Akhi Arkan : Yaudah! Kita putus!! Ucap Akhi Arkan dengan tegas.
Mendengar kata-kata kekasihnya, hati Ukhti Anggi terasa seperti disambar petir. Hancur luluh lantak tak bersisa. Ia masih tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Kisah kasih yang keduanya pupuk hingga berjalan hampir 1 tahun kini kandas sudah. Padahal Ukhti Anggi sudah banyak menaruh harapan pada sang kekasih, Akhi Arkan. Benar apa kata ustad kajian yang setahun ini ia ikuti kalau berharap pada makhluk hanya akan menghadirkan kekecewaan.
Dari awal memang Ukhti Anggi bertekad kuat untuk tidak pacaran. Selain karena larangan dari agama dan tidak ada manfaatnya, suasana dari teman-teman kajian pun mendukungnya. Apalagi lokasi kos dengan masjid begitu dekat yang membuat iman dalam diri Ukhti Anggi terjaga dengan baik. Tapi bukan setan namanya kalau tak bisa meluluhkan keimanan seorang akhwat. Berawal dari perkenalan dengan seorang ikhwan, akhirnya hatinya pun tunduk oleh nafsu dan ‘menghalalkan’ setan untuk membimbingnya.
Dialah Akhi Arkan yang telah berhasil menaklukkan hati Ukhti Anggi. Seorang ikhwan yang belum lama mengikuti kajian di masjid yang sama dengan Ukhti Anggi. Bagi Akhi Arkan, mengikuti kajian hanyalah pelariannya karena baru saja ia diputuskan pacarnya untuk lelaki lain. Bukannya hijrah, tapi justru ia melampiaskan kekesalannya dengan mencari mangsa lain dalam kajian itu. Dan ia baru menyadari bahwasanya banyak muslimah-muslimah yang lebih tertutup auratnya ternyata juga jauh lebih cantik dari mantan pacarnya.
Hampir 2 bulan lamanya Akhi Arkan melancarkan serangan secara intensif pada Ukhti Anggi tanpa disadarinya. Karena pengalaman Akhi Arkan dalam menggaet hati mantan kekasihnya dulu, membuatnya tak terlalu kesulitan untuk menaklukkan seorang akhwat ya g juga sama-sama wanita.
Akhi Arkan : Afwan.. Ana mau jujur.. Sudah 2 bulan ini ana kenal ukhti dan juga memendam rasa yang selama ini ana rasakan sejak pertama kalinya jumpa dengan ukhti.. Awalnya rasa ini hanya ana anggap seperti biasa saja, tapi entah kenapa setiap kali ana berjumpa dengan ukhti terasa semakin kuat rasa yang ada di hati ana.. Ana tau ini salah, tapi ana juga tak bisa bohong kalau ana selalu merindukan ukhti tiap kali kita tak berjumpa.. Ana tau ini bertentangan dengan ajaran Islam.. tapi ana mau jujur kalau ana sayang banget sama ukhti Anggi.. mmm.. bolehkah ana menjadi kekasih ukhti..?? Tanya Akhi Arkan dengan tulus.
Ukhti Anggi pun hanya terdiam. Seluruh hatinya bergejolak. Ternyata Akhi Arkan juga memiliki rasa yang sama dengan dirinya. Meskipun selama ini ia pendam dan berupaya agar tak diketahui orang lain, tapi saat ini ia juga ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan pada Akhi Arkan. Meski hati begitu bahagia dengan pernyataan Akhi Arkan, namun mulut tak ada kekuatan untuk berucap. Hanya sebuah anggukan kecil khas akhwat yang masih tabu dengan percintaan yang menjadi jawaban dari pengorbanan Akhi Arkan. Suasana malam dan syahdu di sekitar Jogja ditambah lokasi rumah makan lesehan khas Jogjakarta yang berada di sekitaran kampus tempat keduanya kuliah, semakin menambah kuatnya rasa di antara kedua anak adam itu.
Hari pun semakin berlalu, kini keduanya sudah terikat dalam ikatan cinta layaknya pasangan muda-mudi pada umumnya. Meskipun Ukhti Anggi belum bercadar, tapi ia sudah mengenakan pakaian syar’i dengan jilbab dan abaya lebar dan panjang khas akhwat kajian. Begitupun Akhi Arkan yang berpakaian layaknya seorang ikhwan soleh idaman setiap akhwat. Apa yang mereka kenakan hari-hari tak menjadi halangan bagi keduanya untuk memadu kasih seraya menapaki kehidupan perkuliahan di salah satu kampus ternama di Jogjakarta.
Ukhti Anggi : Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Sshh.. Mcchh.. Mffhh.. Aahh.. Mass Arkan.. ucap Ukhti Anggi yang mulai terbiasa menikmati pagutan kekasihnya.
Semakin lama keduanya menjalin hubungan percintaan, semakin jauh kontak fisik yang terjadi tanpa Ukhti Anggi sadari. Yang tadinya hanya berpegangan tangan, kini bibir pun menjadi kebutuhan. Bahkan tangan Akhi Arkan semakin berani menelusuri meraba lekuk tubuh Ukhti Anggi malam itu yang masih tertutup abaya dan jilbab hitam panjang.
Ukhti Anggi : Mffh.. Hemm.. Mfhhh..!! Maas..!? Kok gitu sih??! Kata Ukhti Anggi yang terkejut saat tiba-tiba ia merasakan toketnya di remas oleh Akhi Arkan.
Akhi Arkan : Ahh.. Maaf sayang.. mas gak sengaja.. kata Akhi Arkan beralasan.
Malam itu Ukhti Anggi memutuskan untuk segera pulang setelah mengetahui kelakuan Akhi Arkan yang sudah mulai kelewat batas. Tapi yang namanya juga cinta, tak butuh waktu lama untuk keduanya akhirnya kembali terjerumus dalam kenikmatan syahwat. Bahkan kini Ukhti Anggi tak mempedulikan saat tangan nakal Akhi Arkan meremasi toketnya semaunya. Chat Akhi Arkan pun mulai kearah mesum tiap harinya. Ukhti Anggi pun beberapa kali menegurnya, tapi hanya berkesan seperti formalitas saja karena Ukhti Anggi pun dalam dirinya juga menikmati chat mesum itu.
Semakin hari semakin jauh manuver yang dilakukan oleh Akhi Arkan untuk mendapatkan keperawanan Ukhti Anggi. Rayuan gombal serta janji-janji manis pun sering diutarakan oleh Akhi Arkan untuk membuat Ukhti Anggi mencicipi menonton video porno. Awalnya penolakan tegas Ukhti Anggi begitu tampak, tapi lambat laun Ukhti Anggi mulai menikmati setiap video yang Akhi Arkan berikan. Bahkan keduanya sering nobar bersama, tapi pertahanan Ukhti Anggi masih begitu kuat hingga membuat tangan Akhi Arkan hanya bisa puas meraba paha Ukhti Anggi dari balik abayanya.
Ukhti Anggi : Mmffhh.. Ssshh.. Ahhh.. Enaknyaahh.. Gimana yaahh rasanyaahh.. kata Ukhti Anggi sambil bergeliat di kasur kamarnya sembari menikmati video porno dari kekasihnya.
Racun-racun pornografi mulai merasuki pikiran Ukhti Anggi dan melemahkan imannya. Sesaat yang lalu ia baru saja selesai menghadiri kajian rutin yang biasa diisi oleh Ukhti Dilla di Masjid Kampus, tapi ketika sudah sampai di kamar kosnya, maka mode syahwat pun menjadi pilihannya. Tangan Ukhti Anggi mulai menyibakkan daster tipis yang ia kenakan dan menggesek-gesek memek pinknya yang tak tertutup CD menirukan adegan dalam video yang ia tonton. Tubuhnya yang sudah sangat terangsang semakin menambah kenikmatan tarian jarinya di memeknya hingga ia merasakan desakan kenikmatan yang sama sekali tak pernah ia rasakan.
Ukhti Anggi : Aahh.. Ahhh.. Mmmmmhhhhhhh..!!!
Crrrttt.. Crrrttttt.. Seerrrr..
Tanpa sadar ia melenguh menikmati kucuran deras birahi meninggalkan tubuhnya saat orgasme pertamanya. Ukhti Anggi tak percaya kalau ia akan merasakan kenikmatan seperti itu yang selama ini sama sekali tak pernah ia bayangkan. Tapi sesaat saja ia merasa seperti itu sebelum akhirnya rasa bersalah dan berdosa mulai menyelimutinya. Ia pun segera menyalahkan dirinya karena begitu mudah menuruti bujuk rayu setan. Ia pun teringat pesan dari Ukhti Dilla yang menyatakan bahwa ada 3 hal apabila ada dalam diri seorang pemudi, maka itu akan menjadi awal dari kerusakan dirinya. Waktu luang, Harta, dan Kesehatan. Ia pun teringat juga salah satu tips dari Ukhti Dilla agar terhindar dari kemaksiatan adalah dengan menyibukkan diri dalam hal-hal positif, termasuk salah satunya adalah bersegera menyelesaikan Tugas Akhir.
Waktu terus berlalu hingga tak terasa Ujian Pendadaran pun datang. Akhi Arkan dengan sigap mempersiapkan segala keperluan Ukhti Anggi, termasuk salah satunya foreplay di pagi hari. Ukhti Anggi pun antusias melepaskan syahwatnya untuk memulai pagi itu sebelum dimulainya ujian yang akan menentukan kelulusannya.
Ukhti Anggi : Sshhh.. Ahhh.. Masshh.. Sayaanghh... Mmhhh.. Desah Ukhti Anggi merasakan cupangan Akhi Arkan di lehernya yang masih tertutup jilbab syar’i warna coklat susu.
Tangan Akhi Arkan dengan lihai meremasi bokong dan toket Ukhti Anggi secara bersamaan. Toilet kampus pun menjadi pilihan dimana Ukhti Anggi bersandar pada bibir bak toilet. Keduanya semakin intens bercumbu dan berpagutan, hingga Akhi Arkan yang sudah tenggelam dalam syahwat tak mampu menahan gejolak birahinya. Namun saat hendak menarik resleting abaya kekasihnya, alarm HP Ukhti Anggi berdering yang membuat keduanya terkejut.
Akhi Arkan : Ah! Apaan sih!? Ganggu aja.. ucap Akhi Arkan dengan nada kesal karena tak sempat melancarkan aksinya.
Ukhti Anggi : Iyah sayang.. maaf.. tadi Anggi pasang alarm biar ga telat ujiannya.. jawab Ukhti Anggi sembari mematikan alarm.
Akhi Arkan : Iyaa.. boleh-boleh aja sayang.. tapi kan kalo ketauan orang bisa masalah nih.. jawab Akhi Arkan dengan mimik wajah kecewa.
Ukhti Anggi : Yaah.. Marah yah mas sayang..?? Tanya Ukhti Anggi seraya merapikan jilbabnya.
Akhi Arkan : Nggak.. Udah ah.. Sanah keburu telat ntar.. Jawab Akhi Arkan sambil membuka pintu toilet.
Tampak jelas wajah kesal dari Akhi Arkan yang harus menunda syahwatnya. Tapi Ukhti Anggi tak terlalu menanggapinya dan tetap menggandeng tangan Akhi Arkan dengan senyum bahagia karena di ujian akhir ia ditemani oleh kekasihnya. Tak butuh waktu lama Ukhti Anggi untuk menjalani Ujian Pendadaran karena memang semua materi Presentasi yang ia siapkan murni Ia sendiri yang membuatnya.
Selama menanti kekasihnya ujian, rasa kesal Akhi Arkan sedikit berkurang karena ternyata ia mendapati mantan kekasihnya telah putus dengan pacarnya. Kurang lebih 20 menit lamanya Akhi Arkan ngobrol bersama mantan kekasihnya di luar ruang pendadaran. Meski tau ia sudah menjadikan Ukhti Anggi kekasihnya, Akhi Arkan ternyata masih menyimpan rasa pada mantannya karena ia bisa menyalurkan seluruh hawa nafsunya dengan mantannya itu dulu saat keduanya masih berpacaran.
Ukhti Uti : Wahh.. Alhamdulillah kalau kamu udah ada pacar.. Aku kira masih sendiri.. Jawab Ukhti Uti dengan nada sedikit kecewa dan menghela nafas.
Akhi Arkan : Yaahh.. begitulah Ti.. Sama halnya saat kamu mutusin aku buat jalan sama dia.. tapi ya semua itu kehendak Allah.. ana juga gatau berapa lama bisa bertahan dengan yang sekarang.. do’ain aja ya.. jawab Akhi Arkan dengan nada memberi harapan pada Ukhti Uti.
Ukhti Uti yang hari itu berpakaian syar’i dengan jilbab pink muda dan gamis hitam tampak cantik saat tersenyum karena mendengar secercah harapan ia bisa kembali dengan mantannya, yaitu Akhi Arkan. Akhi Arkan pun membalas senyumnya saat Ukhti Uti berlalu pergi sesaat sebelum Ukhti Anggi keluar dari ruang ujian pendadaran.
Selesai ujian, sebagai perayaan, Akhi Arkan mengajak Ukhti Anggi untuk makan-makan di salah satu resto yang cukup mahal bagi kantong mahasiswa. Tampak kebahagiaan terpancar dari wajah cantik putih Ukhti Anggi yang semakin sayang pada Akhi Arkan. Keduanya bercengkrama lepas sembari menikmati hidangan yang keduanya pesan. Selesai makan, Akhi Arkan mengajak Ukhti Anggi untuk jalan-jalan mengitari Kota Pelajar dengan motornya. Perlakuan sederhana seperti itu justru membuat Ukhti Anggi semakin dalam mencintai ikhwan yang nantinya ia harapkan bisa menjadi suaminya itu.
Ukhti Anggi : Aahh.. Shhh.. Masshh.. Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Mcchh.. Mfffhh..
Syahwat yang tertahan sejak tadi pagi segera Akhi Arkan lampiaskan saat keduanya sudah sampai di kos Ukhti Anggi. Untungnya saat itu kondisi kos-kosan memang agak sepi karena kebanyakan penghuni kos sedang balik kampung menikmati liburan UTS. Kedua tangan Akhi Arkan yang sudah berpengalaman memanjakan tubuh akhwat dengan liar menyusuri setiap bagian sensitif tubuh kekasihnya. Ukhti Anggi yang tengah menikmati pagutan penuh nafsu dari kekasihnya semakin dibuat blingsatan merasakan rangsangan tangan Akhi Arkan di bagian-bagian tubuhnya. Apalagi saat toketnya di remas secara bersamaan meski masih tertutup abaya dan jilbab. Mata lentik Ukhti Anggi hanya mampu terpejam merasakan kenikmatan foreplay yang begitu intens baginya. Kasur tempat keduanya memburu nafsu pun mulai berantakan. Pakaian yang dikenakan Ukhti Anggi pun mulai terlihat kusut tak karuan.
Ukhti Anggi : Ahh.. Mas sayang.. Ngapainn?? Tanya Ukhti Anggi yang kebingungan saat tiba-tiba Akhi Arkan berlutut.
Akhi Arkan : Ahah.. Masa gatau sih sayang?? Sepong dongg.. kata Akhi Arkan dengan pede nya mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang.
Melihat kontol lelaki dihadapannya, Ukhti Anggi segera tersadar akan khilafnya dan dengan bersegera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Ia pun berupaya menolak, karena tau kalau itu dilanjutkan pasti zina yang sesungguhnya akan terjadi.
Ukhti Anggi : Maaf Mas.. Anggi belum siap.. kata Ukhti Anggi dengan sedikit menjauh dari Akhi Arkan.
Akhi Arkan : Hah?! Apaan sih?! Gitu aja gak berani?! Sini cobain dulu..!! Kata Akhi Arkan sambil menarik paksa tangan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Nggak mas.. Jangan!! Afwann.. jawab Ukhti Anggi melawan dengan menarik kembali tangannya.
Gagal kembali untuk yang kedua kalinya dalam seharian, kemarahan dalam diri Akhi Arkan pun memuncak. Ia pun meluapkan emosinya dengan mengancam akan memutuskan hubungannya dengan Ukhti Anggi. Mendengar ancaman itu, Ukhti Anggi pun menjadi bimbang. Tapi keperawanan yang menjadi pertaruhan disini terlalu besar bagi akhwat seperti dirinya. Karena sekali saja ia melepaskan keperawanan di luar nikah, maka tak ada lagi harga diri padanya. Di sisi lain ia juga tak mau kehilangan ikhwan yang begitu ia sayangi. 11 bulanan lamanya mereka saling menjaga rasa cinta yang ada, dan berharap nantinya akan terus berlanjut hingga ke pelaminan. Namun naas, Ukhti Anggi yang hanya terdiam ketika mendengar ancaman itu membuat Akhi Arkan tak kuasa menahan kata-katanya sehingga terjadilah hal yang paling Ukhti Anggi takutkan.
Kata-kata ‘putus’ pun mengalir keluar dengan cepat dan lancar dari mulut kekasihnya. Tak percaya dengan apa yang didengarnya, mata Ukhti Anggi pun mulai meneteskan air mata tanpa ia sadari. Rasa sakit yang luar biasa pun mulai menerpa relung hatinya. Ini yang pertama kalinya ia rasakan. Rasa sakit yang biasa ia dengar dari teman-temannya dulu yang sering berpacaran, yang selama ini ia anggap hanyalah omong kosong, hari itu juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Ukhti Anggi. Bahkan Akhi Arkan tak memberikan kesempatan pada Ukhti Anggi untuk meminta maaf dan memberikan penjelasan. Ikhwan yang ia sayangi itupun berlalu pergi layaknya orang yang sama sekali tak mengenalnya. Seharian penuh Ukhti Anggi meratapi apa yang terjadi pada dirinya. Disisi lain ia senang keperawanannya masih terjaga, namun di lain sisi hatinya remuk saat kekasihnya rela melepaskan cinta yang terjadi d antara mereka hanya untuk fisik semata.
Hari-hari pun berlalu dengan perasaan yang hampa dalam diri Ukhti Anggi. Rasa pedih dari sakit hati benar-benar telah meluluh lantakkan keceriaannya. Bahkan IPK cumlaude yang ia dapatkan tak mampu mengobati perihnya hati yang hancur berkeping-keping. Senyum palsu pun sesekali ia tampakkan di wajah cantik putihnya saat beberapa teman-teman Ukhti Anggi memberikan selamat atas pencapaiannya. Hanya seorang Akhi Arkan yang masih ia nantikan kabarnya, meski hanya sesaat saja, bahkan hanya sebaris kalimat darinya pun tak masalah bagi Ukhti Anggi. Ia masih berharap kalau apa yang terjadi beberapa minggu yang lalu hanyalah mimpi belaka. Berkali-kali Ukhti Anggi mengirimkan pesan pada Akhi Arkan yang memang berbeda jurusan dan fakultas, tapi sepertinya nomor Ukhti Anggi sudah di blok.
Penderitaan Ukhti Anggi tak selesai disitu saja, bahkan saat wisuda dan ia tengah dihibur oleh kehadiran kedua orangtuanya, Allah kehendaki ia harus kembali melihat kenyataan pahit tepat di depan matanya. Mantan kekasihnya, Akhi Arkan tengah mencium dahi seorang akhwat lain yang pernah ia jumpai. Hatinya yang sudah mulai sembuh harus kembali retak. Ukhti Anggi berusaha tegar meski desakan air mata begitu kuat. Ia tak mau membuat kedua orangtuanya yang sudah jauh-jauh datang di hari wisudanya merasa khawatir.
Ukhti Rara : Kenapa sih kamu Nggi? Hemm.. patah hati yaa..?? Tegur Ukhti Rara sambil melepas toganya di kamar Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Hiks.. He’emhh.. Hiks.. Tau aja sih.. kata Ukhti Anggi yang baru saja pulang setelah mengantar orangtuanya ke penginapan.
Ukhti Rara : Yaa keliatan banget lah.. kamu kan periang trus tiba-tiba jadi kayak gini.. 3 taun lohh aku kenal kamu.. masa iya gatau kalau kamu lagi patah hati gitu.. jawab Ukhti Rara yang kini hanya mengenakan tank top dan hotpants warna hitam sehingga menampakkan kemulusan kulit putihnya.
Ukhti Anggi : Hiks.. Iya sih.. Kenapa yaa gitu banget?? Apa emang aku uda keterlaluan banget ya..?? Barusan mau move on, ehh malah liat dia sama yang lain.. hiks.. sakiittt.. jawab Ukhti Anggi yang terduduk lesu di atas kasur dengan pipinya yang basah oleh air mata.
Ukhti Rara : Hem.. Yaudah.. toh kamu juga tau konsekuensinya.. itu Allah mau tegur kamu Nggi.. Allah masih sayang sama kamu biar gak kebablasan.. sebenernya sih aku udah tau kalau Arkan tuh emang kayak gitu orangnya.. Cuma liat kamunya yang lagi kasmaran, aku jadi gak enak mau bilangnya.. kata Ukhti Rara sambil rebahan di kasur yang membuat kaki jenjang mulus putihnya tersingkap dengan jelas.
Ukhti Anggi : Iyaahh.. Aku juga nyesel Na.. Cuma udah terlanjur sayang.. hiks.. trus aku harus gimana dong..?? Tanya Ukhti Anggi yang terdengar bingung.
Ukhti Rara : Dahh.. let it go ajaa.. delet semua kontak dia.. ikut kajian aja sama aku.. ehh ya, sekalian aja daftar kerja di tempat kerjaku.. kayaknya lagi open rekrutmen buat talent lohh.. jawab Ukhti Rara mencoba mengalihkan kesedihan pada diri Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Ahhh.. apaan sih kamu Na.. orang lagi sedih malah disuruh kerja.. hiks.. Jawab Ukhti Anggi agak kesal.
Ukhti Rara : Yaah terserah sih.. kan kamu udah gede, udah tau konsekuensinya.. ini aku tawarin solusi biar kamu cepet move on n gak kepikirian tuh laki.. udah bismillah aja.. besok ikut aku ke kantor.. jawab Ukhti Rara.
Mendengar jawaban rekannya, Ukhti Anggi pun setuju untuk mencoba mendaftar kerja di tempat kerja Ukhti Rara. Setelah dipikir lebih jauh, Ukhti Anggi pun mengambil kesimpulan kalau memang selama ini banyak waktu luang yang tidak ia manfaatkan sehingga terjerumus dalam cabang-cabang zina.
________________________________
Bu Zaskia : Baru bangun mas Hamdan sayang..?? Tanya bu Zaskia yang sudah tampil seksi seperti biasa dan hanya mengenakan apron mini putih dengan jilbab segi empat kecil yang menutupi kepalanya.
Hamdan : Hoahhm... Ngga juga sih bu, udah daritadi.. Cuma Alisa masih minta ditemenin tiduran dulu.. kata Hamdan yang hanya mengenakan boxer saja.
Bu Zaskia : Ohh.. yaudah sih.. yuk sarapan dulu.. panggil juga Alisa sana.. pinta Bu Zaskia seraya menghidangkan sarapan pagi.
Alisa : Wahh.. enak banget kayaknya mi.. kata Alisa yang hanya mengenakan kaos Pink muda bermotif hello kitty se-pangkal paha dan CD putih saja sehingga kemulusan pahanya pun menjadi sarapan tersendiri bagi Hamdan.
Hamdan : Noh udah turun bu.. Jawab Hamdan yang segera duduk di kursi makan.
Bu Zaskia : Yaudah yuk sarapan.. ngomong-ngomong mas Hamdan acara hari ini ngapain?? Tanya bu Zaskia sambil menghidangkan makanan tepat di sisi kiri Hamdan sehingga toket jumbo 40H nya yang terlihat sesak seperti hendak tumpah itu pun seperti sengaja disodorkan untuk Hamdan nikmati.
Hamdan : Mmm.. gatau sih bu, mungkin ngantar Alisa aja katanya pengen ketemuan sama temen kelompoknya.. Wahh, ini yang dimakan yang mana dulu bu?? Tanya Hamdan sambil meremas toket bu Zaskia dengan tangan kirinya.
Alisa : Ehem.. mau sarapan atau yang lain nih..?? Celetuk Alisa menyela.
Bu Zaskia : Ahhh.. hihihi.. kan gapapa.. toh semalem jatah umi kan udah dipake Alisa.. mau yang mana dulu mas Hamdan sayang..?? Rayu bu Zaskia yang berdiri tepat di samping kiri Hamdan dan menempelkan tubuhnya ke tubuh Hamdan yang membuat kepala Hamdan di manjakan oleh kekenyalan hakiki toket ummahat.
Hamdan : Waduh.. kalau ditanya gitu sih.. gak bisa nolak yang ini.. Jawab Hamdan seraya tangan kirinya meremas bokong bulat putih kencang bu Zaskia.
Alisa : Uuwhh.. yaudah deh.. jawab Alisa yang hanya bisa pasrah melihat ibunya tengah memadu syahwat di meja makan bersama dengan kekasihnya.
Hamdan pun mendudukkan bu Zaskia di meja makan tepat di hadapannya. Dengan penuh nafsu ia mulai meremas-remas dan melahap toket beserta puting pink bu Zaskia yang masih tertutup apron. Bu Zaskia pun merem-melek menikmati liarnya permainan mulut Hamdan merangsang dirinya. Kedua tangan bu Zaskia secara reflek meremasi rambut Hamdan pertanda birahi sudah mulai menjalar membakar tubuhnya.
Bu Zaskia : Oouhh.. Shhh.. Mas Hamdannhh.. Aahh.. Semaleman udah ibu nungguin.. Ahh.. Nikmatnyaahh.. Teruss mashh.. yang lebih liarr.. Ahhh.. Shhh.. Iseephh.. Ahh.. Mmhh.. Enaknyahh..
Hamdan begitu menikmati suguhan pagi toket jumbo ummahat di hadapannya. Meskipun ia dulu pernah bersuami, tapi bu Zaskia yang memang memiliki rezeki yang berlebih selalu meluangkan waktu untuk melakukan perawatan tubuh. Sudah hampir berjalan 5 bulan semenjak Hamdan pertama kali merasakan kenikmatan toket jumbo bu Zaskia, tapi tak tampak adanya perubahan bentuk toket bu Zaskia yang mengendor, justru malah semakin kencang menantang. Lidah Hamdan begitu lincah memanjakan puting sensitif pink bu Zaskia yang membuat janda beranak 1 itu kelojotan keenakan.
Bu Zaskia : Aahhh.. Shh.. Nakal banget sih mas Hamdannhh.. Mmhh.. Enak masshh.. Ahh terushh.. Ahhh.. Shhh..
Ingin lebih menyiksa ibu kandung kekasihnya itu, Hamdan pun mulai turun mencupangi perut ramping bu Zaskia yang masih tertutup apron. Bu Zaskia yang memang sudah terbakar birahi menanggapi cepat dengan terlentang di atas meja makan sambil melipat kedua kaki jenjang mulusnya dan ia tahan dengan kedua tangannya. Hamdan tersenyum karena serabi pink segar bu Zaskia kini menjadi sajian utama untuknya. Kedua tangan Hamdan membuka lebar kedua paha putih mulus tanpa cela bu Zaskia dan Haaemffhh.. tanpa aba-aba, wajah Hamdan pun terbenam di selakangan wangi janda cantik berjilbab itu.
Hamdan : Haemfhh.. Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Srrupp.. Elelempthh.. Mmfhh.. Srruupptt..
Sapuan lidah Hamdan yang cepat dan berirama telah melayangkan bu Zaskia dalam langit kenikmatan syahwat. Memeknya yang sudah becek sedari tadi semakin banjir bandang oleh lendir akhwat yang mengalir deras dan menjadi sarapan lezat bagi mulut Hamdan. Mata bu Zaskia hanya mampu terpejam sementara mulutnya terus mendesah dan meracau tak karuan. Kedua tangan bu Zaskia yang bertugas menyangga kakinya kini beralih meremas-remas rambut Hamdan yang makin kusut tak karuan.
Bu Zaskia : AAAUUH.. YESHH.. FUCKK.. AHH.. ISEPHH MASHH.. MMHH.. ENAKNYAAHH.. AHH.. SSHH.. OUHHH.. NIKMAT BANGETHH.. AAHH.. IYAH MASS.. MASUKIN LIDAHNYAAHH.. AAUWWHH.. AHH.. AH.. OOOOUUNGGHH...!!
SEERRRR.. SEERR.. SEEERRRR..
Seluruh tubuh bu Zaskia mengejang kuat melepaskan cairan surgawinya dengan deras membanjiri lambung Hamdan. Kedua tangannya menekan kepala Hamdan yang semakin terbenam di mulusnya selakangan miliknya sementara matanya terpejam menikmati orgasme. Beberapa saat tubuh bu Zaskia mengejang sebelum ia kembali mendesah dan melenguh menikmati permainan mulut Hamdan yang dibarengi dengan lincahnya jemari Hamdan mengobok-obok liang kenikmatan ummahat itu. Alisa nampak tak peduli dan sibuk dengan handphone nya. Tapi Hamdan tau benar kalau sebenarnya Alisa pun mulai terangsang melihat ibunya blingsatan oleh foreplay yang ia berikan.
Bu Zaskia : AAHHH.. SSSHH.. TERUSH MASHH.. AUUWWHH.. MHHH.. ENAK BANGETHH.. OOHH.. SHH.. OHHH.. FUCK YESHH.. MHH.. MMMHH.. SHHH.. AHHH.. ENAKNYAHH... AHHH..
Bu Zaskia semakin melebarkan kedua kakinya supaya mempermudah Hamdan untuk menikmati memeknya sepuasnya. Kedua tangan Bu Zaskia kini beralih meremasi toket kembar jumbonya yang sedari tadi menganggur. Kepala Bu Zaskia sesekali mendongak karena nikmatnya teroaan syahwat yang begitu deras dalam tubuhnya. Dan benar saja, hanya beberapa menit setelah orgasme pertamanya Bu Zaskia kembali melenguh kuat melepaskan semburan dahsyat cairan surgawinya.
Bu Zaskia : AHHH.. AAHH.. MAS HAMDANNHH!! AAHH.. MAU KELUAR LAGIHH..!! OHH.. ISEPPHH.. TERUSSHH.. AHHH.. AHHH.. OOHHHH.. OUUNNGGHHHH..!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Hamdan kembali menenggak habis seluruh cairan nikmat ummahat cantik berkulit putih itu hingga bersih tuntas. Bu Zaskia terlihat masih mengejang keenakan setelah orgasme keduanya. Hamdan yang sudah terlanjur lapar akan kelezatan tubuh akhwat binal seperti bu Zaskia, segera memutar paksa tubuh putih mulus bu Zaskia hingga berputar 180derajat. Kini kepala bu Zaskia yang masih terbalut jilbab putih menggantung bebas di pinggir meja makan. Kontol raksasa Hamdan yang berukuran 25cm dan berdiameter 5cm pun terlihat berontak dari balik boxernya. Senyum penuh makna tersirat dari wajah Hamdan yang berdiri gagah yang disambut dengan senyuman nakal bu Zaskia yang juga paham akan keinginan tuannya. Tanpa basa-basi, bu Zaskia pun membuka lebar mulutnya dan melahap kontol Hamdan yang masih terbalut boxer. Kedua tangannya pun mencengkram erat bokong Hamdan dan menekannya seakan-akan ingin agar Hamdan melesakkan seluruh kontolnya ke kerongkongan ibu Alisa itu. Alisa terlihat mulai gelisah ketika melihat ibunya tengah menikmati kontol kekasihnya. Begitu buas dan rakus mulut ibunya melahap kontol kekar Hamdan yang masih terkukung oleh sangkarnya.
Hamdan : Kenapa Sayang..?? Pengen juga yah..?? Tegur Hamdan yang membuat Alisa terkejut.
Alisa : Ahh.. Nggg.. Nggak kok mass.. jawab Alisa tergagap.
Hamdan : Ahahaah.. udahlah.. Alisaku sayang tuh paling gak bisa boong.. apalagi kalau soal ngentot gini.. udahlah.. sinihh.. gapapa kan bu kalau Alisa ikutan..?? Ujar Hamdan sambil meremas kuat toket kiri bu Zaskia dengan tangan kirinya.
Bu Zaskia : E’emhhh.. Mffhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mfffhhh..
Hamdan : Tuhhh.. boleh kok.. sinihh.. Pinta Hamdan sambil melambaikan tangannya.
Alisa yang memang sudah terangsang berat pun segera bangun dan menyambut untaian tangan sang kekasih. Tanpa ditunggu lagi kedua mulut ikhwan dan akhwat itu pun sudah saling berpagutan mesra. Tangan kanan Hamdan pun dengan sigap meremas bokong bulat Alisa yang hanya tertutup CD putih bermotif hello kitty yang membuat toket Alisa semakin tergencet kuat diantara kedua tubuh mereka. Adegan Threesome-incest menjadi pemandangan indah di rumah megah milik janda cantik pemilik gerai itu. Sang ibu yang tengah terlentang di atas meja makan dengan mulutnya tersumpal kontol, bekerjasama dengan anak perempuannya yang tengah berpagutan mesra untuk menaklukkan seorang ikhwan yang menjadi anak angkat haramnya. Tapi bukan Hamdan namanya kalau menyerah hanya dengan dua memek saja. Alisa yang semakin tenggelam dalam nikmatnya permainan lidah Hamdan kini sudah bertelanjang dada yang membuat Hamdan kini beralih mencumbu liar toket 36F berputing pink milik kekasihnya dengan beringas. Lenguhan dan desahan nikmat Alisa menggema memenuhi seluruh ruang makan di rumah itu yang juga berpadu harmoni dengan decak becek kontol Hamdan yang tengah mendapat servis deepthroat dari bu Zaskia.
Alisa : Mmffhh.. Mass Hamdannhh.. Aahh.. Enak Massh.. Sshh.. Aaahh.. Nakaalhhh.. Emmhh.. Lidahnyahhh... Auhh.. Sshhh.. Mmhhh.. Terusss Masshh.. racau Alisa seraya kedua tangannya meremas kepala Hamdan yang terbenam di gunung kembar kenyalnya.
Bu Zaskia : Mccchh.. Ockk.. Ockk.. Uhuk.. Ockk.. Ockk... Mcchh.. Sllrrpp.. Mcchh.. Ockk.. Ockkk..
Karena posisi yang agak menyusahkan, Hamdan kemudian mengarahkan Alisa untuk nungging di atas bu Zaskia dengan posisi 69. Alisa segera memposisikan dirinya tanpa perlu arahan mendetil dan dengan sigap mengangkat bokongnya lebih tinggi sehingga sejajar dengan wajah Hamdan sementara kepala Alisa sendiri sudah terbenam di selakangan bu Zaskia dan sibuk melahap memek ibunya yang sudah banjir bandang oleh lendir akhwat. Hamdan yang disuguhi bokong putih bulat kencang berhiaskan memek dan anus pink merona semakin tak kuasa menahan birahinya yang menggelegak mengeringkan kerongkongannya.
Hamdan : Haemmfhh.. Mmfhh.. Mffhh.. Srrupp.. Mmffhh.. Mffhhh..
Dengan liar dan lahap lidah Hamdan merongrong masuk mengais-ngais setiap tetes lendir kenikmatan di liang surgawi Alisa yang membuat kekasihnya gelagapan keenakan. Tangan kanan Hamdan sendiri mencengkram erat paha putih mulus jenjang Alisa supaya Alisa tidak terjungkal. Sementara di bawah, mulut dan kerongkongan bu Zaskia tengah dimanjakan oleh sodokan kuat dan cepat kontol Hamdan menyusuri dan menyodok keras pangkal tenggorokan bu Zaskia. Ummahat cantik bertoket 40H itu merem-melek menikmati kasarnya gempuran pinggul Hamdan di wajahnya. Air liurpun kental mengalir deras membasahi wajah alim akhwat janda beranak satu itu yang kini membuatnya tak ada ubahnya seperti wanita lacur kelas kakap.
Alisa : MFFHH.. MFFHH.. SRRUPPHH.. MFFHH.. MCCHH.. MFFHH.. MMFUAHH.. AHH.. MASHH.. OUHHH.. NIKMAT BANGETHH.. AAHH.. GELIHH.. AHH.. AHHH.. ENAAKHH.. AAAEMFFHH.. MFFHH.. MFFHH..
Alisa tak kuasa menahan gejolak syahwat yang meledak dan meluapkan nya dengan racauan seperti yang dicontohkan ibunya. Tapi bu Zaskia yang juga sudah hampir klimaks segera menekan kepala Alisa yang dikucir dua untuk kembali tenggelam di selakangannya dan memberikannya kenikmatan. Tak perlu waktu lama untuk Alisa yang sedari tadi diterpa kenikmatan dari permainan lidah Hamdan untuk segera mencapai klimaks pertamanya.
Alisa : MMFHH.. MFFHHH.. MMFHH.. MMHHH.. MMFFHHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEEEERRRRR..
Semburan kuat cairan surgawi Alisa membanjiri deras wajah bu Zaskia yang tengah sibuk meladeni kontol Hamdan dengan mulutnya. Tak ayal bu Zaskia pun mendapatkan orgasme ketiganya yang membuat Alisa mendelik karena derasnya semburan cairan surgawi ibunya membanjiri kerongkongannya. Kedua ibu dan anak berkulit putih mulus itu terlihat kelojotan merasakan nikmatnya klimaks yang terus menerus mengalir deras melewati tubuh mereka. Hamdan tersenyum puas ketika melihat Alisa yang kini bertekuk lutut tengkurap lemas di atas tubuh ibunya sementara bu Zaskia menggelepar dengan kedua kaki jenjang putih mulusnya mengangkang lebar.
Hamdan : Hahah.. segini doang? Masak iya lonte syar’i sama anjing syar’i baru sebentar aja uda lemes..!? Cerca Hamdan seraya menampari wajah bu Zaskia yang basah kuyup oleh cairan surgawi Alisa dengan kontolnya.
Bu Zaskia : Emmhh.. Iyah tuannhh.. Ayok tuanhh.. lanjut lagihh.. Anjing sama lonte syar’i ini pakai aja sepuasnyaahh tuanhhh.. Jawab bu Zaskia sambil menciumi zakar Hamdan.
Alisa : Iyaah mas sayanngghh.. sodok Alisa sepuas mas Hamdann.. uwhh.. timpal Alisa yang terduduk miring dengan kedua kakinya saling bertumpu dan pandangan menggoda Hamdan.
Hamdan : Oohhh.. udah mulai kliatan nih tingkah lonthe nyaa.. ahahah.. sini buruan!! Perintah Hamdan seraya memutar tubuh bu Zaskia 180 derajat hingga kini selakangan bu Zaskia yang sudah matang dan siap dinikmati berada tepat di hadapan selakangan Hamdan.
Alisa yang memang sudah paham, segera doggy di atas tubuh seksi ibunya dengan posisi 69. Kontol Hamdan yang sudah tegak mengacung pun kembali basah saat dilahap habis hingga menyumpal penuh kerongkongan Alisa. Dengan penuh nikmat Alisa melumasi kontol Hamdan dengan liurnya selama beberapa detik sebelum bu Zaskia akhirnya melenguh panjang saat merasakan kenikmatan liang surgawinya yang kembali mekar oleh rongrongan kontol kasar Hamdan.
Bu Zaskia : AAAWWWHHHH.. MMHHH.. OHH!! FUCKK!! YESHH!! KONTOLHHH.. OHHH.. OHH.. HEMMFHH.. MMFHHH.. MFFHH.. MFFFHH.. MCCHH.. MFHHHH..
Racauan bu Zaskia hanya beberapa saat saja sebelum terbungkam oleh memek Alisa yang sengaja Alisa hantamkan ke mulut ibunya. Lidah bu Zaskia pun dengan otomatis segera menari liar saat tenggelam sepenuhnya di liang surgawi berlendir Alisa. Mata Alisa terpejam sementara mulutnya tak sempat mendesah karena tengah berpagutan penuh nafsu dengan Hamdan yang juga tengah menggempur kuat selakangan ummahat berumur 37 tahun itu.
PLOK!! PLOK!! PLOK!!
Suara hantaman pinggul Hamdan terdengar mantab membuat paha dan bokong bu Zaskia yang putih menjadi kemerahan. Toket 40H bu Zaskia pun bergoncang hebat menghadapi sodokan kontol Hamdan yang terus mengobok-obok liang surgawi sang ummahat. Bahkan pintu rahimnya pun harus bekerja ekstra menahan kuatnya dobrakan kontol 25cm Hamdan yang justru melayangkan bu Zaskia ke puncak kenikmatan.
Bu Zaskia : MMFFH!! MFFHH!! MFFHH!! MMFFUAHH..!! AHH!! AHH!! KONTOLHH!! FUCK..!! YESHH!! OHHH TUANHH..!! ENAK BANGETHH!! OHH!! GEDEEHH!! AHHH!! AHHH!! OOUNNGGHH..!!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Serentak dengan tercabutnya kontol Hamdan, bu Zaskia pun mengangkat pinggulnya yang diiringi semburan kencang cairan surgawinya membasahi kaos putih yang Alisa kenakan hingga basah kuyup. Tangan kanan Hamdan pun dengan cepat dan kasar mendorong kepala kekasihnya hingga terbenam di selakangan ibunya. Bukannya menolak, Alisa justru dengan lahap menelan seluruh cairan surgawi ibunya. Mata bu Zaskia mendelik ke atas dengan menggigit bibir bawahnya merasakan kenikmatan orgasme yang baru saja dihidangkan oleh kontol Hamdan. Puas menenggak gurihnya cairan surgawi bu Zaskia, Alisa pun menatap wajah Hamdan dengan senyuman nakalnya sambil mengucurkan liur kentalnya ke telapak tangan kanannya. Alisa dengan cekatan melumasi liang anus bu Zaskia yang sudah tampak merekah, siap mendekap mesra kontol Hamdan di dalamnya. Sementara mulut dan kerongkongan Alisa tampak menggembung disesaki kontol Hamdan yang tengah ia persiapkan.
Alisa : MFFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. OCKKK.. OCKK... MMFFUAHH.. Eemmhh.. Enaknyaahh.. udah siap mas sayanggghh.. sinihh masukinn sinihhh.. uhh wanginya anus ummiihh.. Ucap Alisa sambil merapatkan dagunya di perut bawah bu Zaskia sementara kedua tangannya membuka liang anus ibunya agar mempermudah Hamdan untuk penetrasi.
Hamdan : Waahh.. bener-bener anak solehah yaa sayangku Alisa ini.. makin cinta mas sama Alisa.. jawab Hamdan sambil membelai lembut kepala Alisa sementara tangan kirinya mengarahkan kontolnya ke anus bu Zaskia.
Prrrtt.. Bleesshhh..
Bu Zaskia : OOUUHHH.. MMHH.. SSHH.. AHH.. AHH.. OHH.. YESHH.. ANAL.. AHH.. TERUSH TUANNHH.. FUCKK!! AHH!! AHH!! MMHH!! UHHH!! PENUHNYAHH.. AHH!! AHH!! ENAK BANGET TUANHH!! AHH!! OHHH!! NGGHH.. OHHH!!
Alisa dengan seksama melihat proses kontol Hamdan yang begitu gagah keluar masuk dari liang sempit anus ibunya. Bagian dalam anus bu Zaskia ikut tertarik keluar masuk tiap kali Hamdan menggenjot kontolnya. Tak mau hanya ibunya yang keenakan, Alisa kemudian jongkok di atas wajah ibunya dan menyumpalkan belahan bokongnya. Dengan cepat dan liar ia menggesek-gesekkan bokongnya di wajah ibunya yang membuat bu Zaskia gelagapan dan terpaksa harus menikmati liang anus anaknya.
Alisa : Ouuhh.. Shh.. Mhh.. Ummihh.. Ouhh.. Enaknyahh.. Ahh.. Ahh.. Shhh.. Mhhh.. Uhhh..
Alisa merem melek keenakan saat lidah ibunya merengsek masuk dan memanjakan dinding anusnya. Kedua tangan bu Zaskia turut membantu menguak bibir anus Alisa dan juga aktif meremas-remas bokong bulat anaknya itu. Hamdan semakin terpana melihat kerjasama yang apik ditunjukkan oleh kedua ibu dan anak itu dalam menggapai pundi-pundi kenikmatan dosa birahi. Bahkan kini Alisa dengan jemari lentiknya mengocok cepat kelentit bu Zaskia yang membuat ummahat itu kelojotan keenakan.
Bu Zaskia : MFHH.. MMFFH!! MCCHH!! MFFHH!! MMFFHH!! MMFUAHH.. AHH!! OUUHH!! AAISHH!! ENAK NYAHHH!! TERUSHH ALISAHH!! TUANKU JUGAAHH!! AHH!! NIKMATNYA YA AALLAAHH!! OHHH!! FUCKK!! ANALL!! AHH!! AHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!!
SEEERRRR.. SEERR.. SEEEEERRRRRR..
Kembali bu Zaskia menyemburkan deras cairan surgawinya saat Hamdan menekan dalam-dalam kontolnya di anusnya. Alisa pun terlihat terkejut senang mendapat facial hangat yang tiba-tiba di wajahnya.
Alisa : Wwuuhhh.. Ummiihh.. Aaahh.. Ahahahah.. Duhh.. banyak bangetthh.. Mmmhh.. ujar Alisa yang terus saja menggesek kelentit ibunya yang sedang memompa deras cairan surgawi.
Bu Zaskia : Hhh.. Hhh.. Enak banget tuanhhh.. Mmhhh.. Ahhh.. Capek Tuannhh.. jawab bu Zaskia dengan nafas tersengal-sengal.
Hamdan : Hah..?? Udahan?! Gini amat jadi anjing syar’i..?! Sinih lonteh!! Jawab Hamdan sambil menarik kepala Alisa dan langsung melesakkan kontolnya yang mengkilap oleh lendir anus bu Zaskia ke mulut kekasihnya.
Alisa : Haemfhh.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. UHUK!! OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK.. MFFHH.. OCCKK..
Puas dengan mulut Alisa, Hamdan dengan cepat kembali melesakkan kontolnya ke liang surgawi bu Zaskia. Kembali mulut bu Zaskia meracau tak karuan merasakan kuatnya sodokan Hamdan. Alisa pun diperintah Hamdan untuk doggy di atas ibunya sementara bokongnya yang bulat putih mulus kini menghadap Hamdan. Kedua toket jumbo ibu dan anak itu saling menggencet satu sama lain dan terlihat indah bagi mata lelaki manapun. Apron dan kaos yang Alisa kenakan pun tak menjadi halangan untuk kenikmatan dari sensasi gesekan antar puting keduanya. Desahan dan lenguhan bu Zaskia diredam oleh pagutan lihai Alisa. Hanya decak becek memek dan suara hantaman pinggul Hamdan di selakangannya saja yang menjadi background musik utama ruang itu.
Bu Zaskia : MFFH!! MFFHH!! MCCHH!! MCHH!! MMFFHH!! MFFUAHH.. AHH!! AHH!! KONTOLLHH!! OUUHH.. MMFFHH!! MHH!! MFHHH!! MNNGGHHHHH...!!!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEERRRR..
Tubuh bu Zaskia kembali mengejang hebat seraya menyemburkan cairan surgawinya bak air hydrant. Kedua tangan bu Zaskia mencengkram kuat punggung Alisa, sementara Alisa sendiri mendelik saat merasakan memeknya dipaksa mekar saat Hamdan dengan cepat melesakkan kontolnya menembus liang surgawinya hingga menghantam pintu rahimnya. Hamdan dengan cepat menggenjot bokong Alisa tanpa ampun. Memek Alisa yang sedari tadi sudah banjir oleh cairan surgawi pun tak mampu bertahan lama menahan deraan kenikmatan yang diberikan kontol kekar berurat Hamdan di dinding liang peranakannya.
Alisa : MFHH.. MFFHH!! MMCHH!! MFFHH..!! MMFUUAAHH.. AHH!! MASSHH!! AAHH.. ENAK MASHH!! OHH!! SHH..!! KONTOLLHH!! OHH!! OHH!! KERASNYAHH!! MMHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEERR.. SEEERRRR..
Hamdan segera mencabut kontolnya dan kembali menggenjot anus bu Zaskia saat memek Alisa tengah menyemburkan cairan surgawinya dengan deras. Tubuh putih mulus Alisa menggelinjang hebat merasakan sengatan kenikmatan yang menjalar cepat keluar dari tubuhnya. Bu Zaskia yang baru saja hendak istirahat harus kembali merintih dan mendesah saat anusnya tersumpal penuh oleh kontol Hamdan. Hanya beberapa sodokan saja sebelum kemudian Hamdan memindahkan kontolnya dan menghujamkannya kembali ke memek bu Zaskia. Bu Zaskia benar-benar dibuat kewalahan menikmati gaya permainan Hamdan yang brutal itu. Semua titik sensitif di kedua liang surgawinya tak berdaya dan harus tunduk oleh kedahsyatan kontol kekar berurat Hamdan.
Bu Zaskia : AHH!! TUANNHH.. FUCKK!! MHHH.. KONTOLHH!! OHH!! OHH!! SODOK TERUSH TUANHH!! HUKUM ANJING INIH TUANHH!! AHHH!! AHHH!! AWWHH!! SSHH.. AAHHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEEERRRR...
Alisa : Sshh.. Uwwhh.. Mhhh.. AAAGHH!! OHH!! MASSHH.. AHHH!! PELANHH!! AHH.. JANGANHH!! YANG KENCENGGHH AJAHH!! OHH!! ANAALHH!! EMMHH..!! ENAK MASHH...!! TERUSHH SODOK BOKONG ALISAAHH!! AAHH!! AHHH!!
Kontol Hamdan yang memang sudah terbalut oleh berbagai macam lendir, memudahkannya saat melakukan penetrasi paksa ke anus Alisa sesaat setelah ia mencabutnya dari memek bu Zaskia yang juga tengah orgasme. Dua bokong putih kencang bulat berhiaskan memek dan anus pink milik dua akhwat bercadar yang tersaji di hadapan Hamdan benar-benar Hamdan nikmati semaunya. Ia berganti-ganti lubang kenikmatan sesuka hatinya. Seperti permintaan Alisa dan bu Zaskia, Hamdan telah menganggap mereka sebagai boneka pemuas nafsu seks pribadinya yang bisa ia pakai kapanpun ia mau.
Hamdan : ARGHH.. SHH.. MAU KELUARHH.. MMHH..
Hamdan semakin kuat menggenjot liang surgawi Alisa. Bahkan Alisa merem melek merasakan bagian bawah perutnya seperti dihajar habis-habisan. Cepatnya sodokan Hamdan pada tubuh Alisa membuat bu Zaskia harus ikut membantu menahan tubuh anaknya agar tetap bisa bertahan. Alisa pun semakin kuat dan kencang meracau, pertanda dirinya pun sudah hampir klimaks. Hamdan yang sudah tak mampu menahan ejakulasi segera mencabut kontolnya yang dibarengi dengan semburan dahsyat cairan surgawi dari memek Alisa. Tubuh Alisa mengejang kuat, tubuhnya agak melengkung, kedua matanya terpejam sementara mulutnya menganga merasakan nikmat yang tiada tara. Bu Zaskia yang sudah haus akan rasa sperma lelaki segera turun dari meja dan berlutut seraya menelan seluruh kontol Hamdan bahkan wajahnya menempel di perut bawah Hamdan.
CROTT.. CRROOTTT.. CRROTTT..
Bu Zaskia : Mffhh.. Glekk.. Glekk.. Glekk.. Mffhh.. Mchh.. Mffhhh.. Mffhh.. Srruupp.. Sruupp.. Mffhhh.. Ahhh.. enaknyaahh tuann.. lezat banget sperma tuannhh.. srrupphh.. aahhh.. ahahah.. mmffhh.. srrruupp.. kata bu Zaskia yang baru saja menelan habis seluruh sperma Hamdan dan kini tengah asik mengulum kontol Hamdan yang berlumuran lendir.
Alisa : Hhh.. Hhh.. Uwwhh.. Mas Hamdann sayaanghh.. Alisa bahagia bangethh.. Ahh.. seneng banget tiap hari dibikin lemes ginihh.. Uwhh.. timpal Alisa yang terlentang dengan kedua kaki jenjang putih mulusnya mengangkang sehingga menampakkan memek dan anus pinknya yang merekah dan becek.
Hamdan : Ahaha.. iyahh sama-sama sayang.. makasih juga udah mau jadi lonte syar’i mas yahh.. buat bu Zaskia juga.. emang pantes punya gelar anjing syar’i mahh.. kata Hamdan yang terduduk lemas di kursi makan sementara bu Zaskia dengan senyum nakalnya sedang mempaizuri kontol Hamdan.
Bu Zaskia : Hihihih.. Iya tuannhh..
_________________________________________________________
Ukhti Rara : Fuuhh.. akhirnya kelar juga.. susah juga kalau editornya gak ada gini.. keluh Ukhti Rara sambil merapikan perlengkapannya.
Ukhti Anggi: Yaa.. mau gimana lagi Na? Si Laras juga idealis banget gitu.. padahal Ummi Susan sama Ummi Zaskia udah kasih kelonggaran berkali-kali.. jawab Ukhti Anggi yang sedang membersihkan rias di wajahnya setelah photoshoot.
Ukhti Rara : Yaa semoga aja bisa cepet ada pengganti editor.. biar ga perlu susah-susah kamunya juga.. ehh, makan dimana??
Ukhti Anggi : Emm.. mana aja deh.. yang penting jangan di warung yang itu.. kata Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ahahah.. udah 4 bulan lhoo.. masih blom bisa move on?? Masak iya Cuma gara-gara satu ikhwan sampe gitu amat.. sampe-sampe warung tempat biasa dia makan juga kena imbasnya..??
Ukhti Anggi : Aaah.. udahlah.. cari yang lain aja lah Ra.. jawab Ukhti Anggi yang masih belum bisa move on dari mantannya, Akhi Arkan.
Meskipun sudah berjalan 2 bulan lamanya sejak Akhi Arkan memutuskan hubungan mereka berdua, kenangan pahit akan sakitnya dikhianati oleh seorang ikhwan masih begitu membekas di hatinya. Bagi kebanyakan orang biasanya akan susah untuk kembali bangkit setelah sakit hati seperti itu, tapi berkat jasa Ukhti Rara yang juga sahabat karibnya, Ukhti Anggi sedikit demi sedikit mampu untuk mengalihkan perhatiannya pada kesibukan lain. Kesibukan yang ditawarkan oleh Ukhti Rara menjadi pintu utama langkah awal Ukhti Anggi untuk memulai recovery hatinya.
Ukhti Rara : Gimana nih..?? Udah 2 bulan.. masih betah kan kerja di gerainya ummi Zaskia?? Tanya Ukhti Rara seraya memilih menu makanan mereka malam itu.
Ukhti Anggi : Yaahh.. gimana ga betah? Suasananya nyaman banget.. trus pada ramah-ramah sama pendatang baru juga.. makasih banget lohh Ra.. jawab Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ahh.. Ngga juga.. kan itu kamunya aja yang supel Nggi.. Semoga aja kamu cepet bisa move on.. btw, kayaknya besok yang nggantiin Laras tuh ikhwan lohh.. jawab Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Lhohh.. emang sejak kapan di gerai ada yang ikhwan Ra? Kok aku gatau ya..
Ukhti Rara : Ada sih Nggi.. Cuma dia juga jarang banget ke gerai, kayak staff khusus ummi Zaskia sama Ummi Susan sih.. soalnya datang kalau pas evaluasi atau musyawarah mingguan gitu.. jelas Ukhti Rara sambil menikmati es teh nya.
Ukhti Anggi : Ohh.. pantesan.. btw aku nya juga jarang ke gerai sih.. ahahah.. yaa gimana lagi? Kebanyakan Cuma photoshoot aja.. eh iya, cakep ngga Ra?? Tanya Ukhti Anggi penasaran.
Ukhti Rara : Gimana yaa.. Ahh.. besok kamu liat sendiri aja deh.. buruan gih, keburu malem.. ntar ga sempet lohh.. jawab Ukhti Rara dengan nada menggoda.
Ukhti Anggi : Eehh.. ahahah.. iya sih..
Sekitar jam 8 malam, keduanya baru sampai di kosan tempat keduanya tinggal sejak masih kuliah. Keduanya memutuskan untuk terus tinggal di kosan itu karena sudah nyaman dan memang ibu kos agak longgar kalau masalah peraturan jam malam kos sehingga kadang kalau keduanya pulang lembur semenjak tidak adanya editor di divisi mereka membuat Ukhti Anggi dan Ukhti Rara tidak kena teguran.
Ukhti Anggi : Yang mana Na?? Tanya Ukhti Anggi sambil menatap laptopnya.
Ukhti Rara : Yang itu ajah.. Seraya Ukhti Rara menunjuk salah satu video di laptop itu.
Malam itu Ukhti Anggi dan Ukhti Rara harus kejar tayang, karena beberapa pelanggan setia mereka sudah melakukan transfer untuk video ‘nakal’ keduanya yang selanjutnya. Ukhti Rara memang memberikan solusi untuk sakit hati yang dirasakan Ukhti Anggi dengan mengajaknya kerja di gerai bu Zaskia, tapi Ukhti Anggi yang ternyata juga sudah mulai teracuni oleh nikmatnya video porno dan masturbasi akibat pergaulannya dengan Akhi Arkan juga membutuhkan penyaluran hasrat.
Meski tak mudah untuk menggoyahkan keimanan Ukhti Anggi yang masih menutup dirinya tentang hal-hal tabu seperti itu. Tapi kesabaran Ukhti Rara ditambah lagi karena memang suara-suara setan dalam hati Ukhti Anggi yang mulai berkuasa, kini Ukhti Anggi pun mulai berani untuk meluapkan hasrat seksualnya meski terkadang beberapa kali ia tetap sedikit menyesal. Ukhti Anggi pun tak menyangka kalau ternyata Ukhti Rara memiliki sisi gelap yang selama ini ia tutup rapat-rapat.
Pacaran. Itulah satu kata yang telah berhasil menghancurkan begitu banyak akhwat solehah yang tadinya paling anti dengan seksualitas, menjadi akhwat-akhwat pemuja syahwat yang berkedok pakaian syar’i dan bahkan bercadar. Tak ubahnya dengan Ukhti Rara yang ternyata ia juga lebih jauh terjerumus dalam jebakan nafsu setan. Untung saja keperawanannya masih terjaga. Tapi hampir seluruh bagian tubuhnya sudah pernah menjadi santapan lidah liar kekasih gelapnya yang merupakan seorang ustad di salah satu masjid yang cukup jauh dari kosannya. Berawal dari pendaftaran ia menjadi salah satu ustadzah di TPA masjid tersebut, hingga kemudian hari-hari Ukhti Rara harus memberikan waktu ekstra untuk melayani nafsu bejat ustad itu. Meski awalnya ia menolak, tapi karena frekuensi rayuan sang ustad yang juga berparas tampan itu semakin sering, akhirnya Ukhti Rara mulai melonggarkan pertahanan imannya. Mulai dari berpegangan tangan, cipika-cipiki, dan semuanya berubah saat sang ustad mulai mendaratkan ciuman bibirnya di bibir Ukhti Rara yang masih tertutup cadar. Pertemuan keduanya yang sangat intens baik di masjid maupun di luar kegiatan TPA, membuat hubungan keduanya semakin dalam. Dan ketika semua bagian tubuh Ukhti Rara sudah terjamah, tinggallah pangkal selakangan saja yang masih menanti kepastian. Meski berkali-kali diminta, namun Ukhti Rara tetap bersikeras mempertahankan keperawanannya, karena hal itulah permata terakhir yang ia miliki. Sebagai gantinya, Ukhti Rara pun menawarkan anusnya untuk menjadi pemuas kontol kekar sang ustad yang berukuran 17cm dan diameter 3,5cm. Perih dan tidak nyaman adalah hal yang biasa ketika anal seks untuk pertama kalinya. Tapi sang ustad yang sudah ketagihan dengan bokong seksi bulat putih Ukhti Rara, membuat Ukhti Rara akhirnya mulai terbiasa dan mulai ketagihan dengan anal seks. Apalagi kelezatan kontol sang Ustad yang tiap hari menggagahi kerongkongannya, semakin membuat Ukhti Rara tergila-gila. Yang tadinya ia mendaftar sebagai ustadzah adalah berniat untuk mencetak generasi Qur’ani, kini keberangkatannya ke masjid itu hanyalah untuk memuaskan dahaganya akan kontol dan anal.
Tapi tetap saja, sebuah anal seks tak akan bisa memuaskan normal seks bagi seorang akhwat. Setelah hubungan perzinahan keduanya berjalan hampir 5 bulan lamanya, Ukhti Rara akhirnya mulai tak kuasa membendung rasa dahaganya akan kontol yang menyodok memeknya. Bayang-bayang tentang hilangnya keperawanan dan masalah besar apabila terjadi kehamilan terus menghantuinya. Tapi dengan mantab Ukhti Rara pun meyakinkan dirinya kalau kenikmatan yang akan ia rasakan pasti lebih besar. Namun semua harapan itu sirna karena saat ia sudah memantapkan dirinya untuk melepas keperawanannya, Ustad yang selama ini memenuhi hasrat birahinya sudah pergi kembali ke daerah asalnya di Maluku. Bahkan ustad itu pergi tanpa memberitahu sedikit pun pada Ukhti Rara akan kepergiannya. Setelah beberapa hari barulah ia ketahui kalau ternyata ustad itu sudah beristri selama ini. Rasa sakit hati pun tak terbendung dan menghancurkan hati Ukhti Rara. Selama beberapa hari ia terus menyalahkan dirinya yang sudah jauh terjerumus dalam kemaksiatan. Tapi meski begitu, bukanlah hal yang mudah untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah lama terjadi. Akhirnya Ukhti Rara lebih memilih untuk tidak dekat-dekat dengan pacaran, tapi tetap binal dalam kesendirian. Masturbasi pun menjadi jalan pintas bagi Ukhti Rara untuk melampiaskan hasratnya namun tetap dengan menjaga keperawanannya. Maka saat ia mengetahui hal yang sama terjadi pada diri sahabatnya yaitu Ukhti Anggi, maka Ukhti Rara pun merasa iba dan menawarkan solusi yang sama dan akhirnya berhasil. Bahkan kini keduanya tetap bisa memuaskan hasrat terpendam mereka sambil menghasilkan uang jajan tambahan dengan menjual video-video lesbi keduanya.
Ukhti Rara : Ehh iya.. requestnya apa sih ya? Set item-item semua kan? Tanya Ukhti Rara sambil mengecek daftar DM dari pelanggan mereka.
Ukhti Anggi : Iya deh kayaknya.. jawab Ukhti Anggi sambil mengenakan stoking hitam renda.
Ukhti Rara : Ohh iya.. yuk.. udah siap kan? Aku play ya videonya.. kata Ukhti Rara sambil menyalakan video lesbi yang sudah ia pilih.
Ukhti Anggi dan Ukhti Rara mulai beraksi. Set pakaian syar’i warna hitam mulai dari cadar bandana, jilbab instan jumbo 2 layer, dan abaya panjang semakin menambah erotisnya adegan tarian striptis yang keduanya lakukan. Kamera smartphone Oppo pun menjadi device andalan mereka untuk mengabadikan sensualnya gerakan kedua akhwat itu dengan kualitas gambar yang cukup baik. Ukhti Rara yang lebih berpengalaman yang mengawali dengan mencumbu bibir Ukhti Anggi yang tertutup cadar. Desahan lembut mulai terdengar dari kedua akhwat cantik bercadar yang tengah saling merangsang satu sama lain. Tangan kanan Ukhti Anggi dengan lihai meremas toket kiri Ukhti Anggi sementara tangan kirinya meremas-remas bokong bulat kencang Ukhti Anggi. Begitu pula dengan Ukhti Anggi yang juga meremas toket dan bokong Ukhti Rara dengan gemasnya. Cumbuan Ukhti Rara mulai turun ke leher Ukhti Anggi yang tertutup jilbab namun tetap merangsangnya dengan nikmat. Tangan putih lentik terlatih ukhti Rara terlihat terampil menarik resleting abaya Ukhti Anggi. Hanya dengan satu tarikan tangan, abaya hitam yang menutupi tubuh indah putih mulus Ukhti Anggi pun terlepas. Tanpa malu, Ukhti Anggi justru menyibakkan jilbabnya sehingga menyajikan toket bulat besarnya yang berukuran 36E dan berputing pink pada lelaki penikmat video mereka. Tubuh putih mulus tanpa cela dengan bentuk pinggul yang cukup lebar dan selakangan dihias gundukan tembem memek pink semakin memuaskan pelanggan setia keduanya. Kaki putih mulus jenjang berbalut stoking hitam menyempurnakan keindahan tubuh akhwat cantik bercadar yang menjadi model utama gerai Bu Zaskia itu.
Ukhti Rara : Emmhh.. uda berkali-kali lihat tetep aja aku iri sama seksinya tubuh kamu Nggi.. aku aja terangsang apalagi ikhwan.. bisik Ukhti Rara di telinga kanan Ukhti Anggi yang disertai dengan desahan yang membuat nafsu Ukhti Anggi semakin menggelora.
Ukhti Anggi : Ssshh.. Isshh.. Apaan sihh.. sinihh gantian akuhhh.. kata Ukhti Anggi yang kemudian mendorong Ukhti Rara hingga terjerembab di ranjang.
Layaknya seorang lelaki yang siap menikmati tubuh wanita, Ukhti Anggi pun doggy di atas tubuh Ukhti Rara. Perlahan ia mulai mencumbu bibir Ukhti Rara yang masih tertutup cadar. Tak lama kemudian turun ke leher Ukhti Rara sambil kedua tangan Ukhti Anggi melucuti abaya Ukhti Rara. Beda dengan Ukhti Rara yang langsung menarik lepas abaya Ukhti Anggi, Ukhti Anggi justru menarik turun perlahan sambil terus menciumi setiap bagian tubuh Ukhti Rara yang mulai terbuka. Tentu saja perlakuan seperti itu membuat birahi Ukhti Rara tumbuh secara perlahan. Desahan nikmat pun mulai terdengar dari balik cadar yang menutupi wajah cantik mantan ustadzah TPA itu.
Ukhti Rara : Ahh.. Shhh.. Enakk Nggiihh.. Mmhh.. Sshhh.. Gelihh.. Aahhh.. Sshh.. Ahhh..
Kedua tangan Ukhti Rara sibuk meremas-remas sprei sementara mata cantik lentiknya terpejam menikmati setiap aksi Ukhti Anggi. Desisan nikmat rekan kostnya yang tengah terbuai oleh kenikmatan syahwat membuat Ukhti Anggi juga semakin terangsang dan termotivasi untuk lebih jauh menjamahi tubuh putih mulus Ukhti Rara.
Plop! Gunung kembar ukuran 36DD Ukhti Rara yang dihiasi puting coklat muda keras kini terhidang menantang tepat di hadapan Ukhti Anggi. Dengan perlahan tapi pasti, Ukhti Anggi mulai memainkan kedua toket jumbo Ukhti Rara. Mulutnya aktif mengulum dan menjilati puting Ukhti Rara sefara bergantian. Kontan saja Ukhti Rara kelojotan keenakan yang ditambah dengan remasan tangan Ukhti Anggi merangsang toket kenyal putih bulat akhwat cantik bercadar itu.
Ukhti Rara : Aaauwwhh.. Shhh.. Nikmatnyahh Nggihh.. Aahhh.. Yerushh Isepphh.. Ssshh.. Ahhh.. Ahhh.. Mmhh.. Nakal Yahh.. Uhhh.. Ahhh..
Selama 5 menitan Ukhti Anggi terus memainkan toket jumbo rekannya sebelum ia melanjutkan perjalanan lesbiannya. Dengan cepat dan cekatan, Ukhti Anggi telah membuang abaya hitam yang menutupi tubuh Ukhti Rara. Para penikmat video lesbi kedua akhwat itu kini bisa menyaksikan dengan jelas kemulusan tubuh putih Ukhti Rara yang dihiasi memek gundul berwarna coklat tua. Kakinya yang jenjang putih mulus pun terlihat seksi dengan balutan stoking hitam tipis. Aroma yang menggiurkan mulai tercium dari memek Ukhti Rara yang membuat Ukhti Anggi kehilangan kesabarannya dan langsung membenamkan wajahnya di selangkangan Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Aaaahhh.. Sshhh.. Ouuhhh.. Yeshh.. Nggihh.. Ahhh.. Enak bangethh.. Aahhh.. Pinter yahh kamu sekarang.. Ahhh.. Iyaahh.. Disituuh.. Mmmhh.. Allahhh.. Nikmatnyaahh.. Jadi pengen kontollhh.. Ahhh.. Ahhh..
Ukhti Anggi : Emmhh.. Mffhh.. Srrupp.. Mmffhh.. Uwwh.. Pengen banget Na? Hihih.. cari yukkh.. haemfhh.. Mffhh.. Srrupphh.. Sluurrpp.. Enak banget nih memek kamuh Na.. Sruupphh..
Ukhti Anggi semakin dalam melesakkan lidahnya jauh menyusuri liang surgawi Ukhti Rara yang masih rapat perawan. Sensasi geli dan nikmat bersatu meledakkan syahwat yang menjalar di sekujur tubuh Ukhti Rara. Desahan dan rintahan Ukhti Rara semakin kuat dan intens. Tubuhnya mengejang beberapa kali menahan nikmat yang tak terkira. Tapi semua ternyata hanya permulaan. Ukhti Rara melenguh panjang saat merasakan jemari Ukhti Anggi melesak masuk mengobok-obok anusnya.
Ukhti Rara : AAUHH.. SSHH.. AHH.. NGGIHH.. OHHH.. OHH.. AAHH.. SODOK TRRUSSHH.. MMHH.. AAHH.. ENAKK NGGIH.. TERUSHH.. AHH.. MMHH.. OHH.. OHH.. ANAL YESHH.. AHHH..
Kepala Ukhti Rara beberapa kali menoleh kanan kiri, kedua tangannya semakin erat meremas sprei, tubuhnya tersentak-sentak karena kenikmatan yang bertubi-tubi. Mata Ukhti Rara yang nampak nanar menandakan kenikmatan yang ia nantikan mulai datang. Ukhti Anggi semakin cepat mengocok anus Ukhti Rara bersamaan dengan permainan lidahnya menyapu memek Ukhti Rara yang sudah banjir oleh lendir. Melihat Ukhti Rara yang sudah blingsatan bak cacing kepanasan, Ukhti Anggi pun menutup ronde pertama dengan menghisap kuat kelentit Ukhti Rara.
Ukhti Rara : AAAGHH.. AHH.. AHH.. NGGIHH.. ENAKK.. TERUSHHH.. AHH.. AHHH.. AAUWWWHHHH..!!!
SEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Sengatan kejutan kenikmatan meledak tak tertahankan. Ukhti Rara pun spontan mengangkat tinggi pinggulnya sehingga membuat Ukhti Anggi agak tersedak saat mulutnya disumpal memek dan kerongkongannya dibanjiri cairan surgawi Ukhti Rara dengan deras. Mata Ukhti Rara mendelik ke atas, tubuhnya mengejang, lenguhannya panjang melepas nikmat orgasme. Selama beberapa detik tubuh Ukhti Rara mengejang memompa cairan surgawi sebelum kemudian kembali lunglai di atas kasur.
Ukhti Anggi : Glek.. Glek.. Eemhhh.. Segernyahhh pipis kamuh Ra.. Uwwhh.. jadi basah nih cadar akuhh.. hihihih.. jawab Ukhti Anggi sambil melihat bagian cadar dan jilbabnya yang basah.
Ukhti Rara : Hhh.. Hh.. Enak banget dih Nggih.. Aahh.. sinih ahh.. Aku juga mauhh memek kamuhh.. kata Ukhti Rara meminta Ukhti Anggi untuk posisi sujud dan nungging.
Posisi ini memaksimalkan keseksian tubuh putih mulus Ukhti Anggi yang menunjukkan lekuk tubuhnya secara jelas. Ditambah toketnya yang terlihat tergencet juga bokongnya yang kencang putih menjulang, membuat kontol lelaki yang melihatnya pasti berontak.
Ukhti Anggi : Eemmhh.. giniihh Ra..?? Uwwwhh.. Ayuuk Raaa.. bikin aku keenakan.. Ssshh.. Mmhh.. kata Ukhti Anggi yang sudah terlalu birahi.
Ukhti Rara yang sudah duduk bersimpuh di depan bokong Ukhti Anggi terlihat terpesona dengan bentuk bokong teman kosnya itu. Begitu bulat kencang sempurna berpadu dengan pinggul yang indah semakin tampak menggiurkan karena dihias memek dan anus pink muda yang mengkilat oleh lendir syahwat. Ukhti Rara pun menyibakkan jilbabnya dan ia ikat di belakang punggungnya sehingga toket jumbo 36DD miliknya terlihat membusung indah tanpa cela.
Ukhti Rara : Mmhh.. Sshh.. Emang dari dulu kamu tuh body goal banget yah Nggih.. Aku ngiri lohh sama bokong kamuhh.. Uhhh.. Jadi sange banget nihhh.. celetuk Ukhti Rara sebelum kemudian ia menciumi perlahan bokong indah Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Mmhh.. Aaahh.. Aahh.. jangan gituhh.. Tubuuh kamuuhh juga bagus kokk.. Sshh.. Aahh.. Mmhhh.. Naahh.. Ssshh.. desah Ukhti Anggi menikmati permainan guru seksnya.
Kedua tangan Ukhti Rara meraba-raba bagian sensitif di paha mulus Ukhti Anggi yang membuat aktor model di gerai bu Zaskia itu semakin tenggelam dalam birahi. Lenguhan panjang Ukhti Anggi meledak saat merasakan bibir Ukhti Rara mulai menyentuh bibir memeknya. Cadar bandana yang menutupi wajah Ukhti Rara disibakkan sebagian sehingga kini ia dengan mudah bisa menikmati kelezatan memek perawan Ukhti Anggi. Jilatan demi jilatan Ukhti Rara daratkan dan menyapu bersih membelah bibir memek Ukhti Anggi. Tentu saja hal ini memberikan ledakan kenikmatan yang menyebar cepat hingga ke ujung tubuh Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : AAAWWHH.. SSHH.. MMHHH.. RARAAHH.. AAAHH.. ENAKK NAAH.. TERUSHH.. AHHH.. JILAT TERUSS NAHH.. MMMHH.. OOUUHH.. OHHH.. MMHH.. ALLAAHH.. ENAKNYAHH.. MMHHH.. LIDAH KAMUH ENAK BANGET RAAHH.. AAHHH..
Ukhti Rara semakin bersemangat saat mendengar racauan Ukhti Anggi yang begitu menikmati permainan lidahnya. Ukhti Rara pun tanpa ragu membenamkan wajahnya di selakangan Ukhti Anggi. Lidahnya ia julurkan sejauh mungkin menyusuri liang kenikmatan mantan kekasih Akhi Arkan itu. Rasa gurih lendir birahi memek Ukhti Anggi membuat Ukhti Rara tak mampu membendung dahaganya. Begitu pula dengan Ukhti Anggi yang semakin liar meracau, melenguh, dan mendesah karena deraan kenikmatan yang tiada henti akibat tarian lidah Ukhti Rara memanjakan dinding liang surgawinya.
Ukhti Rara : Eeemfhh.. Mmfhh.. Elelempthh.. Mcchh.. Mchh.. Mffhh.. Srruupp.. Sruupp.. Mffhh.. Enak bangeth Nggih memek kamuhhh.. Mffhhh.. Ahh.. Jadi nagih nihh.. Mffhh.. Ohh.. Mffhh.. Srrupphh.. Nyaamhhhh.. Mcchh..
Adegan yang luarbiasa erotis dipertontonkan oleh kedua akhwat cantik bercadar hitam itu. Bukannya menutup rapat aurat mereka, keduanya justru mengumbar dan menghalalkan setiap mata lelaki penikmat akhwat binal bercadar untuk berfantasi dengan tubuh mereka. Pemandangan yang ironis namun di lain sisi juga menggugah syahwat. Sisi gelap syahwat seorang akhwat bercadar yang hari-hari menutup rapat auratnya dan terlihat alim menurut pandangan khalayak umum justru begitu diminati dan menjadi incaran para ikhwan-ikhwan pemuja syahwat juga.
Ukhti Anggi : AAAHH.. AMPUUNNHH.. NAAHH.. JANGAN DISITUUHH.. NTAR AKU KEENAKANN.. AAHH.. SSHH.. OOOUUNNGH.. SSHH.. AAHH.. OHH.. ENAKNYAHH.. TERUS RARAHH.. AHH.. AHHH.. SODOK TERUSSHH.. ALLAAHH.. BARU JARI AJA ENAKNYAHHH.. APALAGI KONTOLLHH.. OOUHH.. OHHH.. OHHH.. OHHH.. NNGGGHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Ukhti Anggi tak mampu menahan luapan syahwat dan akhirnya harus menyerah oleh terpaan orgasme. Jemari Ukhti Rara yang secara silih berganti keluar masuk mengobok-obok liang anus Ukhti Anggi benar-benar membuat Ukhti Anggi tak berkutik. Tubuhnya bergetar hebat menyemburkan cairan surgawi yang luar biasa derasnya. Tentu saja mulut Ukhti Rara tak mau membuang-buang ‘jus’ lezat dari memek rekannya itu.
Ukhti Rara : Mmmffh.. Glupp.. Glupp.. Glupp.. Mmfhh.. Aaahh.. lezatnyahh.. Mfhh.. Mchh.. Sruupp.. Sruupphh.. Emmhh.. Enaknyahh.. mau lagi dongh Nggihh.. kata Ukhti Rara yang masih asik mengulum jemarinya yang penuh lendir anus setelah menenggak csiran surgawi Ukhti Anggi.
Aksi berikutnya berlanjut dimulai dengan Ukhti Anggi duduk bersandar di kursi sementara kedua kakinya dibuka lebar dengan selakangan yang berhiaskan memek dan anus pink becek menghadap kamera. Tak lama kemudian sebuah dildo berukuran sedang mulai Ukhti Anggi lesakkan membelah anus sempitnya.
Ukhti Anggi : OOOOUUHHH.. MMHHH.. SSHH.. AHH.. AHHH.. UHH.. YESHHH.. AAHH.. NNGHHH.. ENAK NYAAHH.. AAHH.. RARAHH.. AWWHH.. GELIHH.. ENAKK.. OHH.. SHHH.. OHHH.. OHHH.. NGHHH.. MHHH.. OHHH..
Rintihan dan desahan nikmat kembali berlanjut saat tangan kanan Ukhti Anggi mulai mengocok cepat dildo yang menyumpal anusnya sementara tangan kirinya sibuk menggesek-gesek klitorisnya sendiri. Ukhti Rara pun aktif merangsang toket 36E Ukhti Anggi dengan meremas-remas dan memilin-milin puting pinknya yang mencuat keras sejak tadi. Ketiga titik sensitif Ukhti Anggi terus menerus dirangsang yang membuat Ukhti Anggi mulai kelojotan keenakan. Erangan mantan pacar Akhi Arkan itupun semakin kuat dan intens karena gelombang orgasme yang kian mendekat.
Ukhti Anggi : AAAHH.. AHHH.. NGGHH.. NGGHHH.. RARAAHH.. OHHH.. ENAK BANGETHH... AHHH.. GA TAHAN LAGIIHH.. OHHH.. OHHH.. OUUNNGGHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Ukhti Rara terpana dengan derasnya semburan cairan surgawi Ukhti Anggi. Bahkan kelentitnya pun tampak ikut mencuat. Tak mau membuang-buang kelezatan yang disediakan memek Ukhti Anggi, Ukhti Rara bergegas berlutut dan mendekatkan wajahnya di atas perut bawah Ukhti Anggi. Tangan kiri Ukhti Rara menyibakkan cadarnya dan mulutnya yang terbuka lebar pun akhirnya dibanjiri cairan orgasme akhwat cantik mantan pacar Akhi Arkan itu.
Ukhti Rara : Mmmhh.. Glup.. Glupp.. Glupp.. Ahhh.. Enaknya Nggih.. Lagih dong.. Ayok kocok lagih yang kuat.. kata Ukhti Rara yang sudah kembali membungkuk di belakang kursi tempat Ukhti Anggi kembali anal-masturbate. Kepala Ukhti Rara bersandar di pundak Ukhti Anggi sambil terus membisikkan kata-kata yang sangat merangsang. Tentu saja Ukhti Anggi semakin bergelora menyodok liang anusnya sendiri dengan dildo yang terlihat begitu ketat dijepit oleh bibir anusnya. Tak hanya dari kata-kata Ukhti Rara saja, jemari lentik Ukhti Rara yang terus bermain lincah di toket jumbo Ukhti Anggi turut membakar birahi yang ada di dalam tubuh Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : AAAHH.. AHH.. OHH.. ENAK RAAHH.. AAHH.. OWHH.. KONTOLHH.. MAU KONTOLHH.. OHHH.. OHHH.. OOUNNGGHH..!!
SEERRRR.. SEERRRR.. SEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Kembali tubuh Ukhti Anggi menggelinjang hebat, bahkan ia sedikit mengangkat pinggulnya karena nikmat luar biasa dari orgasme yang baru saja menerpanya. Tangan kiri Ukhti Anggi yang tanpa henti memainkan klitorisnya membuat semburan cairan surgawinya semakin kuat bahkan sampai membasahi cadar dan jilbab Ukhti Anggi dan Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Wwuuhh.. Sshh.. Jadi basah kuyup nihh.. ahaha.. gila sih kamu Nggi.. bisa detes banget gituuhh.. uhh.. kata Ukhti Rara yang terpana melihat semburan deras cairan surgawi Ukhti Anggi hingga membasahi jilbabnya.
Ukhti Anggi : Hhh.. Hh.. enak banget sihh soalnyaah.. duhh ga kebayang kalo yang nyodok kontol beneran nihh.. jawab Ukhti Anggi yang tersengal-sengal setelah orgasme dahsyatnya.
Ukhti Rara : Uhhh.. Sinihh.. Aku bersihin.. kata Ukhti Rara yang kemudian berjongkok di depan selakangan Ukhti Anggi dan mulai menjilat nikmat hingga memek Ukhti Anggi bersih kesat.
Sudah tentu kamera mereka terus merekam adegan yang terjadi, termasuk saat Ukhti Rara kini menjilati memek Ukhti Anggi yang terlihat agak merekah. Mata Ukhti Rara yang terbalut eyeliner beberapa kali melancarkan tatapan nakal ke arah kamera seakan menantang setiap ikhwan yang menonton video mereka untuk ramai-ramai menjamah dan menikmati tubuhnya.
Ronde dua pun berganti Ukhti Rara yang beraksi. Kini lokasi berpindah ke atas ranjang dimana Ukhti Anggi tiduran terlentang sementara Ukhti Rara berjongkok diatas wajah Ukhti Anggi. Aksi yang dipertontonkan mirip dengan saat Ukhti Anggi beraksi. Tangan kanan Ukhti Rara berperan aktif mengocok dildo yang keluar masuk memekarkan liang anusnya, sementara tangan kanannya sibuk menggesek-gesek kelentitnya yang sudah mencuat tegak layaknya kacang. Ukhti Anggi pun tak mau membuat gunung kembar 36DD Ukhti Rara menganggur. Dengan sigap jemari lentik putih Ukhti Anggi terus memilin-milin puting kecoklatan Ukhti Rara yang sudah menjulang tinggi.
Ukhti Rara : AAHH.. AHH.. SHHH.. MMHH.. ENAKNYAHH.. MMHH.. MMHH.. UHH.. NIKMATNYAHH.. OUUHH.. MAU KELUAR NIH NGGIHH.. AHHH.. AHHH.. SINIHH MULUTTH.. AWWHH.. AHH.. OUUNNGGHHHH..!!!
SEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR..
Dildo pun menancap dalam-dalam sementara mata Ukhti Rara terpejam saat memeknya meledakkan cairan surgawinya. Orgasme yang begitu nikmat membuat cairan surgawi menyembur deras dan disambut mulut Ukhti Anggi yang sudah menganga bersiap menenggak setiap tetes cairan kenikmatan mantan ustadzah itu. Tubuh Ukhti Rara mengejang beberapa saat seraya memompa seluruh birahinya yang mengalir cepat meninggalkan tubuhnya. Ukhti Anggi sendiri tampak gelagapan karena cairan surgawi Ukhti Rara muncrat kemana-mana dan membanjiri cadar beserta jilbab hitam yang dikenakan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Uwwhh.. Mmhhh.. Glupp.. Glupp.. Ahh.. Enak Rahh.. Lagihh.. Mau lagih dong.. Sinihh.. ucap Ukhti Anggi dengan lidah menjulur menjilati bibir memek Ukhti Anggi.
Hanya butuh waktu sekitar 40an detik sebelum Ukhti Rara kembali mencapai klimaks keduanya di posisi itu. Ranjang tempat keduanya berlesbi ria pun basah kuyup oleh cairan surgwai. Rasa lelah bercampur nikmat mulai memenuhi seluruh tubuh putih mulus Ukhti Rara. Video pun ditutup dengan aksi Ukhti Anggi menjilati memek dan anus Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Hhh.. Hh.. Capek banget nih Nggihh.. Tapi enak sihh.. kebayang gak sih kalau ada kontol yang sodokin memek kitah..?? Mmmhh.. kata Ukhti Rara yang tengah berfantasi sambil merebahkan dirinya yang hanya mengenakan jilbab, cadar, dan stoking hitam tipis ke ranjang.
Ukhti Anggi : Iya nih.. Mmhh.. Tapi enak sih Rah.. Makasih yah udah ngajarin akuh soal anal.. jadi tetep bisa masturbasi tanpa harus ilang perawan.. hahah.. jawab Ukhti Anggi yang terduduk dan melihat hasil video mereka yang berdurasi sekitar 15 menitan.
Ukhti Rara : Ahaha.. Yaa gimana gak aku ajarin, kamu aja udah ketagihan gituh sama bokep.. Untung aja si Arkan ga sampe perawanin kamuh... Hoahm.. Ngantuk.. Bobo yuk ahh..
_____________________________________________
Alisa : Makasih mas Hamdan sayang.. mmmchh.. ucap Alisa sebelum kemudian mendaratkan ciuman pada bibir Hamdan.
Hamdan : Wuuu.. udah ga malu lagi nih sekarang ya?? Padahal cadaran gitu juga maen sosor aja nih sayangku.. kata Hamdan yang terkesima dengan kecantikan Alisa dengan cadar tali hitam, jilbab pink muda, sementara matanya dibalut eyeliner dan kacamata.
Alisa : Hihih.. ngapain malu-malu lohh mas Hamdan sayanggh..?? Kalo sama mas Hamdan mah disuruh apa ajah Alisa mah ngikut.. jawab Alisa dengan nada menggoda.
Hari itu memang Alisa tampil agak berbeda. Abaya panjang berumbai warna pink muda berpadu dengan jilbab non pet jumbo 3 layer rumbai dan cadar tali hitam benar-benar membuatnya tampak seperti bidadari. Apalagi mata lentiknya yang dihiasi eyeliner dan kacamata menyebabkan pandangan mata setiap ikhwan tak bisa berpaling darinya.
Hamdan : Hem?? Beneran nih..?? Disuruh apa aja mau?? Coba kalo sekarang mas minta Alisaku sayang buat emut kontol mas disini.. bisa?? Pancing Hamdan yang kemudian menstandar miringkan motornya sementara ia berdiri bersandar pada jok motor.
Alisa : Eehh.. Branih dongg.. jawab Alisa yang langsung sedikit membungkuk dan menciumi kontol Hamdan yang masih terbalut sirwal.
Hamdan tak menyangka kalau kekasihnya akan berani sampai seliar ini padahal di tempat umum. Kedua tangan lentik Alisa yang berhenna merah dengan handsock hitam pun begitu cepat dan terampil menarik kontol jumbo Hamdan keluar dari sirwalnya. Tanpa basa-basi, tangan kiri Alisa menyibakkan cadarnya dan dalam sekejap mata seluruh kontol Hamdan sudah terbenam seluruhnya di mulut Alisa. Hamdan hanya bisa merem melek merasakan sepongan nikmat kekasihnya. Suasana outdoor apalagi tepat di pinggir jalan semakin membuat adrenalin keduanya terpacu. Untungnya lalu lalang kendaraan pagi itu cukup sepi.
Sulwa : Yeee.. kak Alisa nih.. gak dimana-mana bisa aja yaahh gitu.. kata Sulwa yang tiba-tiba muncul dari dalam kos’an dengan abaya dan bergo hitam sementara wajahnya ditutupi masker
Hamdan : Ehh.. Sulwa.. Eemhh.. Lagi enak nihh.. bentar yaahh.. kata Hamdan yang masih merem melek menikmati servis mulut Alisa.
Alisa : Mffhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Occkk.. Ockk.. Mffhh.. Mmffuahhh.. Srrupp.. Srruupp.. Ehh Sulwa.. Hihih.. Ditantangin sih barusan sama mas Hamdan.. Yaa gimana mau nolak coba?? Kata Alisa sambil tangan kanannya masih mengocok perlahan kontol Hamdan sementara tangan kirinya merapikan cadarnya.
Sulwa : Yaa tapi kan jangan gitu juga kaaak.. Sulwa jadi pengen nih.. mana Mas Amin lagi sibukk.. jawab Sulwa.
Alisa : Ahahah.. Iya deh maaf dek.. Yaudah Mas.. Lanjut ntar lagi yaa.. mmchh.. ucap Alisa sambil mengecup bibir Hamdan sebelum kemudian beranjak pergi masuk ke kos’an Sulwa.
Hamdan : Ehh ya sayang.. ntar dijemput jam berapa?? Tanya Hamdan sambil merapikan sirwalnya.
Alisa : Mmm.. blom tau mas sayang.. Ntar Alisa kabarin lagi.. jawab Alisa yang juga segera merapikan kembali cadarnya.
Hamdan pun berlalu pergi setelah puas memandang Alisa yang kemudian masuk ke pintu gerbang kos Sulwa. Seperti permintaan bu Zaskia, Hamdan diminta datang ke gerai karena harus menggantikan editor di sana yang baru saja resign. Meskipun Hamdan belum tau tentang apa yang harus dilakukannya secara detil, tapi ia yakin kalau berkenaan dengan editing foto ia cukup bisa.
Hamdan : Assalamu’alaykum..
Bu Susan : Wa’alaykumsalam.. Ahh.. Mas Hamdan.. darimana aja? Udah ibu tungguin dari tadi lhoo.. jawab Bu Susan yang selalu tampil cantik setiap harinya.
Hamdan : Afwan Bu, tadi ngantar teman dulu karena ada kerja kelompok.. jawab Hamdan sambil menutup pintu ruang konten kreator di divisi media milik gerai bu Zaskia.
Hamdan agak terkejut karena melihat ada dua orang akhwat bercadar di ruangan itu yang tengah duduk di sofa sambil berdiskusi di antara mereka. Pengalaman Hamdan dalam mengeksplor tubuh terawat dan terjaga seorang akhwat, membuatnya memiliki kemampuan dalam menilai tubuh akhwat meski tertutup secara menyeluruh.
Bu Susan : Eh ya mas Hamdan, kenalin ini mba Anggi dan ini mba Rara.. seraya bu Susan menegur Hamdan yang terlihat terkejut karena sedang asyik menelaah ukuran tubuh akhwat di hadapannya.
Hamdan : Ahh.. iya.. afwan ukh.. ana Hamdan.. salam kenal.. kata Hamdan yang terlihat menjaga imagenya.
Ukhti Anggi : Na’am akhi.. ana Anggi, salam kenal.. jawab Ukhti Anggi yang tampak mempesona dengan setelan jilbab segi empat jumbo dan abaya warna pink muda sementara wajah cantik putihnya dengan mata lentik ber-eyeliner miliknya tertutup cadar tali hitam.
Ukhti Rara : Ana Rara akhi.. jawab Ukhti Rara singkat dengan nada sedikit ketus tapi tetap terlihat cantik dengan jilbab segi empat jumbo dan cadar pink muda berpadu indah dengan abaya marunnya.
Bu Susan : Nah jadi gini mba Anggi sama mba Rara, inshaaAllah mulai hari ini mas Hamdan bakal jadi editor untuk sosmed kita ya. Jadi tolong kerjasamanya karena mas Hamdan juga masih baru di sini.. ujar bu Susan yang kemudian berlalu pergi meninggalkan Hamdan dengan kedua akhwat di ruangan itu.
Meski pengalaman Hamdan dalam menaklukkan akhwat bercadar bisa dibilang profesional, namun tetap saja rasa canggung ia rasakan saat ia harus memulai pembicaraan dengan kedua akhwat yang baru saja ia kenal. Apalagi terlihat kalau Ukhti Anggi dan Ukhti Rara seakan tak terlalu peduli dengan Hamdan.
Hamdan : Emm.. Afwan ukh, ada yang bisa ana bantu? Tanya Hamdan mencoba membuka pembicaraan.
Ukhti Anggi : Ehh iyah.. Afwan akhi Hamd.. Kata-kata Ukhti Anggi terhenti saat mendapati Ukhti Rara memotong pembicaraannya.
Ukhti Rara : Afwan mas Hamdan yaa, meski mas Hamdan ini ‘orang spesial’ ummj Susan, tapi kalau nanti ga bisa kelarin tugas sesuai deadline yaa ana bakal tetep laporin ke ummi Susan.. Tukas Ukhti Rara dengan nada ketus seraya memandang remeh Hamdan.
Hamdan : Ohh.. inshaaAllah ana akan bantu semaksimal mungkin.. kata Hamdan meyakinkan.
Tetap saja Hamdan sebagai seorang lelaki merasa terhina mendengar seorang akhwat meremehkannya. Tapi ia tak bisa hanya dengan berbicara, ia harus menunjukkan kemampuannya dalam editing pada Ukhti Rara dan Ukhti Anggi yang memang sudah bergelut di divisi media sekian lama sehingga telah melejitkan pemasaran produk dari gerai milik bu Zaskia itu.
Ukhti Anggi : Rara.. jangan gitu ahh.. ga enak lohh.. masa baru awal-awal udah digituin sih.. kata Ukhti Anggi yang merasa iba pada Hamdan.
Ukhti Rara : Udah.. kita liat dulu.. kata Ukhti Rara yang kemudian berjalan menuju meja editor.
Ruang divisi media tidak terlalu luas hanya seukuran 3x4 meter saja. Meski terlihat kecil, namun pemilihan desain interior yang minimalis membuat ruangan yang berisi satu sofa besar, meja kantor pendek panjang, dan meja komputer itupun terlihat lega. Sebuah komputer dekstop kelas high-end gaming pun menjadi pilihan Ukhti Rara sebagai senjata utama editing.
Hamdan pun diminta untuk melakukan beberapa editing pada foto yang sudah di sortir oleh Ukhti Rara. Meski foto yang diambil dengan kamera itu sudah cukup kalau hanya untuk sosmed, namun sisi perfeksionis yang dimiliki Ukhti Rara membuatnya ingin mendapatkan lebih. Bagi Hamdan, hal itu merupakan sebuah pengalaman baru untuk bisa belajar tentang editing foto lebih jauh. Aplikasi Photoshop yang ada di divisi media pun menggunakan versi paling baru. Tentu saja hal ini membuat Hamdan memerlukan beberapa waktu untuk penyesuaian. Ada sekitar 5 foto yang menjadi job-desk Hamdan siang itu dan semua itu harus selesai sebelum Ashar. Ukhti Rara yang belum terlalu menaruh kepercayaan pada Hamdan terus berupaya mencari-cari kesalahan yang Hamdan buat.
Ukhti Anggi : Ehh Rara.. kasih kesempatan akhi Hamdan dulu, jangan dikit-dikit di komen gitu.. celetuk Ukhti Anggi yang merasa kasihan melihat Hamdan di cecar dengan komentar negatif dari Ukhti Rara.
Ukhti Rara : isshh.. Apaan sih Nggi?? Masak kayak gitu aja lelet.. kalo si Laras yang garap sih udah kelar dari tadi.. jawab Ukhti Rara yang terlihat agak kesal melihat Hamdan yang tak bisa memenuhi ekspektasinya.
Allahu Akbar.. Allahuakbar..
Suara adzan Dhuhur pun berkumandang yang menjadi pertanda jam istirahat siang pun dimulai. Tampak beberapa staff gerai mulai bersiap-siap untuk melaksanakan ibadah sholat Dhuhur.
Ukhti Rara : Aahh.. udahlah.. istirahat dulu aja.. ntar dilanjut lagi.. kata Ukhti Rara dengan nada ketus ke arah Hamdan yang masih juga belum selesai dengan 3 dari 5 foto.
Hamdan : Afwan ya ukh.. inshaaAllah nanti kelar.. jawab Hamdan yang segera bergegas meninggalkan ruangan.
Dalam hati Hamdan ia kesal karena merasa diremehkan harga dirinya oleh akhwat. Tapi mau bagaimana lagi, ia pun tak bisa memungkiri kalau adaptasinya dengan versi Photoshop yang baru membuatnya tak bisa memberikan performa maksimal.
Ukhti Anggi : Kamu tuh kebangetan sih Ra.. kan akhi Hamdan juga baru hari pertama tuh.. ntar kalo kita malah kena marah ummi Susan atau ummi Zaskia gimana?? Secara dia kan ‘staf-khusus’ gituu.. ujar ukhti Anggi yang duduk di sofa sambil menyiapkan mukenanya.
Ukhti Rara : Ya ngga gitu juga Nggi.. aku tuh pengennya cepet kelar, soalnya kan ini udah hampir weekend, kapan lagi kelarnya kalau ngga hari ini.. trus aku tuh pengennya biar akhi Hamdan cepet adaptasi sama kerjaan kita.. jawab Ukhti Rara yang terdengar agak menyesal.
Ukhti Anggi : Iyaa juga sih.. tapi kan kita juga bakalan kerja sama akhi Hamdan ga Cuma hari ini aja Ra.. kalau chemistry di awal aja udah kayak gini kan ntar kedepannya jadi susah.. cobalah kasih kelonggaran dikit.. toh dulu diawal-awal kita juga ngga digituin amat.. jawab Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Hemm.. okedeh.. inshaaAllah ntar aku coba kasih kelonggaran.. eh ya, baru inget deh.. kita kan belom jadi upload video semalem tuh?? Kapan deadline nya?? Tanya Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Ya Allah Ra.. aku kira udah kamu kirimin.. padahal mereka udah pada bayar tuh.. ya siang ini kan kita janjiinnya..?? Udah sih buruan upload.. kata Ukhti Anggi sambil mengambil HPnya.
Ukhti Rara : Yaudah.. pake WiFi sini aja.. berapa tuh ukuran videonya?? Tanya Ukhti Rara sambil melihat ke arah HP Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Ehh.. 300an Mb dong ukurannya.. gimana nih?? Tanya Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Kok gede banget ukuranya?? Ga kayak biasanya sih Nggi? Kemarin rekam pake resolusi berapa?? Tanya Ukhti Rara penasaran.
Ukhti Anggi : Yaah kan kemarin ada yang minta pake 1080p, yaudah deh aku set di 1080p.. trus gimana nih Ra?? Keburu kelar sholatnya.. tsnya Ukhti Anggi yang memang tak terlalu paham dengan gadget.
Ukhti Rara : Mmm.. Yaudah sinih..
Ukhti Rara dengan sigap memindahkan file video syur mereka yang sudah dipesan oleh salah satu pelanggan ke komputer editing di ruang itu. Kemudian ia melanjutkan dengan proses uploading yang membutuhkan waktu sekitar 7 menit. Mungkin dikarenakan banyaknya staff yang menggunakan fasilitas wifi gerai sehingga menurunkan kemampuan transfer data yang ada.
Ukhti Rara : Duhh kok lama banget nih 7 menit..?? Mmm.. yaudah deh.. tinggal sholat aja dulu.. kata Ukhti Rara yang terlihat tergesa-gesa mengambil mukenanya.
Ukhti Anggi : Emang gapapa Ra ditinggal gitu aja? Ntar kalo ada yang liat gimana?? Aku takut nih.. jawab Ukhti Anggi yang khawatir video mereka ketauan.
Ukhti Rara: Udah santai aja.. udah aku setting kok kalo kelar langsung nge-close sendiri gitu.. yuk.. ntar kena potong gaji kalo ketauan telat sholat lohhh.. jawab Ukhti Rara yang bersegera meninggalkan ruang media disusul Ukhti Anggi.
Sudah jadi peraturan mendasar di gerai bu Zaskia bagi setiap staff untuk menjaga sholat di awal waktu. Meski tak langsung mendapat potong gaji sebagai hukuman, tapi kalau ketahuan berkali-kali tertinggal waktu sholat maka hukuman potong gaji akan diterapkan. Ini dilakukan untuk memberikan pelajaran bagi staff di gerai bu Zaskia bahwasanya sholat itu sebuah kewajiban yang harus benar-benar dijaga.
Hamdan baru teringat kalau HP nya tertinggal di ruang media sesaat setelah ia keluar dari toilet. Ia juga sempat melihat Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang tergesa-gesa meninggalkan ruang media untuk menuju musholla. Ia pun segera menuju ruang media dan mengambil HPnya. Sesaat sebelum beranjak pergi, mata Hamdan teralihkan ke layar monitor komputer yang tak seperti saat tadi ia meninggalkan ruang itu. Rasa penasaran mendorongnya untuk mengecek apa yang terjadi pada komputernya. Hamdan pun mendapati sebuah pop-up notification kalau sebuah file telah berhasil di upload. Ia pun penasaran dan mencoba mencari tahu file yang dikirim. Hamdan pun terkejut ketika mengetahui file video yang dikirim adalah video striptis dan masturbasi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang masih mengenakan jilbab dan cadar. Untuk beberapa saat, Hamdan menikmati sajian di layar komputer itu sebelum kemudian ia mentransfer file video kedua akhwat itu ke HPnya. Senyum puas pun tersirat di wajah Hamdan. Ia baru saja mendapatkan cara untuk memberikan pelajaran pada Ukhti Rara agar tidak meremehkan nya.
Sementara itu..
Ukhti Anggi : Lumayan sihh.. hihihih.. lumayaaann.. guman Ukhti Anggi yang masih duduk manis sesaat setelah selesai berdoa dan masih mengenakan mukenanya.
Ukhti Rara : Apanya yang lumayan Nggi? Mie Ayam..?? Celetuk Rara yang keheranan melihat tingkah Anggi.
Ukhti Anggi : Yeee.. bukan lahhh.. itu tuh.. akhi Hamdan.. Lumayan ganteng sih biarpun ga seputih mas Arkan.. hihihih.. gagah pula.. awhhh.. jadi bayangin lohh.. ujar Ukhti Anggi sambil mendekap tubuhnya sendiri.
Ukhti Rara : Halaahh.. ku kira siapaa.. iyaa kan? Ganteng kaann?? Timpal Ukhti Rara dengan nada menggoda sambil duduk menempel di sisi kanan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : He’emhh.. Aaahh.. bibirnya bikin gemess.. pengen deh aku cium.. ssshh.. aaahh.. kebayang gak sih Ra..?? Tanya Ukhti Anggi dengan nada manja.
Ukhti Rara : Hihihih.. kebayang apanya Nggi?? Yang mana yang dibayangin..?? Jawab Ukhti Rara menggoda Ukhti Anggi sambil meraba-raba paha Ukhti Anggi yang duduk di lantai sambil melipat kedua kakinya ke kiri.
Ukhti Anggi : Yaaa itu tuuhh.. pasti dadanya bidang banget tuh.. kenceng gituhh.. kayak yang di filem-filem.. kamu ga penasaran Ra..?? Tanya Ukhti Anggi yang sedikit menggeliat saat merasakan tangan Ukhti Rara terselip diantara kedua belah pahanya.
Ukhti Rara : Aku?? Penasaran?? Sama akhi Hamdan?? Bangetthh donghh.. biarpun keliatannya tadi aku kayak gitu sama akhi Hamdan, tapi.. emmmhh.. udah bisa kebayang tuh yang ada di selakangan dia.. ahhh.. aku sih pasrah kalo harus jebol sama akhi Hamdannhh.. jawab Ukhti Rara sambil matanya terpejam membayangkan dirinya digagahi Hamdan.
Ukhti Anggi : Eehh.. katanya mau nunggu halal dulu Ra?? Kok udah ga tahaann..?? Jawab Ukhti Anggi sambil membalas meremas toket Ukhti Rara yang masih tertutup abaya dan mukena.
Ukhti Rara : Ahhh.. itu kan Cuma omongan akuh ajah.. uuhh.. kamu gak pengen Nggi?? Katanya udah pengen banget disodok kontol nih lubang..?? Goda Ukhti Rara yang kini sudah mulai menggesekkan jemarinya di selakangan Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Pengen lah Raa.. tapi takut ajahh.. Tapi pengeenn.. Aahh.. barengan yuk.. hihihih.. tapi gimana dong caranya..?? kata Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Hihihh.. Naaahh.. itu dia masalahnya.. aku juga bingung gimana caranya biar akhi Hamdan mau sodokin kita.. sshhh.. Aaahh.. udahlah.. semoga aja ntar Allah kasih jalannya.. hihihih.. jawab Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Aaamiinn.. hihihi.. yuk balik.. blom makan juga kita.. jawab Ukhti Anggi yang mulai melepas mukenanya dan merapikan kembali cadar dan jilbabnya.
Bu Susan : Ehh.. mba Rara, gimana mas Hamdan? Bisa kan ngerjain job-desknya..?? Tegur bu Susan saat Ukhti Anggi dan Rara berpapasan dengannya di depan gerai.
Ukhti Rara : Alhamdulillah lumayan umm.. meski belum se-lincah ukhti Laras, tapi inshaaAllah masih bisa berkembang seiring berjalannya waktu.. jawab Ukhti Rara.
Bu Susan : Alhamdulillah.. tolong dibantu ya, jarang-jarang kan ada ikhwan yang kerja di gerai kita? Hihih.. siapa tau ntar cocok sama mba Rara juga.. goda bu Susan yang membuat Ukhti Rara sedikit salting.
Ukhti Anggi : Waah.. boleh juga tuh umm.. timpal Ukhti Anggi menggoda Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Aaahh.. apaan sih Nggi.. jawab Ukhti Rara malu.
Bu Susan : Pada belum makan juga kan? Yuk makan dulu.. ajak bu Susan.
Wilayah gerai bu Zaskia yang terletak di sentra mahasiswa Jogja memberikan kemudahan akses bagi staf gerai untuk mendapatkan ragam pilihan menu makan siang karena banyaknya warung makan di sana. Harga yang murah dan lokasi yang nyaman merupakan salah satu daya tarik Jogjakarta bagi setiap mahasiswa.
Hamdan : Assalamu’alaykum Alisaku sayang.. lagi apa?? Tanya Hamdan melalui chat WhatsApp.
Alisa : Wa’alaykumsalam mas Hamdan sayang.. nih lagi makan siang ama Sulwa.. gimana kerjaan di gerai mas? Lancar kan?? Balas Alisa.
Hamdan : Yaahh lumayan.. Dikasi rekan kerja yang agak jutek nih sayang.. jadi bete.. tapi inshaaAllah mas bisa jalanin kok.. balas Hamdan.
Alisa : Alhamdulillah.. semangat mas Hamdan sayaang.. ntar kalau udah selesai, pakai aja Alisa semau mas Hamdan sihh.. hihihih.. mmmmuacchh.. balas Alisa menggoda Hamdan.
Hamdan : Eeehh.. kalo itu mah udah wajib loh sayang.. hihihih.. tapi kayaknya gatau nih bisa jemput Alisaku sayang atau ngga, soalnya belum kelar juga kerjaan.. Balas Hamdan.
Alisa : Ohh.. banyak yaah mas kerjaan?? Mmm.. yaudah gapapa.. ntar Alisa pesen Gojek aja deh.. mmmuachh.. ngga makan siang mas Hamdan sayang..?? Balas Alisa.
Hamdan : Iya nih.. semoga aja sore udah kelar.. ini baru mau makan, tapi enakan makan memeknya sayangku Alisa ini lhooo.. Balas Hamdan menggoda kekasihnya.
Alisa : Awww.. isshhh.. mas Hamdan yaahh.. bikin Alisa jadi pengen loohh.. uwww.. awas ya ntar malem.. hihihih.. balas Alisa menggoda Hamdan.
Hamdan : Ahahah.. mau diapain coba mas nih?? Ehh, mas duluan yah sayang.. udah jam kerja lagi nih.. mmmmuacchh.. Assalamu’alaykum.. balas Hamdan.
Sekitar jam 1 siang semua staf gerai bu Zaskia yang semuanya adalah akhwat, kembali ke gerai. Termasuk Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang bersegera menuju ruang Media tempat dimana tadi mereka upload video syur keduanya.
Ukhti Anggi : Gimana Ra..?? Aman kan?? Tanya Ukhti Anggi yang agak ngos-ngosan karena berlari kecil menuju ruang media.
Ukhti Rara : Yak.. udah selesai kok, udah auto-close semua.. jawab Ukhti Rara yang terlihat membungkuk di depan layar komputer sambil mengecek transfer file video mereka.
Ukhti Anggi : Alhamdulillaahhh.. lega deehh.. jawab Ukhti Anggi yang kemudian terduduk lunglai di sofa sambil menyalakan AC.
Cklek..
Hamdan : Assalamu’alaykum.. ucap Hamdan sambil memasuki ruangan kerjanya yang baru.
Ukhti Anggi dan Ukhti Rara : Wa’alaykumsalam.. jawab keduanya bersamaan.
Hamdan : Ana lanjutin lagi ya ukh.. kata Hamdan sambil menuju ke kursi komputer.
Hamdan tak langsung menunjukkan tentang video yang baru saja ia dapatkan. Ia masih menunggu waktu yang tepat. Kembali Ukhti Rara memantau proses kerja Hamdan dalam melakukan editing foto seperti arahan Ukhti Rara. Namun kali ini berbeda, Hamdan lebih merasa nyaman karena Ukhti Rara lebih bersifat supportif, tidak seperti tadi pagi.
Ukhti Rara : Emm.. Udah bagus sih akhi.. mmm.. coba ini dibuat kayak gini bisa ngga ya?? Jadi biar lebih jelas gitu bagian yang ini.. kata Ukhti Rara mengarahkan Hamdan sambil agak membungkuk di samping kanan Hamdan seraya jemari lentiknya menunjuk ke layar komputer.
Wangi khas aroma parfum akhwat begitu memanjakan hidung Hamdan yang membuatnya semakin bersemangat. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya Hamdan berhasil menyelesaikan job desknya. Saat Hamdan berfikir ia bisa istirahat sebentar, ia dikejutkan dengan suara Ukhti Rara yang cukup keras.
Ukhti Rara : Yaa Allaahh..!! Bisa gitu kelupaaan.. duhh.. kata Ukhti Rara dengan nada kesal sambil memandangi HP nya.
Ukhti Anggi : Kenapa lagi Ra..?? Tanya Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ini lhoohh.. lupa blom edit video untuk pre-intro produk baru kita.. isshh.. mana harus kelar juga hari ini.. jawab Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Yaudah dikerjain sih.. jawab Ukhti Anggi agak menenangkan Ukhti Rara yang terlihat panik.
Ukhti Rara : Ahh.. nih di edit video nya.. ana maunya kayak gini.. akhi bisa kan?? Jangan bilang ga bisa!! Tegas Ukhti Rara yang kembali ketus pada Hamdan.
Hamdan : inshaaAllah.. coba ana liat ukh.. pake after effects yaa..?? Mmm.. dicoba dulu.. kata Hamdan yang memang tak terlalu farmiliar dengan aplikasi After Effect.
Hampir selama 3 jam proses editing dilakukan. Lamanya waktu yang terjadi karena memang Hamdan sendiri belum terlalu menguasai aplikasi yang disediakan. Ditambah Ukhti Rara yang begitu menekan Hamdan karena deadline yang sudah mepet. Tapi akhirnya video pun selesai meski harus over-time sehingga hanya tinggal mereka bertiga yang masih bertahan di gerai.
Ukhti Rara : Fuuhh.. kelar deh, tinggal upload aja.. kata Ukhti Rara yang duduk di sofa sambil menghela nafas.
Ukhti Anggi : Ahahah.. iya yah.. nyampe jam setengah 5 baru kelar.. afwan ya akhi Hamdan jadi ngrepotin.. ujar Ukhti Anggi mencoba ramah dengan Hamdan.
Hamdan : Iya kok gapapa ukh.. udab jadi tanggung jawab ana juga.. jawab Hamdan yang juga bersandar lega di kursi komputer.
Ukhti Rara : Sebenarnya bisa lebih cepet lagi kalo akhi Hamdan juga tau cara pake After Effect.. Tadi sih harus gini gitu dulu.. jadi lama.. celetuk Ukhti Rara agak kesal dengan Hamdan.
Ukhti Anggi : Eehh.. Rara.. udahlah.. ngapain sih? Toh yang penting kelar.. ujar Ukhti Anggi mencoba menenangkan Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Iyaa.. Cuma ya itu.. coba kalo akhi Hamdan nih.. ahh udahlah.. jawab Ukhti Rara ketus.
Hamdan : Hemm.. Afwan Ukh.. ana juga masih belajar.. jawab Hamdan dengan nada merendah.
Meski begitu tetap saja ada rasa jengkel di hati Hamdan. Ia merasa tak seharusnya seorang wanita menginjak-injak harga dirinya. Apalagi ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti setiap keinginan Ukhti Rara. Tapi entah kenapa jerih payahnya hampir tak dihargai oleh pimpinan divisi media itu.
Ukhti Rara : Yap kelar.. Oke bisa pulang deehh.. kata Ukhti Rara dengan nada menyindir ke arah Hamdan.
Hamdan tentu saja tau maksud kata-kata ukhti Rara itu yang membuat kesabarannya semakin habis.
Hamdan : Afwan Ukh.. minta waktunya sedikit aja.. ana mau tanya.. kalau edit video gini gimana ya caranya..?? Tanya Hamdan sambil menyalakan video di HPnya dan menunjukkannya ke Ukhti Anggi dan Ukhti Rara.
Betapa terkejutnya Ukhti Rara dan Ukhti Anggi saat mengetahui video di HP Hamdan adalah video lesbi dan anal masturbate yang mereka upload tadi pagi. Keduanya tak menyangka kalau Hamdan bisa memiliki video itu. Ukhti Anggi pun hanya bisa menutupi wajahnya yang juga sudah tertutup cadar hitam dengan kedua tangan mulusnya sementara Ukhti Rara tak bisa berkata-kata.
Hamdan : Hem..?? Kok jadi diem ukh..?? Gimana ya cara editnyaa..?? Tanya Hamdan dengan nada menyindir kedua akhwat cantik itu sambil terus menaikkan volume suara HPnya.
Ukhti Rara : Kok bisa dapet video itu!? Dapet darimana!? Tegas Ukhti Rara dengan nada tinggi.
Hamdan : Emang pentingnya ana dapet darimana..?? Justru yang seharusnya ukhti khawatirkan kalau ini ketauan sama ummi Susan atau ummi Zaskia.. atau lebih parah lagi tersebar ke medsos.. ahaha.. Duuhh.. goyangannya manteb banget nihh.. ujar Hamdan yang terlihat puas melihat kedua akhwat berjilbab pink itu panik.
Ukhti Anggi : Ampun akhi.. jangan dilaporin ke ummi Susan.. apalagi ummi Zaskia.. duhh.. apa ajah.. apa ajah inshaaAllah ana lakuin yang penting jangan kasih tau ummi Zaskia ama ummi Susan.. tolong akhii.. rengek Ukhti Anggi yang terlihat pasrah.
Hamdan : Naahh.. gitu dong.. Cuma ana ga butuh jawaban dari Ukhti Anggi sih.. Ana butuhnya dari Ukhti Rara yang supeerr jaim ini.. ujar Hamdan yang mulai duduk santai dengan menyilangkan kakinya sambil tersenyum puas melihat Ukhti Rara yang tak punya banyak pilihan.
Ukhti Anggi : Kan tadi udah kubilang Ra.. Sekarang jadi gini kaaann.. Udahlah.. Ngalah aja.. Daripada ntar kitanya malu.. Tolong Raa.. Rengek Ukhti Anggi mencoba memohon pada Ukhti Rara sambil menarik-narik lengan baju kirinya.
Ukhti Rara : Issshhh.. Ahh.. yaudah.. kamu maunya apa!? Kata Ukhti Anggi dengan nada marah.
Hamdan : Lhoohh.. Lhoohhh.. kok gitu?? Masa iya gitu?? Lihat tuh.. contoh Ukhti Anggi.. mintanya baik-baik.. ngga marah-marah gitu.. atauu.. pengen langsung ana kirimin aja ke bu Zaskia?? Ejek Hamdan sambil menatap sepele ke Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Raa.. Udahlahh.. Tolong Raaa.. pinta Ukhti Anggi yang terdengar mulai terisak-isak.
Ukhti Rara yang masih kesal dan marah dengan kejadian itu pun mulai luluh saat mendengar suara temannya, Ukhti Anggi yang terisak-isak. Ia sadar kalau ini adalah kesalahannya yang tak menghiraukan anjuran dari Ukhti Anggi tadi, tapi semuanya sudah terjadi dan ia harus segera mengambil keputusan.
Ukhti Rara : Fuuhh.. Baik.. apa yang akhi Hamdan mau?? Tanya Ukhti Rara dengan nada merendah.
Hamdan : Naahh.. gitu kan lebih enak.. Emmm.. apa ya?? Enaknya apa ya?? Ohh iya.. panggil ana “TUAN”.. kata Hamdan.
Ukhti Rara : Bb.. Baik Tuan Hamdann.. sudah kan Tuaan..?? Kata Ukhti Rara dengan menahan malu.
Hamdan : Haah..?? Dikira gitu aja selesai?? Kok enak dong.. Ahahah.. Sekarang Striptis dong sampe telanjang.. tapi jangan copot jilbab sama cadar kalian.. ayoo Ukhtiii.. ujar Hamdan dengan nada meledek yang kali ini HPnya telah berganti ke mode recording.
Ukhti Rara : Mau buat apa Tuuaann..?? Tanya Ukhti Rara memelas.
Ukhti Anggi : Iyaah Tuaan.. Maluu Tuuaann.. timpal Ukhti Anggi yang berdiri disamping kiri Ukhti Rara sambil mendekap tangan kiri Ukhti Rara.
Hamdan : Hehh!! Kalian tuh ga disuruh tanya! Udah cepet joget!! Bentak Hamdan layaknya Tuan pemilik budak.
Meski Ukhti Rara dan Ukhti Anggi sering membuat video-video adegan lesbi, striptis atau anal masturbate, tapi kalau harus melakukannya di hadapan ikhwan secara langsung tetap saja keduanya merasa malu. Tampak Ukhti Anggi seperti orang kebingungan karena ia sama sekali tak menduga harus melakukan hal itu langsung di depan seorang lelaki, meskipun di lain sisi ia juga mengharapkan bisa telanjang di hadapan Hamdan.
Hamdan : Kenapa!? Kaku gitu!? Udaahh anggap aja ana kayak pelanggan kalian yang lain!! Ujar Hamdan yang merasa kesal.
Mendengar kata-kata Hamdan, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara pun saling menatap satu sama lain. Mereka baru sadar dan sedari tadi tak sempat berfikir ke arah sana. Celah setan pun mulai terkuak lebar dan mulai merasuki kedua akhwat cantik divisi media itu. Layaknya ular kobra yang sudah mendengar seruling dari sang pawang, Ukhti Rara pun mulai meliuk-liukkan tubuhnya yang juga diikuti oleh Ukhti Anggi dengan goyangan yang saling berirama. Kedua tangan putih mulus mereka tampak lihai menyusuri tiap lekuk tubuh indah keduanya. Mulai dari pundak, dada, pinggang, pinggul, dan berakhir di bokong. Kedua mata lentik Ukhti Rara dan Ukhti Anggi silih berganti melancarkan tatapan menggoda pada Hamdan yang tentu saja menarik libido Hamdan untuk bangun.
Semakin lama goyangan mereka pun semakin intens. Desahan dan lenguhan pun mulai terdengar perlahan karena kini Ukhti Rara berdiri di belakang Ukhti Anggi yang tengah menari strip. Kedua tangan Ukhti Rara menyelinap di antara lengan dan badan Ukhti Anggi. Dengan sigap jemari lentik tangan kanan Ukhti Rara meraba dan meremas toket Ukhti Anggi yang masih tertutup sempurna oleh abaya dan jilbabnya. Sementara tangan kiri Ukhti Rara meremas gemas bokong bulat Ukhti Anggi. Kepala Ukhti Rara yang menempel di sisi kanan kepala Ukhti Anggi terus mencumbu bagian leher dan telinga Ukhti Anggi. Meski masih tertutup jilbab dan cadar, namun tetap saja rangsangan geli berpadu nikmat dari hembusan nafas Ukhti Rara semakin membakar birahi akhwat cantik model gerai bu Zaskia itu.
Ukhti Anggi : Mmhh.. Ssshh.. Raraaaahh.. Sshhh.. desah Ukhti Anggi menikmati datangnya syahwat.
Tanpa perlu diperintah lagi, Ukhti Rara mulai aktif melucuti pakaian Ukhti Anggi secara perlahan hingga kini hanya tersisa jilbab, cadar dan kaos kaki saja. Bra dan CD pink muda yang tadinya menutupi bagian terindah dari tubuh seorang akhwat pun telah terlempar ke sudut ruangan dan menyisakan pemandangan indah tubuh putih mulus terawat seorang akhwat. Ukhti Anggi memiliki tubuh berisi namun lekuk tubuhnya jelas terlihat. Perutnya yang cukup rata berpadu lengkap dengan toket jumbo berukuran E cup yang dihiasi puting berwarna pink. Pandangan mata Hamdan tak henti-hentinya dimanjakan setelah menatap toket indah cup E yang kenyal padat terlihat tumpah dalam remasan kedua tangan Ukhti Rara, kini pangkal paha Ukhti Anggi pun menunjukkan pesonanya dengan kemulusan sempurna tanpa bulu. Sekali pandang saja Hamdan bisa tau kalau memek Ukhti Anggi masih rapat perawan. Paha yang putih mulus berisi terlihat kencang menyatu dengan kakinya yang jenjang.
Belum puas Hamdan menikmati keindahan tubuh bagian depan Ukhti Anggi, ia kembali menahan nafas saat keduanya kini saling berhadapan dan berpagutan hingga terlihat cadar mereka pun basah oleh liur keduanya. Jemari Ukhti Rara yang lentik dengan terampil membelai dan meremas toket Ukhti Anggi, sementara kedua tangan Ukhti Anggi dengan cekatan menarik cepat resleting depan abaya marun milik akhwat cantik berpostur tinggi semampai itu. Abaya panjang jumbo yang menjadi pelindung utama keindahan tubuh seorang akhwat kini terjatuh pasrah dan menampakkan kemulusan tubuh yang sudah pasti menjadi idaman setiap mata ikhwan.
Hamdan : Waoww.. Ternyata biarpun akhwat bercadar kalo uda nafsu ga ada bedanya sama lonte yaa.. Ujar Hamdan yang terpana melihat keindahan tubuh Ukhti Anggi dan Ukhti Rara.
Mendengar kata-kata Hamdan yang seperti itu, keduanya justru malah semakin bersemangat untuk semakin menggoda Hamdan. Sifat ketus dan jutek Ukhti Rara dan juga sifat agak pemalu Ukhti Anggi telah hilang tenggelam dan berubah menjadi sifat asli semua akhwat ketika sudah terbuai dalam nikmatnya nafsu birahi. Marwah keduanya yang mewakili akhwat solehah bercadar tak lagi mereka pedulikan. Bisikan setan telah menjerat keduanya untuk semakin jauh mendalami dosa syahwat ‘terlarang’. Bra dan CD marun yang bertugas untuk menutupi daerah kewanitaan Ukhti Rara kini telah pensiun dini dan pasrah menawarkan keindahannya pada mata Hamdan. Postur tubuh yang tinggi semampai dihiasi kulit putih mulus tanpa cela tampak semakin sempurna karena toket 36DD berputing coklat muda bersandar penuh di dada Ukhti Rara. Mata Hamdan terus menelusuri perut ramping dengan pinggul yang cukup lebar terlihat serasi dengan selakangannya yang juga mulus tanpa bulu sedikitpun. Kaki jenjang mulus putih tanpa bulu terbalut kaos kaki overknee putih menambah kecantikan Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Sshh.. Mmhh.. Ahhh.. Raraaahh.. Mmmhhh.. desah Ukhti Anggi tertahan merasakan cumbuan Ukhti Rara di lehernya yang masih tertutup jilbab pink.
Tak lama berselang, Ukhti Rara kemudian turun dan mulai ‘menggarap’ gunung kembar jumbo milik akhwat cantik kelahiran Jambi itu. Secara bergantian puting pink Ukhti Anggi tenggelam di mulut seksi Ukhti Rara. Desahan Ukhti Anggi semakin intens karena tangan Ukhti Rara pun aktif meremas-remas kedua toket 36E Ukhti Anggi bersamaan. Karena posisi Ukhti Anggi berdiri sehingga Ukhti Rara terpaksa agak membungkuk dan kembali menyuguhkan pada Hamdan pemandangan bokong bulat putih kencang Ukhti Rara yang siap untuk digempur. Tubuh Ukhti Anggi menggeliat menikmati permainan mulut Ukhti Rara. Kedua tangannya meremas-remas kepala Ukhti Rara karena terpaan birahi yang mulai menguasai dirinya.
Ukhti Anggi : Aaahh.. Sshh.. Raraahh.. Mmhh.. Enaknyahh.. Ouhhh.. Shhhh.. Ahhhh.. Terushh Raaahh.. Mmhhh.. desah Ukhti Anggi seraya matanya terpejam merasakan nikmat.
Hamdan tak sedetikpun melewatkan setiap adegan ‘panas’ kedua rekan barunya di divisi media itu. Bahkan kini desahan Ukhti Anggi semakin liar karena merasakan sensasi geli bercampur nikmat oleh jilatan lidah Ukhti Rara yang membenamkan wajahnya di selakangan miliknya. Kaki kanan Ukhti Anggi menapak di atas meja pendek kantor sehingga mempermudah Ukhti Rara yang berjongkok untuk menikmati setiap bagian memek suci sang akhwat cantik model gerai itu. Cadar tali yang Ukhti Rara kenakan sedikit disibakkan ke sisi kiri wajahnya dan tanpa ampun lidah Ukhti Rara bergerilya menyapu menjilati setiap detil bibir memek Ukhti Anggi yang membuat setiap ikhwan yang melihat aksinya pasti ingin berada di posisinya.
Ukhti Anggi : AAUUWHH.. AAHH.. RAAAHH.. MMMHHH.. MFFFHHH.. AAMMFHH.. SSHHH.. ENAKFFHH.. MMHHH.. JILATHH TERUSHHHH.. MMFHH.. MFFHHH.. SSSHH.. AAAMMHHH.. OHHH.. MMMHHH.. desah dan rintih Ukhti Anggi tertahan oleh tangan kanannya yang menutup mulutnya supaya tak terdengar oleh staf lain di luar ruangan sementara tangan kirinya meremasi toket kirinya sendiri.
Ukhti Rara : Mmfchh.. Mmchh.. Elelelempthh.. mffhhh.. srruupp.. srruppp.. enak bangethhh memek kamuhh Nggihh.. aahhh.. ssrrpp.. mmffhh.. ssrrppp.. ujar Ukhti Rara yang terlihat begitu bersemangat melumat selakangan rekan kerjanya itu.
Tak terasa sirwal Hamdan mulai berubah bentuk karena tak mampu menampung besarnya kontolnya saat mulai tegang. Kontol Hamdan mencapai bentuk aslinya saat ia menyaksikan wajah putih mulus cantik Ukhti Rara yang tertutup sebagian dengan cadar disiram deras oleh cairan surgawi Ukhti Anggi saat mencapai klimaks.
Ukhti Anggi : MMFFHH.. MFFHHH.. AAAMFHH.. RRAAHHH.. MAU KELUARHHH.. MMFHHH.. EEEMMMMFFHHHHHH..
SEERRRR.. SEERRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Tubuh Ukhti Anggi mengejang hebat dan menyemburkan deras cairan surgawinya dan langsung membanjiri kerongkongan Ukhti Rara yang sudah membuka lebar mulutnya. Darah Hamdan berdesir cepat menyaksikan hal itu yang membuatnya semakin terangsang. Sudah pasti setiap ikhwan rela untuk berada di posisi Ukhti Rara merasakan hangatnya siraman cairan kenikmatan dari seorang akhwat cantik bercadar. Derasnya orgasme Ukhti Anggi pun membuat jilbab Ukhti Rara terlihat basah kuyup. Selama beberapa saat tubuh Ukhti Anggi tersentak-sentak menikmati orgasme pertamanya. Namun ketiganya yang tengah tenggelam dalam suasana syahwat dikejutkan oleh suara salah seorang staf dari luar ruangan.
Staf Gerai : Raraaa.. Anggi.. mau balik kapan..?? Kata salah seorang staf yang juga akhwat dan berjalan mendekat ke arah ruangan media.
Ukhti Rara : Ahh.. Ntar lagi.. Duluan aja kita masih banyak kerjaan.. jawab Ukhti Rara terburu-buru sembari menahan gagang pintu dengan tangan kanannya.
Staf Gerai : Ohh.. okedeh.. ntar jangan lupa dikunci ya.. duluan ya.. Assalamu’alaykum.. jawab staf gerai itu yang kemudian berlalu pergi menjauh.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu depan ditutup dan beberapa kendaraan bermotor berlalu pergi meninggalkan gerai. Hal itu menjadi pertanda kalau sudah tak ada lagi orang selain mereka bertiga. Tampak senyum nakal tersirat dari mata Ukhti Rara yang juga disambut oleh liarnya permainan Ukhti Anggi melahap kedua toket bulat kencang 36DD akhwat cantik pimpinan divisi media itu.
Ukhti Rara : AAAWHHH.. SSSHH.. MMHHH.. NGGIHH.. AAHH.. ENAKNYAHH.. SSHH.. ISEPHH NGGIHH.. OUHHH.. MMMHH.. OHHHH.. GELIIHHH.. AAHH.. MHHHH.. AHHHH..
Tanpa ragu-ragu lagi, Ukhti Rara melepas lenguhan dan desahannya sekuatnya. Seisi ruangan pun dihiasi dengan suara nikmat seorang akhwat merelakan tubuhnya di terpa birahi. Ukhti Rara kini beralih dari posisi berdiri menjadi terlentang di meja pendek panjang dengan kedua kakinya mengangkang lebar seolah-olah menantang Hamdan untuk segera menikmati selangkangannya. Kamera HP Hamdan terus merekam keindahan selakangan Ukhti Rara yang mulus putih tanpa bulu dihias dengan memek yang berwarna coklat dan terlihat begitu rapat.
Belum tuntas Hamdan menikmati keindahan di depan dirinya, Ukhti Anggi kini menyuguhi Hamdan dengan bokong bulat putih kencangnya. Ia doggy dengan wajahnya yang tertutup cadar pink terbenam di selakangan Ukhti Rara sementara bokongnya yang bulat penuh tersaji sempurna di hadapan Hamdan. Memek pink cerah terlihat mengkilap oleh lendir khas memek akhwat yang terus mengalir deras akibat syahwat yang memuncak.
Ukhti Anggi : Mmmfhh.. Srruupp.. Srrupphh.. Mmmch.. Mmfhh.. Srrupp.. Elelelempthh.. Elelelempthh.. Mmchh.. Enak banget memek kamuh Raa.. Srruppthh.. Srruppthh.. Mmfhhh.. desah Ukhti Anggi yang terbuai kelezatan lendir birahi akhwat.
Ukhti Rara : AHHHH.. IYAH NGGIHH.. OUUHH.. SHHH.. MMHH.. AAHH.. AHHH.. ENAKKHH.. MMFFHH.. SSHH.. TERUSHH NGGIHH.. OUHHH.. IYAHH.. ISEPPHH.. OUHH.. NAKAL NIHH YAHH LIDAH KAMUHH.. OWHHH.. racau Ukhti Rara yang sudah lupa dengan sikap ketusnya di awal saat ia baru saja berjumpa dengan Hamdan tadi.
Hamdan terkekeh puas melihat kebinalan akhwat yang terlihat angkuh sedari tadi. Bahkan kini tanpa ia perintah, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara dengan rela menunjukkan aksi ‘panas’ lesbi di antara keduanya. Di luar sana keduanya memberikan tarif yang cukup mahal untuk setiap video yang mereka buat, tapi kini Hamdan bisa menikmatinya secara live bahkan gratis. Dan mungkin bisa saja ini akn berlanjut lebih jauh lagi.
Kepala Ukhti Rara menoleh kanan-kiri dengan kedua tangannya aktif meremas-remas toket bulat miliknya. Tubuhnya blingsatan merespon derasnya syahwat yang mengalir deras ke seluruh tubuhnya. Lidah Ukhti Anggi begitu lihai menyapu dan membelai setiap bagian bibir memek Ukhti Rara. Lenguhan Ukhti Rara semakin liar saat lidah Ukhti Anggi mulai melesak masuk membelai bagian dalam dinding liang surgawinya. Ibu jari dan jari telunjuk kiri Ukhti Anggi turut membantu membuka bibir memek Ukhti Rara sementara jemari tangan kanannya bertugas di tempat lain.
Ukhti Rara : EENGGHHH.. OOUHHH.. AAHHH.. SSSHH.. ENAK NGGIHH.. EMMHH.. SHH.. AHHH.. OUHHH.. AHHH.. MHHH.. AAAHHH.. ONGHHH.. TERUSH NGGIH.. YANG CEPETHH.. AAHHH.. DUHH ENAKNYAHH.. AUWWHH.. MAU KELUAR NGGIHH.. desah dan racau Ukhti Rara semakin liar saat dua jemari kanan Ukhti Anggi mulai menusuk dan mengocok cepat anusnya.
Hamdan baru ingat kalau video yang tadi ia lihat hanya menyajikan masturbasi kedua akhwat itu tanpa sedikitpun melesakkan dildo ke liang surgawi mereka, justru malah anus keduanya yang menjadi tontonan utama. Lamunan Hamdan pun terhenti karena terdengar lenguhan panjang dan kuat Ukhti Rara melepas orgasme pertamanya.
Ukhti Rara : AAAHH.. NGGIHH.. AGGH.. GA TAHAAANNHH.. OOOUUNNNGHHHHH...
SEERRRR... SSSSEEERRRRRRR.. SEEERRRRR..
Kedua tangan Ukhti Rara mencengkeram erat pinggiran meja dengan kepalanya mendongak sementara kedua kakinya mengangkat pinggulnya setinggi mungkin. Ukhti Anggi segera memundurkan kepalanya dan dibarengi dengan semburan kuat cairan surgawi Ukhti Rara. Jemari Ukhti Anggi tetap saja mengocok liang bo’ol Ukhti Rara yang sedang orgasme, kontan saja hal ini menyebabkan cairan surgawi Ukhti Rara menyembur ke segala arah. Sekitar 7 detik Ukhti Rara klimaks hebat hingga tubuhnya mengejang beberapa saat sebelum kemudian ia terkulai lemas dengan nafas tersengal-sengal. Ukhti Anggi pun kini tengah asik menjilati sisa-sisa cairan surgawi di selakangan rekannya itu.
Hamdan : Wuuhh.. ternyata akhwat bercadar bisa kayak gini juga yaa..?? Hahahaha.. mantab nih kalo sampe ketauan banyak orang.. kata Hamdan yang sudah berdiri di samping kiri Ukhti Anggi yang tengah doggy menikmati memek Ukhti Rara.
Ukhti Rara yang masih kecapekan pun terkejut dengan kata-kata Hamdan. Tampak ekspresi yang sama dari mata Ukhti Anggi yang kini memandang Hamdan dengan ekspresi takut yang tersirat dari balik cadarnya. Namun kedua akhwat cantik berkulit putih itu lebih terkejut lagi karena melihat Hamdan yang sudah bugil dari perut ke bawah. Tombak perkasa Hamdan yang berukuran 25cm dan diameter 5cm berwarna sawo matang berurat tampak mengacung tegak.
Hamdan : Hem? Kenapa?? Ga usah pasang tampang sok bingung gitu.. udah jelas kan kalian harus ngapain?? Udah buruan aja! Kalo mau jadi akhwat lonte ya yang totalitas dong.. ucap Hamdan dengan nada mencemooh kedua akhwat divisi media itu.
Ukhti Anggi : Ta.. Tapi tuann.. tadi kan Cuma disuruh striptis ajahh.. ini kan.. udahh.. jawab Ukhti Anggi dengan nada gugup.
Ukhti Rara : i.. iyah Tuann.. timpal Ukhti Rara.
Hamdan : Heh!? Siapa bilang kalian punya pilihan!? Kalo suka video ini viral ya gapapa.. ahahaha.. jawab Hamdan.
Ukhti Rara dan Ukhti Anggi saling menatap satu sama lain. Mereka tak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Hamdan, tapi disisi lain mereka tak mau melanjutkan hal itu lebih jauh. Padahal di dalam hati Ukhti Anggi dan Ukhti Rara itu adalah kesempatan yang selama ini mereka nantikan. Bisikan iman di dalam kedua hati akhwat berkulit putih itu begitu lemah ibarat api di batang korek yang harus berhadapan dengan angin topan. Kembali setan dalam diri keduanya bersorak riang saat Ukhti Rara dan Ukhti Anggi kemudian mengambil posisi bersimpuh di antara selakangan Hamdan.
Hamdan : Naaahh.. Aku juga tau kalo kalian tuh sebenernya pengen banget sama kontol kan..?? Udah ga usah ditahann.. ahahaha.. ujar Hamdan yang terduduk santai di sofa kedua kakinya terbuka lebar sementara tangan kanannya terus menggenggam HP yang merekam adegan perzinahan mereka.
Ukhti Rara lah yang lebih dulu mencoba menggarap kontol jumbo Hamdan. Ini pengalaman pertamanya menjumpai kontol sebesar itu. Selama ini ia hanya melihatnya di video-video interracial saja dan tak menyangka akan menghadapinya secara langsung. Warna kontol dan tubuh Hamdan tampak begitu kontras dengan kulit mulus putih kedua akhwat itu. Perlahan namun pasti Ukhti Rara mulai menjilati kontol Hamdan. Tangan kanan Ukhti Rara bertugas untuk menyibakkan cadar yang ia kenakan sementara tangan kirinya menggenggam batang kontol Hamdan. Aroma khas selakangan lelaki pun mulai menusuk hidung Ukhti Rara dan membuatnya semakin tenggelam dalam syahwat.
Ukhti Rara : Mmffhh.. Mmchh.. Mmhh.. Srruupp.. Mmchh.. Mmffhfhh..
Mulai dari pangkal, lidah Ukhti Rara menyapu perlahan kontol Hamdan hingga ke ujungnya. Kelembutan lidah Ukhti Rara yang baru pertama kali melakukan oral-seks pun memberikan sensasi tersendiri bagi Hamdan. Hamdan semakin dibuat terbuai saat merasakan zakarnya kini menjadi santapan mulut manis Ukhti Anggi yang berada disisi kiri Ukhti Rara karena sudah tak sabar menanti gilirannya. Meski baru pertama kalinya Ukhti Anggi dan Ukhti Rara melihat kontol secara langsung, tapi sisi binal dalam diri keduanya seperti sudah lepas kendali, bahkan Ukhti Rara kini sudah mulai melesakkan kontol kekar jumbo berurat Hamdan untuk memperawani kerongkongannya.
Ukhti Rara : Haemffhh.. Mmfhh.. Mcckk.. Ockk.. Ockkk.. Mffhh.. Ockkk.. Sruuppp.. Ockk.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. Mffhhh.. Mfhh.. Nghh.. Ockk.. Ockkk.. Ockk.. Ockk..
Ukhti Anggi : Sluurpp.. Sluurpp.. Mchh.. Mcchh.. Mfhh.. Mffhh.. Sluurrpp..
Hamdan beberapa kali dibuat meringis saat gigi Ukhti Rara bergesekan dengan kontolnya. Pengalaman pertama seorang akhwat ketika menghadapi kontol raksasanya memang sudah tak asing bagi Hamdan. Setelah beberapa saat penyesuaian, kini Ukhti Rara dengan lahap dan penuh nafsu mulai mengocok kontol Hamdan dengan mulut manisnya. Terlihat jelas pipi putih mulus Ukhti Rara menggembung diikuti pangkal lehernya saat kontol diameter 5cm Hamdan mulai menyesaki kerongkongannya jauh melesak hingga menyodok pangkalnya. Beberapa kali terdengar suara tersedak Ukhti Rara yang berusaha menaklukkan kontol Hamdan dengan teknik Deepthroat yang selama ini ia latih dengan dildo. Mata lentik Ukhti Rara terpejam menikmati saat kontol seorang ikhwan yang selama ini ia idam-idamkan kini telah bersarang di mulutnya. Birahi yang memuncak hingga ke ujung-ujung jemarinya membuat Ukhti Rara tak kuasa menahan dirinya untuk memberikan ‘pelayanan’ spesial untuk kontol pertamanya. Sesekali Mata lentik Ukhti Rara menatap nakal ke arah Hamdan sementara kepalanya sibuk naik turun memberikan ‘pelayanan’ pada kontol Hamdan dibantu tangan kirinya yang ikut mengocok lembut batang keperkasaan Hamdan. Ukhti Anggi pun tak mau kalah dan dengan penuh nafsu melumat, menjilat, mengulum zakar Hamdan.
Hamdan hanya bisa melenguh tertahan menikmati aksi liar kedua akhwat di hadapannya. Entah sudah berapa menit berlalu, tapi tak tampak kedua akhwat cantik rekan kerjanya itu akan menyudahi blowjob yang mereka lalukan. Bahkan kini keduanya saling bekerjasama dan silih berganti mengulum kontol Hamdan. Bahkan Ukhti Anggi yang terlihat ‘kalem’ pun berubah 180derajat menjadi binal saat sudah gilirannya untuk men’servis’ kontol Hamdan. Kontol 25cm Hamdan dengan mudahnya ia taklukan hingga tenggelam sepenuhnya di kerongkongannya. Beberapa kali wajah cantik putih Ukhti Anggi yang agak chubby itu menempel di perut Hamdan dan membiarkan dinding-dinding kerongkongannya untuk memijat-mijat batang kekar berurat Hamdan. Air liur Ukhti Rara dan Ukhti Anggi begitu kental membasahi dan membuat kontol Hamdan mengkilap. Decak becek tenggorokan Ukhti Anggi saat kontol Hamdan menggempur pangkal kerongkongannya mewarnai seluruh ruangan itu dan menambah ‘panas’nya suasana dalam ruangan.
Hamdan : Woohh.. Gimana rasanya kontol asli ha?? Enak kaann..?? Nagih kaan?? Kata Hamdan sambil menekan-nekan kepala Ukhti Anggi yang tengah menelan keseluruhan kontol Hamdan.
Ukhti Anggi : Uhukk.. Uhukk.. Mfffhh.. Mffuaahh.. Mmhh.. E’emhh Tuaanhh.. Sshh.. enak bangetthh.. Mmffhh.. jawab Ukhti Anggi dengan tatapan memelas seraya tangan kanannya terus mengocok lembut kontol Hamdan.
Hamdan : Ohh..?? Mau lagii?? Mau yang lebih enak?? Ngemis laahh.. kalo ngga kalian tau sendiri kaann akibatnya.. ahahahah.. jawab Hamdan yang terlihat telah berhasil menguasai kedua akhwat cantik di hadapannya itu.
Ukhti Rara : E’eemhh.. Mauuuhh.. Mauu Tuannhh.. Sshh.. Raraah mau yang lebih enaakk.. Sshhh.. jawab Ukhti Rara yang kelihatan sudah terangsang berat dengan tatapan sayu menggodanya sementara toket bulat kenyal 36DD nya ia gesek-gesekkan di paha kiri bagian dalam Hamdan.
Ukhti Anggi : Mau bangeth Tuaanhh.. Uwwwhh.. Udah gatel nihhh.. ujar Ukhti Anggi sambil terus menciumi batang kontol Hamdan yang mengkilap oleh liurnya yang otomatis membuat cadar yang ia kenakan pun basah.
Hamdan pun sudah tak peduli lagi dengan apapun. Ia yang sedari tadi sudah menahan gelegak syahwat dalam dirinya, kini ia lepaskan tanpa ragu. Dengan cepat Hamdan mendorong tubuh Ukhti Anggi yang membuat akhwat cantik kelahiran Jambi itu menggelepar di atas meja kantor di ruangan itu. Bak singa kelaparan, Hamdan dengan penuh nafsu mulai mencumbu dada atas Ukhti Anggi sehingga menimbulkan bercak-bercak merah yang terlihat kontras dengan kulit putih mulusnya.
Ukhti Anggi : Aaawhh.. Tuaanhh.. Sshhh.. Ahhh.. Mmhhh.. Iyaaah Tuanhh.. sshh.. enaknyahh.. Awwhh.. e’emhh.. terush Tuanhh.. desah Ukhti Anggi menahan nikmat cupangan Hamdan di sekitar dadanya tanpa menyentuh toket 36E nya sama sekali.
Kedua tangan Ukhti Anggi sibuk meremasi kepala Hamdan merasakan darahnya yang mengalir cepat menebar birahi ke setiap syaraf di tubuhnya. Pengalaman pertama dicumbu ikhwan yang selama ini hanya menjadi khayalannya membuat Ukhti Anggi blingsatan. Kedua kaki putih mulus berisinya menyilang di pinggang Hamdan yang kini tengah membungkuk di atas tubuh seksi berisi model gerai bu Zaskia itu. Kedua tangan Hamdan kini mulai beraksi meremas lembut toket jumbo Ukhti Anggi yang semakin membakar birahi sang akhwat. Kedua kaki Hamdan berlutut di karpet menyangga tubuhnya yang tengah menghimpit tubuh indah Ukhti Anggi. Hal ini tentu saja tak disia-siakan oleh Ukhti Rara yang kini juga mengambil posisi duduk bersimpuh layaknya anjing dengan mulutnya sibuk menjilati anus Hamdan sementara tangan kanannya terus mengocok kontol Hamdan yang menggantung bak terong raksasa.
Ukhti Anggi : AAUUH.. SHHH.. AKHIRNYAAHH.. AAAHH.. ENAKK TUANNHH.. OUHHH.. NIKMATNYAHH.. AAHHH.. NAKALHH TUANHH.. SSHHH.. OHHH.. IYAHH LIDAH TUANNHH.. AMPUNNHH.. ENAK BANGET TUANNH.. AAHH.. SHHH... AHHH.. racau Ukhti Anggi meledak saat Hamdan kini mulai melahap puting pink Ukhti Anggi secara bergantian.
Rasa nikmat yang Ukhti Anggi rasakan jauh berbeda daripada saat Ukhti Rara yang mencumbu toketnya. Lidah kasar dan liar Hamdan menyapu sempurna titik paling sensitif yang ada di dada setiap akhwat. Ditambah lagi pengalaman Hamdan menaklukkan akhwat hanya dengan permainan lidahnya sudah tentu membuat Ukhti Anggi terbang dalam buaian syahwat. Rasa geli bercampur nikmat yang tiada tara, berbeda daripada saat Ukhti Rara yang mencumbunya, membuat Ukhti Anggi tak kuasa menahan desakan orgasme yang sudah siap meledak.
Ukhti Anggi : AAAAHH.. TUAANHH.. AAHHH.. MMMHH.. SSHHH.. ENAKNYAHH.. AAHHH.. AHHH.. OUNNNGGHHHHHH..
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Lenguhan panjang Ukhti Anggi disertai semburan kuat cairan surgawinya tak terelakkan lagi saat Hamdan mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan menggigit lembut kedua puting Ukhti Anggi secara bersamaan. Sengatan birahi yang meledak dari putingnya membuat model cantik bercadar pink itu mengejang kuat menikmati orgasme pertamanya karena lelaki. Ukhti Rara pun terpana melihat memek pink Ukhti Anggi yang begitu deras menyemburkan cairan surgawi hingga membasahi cadar dan jilbab yang ia kenakan.
Belum selesai tubuh Ukhti Anggi mengejang, ia kembali ‘dipaksa’ mendesah karena cupangan Hamdan kini mulai menyusuri perut nya dan berhenti tepat diatas kelentitnya yang terlihat agak mencuat. Selama beberapa saat Hamdan memandangi keindahan selakangan Ukhti Anggi yang terlihat becek dan beraroma khas lendir akhwat. Labia mayora tipis yang berwarna pink menghiasi memek sempit perawan milik Ukhti Anggi yang membuat setiap ikhwan yang melihatnya akan berdecak kagum akan keindahannya.
Ukhti Anggi : OOOUUUHHHHHH.. MMMHHH.. SSHHH.. AAAHHH.. TUANNHH.. MMMHH.. AAHHH.. AHHH.. NGGHHH.. AAHH.. ENAKNYAHHH.. ALLAAHH.. ENAK BANGETHH LIDAHNYAAHH.. MMHH.. AHHH.. AHHH.. TERUSHH TUANHH.. SSHHH.. AWWHH.. AHHHH.. OHHHH.. OHHH.. MMMHHH..
Desahan dan racauan Ukhti Anggi kembali menggema di seluruh ruangan. Tak pernah terbayangkan olehnya kalau adegan jilmek oleh lelaki yang hanya menjadi fantasinya selama ini akan menjadi kenyataan seperti ini. Deraan kenikmatan yang tiada tara kembali menerpa tubuh Ukhti Anggi yang membuatnya blingsatan bak cacing kepanasan. Kedua tangannya meremas kuat pinggir meja sementara ia memalingkan kepalanya ke kiri-kanan tak kuasa menahan nikmat. Puting pink yang menghiasi toket 36E miliknya mencuat tinggi pertanda kalau dirinya sudah berada di puncak birahi. Lidah ahli Hamdan mulai menjilati di sekitar bibir memek Ukhti Anggi tanpa sedikitpun menyentuh memek Ukhti Anggi sedikitpun. Tentu saja hal ini membuat Ukhti Anggi kelabakan menahan nikmat dan juga gemas karena Hamdan tak langsung ke ‘menu utama’ nya. Pinggulnya ia gerakkan seakan mengarahkan Hamdan agar segera melumat bibir liang kenikmatannya. Namun bukan Hamdan namanya kalau ia bisa ditaklukkan dengan mudah. Beberapa kali Hamdan sengaja menghembuskan nafasnya ke arah kelentit Ukhti Anggi yang membuat Ukhti Anggi bergidik nikmat.
Ukhti Anggi : AAAHHH.. SSSHHH.. AAAHHH.. TUAANHH.. AAAHH.. AYOOKK.. SSHH.. MEMEKNYAAHHH.. MEMEK ANGGIHH.. AWWHH.. GATEELLL.. AHHH.. TOLONGHH.. SHHH.. OHHH.. TUANNHH.. MMMHH.. OOOOUNNGHHHH..
Racauan dan desahan Ukhti Anggi berakhir dengan lenguhan panjang saat ia merasakan bibir memeknya dikuak oleh lidah basah nan kasar Hamdan. Mata Ukhti Anggi tampak sayu dengan tangannya meremas erat kedua toketnya saat merasakan nikmatnya jilatan seorang lelaki membelah memek perawannya. Geli bercampur nikmat, paduan rasa yang tak bisa is gambarkan, layaknya terbang dalam lautan birahi, hanya lenguhan panjang dan lepas yang keluar dari mulut Ukhti Anggi. Di bawah pun tak kalah serunya dimana Ukhti Rara sudah terlentang dengan kepalanya tepat di bawah selakangan Hamdan dengan kontol 25cm nya mengacung tegak dihadapan mulut manisnya. Perlahan Hamdan mulai melesakkan kontolnya menyesaki kerongkongan akhwat cantik bertubuh langsing itu. Rasa hangat dinding kerongkongan Ukhti Rara yang sempit, memijat mantab kulit sensitif batang kontol Hamdan yang berurat.
Ukhti Rara : HAEMFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. SRUUPP.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OCKK.. OCKKK.. MFHH.. UHUKK.. OCKK.. OCKK.. UHUKK.. OCKKK.. MFFHHH.. MFFFHH..
Meski agak tersedak karena posisi kepalanya yang tak terlalu sesuai dengan posisi kontol Hamdan, tapi justru tangan kiri Ukhti Rara meremas bokong Hamdan dan menekannya ke bawah seakan-akan ingin agar Hamdan menggenjot mulutnya semau Hamdan. Pinggul Hamdan pun mengabulkan keinginan akhwat cantik bercadar kelahiran Malang itu dan mulai bergerak naik-turun dengan cepat layaknya tengah menggenjot memek. Air liur kental terlihat mulai meluap di sela-sela bibir pink dan batang kontol Hamdan yang begitu intens menggempur pangkal kerongkongan Ukhti Rara. Kedua kaki jenjang putih mulus tanpa cela Ukhti Rara mengangkang dan menampilkan memek coklat sempit miliknya yang kini menjadi bulan-bulanan tangan kanannya. Tangan kanan lentik Ukhti Rara menggesek cepat bibir liang surgawinya dengan penuh nafsu karena mengejar puncak kenikmatan. Kedua akhwat cantik yang hari-hari mengenakan pakaian syar’i dan bercadar itu kini tengah berlomba menyusuri kenikmatan perzinahan.
Ukhti Anggi : AAAHH.. TUAANHH.. AAHH.. GELIHH.. ENAAK.. AHHH.. AMPUNNN.. OHHH.. OHHH.. MAU KELUARHH.. AAIHH.. ENAKNYAHH.. SHHH.. NGGHHH.. OUNNNGGHHHHHH..
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Ukhti Rara : MFFHH.. MFHHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. MMFFFNGGGHHHHHHHH..
SEEERRRRR.. SEERRRR.. SEEERRRRR..
Gencarnya lidah Hamdan bermain di memek Ukhti Anggi membuat akhwat cantik itu tak mampu bertahan dan harus menyerah, menyemburkan deras cairan surgawinya yang sontak membuat Hamdan agak terkejut. Seluruh tubuh Ukhti Anggi mengejang kuat sementara matanya mendelik ke atas saat orgasme begitu kuat menerpanya. Hamdan yang terkejut karena semburan deras cairan surgawi Ukhti Anggi membanjiri wajahnya, sedikit memundurkan tubuhnya yang menyebabkan kontolnya semakin melesak masuk hingga terbenam seluruhnya ke mulut Ukhti Rara. Ukhti Rara pun tak mampu lagi menahan orgasmenya saat pangkal kerongkongannya disumpal penuh oleh kenikmatan kontol Hamdan yang menghantarkannya mencapai klimaks.
Hamdan : Hahah.. gimana? Enak kan?? Baru gitu aja udah pada keluar.. ck ck ck.. ujar Hamdan yang kini terduduk santai di sofa dengan kaki kirinya menekan-nekan toket Ukhti Rara yang masih terkapar lemas di karpet sementara kaki kanannya bersandar di atas meja tepat di samping wajah Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Iyaahh.. Tuannhh.. Enak bangethh.. Hhh.. Hhh.. Mmhhh.. Shhhh.. desah Ukhti Rara mencoba mengumpulkan tenaganya.
Ukhti Anggi : E’emhh.. bikin nagih Tuanhhh.. uwwhh.. Haemfhh.. mmfhh.. srrpp.. srrupp.. mchh.. mcchh.. Mffhhh.. Srrpptt.. timpal Ukhti Anggi yang kemudian mengulum jemari kaki Hamdan.
Hamdan : Mau lagi yang lebih enak gak?? Hahah.. jawab Hamdan dengan bangganya sambil duduk mengangkang dengan kedua tangan disandarkan pada head-rest sofa layaknya seorang raja ketika memandang budak.
Ukhti Rara : Aahh.. Iyahh Tuanhh.. Bolehh Tuann.. Jawab Ukhti Rara yang sudah dimabuk syahwat.
Hamdan : Ngemis dong.. cepetan!! Kayak babu gitu!! Kalau mau sih.. Kalo ngga yaa viral nihh.. jawab Hamdan sambil menunjukkan rekaman video mereka.
Ukhti Anggi : Aahh.. Ampun Tuann.. Jangann.. i.. iyaa Tuanku.. Tuann.. Silahkan pakai tubuh Anggi sesuka Tuann.. Ahh.. Tubuh ini sepenuhnya milik Tuanhhh.. kata Ukhti Anggi dengan nada memelas dengan bergelendotan di betis kanan Hamdan yang terjepit oleh kedua toket bulat kenyalnya.
Ukhti Rara : Rara juga Tuanhh.. Kapanpun dan dimanapun silakan pakai tubuh Lontee ini sepuasnya Tuannhh.. kata Ukhti Rara yang sudah berlutut di sofa di samping kiri Hamdan sementara kedua tangannya mengarahkan tangan Hamdan untuk meremas-remas toket kanannya.
Hamdan : Hah..?! Barusan bilang apa?? Lonthe!? Wuihhh.. gini nih yang bikin demen.. Sini kalo emang Lonthe..!! Bentak Hamdan yang kemudian menampar keras bokong putih bulat Ukhti Rara hingga kemerahan.
Ukhti Rara dipaksa Hamdan untuk berlutut di sofa dengan kedua tangannya bersandar pada head rest sofa. Bokong mulus Ukhti Rara yang dihiasi anus sempit dan memek perawan berwarna coklat tua kini tersaji sempurna di hadapan Hamdan. Kedua tangan Hamdan pun mulai meraba punggung mulus Ukhti Rara dan berakhir meremas bokong kencangnya. Hamdan yang berdiri di depan bokong Ukhti Rara kemudian menarik paksa jilbab Ukhti Anggi untuk bersandar di atas pinggul rekannya. Tanpa diperintah pun Ukhti Anggi paham akan maksud Hamdan dan mulai mengucurkan liur kentalnya untuk melumasi anus Ukhti Rara.
Ukhti Anggi : Mmmfhh.. Mcchh.. Yuk Tuannhh.. Udah siap nihh.. kata Ukhti Anggi yang menatap nakal ke arah Hamdan sementara kepalanya bersandar di bokong Ukhti Rara dengan kedua tangannya membuka belahan bokong Ukhti Rara hingga anus coklatnya sedikit merekah siap untuk dihujam kontol getas Hamdan.
Hamdan : Nahh gitu dongg.. Ga usah sok-sokan jutek kalo emang kalian tuh Lonthe..!! Kata Hamdan yang mulai mengarahkan kontolnya.
Prrtttt.. Ssrrrtt.. Bleesshhh..
Ukhti Rara : Sssshhhh.. Oooouunghhh.. Mmmhh.. Besarnyaahh.. Mmhhh.. Tuanhhh.. kontolnyaahh.. Aahh.. AHH.. AHHH.. OHH.. OHHH.. TUANHH.. OHHH.. ENAKKHH.. AHH.. AHH.. AHHH.. SHHH.. DUHH.. ENAK BANGETHH.. AHH.. ENAK BANGET NGGIH.. AWWHH.. KAMUH HARUS COBAHH.. OHH.. ANALLH.. AHH.. AHHH
PLOK!! PLOK!! PLOK!!
Decak benturan bokong Ukhti Rara dan pinggul Hamdan yang saling beradu cepat terdengar begitu sensual. Mata Ukhti Anggi tak berkedip sedikitpun menyaksikan anus rekannya bisa menampung benda sebesar itu. Liang bo’ol Ukhti Rara pun ikut tertarik keluar masuk mengikuti cepatnya irama sodokan kontol Hamdan. Meski sudah berkali-kali Ukhti Rara melakukan anal masturbate, tapi tetap saja bokongnya terasa seperti terbelah saat kontol diameter 5cm Hamdan memperawani anusnya. Bantuan liur kental Ukhti Anggi sebelum penetrasi sangat membantu anus Ukhti Rara untuk cepat beradaptasi dengan ukuran kontol dan permainan liar Hamdan. Alhasil hanya butuh waktu sekitar 5 menit saja sebelum akhirnya Ukhti Rara kembali klimaks.
Ukhti Rara : AHHH.. AHHH.. TUANHH.. AHH.. OHH.. OHH.. ANALLHH.. ENAK BANGET YA ALLAHH.. AGHH.. MAU KELUAR TUANHH.. AHH.. AHHH.. GA TAHANN.. AHH.. SSHH.. MHH.. AHH.. AHHH.. OUUNGHHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEERRR.. SEEERRRRR..
Hamdan segera mencabut kontolnya dan dibarengi dengan tubuh Ukhti Rara yang mengejang liar merasakan dahsyatnya anal orgasm. Kontol Hamdan yang masih mengkilat oleh liur dan lendir anus menciptakan aroma yang membuai hidung Ukhti Anggi. Ditambah lagi aroma khas kontol ikhwan semakin membuat sang model itu tak kuasa menahan dahaga dan langsung melumat kontol Hamdan dengan penuh nafsu. Sofa tempat ketiganya meningkatkan kadar dosa pun mulai banjir surgawi akhwat.
Ukhti Anggi : Haemffhhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Sruuppt.. Srruppt.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Ockkk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Serpp.. Mmfffuahh.. Ahh.. Shhh.. Tuanhh.. Gantianhh Anggihh.. Ahhh.. pengenn.. Uwwhhh.. rengek Ukhti Anggi yang sudah tak kuasa menahan derasnya lendir birahi membanjiri memeknya sementara tangan kanannya sibuk mengocok kontol Hamdan.
Hamdan : Ohhh.. Kamu mau juga??? Anggi ya?? Gak seru ahh.. ini aja panggilannya Lonthe.. kamu ganti nama dulu! Ahahah.. kata Hamdan sambil menarik kasar Ukhti Anggi ke bawah sehingga membuat kepala Ukhti Anggi mendongak menatap Hamdan dengan tatapan pasrah.
Ukhti Anggi : Akhh!! Mmhh..Ahh.. Terserah Tuan ajahhh.. jawab Ukhti Anggi yang sudah sange berat.
Hamdan : Hemm.. apaan yaa..?? Ohh.. PEKCUN Aja!! Ahahah.. Gimana?! Suka ga dipanggil Pekcun!? Bentak Hamdan.
Ukhti Anggi : He’em Tuanhh.. sukaa banget.. Ahh.. Pekcunn.. Ahh.. Nama ana Pekcun Tuanhhh.. ahh.. jawab Ukhti Anggi yang berusaha melahap kontol Hamdan yang mengacung tepat dihadapan wajahnya yang masih tertutup cadar pink namun tertahan oleh tangan Hamdan yang menarik Jilbabnya.
Hamdan : Wowowowo.. Mau kontol kau Pekcun?! Nihh makan kontol!! Jawab Hamdan yang kemudian melepaskan tangannya dari jilbab jumbo Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : HAEMFHH.. MFFHH.. MFFHH.. OCKK.. OCKKK.. OCKK.. MFFHH.. MFFHHH.. OCKKK.. MMFUAHH.. AHH ENAKK.. LEZAT KONTOLHH TUANHH.. HAEMFHH.. OCKK.. OCKK.. MFFHH.. OCKK..
Benar-benar pemandangan yang ironis dimana seorang akhwat cantik yang selalu menjaga auratnya dengan sempurna kini tengah melacurkan dirinya hanya untuk bisa menikmati sebatang kontol menyumpal mulutnya. Ukhti Anggi yang dulunya begitu menjaga dirinya, bahkan untuk sang mantan kekasihnya, akhi Arkan, kini ia tak ada ubahnya dengan anjing kelaparan. Kebiasaan hariannya yang sudah jauh terjerumus dalam dunia gelap sosmed telah menghilangkan keimanan dalam dirinya. Larangan keras dalam agama untuk perzinahan hanyalah sekedar ‘cerita’ baginya. Pakaian syar’i yang hari-hari ia kenakan dan juga cadarnya hanyalah tabir untuk menutupi buasnya nafsu birahi yang terpendam selama ini.
Ukhti Rara : Ahhh.. Iyahh Tuannhh.. Sshhh.. desah Ukhti Rara yang ditarik jilbabnya oleh Hamdan untuk kini doggy di atas tubuh Ukhti Anggi dengan posisi 69 sementsra Ukhti Anggi sendiri sudah terlentang di atas meja kantor dengan kedua kakinya mengangkang lebar dan ditahan oleh kedua tangannya.
Hamdan : Nah Lonte.. kamu siapin tuh anal si Pekcun!! Cepet!! Perintah Hamdan sambil menampari pipi Ukhti Rara yang tertutup cadar.
Ukhti Rara : Ahh.. Iyah Tuanhh.. Mffhh.. Srruppt.. Srrupptt.. Mchh.. Mchhh.. Mfhh.. Srrppt..
Kedua tangan Ukhti Rara kini menggantikan tugas tangan Ukhti Anggi dan menekan kaki Ukhti Anggi hingga kedua lutut Ukhti Anggi tertekuk sejajar dengan perutnya. Hal ini tentu saja membuat pinggulnya terangkat dan menyajikan liang anus pink merekah miliknya lebih mudah untuk dinikmati oleh Ukhti Rara. Ukhti Anggi sendiri tak hanya diam dan juga beraksi liar melumat memek Ukhti Rara yang menduduki wajahnya. Aroma khas cairan surgawi bercampur dengan lendir birahi akhwat begitu pekat membius hidung kedua akhwat cantik itu. Meski lidah Hamdan jauh lebih nikmat, tapi tetap saja Ukhti Rara menikmati permainan lidah Ukhti Anggi di liang surgawinya. Sementara itu kini dua jemari kanan Ukhti Rara mulai melesak masuk setelah air liur kentalnya membasahi bibir anus Ukhti Anggi. Perlahan tapi pasti, jemari lentik Ukhti Rara mulai mengocok cepat liang bo’ol Ukhti Anggi yang membuat Ukhti Anggi mendesah nikmat. Liarnya aksi Ukhti Rara dan Ukhti Anggi pun menyebabkan seorang Hamdan yang sudah sering berhadapan dengan sisi binal akhwat, tak mampu lagi menahan gejolak syahwat dalam dirinya.
Hamdan : Cookk.. Gile emang kalo akhwat udah binal gini.. hahhaha! Buka mulutmu Lonte!! Bentak Hamdan sambil menampari pipi Ukhti Rara.
Tangan kiri Ukhti Rara pun segera menyibakkan cadarnya dan Slophh!! Kontol Hamdan melesak masuk total dengan cepatnya hingga membentur pangkal kerongkongan Ukhti Rara. Mata Ukhti Rara terbelalak saat kerongkongannya dipaksa melar oleh jumbonya batang kejantanan Hamdan namun disaat yang sama ia juga begitu menikmatinya. Selama ini Ukhti Rara hanya bisa berfantasi membayangkan dirinya yang bercadar di’nodai’ oleh kontol lelaki. Fantasi face-fuck yang menjadi kenyataan membuat Ukhti Rara tak lagi peduli akan marwahnya sebagai seorang akhwat. Decak becek ketika kontol Hamdan menggempur pangkal kerongkongan Ukhti Rara berpadu indah dengan beceknya mulut Ukhti Anggi menikmati memek rekannya.
Ukhti Anggi : Mmfhh.. Mfhh.. Sruupptt.. Srruupptt.. Mmfhh.. MMFFHHHHHH.. SSHHH.. AHHH.. AHHH.. OOUUHH.. GEDENYAAHH.. AHHH.. AKHIRNYAAHH.. KONTOL BENERAN MASUKKHH.. EMMHH.. TUAANHH.. SODOK TERUSHH.. AHH.. AHHH.. OHHH.. NIKMATNYAHH.. OHH.. SSHH.. OHHH.. KONTOLL.. OHHHH..
Racauan Ukhti Anggi pun meluap saat merasakan nikmatnya kontol asli yang melesak cepat masuk memperawani anusnya. Jemari Ukhti Rara yang sedari tadi mengocok liang bo’ol Ukhti Anggi sangat membantu Hamdan saat penetrasi. Sama halnya dengan Ukhti Anggi, Ukhti Rara pun terpana melihat pemandangan anus sempit Ukhti Anggi yang terlihat mekar tersumpal kontol Hamdan. Bahkan bibir liang surgawi kedua Ukhti Anggi itu terlihat begitu erat mendekap batang kontol Hamdan layaknya pasangan kekasih. Sodokan Hamdan pun semakin lama semakin cepat. Hamdan pun terpana dengan nikmatnya anus kedua akhwat cantik bercadar dihadapannya itu. Sesekali Hamdan terkekeh kecil membayangkan nikmatnya liang surgawi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara nantinya.
Hamdan : Mmmhh.. Mmmhh!! Mhhh!! Nghhh!! Wuuhh.. emang cocok ya kalian tuh jadi Lonthe sama Pecun!! Ahahahah.. Heh! Sini mulut mu Lonthe!! Bersihin nih! Seru Hamdan sembil mencabut cepat kontolnya dan segera melesakkan paksa ke mulut Ukhti Rara yang juga masih tertutup cadar.
Ukhti Rara : Mmm.. Aghh!! OCKK.. OCKK.. OCKK.. MMFHH.. OCKK.. OCKKK.. SRUPP.. OCKKK..
Ukhti Rara tampak menikmati saat Hamdan mengocok cepat mulutnya dengan kontolnya yang terbalut cadar sebelum kembali melesakkannya ke anus Ukhti Anggi. Aroma khas lendir anus disertai pekatnya aroma khas selakangan lelaki begitu memanjakan Ukhti Rara yang semakin tenggelam dalam lautan syahwat. Hamdan beberapa kali menyodokkan kontolnya secara bergantian antara mulut Ukhti Rara dan anus Ukhti Anggi hingga akhirnya Ukhti Anggi melenguh panjang melepas anal-orgasm pertamanya.
Ukhti Anggi : MMHH.. MHH.. NGGHH.. NGHH.. AAH.. AHH.. OHHH.. TUANHH.. OHH.. SSHH.. TERUSHH.. AHHH.. NIKMAT.. AHH.. ENAK BANGET.. AHH.. OHH.. GA TAHAANNHH.. AAHH.. RARAHH.. AHH.. KELUARRHH.. MMMMNNNGGHHHHHH...!!!
PLOP!! SEEERRRRR.. SEEEEEERR.. SSSSEEERRRRRRR..
Memek pink Ukhti Anggi menyemburkan deras cairan surgawinya sesaat setelah Hamdan mencabut cepat kontolnya sehingga nampak anus Ukhti Anggi yang terkuak lebar. Ukhti Rara pun tak membuang setiap tetes gurihnya cairan orgasme rekannya itu. Tangan kirinya dengan sigap menyibakkan cadarnya sementara wajahnya ia benamkan di selakangan Ukhti Anggi, menikmati kehangatan anal-orgasm pertama Ukhti Anggi yang membanjiri lambungnya. Sekitar 8 detik lamanya tubuh Ukhti Anggi mengejang nikmat, tangannya mencengkram kuat bokong bulat Ukhti Rara sementara matanya terpejam, sebelum kemudian ia menggelepar lemas dengan nafas tersengal-sengal.
Ukhti Rara : Glupp.. Glupp.. Glupp.. Mmhh.. Aahhhh.. Srrupphh.. Enaknyahh mani kamu Nggihh.. beda lohh gak kayak kalo kita pas maen berdua.. enakan yang sekarangg.. ucap Ukhti Rara yang cadarnya sudah basah kuyup oleh keringat dan cairan surgawi akhwat.
Ukhti Anggi : Hhh.. Hhh.. Iyah nih Raahh.. Uhhh.. Enakan disodok kontollhh.. uwwhh.. Makasih Tuanhh.. kontolnya enak bangethh.. Mmmhh.. Ahhh.. Kebayang ga sih Raa kalau disini yang disodok..?? Tanya Ukhti Anggi yang masih terkapar di atas meja kantor dengan tangan kanannya membelai lembut bibir memeknya.
Ukhti Rara : Uwmmhh.. Pasti bangetthh dong.. iya kaann Tuaanhh..?? Goda Ukhti Rara yang kini berpindah tempat dan duduk bersimpuh di samping kanan Hamdan yang juga terduduk lelah dengan nafas tersengal-sengal setelah menggarap kedua liang bo’ol akhwat cantik itu.
Hamdan : Wohoho.. Jadi beneran nih bisa dilubangin?? Ehh iya lupa.. mana bisa Lonthe sama Pecun kok gak nawarin diri ya?? Ahahah.. jawab Hamdan sambil meremas bokong Ukhti Rara sementara Ukhti Rara sendiri bergelendotan di sisi kanan Hamdan sehingga kekenyalan hakiki toket Ukhti Rara benar-benar memanjakannya.
Ukhti Rara : Hihihihih.. Iyaahh Tuankuuhh.. Haemphhh.. Mmhhh.. Ockk.. Ockkk.. Ockkk.. Mmfhh.. Mfhhh.. Srrppt.. Srrpptt.. Ockk.. Occkk.. Ockkk.. Mffhh.. Occkkk.. jawab Ukhti Rara yang tak bisa menahan hasratnya untuk melahap kontol Hamdan.
Ukhti Anggi : Mmmhh.. Tuannhh.. Siniihh.. Ahhh.. Tolong perawanin Pecun iniihh.. Sshhh.. Tolong Tuannhh.. Ahhh.. Kontol Tuan yang paling nikmatthh.. Mmhh.. Sshhh.. pinta Ukhti Anggi yang masih mengangkang di hadapan Hamdan dengan kedua tangannya menguak sedikit bibir memek pinknya yang masih tampak sempit.
Hamdan : Yaahh.. Mau gimana lagi?? Ahahah.. Siap-siap keenakan kalian ya.. Jawab Hamdan yang kemudian melepaskan kontolnya dari mulut Ukhti Rara dan kembali berlutut tepat dihadapan selakangan putih mulus Ukhti Anggi.
Hamdan pun memulai aksinya dengan meludahi memek Ukhti Anggi. Meskipun sudah basah kuyup oleh lendir dan cairan surgawinya, tetap saja akan susah selain karena Ukhti Anggi yang perawan juga karena ukuran kontol Hamdan yang ‘tak biasa’. Ukhti Anggi mendesis menikmati gesekan kepala kontol Hamdan yang memanjakan bibir memeknya naik turun. Ukhti Rara pun ikut andil dengan melumat puting 36E akhwat kelahiran Jambi itu. Mendapat rangsangan nikmat di kedua bagian tubuh paling sensitifnya membuat Ukhti Anggi makin tak karuan menggeliat dan mendesah.
Ukhti Anggi : Ahh.. Mmhhh.. Raraaahh.. Geliihh tapi enakkhh.. Ahhh.. Tuanhh.. Ohhh.. Ayukk buruannhh.. Pecun inih udah ga sabarr.. Masukiinn Tuannhh.. Aahhh.. Tolong perawaninn Pecun inihh.. Mmhhh.. Ayuukk Tuaanhh.. Mmhh.. Ssshhh.. rengek Ukhti Anggi yang sudah terhipnotis oleh derasnya birahi dalam dirinya.
Mendengar kata-kata Ukhti Anggi yang sudah sakau akan seks, Hamdan pun mulai melesakkan perlahan kontolnya. Benar saja, terasa sesak dan seret seperti dulu waktu ia memperawani Alisa. Ukhti Anggi pun terbelalak merasakan selakangannya terasa panas bercampur perih karena dipaksa melar oleh kontol Hamdan yang terlalu besar. Meski Ukhti Anggi pernah membaca artikel tentang pengalaman seks pertama kali orang lain, tapi tetap ia tak membayangkan akan sepedih itu. Suara parau Ukhti Anggi menahan perih pun terdengar memilukan padahal baru seperempat bagian kontol Hamdan yang masuk.Hamdan pun menghentikan sementara penetrasinya dan membiarkan dinding-dinding liang surgawi Ukhti Anggi berdenyut memijat batang kontolnya. Ukhti Rara yang duduk di sisi kiri Ukhti Anggi kini beralih melumat bibir Ukhti Anggi seraya tangan kirinya aktif memilin-milin puting pink Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : Haemfhh.. Mffhh.. Mfhhh.. Srupp.. Mffhh.. Mchhh.. Ahhh.. Uwwhh.. Tuanhh.. Lanjuthh gihh.. Uhhh.. Pelan-pelan Tuanhhh.. Shhhh.. pinta Ukhti Anggi yang mulai menggerakkan pinggulnya seakan ingin Hamdan untuk membenamkan keseluruhan rudalnya.
Hamdan pun kembali melanjutkan penetrasinya dengan perlahan. Mata lentik Ukhti Anggi terpejam sementara kedua tangannya mencengkram erat pinggiran meja menahan perihnya diperawani. Lenguhan tertahan pun terdengar dari mulut Ukhti Anggi saat kontol Hamdan terbenam seluruhnya hingga mentok ke pintu rahim.
Hamdan : Ffuhh.. Gimana nih?? Masih jadi Pecun ato Cuma akhwat kampungan?? Ledek Hamdan sambil menggesek-gesekk kelentit Ukhti Anggi dengan jemari tangan kanannya.
Ukhti Anggi : Ssshh.. Benn.. tarrhh.. Tuannhh.. Sshhh.. Ahhh.. Enakk Tuanhhh.. Ahhh.. iyahh Pecun donghh.. Ahh.. Ayok Tuaanhh.. gerakinn.. Sshhh.. Kontolnyahh.. Aahh.. Mauu disodokk.. Ahhhh.. desah Ukhti Anggi yang mulai terangsang.
Sleephh.. Plok!! Sleepphh.. Plokk!!
Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga menghantam paha Ukhti Anggi yang mengangkang. Begitu sempitnya liang surgawi milik model cantik itu memberikan sensasi kenikmatan tiada tara pada Hamdan. Rasa becek dan hangat yang menyelimuti batang kontolnya menjadi pertanda kalau Ukhti Anggi kini mulai menikmati persetubuhan mereka.
Ukhti Anggi : YAA ALLAAHH.. NIKMATNYAAHH.. AHH.. AHH.. KONTOL.. OHH.. OHH.. RSRAHH.. ENAK BANGET DI ENTOTT.. MMHH.. AHHH.. SSHH.. TUAANNHH.. AHH.. TERUSSHH.. OHH.. OHH.. MMHHH.. NIKMATNYAHH.. AHHH.. TERUSHH.. AWWHH.. AMPUNNHH.. ENAK BANGETHH.. MMHHH..
Tampak rasa iri dari tatapan mata lentik Ukhti Rara yang kini terduduk di sofa sembari colmek dengan kaki mengangkang melihat tubuh rekannya bergoncang hebat menahan gempuran liar Hamdan. Desahan dan lenguhan Ukhti Anggi menjadi background music di ruang media tempat dirinya tengah menikmati dosa duniawi. Toket 36E miliknya berayun indah mengikuti irama sodokan Hamdan yang kuat dan mantab. Darah perawan bercampur dengan lendir khas birahi akhwat pun menjadi pewarna alami selakangan Hamdan dan Ukhti Anggi. Mata Ukhti Anggi merem melek tak kuasa menahan kenikmatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
PLOK!! PLOK!! PLOKK!!
Ukhti Anggi : AHH!! AHH!! TUANHH!! ENAK!! AHH.. SHHH.. KONTOLLHH!! MMHH.. AHH!! TERUSHH!! MENTOK TUANHHH!! AHH!! AHH!! MMHH!! AWHH!! OHHHH!! ENAKNYAHH NGENTOT!! AHH KONTOLL!! AHH.. JANGAN BERHENTIHH!! AHH TUANHHH..!! AHHH.. GA TAHANNHH..!! MAU KELUARHHH..!!! AAAAAHHHHHHHHH..!!
SEEERRRRR.. SEEERRRRR.. SSSSEEERRRRRRR..
Ukhti Anggi pun berteriak sekuatnya merasakan ledakan orgasme yang tiada tara. Tubuhnya mengejang kuat hingga melengkung ke atas. Memeknya pun menyemburkan kuat cairan surgawi yang bercampur dengan darah perawannya sesaat setelah Hamdan mencabut kontolnya. Begitu kuat dan derasnya, cairan surgawi Ukhti Anggi bahkan memancar hingga membasahi tembok yang berjarak sekitar 2meter dari tempatnya namun sebagian besar membasahi tubuh Hamdan yang tak sempat mengelak. Matanya mendelik ke atas dengan mulutnya menganga di balik cadarnya karena hantaman kenikmatan yang membius otaknya. Cukup lama Ukhti Anggi mengucurkan cairan surgawinya hingga membuat banjir lokal di karpet sintetik yang melapisi lantai ruang kantor divisi media itu.
Ukhti Rara : Mmmhh.. Tuannhh.. Gantiannhh.. Perawanin Lontehh iniihh.. kata Ukhti Rara yang ternyata sudah membuka lebar kedua belah pahanya dan memamerkan memek sempit coklatnya pada Hamdan sambil menatap Hamdan dengan tatapan menggoda.
Hamdan : Oww.. Shit lah.. sampe lupa kalo masih ada perawan lain.. ahahah.. ngemis dulu dongg!! Mau ini kan Lonthee!!? Ujar Hamdan sambil berdiri dan mengayunkan kontolnya yang begitu memanjakan mata Ukhti Rara.
Ukhti Rara : Uwwhh.. Tuaanhh.. Yukk Tuannhh.. Nikmatin lonte ini sepuasnya Tuanhh.. Tubuh ini sepenuhnya milik Tuannhh.. Ahh.. Mau donghh kontol perkasah Tuanhh masuk siniihhh.. Ssshhh.. ucap Ukhti Rara yang sudah mati syaraf malu nya sebagai seorang akhwat yang kini mengangkang lebar menawarkan bagian tubuh paling berharganya pada seorang lelaki ajnabi untuk bisa menikmati sepuasnya.
Senyum kemenangan pun tampak jelas pada wajah Hamdan. Tanpa basa basi, Hamdan kini mengambil posisi berlutut di bibir sofa dan menarik kedua paha putih mulus tanpa cela Ukhti Rara hingga bokongnya kini bersandar di pinggiran sofa. Tampak mata Ukhti Rara yang mulai sayu karena deraan syahwat yang sudah memuncak. Kedua tangan mulusnya pun menggenggam batang kontol 25cm Hamdan dan mengarahkannya ke bibir liang surgawinya yang masih ‘hijau’. Beberapa saat Ukhti Rara mendesah nikmat saat kepala kontol Hamdan ia gesek-gesekkan membelah labia mayora tipisnya sebelum kemudian desahan berganti rintihan pedih saat pangkal pahanya terasa terbelah. Ia tak menyangka kalau akan terasa seperih itu saat kontol pertama merobek selaput daranya. Selain karena ini pertama kalinya juga karena ukuran kontol Hamdan yang memang terlalu besar bagi akhwat-akhwat Indonesia pada umumnya. Tapi berbeda dengan Ukhti Anggi, Hamdan justru terkejut saat mengetahui Ukhti Rara begitu bernafsu untuk segera digenjot liar dimana kedua tangannya meremas bokong Hamdan dan menariknya ke arah dirinya.
Hamdan : Ehh.. Gapapah nih langsung?? Ga sakit?? Tanya Hamdan yang sedikit khawatir karena baru beberapa detik saja kontol Hamdan bersarang di liang surgawinya yang sudah pasti dinding liang surgawi Ukhti Rara belum terbiasa disesaki benda sebesar itu.
Ukhti Rara : Ssshh.. Mmhh.. Sakitt sihh Tuanhh.. Tapihh pengen enakkhh.. Ahh.. Sodok Tuanhh.. Ayokk.. Sodok yang kencenghh.. mmhh.. NGHHHAAHHH.. AHH!! AHH!! MHH.. AHH!! OHH!! YESSHH!! AWWHH!! AHHH!! TUANNHH!! OHH!! GEDENYAHH!! MENTOKKHH!! AWHH!! ENAK TUANHH..!! ALLAAHH ENAKNYAHH..!! GA NYANGKA SENIKMAT INIHHH!! AHH!! YESSHH!! AHHH!! FUCKK!! AAAHHH!!
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!!
Suara gempuran pinggul Hamdan menghantam pangkal paha Ukhti Rara begitu kuat dan mantab. Bokong dan pangkal paha Ukhti Rara pun berubah kemerahan karena benturan erotis kedua tubuh anak adam yang tengah mengarungi nikmatnya dosa perzinahan. Rasa panas bercampur pedih kini mulai berganti rasa nikmat yang tak ada bandingnya. Ukhti Rara sudah sepenuhnya tenggelam dalam nikmatnya surga dunia itu. Racauannya pun tak lagi terkontrol dan justru membuat Hamdan semakin bersemangat untuk menikmati tubuh indah terawat milik akhwat kelahiran Malang itu. Toket 36DD berputing coklat muda yang mencuat tinggi di dada Ukhti Rara tengah berayun-ayun indah mengiringi panasnya persenggamaanya dengan seorang ikhwan yang baru saja ia kenal. Mata Ukthi Rara menatap nanar merasakan sodokan kontol perkasa Hamdan yang menggempur pintu rahimnya. Lendir akhwat bercampur darah perawan pun menghiasi batang kontol Hamdan yang keluar masuk liang surgawi Ukhti Rara dengan cepat. Tiap kali kontol Hamdan ditarik mundur, memek Ukhti Rara pun ikut tertarik seakan tak ingin lepas dari kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
Ukhti Rara : AAH!! AHH!! SSHH!! AAMPUNNHH..!! TUANHH!! ENAK BANGETHH KONTOL TUANHH!! SHH.. AHH!! GA TAHAN TUANHH!! AWHH!! MAU KELUAR TUANHH!! MHHH.. MHH.. TERUSHH!! DIKITH LAGI TUANNHHH..!! AAHH!! OUUUNNGGGGHHHHHHHH..!!!!
PLOP.. SEEEERRRRRRRRR.. SEEERRRRR.. SSSEEEERRRRRR..
Semburan kuat cairan surgawi Ukhti Rara tak terbendung tepat setelah kontol Hamdan lepas. Seluruh tubuh akhwat bercadar cantik bertubuh langsing itu mengejang hebat merasakan orgasme pertamanya setelah diperawani. Mata Ukhti Rara mendelik ke atas hampir-hampir pupilnya hilang sementara kedua tangannya mencengkram erat sofa dengan tubuhnya melengkung menandakan derasnya gelombang kenikmatan yang meledak dalam tubuhnya. Bahkan tembok yang berjarak sekitar 2,5 meter dari sofa pun basah kuyup oleh cairan surgawi yang bercampur sedikit darah perawan. 8 detik lamanya memek coklat indah Ukhti Rara memompa seluruh cairan surgawinya sebelum kemudian ia terkulai lemas dibarengi dengan nafas ngos-ngosan setelah bertahan sekitar 7 menit digempur Hamdan tanpa ampun.
Hamdan : Woow.. Gila emang nih Lonte.. ngecrot nya parahh!! Ahahah.. ujar Hamdan yang terduduk di karpet sambil memandangi Ukhti Rara yang masih mengejang.
Ukhti Anggi : Wuuhh.. enak banget ya Raa..?? Uhhh.. Tuaanhh.. Mau lagihhh.. Ahhh.. Sinih Tuanhh.. gantian Pecun ini yang bikin Tuan enak.. hihihih.. ucap Ukhti Anggi yang kemudian mendorong Hamdan hingga terlentang di karpet.
Hamdan pun hanya diam dan menuruti apa yang Ukhti Anggi inginkan. Ia juga penasaran dengan sejauh mana kebinalan akhwat yang hari-hari bercadar itu. Setelah kontol Hamdan dibersihkan dengan tisu, kini mulut Ukhti Anggi yang bertugas sebagai ‘cleaning service’ bagi batang kenikmatan yang menjadi idaman setiap akhwat. Hamdan dibuat keenakan dan hanya bisa mendesah nikmat. Begitu cepatnya Ukhti Anggi belajar Deepthroat dengan kontol asli, bahkan kini ia begitu lincah dan tak tersedak sedikitpun.
OCKK.. OCKK.. OCKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKKK..
Decak becek kontol Hamdan membentur pangkal kerongkongan Ukhti Anggi terdengar begitu erotis. 3 menit sudah Ukhti Anggi menikmati kontol Hamdan di mulut atasnya, kini liang sempit nikmat kembali menjepit kuat kontol Hamdan. Dengan posisi WOT, Ukhti Anggi melesakkan kontol Hamdan di anusnya tanpa kesusahan. Bleshhh.. Kontol Hamdan dengan mudahnya menembus anusnya hingga terbenam seluruhnya.
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!!
Ukhti Anggi : AHHH!! AHH!! ANAL.. SHHH.. ENAKNYAHH!! AHHH..!! OHHH!! GEDE BANGETHH SIHH TUANHH!! BIKIN NAGIHHH!! AWWHH.. AHHH!! AHH!! ONGHH!! OHHJ!!
Pinggul Ukhti Anggi naik turun mengocok nikmat kontol Hamdan di liang bo’olnya. Bokong putih bulat montoknya pun menghantam mantab tiap kali ia menggerakkan pinggulnya turun. Tubuhnya yang putih mulus tampak begitu kontras dengan kulit sawo matang Hamdan. Gunung kembar 36E Ukhti Anggi yang berayun-ayun menciptakan nada yang indah saat keduanya saling berbenturan. Hamdan pun terpesona melihat keindahan yang tersaji dihadapannya. Hanya 5 menit saja Ukhti Anggi bertahan sebelum kemudian ia kembali melenguh panjang karena klimaks. Cairan surgawi pun memancar deras menyembur ke berbagai arah dengan derasnya. Tubuh Ukhti Anggi kembali mengejang melepas kenikmatan anal orgasm keduanya.
Setelah beberapa saat, Ukhti Anggi pun mengangkat pinggulnya hingga kontol keras berurat Hamdan terlepas dari anusnya yang tampak menganga. Saat Ukhti Anggi tengah mengarahkan kontol Hamdan ke memeknya, tiba-tiba Ukhti Rara sudah tiduran miring disisi kiri Hamdan dan langsung melahap kontol Hamdan yang bermandikan lendir anus rekannya.
Ukhti Rara : Haemmfhh.. Mmfhh.. Mfhhh.. Ockk.. Ockk.. Srruppp.. Ockk.. Ockkk.. Ockk.. Mffhh.. Srrupptt.. Mffuaahh.. Yumm.. lezatnyahh.. nih.. udah bersih.. siap masuk memek kamuhh Nggihh.. kata Ukhti Rara yang mengarahkan kontol Hamdan ke arah liang surgawi Ukhti Anggi.
Prrrttt.. Bleeshhh.. Kontol Hamdan tenggelam sepenuhnya hingga mentok menghantam pintu rahim Ukhti Anggi. Meski sudah tak perawan, namun tetap saja dinding liang surgawi akhwat model itu menggigit erat batang kontol Hamdan yang membuat Hamdan ketagihan. Apalagi pinggul seksi Ukthi Anggi kini mulai menari indah maju-mundur cepat mengocok kontol Hamdan. Desahan, rintihan, dan racauan liar pun kembali keluar dari mulut suci Ukhti Anggi yang biasa ia gunakan untuk tilawah Qur’an. Hamdan pun tak bisa mendesah karena kini mulutnya tersumpal oleh memek Ukhti Rara yang jongkok menduduki wajahnya dan menghadap Ukhti Anggi. Ukhti Rara yang tak mau ketinggalan ‘panasnya’ threesome pun mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur seirama dengan gerakan Ukhti Anggi. Hamdan pun cukup menjulurkan lidahnya dan otomatis menyapu bersih seluruh bagian sensitif memek Ukhti Rara. Pemandangan indah pun tak terelakkan dimana dua akhwat cantik bercadar pink dan berkulit putih mulus kini tengah memacu kadar dosa mereka bersama seorang ikhwan. Seorang akhwat bertugas memuaskan selakangan sang ikhwan, sementara akhwat yang lain tengah menikmati lidah liar sang ikhwan yang telah berhasil menaklukkan banyak sekali akhwat-akhwat di Jogjakarta. 30an menit sudah Ukhti Anggi dan Ukhti Rara menggilir kontol dan mulut Hamdan. Namun sama sekali tak tampak tanda-tanda kalau Hamdan akan klimaks, justru malah Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang sudah entah berapa kali klimaks. Ruangan divisi media itupun banjir oleh cairan surgawi akhwat dan aroma pekat lendir kemaluan pun menjadi parfum alami di ruangan itu.
Ukhti Rara : AHH!! AHH!! MAU KELUARHH TUANNHH!! OHHH!! ENAK BANGETHH!! OHHH!! OOOUNNGHHHH..!!!
SEEERRRRR.. SEEEERRRRR.. SEEEEEERRRR...
Ukhti Rara yang tengah WOT dengan tubuh agak condong ke belakang dan kedua tangannya menyangga tubuhnya, mengejang kuat menyemburkan cairan surgawi yang membasahi hingga ke ujung ruangan. Ia mengangkat tinggi pinggulnya hingga kontol Hamdan terlepas, kelentitnya pun mencuat tinggi dengan matanya sayu merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ukhti Anggi pun sudah tergeletak di samping kiri Hamdan karena kelelahan. Tak berselang lama, kini berganti Ukhti Rara yang menggelepar di sisi kanan Hamdan. Jilbab dan cadar kedua akhwat cantik itu kusut berantakan.
Hamdan : Laahh.. Kok udah pada tepar gimana nih?? Belum juga keluar nih.. sini!! Bangun kalian!! Bentak Hamdan yang kemudian menarik paksa jilbab Ukhti Rara untuk mengambil posisi doggy di atas Ukhti Anggi yang juga sudah pindah tempat dan terlentang di atas meja kantor.
Ukhti Anggi yang terlentang dengan kedua kakinya ditekuk ke atas dan ditahan dengan paha Ukhti Rara yang doggy di atasnya, kini tengah asik berciuman liar dengan rekannya. Toket jumbo keduanya saling menggencet satu sama lain dan menampilkan pemandangan indah bagi Hamdan yang disuguhi dua bokong putih mulus berhiaskan dua liang memek dan dua liang anus. Hamdan yang sudah menahan klimaksnya mulai menggesekkan kontolnya dari anus Ukhti Rara kemudian turun ke memek Ukhti Rara dan berlanjut ke memek Ukhti Anggi dan berakhir di anus Ukhti Anggi. Begitu terus hingga ia merasakan lendir khas memek akhwat mulai mengalir deras tanda keduanya sudah sange maksimal.
Ukhti Rara : MFFHH.. MFFHHH.. SRUPP.. MFHH.. MFFFHHHH!!! NGGHH!! NGHH!! MFFUAHH.. AHH!! OHH!! KONTOLHH!! AHH!! TUANHH!! ENAK TUANHH!! AHHH TERUSSHH!! AHHH..!! MENTOKKK!! AHH!! ENAKNYAHH!! AHHH!! AHH!!
Ukhti Rara pun meracau liar saat merasakan anusnya kembali melar disesaki kontol Hamdan. Rasa sesak bercampur nikmat saat kulit batang kontol Hamdan menggesek cepat dinding anusnya begitu melayangkan Ukhti Rara dalam langit birahi. Bukan Hamdan namanya kalau ia tak bisa memuaskan dua akhwat secara bersamaan. Kurang lebih sekitar 10-15 sodokan, kemudian ia beralih ke memek Ukhti Anggi. Tentu saja hal ini disambut bahagia oleh Ukhti Anggi yang sudah menantikan kedua liang kenikmatannya untuk kembali disumpal kontol Hamdan. Lenguhan dan desahan kuat pun tak terbendung keluar dari mulut Ukhti Anggi. Lendir anus Ukhti Rara yang bercampur dengan lendir memek Ukhti Anggi semakin menambah kenikmatan sodokan kontol Hamdan yang terus menggempur pintu rahim Ukhti Anggi.
Ukhti Anggi : AAHH.. AHHH.. TUANHH.. PECUN INI MILIKK TUANHH!! NIKMATIN SEPUASNYAHH TUANNHH..!! AHH.. AHH.. OHHH.. OHHH.. MMHHH.. NNNAAAHHH!! AGHH!! AGHH!! OGHH!! SSHH.. AAHHH!! BESARNYAAHHHH!!
Racauan Ukhti Anggi semakin kuat dan liar saat Hamdan memindahkan cepat kontolnya dari memek ke anusnya. Ukhti Anggi tergila-gila dengan kenikmatan yang bertubi-tubi seperti yang ia rasakan sekarang ini. Bahkan ia pun tak lagi peduli dengan keperawanannya yang seharusnya ia jaga sungguh-sungguh hingga nanti ia menikah. Tapi kini ia tak ada bedanya dengan pelacur-pelacur jalanan yang begitu mudah dinikmati siapapun. Yang membedakan hanyalah jilbab dan cadar yang senantiasa menutupi lekuk tubuhnya, padahal sejatinya ia tak ada bedanya dengan para tunasusila di kehidupan malam Jogja. Desahan Ukhti Anggi berganti dengan helaan nafas kecewa saat ia mengetahui kontol Hamdan sudah berpindah ke liang surgawi rekannya, Ukhti Rara. Sudah lebih dari 50an menit Hamdan bertahan. Apalagi dekapan kuat dinding liang surgawi Ukhti Rara yang begitu sempit memberikan pijatan sempurna di setiap detil batang kontol berurat Hamdan, membuat Hamdan tak mampu lagi bertahan.
Hamdan : AGHH.. AGHH.. MAU KELUAR NIHH.. KLUARIN MANA NIH LONTHE..!? Tanya Hamdan.
Ukhti Rara : AAHH.. MULUTHH.. SINIHH TUANHH.. LONTEHH INI PENGEN MINUM SPERMAHH.. AHH.. AHH OWHH.. MHHH.. AHH TUANNHH.. JANGAN SAMPE TUMPAHH.. SINIH TUANHHH.. pinta Ukhti Rara yang sudah mabuk akan seks.
Hamdan pun segera mencabut cepat kontolnya dan dibarengi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang juga segera mengambil posisi doggy di hadapan kontol Hamdan yang mengacung tegak. Tampak jelas kedua liang surgawi Ukhti Anggi dan Ukhti Rara masih berdenyut dan mengucurkan lendir keakhwatan. Bak anjing kelaparan, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara segera melepas cadar tali yang sedari tadi menutupi wajahnya. Alangkah terkejutnya Hamdan melihat kecantikan bak bidadari kedua akhwat di hadapannya yang kini tengah saling berebut mengulum kontol Hamdan yang berlumuran lendir keduanya. Hamdan pun terduduk di kursi gaming tempat ia bekerja mengedit video sementara di selakangannya, Ukhti Anggi dan Ukhti Rara sibuk mengoral kontolnya. Kepala Ukhti Anggi dengan cepat mengocok kontol Hamdan di kerongkongannya sedangakan Ukhti Rara melahap seluruh zakar Hamdan secara bersamaan. Sensasi kenikmatan yang luarbiasa Hamdan rasakan, terlebih lagi yang melakukan oral-seks adalah akhwat2 cantik yang hari-hari menutup dirinya dengan pakaian syar’i dan bercadar.
CROOOT.. CROOTTT.. CRROOOTTT..!!
Hamdan pun menggeram dengan kedua tangannya meremas kepala Ukhti Anggi dan Ukhti Rara yang masih terbalut jilbab pink yang sudah awut-awutan. Mata Ukhti Anggi terbelalak saat merasakan seluruh mulut dan kerongkongannya dibanjiri kentalnya sperma Hamdan. Ia sempat tersedak karena begitu derasnya sperma Hamdan yang keluar bahkan ia terpaksa menggunakan kedua tangannya untuk menampung sperma Hamdan yang meleleh keluar diantara sela-sela bibirnya.
Ukhti Rara : Aahhh.. Anggihhh.. Mauukk.. sinihh bagi dongghh.. Aahhh.. kata Ukhti Rara yang sudah duduk bersimpuh dengan kepalanya mendongak dan membuka lebar mulutnya.
Kini Hamdan dimanjakan dengan adegan cum swapping yang juga dibarengi dengan lantunan adzan Maghrib sebagai penutup sesi pertama perzinahan ketiganya malam itu.
Bu Susan : Lohh.. kok masih kebuka nih?? Belum pada pulang ya anak-anak?? Gumam bu Susan yang mengendarai mobilnya tak sengaja melewati gerai.
Ia pun segera memarkirkan mobilnya untuk mengecek suasana di dalam gerai. Masih ada 2 motor yang terparkir didepan, salah satunya motor Beat yang biasa Hamdan gunakan hari-hari. Bu Susan pun mengira mungkin karena weekend sehingga mungkin Hamdan dan rekan se-divisinya sedang mengrjar deadline, apalagi Hamdan masih baru. Benar saja, ternyata lampu ruangan divisi media masih menyala, bu Susan pun bersegera naik ke lantai 2 menuju ruang divisi media. Ia juga teringat ada beberapa barang yang tertinggal disana siang tadi.
Cklek.. Suara pintu terbuka.
Bu Susan : Ooohhh.. pantess aja pada belom pulang.. ahahah.. harusnya Ummi lebih peka yaa.. ujar bu Susan yang langsung masuk ke dalam ruang divisi media itu.
Ukhti Anggi yang sedang di genjot kuat Hamdan dengan posisi membungkuk di atas meja komputer yang membuat toket 36E nya tergencet seperti hendak pecah dengan kaki kanannya diangkat dan ditahan oleh tangan kanan Hamdan sedangkan Ukhti Rara berjongkok dengan kaki mengangkang di bawah selakangan Hamdan dengan tangan kanannya mengocok memeknya sendiri dan tangan kirinya meremas toket kirinya, terkejut bukan kepalang mendapati bu Susan yang mengenakan setelan serba hitam sudah masuk ke ruangan. Keduanya pun gelagapan dan berusaha untuk menutupi tubuh mereka, namun nasi sudah menjadi bubur dan tak ada yang bisa Ukhti Anggi dan Ukhti Rara lakukan pada aib yang sedang mereka nikmati sekarang.
Bu Susan : Eehh.. Kok malah berhenti sihh.. udaahh lanjut.. ummi malah seneng liat kalian yang masih muda tetep semangat menjalani kenikmatan duniawi meskipun hari-hari bercadar.. kata bu Susan yang melenggok santai dan langsung mencumbu mulut Hamdan tanpa ragu.
Tentu saja Hamdan pun membalas pagutan mesra bu Susan yang tampil cantik malam itu tanpa mengendorkan derasnya hantaman pinggulnya di bokong Ukhti Anggi. Tentu saja apa yang dikatakan dan dilakukan bu Susan barusan membuat Ukhti Anggi dan Ukhti Rara terbengong. Mereka tak habis pikir kalau bu Susan ternyata malah mendukung apa yang mereka perbuat.
Bu Susan : Gimana mas Hamdan?? Mantab ngga kedua staf ibu ini?? Tanya Bu Susan sambil menciumi puting Hamdan.
Hamdan : Nghh.. Nghh.. Wuuhhh.. Top lah bu.. Lonte kualitas terbaik ini mah ahahahahah.. kata Hamdan yang kemudian menarik kontolnya yang kemudian ia arahkan ke bawah dimana ada Ukhti Rara yang sudah siap untuk mengulumnya.
Bu Susan : Ahhh.. Afwan yah mba Rara, ummi icip bentar yah kontol mas Hamdann.. udah lama sihh.. pinta bu Susan yang kemudian melahap kontol Hamdan seperti anjing kelaparan.
MFFHH.. OCKK.. OCKK.. OCKK.. SRUUPP.. MFHH.. MFFHH.. OCKKK.. OCKKK.. OCKKK.. MFFHH.. OCKKK..
Ukhti Rara terpana melihat keahlian Bu Susan melahap kontol raksasa Hamdan hingga mentok ke pangkalnya. Air liur kental bu Susan menetes deras membasahi wajah Ukhti Rara yang masih terpana melihat pimpinan gerai yang ia kagumi ternyata jauh lebih liar dalam urusan seks.
Bu Susan : Mffuahh.. Ahhh.. Srruppp.. Lezatnyaahh.. udah lama ummi ga ngrasain kontol selezat ini.. Fuhh.. yaudah, ummi pamit dulu yaahh.. oh yaa, buat mba Rara sama mba Anggi, pastiin mas Hamdan puas lhoohh.. hihihih.. Assalamu’alaykum.. ucap bu Susan yang kemudian berlalu pergi meninggalkan ketiganya di ruang penuh dosa itu.
Hamdan : Nahh.. udah denger pesen ummi Susan kan??! Jangan bikin aku ga puas!! Seru Hamdan sambil menampar bokong Ukhti Anggi.
Ukhti Rara : Ta.. Tapi.. Tapi..
Belum sempat Ukhti Rara menyelesaikan kata-katanya, Hamdan langsung menyumpalkan kontolnya dan beralih menggenjot mulut Ukhti Rara yang kini berlutut di hadapan selakangan Hamdan. Tangan Hamdan pun aktif mengobok-obok anus Ukhti Anggi yang membuat Ukhti Anggi pun mencapai klimaksnya yang sempat tertahan karena kehadiran bu Susan barusan.
Malam itupun ketiganya saling berpacu memuaskan hasrat seksualnya. Mereka tak lagi peduli akan apa yang terjadi esok pagi. Yang ada di pikiran Ukhti Anggi dan Ukhti Rara malam itu hanyalah kenikmatan kontol Hamdan yang begitu perkasa.
ns 15.158.61.5da2