Chapter 12: Masa Lalu Dua Serigala
6799Please respect copyright.PENANAG1NretmdBM
Beberapa warga terlihat tengah berkumpul di ruang tamu rumah Nurul sambil berbincang-bincang dan bergosip tentang kejadian upaya pemerkosaan yang baru saja menimpa sang tuan rumah. Beberapa ada yang menyalahkan Nurul karena mempersilahkan laki-laki lain masuk ke dalam rumah, namun tak sedikit juga yang membela Nurul sebab dia mungkin hanyalah beramah-tamah saja terhadap majikannya dan Nurul juga tidak mungkin menduga kejadian seperti ini akan terjadi padanya.
6799Please respect copyright.PENANAHVZ8yAYvpR
Diantara banyaknya warga, ada Pak Sukani yang berdiam diri tak mengeluarkan sepatah katapun. Giginya menggertak dan kepalan tangannya tidak mengendur sama sekali. Pak Sukani masih sangat marah karena upaya dia untuk menghajar Pak Primus langsung dicegat oleh warga yang kebetulan baru pulang dari sholat magrib berjamaah di musholla terdekat.
6799Please respect copyright.PENANAHkDJ46sQ3Y
Marah Pak Sukani bukanlah didasari oleh peristiwa pemerkosaan Nurul tadi. Tapi lebih kepada sejarah yang terjadi antara dia dan Pak Primus di masa lampau. Pak Sukani tak menyangka kalau takdir akan mempertemukannya kembali dengan orang yang dulu sudah membuat hidupnya menjadi seperti neraka. Musuh bebuyutannya yang dari dulu tak dapat ia sentuh sama sekali karena Pak Primus berasal dari background keluarga yang berbeda kasta.
6799Please respect copyright.PENANA3sRf5bgrBg
Dulu, hidup Pak Sukani tidak sekaya dan tidak senyaman ini. Beliau lahir dari keluarga yang sudah mengabdikan diri menjadi pembantu selama puluhan tahun di rumah seorang konglomerat kaya raya. Bahkan Pak Sukani pun dulunya tak bisa lepas dari takdir tersebut hingga dia juga harus ikut mengabdikan dirinya disaat dia masih seorang remaja. Akan tetapi, tuhan berkehendak lain pada Pak Sukani ketika diam-diam sang Putri dari majikannya tersebut jatuh hati pada Pak Sukani. Sehingga terjadilah hubungan majikan pembantu diantara mereka.
6799Please respect copyright.PENANAPFgEg1FjAb
Hubungan tersebut mereka jalani secara diam-diam dan sempat berjalan cukup mulus tanpa hambatan, tapi semua berubah ketika Sang Putri dijodohkan oleh orang tua mereka dengan anak seorang konglomerat lainnya. Dan anak itu adalah seorang pria bernama Primus Yudistira, pemuda manja yang hanya mengandalkan koneksi orang tuanya untuk hidup enak dan semena-mena terhadap orang lain.
6799Please respect copyright.PENANANK3hgOMKN5
Disisi lain, sang Putri yang bernama lengkap Susan Praditha tersebut, menolak dengan keras perjodohan yang telah direncanakan oleh kedua orang tua mereka karena dia sudah merasa memiliki calon suami yang tepat, yaitu pria bernama Sukani anak dari pembantunya sendiri. Tapi tak lama, hubungan tersebut terendus oleh Primus yang merupakan calon suami Susan. Dan seorang Primus yang licik, tidak melaporkan hal tersebut kepada kedua orang tuanya namun malah mengancam Ibu dari Sukani.
6799Please respect copyright.PENANAOWLAnIdHDp
Primus mengancam akan melaporkan kelakuan Sukani kepada orang tua Susan kalau sang Ibu tidak mau melayani nafsu bejat pemuda tersebut di ranjang. Ibu Sukani yang saat itu merasa takutpun, akhirnya takluk di tangan Primus dan memutuskan untuk menyerahkan dirinya menjadi budak seks pemuda itu hingga dia dihamili oleh Primus.
6799Please respect copyright.PENANAjYZIvZy3kg
Hingga akhirnya petaka pun terjadi dimana orang tua Susan mengetahui kehamilan pembantu janda mereka dan terlibat cekcok satu sama lain. Ibu dari Susan mengira kalau yang menghamili pembantu mereka tersebut adalah suaminya sendiri karena beberapa kali dia memang sering memergoki suaminya tersebut memandang penuh nafsu pada pembantunya tersebut.
6799Please respect copyright.PENANAGGLG8EZSAJ
Dan tak lama kemudian, kisah asmara Susan dan Sukani pun di bongkar oleh Primus sehingga permasalahan menjadi semakin rumit. Bahkan pada akhirnya, Ibu dari Sukani merenggut nyawanya sendiri beserta nyawa bayi yang ada didalam kandungannya dengan cara bunuh diri.
6799Please respect copyright.PENANAYVRhlrktxA
Disanalah akhirnya Pak Sukani tersingkir, diusir dari tempat tersebut hingga dia harus hidup menggelandang selama berbulan-bulan lamanya. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya untuk mencari sesuap nasi. Nasib untung, Pak Sukani kemudian bertemu dengan salah seorang pendeta baik hati yang mengajaknya untuk tinggal bersama, memperbaiki tatanan hidupnya hingga Pak Sukani pun menjadi seorang yang sukses seperti dia sekarang.
6799Please respect copyright.PENANAh5Z0zlM8wD
“Pak Sukani! bisakah kita berbicara sebentar” sapa seorang pria berbadan tegap menghampirinya.
6799Please respect copyright.PENANAGpRm0kjy3B
Pak Sukani menyadari kalau pria tersebut adalah Yewen, seorang polisi yang tadi membantunya menangkap Primus “Ya Wen! kenapa??” tanya Pak Sukani.
6799Please respect copyright.PENANAvqWQpbZlRq
“Tersangka sudah kita bawa ke polsek terdekat. Tapi beliau menyangkal tuduhan tersebut dan malah mengaku kalau Pak Sukanilah yang memperkosa Mbak Nurul” balas Yewen khawatir.
6799Please respect copyright.PENANAEtXIaJGxOi
Pak Sukani tersenyum tergelitik melihat tingkah Pak Primus yang masih saja licik seperti dulu “Jadi saya harus gimana??”
6799Please respect copyright.PENANAYR5WCI6fAP
“Saya hanya menyarankan kalau bapak menyerahkan bukti video tersebut kepada pihak kepolisian” balas Yewen lengkap.
6799Please respect copyright.PENANAAaLlPJrgQt
Pak Sukani pun membuang nafasnya “Tapi apakah kamu yakin kalau video ini tidak akan tersebar??? kasian Mbak Nurul Wen! Dia perempuan baik-baik” Balas Pak Sukani teringat akan Nurul. Entah kenapa, ingatan tentang ibunya yang bernasib sama dengan Nurul melintas dikepalanya.
6799Please respect copyright.PENANADUvbhV3Eyh
“Saya tau Pak! tapi ini demi kepentingan penyelidikan dan kebaikan bapak sendiri” ucap Yewen kembali.
6799Please respect copyright.PENANAI1oPeFY5Y9
“Baiklah Wen! saya hanya minta kamu untuk menjaga ini sebaik mungkin. Kalau sampai banyak orang yang melihat. kehidupan Mbak Nurul bisa hancur” jelas Pak Sukani berberat hati.
6799Please respect copyright.PENANASx08qjLrJI
Akhirnya, camera handycam yang menjadi bukti atas upaya pemerkosaan itupun diserahkan Pak Sukani kepada Yewen. Meski dirasanya cukup berat, Namun ini lebih baik dia lakukan agar dia bisa menjerat Pak Primus dalam penjara dan membalaskan dendamnya. Pak Sukani mungkin akan merasa sedikit bersalah pada Nurul, namun hal ini sudah bukan lagi menjadi masalah Nurul sendiri karena sudah melibatkannya juga.
6799Please respect copyright.PENANAYwmEKzO2Ae
Yewen lalu tersenyum licik menerima barang bukti dari Pak Sukani, dia tak menyangka kalau Pak Sukani mau menyerahkan video tersebut dengan begitu mudahnya. Sekarang, video pemerkosaan akhwat yang suka menjadi bahan onaninya tersebut, sudah berada di tangannya. Dia sudah tidak sabar lagi ingin melihat tubuh telanjang Nurul yang sehari-hari hanya bisa dia lihat terbungkus pakaian Syar’i tersebut.
6799Please respect copyright.PENANANYVGVFkBbp
“Bagaimana dengan suaminya Pak??” tanya Yewen kemudian teringat dengan Haris.
6799Please respect copyright.PENANAq74Xfsfgzc
“Mas Haris sudah saya hubungi! besok pagi dia akan naik pesawat pertama dan langsung pulang” balas Pak Sukani.
6799Please respect copyright.PENANALCp6eptVFA
Dia memang sudah menghubungi Haris dan mengabarkan kalau istrinya dirumah telah menjadi korban pemerkosaan. Hal yang membuat Haris menjadi sangat panik dan hilang kendali karena dia malah menyalahkan Pak Sukani tidak menjaga dengan baik istrinya sesuai kesepakatan mereka. Namun Pak Sukani dengan santai membalikkan hal tersebut kepada Haris karena dialah yang telah mengizinkan Nurul bekerja di rumah orang seperti Pak Primus.
6799Please respect copyright.PENANAjm6sBfqVED
Pak Sukani juga menjelaskan pada Haris bahaya seperti apa yang mengintai Nurul jika sampai dia tidak ada disana, dia juga tak lupa memberitahu siapa itu Primus dan bagaimana kelicikan dia dalam bertindak. Haris harusnya berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkan istri Akhwat nya tersebut dari nasib malang yang akan menimpanya di kemudian hari.
6799Please respect copyright.PENANAdZt2saXb96
“Baiklah kalau begitu Pak! saya pamit undur diri dulu” Ucap Yewen yang sudah tidak sabaran ingin segera melihat rekaman video Nurul.
6799Please respect copyright.PENANApKamCPeiuT
Tapi Pak Sukani menghentikannya “Wen! saya mau tanya sedikit” ucap Pak Sukani menatap tajam.
6799Please respect copyright.PENANA1hFRyZ9gBT
Yewen hampir tak bisa bernafas karena ditatap oleh Pak Sukani, dia takut kalau orang itu mengetahui niat dan rencananya yang ingin mengcopy video pemerkosaan Nurul tersebut sebelum diserahkan pada pihak yang bertanggung jawab untuk dijadikan barang bukti. Tapi anggapannya salah ketika Pak Sukani kemudian kembali bertanya.
6799Please respect copyright.PENANAwGJBqMB3HG
“Bagaimana dengan keluarga tersangka??” tanya Pak Sukani serius.
6799Please respect copyright.PENANAqYxYOsBIBg
Lega sudah pikiran Yewen “Ohh.. ituu! kita sudah beritahu istrinya kok Pak! besok pagi beliau juga akan hadir untuk dimintai keterangan awal seperti bapak” balas Yewen sedikit tergugup.
6799Please respect copyright.PENANArZ0BEjmuyI
“Apa kamu tau alamat rumahnya???” tanya Pak Sukani kemudian.
6799Please respect copyright.PENANAGoOvdYIpAW
Yewen mengangguk “Tau pak! rumahnya tidak jauh dari sini kok” balas Yewen kemudian memberitahu Pak Sukani alamat rumah Pak Primus.
6799Please respect copyright.PENANAFORoNdluIa
Seketika jantung Pak Sukani menjadi berdebar-debar tidak karuan. Ternyata selama ini orang yang membuat hidupnya begitu susah, tinggal di tempat yang hanya berjarak beberapa kilometer dari rumahnya tanpa dia sadari sama sekali. Entah itu adalah sebuah takdir manis untuk Pak Sukani, atau mungkin sebuah karma yang buruk bagi Pak Primus, Namun ini adalah kesempatan emas bagi Pak Sukani untuk membalas semua rasa sakit yang dulu pernah dia dapatkan dari Pak Primus. Apalagi ketika dia ingat kepada Susan cinta pertamanya tersebut, Pak Sukani jadi tersenyum karena dia merasa sedikit kangen dengan sosok itu.
6799Please respect copyright.PENANA7nihd0yuF3
“Baiklah Wen! terima kasih banyak” kata Pak Sukani menepuk pundak Yewen.
6799Please respect copyright.PENANAsRXpsFuU6d
Usai kepergian Yewen, Pak Sukani pun kemudian beranjak dari tempat duduknya. Orang-orang yang sedang berkumpul disana langsung sadar dengan keberadaan Pak Sukani dan mulai bertanya-tanya. Pak Sukani sama sekali tidak peduli dengan orang-orang tersebut dan berjalan ke arah kamar Nurul yang pintunya sedang di tutup.
6799Please respect copyright.PENANAErmVbsM7ZL
“Pak Sukani liat sendirikah Mbak Nurul diperkosa??”
6799Please respect copyright.PENANA1XCkolJTVf
“Berarti Pak Sukani liat Nurul telanjang dong???”
6799Please respect copyright.PENANA76AqkOItUT
“Nurul mandul jadi gak bakalan hamil!!”
6799Please respect copyright.PENANAx2hly4Nv0M
“Pak Sukani sebenarnya ngapain sih di rumah Mbak Nurul??”
6799Please respect copyright.PENANA2ufh5oPN3Q
Beberapa pertanyaan dan perkataan Ibu-ibu kepo itupun membuat Pak Sukani semakin jengkel, “Buk! Apa Ibu-ibu semua tidak kasian dengan Mbak Nurul??? ini tuh musibah besar!!! tapi ibu masih sempat-sempatnya menggosip!!” Ucap Pak Sukani yang membuat semua orang di ruang tamu itu terdiam.
6799Please respect copyright.PENANADThzXEkEH4
“Orang-orang seperti ibu ini yang membuat keadaan semakin parah!! Mbak Nurul itu butuh support, bukan gunjingan kalian!!” lanjutnya penuh api amarah yang membara.
6799Please respect copyright.PENANA4KJQGZl3um
Entah kenapa Pak Sukani malah menjadi bersimpati terhadap Nurul. Padahal kalau di pikir-pikir, rencana Pak Sukani sebenarnya tidak jauh dari rencana Pak Primus yang sama-sama ingin menikmati tubuh Nurul. Bedanya Pak Sukani hanya ingin menikmati Nurul sendiri, sedangkan Pak Primus ingin menjual tubuh akhwat tersebut menjadi pelacur. Hal Itu diketahui oleh Pak Sukani setelah dia melihat langsung video rekaman yang dibuat oleh Pak Primus dengan mata kepalanya sendiri. Dia tidak percaya bagaimana nasib Nurul kalau seandainya tadi dia tidak datang menyelamatkan istri Haris itu.
6799Please respect copyright.PENANAmK3mxglJ46
Tok! tok!! tokk!! ketuk Pak Sukani ke pintu kamar Nurul.
6799Please respect copyright.PENANAswRcAIMJQe
“Mah! aku mau masuk sebentar!” Ucap Pak Sukani meminta ijin.
6799Please respect copyright.PENANA8pAwp2bjsG
Lalu pintu kamar itupun terbuka dan terlihat Leni istrinya “Masuk Pah!” Ucap Leni kemudian menutup pintu.
6799Please respect copyright.PENANActiglmd1jY
Di dalam kamar, tampak tubuh Nurul sedang tertidur dan sudah berpakaian lengkap seperti biasanya “Gimana kondisinya Dok??” tanya Pak Sukani kepada dokter perempuan berhijab yang dari tadi ada di dalam kamar Nurul bersama istrinya Pak Sukani.
6799Please respect copyright.PENANAq9UqZyTQoQ
“Kondisi Ibu Nurul cukup memprihatinkan Pak! efek obat yang dipakai nampaknya terlalu kuat untuk tubuhnya! jadi kita harus membius Ibu Nurul agar dia bisa berhenti” jelas Dokter bername tag “Adelia” tersebut.
6799Please respect copyright.PENANA7MOP477cmD
“Apa nanti bakal ada efek sampingnya Dok??” tanya Pak Sukani lagi.
6799Please respect copyright.PENANAjuFi6ZYrcw
“Sejauh ini saya belum tahu Pak! saya juga tidak tau obat perangsang jenis apa yang dipakai pelaku. Tapi saya sudah mengambil sampel darah Ibu Nurul untuk kita teliti lebih dalam” balas Dokter Adelia.
6799Please respect copyright.PENANAG1Q84JqpWa
Kemudian setelah berbincang-bincang ringan, sang Dokter pun pamit undur diri karena hari sudah lumayan malam. Dokter juga menyarankan untuk berjaga-jaga jika Nurul terbangun dan butuh pertolongan. Karena setelah bangun nanti, kondisi mental Nurul bisa saja bermasalah karena telah mengalami kejadian yang traumatis tersebut. Tak lupa, Dokter Adelia juga memberikan beberapa resep obat penenang untuk Nurul.
6799Please respect copyright.PENANAUQBDh90kng
“Papah mau kemana??” selidik Leni yang melihat suaminya ikut beranjak setelah kepergian dokter Adelia.
6799Please respect copyright.PENANA7qB0aCRO1D
Lalu dia menjawab singkat “Menebus obat” ucapnya.
6799Please respect copyright.PENANAVQCa0gHyVV
“Untuk apa?? lebih baik Papah nikmatin tubuh ini sebelum dia bangun” Ucap Leni menunjuk ke arah Nurul yang tidur karena dibius.
6799Please respect copyright.PENANAO2oVjqOByK
“Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu??” tanya Pak Sukani.
6799Please respect copyright.PENANAh7QGLpX8lU
Leni tersenyum “Bukankah ini yang papah inginkan??? kenapa Papah berpura-pura menolak?? aku bahkan tidak perlu capek-capek membantu papah” ucap Leni kemudian.
6799Please respect copyright.PENANAsoJxSoZqab
“Apa kau sebegitu bencinya padaku sehingga menganggapku tak punya nurani??? atau kau benar-benar sudah muak hidup denganku sehingga kau ingin pergi dengan Daniel pacarmu itu??” tanya Pak Sukani sedikit memelas. Hari yang cukup menguras tenaganya ini membuat pria tua sangar itu juga merasakan sedikit capek dan lelah.
6799Please respect copyright.PENANAXITtG4q22F
Leni bahkan tidak menyangka akan mendapat balasan seperti itu dari suaminya yang terkenal cukup keras tersebut “Aa–akku tidak bermaksud” Ucap Leni tergugup. Hatinya menjadi sedikit berdenyut sakit mendengar ungkapan dari suaminya itu.
6799Please respect copyright.PENANAXiq67iPEpc
“Hari ini aku cukup lelah, jadi sepertinya aku tidak ingin berdebat denganmu” balas Pak Sukani kemudian meninggalkan Leni yang merasa sedikit bersalah karena ucapannya.
6799Please respect copyright.PENANAHO0pi33y3S
6799Please respect copyright.PENANACDf3HiCHkC
Malam harinya…..
6799Please respect copyright.PENANAXEnC2xry6D
Disebuah ruangan kamar yang begitu mewah, nampak Ibu Halimah berjalan berlenggak-lenggok menghampiri seorang pria tua yang sedang menunggunya sambil telentang diatas sebuah kasur berukuran King Size. Malam itu Ibu Halimah tampil dengan penampilan yang beda dari biasanya karena saat ini dia memakai gamis dan hijab besar seperti pakaian yang dulu sering dia gunakan sehari-hari. Ini adalah pertama kalinya Ibu Halimah berpakaian seperti seorang akhwat kembali semenjak dirinya dulu memutuskan pindah keyakinan dan tidak pernah berpakaian tertutup lagi.
6799Please respect copyright.PENANASyussgFcvn
Sang Pria tua pun terheran “Mamah kok pakai baju kayak gini lagi???”
6799Please respect copyright.PENANA5JmvCLoER3
“Hihihih. lagi pengen aja Pah! Papah kan emang suka sama wanita berhijab” balas Ibu Halimah bermaksud menyenangkan hati si Tua bangka.
6799Please respect copyright.PENANAZDNsiFNtAX
Dan Si Pria itu pun memang tampak sangat senang melihat istrinya berpakaian seperti seorang akhwat muslimah tersebut “Mamah tau aja!” balasnya begitu senang.
6799Please respect copyright.PENANA6tXJJVNwzj
Umi Halimah - Cerita Seks Indonesia
Umi Halimah – Cerita Seks Indonesia
“Eitttsss.. Jangan panggil Mamah dong!! Panggil aku Ustadzah” pinta manja Ibu Halimah berpose layaknya seorang akhwat muslimah yang menundukkan pandangannya.
6799Please respect copyright.PENANARhphB11kZu
Tawa si Pria tua semakin menjadi-jadi saat melihat Ibu Halimah berakting menjadi dirinya yang dulu “Duh, Ustadzah darimana kalau bentukannya seksi kayak gini” ucapnya sambil meremas bokong Ibu Halimah dengan lembut.
6799Please respect copyright.PENANAwt2qpEKRdZ
“Astagfirull*h!!! tolong jangan pegang-pegang saya Pak! bukan muhrim. saya cuma mau silaturahmi saja” balas Ibu Halimah yang mendalami perannya sebagai seorang Ustadzah.
6799Please respect copyright.PENANAlPfEQE3nxw
“Oh yaudah silahkan ustadzah! kenalin saya Mahesa” balas si Pria tua yang mengaku sebagai Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAbnWyIvMeEe
Ibu Halimah cemberut tidak suka “Huh!!! siapa juga yang mau kenalan sama situ!!!”
6799Please respect copyright.PENANAxfsA9tccP0
“Loh?? tadi kan katanya pengen silaturahmi!” balas Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAGNaa06NqeU
“Iya, tapi silaturahminya sama yang ini!” Ibu Halimah lalu mengelus-elus batang kemaluan Pak Mahesa dibalik celana boxer ketat yang sedang dipakainya. Batang penis itu nampak menonjol keluar karena ukurannya yang sangat besar.
6799Please respect copyright.PENANAXRpqBJ9zCy
Pak Mahesa pun berpura-pura menghindar “Astaga!! Ustadzah kok megang-megang punya orang kafir!” balasnya.
6799Please respect copyright.PENANAHrAiAXaJjn
“Soalnya gede sih!! Ustadzah jadi suka” Ucap Ibu Halimah menggigit bibir bawahnya. Tampak dia sedang dilanda nafsu yang amat berat tidak sabar ingin menuntaskannya. Namun saat ini dia sedang ingin memanjakan suaminya tersebut dengan sepenuh hati.
6799Please respect copyright.PENANAyRe0GMOECc
“Gedean mana sama punya Kyai suami Ustadzah??” tanya Pak Mahesa memancing.
6799Please respect copyright.PENANAvffW2zJKUE
Ibu Halimah pun tersenyum kembali mengelus batang itu “Gedean yang ini dong!! Punya Kyai mah kecil, pendek, trus cepet keluarnya” ledek Ibu Halimah membandingkan ukuran penis kedua orang tersebut. Mantan suami dan suaminya sekarang.
6799Please respect copyright.PENANApsOwAn3yIG
“Waahh!! kalau saya sih besar, panjang dan kuat berjam-jam” sombong Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAeGrRE1DYA0
“Kalau begitu Ustadzah boleh nyoba gak Pak???” tanya Ibu Halimah.
6799Please respect copyright.PENANAvbvidDBzMo
Pak Mahesa memegang dagunya “Hmmmm.. boleh aja sih! tapi kalau nanti Ustadzah ketagihan gimana??” tanyanya pura-pura.
6799Please respect copyright.PENANAueMMyxIvXY
“Gampang!! tinggal minta lagi sama Bapak” balas Ibu Halimah santai, tangan halusnya tidak berhenti-henti mengelus selangkangan Pak Mahesa yang semakin lama semakin menggunduk tinggi karena ereksi penisnya.
6799Please respect copyright.PENANA5kkUxx3fb3
“Trus suami Ustadzah gimana??”
6799Please respect copyright.PENANAPDYBq2xuEC
Ibu Halimah tersenyum “Saya udah minta izin sama dia buat ngerasain kontol gede! hihihihi”
6799Please respect copyright.PENANATQzRT1uwrU
“Trus diijinin gak sama Pak Kyai???”
6799Please respect copyright.PENANAb9QHBOMzJt
“Harus diijinin dong!! kalau dia gak mau saya tinggalin!!” tawa Ibu Halimah begitu puas.
6799Please respect copyright.PENANATQNNysrlcs
Pak Mahesa tersenyum “Memangnya Ustadzah mau ninggalin suami Ustadzah demi orang kafir kayak saya???” lanjut Pak Mahesa kembali memancing Ibu Halimah.
6799Please respect copyright.PENANAQCxUElmBTC
“Mau dong! apapun akan saya lakukan demi bapak dan kontol ini” remas Ibu Halimah di penis Pak Mahesa dengan gemas. Dia sudah tidak sabar lagi ingin merengkuh kenikmatan dari benda tumpul tersebut.
6799Please respect copyright.PENANAOEnQiDxugC
Pak Mahesa mengelus kepala Ibu Halimah yang terbungkus hijab itu “Gimana kalau Ustadzah pindah keyakinan saja??” tanya Pak Mahesa semakin dalam jatuh dalam fantasinya.
6799Please respect copyright.PENANA0DmZWTPZ3v
“Duh!! kalau yang itu kayaknya agak susah Pak!! masa’ Ustadzah jadi murtad” protes Ibu Halimah.
6799Please respect copyright.PENANAZ6OBIx1AFA
“Tadi katanya mau lakuin apa aja buat saya??” ledek Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAwbPiphcg86
“Iya sih tapii-–”
6799Please respect copyright.PENANA5V85y2l7qs
Ucapan Ibu Halimah dipotong “Kalau Ustadzah mau pindah keyakinan! Ustadzah bisa layanin saya tiap hari!! trus bisa main sama dedek ini sepuasnya” Ucap Pak Mahesa yang menarik tangan Ibu Halimah masuk ke dalam celana boxernya.
6799Please respect copyright.PENANAfOL8vCmgv8
“Aduh!! gimana ya??” akting Ibu Halimah berpura-pura keberatan, namun tangannya sudah mulai mengocok Penis Pak Mahesa naik turun.
6799Please respect copyright.PENANA3yk4oJCNYI
Pak Mahesa pun semakin senang melihat akting role play Ibu Halimah ini karena dia merasa seperti sedang menaklukan seorang Ustadzah sungguhan. Memang selama ini Pak Mahesa berfantasi sebagai pria yang membuat wanita-wanita akhwat muslimah bertekuk lutut dan menyerah dibawah kendalinya. Apalagi setelah dulu mantan istrinya menjadi seorang Mualaf, Pak Mahesa semakin menjadi-jadi dengan fantasinya tersebut. Akan tetapi karena dirinya merasa sudah tidak muda dan kurang menarik lagi, akhirnya dia hanya dapat berfantasi saja setiap harinya.
6799Please respect copyright.PENANA1QMuoZjwST
Namun nasib baik kemudian menghampiri Pak Mahesa beberapa tahun yang lalu. Anaknya yang bernama Mario, pulang kerumah membawa seorang wanita cantik yang dulunya adalah seorang muslimah. Bahkan lebih hebatnya lagi, wanita tersebut pernah menjadi seorang Ustadzah yang mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada orang banyak. Sebuah fantasi yang selama ini dia idam-idamkan akhirnya terwujud juga.
6799Please respect copyright.PENANAA33F5hrxn3
Dengan perlahan-lahan, Pak Mahesa pun kemudian menarik hati si wanita tersebut sampai Dia pun kemudian memutuskan untuk menikah dengan Pak Mahesa dan meminta dibimbing menjadi hamba yang taat di keyakinan barunya. Dan wanita itu adalah Ibu Halimah si mantan Ustadzah.
6799Please respect copyright.PENANAAfXFDeTUrB
“Hmmm…Oke deh kalau begitu! Ustadzah mau!” jawab Ibu Halimah bermanja-manja.
6799Please respect copyright.PENANAn8IXdctrv1
Pak Mahesa pun tersenyum sumringah “Kalau begitu ayo kita mulai prosesi pemindahannya!!” balas Pak Mahesa yang kemudian langsung menerkam tubuh Ibu Halimah dan menyeretnya ke atas kasur.
6799Please respect copyright.PENANAUG8MhxCdjq
Dengan cepat Pak Mahesa pun menarik celana boxernya turun kebawah dan memperlihatkan batang kemaluan tak disunat itu. Bentuknya yang besar, panjang dan bengkok itu tampak seperti sebuah “pentungan satpam” yang terayun-ayun menggantung menunggu dilahap oleh mulut lawannya.
6799Please respect copyright.PENANAmZ17YF5sKu
“Nah! sekarang coba Ustadzah cium dulu ujung kulupnya” pinta Pak Mahesa masih dengan fantasi liarnya.
6799Please respect copyright.PENANAq8y5X3BAa2
Dengan senang hati, Ibu Halimah pun memajukan bibirnya ke arah Penis Pak Mahesa dan mengecup mesra ujung benda besar itu yang tertutupi oleh sebuah kulup dari kulit yang tidak dipotong. Ciuman itu penuh dengan rasa cinta dan pengaguman dalam diri Ibu Halimah seperti seseorang yang memuja benda itu dengan begitu khusyuk dan khidmat.
6799Please respect copyright.PENANAZU3TuBpQPl
“Kontolnya wangi Pak!! Ustadzah suka!!” komentar Ibu Halimah usai mencium kelamin pria tua itu.
6799Please respect copyright.PENANAYyPQXNXzAh
Pak Mahesa tersenyum “Coba dong dipijat-pijat” pintanya lembut.
6799Please respect copyright.PENANAR1nXo4h3mA
Deengan perlahan, Ibu Halimah pun kemudian memegang daging keras tersebut dengan kedua tangannya. Karena saking besarnya ukuran penis tersebut, satu tangan mungil Ibu Halimah tidaklah cukup untuk menggenggam secara utuh keseluruhan, jadi dia harus menggunakan kedua telapak tangannya agar bisa memegang penis itu. Kini, Ibu Halimah tampak seperti sedang mengatupkan kedua tangannya seolah-olah sedang berdoa.
6799Please respect copyright.PENANAkxaCGtH5WS
“Mulai sekarang, Ustadzah berdoanya harus seperti ini” jelas Pak Mahesa tersenyum.
6799Please respect copyright.PENANALihgKgtDKc
Lalu mulai lah Ibu Halimah mengurut penis yang sangat besar itu dengan kedua tangannya. Ibu Halimah duduk di antara kedua kaki Pak Mahesa sambil masih terus mengurut dan mengocok. Membuat Pak Mahesa memejamkan mata menikmati setiap sensasi yang menjalari sekujur tubuhnya. Rasa geli yang nikmat ia rasakan setiap gerakan lembut tangan Ibu Halimah beraksi naik turun di selangkangannya.
6799Please respect copyright.PENANAhD4Ceyzf45
“Eeemmmhhh… Pinterr…!” erang Pak Mahesa keenakan.
6799Please respect copyright.PENANAJTOscD6vDI
Tangan Ibu Halimah naik turun mengurut-urut daging besar itu hingga bagian kepala jamurnya muncul dari balik kulup yang menutupinya, lalu diurutnya lagi dengan pelan hingga ujung penis pria tua itu kembali tersembunyi ke dalam. Tiba-tiba Ibu Halimah berhenti melakukan kocokannya, dan Dia beranjak keatas mendekati wajah Pak Mahesa dengan tatapan yang sayu. lalu kemudian tanpa berbicara langsung mencium dengan mesra dan lembut bibir tebal pria tua itu.
6799Please respect copyright.PENANA0N8S86dZ49
Pak Mahesa pun membalas mencium dan memagut bibir indah Ibu Halimah sambil tangannya meremas lembut pantatnya yang terbalut oleh gamis ungu berbahan satin itu. Belaian lembut tangan istrinya yang tak berhenti mengurut di bagian Penisnya, membangkitkan gairah Pak Mahesa menjadi semakin tinggi. Tangannya mulai meraba-raba dan meremas lembut bukit dada Ibu Halimah dengan satu tangannya lagi.
6799Please respect copyright.PENANAgXyWh8vVVf
“Mmppphhhhh….” Ibu Halimah melenguh dan semakin ganas dengan permainan ciumannya berkat rangsangan dari tangan Pak Mahesa yang mulai menjalar di tubuhnya.
6799Please respect copyright.PENANAu1UK3RfWPf
Siapapun mungkin akan terkejut melihat pemandangan dua manusia yang sedang bercumbu ini, perbedaan usia mereka mungkin sekitar 15 tahun antara pria tua yang sudah keriput itu, dengan wanita yang masih bisa memelihara badannya seperti seorang anak gadis. Sang wanita yang juga sudah bukan seorang muslimah lagi, tampak berpakaian lengkap seperti seorang akhwat demi si Pria sambil bersikap ganas dan agresif terhadap pria tua itu yang ada di bawahnya. Pria itu bahkan sudah bertelanjang bulat tanpa ada satupun yang menutupi badannya yang sudah mulai keriput dan menua.
6799Please respect copyright.PENANAtfbOV5EDbd
“Rrrrrrrrrrrrrtttttttttttttt!!!”
6799Please respect copyright.PENANAnPlouv2cLv
Asik fokus dengan ciumannya, Ibu Halimah tidak menyadari kalau Pak Mahesa sudah menurunkan resleting gamis satinnya yang berada di bagian belakang punggung itu. Dengan gerakan yang masih sama, Pak Mahesa kemudian meraih bahu Ibu Halimah dan menarik turun pakaian syar’i yang menutupi badan istrinya tersebut hingga sampai ke daerah pinggang.
6799Please respect copyright.PENANAQM9Tysr4xw
“Ummmpppphhh… muuuachhhh…aaachhhhhh”
6799Please respect copyright.PENANAvXlONXiMeQ
Bunyi peraduan mulut mereka masih terdengar nyaring karena Ibu Halimah masih ganas menikmati bibir Pak Mahesa yang keras itu. Bahkan kini payudara milik Ibu Halimah sudah menggantung manja diatas tubuh Pak Mahesa tanpa penutup lagi karena di balik baju gamisnya tersebut, Ibu Halimah sudah tidak memakai apa-apa lagi.
6799Please respect copyright.PENANA2i2tp8iwNR
Bukit payudara Ibu Halimah tampak masih ranum dengan putingnya yang berwarna kecoklatan, tonjolan daging itu telah menegang seolah menantang untuk segera dihisap. Perlahan, Pak Mahesa mulai menyusuri bukit dada yang sebelah kiri dengan belaian tangannya yang kasar. Ia memainkan jari-jarinya hingga ke puting payudara Ibu Halimah sambil sesekali mencubit dan menarik bagian sensitif seorang wanita itu.
6799Please respect copyright.PENANA74DO9CSEEP
Puas bermain dengan bibirnya Pak Mahesa, Ibu Halimah pun mulai turun menciumi sekujur tubuh suaminya tersebut. Ibu Halimah perlahan menjilati dada dan menggelitiki puting sang suami dengan lidahnya yang bergerak-gerak berputar. Mengirim sensasi geli sekaligus nikmat kesekujur tubuh Pak Mahesa dengan sangat cepat.
6799Please respect copyright.PENANAjmOI8fpIqW
Tak lupa tangan Ibu Halimah terus menjalari sekujur tubuh Pak Mahesa dan meraba-raba batang kelelakian suaminya tersebut, memainkannya, mengelus dan mengurutnya terus-menerus. Ibu Halimah tersenyum manja. Perlahan, disusurinya bagian perut Pak Mahesa yang buncit itu, ke pusar dan kemudian berakhir di titik selangkangannya.
6799Please respect copyright.PENANA4eGKY3Innq
“Saya udah pengen banget ngemutin ini daritadi” Ucap Ibu Halimah memukul-mukul penis berkulup Pak Mahesa ke arah bibirnya.
6799Please respect copyright.PENANAOE6mDHsoez
Pak Mahesa pun semakin keenakan dibuatnya “Silahkan dicicipi saja Ustadzah!” Ucap Pak Mahesa senang.
6799Please respect copyright.PENANAuWnjm25giC
“Tapi burungnya gede Pak! muat gak yah??” goda Ibu Halimah menimang-nimang.
6799Please respect copyright.PENANATD7H9uqgrT
Sudah tidak sabaran, Pak Mahesa pun menuntun penis besar miliknya ke arah bibir Ibu Halimah sambil memegang kepala istrinya itu yang saat ini masih terbungkus hijab lebar. Mata Pak Mahesa terpejam- pejam ketika lidah basah Ibu Halimah mulai melumat kepala penisnya dengan lembut lalu berlanjut dengan kuluman yang hanya bisa menampung sebagian ujung penis berkulupnya itu.
6799Please respect copyright.PENANAHg9bdC035p
“Eeemmpphh.. Mulutmu enak banget Ustadzah. sangat cocok untuk menyepong kontol” desah Pak Mahesa yang merasakan geli-geli nikmat yang membuat seluruh bulu di badannya merinding.
6799Please respect copyright.PENANAFX7uLTk4Uf
Pak Mahesa mengusap-usap kepala Ibu Halimah yang tertutup hijab tersebut dengan penuh kelembutan. Perlahan jilatan lidah Ibu Halimah semakin turun ke arah selangkangan Pak Mahesa. Dengan jemari tangan kirinya yang halus, ia menggenggam penis Pak Mahesa, mendongakkannya, dan dia mulai menjilati daerah pangkal Penis suaminya itu.
6799Please respect copyright.PENANAVcNeyd17zn
“Wow!! Ustadzah belajar nyepong dimana???” kaget Pak Mahesa yang tidak pernah terbiasa dengan permainan mulut istrinya tersebut. Semakin hari dia selalu dikejutkan oleh perkembangan Ibu Halimah yang semakin pintar dalam melayani nafsunya.
6799Please respect copyright.PENANABPCbeLh4qG
Ibu Halimah berhenti sejenak “Yang pasti gak belajar sama Pak Kyai Pak!!” jawabnya tersenyum gemas.
6799Please respect copyright.PENANAIlKzu7sywd
“Uggghhhh.. kamu emang Ustadzah nakal!! Ustadzah Binal!!!” racau Pak Mahesa semakin tidak karuan.
6799Please respect copyright.PENANAheKu9L0ktr
Sementara itu Ibu Halimah berpuas diri dalam hatinya karena mampu memuaskan laki-laki yang dia puja dan kagumi ini. Setiap seminggu sekali, Ibu Halimah bahkan rela mengikuti kursus seks yang diadakan oleh jemaat satu kotanya untuk melatih para mantan muslimah dan perempuan-perempuan murtad lainnya agar mampu melayani pasangan mereka dengan baik.
6799Please respect copyright.PENANAJsK9K96tMs
Kembali fokus pada kegiatannya, Ibu Halimah kemudian menyusuri penis Pak Mahesa dengan lidahnya dari pangkal bawah hingga ke ujung puncak yang tak bersunat itu. Dia lalu menarik kebawah kulupnya hingga kepala jamurnya yang merah hati itu terlihat. lalu memutar-mutar ujung lidahnya ke arah lubang kencing yang berada di sekitar ujung batang penis itu.
6799Please respect copyright.PENANAW9jaEyk8qz
Ibu Halimah sempat diberitahu oleh seorang suster pengajar kursus seks tersebut, kalau lubang kencing seorang pria adalah sebuah kelemahan sekaligus tempat sensitif yang membuat para pria bisa mendelik nikmat tiada henti.
6799Please respect copyright.PENANAeZKzGkAOmD
Dan itulah yang dilihat oleh Ibu Halimah sekarang. Pak Mahesa tampak sangat menikmatinya hingga badannya terangkat-angkat dan matanya merem melek menikmati “Oouuuggghhhh… enaaakk bangett sayaaaangg” racau suaminya tersebut.
6799Please respect copyright.PENANAHUVNVrUg7u
Dari ujung penis itu, Ibu Halimah kembali menyusurinya hingga ke bagian bawah pangkal penis Pak Mahesa, menjilat-jilat buah pelirnya dan sesekali mengecup dan agak menghisapnya. Rasa aneh antara sakit, geli, dan enak membuat Pak Mahesa menggeliat-geliat.
6799Please respect copyright.PENANA8bHaaDEpT5
“Wohoooooo… bisa-bisa aku keluar cepet nih! ” desah Pak Mahesa sambil meremasi kepala Ibu Halimah. dan Ibu Halimah pun memandang Pak Mahesa dengan pandangan mata yang menggemaskan.
6799Please respect copyright.PENANA6lbrB8tELC
Usai puas memberikan servis mulutnya dengan cukup lama, Ibu Halimah pun kemudian berdiri sebentar sambil langsung meloloskan baju gamis miliknya yang tadi sudah terbuka sampai kedaerah pinggang. Kini dihadapan Pak Mahesa, tubuh bugil dan terawat milik istrinya pun terpampang begitu jelas tanpa ada hambatan sedikitpun.
6799Please respect copyright.PENANAUa7mLeVKTm
Pak Mahesa sedikit kaget melihat ke arah selangkangan Ibu Halimah yang biasanya ditutupi oleh jembut yang cukup lebat, sekarang terlihat bersih tanpa ada satu rambutpun “Loh?? Mamah cukuran??” tanya Pak Mahesa kaget sampai dia lupa dengan aktingnya sendiri.
6799Please respect copyright.PENANA9iyQzAG1Eq
“Ihh!! bukan Mamah!!! tapi Ustadzaahh Pak!!!” protes Ibu Halimah manja.
6799Please respect copyright.PENANAZoxTisHcWo
Pak Mahesa pun tertawa “Oh iya saya lupaa!! maksud saya, Ustadzah kok cukuran??” tanyanya heran.
6799Please respect copyright.PENANA0uLKeqLI9D
“Besok saya mau ditindik di memek Pak!!” balas Ibu Halimah.
6799Please respect copyright.PENANAEcXzhbhUta
“Loh??!! Ustadzah kok memeknya di tindik?? ntar apa kata Pak Kyai” ledek Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAuhuNbQGyLi
Ibu Halimah menghampiri kembali Pak Mahesa “Kan malam ini saya mau murtad Pak!! jadi masa bodoh sama Pak Kyai” balas Ibu Halimah tersenyum.
6799Please respect copyright.PENANAEJ4XXsChmw
“Astaga!! Ustadzah udah bersikap seperti pelacur saja” geleng-geleng Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANATDbeTgKvjo
“Saya kan emang calon pelacur Bapak!! liat nih memek saya udah banjir pengen cepet-cepet silaturahmi sama yang ini” balas Ibu Halimah memegang penis Pak Mahesa yang mengkilat karena air liur.
6799Please respect copyright.PENANAA4P4mzMaGZ
Tersenyum, Pak Mahesa segera menyuruh Ibu Halimah berbaring dikasur dengan kedua kaki dibuka lebar-lebar. Tampak memek basah Ibu Halimah terkuak dengan begitu jelasnya dan tampak mereka seperti sebuah bunga di awal musim semi.
6799Please respect copyright.PENANABwJesEOzk2
“Baiklah Ustadzah! sekarang saya akan memurtadkan kamu dengan gaya misionaris ini” ucap Pak Mahesa memposisikan penisnya diantara selangkangan Ibu Halimah.
6799Please respect copyright.PENANAWQt2nfrjOd
“Sebaiknya Ustadzah berdoa agar persetubuhan ini diberkati” lanjut Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAiESMPW6HAH
Dan seakan sudah tau dengan keinginan suaminya tersebut, Ibu Halimah pun mulai melipat kedua tangannya diatas dadan dan mulai berdoa “Wahai engkau yang disurga. Berkatilah persetubuhan ini sebagai pertanda bahwa aku akan menjadi pengikut setiamu. Izinkan aku merengkuh kenikmatan duniawi yang telah kau ciptakan untuk hamba-hambamu ini sampai aku kembali terselamatkan di jalanmu. Aaamin”
6799Please respect copyright.PENANAVHbgEp4M6N
“Nah sekarang bukalah hijabmu sebagai tanda bahwa kau sudah meninggalkan keyakinan lamamu” Perintah Pak Mahesa serius.
6799Please respect copyright.PENANAfczz0nKfY9
Lalu dengan sebuah nyanyian rohani yang dilantunkan oleh Pak Mahesa, Diapun mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam vagina Ibu Halimah perlahan-lahan seperti bergerak dengan gerakan slow motion sambil Ibu Halimah juga mulai membuka hijab lebar yang terpakai di kepalanya.
6799Please respect copyright.PENANAajG5mQ27b3
“Oooooouuuuuugggghhhhhhhh…” rintih Ibu Halimah merasakan vaginanya mulai di tembus oleh Penis besar Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAjeQZv9stij
Penis besar milik suaminya tersebut meluncur begitu hebatnya ke dalam liang kenikmatannya yang membelah kedua belah daging yang merekah kemerahan tersebut dengan sangat-sangat pelan. Sensasi nikmat yang dirasakan Ibu Halimah semakin bertambah saat rongga kewanitaannya tersebut terasa penuh diisi oleh sebuah benda besar, membuat dia mendongak keatas dan mendelikkan matanya.
6799Please respect copyright.PENANA62iwNWVtsa
“Sekarang! kamu bukan lagi seorang Ustadzah! kamu adalah domba yang sudah kembali kejalan kebeneran” Ucap Pak Mahesa dengan begitu berwibawa.
6799Please respect copyright.PENANAeOeu39aU6J
Disambut oleh sebuah senyuman dari Ibu Halimah “Terima kasih Pak!! saya berjanji akan mengimani keyakinan baru saya dengan sangat baik dan setia” balas Ibu Halimah gembira.
6799Please respect copyright.PENANAKwZ4Makdzs
“Nah sekarang! raihlah kenikmatan yang ingin kau rasakan tersebut dengan upayamu sendiri” perintah Pak Mahesa.
6799Please respect copyright.PENANAYx3nmtSwRH
Yang kemudian membalikkan badannya hingga posisi mereka bertukar satu sama lain menjadi posisi “women on top” tanpa melepas penis besar tersebut dari vagina Ibu Halimah. Kini, Ibu Halimah yang sudah berada diatas tubuh Pak Mahesa. mulai sedikit-sedikit menggoyangkan pinggulnya mencoba meraih kenikmatan duniawi yang dia inginkan.
6799Please respect copyright.PENANAKR5mTPbLHG
Namun tak disangka, pengganggupun datang dipertengahan persetubuhan mereka tersebut. sebuah ketukan keras datang dari balik pintu kamar kebesaran Pak Mahesa dan Ibu Halimah. Membuat kedua manusia yang dimabuk oleh nafsu tersebut, terpaksa harus berhenti sejenak.
6799Please respect copyright.PENANAreOLfy7TkR
“Maafkan saya Madam! tapi saya punya berita penting” ucap seorang lelaki bersuara tegas di balik pintu.
6799Please respect copyright.PENANAgDnME1f1cW
Pak Mahesa yang jengkel, langsung berteriak “Menurut kau seberapa penting masalah itu sampai kau mengganggu kami Bernard???” tanyanya ke arah pintu.
6799Please respect copyright.PENANA0BwV9zVw7i
“Maafkan saya Tuan, tapi ini adalah perintah madam” jawab Bernard dengan tegas. Bodyguard sekaligus orang suruhan Ibu Halimah yang selalu mendampingi beliau kemanapun.
6799Please respect copyright.PENANAl2pbbIfF8M
Sontak Ibu Halimah dan Pak Mahesa pun saling menatap satu sama lain “Berita macam apa yang ingin kamu sampaikan?” tanya Ibu Halimah.
6799Please respect copyright.PENANAUbsXSjYNJL
“Ini tentang Mbak Nurul” balas Bernard kembali.
6799Please respect copyright.PENANAHxQIigMqMI
Alis Pak Mahesa terangkat “Nurul?? Nurul siapa??” tanya Pak Mahesa mencari penjelasan pada Istrinya.
6799Please respect copyright.PENANAerpuMKaV1U
Sedangkan Ibu Halimah terpaksa harus beranjak dari tempatnya dan menarik vaginanya dari penis Pak Mahesa “Nanti akan aku ceritain Pah!” Ucap Ibu Halimah kemudian turun dari ranjang.
6799Please respect copyright.PENANASG1mCTQ5UH
Dia meraih kimono yang tak berada jauh dari ranjangnya tersebut, kemudian berjalan keluar meninggalkan Pak Mahesa dalam keadaan kentang tak berdaya. Bahkan Penisnya yang sudah mengacung tegak itu langsung menyusut lemah akibat istrinya yang pergi begitu saja.
6799Please respect copyright.PENANASCkpnRHGkr
“Nurul??? Sialaaan kau Nurull!!!!!!” teriak Pak Mahesa dalam hatinya.
ns 15.158.61.48da2