Hari ini adalah hari sabtu waktu menunjukan pukul 1 siang dan bel waktu pelajaran berakhir sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu, aku yang tidak ada kegiatan apapun langsung pergi ke tempat parkir, seperti biasa aku tidak sendirian disampingku adalah afiyah yang memang seminggu terakhir selalu pulang bersamaku
Tapi entah kenapa hari ini wajah afiyah nampak berbeda dari biasanya, dia seperti terlihat muram? Atau setidaknya semacam itulah karena aku juga tidak paham tentang perempuan
Sepanjang perjalanan pun kami berdua diam membisu tidak ada percakapan ringan atau bercandaan seperti sebelumnya, dia lebih banyak diam saat kuajak bicara
Setelah sampai dirumahnya seperti biasa aku menunggunya masuk kedalam baru aku pulang untuk mandi dan ganti pakaian
Setelah selesai berganti pakaian dan makan siang tak lupa aku minta izin ibuku yang tentu saja memberi izin saat tau aku pergi kerumah afiyah, dia bahkan menyuruhku membawa kue dikulkas untuk kubawa sebagai hadiah
Setelah memasukan kuenya kedalam tas aku menggunakan sepeda gunungku untuk pergi kerumah afiyah, selain karena kita satu komplek juga karena aku ingin melihat lebih jelas suasana dan keadaan lingkungan tetanggaku didunia ini
Meskipun aku sudah meminta para spirit untuk memeriksa keadaan lingkungan sekitar tetap saja aku ingin melihatnya secara langsung karena lokasi rumahku didunia yang sebelumnya dan didunia ini sangat jauh berbeda, jika didunia sebelumnya keluargaku tinggal di perumahan biasa kali ini entah kenapa bisa keluargaku tinggal di mentariland yang merupakan kompleks perumahan untuk menengah keatas
Aku tahu kalau ini semua berkat stellar group perusahaan yang hanya ada didunia ini, perusahaan raksasa yang bisa dibilang hampir menguasai segala bidang usaha mulai dari pertambangan, elektronik, teknologi sensitif hingga consumer good dan jasa, membuat stellar group menjadi perusahaan terbesar di benua asia dan salah satu yang terbesar didunia
Jika dilihat sekilas memang tidak ada yang aneh dengan perusahaan ini tapi penyelidikan yang dilakukan mas sadiman menunjukan hasil berbeda, didalam tempat penelitian rahasia milik anak perusahaan mereka stellar.inc menyembunyikan puluhan narapidana yang sebagian besar dari mereka adalah terpidana hukuman mati atau setidaknya melakukan kejahatan yang tidak bisa diterima oleh masyarakat, setidaknya itulah info yang disampaikan mas sadiman
Disana stellar.inc juga terbukti melakukan eksperimen terlarang dan penyiksaan kepada mereka seperti kloning, mutilasi, kejut listrik, cuci otak, bahkan ada yang melakukan operasi penggantian bagian tubuh dengan mesin dan juga…
Aku menghentikan pikiranku sebentar dan memandang langit siang yang sangat menyilaukan, untuk menjernihkan otakku
Stellar group mereka melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, mencoba menghubungi yang telah mati dan menemukan jalan untuk mengambil buah kehidupan
Mereka stellar.inc mencoba pergi ke spirit world
Tanpa sadar aku tertawa
Pergi ke spirit world? Kegilaan macam apa itu?
Seolah itu tidak cukup gila mereka juga ingin mengambil buah kehidupan juga!
Dari informasi didalam game buah kehidupan memang ada tapi lokasinya itu yang berbahaya, untuk mendapatkannya mereka harus bisa mencapai pohon kehidupan yang dijaga sendiri oleh sang ratu spirit dan pengikutnya yang tak terhitung jumlahnya
Aku menghela nafas
Apa stellar group ingin perang dengan para spirit hah? GILA!!!
Haduh kepalaku pusing masalah bukannya selesai malah makin runyam
(kontraktor?)
Zayin tiba tiba menghubungiku melalui telepati
(iya?)
(mm..kenapa anda tidak menggunakan motor? Malah menggunakan sepeda ditengah panas matahari begini?)
(karena aku ingin santai sambil liat sekitar)
(udahlah zayin jangan ganggu, kontraktor sedang berbunga bunga)
Yang ikut nimbrung kedalam percakapan adalah sang pahlawan dari bangka depati amir, beliau lah yang kupanggil untuk menemaniku hari ini bersama dengan zayin sedangkan beberapa spirit yang lain sedang menjaga rumah dan berpatroli di daerah sekitar
(ah iya aku lupa)
Menjawab sang depati zayin tidak menghiraukanku yang tidak mengerti maksud pembicaraan mereka
(oh iya zayin tempat yang kapan hari aku minta tolong periksa apa sudah diperiksa?)
(oh itu kalau itu sudah kontraktor)
(hasilnya gimana?)
(sesuai kata kata anda toko jam hanyalah kedok, dibelakang toko jam itu terdapat ruangan yang mirip gudang senjata yang menyimpan banyak sekali senjata api dan untuk ruang bawah tanah aku merasakan aura spiritual yang kuat dari sana tapi maaf saya tidak bisa masuk karena dilindungi oleh mantra yang kuat)
(hmm…jadi begitu terima kasih zayin)
(siap kontraktor)
Beberapa hari yang lalu aku menyuruh zayin untuk memeriksa sebuah tempat yang juga ada didalam game tempat itu adalah underground dealer, toko tempat para player bisa membeli berbagai macam barang yang berkaitan dengan game spirit collector
Namun sepertinya underground dealer juga memang tempat yang nyata sama seperti stellar group, kalau begitu besok akan kuperiksa langsung dan memastikan sesuatu juga
116Please respect copyright.PENANAM3QNG9VH4x
Setelah kurang lebih lima menit mengayuh dan larut dalam pikiranku yang dalam akhirnya sampai juga dirumah afiyah
Rumah afiyah sangat besar bahkan lebih besar dari rumah keluargaku sekarang, setelah turun dari sepeda aku membunyikan bel dipagar
“oh, budi masuk aja pagarnya gak dikunci kok”
Suara ibu afiyah terdengar melalui doorphone
“iya tante”
Jawabku lalu membuka pagar dan memarkirkan sepedaku di samping mobil berjenis MPV premium dihalaman rumahnya
Belum sempat aku mengetuk pintu, ibunya afiyah sudah membukanya dari dalam
“ayo budi mari masuk”
“eh iya permisi”
Aku lalu duduk disalah satu kursi diruang tamu memperhatikan ruang tamu yang bahkan lebih besar dari milik keluargaku
“ jangan sungkan anggap aja rumah sendiri”
“iya tante, oh ya fiyahnya mana te”
“afiyah masih ganti baju tunggu sebentar ya, kamu mau minum apa?”
“seadanya aja te gak usah repot repot”
Ibunya fiyah tersenyum
“gak repot kok, tunggu bentar ya”
tak lama setelah itu dia datang membawa teko teh beserta gelasnya
“silahkan”
Aku hanya mengangguk dan menuangkan teh hangat dari teko ke gelas
Baunya wangi, wangi bunga mawar
Disaat aku menyeruput teh tersebut aku dibuat tersedak oleh kata kata ibu fiyah
“lain kali tolong jangan panggil tante ya panggil mama aja atau bunda juga gak papa”
“E-eh gimana tante maaf”
“gak usah panggil tante mulai sekarang cukup mama aja atau bunda”
“ee..ah I-iya tante eh maksudku bun”
Kata katanya yang tak terduga membuatku bingung
Setelah itu situasinya terasa canggung
“oh iya te eh bun, ini ada roti titipan dari mama”
Setelah mengeluarkannya dari tas aku memberikan roti itu padanya
“wah terimakasih ya, bilang sama mamamu bunda suka sama rotinya”
“iya te eh bun”
Setelah itu suasana menjadi sunyi selama beberapa saat
Disaat itulah kurasakan tenggorokanku kering dan aku coba membasahinya dengan teh
“oh iya nak budi? Gimana hubungamu dengan afiyah?”
mendengar pertanyaan itu aku kaget langsung tersedak
Namun ibunya afiyah hanya tersenyum melihatnya
“baik kok tante eh bun”
Dia tersenyum lagi
“sebagai temannya perilaku afiyah kalo disekolah gimana?”
“disekolah afiyah itu perempuan yang tegas, dia juga pintar selalu peringkat 1 dikelas selain itu dia juga ketua OSIS, meskipun kadang nyebelin tapi afiyah itu orangnya baik dia juga suka ngebantu temen temen, dia juga lucu dan asik diajak ngobrol”
Setidaknya itulah yang kutahu selama beberapa minggu ini bersama dengannya
Selain itu apalagi ya? Oh ya dia juga cengeng, ceroboh dan penakut itu adalah sifat yang hanya ditunjukan afiyah saat kita hanya berdua
Tanpa sadar memikirkan semua itu membuat wajahku merah
Menyadari hal itu aku langsung menyeruput teh dan memalingkan wajahku
Namun kulihat sekilas ibunya afiyah tersenyum melihat ekspresi wajahku
“baguslah kalau dia gak papa disekolah”
Ujarnya
“afiyah itu sebenarnya anaknya pendiam lho”
“masa?”
“mulai dari kecil dia itu anaknya pendiam susah bersosialisasi karena itu dia susah cari teman, saat dia mulai kenal dan main sama kamu dia berubah jadi ceria”
Aku mendengar cerita ibunya aifyah dengah menyeruput teh
Entah kenapa aku juga ikut terhanyut oleh ceritanya
“saat smp juga sama dia sedih waktu tahu kamu beda sekolah sama dia, dia juga kembali ke sifatnya yang pendiam setelah itu jadinya dia lebih fokus menghabiskan waktunya belajar dan ndak punya banyak teman”
Setelah mendengar penjelasan ibunya afiyah aku masih gak nyangka afiyah yang seingatku selalu ketawa dan super ceria waktu kecil, dia juga tegas dan bisa diandalkan saat disekolah ternyata punya sisi lain yang tidak terduga
“tapi dia sudah berubah kok”
Spontan aku menaikkan suaraku
“dia anak yang mandiri dan bisa diandalkan kok tante waktu disekolah, dia juga jago olahraga dan pintar”
Entah darimana datangnya perasaan meluap luap didalam hatiku ini tapi rasanya aku tidak terima jika afiyah, sahabatku ini direndahkan orang lain bahkan jika itu keluarganya sendiri
“dia udah berubah kok tante dia jadi perempuan yang ideal, dia jadi sosok yang cantik dan baik, dia bakalan jadi wanita hebat dimasa depan”
Memang benar bahkan sekarangpun dia udah jadi idola sekolah karena kecantikan dan kemandiriannya
Wajah ibunya terlihat kaget, dia lalu tersenyum
“kamu anak yang baik ya budi”
Mendengar pujian ibunya wajahku jadi merah
Gawat gawat gawat gawat aku keceplosan gimana nih!
Mana aku langsung ngomong depan ibunya lagi? Apa disini gak ada sesuatu yang bisa menutupi wajahku? Aku malu!
Melihat ekpresi anehku ibunya afiyah tertawa
“gak papa kok aku gak bakalan ngomong ke fiyah”
Mendengar itu wajahku makin merah
Aku sudah membuat kesalahan besar !!!!!!!
Dan tak lama setelah itu afiyah yang sudah berganti pakaian dengan rok pendek dan kaus turun dari tangga
Mengetahui afiyah datang ibunya pergi meninggalkan kami berdua
“ah iya aku kan harus masak, udah dulu ya ngobrolnya nak budi”
Ibunya fiyah tersenyum
“bud?”
“he, iya?”
“belajar kelompoknya diatas aja”
“ah oke”
Aku mengambil tas disampingku dan mengikuti afiyah naik ke lantai dua
Suasananya begitu canggung tidak ada percakapan diantara kita berdua
Dia membawaku menuju semacam ruang keluarga
“tunggu disini bentar aku mau ambil buku dulu”
“oh oke”
Jawabku singkat
--//--
Setengah jam telah berlalu sejak kami mulai belajar, kami tidak banyak berbicara hanya mengerjakan tugas kami masing masing dan sesekali aku bertanya tentang soal yang tak kumengerti
Aku menghela nafas
Kalau begini tau tadi aku belajar sendiri aja dirumah
Aku bisa tanya pada spiritku kalo masalah tugas begini
Namun tiba tiba afiyah menutup bukunya
“tugasku udah selesai”
“lha? Cepet amat?”
“tugasmu masih kurang yang mana?”
“ah, aku tinggal biologi nih”
“hmm”
Afiyah lalu merapikan beberapa buku dan alat tulisnya
“kamu haus gak?”
Tanyanya
“nggak seberapa kok”
Dia tersenyum
“tunggu bentar aku ambil minum dulu”
“iya”
Setelah dia pergi zayin menghubungiku melalui telepati
(kontraktor kau payah)
(payah apanya?)
(kau gak punya pengalaman sama perempuan kan?)
(ayolah kontraktor kapan lagi kau bisa berduaan begini, ayo deketin dia)
(eh aku disini cuma belajar tahu)
(ya ya kau payah)
(dasar anak muda) seolah tak mau kalah depati amir ikut menambahkan
Tepat setelah percakapan itu fiyah datang membawa nampan yang berisi teh
“maaf kue nya gak ada mbak mirah lagi beli masih belum pulang”
“iya gak papa kok
Saat dia membungkuk aku melihat bekas luka dileher dan pergelangan tangan bagian atasnya, bila dibandingkan bekas luka itu lebih seperti bekas pukulan benda tumpul
“apa itu bekas luka karena dua minggu lalu?”
Mendengar pertanyaanku afiyah mencoba menutupi bekas lukanya
“hmm? Ah ini, bukan ini luka tempo hari, saat aku menerima paket entah kenapa kurirnya langsung memukulku, untung ayahku ada diteras jadi aku ketolong”
“hah??!”
Karena kaget aku tak bisa mengontrol suaraku
Afiyah melihatku kaget juga ikut kaget
“eh? Kenapa?”
“ehm terus gimana soal kurirnya”
“oh iya setelah dipukul ayahku dia langsung pingsan, tapi gak sampe semenit dia bangun lagi dan kayak orang linglung gak ingat apapun”
“lalu? Ayahmu gak lapor polisi?”
“Tentu aja dia lapor, tapi…”
Dia terdiam sejenak
“tapi kenapa?”
Ekspresinya berubah serius
“tapi yang datang kerumah kami bukan polisi, mereka orang dari stellar group”
“HAH?”
Mendengarku berteriak afiyah kaget
“eh maaf maaf, terus gimana?”
“sebenarnya mereka menyuruhku merahasiakannya. Tapi kamu kan orang yang tahu kejadian sebenarnya dua minggu lalu jadi mungkin memberitahumu tak masalah”
Ekspresi seriusnya berubah menjadi sedih
Aku tidak tahu apa yang orang dari stellar.inc lakukan tapi sepertinya itu bukan hal yang baik
Kugenggam tangannya aku ingin menenangkannya
“gak papa, aku gak akan bilang siapapun aku akan jaga rahasia ini sampai kapanpun”
Afiyah tampak ragu, tapi dia memutuskan untuk melanjutkan ceritanya
“mereka mengumpulkan kami diruang keluarga dan menanyai kami satu persatu tidak lebih tepatnya mereka mengintrogasi kami”
aku kaget mendengar pengakuan afiyah, aku benar benar tidak menyangka kalau stellar group benar benar berani melakukan hal seperti itu
Seolah belum cukup mengejutkan, afiyah meneruskan ceritanya
“Mereka mengikat ayah kekursi dan menanyaiku, tentang kejadian dimall waktu itu”
Afiyah menangis
“mereka menodongkan pistol dan mengancam membunuh ayahku jika aku berbohong”
Dengan suara serak afiyah meneruskan ceritanya dengan menangis
“mereka memasangkan alat dikepalaku… me-mereka bilang itu alat pendeteksi kebohongan”
Aku yang tidak tahanpun memeluknya
Dia mencengkeram erat bajuku
“mere-mereka memukuli ayahku bud! Mereka juga memukuli ibuku karena melindungiku”
Emosi, kemarahan memenuhi diriku
Stellar mereka sudah kelewatan!
Apa yang mereka lakukan sudah tidak bisa diterima!
“udah cukup ceritanya, aku ngerti tenang aja”
Aku mencoba menenangkan afiyah
“ayahku bud! Mereka menculik ayahku”
Dengan nada penuh emosi fiyah mengucapkannya
“tenang ya tenang”
Aku bisa merasakan tangannya mencengkram bajuku, dan air matanya yang hangat juga membasahi pakaianku
“tolong ayahku bud, aku gak tahu lagi harus ngapain”
Permintaan yang sulit, tapi dengan kekuatanku yang sekarang itu tidaklah mustahil
“iya” aku memeluknya erat
“akan kuselamatkan ayahmu”
Mendengar jawabanku cengkramannya mulai melemah sepertinya amarahnya sudah hilang
“terima kasih budi, terima kasih”
“iya”
Dan begitulah kami berdua saling berpelukan untuk beberapa saat
ns 15.158.61.12da2