ketika seperempat kontol Hamdan mulai melebarkan liang surgawinya.
Beberapa saat Hamdan mendiamkan kontolnya sebelum kembali melanjutkan penetrasinya. Kedua tangan Hamdan akrif meremasi toket ustadzah Miya sementara mulut Hamdan sibuk menikmati puting ranum coklat muda akhwat berkacamata itu. Saat Ustadzah Miya mulai kembali tenang, Hamdan kembali melanjutkan penetrasinya dan Prreeettttt...!! Sleephh.. Plokk..!!
Ustadzah Miya : AARGGHH..!! sakithh mass.. hikss.. ughhh.. shhh.. mmffhh.. mffhh.. mcchh.. mmfhh..
Pagutan liar segera Hamdan daratkan di bibir manis Ustadzah Miya sesaat setelah kontolnya terbenam sempurna. Ustadzah Miya pun membalas pagutan Hamdan dengan sama liarnya. Meski panas dan pedih bercampur jadi satu di selakangannya, namun gerak cepat Hamdan merangsang Ustadzah Miya membuat akhwat kelahiran lombok itu dengan cepat kembali mendapatkan syahwatnya.
Ustadzah Miya : Auhh.. shh.. massh.. yukk.. lanjutthh.. mmhhh.. sodok mashh.. ahhh.. buat Miya jadi wanita sesungguhnya.. uhhh.. yuuk.. masshh Hamdannhh.. racau ustadzah Miya yang mulai terangsang oleh permainan Hamdan di leher dan toketnya.
Melihat Ustadzah Miya yang sudah kembali sange, Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur secara perlahan. Jepitan kuat memek ustadzah Miya begitu memanjakan kontol Hamdan. Ustadzah Miya yang baru pertama kali di entot pun tak kuasa menahan desahannya merasakan nikmatnya kontol Hamdan yang tengah menyumpal bagian tubuhnya yang paling berharga. Dengan posisi misssonary, ustadzah Miya melebarkan pahanya, menyerahkan seluruh kehormatan dirinya direnggut Hamdan. Perlahan tapi pasti Hamdan mulai meningkatkan tempo sodokannya.
PLOK..!! PLOKK..!! PLOKK..!!
Ustadzah Miya : AAUHH.. AHHH.. AHHH.. MMHHH.. OUHH.. KONTOLLHH.. ENAAKK BANGETH MASHH.. AUHH TERUSSHH MASSH... DUHH.. DUHH.. ENAKNYAHH.. AUHH.. AUHHH.. OHHH.. LEBIH KENCENG MASSHH.. IYAHH.. OHH.. MMMFFHH.. SSHHH.. AHHH..
Pinggul Hamdan semakin cepat menghantam bagian bawah tubuh putih ustadzah Miya hingga berubah kemerahan. Ustadzah Miya meracau tak karuan, tangannya meremas kuat sprei kasur merasakan kenikmatan tiada tara tiap kali kontol Hamdan menghantam rahimnya dengan kuat. Mata ustadzah Miya merem melek menikmati birahi yang meluap hingga ujung anggota tubuhnya. Hamdan kemudian bertumpu pada kedua tangannya dan menggenjot cepat dan kuat liang surgawi Ustadzah Miya hingga akhirnya sang hafidzah tak mampu bertahan.
Ustadzah Miya : AAHH.. AHHH.. MASHH.. AMPUNN.. AHHH.. ENAKNYAHH.. OHHH.. AHHH... NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Hampir sekitar 7menit Hamdan menggenjot memek Ustadzah Miya di posisi misssonary sebelum akhirnya ia menyemburkan cairan surgawinya. Hamdan segera mencabut kontolnya dan membiarkan ustadzah Miya kembali membanjiri ruangan itu. Selama beberapa detik tubuh sang akhwat mengejang memompa seluruh syahwatnya dengan kencang sebelum akhirnya kembali lunglai. Darah perawan bercampur cairan surgawi membasahi ranjang tempat keduanya berzina ria.
Setelah membersihkan bekas darah di kontolnya, Hamdan kemudian rebahan di samping ustadzah Miya dan mengarahkan Ustadzah Miya untuk jongkok di atas tubuhnya. Dengan tenaga yang tersisa, ustadzah Miya kemudian mengambil posisi WOT. Tangan kanannya yang putih lembut mengarahkan kontol Hamdan ke liang surgawinya dan Prrrttt.. Blesshh.. Satu gerakan pinggul ustadzah Miya membenamkan kontol Hamdan hingga menghantam pintu rahimnya.
Ustadzah Miya : OOOOUUHHHHHH.. MHHH.. SHHH.. AHHH.. MHH.. AHHH.. KONTOLHH.. AHH.. MASS HAMDANHH.. AHHH.. NAKAALLHH.. SSHHH.. IYAHHH.. GEDE BANGET SIHH.. UHHH.. PENUHB MASS PERUTTHH MIYAAHH.. AUHHH.. ENAKNYAHH.. MMHH.. AHHH.. SHH.. AHHH..
Pinggul ustadzah Miya bergerak maju mundur dengan cepat memanjakan kontol Hamdan yang tengah dijepit kuat liang surgawi hafidzah itu. Toket 36D Ustadzah Miya berayun-ayun mengikuti irama maju mundur tubuhnya. Pemandangan indah ini tak disia-siakan oleh Hamdan yang langsung meremas-remas kuat toket ustadzah Miya dengan kedua tangannya. Mendapatkan serangan di atas dan bawah semakin membuat ustadzah Miya bersemangat bergoyang ria. Decit ranjang pun mengiringi barometer dosa kedua anak adam di ruangan itu.
CRKK.. CRRKK.. CRKKK.. Beceknya memek Ustadzah Miya menimbulkan suara erotis tiap kali pinggulnya maju yang menyebabkan kontol Hamdan menekan bagian G-spot miliknya. Tentu saja hal ini menyebabkan seluruh tubuh Ustadzah Miya seperti disengat oleh jutaan volt syahwat. 3 menit sudah berlalu hingga kemudian Hamdan merasakan jepitan kuat liang surgawi ustadzah Miya di kontolnya.
Ustadzah Miya : AHHH.. SSHH.. AAHHH.. ENAK BANGETHH MASHH.. AHH.. AMPUNN ENAKNYAHH.. ISHH.. AHHH.. SHHH.. AHHHH.. MAU PIPIS LAGIHH.. AHH.. AHHH.. GAA TAHAAN MASHH.. NGHH.. NGHHHH.. NNGGGHHHHHH..!!
PLOP.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEERRRRR..
Ustadzah Miya mengangkat pinggulnya setinggi mungkin dengan bersandar pada kedua tsngannya di belakang. Tubuhnya melengkung ke depan dengan kepala mendongak menyebabkan cairan surgawinya menyembur deras ke depan dan membasahi wajah Hamdan dan juga tembok sekitarnya. Sekitar 5detik memek ustadzah Miya terus menyemburkan cairan surgawi sebelum ia kembali lemas lunglai dan tersungkur di ranjang.
Hamdan yang belum klimaks tidak memberi waktu ustadzah Miya untuk istirahat dan langsung berpindah posisi dan memposisikan Ustadzah Miya dengan gaya doggy. Meski sudah kelelahan, ustadzah Miya hanya bisa pasrah ketika Hamdan mulai menyodokkan kontolnya jauh menembus liang surgawinya hingga menghantam kembali rahimnya.
PLOKK!! PLOKK!! PLOKK!!
Ustadzah Miya : AHHH.. AHHH.. AHHH.. NNGHH.. AHHH.. AUHH.. AHHH.. SHHH.. AHHHH.. NGHH.. MFHHH.. AHHH.. OHHH.. AHHH..
Ustadzah Miya tidak meracau lagi hanya terdengar desahan dan erangan saja. Kepalanya bertumpu pada bantal dengan kedua tangannya meremas ranjang menahan lelah bercampur nikmat. Baru saja ustadzah Miya berpikir bisa sedikit meraih tenaga, tiba-tiba Hamdan meraih kedua tangan Ustadzah Miya dan menariknya ke belakang untuk dijadikan pegangan bagi Hamdan. Posisi ini membuat Ustadzah Miya harus mengangkat tubuhnya hingga lurus searah dengan arah sodokan Hamdan. Kuat dan kasarnya hantaman Hamdan di bokongnya membuat toket akhwat berkacamata itu berayun-ayun hebat. Rasa lelah yang memuncak membuat ustadzah Miya seperti akan kehilangan kesadaran, tapi nafsu birahinya tetap membuatnya tersadar untuk merasakan nikmatnya zina.
Entah sudah berapa kali ustadzah Miya dibuat orgasme dengan posisi itu. Meskipun ustadz Miya tengah mengerang hebat melepas orgasmenya, Hamdan tetap saja menggenjot liar memek sempit pengajar pondok itu. Hingga setelah 10an menit kemudian Hamdan tak mampu lagi menahan desakan klimaks di ujung kontolnya.
Hamdan : OHH.. OHH.. OHHH.. NIHH HADIAH BUAT DEK MIYAAHH.. ARRGGHHH..!!!
CROTT..!! CROOTT..!! CRROTTT!!
Ustadzah Miya : AAHHHH.. AHHHH.. NNGHHHHHHH..!!
SEERRRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEERRRRR..
Hamdan menumpahkan seluruh spermanya membanjiri rahim dan liang surgawi Ustadzah Miya. Ustadzah Miya pun menyambutnya dengan orgasme terakhirnya sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri dan terjerembab di ranjang. Jilbab hitam dan cadar Ustadzah Miya terlihat acak-acakan dan basah oleh keringat serta cairan surgawi. Ustadzah Miya pingsan dalam posisi tengkurap dengan posisi kedua kakinya terbuka sementara dari selakangannya mengalir sperma Hamdan yang tak mampu ditampung seluruhnya oleh rahim hafidzah cantik berkacamata itu.
Hamdan pun terduduk di samping ranjang dengan kontolnya yang masih mengacung tegak berlumuran dengan sperma. Saat ia tengah mengumpulkan tenaga sambil memandangi indahnya tubuh Ustadzah Miya, ia dikejutkan dengan kehadiran bu Vurna dan Ummi Pipik yang sudah berada di pintu kamar itu.
Bu Vyrna : Wahh.. satu lagi tumbang nihh.. gimana mas Hamdan? Mantab kan?? Tanya bu Vyrna sambil melangkah masuk ke kamar Hamdan.
Ummi Pipik : Duhh.. duhh.. kasian nak Miyaa.. harus bertahan melawan singa nih kayaknya.. hihihih..
Hamdan hanya bisa tersenyum sambil duduk dengan tubuh agak condong ke belakang dan ditopang kedua tangannya. Bu Vyrna dan Ummi Pipik yang mengenakan setelan serba hitam berjalan masuk tanpa memalingkan pandangan mereka dari selakangan Hamdan.
Ummi Pipik : Wuuhh.. masih siap nggak nih buat ronde 2 dek Hamdan..?? Tanya Ummi Pipik sambil membungkuk dan membelai kontol Hamdan dengan tangan kanannya.
Bu Vyrna : Pastinya siap dong yaahh mas Hamdan..?? Masak iya mau sia-siain dua akhwat syar’i gini sihh..?? Ujar bu Vyrna yang tak mengenakan cadar yang langsung duduk bersimpuh di samping kaki kiri Hamdan dan mulai menjilatinya.
Hamdan : Ahahah.. yaa terserah aja sih selama bisa bikin ana semangat lagi.. jawab Hamdan yang kemudian tidur terlentang sambil menanti kedua pengasuh pondok itu melakukan foreplay pada dirinya.
Sekitar jam 10.15 pagi kamar itupun menjadi saksi ketika Hamdan mulai digarap oleh bu Vyrna dan Ummi Pipik yang keduanya telah terbakar oleh api birahi.
ns 15.158.61.12da2