Minggu ini sudah masuk ke minggu-minggu tenang menjelang datangnya Ujian Akhir Semester sehingga kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk belajar mandiri atau mengadakan pertemuan-pertemuan ke-organisasian. Pembelajaran tatap muka di kampus pun sudah ditiadakan, hanya beberapa mahasiswa saja yang aktif menjadi AsDos (Asisten Dosen) yang terkadang terlihat di lingkungan kampus.55481Please respect copyright.PENANAQIzxOqogvQ
Siang itu seperti hari-hari biasanya, Ukhti Nadia kembali ke kontrakannya setelah mengambil beberapa keperluan di Sekre KMI (Keluarga Mahasiswa Islam) fakultas untuk agenda acara bulanan KMI. Sesampainya di kontrakan, Ukhti Nadia melihat kendaraan yang tak asing, yaitu milik Akhi Farid yang terparkir di samping kontrakannya.
Ukhti Nadia : Hemhh.. kebiasaan Hafshah nih.. harus sabaar.. Gumam Ukhti Nadia dalam hati yang hari itu ia mengenakan setelan syar’i serba pink
Sesaat setelah masuk kontrakan dan mengunci pintu, terdengar suara yang farmiliar di telinga Ukhti Nadia. Desahan dan lenguhan Ukhti Hafshah yang tengah menapaki tangga syahwat begitu keras karena memang hanya ada mereka berdua di kontrakan itu. Bahkan suara hantaman tubuh Akhi Farid di tubuh Ukhti Hafshah pun ikut mensuasanakan kontrakan mereka.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. Hafshah, nih udah aku ambilin yah bukunya.. kata Ukhti Nadia sembari masuk ke kamar ukhti Hafshah yang tengah doggy dan disodok Akhi Farid dari belakang.
Ukhti Hafshah : Ahh.. Ahh.. Iyaah.. Makasih Naad.. Ta.. Taruh ajah disituhh.. Oohh.. Mmhh.. Aahh.. jawab Ukhti Hafshah yang sedang menikmati sodokan kekasihnya.
Tubuh putih mulus ramping Ukhti Hafshah terlihat menggiurkan dengan toket 34D nya yang dihias puting pink sedang berayun-ayun indah mengikuti irama genjotan Akhi Farid. Hanya jilbab hitam syar’i jumbo saja yang masih melekat di kepalanya.
Ukhti Nadia : Yaa.. ntar jangan lupa ngontak yang lainnya lhoo.. jawab Ukhti Nadia sambil berjalan hendak meninggalkan Ukhti Hafshah dan Akhi Farid.
Akhi Farid : Maaf Nad yaa.. habisnya Hafshah cantik banget sih, jadi ana ga bisa nahan kalau nggak ngentotin seharu aja.. hhh.. sshh.. celetuk Akhi Farid yang sedang mencengkram bokong bulat putih mulus tanpa cela Ukhti Hafshah yang nampak kemerahan.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Aahh.. Shh.. Mas Fariddhh.. Terush dongghh.. yang kencengghh.. pinta Ukhti Hafshah yang keenakan merasakan kontol Akhi Farid menghantam rahimnya.
Ukhti Nadia : Hemhh.. Ya ya.. terserah ajah.. yang penting jangan sampai hamil.. jawab Ukhti Nadia kemudian pergi ke kamarnya meninggalkan keduanya.
Meski terkesan tak peduli dengan Akhi Farid dan Ukhti Hafshah yang hampir tiap hari ngentot di kontrakan, namun sebenarnya memek Ukhti Nadia berkedut kencang berharap ia juga disodok cepat dan kuat hingga membuatnya kelojotan keenakan. Sesaat setelah memasuki kamarnya, Ukhti Nadia langsung melepas seluruh pakaiannya hingga hanya tersisa Bra dan CD pink saja yang masih melekat. Cuaca yang cukup panas siang itu membuat Ukhti Nadia memilih untuk telanjang dan harus menyalakan kipas angin. Suasana panas semakin menjadi ditambah oleh erangan, desahan, dan racauan Ukhti Hafshah yang asik berzina ria dengan Akhi Farid kekasihnya. Suara tumbukan kedua tubuh aktifis dakwah kampus itu pun terdengar jelas meski kamar Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah dibatasi tembok.
Ukhti Nadia : Isshh.. Hafshah nyebelin ahh.. sampe kapan mereka mau kayak gitu.. gatau apa kalo aku juga pengen.. gumam Ukhti Nadia yang kesal dengan aktifitas keduanya.
Meski begitu sisi lain diri Ukhti Nadia juga berterimakasih karena dengan adanya Ukhti Hafshah yang hampir tiap hari ngentot, ia jadi punya alasan untuk masturbasi hari-hari. Desahan Ukhti Nadia yang semakin keras membuat Ukhti Nadia tak mampu lagi menahan gejolak birahinya. Ia pun segera menyalakan laptopnya sembari dirinya bersandar di tembok kamar dengan kedua kaki jenjang mulusnya mengangkang. Tak lupa Headset ia gunakan sebelum ia menikmati video porno yang ia inginkan.
Ukhti Nadia : Sshh.. Aahh.. Mmhh.. Mas Hamdannhh.. Sshh.. Aahh.. Oohh.. Iyaahh.. Mau kontolmu mashh.. Aahh.. Gedenyaah.. Sinihh.. Aauuh.. Desah Ukhti Nadia yang mengulum jemarinya sendiri sambil melihat kontol Hamdan di videonya.
Ukhti Nadia pun merasa kurang puas kalau hanya jari saja, ia pun mencari sesuatu yang mendekati bentuk dan ukuran kontol Hamdan dan mendapati botol deodorant tipe roll yang cukup besar berdiameter 5cm. Dengan penuh nafsu, Ukhti Nadia menjilati botol deodorant itu kemudian melesakkannya ke mulutnya seakan-akan ia digenjot mulutnya dengan kontol jumbo Hamdan. Tangan kanan Ukhti Nadia yang lentik pun meremasi toket 36D kanannya yang masih tertutup bra.
Ukhti Nadia : Aahh.. Mmffhh.. Mmffhh.. Srruupp.. Mchh.. Mffhh.. Aahh.. Mau mas kontolnyaah.. Aaahh.. Mmffhh.. Aahh.. desah Ukhti Nadia yang memejamkan matanya seraya mengulum botol deodorant.
Kini video beralih ke adegan dimana Hamdan melahap memek Ukhti Nadia dengan liarnya. Terlihat jelas lidah Hamdan masuk dan menari-nari di liang surgawinya. Headset yang Ukhti Nadia kenakan tentu saja menyebabkan suara video yang ia dengar semakin detil dan membakar libidonya.
Ukhti Nadia : Oouuh.. Sshh.. Aahh.. Mas Hamdann.. Terus jilatthh.. Aahh.. Memek akuuh iseephh.. Aahh.. Oohh.. Enaknyaah.. Ssshh.. Ooohh.. Desah dan lenguh Ukhti Nadia yang asik berfantasi membayangkan Hamdan menjilati memeknya.
Tangan kanan Ukhti Nadia terus menggesek-gesek kelentitnya dan bibir memeknya dengan cepat karena merasakan birahi yang membelai nikmat ke sekujur tubuhnya. Tangan kirinya kini sibuk meremasi toket bulat kencangnya secara bergantian. Putingnya yang kecoklatan pun tak lepas dari pilinan jemarinya.
Ukhti Nadia : Oouuh.. Sshh.. Aahh.. Ooohh.. Aaahh.. Mas Hamdann.. Sodokk.. Aahh.. Shhh.. Oohh.. Enak Masshh.. Aahh.. Aaahh.. Uuhh.. Gedehhh.. Aahh.. desah Ukhti Nadia yang mulai menyumpalkan botol deodorant ke memeknya.
Adegan panas Hamdan yang begitu menggelora menggempur kencang memek Ukhti Nadia saat makrab begitu merangsang akhwat cantik pimpinan Lembaga Dakwah Kampus di KMI Fakultas itu. Dalam video tengah menayangkan kontol besar, panjang, dan berurat Hamdan keluar masuk cepat memek Ukhti Nadia hingga memek sempitnya ikut tertarik keluar-masuk. Fantasi Ukhti Nadia siang itu membayangkan genjotan cepat dan kuat Hamdan di memeknya semakin menenggelamkannya dalam dekapan syahwat. Dengan cepat tangan kanannya mengocok botol deodorant keluar masuk memeknya yang dibanjiri lendir birahi akhwat. Meski tak se-nikmat kontol ikhwan, Ukhti Nadia tetap menikmatinya. Puting kecoklatan kirinya yang sudah mencuat keras terangsang dipilin-pilin gemas oleh jemari kirinya. Desah dan rintih Ukhti Nadia semakin menjadi ketika ia merasakan sengatan orgasme yang mulai datang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Ukhti Nadia : Shh.. Mhh.. Aahh.. Aahh.. Oohh.. Maasss.. Maass.. Hamdaanhh..!!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Nadia segera mencabut deodorant dari liang surgawinya dan langsung disusul semburan cairan surgawinya yang cukup deras. Seluruh tubuh putih mulusnya menggelinjang sementara matanya terpejam melepaskan ledakan birahi yang terkumpul di memeknya. Ukhti Nadia pun bersandar lemas dengan kaki mengangkang memperlihatkan selakangan putih mulus tanpa bulu dengan memeknya yang masih mengucurkan cairan surgawi sementara mulutnya mengulum nikmat botol deodorant yang berlumuran lendir akhwat. Tepat saat adzan Dhuhur berkumandang, Ukhti Nadia pun terlelap tidur dengan bugil bersamaan dengan Akhi Farid yang mencapai klimaks dan memuntahkan sperma kentalnya memenuhi mulut suci dan manis Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Naad.. Nadiaa.. kamu blum bangun?? Udah Ashar lhooh.. ujar Ukhti Hafshah sambil mengetuk pintu kamar Ukhti Nadia beberapa kali.
Ukhti Nadia : Umm.. Hooahhmm.. Ehh.. Ha?? Knapaa Shah?? Yaa Allaah ketiduran.. Jawab Ukhti Nadia panik setelah tau sekarang sudah jam 15.35.
Ukhti Hafshah : Haaahh?? Brarti nggak Dhuhuran?? Hadehh.. yaudah, aku mau ke kampus dulu yaa.. Assalamu’alaykum.. kata Ukhti Hafshah yang kemudian berangkat bersama Akhi Farid.
Ukhti Nadia bersegera bangun dan berlari menuju kamar mandi kontrakan yang ada di sebelah ruang tamu. Karena lokasi kamar mandi ada di dalam ruangan dan kaca jendela ruang tamu yang gelap, Ukhti Nadia hanya mengenakan handuk saja yang melilit tubuhnya. Meski Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah begitu menikmati perzinahan, tapi untuk urusan ukhrowi terlebih lagi yang sifatnya fardhu ‘ain l, selalu mereka jaga dan berusaha sekali untuk tidak tertinggal sekalipun. Selesai mandi, Ukhti Nadia segera melaksanakan qodho’ sholat Dhuhur dan Ashar kemudian ia lanjutkan dengan membereskan selimut kasurnya yang terlihat bekas pulau karena basah oleh cairan surgawinya.
Ukhti Nadia : Ehh baru inget, ntar ba’da maghrib kan ada kajian di MasKam (Masjid Kampus) juga.. coba deh aku chat Ukhti Della.. gumam Ukhti Nadia sambil menyalakan HPnya.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam ukh.. inshaaAllah tetap seperti biasanya ba’da maghrib dimulai. Untuk pemateri inshaaAllah ana sendiri dan jangan lupa ajak teman yang lainnya ukh.. jawab chat WA dari Ukhti Della.
Ukhti Nadia : inshaaAllah Ukh..
Sembari menanti datangnya adzan Maghrib, perut keroncongan Ukhti Nadia pun meminta haknya untuk dipuaskan dengan makanan. Karena lokasi kontrakan Ukhti Nadia yang agak jauh dengan perumahan warga, ia pun harus bersepeda untuk sampai di warung langganannya dengan Ukhti Hafshah biasa makan. Itulah kenapa Akhi Farid bisa keluar-masuk kontrakan tanpa perlu khawatir akan dipergoki warga. Ukhti Nadia pun ikut berfantasi seandainya ia juga memiliki kekasih sehingga bisa bebas ngentot kapanpun dia mau.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. mbah Ratni.. ucap Ukhti Nadia saat masuk ke warung makan milik mbah Ratni yang sudah berumur 70 tahun.
Mbah Ratni : Wa’alaykumsalam.. owalah.. cah ayuu.. kok dewean?? Mbak Hafshah nank ndi?? (Owalah.. adek cantik.. kok sendirian? Mbak Hafshah kemana?) Tanya Mbah Ratni sambil berjalan perlahan menjumpai Ukhti Nadia yang sudah berdiri di depan etalase makanan.
Ukhti Nadia : Oohh.. Hafshah tadi ada urusan di kampus mbah sama mas Farid.. Mbah ini saya beli nasi rames, lauknya telur goreng.. kata Ukhti Nadia sambil menunjuk ke arah beberapa sayur.
Mbah Ratni : Ohh yaa.. bungkus seperti biasa kan?? Ooo.. mas Farid.. Yoo pancen cocok kae nek mbak Hafshah karo mas Farid.. Simbah mung iso dungo mugi-mugi lanjut tekan rabi.. (Ooo.. mas Farid.. Yaa memang cocok itu kalau mbak Hafshah dengan mas Farid.. Simbah Cuma bisa berdo’a semoga lanjut sampai nikah..) jawab Mbah Ratni sembari menyiapkan pesanan Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Aaamiinn..
Mbah Ratni : Lhaa mbak Nadia kapan? Wes duwe pacar to?? (Lhaa mbak Nadia kapan? Udah punya pacar to?) Tanya Mbah Ratni polos.
Ukhti Nadia : Haah? Ahahah.. belum mbah.. do’akan saja biar cepat ketemu terus langsung nikah.. kata Ukhti Nadia sedikit tersipu.
Meski sudah tua, Mbah Ratni selalu ramah terhadap setiap pelanggan yang datang ke warungnya dan selalu berprasangka baik pada siapapun. Dan inilah salah satu nilai positif yang terdapat hampir di setiap warga asli Jogjakarta, yaitu ramah pada siapa saja. Ukhti Nadia pun segera kembali ke kontrakan setelah berpamitan dengan Mbah Ratni. Memang nasi rames tempat Mbah Ratni selalu menjadi favorit mahasiswa. Selain rasa yang enak, harganya pun pas dengan kantong pelajar.
Ukhti Nadia : Alhamdulillahilladzi at’amana wa saqoona waj’alana minal muslimin.. Ehh.. udah jam 5. Waktunya persiapan buat berangkat ke Masjid Kampus.. gumam Ukhti Nadia sambil membereskan bungkus makanan dan bersiap berangkat ke kajian rutin ke-muslimahan.
Di saat yang sama, di ruang Shofiyyah, yang merupakan salah satu ruang dari 5 ruang utama di Masjid Kampus yang berjarak sekitar 20 meter dari Masjid Utama, terdengar sayup-sayup suara akhwat yang tengah mendesah nikmat.
Ukhti Della : Shh.. Ahh.. Mfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffuuaahh.. Haemmphh.. mmffhh.. mffhh.. mchh.. mcchh.. ockk.. ockk.. mcch.. ockk.. ockk..
Pak Slamet : Hengh.. ahh.. Cokk.. Cokk.. pancen mbak Della sedotanne paling manteb!! (Emang mbak Della sedotannya paling manteb!!) Hahah.. ujar pak Slamet.
Pak Bejo : Iyo Met.. bojoku wae rak iso koyo ngene.. opo nek kajian diajari carane ngemut kontol opo yo?? Wahahah.. (Iya Met.. Istriku saja gak bisa seperti ini.. apa kalau kajian diajari caranya ngemut kontol apa ya?? Wahaha..) Timpal pak Bejo.
Pak Bejo dan Pak Slamet keduanya adalah karyawan yang bekerja di Masjid Kampus. Sore itu keduanya tengah melakukan rutinitas barunya dengan seorang akhwat bercadar. Dia adalah Ukhti Della yang merupakan salah satu aktifis Dakwah Kampus tingkat Universitas. Ukhti Della banyak dikenal di kalangan mahasiswa dan mahasiswi anggota Lembaga Dakwah Kampus sebagai seorang muslimah yang sangat ta’at terhadap syari’at agama dan juga ahli ilmu-ilmu agama. Hafalan Qur’annya pun cukup banyak untuk seorang mahasiswi. Selain itu, ia juga sering bertugas menjadi pemateri dalam kajian Targhib Ke-muslimahan dan yang paling keras melawan praktek pacaran dan zina. Kalau sudah membicarakan tentang 2 perkara itu, maka Ukhti Della tak pernah ada kata ‘maklum’ karena marwah seorang perempuan adalah menjaga kesucian tubuhnya dan hanya dihalalkan bagi suaminya.
Tubuh putih bersih Ukhti Della terlihat begitu mencolok dibandingkan dengan kulit Pak Slamet dan Pak Bejo yang hitam khas orang jawa. Mulut suci Ukhti Della nampak penuh dan begitu menikmati kontol Pak Slamet yang berukuran 20cm dan diameter 4cm. Lidah Ukhti Della begitu terampil membelai batang berurat Pak Slamet yang membuat si tukang kebun Masjid Kampus itu merem melek keenakan. Pak Bejo sendiri tengah sibuk melumat toket 36E Ukhti Della yang bulat penuh berputing pink cerah.
Pak Bejo : Sluurphh.. Mffhh.. Sruphh.. Cookk.. gurih’e ki susune.. bedo karo nggone bojoku.. wahahah.. (Cookk.. gurih nya nih toketnya.. beda sama milik istriku.. wahahahh..) kata Pak Bejo yang tergila-gila dengan toket Ukhti Della sementara Ukhti Della duduk dipangkuan Pak Bejo dan menghadap Pak Bejo masih mengenakan jilbab dan abaya syar’inya.
Pak Slamet : Uunnghh.. Lah iyo cok.. gloo.. kontolku wae diuntal kabeh nganti entek.. wueenak tenaann!! (Lah emang cok.. niihh.. kontolku saja di telan semua sampai habis.. eenaaakk bangett!!) Timpal Pak Slamet sembari menyodok pangkal kerongkongan Ukhti Della hingga tersedak.
Ukhti Della : Mmffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Uhukk.. Ockk.. Mffhh.. Uhukk.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mmppuahh.. ayok tuann.. Della ada kajianhh habis maghribhh.. cepat pakai Della tuann.. Haemfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. jawab Ukhti Della yang tak bercadar menikmati face-fuck, dengan tangan kirinya di bahu Pak Bejo sementara tangan kanannya meremas zakar Pak Slamet.
Melihat waktu yang tak banyak, kini berganti Pak Slamet yang tiduran dengan Ukhti Della jongkok mengangkangi wajah pak Slamet, sementara pak Bejo berdiri dengan selakangannya tepat berada di hadapan wajah cantik putih Ukhti Della. Tanpa basa-basi, kedua tangan Pak Bejo mencengkram kepala Ukhti Della yang terbalut jilbab instan antem syar’i dongker itu dan langsung menggenjot kuat mulut cantik Ukhti Della. Rintihan, desahan, dan decak kerongkongan Ukhti Della yang kembali dimanjakan dengan face-fuck oleh Pak Bejo semakin kuat karena ia juga tengah menikmati liarnya lidah Pak Slamet mengobok-obok memek pink wanginya yang mulus tanpa bulu.
Ukhti Della : Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Mmffuahh.. Ahh.. Iyaahh.. Terusshh tuaannh.. Aahh.. Jilat memek Dellaahh.. Ouuhh.. Enakhh.. Haaemfhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Ockk!! Racau dan desah Ukhti Della dengan kedua tangannya menggenggam paha Pak Bejo yang berkontol 18cm dan diameter 5cm.
Liur Ukhti Della pun menetes deras tiap kali kontol gempal Pak Bejo keluar masuk mulutnya. Sementara di bawah, Pak Slamet meracau dan mengumpat dengan bahasa Jawa karena keenakan menikmati gurih dan lezatnya lendir akhwat bercadar yang selalu rajin menjaga kebersihan liang surgawinya.
Pak Slamet : Mmffhh.. Srruupp.. Srrupp.. Mcchh.. Wuuhh.. Segerr tenan cok tempik’e.. asu tenan!! Wes lah, aku kon kawin mben dino gelem nek karo tempik iki.. Asu! Asu!!.. (Wuuhh.. Seger banget oee memeknya.. Asu Banget! Dah lah, aku disuruh ngentot tiap hari mau kalau dengan memek ini.. Asu! Asu!!) Mmffhhh.. Srruupp.. Srruupp.. racau Pak Slamet yang begitu lahap menjilati memek Ukhti Della.
Pak Bejo : Kandani Ogg.. Ndang Cok! Kenthu wae!! Selak maghrib ki.. (Dibilangin.. Buruan Cok!! Entot aja!! Keburu Maghrib ini..) kata pak Bejo sambil mencabut kontolnya dari mulut Ukhti Della.
Ukhti Della : Mmffuahh.. Aahh.. Iyaahh tuan.. Yuukk.. Kontolin Dellaah.. masukin kontol kekar tuannhh.. pakai Della semau tuanhh.. pinta Ukhti Della seraya doggy dengan tangan kanannya menguak memeknya.
Pak Slamet : Yohh!! Kwi lonthe ne wes njaluk.. hahah.. jiaann wess ra eneng gunane leh mu cadaran..!! (Ok!! Itu lontenya udah minta.. hahah.. memang udah ga ada gunanya kamu bercadar..!!) cerca Slamet sambil menampari pipi putih mulus kenyal Ukhti Della.
Ukhti Della : Ahh!! Iyaah tuann.. Della ini lonte tuann.. mau nya tiap hari di kenthu (entot) tuaann.. shh.. ahhh.. masukin tuaann.. rengek Ukhti Della sambil menatap Pak Slamet dengan wajah memelas.
Pak Bejo : Nyoh ki..!! Pangan!! ( Nih..!! Makan!! ) Ujar pak Bejo sambil melesakkan kasar kontol gempal beruratnya membelah liang surgawi Ukhti Della hingga menghantam rahimnya.
Ukhti Della : AAAHH!! OHHH.. OOHH.. IYA TUANNHH.. GENJOT YANG KUATHH.. OOHH.. SSHH.. KONTOL ENAAKK..!! OOHH..!! HAEMPHH.. OCKK! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! MMFFHH!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! Racau dan desah Ukhti Della berpadu dengan decak kerongkongannya merasakan nikmatnya gesekan kasar kontol Pak Bejo sebelum mulutnya kembali disumpal kontol panjang kekar Pak Slamet.
Ruangan Shofiyyah yang biasa digunakan untuk ruang rias pengantin apabila ada acara pernikahan yang bertempat di Masjid Kampus, kini menjadi saksi bisu sisi lain seorang akhwat pembela dakwah Islam yang hari-hari bercadar sedang disetubuhi depan belakang dengan posisi doggy. Kencangnya hantaman pinggul Pak Bejo yang penuh nafsu menggenjot bokong putih mulus bulat Ukhti Della menggema di seluruh ruangan dan membuat bokong Ukhti Della berubah warna. Toket Ukhti Della yang menyembul dan menggantung dari abayanya yang terbuka bagian atasnya berayun-ayun indah mengikuti irama genjotan Pak Bejo. Mata Ukhti Della mendelik ke atas dengan lidahnya menjulur dan liur kentalnya menetes menikmati sodokan kasar Pak Slamet di kerongkongannya. Rangsangan hebat yang dilancarkan kedua pekerja di Masjid Kampus itu menenggelamkan Ukhti Della dalam kenikmatan zina. Tak ayal hanya dalam waktu 5 menitan, memek Ukhti Della tak mampu lagi menahan kuatnya desakan orgasme.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! UHUKK!! MFF!! MFFHH!! MMFFUAAHH.. AAHH!! AAHH!! KELUAR TUAANHH..!! AAAHH!! OOHH.. OOOUUNNGGHHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Bejo segera mencabut kontolnya yang disambut dengan semburan deras cairan surgawi Ukhti Della membanjiri sofa yang untungnya terbuat dari kulit sintetis. Mata Ukhti Della terpejam dengan tubuhnya bergetar hebat merasakan nikmatnya klimaks.
Pak Bejo : Woghh.. Su.. Su.. durung opo-opo wes ngecrott wae ki lonthe!! Wahahah.. kene cok gentian!! (Wahh.. Su.. Su.. Belum apa-apa udah muncrat aja ini lonte!! Wahahah.. sini cok gantian!!) Seru Pak Bejo pada Pak Slamet yang langsung mengambil posisi dengan berlutut di hadapan bokong seksi Ukhti Della.
Pak Slamet : Sip!! Nyohh!! Bentak Pak Slamet seraya menyodok kuat liang surgawi Ukhti Della yang masih berkedut memompa cairan surgawinya.
Ukhti Della : AAHHH!! AAHH!! IYAAHH KONTOLLHH..!! NIKMAT BANGET TUANN..!! AAHH!! OOHH!! HAEMFHH!! OCKK!! OCKK!! OCKK!! NGGHH!! UHUKK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK..!! Desah Ukhti Della yang kegirangan saat kontol kedua mulai menyodok cepat rahimnya sebelum ia kembali harus melayani sebuah kontol gempal di mulutnya.
Suara desahan, erangan, dan rintihan Ukhti Della yang cukup keras ditambah suara benturan bokongnya dengan perut Pak Slamet, memenuhi seluruh ruangan dan bisa didengar dari jarak beberapa meter dari ruang itu. Beruntung suara adzan Maghrib mulai berkumandang sehingga menyamarkan jejak nikmat perzinahan ketiganya. Kedua tangan Pak Slamet meremas kuat bokong kencang Ukhti Della sambil sesekali ia menamparinya. Kembali jepitan liang surgawi Ukhti Della menjepit kuat kontol Pak Slamet menandakan ia akan segera klimaks.
Pak Slamet : Woghh.. wes meh ngecrot meneh lonthe?? Sek yo.. tak gawe leh mu ngecrot men tambah joss!! (Wahh.. udah mau muncrat lagi lonte?? Bentar yaa.. tak buat muncratmu biar tambah joss!!) Kata Pak Slamet yang semakin cepat dan kuat mengobok-obok liang surgawi akhwat cantik aktifis LDK itu.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! NGGHH!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! UHUKK!! MMFFFWAAHH.. AAHH!! OHH..!! SSHH.. OOHH!! UDAAH TUANHH..!! AMPUNHH!! AAHH..!! ENAKNYAAHH..!! AHH!! KONTOLLHH!! AAHHH..!! NNGGGHHHHHH..!!
SPLOP!! SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Pak Slamet yang mencabut kontolnya secara tiba-tiba mengirimkan sentakan rangsangan yang hebat dan menjalar cepat ke ujung-ujung tubuh Ukhti Della. Sontak Ukhti Della mengejang hebat memancarkan cairan surgawinya seraya mulutnya melenguh panjang. Kepala Ukhti Della menunduk dengan matanya terpejam kuat sementara pinggulnya mengejang memompa habis seluruh cairan orgasmenya.
Pak Bejo : Wuuuhh.. banter’e le nguyuh ki lonthe.. ahahah.. gantian aku meneh cuk.. (Wuuhh.. kencangnya yang pipis nih lonte.. ahahah.. gantian aku lagi cuk..) kata Pak Bejo yang berpostur tubuh gemuk dengan perut buncitnya yang kemudian duduk dan bersandar di sofa.
Ia pun mengarahkan Ukhti Della untuk mengambil posisi Reverse Cow-Girl dengan jongkok mengangkang di atas paha Pak Bejo sementara punggung Ukhti Della menempel di dada Pak Bejo. Tangan kanan Ukhti Della merangkul leher Pak Bejo dan tangan kirinya mencengkram head-rest sofa. Posisi ini membuat selakangan putih mulus akhwat cantik berabaya dongker yang dihiasi memek pinknya terlihat jelas setiap detil bagiannya.
Pak Bejo : Milih sing ndi ki? Tempik po silit’e haa?! (Pilih yang mana nih?? Memek apa anus!?) Tanya Pak Bejo sembari meremas kuat kedua toket Ukhti Della.
Ukhti Della : Aaaghh!!! Sshh.. mana ajah terserah tuannhh.. jawab Ukhti Della sambil meringis menahan nyeri.
Pak Bejo : Haha.. Yowes ndang lebokne dewe!! (Haha.. Yaudah buruan masukin sendiri!!) Perintah Pak Bejo yang menarik kedua puting pink Ukhti Della yang sudah mengeras.
Ukhti Della : AKHHH!! IYAAH TUANKUU.. SSHH.. MASUKINN MEMEK AJAAH.. OOUUHH.. SSHH.. AAAHH.. rintih Ukhti Della saat Pak Bejo menarik putingnya dan ia pun melenguh nikmat merasakan kontol gempal Pak Bejo perlahan bersarang di liang surgawinya.
Pak Bejo pun mulai menggempur bokong. Ukhti Della naik turun dengan kuat sementara Ukhti Della sedikit mengangkat bokongnya agar pinggul Pak Bejo bisa bebas bergerak. Memang agak melelahkan untuk Ukhti Della karena harus menahan berat tubuhnya, namun itu semua tak ada apa-apanya jika dibandingkan kenikmatan kontol Pak Bejo yang begitu liar menghantam rahimnya sembari kedua tangan Pak Bejo mencengkram kuat toket 36E miliknya. Kenikmatan yang Ukhti Della rasakan semakin bertambah saat Pak Slamet yang berdiri di samping kirinya melesakkan paksa kontol 20cmnya menyusuri kerongkongan akhwat cantik berkulit putih itu. Rintihan dan desahan tertahan Ukhti Della semakin membuat kedua karyawan berkulit hitam itu semakin bernafsu untuk menikmati tubuh ranum akhwat berusia 20 tahun di hadapan mereka. Decak becek sodokan kontol Pak Slamet di pangkal kerongkongan Ukhti Della membuat suasana ruangan ber-AC itu semakin ‘panas’.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! MFFUAAH.. AAH!! AHH!! SHHH.. TUAANNHH!! OOUHH!! AHHH!! ENAK.. AAAHH!! SODOK LONTE INI TUANHH..!! AAAHH..!! HAEMFFHH..!! MMFHH!! MFFHH!! OCKK!! MFFHH!! OCCKK!! OCCKK!! NNGGGHHHHHH..!!!
PLOPP!! SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEEEERRRRRR..
Derasnya birahi yang mengalir ke setiap saraf Ukhti Della membuatnya harus menyerah dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dibarengi dengan semburan kuat cairan surgawinya sesaat setelah kontol Pak Bejo terlepas. Suara gemericik cairan surgawi Ukhti Della berpadu mesra dengan suara Iqomah dari Masjid Utama yang menandakan sholat Maghrib sudah dimulai. Beberapa saat tubuh putih Ukhti Della mengejang, matanya terlihat sayu dengan wajah cantiknya yang mulai basah oleh keringat. Namun belum tuntas memeknya berkedut, Pak Slamet sudah berdiri di antara kedua paha Ukhti Della yang mengangkang lebar.
Pak Slamet : Sopo kon kowe oleh leren ha!? Lonthe!! (Siapa suruh kamu boleh istirahat!? Lonte!!) Cerca kasar Pak Slamet yang langsung melesakkan kontolnya menembus memek banjir Ukhti Della.
Ukhti Della : AAAHH!! OOHH!! OOHH!!! SSHH.. AAAHHH!! MMHH.. AAHH!! TUANNHH!! ENAK BANGETHH TUANHH..!! GEDEH BANGETHH.. OOHH!! NNGHH!! MMMHH!! OOHHH!! YAA ALLAAH.. ENAKNYAHH KENTHUU..!! AAAHH..!!
Ukhti Della terus mendesah dan meracau sepuasnya karena terpaan kenikmatan yang bertubi-tubi yang diberikan kedua kontol hitam legam Pak Bejo dan Pak Slamet. Kedua kaki putih mulus semampai Ukhti Della diangkat tinggi oleh Pak Slamet hingga membentuk huruf V dengan kedua betisnya yanf terbut kaos kaki hitam dicengkram erat Pak Slamet sebagai pegangan. Pak Bejo yang dirangkul lehernya oleh kedua tangan Ukhti Della bertugas menjaga kestabilan tubuh Ukhti Della yang sedang menahan kuatnya sodokan tubuh kekar Pak Slamet, sembari kedua tangannya terus meremas gunung kembar akhwat cantik kelahiran Manado itu. PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! Merdunya suara hantaman pinggul Pak Slamet di bokong dan paha Ukhti Della menambah sensasi erotis ruangan Shofiyyah. Kembali dinding liang surgawi Ukhti Della menjepit kuat kontol Pak Slamet pertanda ia akan segera mencapai klimaks.
Ukhti Della : AAHH!! KONTOL!! TUANHH.. ENAKNYAHH.. AAHH!! TERUS TUANNHH..!! AHH!! OOHH!! SHH.. MMHH.. AAAHH!! KELUARR TUAANNHH..!!!
PLOP!! SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Slamet pun mencabut segera kontolnya dan semburan dahsyat cairan surgawi Ukhti Della menyembur deras membasahi tubuh hitam kekarnya. Suara lenguhan Ukhti Della yang tengah melepas orgasmenya bersenandung bersamaan dengan suara salam akhir dari Masjid Utama yang menandakan kalau sholat Maghrib telah usai.
Ukhti Della : Hhh.. Hhh.. Tuaannhh.. udah selesai sholatnyahh.. Della harus cepet-cepet ke masjid tuanhh.. kata Ukhti Della dengan nafas tersengal-sengal.
Pak Bejo : Hah!? Kene wae durung muncrat kok wes meh tok tinggal?! Kewanen tenan..!! (Hah!? Sini aja belum keluwr kok udah mau ditinggal!? Berani banget..!!) Bentak Pak Bejo sembari memilin kuat puting pink Ukhti Della.
Pak Slamet : Iyo Cok!! Iki lonthe pancen kudu di ajari toto kromo!! (Iya Cok!! Ini lonte emang harus di ajarai tata krama!!) Timpal Pak Slamet sambil mencubit kelentit Ukhti Della.
Ukhti Della : AAAKKHH!! Sakitt tuaanhh.. Ampun tuannhh.. tapi Della ada kajian Tuannh.. rengek Ukhti Della yang meringis menahan perih di toket dan selakangannya.
Pak Bejo : Yowes Met, ndang rampungke wae!! (Yaudah Met, Buruan kelarin aja!!) Pak Bejo sambil melesakkan paksa kontolnya membelah anus Ukhti Della.
Pak Slamet : Yok!! Timpal Pak Slamet yang juga kembali menyodok kuat dan cepat memek Ukhti Della hingga membentur rahimnya.
Ukhti Della : OOOOUUHHH!! SSHH.. AAHH!! AAHH!! MMHH.. AWWHH!! AHH!! SODOMIIHH..!! PENUHH TUANHH PERUT LONTEE INIH..!! OHH!! KENTHUU!! KONTOLLHH..!! MMHH.. SSHH.. YA AALLAAH!! NIKMATH BANGETHH..!! OOOHH!!
Ukhti Della terus meracau liar dan keras yang membuat Pak Slamet dan Pak Bejo semakin beringas dan bernafsu menggenjot kedua liang surgawi aktifis dakwah kampus itu. Mata Ukhti Della terlihat nanar menatap ke atas dengan mulut menganga karena hebatnya syahwat yang menerpanya. Pemandangan indah kini terjadi di ruang Shofiyyah dimana seorang akhwat berkulit putih dan biasa bercadar tengah dihimpit 2 orang lelaki dengan kedua lubang pembuangan di tubuhnya di obok-obok kontol hitam keras. Kedua tukang itu secara berirama menggempur anus dan memek Ukhti Della layaknya mesin. Kedua liang surgawi Ukhti Della terlihat tertarik keluar-masuk, mendekap erat tombak kenikmatan tukang parkir dan tukang kebun Masjid Kampus itu. Saat ketiganya tengah asik memacu syahwat, Pak Slamet mendengar langkah kaki dan suara beberapa akhwat mendekat ke ruangan mereka. Dengan sigap Pak Slamet langsung melumat bibir Ukhti Della sekaligus membungkamnya. Aroma kuat rokok dari mulut Pak Slamet menyeruak hidung Ukhti Della yang justru membuat libido Ukhti Della mengglegak. Ditambah aroma pekat keringat Pak Bejo dan Pak Slamet yang belum mandi seharian semakin membakar nafsu Ukhti Della yang telah resmi menjadi budak seks keduanya.
Pak Bejo : Cok!! Aku wes ra kuat ki.. meh muncrat!! (Cok!! Aku udah gak kuat nih.. mau keluar!!) Kata pak Bejo yang sudah hampir klimaks.
Pak Slamet : Iyo!! Aku yo podo!! (Iya!! Aku juga sama!!) Timpal Pak Slamet.
Ukhti Della : AHH!! AAHH!! KLUARIN SINIHH TUAANH!! KLUARIINN DI MULUT LONTEEH INI TUANNH!! AAAHH!! MMHH.. SINIH TUANNH.. SHH..
Pak Slamet dan Pak Bejo pun secara bersamaan mencabut kontol mereka dan segera berdiri di hadapan Ukhti Della yang terduduk di atas sofa dengan kedua kakinya ia lipat menyamping kiri dan kanan sementara bibir memeknya yang disumpal sofa terus mengucurkan cairan surgawi membasahi paha mulusnya. Tubuh ramping Ukhti Della mengejang hebat merasakan klimaks yang entah keberapa kalinya. Matanya nampak sayu pasrah, sementara kedua tangan Ukhti Della menggenggam abayanya di perutnya supaya tidak basah oleh cairan surgawinya sendiri.
Pak Bejo : Aku sik yo cuk!! Nyoh ki untal!! (Aku dulu ya cok!! Nih telen!!) Bentak Pak Bejo yang mencengkram kepala Ukhti Della dan langsung melesakkan kontolnya yang penuh lendir dan aroma khas anus akhwat ke mulut sang akhwat.
CROTT.. CROOTT.. CRROOTT..
Pak Bejo melenguh panjang melepaskan spermanya sementara mata Ukhti Della mendelik ke atas ketika merasakan kental dan pekatnya sperma tukang parkir gendut itu. Bersamaan dengan lenguhan Pak Bejo, suara Qiro’ah dari Masjid Kampus pun mulai terdengar pertanda acara kajian sudah dimulai.
Pak Slamet : Heh!! Ojo langsung di leg!! Kene bukak cangkemmu lonthe!! (Heh!! Jangan langsung di telan!! Sini buka mulutmu lonte!!) Bentak Pak Slamet seraya menampari pipi Ukhti Della yang terlihat menggembung sementara tangan kanannya mengocok kontolnya sendiri.
CROOTT.. CROOTT.. CRROOOTT..
Sesaat setelah Ukhti Della membuka mulutnya yang dipenuhi sperma kental Pak Bejo, Pak Slamet pun memuntahkan sperma kentalnya. Namun karena terlalu kencang, sperma kental dan hangat Pak Slamet muncrat ke segala arah. Tak hanya mulutnya, bahkan wajah dan jilbab Ukhti Della pun terlumuri cairan kental khas lelaki yang menjadi favorit para akhwat.
Pak Slamet : Hhooahh.. legoo.. wuenaak tenaan.. nuwun yo mbak’e.. sesok meneh.. ohh yo, ojo di leg sek nganti dinggo cadar’e.. hahah.. (Hhooahh.. Legaa.. Eenaakk bangett.. makasih ya mbaknya.. besok lagi.. ohh iya, jangan langsung ditelan dulu sampai dipakai cadarnya.. hahah..) kata Pak Slamet sembari memakai kembali celana jeansnya.
Pak Bejo : Iyo.. iki sempak karo kutang’e tak gowo wae.. men apik.. sesok esuk nek kelingan tak balekke.. hahah.. (Iya.. ini CD sama Bra nya tak bawa aja.. biar bagus.. besok pagi kalau ingat tak balikin.. Hahah..) kata Pak Bejo sambil menyita dalaman Ukhti Della yang berwarna pink muda itu.
Ukhti Della : Uuwwmm.. U’umhh.. jawab Ukhti Della dengan mengangguk.
Pak Bejo : Yowes kono.. selak digoleki kancamu ngko.. (Yaudah sana.. keburu dicari temanmu ntar..) kata Pak Bejo sambil menampar bokong Ukhti Della yang sedang berdiri merapikan abaya dan jilbabnya.
Ukhti Della segera berjalan cepat menuju Masjid Utama dengan mulut penuh sperma. Ia pun segera mengenakan cadar talinya dan menelan sperma kental di mulutnya. Moderator kajian pun sudah memanggil nama Ukhti Della dan beruntung waktunya bertepatan dengan Ukhti Della yang sudah memasuki ruang kajian. Karena terburu-buru, Ukhti Della tak sempat membersihkan bekas sperma yang ada di jilbabnya, hanya yang ada di dahinya saja yang sempat ia bersihkan dengan tisu. Ukhti Della segera melanjutkan kajian tanpa memperdulikan aroma sperma yang pekat.
Ukhti Nadia : MashaaAllah.. Ukhti Della.. Elegan banget sih.. gumam Ukhti Nadia yang juga hadir di dalam majelis itu.
Ukhti Della : Bismillahirrahmanirrahim.. Alhamdulillah ‘alayhi binni’mati iman wal islam.. Asyhadu Allailaha illallah wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.. ‘amma ba’du.. Alhamdulillah, Syukur pada Allah Subhanahu wa ta’ala karena kita masih dikumpulkan dalam majelis untuk mengingati Allah dan Rasul-Nya... MashaaAllah hari ini banyak saudara-saudara kita yang belum Allah mudahkan untuk datang dalam majelis ini dan masih disibukkan dalam kemaksiatan pada Allah, maka kita berdo’a pada Allah untuk selalu diistiqomahkan hadir dalam majelis-majelis seperti ini inshaaAllah.. kata Ukhti Della membuka majelis dengan tetap menjaga marwahnya sebagai seorang aktifis dakwah.
Setelah pembukaan majelis, Ukhti Della melanjutkan dengan materi pentingnya wujud iman dalam hati setiap manusia karena hanya dengan iman maka Allah akan mudahkan manusia untuk ta’at dan terhindar dari maksiat. Kemudian Ukhti Della mengutarakan dalil-dalil baik dari Qur’an dan Hadits yang begitu lancar keluar dari mulutnya yang mana beberapa menit lalu ia gunakan untuk melayani kontol lelaki yang bukan suaminya. Meski terlihat begitu luwes dalam menyampaikan materi, sebenarnya Ukhti Della masih merasa bagian bawah tubuhnya belum menutup sempurna setelah dimekarkan oleh dua kontol tukang Masjid Kampus. Ia khawatir kalau lendir anus dan memeknya akan menetes selama majelis berlangsung.
Ukhti Della : Yaa Ukhti fillah.. penting bagi kita untuk mencari teman-teman yang akan selalu mengingatkan kita akan bahaya maksiat, terlebih lagi zina.. Dan tidak menutup kemungkinan kita pun bisa terjerat jaring-jaring zina.. Na’udzubillah min dzalik. Begitu banyak hari ini saudara seiman kita yang begitu mudahnya menghalalkan khalwat atas nama ‘cinta’, padahal sebaik-baiknya contoh dalam cinta adalah Rasulullah bersama Ummahatul Mukminin.. Maka Ukhti fillah yang sama-sama mengharapkan jannahnya Allah Subhanahu wa ta’ala, jangan sampai sedetikpun Ukhti semua memberikan kesempatan bagi setan dalam bentuk apapun untuk menawarkan jerat-jerat zina.. karena sekali saja kita terperosok ke dalamnya, maka hancurlah sudah harga diri kita sebagai seorang muslimah.. dan juga ancaman Allah melalui Rasul-Nya terhadap pelaku zina begitu keras, tak hanya neraka saja yang menanti kita, bahkan di dunia ini Allah akan berikan sebagian dari siksanya.. Tak hanya itu, orangtua kita, terlebih lagi ayah kita juga akan menanggung dosa yang kita perbuat.. ujar Ukhti Della dengan penuh semangat.
Ukhti Nadia terlihat begitu antusias memperhatikan kajian yang disampaikan oleh Ukhti Della. Meski Ukhti Nadia sudah ketagihan menikmati zina, bukan berarti ia kemudian meninggalkan majelis-majelis seperti itu. Ukhti Nadia dan Ukhti Hafshah tetap aktif menghadiri majelis-majelis ke-muslimahan dimanapun berada. Selain untuk menambah pahala dan khazanah ilmu, juga sebagai tabir akan kegiatan seks mereka sehingga rekan-rekan mereka tak menaruh curiga. Menjelang adzan Isya’, maka kajian ditutup dengan acara ramah tamah sederhana. Ada sekitar 25an akhwat yang hadir malam itu dan hampir semuanya bercadar. Kecantikan para akhwat bercadar itu tetap terpancar dari mata lentik dan kulit putih mereka.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum Ukhti Della.. MashaaAllah materi yang anti sampaikan tetap menggugah keimanan seperti biasanya.. lata Ukhti Nadia sembari duduk di sebelah Ukhti Della yang sedang merapikan tasnya.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam.. ehh Ukhti Nadia.. gimana kabar?? Aahh.. Allah yang beri kemudahan ana bisa bicara kayak tadi ukh.. jawab Ukhti Della merendah.
Ukhti Nadia : MashaaAllah.. benar Ukh.. tapi kan Ukhti juga belajar mendalam tentang agama juga.. gimana sih ukh biar bisa tetap Istiqomah dan jasbah pada ilmu agama tetap terjaga?? Tanya Ukhti Nadia.
Ukhti Della : MashaaAllah.. ana juga masih belajar Istiqomah ukh.. kadang masih sering merasa futur juga.. tapi Alhamdulillah Allah kenalkan ana dengan akhwat-akhwat yang luarbiasa yang selalu menjadi teladan ana juga seperti Ukhti Nadia ini.. jawab Ukhti Della dengan senyuman cantiknya yang tersirat dari mata lentiknya.
Ukhti Nadia : Yaa Allah ukhh.. ana belum bisa apa-apa.. masih sedikit banget pengetahuan ana soal syari’at agama.. harus banyak belajar lagi supaya bisa seperti Ukhti Della.. jawab Ukhti Nadia memuji Ukhti Della yang memang idolanya di kampus.
Ukhti Della : Ahahah.. sama-sama belajar ukh.. ehh iya, uda malam gini kok belum balik ukh?? Tanya Ukhti Della sambil merapikan cadarnya.
Ukhti Nadia : Ntar Ukh.. lagian jarang-jarang bisa ngobrol berdua sama Ukhti Della.. btw, ana mau tanya ukh.. boleh??
Ukhti Della : Mau tanya apa ukh?? Tanya Ukhti Della merapikan jilbabnya agar toketnya yang tanpa Bra itu tak terlalu menonjol.
Uhkti Nadia : Gini ukh.. kan ana punya sahabat deket, dulu kita sama-sama komitmen untuk hijrah trus bakal mencoba untuk saling mengingatkan kalau salah satu dari kita futur gitu.. Nah gimana yaa caranya agar sahabat ana itu balik lagi ke jalan yang Allah dan Rasul-Nya ridho?? Tanya Ukhti Nadia dengan penasaran.
Ukhti Della : Yaa kalau futurnya gak parah sih, inshaaAllah selama Ukhti Nadia selalu mensuasanakan dirinya ke majelis-majelis nanti juga akan semangat lagi.. Ehh.. tunggu.. udah pacaran jangan-jangan yaa Ukh dia..?? Tanya Ukhti Della dengan nada serius.
Ukhti Nadia : Yaa gitu Ukh.. malah udah beberapa kali zina Ukh.. padahal hari-hari dia pakai cadar.. keluh Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Astaghfirullahaladzim.. seriusan ukh!? Trus sekarang dia masih lanjut zina nya?! Tanya Ukhti Della dengan ekspresi terkejut.
Ukhti Nadia : Iyaa Ukh.. serius.. masih Ukh.. sampe dibuat video rekaman mereka zina Ukh.. udah ana ingetin tapi yaa gak didengerin.. curhat Ukhti Nadia tentang Ukhti Hafshah.
Ukhti Della : Laa hawla wa laaquwwata illabillah.. Ini yang ana khawatirkan Ukh.. Subhanallah.. ana gak habis pikir, padahal Islam sudah jelas melarang.. gak perlu aturan syari’at, harusnya kalau nuraninya masih jalan, dia gak akan berbuat seperti itu.. Na’udzubillah.. dosanya besar banget itu Ukh.. apalagi dia tau ilmunya dan masih ngejalanin.. Semoga Allah lindungi kita dati zina Ukh.. soalnya ancamannya luar biasa berat Ukh.. bahkan Allah sediakan tempat khusus untuk orang-orang ahli zina di neraka nanti.. coba Ukhti Nadia terus nasehati dia, meski susah dan pahit, tetap harus diingatkan.. Ana khawatir apa yang dia lakukan akan menjatuhkan nilai seorang akhwat bercadar di khalayak umum.. jelas Ukhti Della dengan penuh risau.
Ukhti Nadia : Iya ukh.. inshaaAllah.. syukron ukh buat masukannya.. do’akan juga sahabat ana Ukh.. kata Ukhti Nadia yang mencium bau tak asing dari pakaian Ukhti Della.
Ukhti Della : Na’am ukh.. tetap semangat dan jangan pernah beri kesempatan pada setan untuk menjebak kita dalam jerat-jerat zina.. jawab Ukhti Della sembari mengenakan tasnya.
Ukhti Nadia : Ohh yaa.. Afwan ukh.. jilbabnya kok banyak bercak-bercak putih Ukh?? Baunya kayak pemutih pakaian.. kecipratan Bayklin kah?? Tanya Ukhti Nadia yang curiga dengan bau mirip sperma dari tubuh Ukhti Della.
Ukhti Della : Ehh.. Ohh.. He’emhh.. tadi buru-buru dari toilet, trus gak sengaja nyenggol Bayklin pas ngambil jilbab, untungnya udah kosong, jadi dikit aja yang nyiprat gitu.. jawab Ukhti Della dengan agak panik.
Ukhti Nadia : Ooh.. Ana kira kalau kecipratan yang lain.. Jawab Ukhti Nadia yang sudah mulai mengurangi kecurigaannya karena tidak mungkin seorang Ukhti Della akan berzina.
Ukhti Della : Afwan Ukh.. ana duluan yaa.. udah malam, kapan-kapan lanjut lagi ngobrolnya.. Assalamu’alaykum.. kata Ukhti Della yang berlanjut pergi dengan tetap menjaga gaya elegan seorang akhwat ketika berjalan.
Ukhti Nadia juga segera bersiap-siap untuk pulang ke kontrakan karena jam sudah menunjukkan pukul 19.45 saat itu. Sementara saat Ukhti Nadia tengah berdiskusi dengan Ukhti Della di Masjid Kampus, Ukhti Hafshah pun kembali tiba di kontrakannya bersama Akhi Farid tepat setelah isya’.
Ukhti Hafshah : Assalamu’alaykum.. ucap Ukhti Hafshah sambil membuka pintu depan kontrakan.
Akhi Farid : Alhamdulillah.. sampai juga.. kata Akhi Farid sambil menutup pintu kontrakan.
Ukhti Hafshah : Lhoh.. gak biasanya Nadia blom balik.. sepi deh.. kata Ukhti Hafshah sambil meletakkan tasnya.
Akhi Farid : Alhamdulillah.. pas banget dong kalo sepi.. kata Akhi Farid sambil memeluk Ukhti Hafshah dari belakang.
Ukhti Hafshah : ishh.. apa sih mas?? Pas apanya coba? Jawab Ukhti Hafshah dengan nada menggoda.
Akhi Farid : Pas banget buat bikin anak sama ukhti cantikku ini.. ujar Akhi Farid membisiki telinga Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Sshh.. Aahh.. Gak boleh maasss.. dosa tau.. Jawab Ukhti Hafshah dengan mendesah sembari tangan kanannya meraba-raba selakangan Akhi Farid.
Akhi Farid : Gak boleh apa sih? Gak boleh nolak yah sayang?? Bisik Akhi Farid menggoda Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : He’emhh.. wajib dilakuin kalo itu mass.. Jawab Ukhti Hafshah seraya berbalik menghadap Akhi Farid dan langsung memagut bibir Akhi Farid dengan penuh nafsu sementara cadarnya ia sibakkan dengan tangan kirinya.
Akhi Farid pun membalas pagutan kekasihnya dengan penuh nafsu juga sehingga kedua lidah mereka saling melilit satu sama lain. Tangan lembut Ukhti Hafshah meremasi kontol Akhi Farid dari luar sirwalnya sementara kedua tangan Akhi Farid sibuk meremas bokong bulat akhwat cantik berkacamata itu yang masih tertutup abaya dan jilbabnya. Keduanya berpagutan nikmat di ruang tamu yang hanya ada sebuah sofa, meja, dan beberapa kursi saja. Kini jemari lentik Ukhti Hafshah mulai melucuti gamis dan kaos yang dikenakan kekasihnya. Akhi Farid sendiri menarik turun resleting abaya Ukhti Hafshah tanpa kendala. Keduanya menghentikan sementara frenchkiss mereka dan langsung menelanjangi diri mereka sendiri. Mata Ukhti Hafshah tak pernah jemu dimanjakan oleh tubuh indah Akhi Farid yang kencang dengan kontol 19cm nya yang sudah tegang menjulang dan dihiasi urat-urat disekitarnya. Akhi Farid pun menelan ludah tiap kali melihat tubuh Ukhti Hafshah yang putih mulus tanpa cela dengan lekuk tubuh yang aduhai dihiasi toket kencang bulat 34D berputing pink muda, perut langsing, selakangan mulus tanpa bulu dengan gundukan kecil tempat liang surgawi Ukhti Hafshah berada.
Ukhti Hafshah : Liatin apa sih sayaang?? Bengong gitu?? Tanya Ukhti Hafshah dengan nada manja sambil kedua tangannya merangkul leher Akhi Farid dan menempelkan tubuh mulusnya ke tubuh Akhi Farid.
Akhi Farid : Liatin keindahan tubuh mulus seksi bidadariku ini.. jawab Akhi Farid sambil mencumbu leher Ukhti Hafshah yang hanya tersisa jilbab, cadar, dan kacamata saja.
Ukhti Hafshah : Sshh.. Ahh.. Masshh.. Mmhh.. Aaahh.. Ahh.. Sshh.. Mmhh.. Desah Ukhti Hafshah merasakan geli bercampur nikmat saat Akhi Farid menyibakkan jilbabnya dan mencupangi leher putihnya.
Mata cantik Ukhti Hafshah yang dirias eyeliner terpejam menikmati setiap cupangan dan jilatan Akhi Farid yang membuat lehernya penuh bercak kemerahan. Desahan Ukhti Hafshah terdengar begitu sensual ketika ia menyambut datangnya birahi yang mulai mendekap tubuhnya. Tangan Akhi Farid yang lihai meremas-remas bongkahan bokong Ukhti Hafshah, semakin merangsang Akhwat cantik berkacamata itu sembari kedua tangan mulus Ukhti Hafshah mengocok perlahan kontol tegang kekasihnya. Ciuman dan cupangan Akhi Farid kini turun dan berhenti di antara belahan gunung indah 34D Ukhti Hafshah. Dengan penuh semangat, mulut Akhi Farid melahap kedua toket ranum Ukhti Hafshah secara bergiliran dengan berdiri agak membungkuk.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Ssshh.. Aaahh.. Enak masss.. Aahh.. Mas Fariidhh.. Mmhhh.. Aaahh.. Putingnyaaah doong.. Sshh.. Nakal sih masss.. Oohh.. sshh.. desah Ukhti Hafshah seraya mendongak dengan mata terpejam menikmati permainan mulut Akhi Farid di toketnya.
Kedua tangan Akhi Farid ikut berpartisipasi dengan meremas-remas lembut toket kekasihnya itu. Sensasi rangsangan yang menjalar cepat ke seluruh tubuh Ukhti Hafshah membuat akhwat cantik ketua kadiv Media KMI Fakultas itu gemas dan meremas-remas kepala Akhi Farid. Lenguhan dan desahan Ukhti Hafshah semakin kuat saat Akhi Farid menyatukan kedua toketnya dan melahap puting kerasnya bersamaan. Lidah Akhi Farid yang kasar begitu terampil menstimulasi setiap detil puting Ukhti Hafshah yang membuat akhwat cantik berkulit putih itu kelojotan keenakan. Puncak kenikmatan pun meledak di tubuh Ukhti Hafshah saat Akhi Farid menggigit lembut kedua puting Ukhti Hafshah bersamaan.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Sshh.. Mhhh.. Sshh.. Mmhh.. Aahh.. Ohhh.. Enaknyaah.. Sshh.. Jadi bayi Hafshah ajaah Maasshh.. Sshh.. Aaahh.. Oohhh.. OOOOUUHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. CRRRKK.. CRRKK..
Ukhti Hafshah mendekap kuat kepala Akhi Farid hingga terbenam di bongkahan gunung kembarnya saat merasakan klimaks. Seluruh tubuh Ukhti Hafshah mengejang dengan memeknya menyemburkan cairan surgawinya membanjiri lantai ruang tamu. Selama beberapa detik mata Ukhti Hafshah terpejam menikmati setiap kedutan di selakangannya.
Ukhti Hafshah : Mmhhh.. Uuuhh.. Jadi banjir kaann.. mas Farid sihh.. Nakall.. ujar Ukhti Hafshah sambil mengecup dahi Akhi Farid.
Akhi Farid : Aaahh.. Tapi seneng kaan dinakalin..?? Jawab Akhi Farid yang kemudian lanjut turun mencupangi perut Ukhti Hafshah hingga selakangannya.
Akhi Farid pun berjongkok di hadapan gundukan selakangan putih mulus Ukhti Hafshah. Ia pun mengarahkan Ukhti Hafshah untuk meletakkan kaki kirinya menapak di meja. Sehingga kini memek becek akhwat 19tahun itu tersaji sempurna di hadapan mulut Akhi Farid yang begitu dahaga akan gurihnya lendir birahi akhwat.
Akhi Farid : Waahh.. Cantiknya selakangan Hafshahku sayang.. mas jadi ga tahan buat jilatin nih.. hmmmhh.. Sluurrpp.. mffh.. Sluurrpp.. Mchh.. Mchh.. Mffhh.. Srruupp.. Aahh.. Lezatnyaah.. Hmmfhh.. Mcchh.. kecap Akhi Farid menikmati bagian tubuh terpenting milik Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Uuhh.. Mass.. Aaahh.. Ssshh.. Mhhh.. Aaahh.. Enaakk mas Farid.. Uuhh.. Lidahnya nakal banget siihh.. Mmhh.. Aauuhh.. Iseephh Masshh.. Duuhh.. Nikmatnyaa.. Sshh.. Mmhh.. Aaahh.. Uuuhh.. desah Ukhti Hafshah menikmati lihainya Akhi Farid merangsang memeknya.
Akhi Farid membenamkan seluruh wajahnya di selakangan Ukhti Hafshah dan melumat memek pink becek kekasihnya itu. Lidahnya begitu gesit membelah bibir memek Ukhti Hafshah dan menyapu dari pangkal hingga kelentitnya. Ukhti Hafshah dibuat merem melek sembari menggigit bibir bawahnya merasakan terpaan syahwat yang begitu nikmat. Bahkan kedua tangan Akhi Farid meremas kuat bokong putih bulat akhwat berkacamata itu dan menekannya sehingga membuat lidah Akhi Farid semakin jauh menelusuri dinding liang peranakan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Sshh.. Oohh.. Maashh.. Ooohh.. Mmmhh.. Geliihh.. Terushh.. Enak bangethh.. Aahh.. Ssshh.. Ga tahaann.. Aaaaawwwwhh..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Orgasme yang melanda Ukhti Hafshah membuat kedua tangannya semakin melesakkan kepala Akhi Farid di selakangannya. Akhi Farid yang sedari tadi memang sudah menanti hal itu pun membuka mulutnya dan menenggak nikmat semburan cairan surgawi hangat Ukhti Hafshah. Seluruh tubuh akhwat cantik aktifis LDK itu mengejang hebat dengan mata lentiknya terpejam menikmati sensasi klimaks.
Akhi Farid : Heemm.. Gleekk.. Glek.. Yuumm.. Lezat banget sih sayang.. kata Akhi Farid sambil berdiri dan membersihkan bibirnya.
Ukhti Hafshah : Uuwwhh.. Siniihh.. gantiann Hafshah yang mau bikin mas keenakan.. balas Ukhti Hafshah seraya mendorong Akhi Farid hingga terduduk di sofa.
Akhi Farid : Hahah.. Oke Hafshahku sayaang.. coba mas mau liat aksi binal kekasih mas ini.. ujar Akhi Farid sambil duduk santai di sofa dan membuka kedua kakinya.
Ukhti Hafshah : Hihihih.. iket tangan Hafshah dulu mass.. biar makin seruu.. pinta Ukhti Hafshah yang membuat Akhi Farid keheranan.
Sesuai arahan Ukhti Hafshah, Akhi Farid pun menarik seluruh jilbab syar’i Ukhti Hafshah ke belakang tubuhnya dan mengikat kedua tangan Ukhti Hafshah di belakang punggung dengan ekor jilbabnya. Ukhti Hafshah pun berdiri sesaat sambil menatap Akhi Farid dengan senyum nakal yang tersirat dari matanya. Dan benar saja, Ukhti Hafshah pun membungkukkan badannya di hadapan Akhi Farid dan mulai melesakkan kontol 19cm milik Akhi Farid menyesaki kerongkongannya. Posisi ini membuat bokong putih mulus Ukhti Hafshah meruncing dengan kedua kaki jenjang putih mulusnya lurus dan agak merenggang menampilkan keindahan selakangannya yang mulus bak bayi dihiasi anus dan memek becek pink miliknya.
Ukhti Hafshah : Haemfhh.. Mmffhh.. Srruupph.. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mcch.. Mccch.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk..
Ukhti Hafshah begitu lihai menggerakkan kepalanya naik-turun hingga kontol Akhi Farid menghantam pangkal kerongkongannya. Ukhti Hafshah pun beberapa kali seperti hampir terjungkal sehingga Akhi Farid harus membantu dengan menjaga kestabilan tubuh Ukhti Hafshah dengan menggenggam pundak kanan-kirinya.
Akhi Farid : Fuuwhh.. Shh.. Aahh.. Enaknyah sayaang.. belajar darimana nyepong gaya kayak gjni?? Sshh.. Mmhh.. Tanya Akhi Farid yang terkesima oleh permainan Ukhti Hafshah.
Akhi Farid tak pernah membayangkan kalau kekasihnya yang merupakan akhwat ketua divisi Media KMI Fakultas bisa melakukan oral-seks dengan gaya semacam ini yang hanya pernah dia liat di video-video porno saja. Kuat dan hangatnya dinding kerongkongan Ukhti Hafshah memijat sempurna setiap bagian batang kontol Akhi Farid. Ukhti Hafshah sendiri merem-melek menikmati kontol Akhi Farid kekasihnya yang menyesaki seluruh saluran masuk makanan di tubuhnya itu.
Ukhti Hafshah : Ssshh.. Mmhhh.. Hihih.. gimana mas Farid sayang?? Enak ngga pelayanan Hafshah tadi?? Tanya Ukhti Hafshah yang kini berlutut di antara kedua paha Akhi Farid di atas sofa.
Akhi Farid : Manteb banget sayang.. kok bisa sih?? Hahah.. mas aja ampe geleng-geleng kepala liatnya.. Jawab Akhi Farid sambil meremas bokong Ukhti Hafshah yang tengah berada di hadapannya.
Ukhti Hafshah : Hihihi.. ada deeh.. yang penting mas Farid seneng.. Ehh yaa.. hari ini giliran anal mas yaah..?? Tanya Hafshah sambil menempelkan kedua toketnya di wajah Akhi Farid.
Akhi Farid : Iyaa nih sayang.. yakin mau lanjut..?? Tanya Akhi Farid sambil menggenggam kontolnya.
Ukhti Hafshah : Yakin dong maassh.. mau mulut, memek, apa anus.. yang mana ajah terseraahh.. OOUUHH.. SSHH.. AHH!! AHH!! AHHH!! SSHH.. OOHH!! KONTOLHH!! MMMHH!! ENAK AAHH..!! ANAL ENAKK MASSHH..!! UUWWHH!! GEDENYAAHH..!! OOHH!! OOHH!! Jawab Ukhti Hafshah yang dibarengi lenguhannya saat ia menduduki paha Akhi Farid sehingga kontol Akhi Farid membelah masuk melebarkan anusnya.
Sensasi penuh tersumpal di liang bo’olnya membuat Ukhti Hafshah begitu bernafsu menggoyang pinggulnya maju-mundur dengan cepat. Mata Ukhti Hafshah terpejam kuat sementara mulutnya merintih, mendesah, dan meracau merasakan nikmatnya anal. Melihat toket kekasihnya bergoyang tak termanfaatkan, Akhi Farid pun melumat kedua gunung milik Ukhti Hafshah secara bergantian dengan tangan kirinya meremas toket kanan Ukhti Hafshah sementara tangan kanannya mendekap punggung Ukhti Hafshah agar tetap tegak stabil.
Ukhti Hafshah : OOHH.. SHHH.. AAHH!! AAAH!! SHH.. MMHH.. ISEP MASSHH!! YANG KUATT!! AAHH!! DUH KONTOLNYAAHH..!! AALLAAHH..!! ANAL ENAK BANGETHH!! MMHH.. AAHH!! AAHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!
Ukhti Hafshah pun melenguh panjang merasakan datangnya anal-orgasm yang begitu kuat menerpa. Ia pun berlutut yang membuat kontol Akhi Farid terlepas dari anusnya dan langsung disusul oleh semburan kuat cairan surgawi hangat miliknya. Akhi Farid yang menyadari datangnya orgasme pada kekasihnya, dengan cepat memposisikan dirinya sehingga mulutnya tepat berada di depan memek Ukhti Hafshah saat ia memuntahkan cairan khas orgasme Akhwat favorit para ikhwan itu.
SEEERR.. SEEERR.. SSSEEERRRRRR..
Akhi Farid : Haemphh.. Glek.. Glekk.. Glek.. Mmhh.. Srruupp.. Glekk.. Aaahh.. lezat n gurih kayak biasanya yah sayaang.. sanjung Akhi Farid menikmati cairan surgawi Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Oouuhh.. Mass Faridhh.. Mmhh.. Enak banget sihh kontolnyahhh.. mau di mulut, memek, di anus Hafshah juga makin enak.. Uuhh.. Jadi makin ketagihan.. kata Ukhti Hafshah yang duduk di atas pangkuan Akhi Farid setelah orgasme.
Akhi Farid : Lanjut kaan sayang..?? Tanya Akhi Farid sembari melepas ikatan tangan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : He’emh.. lanjuthh mass.. Sampai subuh yaah.. Sshh.. Mhhh.. Nnghh.. Aaahhh.. OHH! OHHH!! SHH.. MMHHH.. OHH!! IYAH KONTOLLHH!! KONTOLL!! MAS FARIIDDHH..!! HAFSHAH SAYANG MAS FARIDD.. AAHH!! OHH!! ENAKK BANGET!! NGHHH.. ENAKNYAHH!! AHH!! AAHH!!
Ukhti Hafshah terus meracau dan mendesah keras tak peduli lagi dengan suasana sekitar. Beruntung lokasi kontrakan Ukhti Hafshah dan Ukhti Nadia berjarak 50 meteran dari rumah warga terdekat sehingga cukup aman bagi Ukhti Hafshah untuk meluapkan desahan, lenguhan, dan rintihan kenikmatannya. Kedua tangan Ukhti Hafshah berpegangan pada pundak Akhi Farid sementara pinggulnya naik-turun menggenjot kontol Akhi Farid di anusnya. Posisi Ukhti Hafshah yang jongkok mengangkang semakin memudahkannya ber-cowgirl ria di atas pangkuan Akhi Farid kekasihnya. Anus pink Ukhti Hafshah yang sempit ikut tertarik keluar masuk mendekap mesra kontol sawo matang Akhi Farid yang kekar berurat. Akhi Farid yang disuguhi toket bulat Ukhti Hafshah pun kembali beringas melahap gunung kembar akhwat cantik berkacamata itu. Puting pink Ukhti Hafshah yang mencuat menjadi bulan-bulanan lidah dan gigi Akhi Farid yang merangsang Ukhti Hafshah hingga kelojotan merasakan kenikmatan ganda.
Ukhti Hafshah : AHH!! AAHH!! SSHH.. MAASHH..!! UNGHH.. AHH!! ISEP TERUSSHH!! AHH!! OOHH!! OHHH!! E’EMMHH.. DUHH.. ENAK BANGETHH!! OOUUHH!! AAAHH!! KELUAR LAGIIHH.. OOOUUNNGGHHHHH!!!
Ukhti Hafshah berdiri dan membenamkan wajah Akhi Farid di selakangannya. Tubuh Ukhti Hafshah kembali mengejang hebat saat memeknya begitu deras menyemburkan cairan surgawi membanjiri kerongkongan kekasihnya yang begitu menikmatinya. Mata Ukhti Hafshah terpejam sementara kedua tangannya meremas kepala Akhi Farid karena nikmatnya orgasme.
Akhi Farid : Hhmmfhh.. Mmffuahh.. Glek.. Sruupp.. Mchh.. Aahh.. segernyaa sayang.. mmhh.. Ayok lagih.. mas siap minum semuanyah.. ujar Akhi Farid sembari meremasi bokong bulat Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Uuhh.. Curangg.. Masa Hafshah sendiri yang keenakan daritadi.. Aahh.. Sinihh.. Masshh.. Haempphh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Mchh.. Mcchh.. Mffuahh.. Enak banget sih kontolnyaahh mass.. Haemfhh.. Ockk.. Ockk..
Ukhti Hafshah langsung turun dari sofa dan membungkuk seraya melahap kontol Akhi Farid seluruhnya. Kedua kaki Ukhti Hafshah yang jenjang putih mulus, tegak lurus dengan agak terbuka sehingga membuat bokongnya yang bulat kencang meruncing. Tangan kiri Ukhti Hafshah menyibakkan cadarnya sementara tangan kanannya menggenggam paha Akhi Farid untuk menjaga kestabilan tubuhnya saat kepalanya naik-turun mengocok kontol kekasihnya. Jam menunjukkan pukul 19.55 ketika Akhi Farid mencabut kontolnya dari mulut Ukhti Hafshah dan meminta Ukhti Hafshah untuk nungging di atas sofa. Kedua kaki mulus Ukhti Hafshah berlutut di sofa dengan kedua tangan dan kepalanya bersandar di head-rest sofa.
Akhi Farid : Siap yah sayaaang.. kata Akhi Farid yang disuguhi bokong bulat putih mulus Ukhti Hafshah berhiaskan anus pink merekah dan memek pink sedikit tembem.
Ukhti Hafshah : Iyaah mas Faridkuuhh.. Masukin masshh.. Sodok yang kuat masshh.. Yuukk.. Sshh.. OOOUUHHH.. MHH.. AAHH!! AHHH!! EMMHH!! KONTOLHH!! MASS.. ENAKHH!! AUUHH.. OHHH!! OHH!! SHHH.. AAHH!! YANG KENCENG MASHH..!! OHH!! ENAK BANGET ANAL MASSHH..!! OHH!! OHH!!
Lenguhan Ukhti Hafshah begitu lepas mengiringi kontol 19cm dan berdiameter 4cm kekasihnya yang kembali membelah liang bo’ol miliknya. Cengkraman kuat Akhi Farid dan hantaman kuat pinggulnya membuat bokong akhwat cantik berkacamata itu berubah kemerahan. PLOK!! PLOK!! PLOK!! Suara benturan tubuh kedua aktifis Dakwah Islam itu menggaung di seluruh ruang tamu kontrakan. Mata cantik dan lentik Ukhti Hafshah mendelik ke atas dengan mulut menganga dan merintih karena gelombang kenikmatan anal seks yang menyerbu cepat ke ujung-ujung tubuhnya. Meski sudah berkali-kali Akhi Farid melubangi anus kekasihnya itu, namun tetap saja dinding anus Ukhti Hafshah terasa begitu kuat menggigit kontol Akhi Farid seakan tak ingin dilepaskan.
Ukhti Hafshah : OHH!! OHH!! KONTOLL MASSH.. AMPUNN!! ENAK!! AAH!! SODOK TERUSHH.. AHH!! MASSHH.. AHH!! ENTOT HAFSHAH TERUSH MASHH..!! OHH!! OHHH!! ENAKNYAHH ANALLL!! AAHH..!! AHH..!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEERRRR...
Ukhti Hafshah hanya mampu bertahan 5 menit saja hingga ia kembali mengejang. Mengetahui kekasihnya akan klimaks, Akhi Farid justru membenamkan seluruh kontolnya dengan kasar yang malah membuat ledakan Ukhti Hafshah semakin kuat. Begitu deras semburan cairan surgawi Ukhti Hafshah membanjiri sofa ruang tamu tempat keduanya menikmati zina. Tubuh putih mulus Ukhti Hafshah kelojotan ketika Akhi Farid langsung menggenjot lagi anusnya tanpa menunggu ia selesai orgasme.
Ukhti Hafshah : AAAK!! AAAKK!! OHH!! OHH!! AMPUUNNH MASSHH.. OOUHH!! OHH!! SSHH.. MMHHH.. NIKMATNYAHH!! SODOKK!! ENTOT TERUS MAS FARIDDHH..!! AHHH!! AHHH!!
Racauan Ukhti Hafshah semakin liar dan keras merasakan nikmat anusnya yang semakin melar oleh batang kejantanan seorang ikhwan sholeh yang ia cintai. Keduanya begitut terbuai akan kenikmatan seks tanpa ikatan pernikahan yang dilarang keras oleh Islam dan ustad-ustad mereka. Keimanan keduanya begitu lemah dibandingkan konser syahwat setan di dalam hati keduanya. Gamis dan sirwal Akhi Farid, juga pakaian syar’i dan cadar Ukhti Hafshah hanyalah tabir untuk menutupi jati diri mereka sebagai pemuja syahwat selakangan.
Ukhti Hafshah : AHH!! ENAK!! AHHH!! AYOK MASSHH!! DIKITH LAGIIHH!! OHH!! OHH!! MMHH.. YESHH.. AHHH!! KELUAR MASSHH!! MMMMMHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Kembali tubuh indah sang akhwat pimpinan Kadiv Media KMI itu mengejang hebat saat Akhi Farid menyodok dalam-dalam kontolnya yang dibarengi dengan semburan kuat cairan surgawi sang akhwat melepas orgasme. Kedua tangan Ukhti Hafshah meremas kuat head-rest sofa sementara matanya nanar dengan mulut menganga melenguh karena dahsyatnya kenikmatan klimaks yang ia rasakan.
Akhi Farid : Haemphh.. Aaahh.. Ffuuhh.. Capeknya.. kata Akhi Farid sambil duduk di sofa karena kelelahan sementara kontolnya masih tegak mengacung mengkilat oleh lendir anus kekasihnya.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Maafin Hafshah masshh.. Sinihh Hafshah bantuhh.. Haemfhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Mchh.. Mchhh.. Ockk.. Ockk.. kata Ukhti Hafshah yang segera nungging di samping kanan Akhi Farid dan mengulum lahap kontol kekasihnya.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. ucap Ukhti Nadia yang tiba-tiba sudah sampai di kontrakan.
Akhi Farid : Wa’alaykumsalamhh.. Shh.. baru balik Nad?? Darimana?? Tanya Akhi Farid seraya mendesah menikmati sepongan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Wangoksngmmhck.. (Wa’alaykumsalam) Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Ockk.. Ockk. Mchh.. Mchh.. Sruupp.. Ockk.. jawab Ukhti Hafshah sambil terus mengocok kontol Akhi Farid dengan mulutnya.
Ukhti Nadia : Yaa Allaah Hafshah.. gak bisa apa sehari aja ga gituann?? Akhi Farid sama aja ishh.. kata Ukhti Nadia agak kesal sambil duduk di kursi ruang tamu yang berjarak 2 meter dari sofa.
Akhi Farid : Ohh.. Ahahahah.. Ga bisa lah Naad.. Gimana ana bisa nolak tubuh akhwat secantik Hafshah coba?? Jawab Akhi Farid sambil menampari bokong bulat Ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia : Heeshh.. Serah dehh.. Shah, aku pinjem HPmu yaa, mau tanyain soal proker kita nih ke anak-anak.. kata Ukhti Nadia mengambil HP Ukhti Hafshah yang tergeletak di meja.
Ukhti Hafshah : Mfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mchh.. Ockk.. Mffhh.. Mffuaah.. He’emhh.. Pake ajah Nad.. Sshh.. Mas Faridhh.. Lanjut lagiihh yaah.. kata Ukhti Hafshah yang segera mengambil posisi jongkok mengangkangi kontol Akhi Farid.
Akhi Farid : Yuukk sayanng.. Nad, kamu gak mau ikutan?? Tanya Akhi Farid sambil mengarahkan kontolnya ke anus Ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia : Nggaa.. kapan-kapan aja.. dah sana puas-puasin aja.. kata Ukhti Nadia yang kelihatan sibuk mengakses HP Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Sshh.. OOOUUHHH.. SHHH.. AAH!! AHH!! MHHH.. UHHH!! KONTOLHHH..!! UHH!! NIKMATNYAA..!! OHH!! OHH!! OOHH!!
SPLOK!! SPLOKK!! SPLOKK!!
Gerakan pinggul Ukhti Hafshah otomatis naik-turun memijat kontol Akhi Farid yang. Sudah menyesaki anusnya. Posisi Reverse Cow-Girl dengan punggung Ukhti Hafshah menempel di dada Akhi Farid sementara kedua tangannya bertumpu di pinggang Akhi Farid. Pose ini menyebabkan selakangan putih mulus Ukhti Hafshah yang dihiasi memek becek pink dan kontol Akhi Farid, yang begitu gagah keluar masuk anusnya, terlihat jelas oleh Ukhti Nadia. Meski Ukhti Nadia terlihat tak acuh, sebenarnya tubuhnya sudah mulai terangsang. Apalagi pemandangan kontol besar berurat Akhi Farid yang terlihat begitu sesak di dalam anus mungil kawannya itu semakin membuat birahinya mengglegak. Ukhti Nadia yang saat itu duduk dan bersandar di kursi dengan salah satu kakinya di silangkan di atas kaki yang lain mulai gelisah. Rencana awal Ukhti Nadia untuk menghubungi teman-teman Lembaga Dakwah Kampus berubah dan malah mengakses folder pribadi Ukhti Hafshah yang berisi video-video porno milik temannya itu. Kedua tangan Akhi Farid yang asik meremas toket dan memilin puting Ukhti Hafshah menambah kenikmatan birahi yang dirasakan kekasihnya. Pinggul Ukhti Hafshah pun bergerak semakin cepat dan memanjakan mata lentik Ukhti Nadia yang sedari tadi mencuri-curi pandang melihat anus Ukhti Hafshah yang tertarik keluar-masuk.
Ukhti Hafshah : OHH!! OOHH!! MASSSH!! AAUHH!! NIKMAATHH KONTOLNYAAH..!! SSHH..!! UHH..!! OOHH!! TAHAN YAH MASSHH..!! DIKIT LAGIIHH..!! AHH!! AHHH!! AMPUN ENAKNYAHH!! OOHH.. SSHH.. MMHHH.. KONTOLHH!! KELUAR MASSHH.. OOOOUUNGGHH!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Hafshah menghantamkan bokongnya ke perut Akhi Farid sehingga kontol Akhi Farid menekan kuat seluruh organ rahim Ukhti Hafshah. Hal ini menyebabkan memek Ukhti Hafshah terlihat menggembung dan semakin kuat menyemburkan cairan orgasmenya hingga beberapa meter. Lenguhan panjang dan keras akhwat cantik berkulit putih itu terdengar begitu nikmat sementara matanya sayu merasakan derasnya birahi mengalir keluar dari tubuhnya. Ukhti Nadia yang menyaksikan dengan seksama orgasme dahsyat Ukhti Hafshah, hanya bisa menahan nafas membayangkan jika ia yang mengalaminya. Darahnya berdesir cepat, putingnya pun mengeras, sementara memeknya berkedut kencang mengalirkan lendir birahi khas akhwat yang mulai membasahi CD nya.
Ukhti Nadia : Sshh.. Mmhhh.. Desis tertahan Ukhti Nadia yang tanpa sadar keluar saat melihat Ukhti Hafshah orgasme.
Akhi Farid : Aahh.. Hafshah sayaangg.. mas mau keluar nihh.. tahan yaahh.. kata Akhi Farid yang sedikit mengangkat pinggul kekasihnya.
Ukhti Hafshah : Aaahh.. Ssshh.. Iyaah mas Farid sayang.. pakai Hafshah sepuasnya mashh... AAHH!! AAHH!! OHHH!! SSHH.. YEESSHH!! AAHH..!! KONN.. TOLHH!! AAHH.. TEE.. RUUSHH.. MASSHH.. UHH..!! OHH!! OHH!! SHH.. MMHHH.. AHH!! AHH!! ENAK.. NYAAHH.. AHH!!
Mendengar sang kekasih memberikan lampu hijau, Akhi Farid pun tanpa ampun menggempur hebat bokong Ukhti Hafshah. Dengan sekuat tenaga dan kedua tangan Akhi Farid mencengkeram pinggul Ukhti Hafshah, ia mengobok-obok cepat dan kuat liang bo’ol kadiv Media KMI itu, bahkan dalam 1 detik 2x sodokan. Begitu deras dan kuat sodokan pinggul Akhi Farid hingga menciptakan suara benturan tubuh yang bisa terdengar dari jarak sekitar 10 meter dari kontrakan dengan jelas. Seluruh tubuh Ukhti Hafshah bergoncang hebat, toketnya pun berayun-ayun liar mengikuti irama sodokan sang Ikhwan. Ukhti Nadia terpana melihat kecepatan kontol Akhi Farid keluar-masuk anus sempit teman sekontrakannya. Layaknya mesin, yang terus memompa tanpa adanya lelah dan hambatan. Jantung Ukhti Nadia berdegup kencang, birahinya meluap tak tertahankan yang membuatnya tanpa sadar membuka kedua pahanya dan dengan tangan kanannya ia mulai menggesek-gesek memeknya yang berada di balik abaya dan CD nya.
Akhi Farid : Ahh!! Aahh!! Udah mau sampe sayang!! Kata Akhi Farid yang hampir 1 menit lamanya menggempur liar anus Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : AHH!! AHH!! OHH!! OHHH!! HE’EMHH!! KLUARIN MASHH!! DALEM AJAHH!! YANG BANYAKKHH!! OHH!! OHH!! AHH!! SHH.. AYOK MASSHH!! SSHH.. AHH!! AHH!! Racau Ukhti Hafshah.
Ukhti Nadia pun semakin cepat dan kuat menggesek-gesek dan menekan memeknya yang sudah sangat banjir itu tanpa ia sadari. Nafas Ukhti Nadia mulai berat dan menderu yang tengah memacu syahwatnya menuju klimaks.
Akhi Farid : AAARRGHHH!!
PLOK!! PLOKK!! PLOKK!! SLEEBBPLLLOKK!! CROTT.. CROOTT.. CROOTT..
Ukhti Hafshah : AHH!! AAHH!! OOHHH!! OOOOUUNGGHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Akhi Farid pun melesakkan kontolnya sejauh mungkin di liang bo’ol Ukhti Hafshah dan menyemburkan seluruh sperma hangatnya. Kehangatan cairan kental Akhi Farid merangsang dinding anus Ukhti Hafshah yang membuat akhwat cantik berkacamata itu mencapai klimaks di saat yang sama. Kembali memek pink Ukhti Hafshah memompa kencang cairan surgawinya hingga beberapa meter jauhnya membasahi lantai ruang tamu. Tubuh kedua pasangan penggiat Dakwah Islam itu mengejang bersama menikmati puncak kenikmatan duniawi. Ukhti Nadia pun melenguh tertahan saat merasakan orgasmenya di saat yang sama pula. Tubuhnya kejang-kejang menikmati orgasme yang ia dapatkan dari melihat kedua rekannya ngentot di hadapannya. Bagian bawah abaya dan CD Ukhti Nadia pun basah kuyup oleh cairan surgawi miliknya.
Akhi Farid : Ffuuhh.. mantabnyahh.. Hafshahku memang akhwat paling binal kalau udah soal ngentot yaahh.. kata Akhi Farid sambil mendekap dari belakang kekasihnya yang lunglai di atas pangkuannya.
Ukhti Hafshah : Hhh.. Shh.. Mmhh.. Mas Faridhh sihh.. Perkasah bangethh.. Hafshah jadi ketagihan buat di sodok.. Uuhh.. Mashh.. Mmhh.. Sinihh.. Hafshah bersihin duluhh.. kata Ukhti Hafshah yang kemudian bangun dengan sisa-sisa tenaganya.
Sesaat setelah kontol Akhi Farid terlepas dari anusnya, tangan kiri Ukhti Hafshah segera mengatup menutupi anusnya agar sperma Akhi Farid tak berceceran sedikitpun. Ukhti Hafshah pun berjongkok mengangkang dengan ujung kakinya berjinjit sementara mulutnya dengan lahap melumat kontol Akhi Farid yang mengkilat dan beraroma sperma bercampur lendirnya.
Creett.. creett.. creeettt..
Dengan sedikit mengejan Ukhti Hafshah mengeluarkan sperma Akhi Farid di anusnya ke telapak tangan kirinya yang sudah bersiap di bibir anusnya. Setiap tetes sperma Akhi Farid yang keluar dari anus Ukhti Hafshah membuat Ukhti Nadia hanya bisa menelan ludah karena sudah lama tak merasakan gurihnya sperma lelaki.
Ukhti Hafshah : Mffhh.. Mffhh.. Emmm.. Yummm.. Mchh.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Sluurpp.. Lezat bangeth mas kontolnyahh.. Gurih lagih.. Sruupp.. Buat Hafshah yaah.. Mau Hafshah emut terushh.. Haemfhh.. Mffhh.. Srruupp.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. kata Ukhti Hafshah menggoda kekasihnya dengan tatapan nakal.
Akhi Farid : Ahahah.. Terserah sayangku ajah.. Tapi mas mau istirahat dulu sayaanghh.. jawab Akhi Farid dengan sedikit meringis menahan nyeri karena kontolnya masih sensitif setelah ejakulasi.
Ukhti Hafshah : Uwwhh.. Iyaa dehh.. Hafshah maem dulu yaaahh.. kata Hafshah sambil tangan kanannya mengocok perlahan kontol Akhi Farid.
Tangan kiri Ukhti Hafshah yang penuh dengan sperma Akhi Farid dan lendir anusnya terlihat begitu menggiurkan bagi Ukhti Nadia. Kini Ukhti Hafshah pun mulai beraksi di depan kekasihny. Tangan kanannya menarik turun cadar talinya sehingga kini wajah cantik putih Ukhti Hafshah yang berkeringat tak tertutup apapun. Layakny anjing, Ukhti Hafshah mulai menjilati sedikit demi sedikit sperma Akhi Farid yang begitu lezat. Tatapan menggoda selalu Ukhti Hafshah lancarkan ke arah Akhi Farid yang terpana melihat aksinya. Tangan kanan Ukhti Hafshah sendiri kini berpindah ke selakangannya dimana jari tengah dan telunjuknya mengorek sisa-sisa sperma Akhi Farid di liang anusnya.
Ukhti Hafshah : Sruupp.. Emmm.. Enak mashh.. Sruupp.. Mhh.. Srrupp.. Aahh.. Enaknya sperma mas Farid nih.. Srruupp.. Ummm.. kata Ukhti Hafshah yang begitu menikmatinya.
Ukhti Hafshah melahap habis sperma kental Akhi Farid di telapak tangannya bahkan ia menjilatinya seakan tak ingin ada yang tersisa. Namun Ukhti Hafshah tak langsung menelannya, melainkan ia berkumur-kumur dulu menikmati rasa khas sperma ikhwan. Ia pun kembali memuntahkan sperma Akhi Farid yang telah bercampur dengan liurnya ke tangannya lagi dan menjilatinya sedikit demi sedikit. Akhi Farid pun hanya bisa geleng-geleng melihat liarnya aksi kekasihnya yang sehari-hari bercadar dan aktif dalam menentang perzinahan. Tak puas hanya dengan soerma Akhi Farid di tangannya, kini jari tengah dan telunjuk kanannya yang lentik dan mengkilat oleh sperma kental pun ia jilati dan kulum penuh nikmat, bahkan beberapa kali Ukhti Hafshah memasukkan jemarinya ke anusnya dan menjilatinya hingga ia yakin benar-benar bersih.
Ukhti Nadia : Aahhh.. aku juga mau.. pasti enak banget tuh sperma kental.. gurihh.. gumam Ukhti Nadia dalam hati.
Ukhti Hafshah : Uuwwmhh.. Srruup.. Sruupp.. Aahh.. makasih mas Farid sayang buat makan malamnya.. kata Ukhti Hafshah manja.
Ukhti Nadia : Hafshah.. nih HP nya yaa.. kata Ukhti Nadia sambil meletakkan HP Ukhti Hafshah di meja dan segera menuju kamarnya.
Ukhti Hafshah : Bobo yu mass.. Capek.. Ngantuk.. ntar lanjut lagi kalo bangun.. hihih.. kata Ukhti Hafshah sambil memunguti pakaiannya.
Ketika hendak masuk kamar, Ukhti Hafshah pun tersenyum sendiri karena melihat kursi yang tadi diduduki oleh Ukhti Nadia basah kuyup. Ia pun segera menggandeng Akhi Farid untuk tidur bugil bersama. Ukhti Nadia pun melepas birahi yang tertahan sedari tadi dengan masturbasi. Ia pun segera bugil tanpa ada sehelai pun benang yang menutupi tubuhnya. Kembali ia menyalakan laptop dan browsing video-video porno yang ia suka dari berbagai situs. Multi-Window menjadi pilihannya untuk menonton 6 video sekaligus. Hampir semua kategori video porno ia tampilkan. Namun hanya video yang memiliki ukuran kontol mirip dengan Hamdan yang Ukhti Nadia lihat. Sembari bersandar di tembok dengan kedua kakinya mengangkang lebar, Ukhti Nadia kembali melesakkan botol deodoran nya ke liang surgawinya sementara tangan kirinya gemas meremas toket dan memilin putingnya sendiri. Headset yang ia kenakan membuatnya tak sadar kalau desahan dan rintihannya cukup keras dan jelas didengar oleh Akhi Farid dan Ukhti Hafshah yang sedang tiduran bersama di kamar sebelah.
Akhi Farid : Laahh.. tadi ditawarin gamau.. sekarang malah colmek.. hahah.. dasar akhwat.. kata Akhi Farid yang tidur miring ke kanan dengan lengannya menjadi bantal Ukhti Hafshah sementara tangan kirinya meremas toket Ukhti Hafshah dari belakang.
Ukhti Hafshah : Udaah mas.. Salah kita juga sih ngentot pas Nadia dateng.. kasian.. coba cariin ikhwan buat dia mas.. kata Ukhti Hafshah yang tiduran miring ke kanan berbantalkan lengan Akhi Farid sementara punggungnya menempel di dada Akhi Farid.
Akhi Farid : Wooo.. Boleh deh.. Siapa coba? Ahmad aja gimana?? Bagus tuh badannya, kontolnya kayaknya juga lumayan.. kata Akhi Farid yang sedang menikmati kenyalnya toket putih bulat Ukhti Hafshah di tangannya.
Ukhti Hafshah : Haaah?? Akhi Ahmad?? Dia kan hafidz juga alim mas.. Ngga mungkin mau.. Lagian sunnah banget kok hari-harinya.. jawab Ukhti Hafshah sambil main HP.
Akhi Farid : Lhoohh.. Mas yang lebih tau soal dia.. Kan kita sesama ikhwan.. ahahah.. jawab Akhi Farid.
Sekitar jam 21.10 Ukhti Nadia pun tertidur akibat kecapekan setelah masturbasi yang membasahi kasur dan selimutnya.
Ukhti Nadia : Assalamu’alaykum.. Udah lama Shah?? Tanya Ukhti Nadia yang baru saja sampai ke sekretariat LDK KMI Fakultas di Musholla Teknik sambil melepas sneakers putihnya.
Ukhti Hafshah : Wa’alaykumsalam.. Ahh, nggak juga.. Barusan aja dateng.. Nih malah mereka yang duluan dateng.. kata Ukhti Hafshah yang sudah duduk bersama Ukhti Venty, Ukhti Rahma, dan Ukhti Maura.
Ukhti Venty : Hai kak Nad.. sapa Ukhti Venty yang mengenakan setelan abaya hitam dengan jilbab segiempat palestin jumbo dan cadar tali hitam.
Ukhti Nadia : Hai dek Venty.. Sama siapa tadi berangkatnya??
Ukhti Rahma : Tadi sama ana kak.. Mumpung sejalur jadi sekalian berangkat bareng.. Kata Ukhti Rahma yang terlihat anggun dengan abaya dan jilbab instan syar’i coklat susu sementara wajah csntik putihnya tertutup cadar tali hitam.
Ukhti Maura : Ana nih kak yang datang sendirian.. Ga ada yang nganterin.. Huhu.. kata Ukhti Maura yang mengenakan jilbab jumbo dan abaya serta cadar bandana hitam yang nampak kontras dengan kulit putihnya.
Ukhti Nadia : Ahahah.. Yaudah, udah Allah takdirkan gitu.. Jawab Ukhti Nadia sembari duduk di sebelah Ukhti Hafshah.
Pagi itu jam 09.00 kelima akhwat cantik itu memang sudah berjanji untuk kumpul di sekretariat LDK KMI untuk membahas proker bulanan divisi Media dan Syi’ar KMI. Kelimanya juga merupakan akhwat yang hadir dalam malam pesta seks yang dibalut dengan judul makrab di Kaliurang beberapa bulan yang lalu. Meski kelimanya aktif dalam pergerakan Dakwah Islam di kampusnya, namun gelora syahwat yang terpendam di balik cadar mereka tetap tersalurkan secara istiqomah. Dan tak jarang juga mereka saling berbagi cerita perlendiran yang terjadi selanjutnya setelah makrab. Hanya Ukhti Nadia saja yang tak se-aktif lainnya karena memang ia belum membuka hati dan selakangannya untuk ikhwan lain. Hanya Hamdan dan Amin saja yang pernah mencicipi sempitnya liang memek miliknya.
Ukhti Hafshah : Heeehh?? Beneran dek Rahma..?? Bisa gak ketauan gitu?? Tanya Ukhti Hafshah mendengar cerita Ukhti Rahma.
Ukhti Rahma : Hihihih.. Yaa gitu kak.. Mas Ramdhan yang pinter cari spotnya.. Uhh.. Seru banget loh kak ngentot di luar tuh.. Selain asik, bikin tegang juga. Jadi waktu ana di entot Mas Ramdhan di belakang gedung, ana masih pake full set syar’i gini kak.. Jelas Ukhti Rahma bercerita.
Ukhti Venty : Trus ngemut juga?? Gimana caranya tuh masih pake komplit gitu ngentotnya?? Tanya Ukhti Venty penasaran.
Ukhti Rahma : Yaaa ana turunin dikit celana mas Ramdhan.. Yang penting kontolnya bisa ana emut semau ana.. Trus kalo ngentotnya.. Uhhh.. Sambil berdiri gitu.. Ana nempel ke tembok, trus gamisnya dinaikin sampe se-perut, trus buka dikit CD ama leggingnya.. nn.. Aaahh.. jadi pengen lagi.. Mmhh.. Cerita Ukhti Rahma sambil membayangkan rasa nikmat outdoor seks.
Ukhti Maura : Uuuhh.. kayaknya enak banget yah Rahma?? Tanya Ukhti Maura yang mulai terangsang karena membayangkannya.
Ukhti Rahma : Banget Maura.. Tegang sekaligus seru cz lokasinya, bikin mas Ramdhan makin semangat sodoknya.. Ana juga jadi makin cepet klimaksnya.. Apalagi cz disodok dari belakang, toket ana juga jadi enak diremes mas Ramdhan.. Cerita Ukhti Rahma yang membuat teman-temannya terangsang.
Ukhti Hafshah : Terus dikluarin dimana spermanyaahh..??
Ukhti Rahma : Di dalem kak.. Ana pengen banget di kluarin di dalem perut ana.. Uwwhh.. Angetnyaa bikin ketagihan..
Ukhti Venty : Waaahh.. Pengeeen.. Ga takut hamil Ma..??
Ukhti Rahma : Kan ada ini nih.. kata Ukhti Rahma sambil menunjukkan pil anti-hamil.
Ukhti Hafshah : Eehh.. Coba liat dek.. Beli dimana?? Bagi dongg infonya.. pinta Ukhti Hafshah yang terlihat senang dengan adanya pil itu.
Ukhti Venty : Seruu yah.. Hihih.. Giliran ana nih yaa.. Kalau ana sih sekarang malah dapet 2 kontol.. kata Ukhti Venty memulai cerita.
Ukhti Maura : Haahh?? Kok bisa? Gimana tuh..??
Ukhti Venty : Hihihi.. Kalau ana kan uda mulai doyan ngentot sama mas Hakim juga setelah jebol waktu makrab itu.. Naahh jadi ketagihan deh kitanya.. Cuman kan ana masih tinggal sama Orangtua.. Yaa jadinya kalo malem Cuma bisa CS atau VCS aja.. Tambah kadang kalo pagi, mas Hakim banyak kegiatan di pondok Mahasiswa.. Nah trus suatu malem, ana VCS biasa sama mas Hakim.. Cuma ana lupa kunci pintu kamar tuh.. Untung waktu itu Orangtua ana pas lagi keluar kajian. Jadi kan biasa kalau pas VCan sama mas Hakim ana Cuma pakai jilbab ama cadar aja nih, trus lainnya bugil gitu. Pas lagi asik colmek gitu, ana trus liatin ke arah pintu kamar ternyata ada adek ana lagi ngintip.. Sebenarnya sih mau ana tegur, Cuma ana biarin aja.. Penasaran juga reaksi dia ntar.. kan kamar ana remang-remang Ukh.. jadinya ana tau banget kalo adek ana tiap malam ngintipin pas ana lagi colmek.. sekalian aja ana ngangkang lebar-lebar biar dia bisa liat memek becek ana.. Hihih.. cerita Ukhti Venty tanpa malu.
Ukhti Hafshah : Weeh.. trus?? Truss?? Lanjut dong deek.. pinta Ukhti Hafshah.
Ukhti Venty : Hihih.. Naah kan biasa tuh kak kalau uda keluar gitu trus lemes.. Bawaanya ngantuk.. Trus ana ketiduran.. Cuma bentar aja sih, soalnya ana denger suara laki-laki gitu. Pas ana agak melek dikit.. Eeehh.. Ternyata adek ana lagi coli di samping ana berdiri gitu kak.. Yaudah ana mah pura-pura tidur aja sambil nikmatin liat dia coli.. lanjut Ukhti Venty.
Ukhti Rahma : Trus kamu diemin aja gitu Ven? Gak di pegang-pegang?? Tanya Ukhti Rahma yang sudah mulai becek memeknya.
Ukhti Venty : Yaa jelas lah Rahma.. Toket ana di remas-remas, kadang di emut juga sama dia.. Tapi ana pura-pura gatau, yaa Cuma nggeliat-nggeliat dikit.. Padahal geli-geli gimanaaa gitu.. Trus memek ana juga dicolok-colok sambil dia tetep coli.. Pas uda mau keluar, trus dia pake CDnya buat nutupin ujung kontolnya biar spermanya gak tumpah.. lanjut Ukhti Venty.
Ukhti Maura : Duuhh.. Kalau ana yang digituin mah pasrah udah.. entot ajah gituuhh.. kata Ukhti Maura yang sudah terangsang.
Ukhti Hafshah : He’emh sama.. Kalo kakak juga bakal emut langsung tuh kontol adeknya.. Uummhh.. btw udah gitu aja dek?? Tanya Ukhti Hafshah yang sudah gelisah duduknya.
Ukhti Venty : Hihih.. Yaa gitu kak.. Sampe suatu malem ana juga ga tahan liatin kontolnya yang gede juga kak ternyata.. Ana ga nyangka kalau kelas 2 MAN bisa segede itu. Nah pas dia lagi asik merem-melek coli, trus ana remesin aja deh itu zakarnya sambil bilang,”Enakan gini kaann..??”.. Ehh, malah dia kaget.. Trus ana bilang,”Sini mbak bikin enak.. kamu uda pengen dari dulu kaan..??”, trus ana emut deh kak kontol dia.. lanjut Ukhti Venty.
Ukhti Maura : Seberapa tuh?? Gede yaah?? Aaahh.. Pengen tauk.. desah Ukhti Maura.
Ukhti Venty : He’emh.. Gede banget.. 18cm lah kira-kira, kalo diameter sekitar 4cm mungkin.. Tapi oas ana emut, malah mulut ana di entotin dia sampe mentok masuk semuanya.. Hihih.. Ana malah keenakan dong.. Abis itu ana nungging deh, trus ana bilang,”Sinih.. biar ga maenin pake tangan terus.. masukin sinihh..”.. gitu kak Hafshah.. Yaa lanjut deh ampe puas kita nyah.. jelas Ukhti Venty yang membuat Ukhti Rahma dan Ukhti Maura meremas-remas toket mereka sendiri.
Ukhti Rahma : Trus.. Trus.. di crotin di manah Van??
Ukhti Venty : Mulut doong.. Uuhh.. Gurihnyahh.. Ahh.. Ntar malem ngentot lagi deh sama dia.. goda Ukhti Venty ke teman-temannya.
Ukhti Maura : Yeee.. Curang ihh.. gitu kaan.. kata Ukhti Maura sedikit kesal.
Ukhti Hafshah : Trus sekarang gimana dong?? Akhi Hakim ga cemburu??
Ukhti Venty : Yaa lanjut terus kak.. Hihihi.. Kayak agenda wajib tiap malem kak.. kalau nggak ana ke kamar adek ana, ya adek ana yang ke kamar ana.. kalau di rumah ga bisa, ya ke toilet Masjid dekat rumah.. Hihihi.. kan ana gak cerita ke mas Hakim kak.. jawab Ukhti Venty tanpa merasa berdosa.
Ukhti Rahma : Hah?? Toilet Masjid?? Waahh.. Paraahh.. Ahahah..
Ukhti Venty : Lagian kan kebelet.. Hihihi.. sekarang jadi komplit deh.. Kalo mas Hakim doyannya anal, kalo adek ana di memek.. Trus dua-duanya ngecrot di mulut.. Yumm.. kata Ukhti Venty yang membuat Ukhti Hafshah, Ukhti Rahma, dan Ukhti Maura iri padanya.
Ukhti Maura : Eemm.. Kalau maen di masjid sih ana juga sering.. celetuk Ukhti Maura tiba-tiba.
Ukhti Venty : Naah kan.. Hihihi.. ada temannya juga ana.. Toss Maura.. sembari keduanya melakukan toss.
Ukhti Rahma : Hadehh.. Trus gimana ceritanya??
Ukhti Maura : Jadi awalnya emang sama kayak kalian.. Ana mulai ketagihan ngentot semenjak makrab, trus mas Dhani juga nyatain cintanya.. Ana jadi makin relain tubuh ana buat dinikmati mas Dhani.. Hampir tiap hari kita ngentot.. Kalau ngga di kosan ana atau di kos mas Dhani, yaa biasanya di sekitaran kampus.. Nah pernah kan kita sibuk banget trus baru bisa ketemu sore pas kita ngajar TPA.. Jadi emang ana sama mas Dhani lagi belajar buat hidupin salah satu musholla di sekitar kosan ana.. Nah kan yang kita ajar baru sekitaran 10 anak, trus masih seumuran TK gitu, padahal hari itu ana sama mas Dhani uda sama-sama pengen banget ngentot.. Trus mas Dhani tiba-tiba remes toket ana dari balik jilbab syar’i yang ana pake.. Emang dasarnya ane uda sange yaaa ana diemin aja.. Malah terus mas Dhani pindah di belakang ana buat remes dua-duanya.. cerita Ukhti Maura.
Ukhti Venty : Trus anak-anak TPA ga nannyain gitu??
Ukhti Maura : Yaa nannya.. “Kak Dhani ngapain??”, trus dijawab kalau ana lagi capek, jadinya minta dipijit.. Liat anak-anak ga curiga tambah ana yang keenakan juga, sekalian ana bilang buat kluarin aja toketnya tapi tetep ditutup jilbab.. Jelas dong ana makin merem-melek keenakan apalagi pas mas Dhani pilin-pilin puting ana.. Uuwwhh.. Shhh.. lanjut Ukhti Maura sambil membayangkannya.
Ukhti Rahma : Aiishh.. Eeemh.. Enak banget tuhh.. Ehh, kamu juga cadara Ra waktu itu??
Ukhti Maura : He’emhh.. Kan uda mulai cadaran sejak makrab itu.. Trus tiba-tiba mas Dhani bisik-bisik bilang,”Sayang.. mas jilat memek nyaahh..”.. Dibilang gitu sambil bisik di telinga juga tau sendiri kan kalian rasanya ituuhh.. Emmhh.. Seerr.. Langsung sange banget.. Cuma ana juga tanya,”Gimana caranya??”.. Jadi sejak ana sama mas Dhani jadian, mas Dhani sering banget minta ana buat ga pake daleman kalau ketemuan biar bisa langsung ngentot ga ribet.. Ana pake CD aja kalau mens, Bra udah ana museumin.. Hahah.. lanjut Ukhti Maura.
Ukhti Rahma : Weeew.. Brani banget.. emang ga takut kliatan tuh??
Ukhti Maura : Ana pakai kayak gini nih.. Abaya model Umbrella sama stoking, trus ya kalau duduk emang harus hati-hati gitu.. jawab Ukhti Maura.
Ukhti Venty : Eehh.. brarti sekarang gak pake dong??
Ukhti Maura : He’emh.. Ngga.. Hihihi.. Nah trus mas Dhani tiduran.. Kan ana kalau ngajar mepet tirai pembatas akhwat di musholla, jadi sebagian badan mas Dhani ada di sisi lain tirai, nah kepalanya ana dudukin deh.. Uuhh.. Enaknyah.. Sensasi ngajar TPA sambil dijilatin memeknya.. mesti cobain..
Ukhti Hafshah : Itu anak-anak ga ada yang lari-lari trus liatin Akhi Dhani kah?? Kan bisa aja tuh.. tanya Ukhti Hafshah penasaran.
Ukhti Maura : Alhamdulillah nggak kak.. nurut-nurut semua.. Kalau mereka ngga duduk nungguin giliran ngaji, yaa sibuk main sama mainan yang kita sediain.. jawab Ukhti Maura.
Ukhti Hafshah : Waahh.. Udah persiapan banget yahh..?? Trus?? Trus??
Ukhti Maura : Hihih.. Yaa gitulah kak.. kalau ngentotnya kebanyakan doggy kak.. Jadi ana doggy sambil ngajar ngaji, trus disodok tuh memek sama anus ana kak.. suka-suka mas Dhani sih.. kadang memek bentar, trus pindah anal, trus pindah lagi.. gitu.. suasana yang rame kayak gitu bikin ngentotnya makin nikmat kak.. bener kayak cerita Ukhti Rahma.. lanjut Ukhti Maura cerita sementara yang lain ada yang sudah mulai meraba-raba memeknya dari luar abaya mereka.
Ukhti Venty : He’emhh.. Emang paling seru kalo outdoor gituh.. deg-deg serr gimana gituhh.. kata Ukhti Venty menimpali.
Ukhti Maura : Trus kadang ana yang di atas kak.. Mas Dhani duduk gitu kakinya dilurusin, ana yang goyang deh maju-mundur sambil nyimak hafalan anak-anak gitu.. Trus kalo uda mau keluar tinggal pilih lubangnya.. Tapi biasanya ana suruh kluarin di mulut kak.. Hihihi.. Enak sih rasanya.. kata Ukhti Maura.
Ukhti Hafshah : Uhhh.. Pengen.. Kok pilih lubang dek?? Emang waktu emut gitu anak-anak ga nannya??
Ukhti Maura : Iya kak pilih.. Kalo ana pas lagi menstruasi biasanya mas Dhani kluarin dalem, kalo pas lagi subur yaa pilih anus apa mulut gitu kak.. Nah, pernah ditanya anak-anak.. Cuma mas Dhani bilang,”Ini kak Maura lagi pijit kaki kak Dhani”.. Padahal tangan ana cuma pegangin kakinya, malah kepala ana yang naik-turun ngemut kontol mas Dhani.. Hihih..
Ukhti Hafshah : Hwaahh.. Seru-seru yah dek pengalaman kalian.. Aahh.. Kakak jadi ngiri dehh.. jawab Ukhti Hafshah yang sudah gelisah.
Ukhti Nadia : Ehem.. Ana ijin dulu yah.. Ada janji yang lain.. Oh ya, ini Shah, udah ana selesain draftnya.. sela Ukhti Nadia sembari menyerahkan laptop ke Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Ohhh.. Syukron Nad.. Oke, ati-ati yahh.. jawab Ukhti Hafshah yang kemudian melanjutkan ngobrol perlendiran mereka.
Ukhti Nadia pun cepat-cepat meninggalkan sekretariat dan menuju toilet kampusnya. Memang selama keempat rekannya ngobrol tadi, seolah-olah Ukhti Nadia fokus ke laptop. Tapi tetap saja seorang akhwat se-solehah apapun tetaplah seorang wanita. Setelah mengunci pintu toilet wanita, Ukhti Nadia pun mengambil kursi yang ada di dekat wastafel. Dengan penuh nafsu ia menyibakkan jilbab syar’i hitamnya, membuka resleting depan abaya yang ia kenakan dan membebaskan gunung kembar miliknya. Dalam hitungan detik CD dan leggingnya pun telah bersandar di wastafel toilet. Ukhti Nadia pun duduk mengangkang sehingga menampakkan memek kecoklatannya yang sudah banjir oleh lendir birahinya.
Ukhti Nadia : Sshh.. Aahh.. Dasar kalianhh.. gatau apah kalo aku juga pengennhh.. Sshh.. Aahh.. Mas Hamdann.. Aahh.. Sodok masshh.. Aahh.. Hamilih akuhh.. Iyaahh.. Mau kontolnyaah.. Shh.. Aahh.. Yang kenceng masshh.. Oouhhh..
Suasana kampus yang begitu sepi membuat Ukhti Nadia begitu bebas mendesah dan merintih di toilet wanita. Ia sedang berfantasi di setubuhi Hamdan di luar ruangan atau outdoor layaknya teman-teman LDKnya yang lain. Tangan kiri Ukhti Nadia sibuk bergerilya meremasi toket dan putingnya yang sudah tegak mengacung. Sementara tangan kanannya membelai gemas bibir memeknya, terkadang juga jemari lentiknya dengan nakal menyeruak masuk mengobok-obok liang surgawinya untuk mendapatkan kenikmatan lebih.
Ukhti Nadia : AAHH.. AAAHH.. SSHH.. OOOUUH.. ENAK MAS HAMDAANNHH... HE’EMNHH.. YANG KASAR SODOKNYAAHH.. AAAHH.. KONTOLL.. OOOUHH.. MMMHH.. AAAHH.. KELUARHH.. NNNGGHHH..
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. CRRRKK.. CRRKKK..
Tubuh Ukhti Nadia mengejang hebat saat ia mencapai klimaks. Lenguhan panjang disertai matanya yang terpejam, mengiringi derasnya memek akhwat cantik berjilbab hitam itu menyemburkan cairan surgawinya yang gemericik membanjiri keramik toilet. Selama beberapa detik tubuh mulus putih Ukhti Nadia lunglai menikmati orgasme dari masturbasinya. Tak hanya disitu, ia terus masturbasi berkali-kali meluapkan seluruh fantasinya. HPnya pun dengan sabar merekam kebinalan sang akhwat cantik aktifis LDK itu memanjakan syahwatnya hingga membuat becek seluruh lantai toilet.
Sekitar jam 10.30, Ukhti Nadia baru sampai di kontrakan dan seperti biasa ada motor Akhi Farid yang terparkir di samping kontrakannya. Namun saat Ukhti Nadia masuk kontrkan, ia heran karena tak menjumpai siapapun di dalam kontrakan. Ia pun berpikir mungkin Ukhti Hafshah dan Akhi Farid sedang beli makan jalan kaki. Ukhti Nadia segera melepasi semua atribut ke-akhwatannya hingga hanya menyisakan Bra dan CD saja yang masih menempel di tubuh langsingnya. Ketika Ukhti Nadia hendak membuka jendela, keheranannya terjawab sudah. Ternyata Ukhti Hafshah tengah asik ngentot dengan Akhi Farid di halaman belakang kontrakan tempat dimana mereka menjemur pakaian. Karena sudah dilengkapi kanopi, sehingga meski siang pun tak akan terasa terlalu panas dan juga di sekitar kontrakan dilindungi oleh tembok sekitar 1,5meteran.
Terlihat Ukhti Hafshah yang masih lengkap dengan abaya, jilbab, dan cadar marunnya, sedang menempelkan pundak kanan dan lengan kanannya di tembok sementara kaki kanannya yang putih mulus yang terbalut kaos kaki selutut, lurus tegak menyangga tubuhnya. Kaki kiri Ukhti Hafshah yang berpaha putih tanpa cela ditekuk ke atas dan ditopang oleh lengan kanan Akhi Farid yang dengan penuh nafsu menyodok memek pink kekasihnya itu. Toket kiri Ukhti Hafshah yang terbebas dari kungkungan abayanya, berayun kencang sementara toket kanannya menjadi santapan remasan kuat tangan kiri Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : Ahh.. Ahhh.. Nikmat masshh.. Shh.. Terush mashh.. Oouhh.. Mhh.. Shhh.. Aahh.. Kontolhh.. Aahh.. Aahh.. Mas Faridhh.. Enak.. Emmhh.. Entot Hafshah terushh.. Ahhh.. Ahh.. Jeluarhh.. Aahhh.. Ga tahann masshh.. OOOOUUHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRR..
Kepala Ukhti Hafshah mendongak dengan mata terpejam saat Akhi Farid mencabut cepat kontolnya yang membuat orgasmenya meledak. Terlihat jelas di mata Ukhti Nadia memek pink Ukhti Hafshah menyemburkan cairan surgawinya dengan kuat menyirami rumput. Ukhti Nadia yang sedari tadi menonton tayangan live di hadapannya, kini sudah duduk mengangkang di atas kursi dengan kedua kakinya bertumpu pada kusen jendela. Memeknya yang basah kuyup tengah menikmati sodokan cepat botol deodoran miliknya sementara tangan kirinya yang lentik kembali meremas-remas kedua toketnya bergantian. Ukhti Nadia terpaksa menahan desahan dan rintihannya agar kedua aktifis LDK yang tengah berzina di hadapannya itu tak menyadari kalau dirinya sedang asik masturbasi.
Ukhti Hafshah : Oohh.. Yeshh.. Aahh.. Mas Farid sayaangg.. Enaknya kontol mass.. Ahh.. Ahh.. Hafshah ketagihan masshh.. Duuhh enaknyahh.. Mhh.. Shh.. Ngentot enakk.. Ahhh.. Entot Hafshah terus mashh.. Ahhh.. Oouuh.. Aahh.. Mentok.. Oohhh.. Gedeehh.. Aahhh..
Ukhti Hafshah terus mendesah dan meracau bebas menikmati seks outdoor pertamanya kedua tangan Ukhti Hafshah kini bertumpu pada batang besi di tembok dengan sebagian punggungnya dan kepalanya menempel di tembok. Kedua kaki putih mulus Ukhti Hafshah ditekuk dan ditopang oleh kedua lengan Akhi Farid yang masih bersemangat menggenjot liang surgawi kekasihnya. Mata Ukhti Hafshah merem melek dengan sesekali mendongakkan kepalanya merasakan kuatnya sodokan kontol berurat Akhi Farid menggempur pintu rahimnya. PLOK!! PLOKK!! PLOK!! Toket pimpinan Kadiv Media KMI itu berayun-ayun cantik mengikuti irama pinggul Akhi Farid yang maju-mundur dengan gencar. Suara hantaman perut bawah Akhi Farid di bokong dan paha bawah Ukhti Hafshah pun terdengar jelas oleh Ukhti Nadia yang ada di kamarnya. Ukhti Nadia semakin terbakar birahi dan tak terkendali menyodok-nyodok memeknya melihat cepatnya kontol Akhi Farid memompa organ kewanitaan Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Ahhh!! Ahhh!! Oohh!! Mass!! Mau keluar lagiihh!! Ohhh!! Alllahh nikmatnyaa!! KONTOLL!! OHH.. KONTOLLHH!! SHH.. MHHH.. TERUSH MASHH!! AHH!! AAHH!! NGGGHHH!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Lenguhan panjang Ukhti Hafshah pun tak terelakkan merasakan sengatan orgasme yang menjalar cepat ke seluruh tubuhnya. Kepalanya yang terbalut jilbab dan cadar, mendongak dengan mata terpejam sementara memeknya memompa kencang cairan surgawinya hingga beberapa meter tingginya dan juga membasahi wajah Akhi Farid. Tubuh seksi Ukhti Hafshah mengejang kuat seiring derasnya syahwat meninggalkan tubuhnya. Sementara itu, kaca dan tirai di kamar Ukhti Nadia basah oleh cairan surgawinya sendiri yang menyembur deras bersamaan dengan orgasme teman sekontrakannya itu. Tubuh Ukhti Nadia menegang, tangan kirinya meremas kuat toketnya, mata lentiknya terpejam sembari menggigit bibir bawahnya saat ia melepaskan ledakan syahwat di memeknya. Deodorantnya yang mengkilat penuh oleh lendir akhwat pun menjadi lolipop yang memanjakan mulut dahaga Ukhti Nadia.
Selang beberapa detik kemudian Ukhti Nadia kembali melesakkan deodorantnya menembus liang surgawinya saat melihat Ukhti Hafshah dan Akhi Farid kembali melanjutkan prosesi pembuahan rahim Ukhti Hafshah. Kini Ukhti Hafshah berdiri menghadap tembok dengan kedua tangannya dan pipi kanannya bersandar pada tembok. Bokongnya yang bulat putih mulus condong ke belakang dengan kedua kaki jenjang mulusnya menyangga tubuhnya.
Akhi Farid : Sayaang.. Hari ini kan jadwalnya memek.. tapi liatin anus Hafshahku sayang yang cantik ini mas jadi ga tahan.. boleh anal ngga sayanghh?? Bisik Akhi Farid seraya meremas kedua bongkahan gunung kembar Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Shhh.. Aahh.. Mass Fariddhh.. Sshh.. Mhhh.. Terserahh mass mau lubang yang manah.. ajahh.. terserahh.. Hafshah pasrah.. Nikmatin tubuh Hafshah sesuka mas ajahh.. Sshh.. Mmhh.. jawab Ukhti Hafshah dengan sedikit menggeliat karena terangsang.
Mendengar jawaban kekasihnya, Akhi Farid pun segera mengarahkan kontolnya dan menggesek-gesek membelah bibir memek Ukhti Hafshah, kemudian.. Prrrttt.. Blesshhh.. Dengan mudahnya kontol kekar berurat Akhi Farid menembus anus pink Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : AAAUUHH.. SSHHH.. YESHH!! AAHH!! AHHH!! OOHH!! KONTOLHH!! SODOKHH YANG KUAT MASSHH!! AAHH!! OHHH!! MMHH.. OOHH!! ANAL!! HAFSHAH SUKA BANGET DI ANALL!! MMHH.. ENAKNYAHH..!!
PLOK!! PLOK!! PLOK!! Dengan nafsu menggelora Akhi Farid menghantamkan pinggulnya menggempur bokong putih kemerahan Ukhti Hafshah. Bersamaan dengan lenguhan Ukhti Hafshah saat merasakan anusnya dibelah oleh kontol kekasihnya, Ukhti Nadia pun ikut melenguh, berfantasi kalau ia sedang di anal oleh Hamdan. Kocokan deodorant miliknya semakin mantab mengikuti irama sodokan Akhi Farid yang sedang menapaki tangga klimaksnya. Mata Ukhti Hafshah mendelik ke atas karena tenggelam dalam kenikmatan anal seks yang menjadi hobi barunya. Toket Ukhti Hafshah pun terlihat seperti hendak pecah karena tergencet oleh tubuhnya di tembok.
Ukhti Hafshah : SSHHH.. AHH!! AHHH!! MHHH.. OOOUHH!! AAHH!! AHH!! PINDAH MEMEKHH!! OHH.. MASSHH.. ENAK MASHH..!! AMPUNNHH..!! AHH!! AHH!! KONTOLHH..!!
Racauan, desahan, erangan Ukhti Hafshah makin tak terkendali saat Akhi Farid menggilir kedua liang kenikmatan Ukhti Hafshah secara kontinyu. Setiap 10x sodokan maka Akhi Farid akan berpindah, baik dari memek ke anus dan seterusnya. Terlihat ekspresi mata lentik Ukhti Hafshah yang menikmati kejutan permainan dari kekasihnya.
Ukhti Nadia : Aahh!! Sshh.. iiiihh.. Mauuhh.. Mauuhh.. Mau digilir giuuuhh mas Hamdannhh.. Iyaahh.. Ahhh.. Anus akuhh.. pindah memekk.. ahh.. terus mashh.. Pindah lagihh.. Ahh.. Ahhh.. Ahh..
Fantasi Ukhti Nadia semakin liar dan membuatnya semakin blingsatan merasakan deraan birahi di sekujur tubuhnya. Tangan kanannya semakin cepat mengocok deodoran yang menyumpal liang memeknya, sementara tangan kirinya memilin-milin putingnya tanpa henti. Suasana di luar pun semakin panas, tak hanya karena siang hari, tapi juga adegan persetubuhan Akhi Farid yang semakin cepat menggilir dan menghantam kedua liang kenikmatan Ukhti Hafshah yang terlihat ‘kempot’ oleh kontolnya.
Akhi Farid : Aah.. Ahh.. Shhh.. Bokong mantabh sayaangg..!! Wuhuuuhh.. Shhh.. Kluarin dimanah sayaaang?? Tanya Akhi Farid yang liar menggenjot Ukhti Hafshah dengan sesekali menampar bokong kekasihnya.
Ukhti Hafshah : AHH!! AHH!! IYAAH MAASSH!! BOKONGH HAFSHAH MILIK MASSH FARIIDD..!! SODOK MAASHH!! TERUSSHH..!! AHH!! AAHH!! SERSH MAS FARIDHH AJAHH!! OHH..!! OHH!!
Akhi Farid : Ohh.. Ohh.. Sshh.. Wajah aja yah sayaangg?? Sekali-kali pengen kasih facial ke wajah akhwat cantik kayak kamuhh.. Ahhh.. AAARGHHH!!
PLOP!! CROOTT.. CROOTT.. CRROTTT
Akhi Farid mencabut kontolnya yang diikuti Ukhti Hafshah dengan berlutut menghadap selakangan Akhi Farid sementara memeknya menyemburkan cairan surgawi dengan deras. Dengan tergesa-gesa Ukhti Hafshah menurunkan cadarnya dan langsung saja semburan sperma kental hangat Akhi Farid membanjiri wajah cantik putih meronanya bahkan kacamatanya menjadi buram berlumuran sperma.
Ukhti Hafshah : Aahh.. Angetnya mas sayaanghh.. Shh.. Udah boleh Hafshah bersihin belum mashh?? Tanya Ukhti Hafshah yang masih mengejang karena orgasme.
Akhi Farid : Bentar sayaangh.. Selfie dulu dong.. kata Akhi Farid sambil menyalakan kamera HPnya.
Kemudian tanpa malu Ukhti Hafshah berpose dengan wajahnya yang berlumuran sperma sementara ia masih mengenakan jilbab syar’i dan abayanya. Tak hanya itu, ia pun selfie dengan gaya menjilat dan mengulum kontol Akhi Farid dengan tatapan menggoda ke arah kamera.. Ukhti Nadia pun terkulai lemas setelah orgasme keduanya ketika melihat Akhi Farid memuntahkan sperma khas ikhwan idaman seluruh akhwat ke wajah Ukhti Hafshah. Seluruh sendinya terasa lepas setelah seharian ini orgasme hingga 7x. Tirai jendelanya pun basah kuyup. Dengan sempoyongan, Ukhti Nadia pun menghempaskan dirinya ke kasur dengan kondisi bugil sementara memeknya masih mengalirkan lendir. Di luar, di halaman belakang, Ukhti Hafshah kini asik melahap setiap tetes sperma Akhi Farid yang baru saja ia bersihkan dengan tangannya. Keduanya kemudian menuju kamar mandi untuk mandi junub bersama dan sempat Ukhti Hafshah memberikan blowjob pada kontol kekasihnya sebelum akhirnya keduanya tidur bugil bersama.
“Allaahu Akbarr.. Allaaahu Akbaarr..”, Suara adzan pun berkumandang.
Suara panggilan untuk beribadah umat Islam pun mulai bersahutan di langit Jogjakarta. Menggugah iman setiap muslim yang terdapat keagungan Allah dalam hatinya. Tak terkecuali seorang akhwat aktifis LDK yang baru saja bermandikan dosa syahwat yang segera bangun untuk mandi junub. Ukhti Nadia pun segera menuju kamar mandi kontrakan setelah memastikan Akhi Farid tak melihatnya. Saat sedang mandi dan melumuri tubuh indahnya dengan sabun, Ukhti Nadia kembali teringat akan kegagahan Hamdan ketika mensetubuhi nya, bahkan Amin pun masih kalah dengan Hamdan. Bukannya segera menyelesaikan mandi, justru jemari Ukhti Nadia malah menggerayangi tubuh putih mulusnya yang dihiasi toket 36D yang berputing kecoklatan dan membusung indah. Saat jemari lentiknya hendak bermain dengan putingnya, ia pun teringat akan jadwal kajian rutin nanti malam di Masjid Kampus sehingga Ukhti Nadia mempercepat mandinya.
Ukhti Della : Hemm.. Susah juga yaah makenya.. Ini kesinih.. Trus kesinihh bentar.. Kesini.. gumam Ukhti Della yang sedang menonton video tutorial.
Sore itu Ukhti Della tengah mencoba mengenakan Bondage-Rope warna merah yang belum lama ini ia beli. Ia ingin memberikan kejutan pada Pak Slamet dan Pak Bejo dengan variasi seks toys yang ia miliki dan juga ingin menunjukkan kalau akhwat bercadar juga tak kalah binalnya. Meski agak susah, Ukhti Della tetap terus mencoba memakainya sesuai petunjuk video tutorial.
Ukhti Della : Uuwhh.. Seksi juga ternyata kalo pake ginian.. kata Ukhti Della yang terkesima melihat tubuhnya yang terlilit bondage-rope di depan cermin.
Tubuh putih mulus Ukhti Della terlihat serasi dengan bondage-rope merah tua yang ia kenakan. Ikatan talinya di mulai dari leher, kedua lengan, melilit toket 36E miliknyan hingga menggembung kemudian melilit pinggang dan berakhir di belahan bokong dan pangkal paha putih mulusnya. Fantasi Ukhti Della yang semakin liar ini disebabkan karena Istiqomahnya ia menonton video-video porno di situs yang ia eksplorasi sendiri. Melihat waktu sudah menjelang Maghrib, Ukhti Della segera merias diri dan memakai parfum yang mengundang libido lelaki. Tubuh langsing seksinya ia balut dengan jilbab syar’i jumbo dan abaya panjang warna hitam dan tentu saja tanpa CD dan Bra. Cadar yaman elang rempel panjang pun menjadi pilihannya untuk menyempurnakan kecantikan alami dirinya. Sekitar jam .20an, Ukhti Della sampai di parkiran Masjid Kampus. Kesan syar’inan elegan pun selalu membersamai Ukhti Della yang memiliki postur tubuh tergolong tinggi untuk seorang akhwat. Ditambah gaya berjalan yang elegan semakin membuat mata semua ikhwan tak bisa mengabaikan dirinya. Terlebih lagi pakaian serba hitam dan panjang yang berkibar indah ketika ditiup angin membuatnya menjadi calon istri idaman para ikhwan.
Pak Bejo : Assalamu’alaykum Mbak Della cantik.. makin cantik aja nih.. Heemmm.. wangi banget lagi.. puji Pak Bejo yang masih mengenakan pakaian khas tukang parkir dengan aroma keringat lelaki yang pekat.
Ukhti Della : Wa’alaykumsalam Pak Bejo.. Iyaa dong.. Kan kalau Della cantik sama wangi gini siapa yang seneng coba?? Jawab Ukhti Della dengan menatap genit ke Pak Bejo.
Pak Slamet : Ahahah.. Jelas nggo awak dhewe lah.. Hahah.. Ayu, cadaran, solehah, tur doyan kontol?? Mung mbak Della sing iso.. (Ahahah.. Jelas buat kita sendiri lah.. Hahah.. Cantik, bercadar, solehah, tapi doyan kontol?? Cuma mbak Della yang bisa..) Timpal Pak Slamet seraya meremas bokong bulat Ukhti Della yang masih tertutup abaya dan jilbab.
Ukhti Della : Eeehh.. Pak Slamet!? Nakal yaaa.. Ntar yaah.. Kalau ketauan gimanah?? Kata Ukhti Della menegur Pak Slamet tapi tetap membiarkan tangan Pak Slamet meremas-remas bokongnya karena memang kondisi parkiran yang sepi tapi banyak motor terparkir.
Pak Bejo : Santai mbak ayu ne.. Amaann.. Eh mbak Della, iki dinggo yo, men tambah manteb ngko.. iki sisan selotip’e.. (Santai mbak yang csntik.. Amaan.. Eh mbak Della, ini dipakai ya, biar tambah manteb nanti.. ini sekalian selotipnya..) kata Pak Bejo sambil menyodorkan 3 vibrator single-egg.
Ukhti Della : Eeehh.. ini kaann..!!? ishh.. ishh.. Udah tua masih aja yaahh.. hihih.. trus make nya gimana pak?? Tanya Ukhti Della penasaran.
Kemudian Pak Bejo pun menjelaskan cara pakai dan lokasi pakainya beserta fungsi selotip yang ia berikan. Pak Slamet pun membantu menerangkan tentang vibrator yang Pak Bejo berikan.
Ukhti Della : Ooohh.. gitu yaah.. inshaaAllah.. nanti Della coba pake.. Pak, Della duluan yaah.. Lanjut ntar malam lagi.. kata Ukhti Della sambil menatap nakal Pak Bejo dan meremas selakangan Pak Slamet.
Pak Slamet : Wuuhh.. Wes dadi lonthe tenan ki.. hahah.. (Wuuhh.. Udah jadi lonte beneran nih.. hahah..)
Pak Bejo : Jelas.. Sik penting lonthe ne nggo awak dewe tok.. (Jelas.. Yang penting lonthe nya buat kita sendiri aja..)
Ukhti Della pun melenggok pergi meninggalkan Pak Bejo dan Pak Slamet yang sudah mulai terangsang melihat lenggok bokong Ukhti Della yang sebentar lagi akan mereka nikmati. Setelah sholat Maghrib usai, kajian rutin ke-muslimahan Masjid Kampus pun dimulai. Malam itu yang hadir tak sebanyak malam sebelumnya, hanya sekitar 17 akhwat termasuk Ukhti Nadia di situ juga. Pembahasan malam itu pun berkisar tentang batasan aurat seorang wanita dan pentingnya hijab bagi wanita solehah sebagai bentuk ketaatan dan pencegahan diri seorang muslimah untuk bermaksiat pada Allah.
Ukhti Della : Maka penting kita perhatikan batasanhh.. Aahh!! Sshh.. desah Ukhti Della tiba-tiba karena getaran vibrator yang ia kenakan di puting dan di dalam liang memeknya.
Para akhwat yang hadir pun agak kebingungan melihat tingkah Ukhti Della, tapi tak berselang lama Ukhti Della pun kembali melanjutkan kajiannya. Ternyata itu memang ulah Pak Bejo dan Pak Slamet yang memainkan remote vibrator. Malam itu kajian di adakan di selasar depan ruang Shofiyyah yang juga cukup dekat dengan parkiran akhwat sehingga tak terlalu jauh untuk jangkauan sinyal remote vibrator. Meski terlihat tetap semangat dan begitu lancar dalam menyampaikan materi, sebenarnya Ukhti Della sedang menahan sensasi geli bercampur nikmat dari getaran vibrator single-egg yang terus merangsang ketiga titik terlemah seorang akhwat. Bahkan Ukhti Della merasa kalau lendir birahi khas akhwat mulai mengalir membasahi kaki mulusnya yang hanya ditutupi kaos kaki hitam selutut. Melihat Ukhti Della masih bisa bertahan, Pak Bejo dan Pak Slamet pun meningkatkan level getaran ke level 2.
Ukhti Della : Naahh.. Inilaah.. Salaah.. Satuuhh.. Sshh.. Penyebabhh.. Muslimaaahh.. Bisaahh.. Terjebak dalam maksiathhh.. Mmhh.. Yaituuhh.. Kuranghh.. Nyaahh.. Ahhh.. Shhh.. Perhatian padaahh.. Aurat nyahh.. Sshh.. Mhhh.. jelas Ukhti Della yang bercampur desahan karena getaran vibrator yang semakin intens menenggelamkannya dalam lautan birahi.
Akhwat 1 : Afwan kak Della..?? Kakak sakit kah? Tanya salah seorang akhwat dalam kajian.
Ukhti Della : Ohhh.. Shhh.. Nggakkh.. Gapapa kok.. Emmhh.. Nahh.. Udaah.. Tadiihh.. Sempet kambuh asam lambunghh.. Jawab Ukhti Della yang menggeliat mencoba bertahan dengan birahi yang menguasai dirinya.
Pak Bejo dan Pak Slamet cekikikan melihat gelagat Ukhti Della yang sedang berjuang untuk mempertahankan marwahnya sebagai seorang akhwat aktifis Dakwah Islam dihadapan akhwat-akhwat lainnya. Akhirnya waktu isya’ pun tiba. Bersamaan dengan adzan Isya’berkumandang, Pak Bejo dan Pak Slamet pun mematikan remote untuk memberikan kesempatan pada Ukhti Della istirahat. Ukhti Della segera bergegas menuju toilet untuk buang air kecil.
Ukhti Nadia : Afwan Ukh.. Udah lama kah sakit asam lambungnya?? Tanya Ukhti Nadia ke Ukhti Della saat menunggu sholat isya’.
Ukhti Della : Ehh.. Aahh itu.. Yaa lumayan Ukh, udah 1 tahunan iniihh.. Sshh.. Mmhh.. Kenapah gituh..?? Jawab Ukhti Della yang merem melek seraya menggigit bibir bawahnya dengan tangan kanannya menekan selakangannya sementara tangan kirinya mendekap dadanya.
Ukhti Nadia : Eeehh.. Kerasa lagi yaa Ukh?? Coba di periksakan.. btw suara getar apa tuh Ukh?? Tanya Ukhti Nadia penasaran dengan suara getaran dari tubuh Ukhti Della.
Ukhti Della : Aaahh.. inshaaAllah Ukhh.. Gapapa kok.. Bentarrrhh.. lagiihh juga ilanghh.. Ohhh.. Shhh.. ituuhh.. Hapeehh.. Shhh.. Mhhh.. Jawab Ukhti Della menahan geli bercampur nikmat dari getaran vibrator yang cukup kuat.
Suara Iqomah pun berkumandang yang membuat Ukhti Nadia dan Ukhti Della harus segera berdiri dalam shaf. Selama sholat berlangsung, Ukhti Della beberapa kali menggelinjang menahan nikmat dan sebisa mungkin menahan agar lendir khas miliknya tidak mengalir terlalu deras. Ketika selesai salam, kembali Ukhti Della bergegas menuju toilet masjid. Sebenarnya malam itu Ukhti Nadia ingin sekali curhat lagi dengan Ukhti Della, tapi karena Ukhti Della kelihatannya sedang sakit ia pun mengurungkan niatnya.
Ukhti Nadia : Heemm.. Yaudah.. Ahh.. coba masturbasi dilingkungan masjid aja.. kayaknya seru juga.. gumam Ukhti Nadia dalam hati.
Pada mulanya Ukhti Nadia ingin mencoba di toilet Masjid Kampus, tapi karena penuh dan ramai,ia memilih opsi lain. Ruang Shofiyyah pun menjadi sasaran percobaannya karena meski tak begitu luas, tapi tersedia toilet di ruang itu. Setelah masuk dan menutup pintu toilet, karena sudah agak birahi, Ukhti Nadia segera melepas CD dan leggingnya tanpa mengunci pintu karena ia beranggapan tak akan ada orang yang masuk ke ruang Shofiyyah. Jilbab syar’inya ia sibakkan dan melepaskan kedua bongkahan toket 36D nya sesaat setelah resleting atas abayanya ia tarik turun.
Ukhti Nadia : Sshh.. Aahh.. Iyaahh.. Seru juga yaahh.. Aahh.. Mas Hamdaanhh.. Aaminn.. Aahh.. Barengan.. Uuhh.. Enaknyaahh.. He’emhh.. Masukin barenghh.. Aaahh.. Sshh..
Ukhti Nadia pun memilih video Threesome FMM (Female-Male-Male) dimana 1 wanita harus melayani 2 lelaki. Ia membayangkan kalau sedang melayani kontol jumbo Hamdan dan Amin sekaligus. Ukhti Nadia masih ingat betul sensasi sodokan kedua kontol kekar Hamdan dan Amin yang membuatnya bergidik terangsang. Jemari lentik kanan Ukhti Hafshah mulai mengusap-usap memeknya yang banjir sementara tangan kirinya menggenggam HPnya. Bluetooth earphone yang ia kenakan mempermudah Ukhti Nadia untuk mendengarkan detil desahan dan gema hantaman tubuh dalam video yang ia tonton.
*Cklek.. Blam!! Klek..* suara pintu di buka dan di kunci.
Ukhti Della : Ayoo tuaannhh.. Della uda kebelet bangethh.. Shh.. Aahh.. Tuuhh.. Basah semua bajunyaah.. kata Ukhti Della yang menggeret tangan Pak Bejo dan Pak Slamet masuk ke ruang Shofiyyah.
Pak Bejo : Weeheheh.. wes kesusu tenan ki lonthe.. (Weheheeh.. Dah kebelet banget nih lonthe..) jawab Pak Bejo.
Ukhti Della : Shh.. Uuhh.. Mmhh.. Gara-gara tuan iihh.. maenin ‘itu’nyahh semaunyah.. jadiih giniihh.. shh.. aahh.. jawab Ukhti Della sambil berglendotan di tubuh Pak Slamet menahan sensasi geli dan nikmat dari ketiga vibrator di tubuhnya.
Pak Slamet : Aahhaah.. Yowes.. Joget sek karo sisan wudho.. Piye cok?? Kon joget sik wae ki lonthe yo?? (Ahahah.. Yaudah.. Joget dulu sama sekalian telanjang.. Gimana cok?? Suruh joget dulu aja nih lonthe ya??) Tanya Pak Slamet ke Pak Bejo sambil meremas bokong Ukhti Della.
Pak Bejo : Wahh.. Sip kuwi.. Jagong cok nank sofa.. nonton sek.. (Wahh.. Sip tuh.. Duduk cok di sofa.. nonton dulu..) jawab Pak Bejo yang langsung duduk di sofa menanti aksi Ukhti Della.
Ukhti Nadia terkejut ketika mengintip untuk melihat apa yang terjadi dan mendapati Pak Slamet dan Pak Bejo sedang bersama Ukhti Della, akhwat yang dia idolakan selama ini. Terlihat Pak Bejo dan Pak Slamet memegang semacam remot dengan tertawa puas melihat tubuh putih Ukhti Della yang kelojotan. Tak lama berselang Ukhti Della pun mulai meliukkan tubuhnya layaknya wanita sedang striptis. Kedua tangan Ukhti Della meraba seluruh bagian tubuhnya yang seirama dengan liuk tubuhnya memancing libido Pak Bejo dan Pak Slamet. Aksi pun berlanjut dengan Ukhti Della menyibakkan jilbab syar’i jumbo hitamnya ke belakang dan di kancing dengan kancing yang ada di jilbabnya. Dengan tatapan menggoda, jemari lentik putih Ukhti Della yang memakai henna merah marun terlihat mulai menarik turun perlahan resleting depan abaya hitamnya. Sambil tetap meliuk seksi, Ukhti Della melepas turun abayanya hingga terjatuh di lantai. Baik Pak Bejo, Pak Slamet, maupun Ukhti Nadia pun terkejut melihat keindahan tubuh Ukhti Della yang begitu putih mulus tanpa cela. Bentuk badannya yang meliuk langsing dihias toket 36E berputing pink semakin menyempurnakan tubuhnya. Yang membuat Pak Slamet dan Pak Bejo geleng-geleng kepala adalah selain Ukhti Della tak mengenakan dalaman, justru ia malah mengenakan bondage-rope merah tua yang begitu cocok dengan kulit tubuhnya. Kedua puting pink Ukhti Della yang mencuat keras pun diganjal 2 vibrator, sementara 1 vibrator tenggelam di dalam liang surgawi miliknya.
Pemandangan yang ada dihadapannya membuat Ukhti Nadia merasa kecewa setelah melihat jati diri seorang Ukhti Della yang ia kenal sebagai seorang akhwat yang teguh dalam pendiriannya melawan praktek-praktek zina. Bahkan ia yang paling keras menolak adanya zina di kalangan muslimah. Ia yang dikenal dengan banyaknya ilmu agama dan hafalan Qur’an yang dimilikinya, namun malam itu seorang Ukhti Della dengan rela melecehkan dirinya sendiri menjadi pemuas nafsu bagi 2 orang pria yang sama sekali tak ada hubungan darah dengannya. Meski begitu, sebagian besar diri Ukhti Nadia justru penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya dimana kini Ukhti Della tengah berlutut doggy sementara mulutnya menggilir kedua kontol besar hitam legam milik tukang parkir dan kebun Masjid Kampus itu.
Pak Slamet : Hooaah.. Cuuk.. le ngemut pancen manteb!! Jiaan lonthe kualitas top iki Della.. hahaha.. (Hooaahh.. Cuukk.. Yang ngrmut emang manteb!! Emang lonthe kualitas top ini Della.. hahaha..) kata Pak Slamet yang keenakan merasakan blowjob Ukhti Della.
Ukhti Della : Emmffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk.. Mffhh.. Mffhh.. Mcchh.. Ockk.. Ockk.. Srrpthh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk..
Pak Bejo : Wahah.. Pancen tenanan iki.. wes bakat ngelonthe tenan yo mbak e.. hahah.. (Wahah.. emang beneran ini.. udah bakat ngelonthe beneran ya mbak nya.. hahah..) kata Pak Bejo yang kini gantian merasakan blowjob nikmat dari akhwat cantik Manado itu.
Menyaksikan Ukhti Della yang begitu bahagia mendapatkan 2 kontol sekaligus, Ukhti Nadia pum semakin becek karena yang ia lihat kini sama persis dengan video yang baru saja ia tonton. Jemari cantik Ukhti Nadia secara otomatis menggesek memeknya sementara matanya tak berkedip sedikitpun merekam adegan ketika mulut suci Ukhti Della yang biasa digunakan untuk tilawah dan tausiyah, malam itu tampak begitu lihai melumat dua kontol hitam, panjang, besar, dan berurat. Tak tampak sedikitpun kesusahan bagi Ukhti Della untuk melahap seluruh batang kontol sepanjang 18cm itu, bahkan ia terlihat begitu menikmati saat kerongkongannya menggembung tersumpal rudal perkasa Pak Bejo dan Pak Slamet.
Pak Slamet : Heh lonthe!! Kowe ki cadaran tapi nge-lonthe ngene.. hahah.. pengen ngrasakne di dilat’i tempik lonthemu ra?? Hah?! (Heh lonthe!! Kamu tuh cadaran tapi nge-lonthe gini.. hahah.. pengen ngrasain di jilatin memek lonthemu nggak?? Hah?!) Tanya kasar Pak Slamet sambil menarik kepala Ukhti Della menghadapnya.
Ukhti Della : Mmfuuahh.. Ahhh.. Shh.. Iyaah tuann.. Della seneng banget bisa jadi lonte bercadar.. Syukron tuan udah mau ajarin Della jadi lonteehh.. Aahhh.. Mau bangeth tuannhh.. Mauhh.. Tempik Della dijilatin tuankuhh.. pinta Ukhti Della yang sudah terbakar syahwat.
Pak Bejo : Pengen kowe lonthe?! Nek pengen yo ngemis sek koyo lonthe tenanan laah.. hahaha.. (Pengen kamu lonthe!? Kalo pengen ya ngemis dulu kayak lonthe beneran laah.. hahah..) Pak Bejo sambil menampari pipi Ukhti Della yang masih tertutup cadar.
Sambil mengikuti arahan Pak Bejo dan Pak Slamet, Ukhti Della pun mulai berdiri di atas sofa sehingga kaki jenjang putih mulusnya terlihat sempurna dan dihiasi bongkahan bokong bulat putih kencang. Sepatu high-heels dan kaos kaki hitam selutut menambah keseksian Akhwat cantik pimpinan LDK Universitas itu.
Ukhti Della : Sshh.. Tuuaanhh.. Ini tempik becek lonte inih tuaanhh.. Silakan dinikmati tuaanhh.. sepuasnya tuannhh.. mmhh.. kata Ukhti Della yang mengemis menawarkan memeknya dengan agak membuka kedua kakinya dihadapan wajah Pak Bejo.
Pak Bejo : Heemm.. Wangi tenan cuk iki tempik lonthe cadaran.. Marai ketagihan.. Aku sik yo Met.. Haemphh.. Mmhh.. Srruupp.. Mcchh.. Mcchh.. Srruupp.. Woghhh.. Soyo gurih Met Slamet.. kowe kudu njajal bar iki.. Hemfhh.. Mchh.. Mchh.. Srruupp.. Heemm.. Sruupp.. (Heemm.. Wangi banget cuk ini memek lonthe bercadar.. Bikin ketagihan.. Aku duluan yo Met.. Haemphh.. Mmhh.. Srruupp.. Mcchh.. Mcchh.. Srruupp.. Woghhh.. Makin gurih Met Slamet.. Kamu harus nyobain abis ini.. Hemfhh.. Mchh.. Mchh.. Srruupp.. Heemm.. Sruupp..)
Melihat Ukhti Della yang menawarkan memek pinknya yang becek merekah ditambah aroma harum khas lendir memek akhwat membuat Pak Bejo bergejolak dahaganya. Pak Bejo yang sudah lupa daratan langsung membenamkan wajahnya di selakangan putih mulus Ukhti Della. Kumis Pak Bejo yang tebal menggelitik kelentit Ukhti Della sementara lidah kasar gempal Pak Bejo menyeruak masuk, mengobok-obok liang memek akhwat cantik dihadapannya.
Ukhti Della : OOOOUUHH.. SHHH.. AAHH.. TUAANHH.. OOHH.. ENAK TUANNHH.. SSHH.. MHHH.. AAAHH.. TERUSH TUANNHH.. YA ALLAAHH.. ENAK BANGETHH.. AAHH.. NIKMATIN LONTEH INI SEMAU TUANNHH.. OOOHH.. OOHH.. SSHH.. MMHH.. AAHHH..
Mendengar racauan Ukhti Della, Ukhti Nadia semakin cepat menggesek memeknya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya meremasi liar dan kuat toketnya yang menggantung nganggur daritadi. Kedua tangan Ukhti Della pun mulai meremas-remas kepala Pak Bejo karena rangsangan yang begitu hebat menyengat sekujur tubuhnya. Ukhti Della bergidik keenakan merasakan liarnya lidah Pak Bejo di memeknya. Kedua tangan Pak Bejo pun tak mau tinggal diam dan meremas lembut bokong akhwat bercadar Yaman di hadapannya, yang membuat sang akhwat semakin kegirangan.
Pak Slamet : Men tambah dadi lonthe ki mbak e, tak leboni siji meneh yo Jo.. (Biar tambah jadi lonthe ni mbak nya, aku masukin 1 lagi ya Jo..) kata Pak Slamet yang melesakkan vibrator-egg ke-empat ke anus Ukhti Della.
Kini 4 vibrator-egg bersarang di tubuh seksi mulus Ukhti Della dan benar saja Pak Slamet segera menyalakan ke-empat vibrator pada getaran level 4 yang merupakan mode tertinggi. Kontan saja tubuh Ukhti Della kelojotan merasakan memek, anus, dan kedua putingnya bergetar kuat meledakkan birahi yang berkumpul di tubuhnya. Mata Ukhti Della mendelik ke atas dengan kepalanya mendongak merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kedua kaki mulus Ukhti Della pun mendekap kuat kepala Pak Bejo yang menandakan ia akan segera klimaks.
Ukhti Della : Aaa.. Aahh.. Oo.. Ooohh.. Sshh.. Tuu.. Aannhh.. Aa.. Aaahh.. Gaa tahaann.. Sshh.. Aahh.. Mmaa.. uuhh.. Kee.. Luuu.. Aaarrhh.. Aaa.. Aaakk.. hhh..
SEEERRRR.. SEEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Tanpa ragu Pak Bejo membuka lebar mulutnya dan menenggak habis semburan kuat cairan surgawi Ukhti Della. Mata Ukhti Della tampak nanar bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang hebat. Apalagi saat orgasme, puting dan memeknya menjadi sangat sensitif namun vibrator di tubuhnya tetap bergetar kencang. Hal ini membuat memek Ukhti Della tak bisa berhenti memompa cairan surgawinya meski sudah lebih dari 10detik. Bahkan kini Ukhti Della yang masih mengejang dengan kedua kakinya gemetaran harus kembali melenguh dan mendesah saat kumis tebal dan kasar Pak Slamet menggesek klitorisnya seraya lidah nakal Pak Slamet menari-nari, merangsang dinding liang memek Ukhti Della yang begitu banjir oleh lendir syahwat akhwat.
Ukhti Nadia : Aaah.. Ssshh.. Uhhh.. Ukhti Della bagi satu dongghh.. mau Pak Slamet atau Pak Bejo terseraah.. Akuuhh juga mau digituinnhh.. gumam dan desah Ukhti Nadia perlahan yang sudah sangat terangsang.
Aksi Ukhti Della yang tengah bertahan melawan permainan lidah kedua tukang di Masjid Kampus itu pun membuat Ukhti Nadia semakin gencar mencolok-colok jemarinya di memeknya. Suara becek memeknya yang sudah banjir bandang itu memenuhi ruang toilet. Di saat yang sama, di pondok Bu Vyrna, Hamdan tengah ber-threesome ria bersama Bu Vyrna dan Bu Zaskia. Tak lama berselang Ukhti Della kembali mencapai klimaks setelah mendapat rangsangan bertubi-tubi. Berganti giliran Pak Slamet yang dengan lahap menelan tiap tetes cairan surgawi Ukhti Della yang muncrat ke berbagai arah akibat getaran vibrator yang merangsangnya tanpa henti, membuat tubuh akhwat cantik bercadar hitam panjang itu terus mengejang hebat.
Pak Slamet : Seger tenan cuukk.. Bedo banget karo nggone bojoku.. hahah.. Wes cepak ki lonthe.. Kene bokongmu!! Lungguh madhep Bejo kowe lonthe!! (Seger banget cuukk.. Beda banget sama milik istriku.. hahah.. Dah siap nih lonthe.. Sini bokongmu!! Duduk hadap Bejo kamu lonthe!!) Perintah Pak Slamet sambil menampari bokong Ukhti Della.
Ukhti Della : Sshh.. Aahh.. Baik tuaanhh.. Gini yaahh tuannh?? Mmhh.. uuhh..
Perlahan Ukhti Della mulai menurunkan bokongnya ke pangkuan Pak Slamet dengan tubuhnya menghadap Pak Bejo yang duduk di samping kiri Pak Slamet. Prrrttttt.. Bleeshh.. kontol Pak Slamet pun mulai melesak masuk menembus liang surgawi sempit Ukhti Della dan mendorong vibrator di dalam memeknya hingga mendobrak pintu rahimnya.
Ukhti Della : AAAAOUHH.. SSSHH.. MENTOKK TUANHH.. AAHH.. AHHH.. SSHH.. MMHH.. OOUHH.. SSHH.. AHHH.. HAEMFHH.. OCKK!! OCKK!! OCKK!! MFFH!! MFHH!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!!
Saat Ukhti Della sedang mendongak merem dan melenguh, merasakan nikmatnya kontol Pak Slamet yang kembali menggagahinya, Pak Bejo menarik kasar cadarnya hingga wajah Ukhti Della tepat berada di selakangan tukang parkir itu. Dengan keras Pak Bejo menampar pipi Ukhti Della yang membuat akhwat cantik Manado itu terpaksa membuka mulut manisnya yang langsung menggembung saat seluruh kontol 18cm Pak Bejo menyodok kerongkongannya dengan cepat dan kasar. Melihat aksi Ukhti Della yang tengah telungkup dengan kedua kakinya ditekuk seperti orang jongkok dengan memek dan mulutnya digempur cepat dan kuat oleh dua kontol, membuat Ukhti Nadia semakin blingsatan dan mendesah cukup keras. Matanya terpana menyaksikan akhwat idolanya tengah menikmati dosa zina threesome. Kedua tangan Ukhti Della meremas-remas toketnya sendiri sembari menikmati seluruh liang surgawinya di manjakan. Di anus tersumpal vibrator, di memek ada kontol Pak Slamet yang begitu liar menghantam pintu rahimnya hingga vibrator-egg yang bersarang di memeknya kini masuk ke rahimnya. Putingnya pun tak lepas dari belaian getaran vibrator ditambah kerongkongannya yang terus meladeni sodokan kuat dan mantab kontol gempal Pak Bejo membuat Ukhti Della tak mampu bertahan lama. Hanya sekitar 3 menit saja Ukhti Della bertahan dari deraan nikmat seks yang membanjiri dirinya dan berlanjut dengan ledakan lenguhannya yang tertahan. Memek pink Ukhti Della kembali memuntahkan deras cairan surgawi idaman para lelaki membanjiri paha Pak Slamet. Meski tengah mengejang karena orgasme, Pak Slamet dan Pak Bejo tetap saja menggenjot mulut dan memek Ukhti Della yang membuat Ukhti Della makin kelojotan.
Pak Slamet : Cok.. Lagi ngecrot iki lonthe.. piye?? Prett wae yo.. genjot terus pokok e.. Ahahah.. (Cok.. Lagi ngecrot nih lonthe.. gimana?? Bomat lah yaa.. genjot terus pokoknya.. ahahah..) kata Pak Slamet yang terus menggenjot bokong Ukhti Della.
Pak Bejo : Iyo cuk.. Wes rasah digagas.. Lonthe ki sing penting iso dinggo wae.. Meh ngecrot ping piro-piro sak kareppe!! Sik penting awak dhewe puas!! (Iya cuk.. Dah gak usah dipeduliin.. Lonthe tuh yang penting bisa dipake aja.. Mau ngecrot berapa kali juga terserah!! Yang penting kitanya puas!!) Timpal Pak Bejo yang mencengkram kepala Ukhti Della yang masih terbalut jilbab dan cadar yaman hitam dan terus menyodoknya.
Ukhti Della pun hanya bisa pasrah menjadi alat pemuas nafsu syahwat kedua tukang Masjid Kampus yang beraroma keringat kuat. Ia begitu menikmati seks liar yang ia alami malam itu dari dua orang lelaki ajnabi. Memk Ukhti Della berkedut-kedut tanpa henti sementara kerongkongannya terasa sesak namun justru Ukhti Della menyukainya. Hingga akhirnya Pak Slamet mengangkat bokong Ukhti Della saat ia mengalami orgasme hebat yang ditandai dengan derasnya memek Ukhti Della menyemburkan cairan surgawi. Ukhti Nadia melenguh tertahan merasakan datangnya klimaks bersamaan dengan rekannya yang terlihat lemas setelah 3x orgasme di posisi itu. Tangan kanan Ukhti Nadia menutupi selakangannya supaya semburan cairan surgawinya tak membuat suara gemericik. Nafas Ukhti Nadia mulai tersengal-sengal sementara tubuhnya mengejang menikmati sisa orgasmenya. Meski lelah, namun syahwat dalam diri Ukhti Nadia tetap menggodanya untuk kembali masturbasi. Terlebih lagi kini sang akhwat pimpinan LDK Universitas itu berganti giliran dengan posisi seperti tadi, hanya saja kini ia duduk di pangkuan Pak Bejo yang sudah menyumpalkan kontol 18cm dan diameter 5cm miliknya. Tak berhenti disitu, mulut Ukhti Della harus kerja ekstra karena kini giliran kontol Pak Slamet yang masih berlumuran lendir memeknya telah siap menyesaki tenggorokannya.
Ukhti Della : HEMFHH!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! OCKK!! NGGHH!! NGGHH!! OCKK!! MFFHH!!
PLAK! PLAK!! PLAK!! Suara becek kerongkongan Ukhti Della yang sedang disodok kontol 20cm Pak Slamet bersenandung bersama suara hantaman pinggul Pak Bejo menghajar bokong putih bulat Ukhti Della yang mulai berubah merah. Kembali Ukhti Della mencapai puncak kenikmatan hanya sekitar 3 menitan saja dan kini giliran Pak Bejo yang dibanjiri cairan surgawinya. Tampak mata Ukhti Della yang sayu dengan lidahnya menjulur diantara kontol Pak Slamet yang mengkilap oleh air liur kentalnya dan masih menyumpal mulutnya. Akhwat kelahiran Manado itu hanya bisa melenguh dan merintih pasrah saat kedua tukang itu menikmati tubuhnya yang selalu ia tutup rapat dengan pakaian syar’inya. Ukhti Nadia yang terangsang hebat pun meniru ekspresi Ukhti Della dengan ikut menjulurkan lidahnya hingga cadarnya basah oleh air liurnya sendiri. Tangan kanannya menggosok cepat bibir memek dan kelentitnya yang sudah mengacung layaknya kacang. Kedua putingnya pun tak lepas dari pelintiran gemas tangan kiri Ukhti Nadia yang hampir mencapai klimaksnya.
Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! UHUKK!! NGHH!! OCKK!! MFFHH!! MFFHH!! NNNGGHHH..!!!
PLOP.. SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Bejo dengan sigap mengangkat tinggi bokong Ukhti Della dan disambut dengan semburan kuat cairan surgawi sang akhwat sesaat setelah kontol Pak Bejo terlepas dari liang peranakannya. Di saat yang sama, Pak Slamet menekan kuat kepala Ukhti Della hingga seluruh kontol panjangnya tenggelam sempurna di tenggorokan Ukhti Della. Lebatnya bulu kemaluan dan pekatnya aroma khas selakangan Pak Slamet semakin merangsang Ukhti Della yang tanpa sadar membuatnya semakin deras memompa orgasmenya. Kocokan tangan Ukhti Nadia semakin cepat ketika melihat akhwat yang ia kagumi mencapai klimaks ke-3 nya dengan mulut sang akhwat tersumpal penuh kontol. Desah dan lenguhan Ukhti Nadia ikut mengeras tanpa ia sadari. Bisikan setan dalam dirinya lebih ia istimewakan sehingga ia tak peduli lagi dengan suasana di ruang itu. Ukhti Nadia puj lebih memilih melepas total birahinya dan menikmati syahwat yang begitu kuat mendekapnya.
Ukhti Nadia : AHH!! AHH!! OHHH!! MMHHH!! SSHH.. OOOOUUNGGHH..!!!
SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR.. SEEERRRR.. CRRKK.. CRRRKK.. CRRRKKK..
Ukhti Nadia melenguh keras merasakan nikmatnya orgasme. Ia membuka kedua pahanya selebar-lebarnya dengan tangan kanannya yang menarik kelentitnya ke atas sehingga menyebabkan ledakan kuat cairan orgasmenya membasahi pintu dan lantai toilet. Mata Ukhti Nadia mendelik ke atas, mulutnya menganga dengan lidahnya menjulur sementara tangan kirinya memelintir kuat puting kirinya akibat hebatnya orgasme yang menerpanya.
Pak Slamet : Weehh.. Sopo kae Jo?! Ono wong wadon liyo po?? Cek jal.. (Wehh.. Siapa itu Jo?! Ada cewek lain kah?? Cek coba..) kata Pak Slamet pada Pak Bejo yang mana tangan Pak Slamet masih menahan kepala Ukhti Della di selakangannya.
Pak Bejo yang juga penasaran kemudian bangun dan berjalan menuju toilet yang hanya berjarak sekitar 10meteran saja dari sofa tempat ia menzinahi Ukhti Della. Perlahan pintu toilet dibuka dan Pak Bejo pun terkejut senang melihat seorang akhwat bercadar yang terduduk di kloset, tengah lemas dengan kedua paha putih mulusnya terbuka lebar sementara memek sang akhwat yang kecoklatan berkedut memompa cairan surgawinya.
Pak Bejo : Weehh.. Weehh.. Opo iki?? Ono wedokan ayu bar ngecrot ki Met.. hahah.. Woe lonthe mreneo!! Kenal orak kowe karo ki cah wedok?! (Weehh.. Wehh.. Apa ini?? Ada cewek cantik habis muncrat ini Met.. hahah.. Woe lonthe sini!! Kenal gak kamu sama ini cewek?!) Perintah Pak Bejo pada Ukhti Della yang masih asik mengulum kontol Pak Slamet.
Ukhti Della : Mmmpuahh.. Ahh.. Iyah tuann.. Tunggu bentar.. Jawab Ukhti Della yang berjalan sempoyongan karena lelah dan juga vibrator yang terus merangsang kedua liang surgawi dan putingnya.
Pak Bejo : Ki kenal ra?? (Nih kenal gak?)
Ukhti Della : Hemm..?? Eeehh.. Ukhti Nadia?? Ya Allah ternyata anti ukh..?? Duhh.. Kok gak bilang-bilang siihh.. Shh.. Kanh kitah bisaahh.. Main barenghh.. kata Ukhti Della yang terkejut melihat Ukhti Nadia sudah setengah telanjang.
Pak Slamet : Waahh.. Lumayan iki cuk.. Tambah siji meneh.. Wahaah.. (Waaahh.. Lumayan ini cuk.. Tambah satu lagi..) ujar Pak Slamet yang sudah berdiri di belakang Ukhti Della yang agak membungkuk dan berpegangan pada kusen pintu toilet.
Ukhti Nadia yang terlihat keletihan sudah tak peduli lagi akan dirinya yang tengah mengangkang dan memamerkan toket serta selakangannya pada lelaki yang tak dikenalnya. Mata Ukhti Nadia hanya fokus pada kontol Pak Bejo yang sedari tadi mengacung di dekat wajahnya karena Pak Bejo kini berdiri di samping kanan Ukhti Nadia. Aroma khas kontol yang bercampur lendir memek akhwat benar-benar membius keimanan Ukhti Nadia.
Pak Bejo : Heh lonthe!! Sopo kon ngadek tok!? Ki dilati nganti resik!! (Heh lonthe!! Siapa suruh berdiri aja!? Nih jilatin ampe bersih!!) Perintah Pak Bejo pada Ukhti Della untuk menjilati cairan surgawi Ukhti Nadia yang membanjiri lantai toilet.
Ukhti Della : Aaahh.. Iyaah tuaanhh.. terimakasih atas kebaikan tuannhh.. jawab Ukhti Della yang langsung nungging dan menjilati lantai toilet penuh nikmat.
Pak Slamet : Ssstt.. Jo Bejo.. Kuwi delok’en.. Koyone kuwi cah wedok wes kaliren kontol.. (Ssstt.. Jo Bejo.. Itu lihat.. Kayaknya itu cewek udah laper ama kontol..) kata Pak Slamet yang sedang menginjak kepala Ukhti Della dengan kaki kanannya.
Pak Bejo : Hem?? We’e’e’e’e.. Opo iki?? Lonthe cadar meneh?? Pengen kontol mbak?? Jenengmu sopo?? (Hem?? We’e’e’e’e.. Apa ini?? Lonthe cadar lagi?? Pengen kontol mbak?? Namamu siapa??) Tanya Pak Bejo sambil mendongakkan wajah Ukhti Nadia yang masih mengenakan cadar hitam.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Nadia pak.. Ssshh.. He’emhh.. Mau kontol pak.. jawab Ukhti Nadia yang sudah mulai terangsang lagi.
Pak Bejo : Woo.. Nek pengen njaluk’o koyo lonthe mbak Nad.. Ki koyo lonthe sing sitok iki mau.. (Woo.. Kalo pengen minta aja kayak lonthe mbak Nad.. Nih kayak lonthe yang satu ini tadi..) kata Pak Bejo sembari ia menekan-nekan kakinya di kepala Ukhti Della yang masih menjilati lantai toilet.
Ukhti Nadia : Ahh Iyah tuan.. Mau kontol tuanhh.. Tolong beri lonte ini kontol ganteng tuanhh.. pinta Ukhti Nadia memelas sembari tangan kanannya menyibakkan cadarnya sehingga mulutnya yang menganga dan lidahnya ia julurkan terlihat jelas oleh Pak Bejo.
Pak Slamet : Cok.. Wes lonthe tenan kuwi mbak Nadia.. Wes sikat wae hahahah.. (Cok.. Udah lonthe beneran itu mbak Nadia.. Dah sikat aja hahahah..) jawab Pak Slamet yang sedang berlutut di hadapan bokong bulat seksi Ukhti Della.
Pak Bejo : Yohh.. Nyoh iki hadiah e nggo lonthe anyaran.. (Yaa.. Nih ini hadiahnya buat lonthe baru..) kata Pak Bejo seraya menyodorkan kontolnya ke wajah Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Makasih tuannhh.. Makasih tuanhh.. Haemphh.. Mmffhh.. Ockk!! Ockk!! Ockk!! Mffhh.. Mcchh.. Ockk! Ockk!!
Ibarat anjing kelaparan, Ukhti Nadia langsung melumat kontol Pak Bejo yang mengkilap bermandikan lendir Ukhti Della dengan penuh nafsu. Mata Ukhti Nadia merem melek menikmati gurih dan lezatnya kontol lelaki setelah sekian lama ia memendam dahaganya. Pak Bejo pun terlihat senang bisa mendapatkan blowjob dari akhwat bercadar cantik selain Ukhti Della.
Ukhti Della : Uuhh.. Afwan yaa ukh.. Ana gatau kalau ukhti juga demen banget sama kontolhh.. Kalau tauhh.. Anaahh.. Pastiihh ajak ukhti Nadiaahh jugaahh.. Sshh.. Aahh.. Sini ukh.. Untuk kaffarahnyaah.. Ana mauhh.. Bikinnhh.. Enakhh ukhtii.. Aahh.. Sshh.. OOHHH!! AHH!! AAHH!! ANAL IHHH..!! TUANHH..!! HAEMFHH.. MMFFH!! MCHH.. SLURRPHH.. MMMHH.. SHH.. MFFH!! MFFHH!!
Ukhti Della merintih nikmat saat ia merasakan anusnya kembali merekah oleh kontol Pak Slamet yang asai menyodoknya dari belakang. Sesaat kemudian Ukhti Della menarik paha Ukhti Nadia hingga bokong Ukhti Nadia duduk di ujung kloset. Aroma khas cairan surgawi pun membelai hidung Ukhti Della walau tertutup cadar. Tak menunggu lama, Ukhti Della segera menyingkap cadarnya dan langsung menyantap memek becek Ukhti Nadia. Ukhti Nadia dibuat keenakan merasakan nikmat oleh tarian lidah akhwat idolanya yang menyapu bibir dan belahan memeknya. Ukhti Della ikut merem melek merasakan nikmat anal yang berpadu dengan gurih memek Ukhti Nadia di mulutnya. Sungguh pemandangan ironis melihat 2 akhwat bercadar yang selalu aktif dalam dakwah Islam tapi kini tengah menikmati kontol 2 lelaki ajnabi. Ukhti Nadia yang duduk di kloset sembari memberi blowjob pada Pak Bejo, juga mengangkang menyumpal mulut Ukhti Della yang sedang di anal dalam posisi doggy oleh tukang kebun Masjid Kampus. Tangan kanan Ukhti Nadia pun mulai berani meremas zakar Pak Bejo yang membuat tukang parkir gemuk itu semakin keenakan. Pak Bejo yang sudah sangat terangsang kemudian mencengkram kepala Ukhti Nadia dan menggenjotnya.
Ukhti Nadia : hemffhh.. mcch.. mchh.. ockk.. ockk.. NGGHH!! NGGH!! OCKK!! OCKK!! OCK!! MFFHH!! OCKK!! OCKK!! UHUKK!! NGGH!! OCKK!! OCKK!!
Mulut Ukhti Nadia kelabakan meladeni ganasnya gempuran kontol gempal Pak Bejo yang menyodok mentok pangkal kerongkongannya. Bulu kemaluan Pak Bejo yang begitu lebat dan tak terawat menghasilkan aroma kas yang pekat yang justru membakar libido Ukhti Nadia. Tubuh Ukhti Nadia benar-benar dimanjakan karena dirangsang di semua bagian sensitifnya yaitu mulut, puting, dan memek. Tangan kanan Ukhti Nadia kini beralih meremas-remas toket dan memilin putingnya sementara tangan kirinya meremas-remas kepala Ukhti Della. Permainan oral seks Ukhti Della semakin membuat Ukhti Nadia blingsatan saat lidah lembut nakal Ukhti Della melesak masuk menari di dalam liang peranakannya. Ukhti Della dibuai oleh lezatnya lendir memek Ukhti Nadia ditambah ke-empat vibrator yang terus merangsang titik-titik sensitif tubuhnya, apalagi Pak Slamet yang dengan full-power mengobok-obok anus sempit miliknya, membuat akhwat cantik pimpinan LDK Universitas itu tak mampu membendung orgasme yang datang. Bersamaan dengan itu, Ukhti Nadia pun mencapai klimaksnya setelah cukup lama bertahan dengan sodokan liar Pak Bejo di mulutnya dan Ukhti Della yang melahap memeknya.
Ukhti Nadia : OCKK! OCKK!! NGGHH!! MFFHH!! OCKK!! NNNGGHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Ukhti Della : NGHH!! MFFHH!! MFHH!! MCCH!! MFFUAHH..!! TUANHH!! KELUARR..!! AHH!! AHH!! OOOOUUNGGHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRR..
Kedua akhwat aktifis LDK itu mengejang bersamaan melepas orgasme hebat keduanya. Semburan cairan surgawi Ukhti Nadia begitu deras dan membasahi cadar dan jilbab Ukhti Della. Di saat yang sama, Ukhti Della sendiri kembali membanjiri lantai toilet yang baru saja ia bersihkan.
Pak Bejo : Weleh.. Isoh kompak ngono ya?? Pancen lonthe tenan ki wedokan.. Haha.. (Weleh.. Bisa kompak gitu ya?? Emang lonthe beneran ini cewek.. haha..) kata Pak Bejo sambil mencabut kontolnya yang sudah basah kuyup oleh liur Ukhti Nadia.
Pak Slamet : Iyo ki.. ahahaha.. Lonthe cadar pancen paling joss.. Wes ayu, rasane yo top tenan..(Iya nih.. Ahahah.. Lonthe cadar emang paling jos.. Udah cantik, rasanya juga top banget..) kata Pak Slamet yang kembali berdiri dengan kontolnya yang mengkilat dan beraroma lendir anus akhwat.
Pak Bejo : Yok.. Pindah kene wae nank sofa.. (Yuk.. Pindah sini aja di sofa..) kata Pak Bejo sambil merangkul Ukhti Nadia yang masih belum tuntas orgasme.
Pak Slamet : Iyo.. Penak nank kono.. Ayok tangi kowe lonthe!! (Iya.. Enak di sana.. Ayoo bangun kamu lonthe!!) Seru Pak Slamet sambil menarik jilbab Ukhti Della layaknya menarik hewan peliharaan.
Ukhti Della : Akhh!! Iyaah tuanhh.. jawab Ukhti Della sambil berdiri dan berjalan dengan kepala agak miring karena ditarik Pak Slamet.
Pak Bejo : Hey.. Mbak lonthe.. Wes tau di sodomi durung?? Penak lhoo.. (Hey.. Mbak lonthe.. Dah pernah di sodomi belum?? Enak lhoo..) kata Pak Bejo sambil melucuti abaya putih Ukhti Nadia dari belakang.
Ukhti Nadia : Pernah.. Ta.. Pi udah lamaah.. Jawab Ukhti Nadia sambil berjalan menuju sofa dan hanya tersisa jilbab, cadar, dan kaos kaki selutut saja yang masih menempel di tubuhnya.
Pak Bejo : Wwwuuhh.. Pancen nek lonthe cadar ki awak e sip-sip tenan.. Ohh.. Wes suwe yo?? Sip lah.. Woe Met lonthe mu kon nggarap sik iki..!! (Wwuuhh.. Emang kalo lonthe cadar tuh badannya bagus-bagus banget.. Ohh.. Udah lama ya?? Bagus deh.. Woee Met lonthemu suruh nyiapin ini dulu..!!) Kata Pak Bejo sembari terkagum-kagum dengan keindahan tubuh belakang Ukhti Nadia.
Pak Slamet : Woke.. Krungu to lonthe?? Garap kono!! Aku tak leren sik.. (Woke.. Denger kan lonthe?? Siapin sana!! Aku mau istirahat dulu..) kata Pak Slamet sambil mendorong Ukhti Della untuk menyiapkan anus Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Aahh!! Siap tuankuhh..
Pak Slamet dan Pak Bejo yang sudah bugil duduk santai di sofa untuk mengistirahatkan sebentar kontol mereka sambil merokok. Ukhti Nadia yang berdiri di hadapan kedua lelaki itu hanya terdiam dengan bagian leher hingga lututnya tak tertutup apapun. Tanpa ia sadari, dari belakang Ukhti Della menggerayangi tubuh mulus Ukhti Nadia. Jemari lentik berhenna merah Ukhti Della mulai lincah meremas kedua gunung kembar ranum Ukhti Nadia seraya berbisik di telinganya.
Ukhti Della : Sshh.. Kenapa Ukh?? Udaah.. Lepasin ajah nafsu kitaah.. Gak.. Usaah.. Ditahaann.. Puasin ajaahh.. Tuuhh.. Yakiiinn ga mau kontolhh..?? Bisik Ukhti Della yang membuat keraguan Ukhti Nadia pun sirna.
Ukhti Nadia : E’emh ukh.. Mau bangethh.. Sshh.. Jawab Ukhti Nadia yang mulai merangkak ke arah sofa layaknya anjing.
Pak Bejo dan Pak Slamet terkekeh melihat kelakuan akhwat-akhwat bercadar di hadapan mereka yang tak ada ubahnya dengan lonthe-lonthe yang dulunya biasa mereka sewa. Tanpa ragu Ukhti Nadia mulai menciumi kontol Pak Slamet terlebih dulu. Aroma lendir anus Ukhti Della yang melekat di kontol hitam panjang berurat tukang kebun itu sangat menggugah dahaga dan merangsang Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Tuaanhh.. Biarkan lonte ini bersihin kontol tuaanh.. Sshh.. Haeemfhh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Nghh.. Mffhh.. Ockk.. Ockk.. Ockk..
Di saat mulut manis Ukhti Nadia asik memberikan blowjob di selakangan Pak Slamet, tangan kiri Ukhti Nadia mengocok lembut kontol Pak Bejo. Dengan posisi doggy, Ukhti Nadia melakukan dual-tasking pada kontol hitam kekar kedua tukang Masjid Kampus. Ukhti Della yang disodori bokong putih bulat pun segera beraksi dengan berjongkok mengangkang menghadap bokong Ukhti Nadia. Setelah menyibakkan cadarnya, kedua tangan Ukhti Della yang terbalut manset hitam mulai membuka bokong Ukhti Nadia. Anus kecoklatan Ukhti Nadia yang tampak sempit membuat birahi Ukhti Della mengglegak yang membuatnya dengan penuh nafsu menjilati bibir anus Ukhti Nadia. Dengan lihai lidah Ukhti Della menggelitik anus Ukhti Nadia. Kemudian secara perlahan menyeruak masuk dibantu kedua ibu jari Ukhti Della yang menguak sedikit demi sedikit liang bo’ol sempit Ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang saat itu tengah berpindah mengoral kontol Pak Bejo, melenguh tertahan merasakan sensasi kenikmatan yang sudah lama tak anusnya rasakan. Tak hanya menjilati saja, Ukhti Della pun secara berterusan mengucurkan liurnya untuk melumasi anus Ukhti Nadia supaya lebih mudah melar. Jemari Ukhti Della kini satu per satu mulai melesak masuk. Dengan perlahan, jari tengah Ukhti Della mengocok perlahan anus Ukhti Nadia selama beberapa detik, kemudian ia tambahkan jari telunjuknya hingga akhirnya ke-empat jari Ukhti Della menyumpal anus Ukhti Nadia. Pinggul Ukhti Nadia mengejang dengan rintihan yang parau saat merasakan anusnya kembali terbelah setelah sekian lama. Namun kelezatan dari kontol Pak Bejo dan Pak Slamet yang bergantian menyesaki mulut dan kerongkongannya sedikit memudarkan nyeri yang ia rasakan. Ukhti Della tetap aktif menjilati memek becek Ukhti Nadia untuk terus merangsang akhwat cantik rekan LDK nya itu.
Ukhti Della : Eeemhh.. Srruuph.. Uuhh.. Sshh.. Udaahh.. Siaaaphh nih tuaanhh.. Kata Ukhti Della seraya mencabut tangannya dan menjilati lendir anus Ukhti Nadia yang membasahi jemarinya.
Pak Slamet : Sip lonthe!! Kwi Vibrator nank pentil mu lebokno nank tempik karo silit e lonthe Nadia ki..!! (Sip lonthe!! Itu vibrator di putingmu masukin di memek sama anusnya lonthe Nadia ini..!!) Perintah Pak Slamet sambil menghisap rokoknya.
Ukhti Della : Ssshh.. Baik tuanhh.. jawab Ukhti Della yang segera melepas kedua vibrator di toketnya dan menyumpalkannya ke anus dan liang peranakan Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Ockk.. Ockk.. Nghh.. NGHH!! MMFHH!! OCKK.. OCKK!! NNNGGGHHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SEEERRRR..
Beberapa saat setelah Ukhti Della melesakkan kedua Vibrator, Ukhti Nadia pun menggelinjang hebat dan menyemburkan deras cairan surgawinya. Sensasi getaran vibrator yang merangsang kuat kedua liang surgawinya membuat Ukhti Nadia bak tersengat aliran listrik jutaan volt. Seluruh birahi dalam tubuhya meledak yang membuatnya tak bisa membendung orgasmenya.
Ukhti Della : Eeehh.. kok langsung keluar ukh..?? Iiihh.. Ukhtiih nakaall.. juga yaahh.. kata Ukhti Della yang takjub melihat derasnya semburan memek Ukhti Nadia.
Pak Bejo : Mrene o lonthe kabeh.. kene!! Gantian gawe aku penak!! Hahah.. (Sini lah lonthe semua.. sini!! Gantian bikin aku enak!! Hahah..) kata Pak Bejo.
Ukhti Nadia dan Della : Iyaahh tuaanh..
Keduanya pun berdiri dan langsung berjongkok di atas selakangan Pak Bejo dan Pak Slamet. Ukhti Della bersama Pak Bejo sedangkan Ukhti Nadia yang menghadapi Pak Slamet. Dengan posisi Woman On Top, Ukhti Nadia dan Ukhti Della mulai melesakkan kontol kedua tukang itu menembus memek mereka. Lenguhan lepas nan panjang kedua akhwat bercadar itu tak tertahankan saat keduanya merasakan kembali kontol kekar hitam Pak Slamet dan Pak Bejo menghantam kuat pintu rahim mereka yang menyebabkan vibrator di memek mereka melesak masuk ke rahim. Pinggul Ukhti Nadia dan Ukhti Della secara otomatis menggoyang cepat maju-mundur, menjepit dan mengocok nikmat kontol berurat Pak Slamet dan Pak Bejo.
AHH!! AHH!! OHHH!! YESHH!! KONTOLHH!! ENAK TUANNHH..!! AAUUHH!! SSHH.. OHH!! OHH!! MMHH.. TERUSH TUANHH..!! NIKMATIN.. LONTEH INIH..!! AAHH!! NGHH!! ALLAAHH.. ENAKNYAHH!! OOHH!!
Keduanya saling berlomba untuk segera mencapai puncak kenikmatan. Pak Slamet dan Pak Bejo yang disuguhi pabrik susu akhwat pun dengan beringas melumat bongkahan gunung kembar kedua aktifis dakwah Islam itu. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia merem melek merasakan kenikmatan berzina dengan lelaki asing. Tak ayal, hanya 5 menit saja yang dibutuhkan untuk keduanya mencapai klimaks.
Ukhti Nadia dan Della : OHH!! OHHH!! KELUAR TUAANN.. NNNGGGHHHH..!!!
PLOP.. SEEERRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR...
Ukhti Nadia dab Ukhti Della mengangkat pinggul mereka bersamaan dan disusul semburan kuat nan hangat cairan surgawi keduanya. Tubuh Ukhti Hafshah dan Ukhti Nadia yang masih mengejang tak diberi ampun oleh Pak Bejo dan Pak Slamet yang langsung menekan turun kembali pinggul kedua akhwat cantik dihadapan mereka. Mata cantik keduanya terbelalak saat merasakan anus mereka dipaksa melar oleh kontol kekar Pak Bejo dan Pak Slamet.
Ukhti Nadia dan Della : OOOUUHHHH.. SHHH.. AAH!! AHH!! ANALL!! OHH!! SODOMIHH!! MMHH.. ENAKH TUANH!! SODOK ANUS KITAHH..!! OHH!! SHH.. NGGHH!! AHH!! AHH!!
Mata kedua akhwat bercadar yang tenggelam dalam kenikmatan anal itu menatap nanar. Kedua tangan Pak Bejo dan Pak Slamet mencengkram dan menggerakkan pinggul Ukhti Nadia dan Ukhti Della maju-mundur dengan cepat membuat seluruh tubuh kedua akhwat cantik itu di terpa kenikmatan yang meluap-luap. Ditambah lagi pagutan Pak Slamet dan Pak Bejo yang beraroma rokok melawan mulut manis Ukhti Nadia dan Ukhti Della, semakin membakar syahwat di sekujur tubuh keduanya.
AH!! AHH!! OHH!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEEERRRR.. SSSEEERRRRRR..
Ukhti Nadia dan Ukhti Della mendekap erat kepala Pak Slamet dan Pak Bejo. Anus kedua akhwat itu menjepit mantab kontol kekar kedua tukang MasKam itu saat memek mereka memuntahkan cairan surgawi. Tubuh mulus kedua aktifis LDK itu menggelinjang menikmati setiap kedutan memek mereka setelah melepaskan Anal-Orgasm.
Pak Slamet : Haahah.. Jiaann lonthe tenan!! Wuuhh.. isoh tekan subuh nek koyo ngene ki!! Haha.. (Hahah.. Emang lonthe banget!! Wuuhh.. bisa nyampe subuh kalo kayak gini nih!! Haha..) kata Pak Slamet yang kemudian bangun dari sofa.
Pak Bejo : Iyo cok.. Enak tenan jhe ki tempik karo silit e lonthe cadar.. Heh! Kene cangkemmu.. resik’i kontolku sek!! (Iya cok.. Enak banget emang ini memek ama anus lonthe cadar.. Heh! Sini mulutmu.. bersihin kontolku dulu!!) Perintah Pak Bejo yang sudah berdiri di depan sofa.
Sambil terduduk di sofa, Ukhti Nadia dan Ukhti Della mengulum lahap membersihkan kontol Pak Bejo dan Pak Slamet yang berlumuran lendir anus. Dirasa cukup, Pak Slamet mengarahkan Ukhti Nadia dan Ukhti Della untuk doggy di sofa dengan kedua tangan dan kepala mereka bersandar di head-rest sofa. Kini dua bongkahan bokong putih mulus bulat akhwat bercadar yang hari-hari selalu menutupi tubuhnya dengan pakaian syar’i tersaji di hadapan tukang parkir dan kebun maskam yang berkulit hitam itu. Tanpa diperintah, Pak Bejo dan Pak Slamet segera mengumbar nafsu mereka dan menyodok kuat anus dan memek Ukhti Nadia dan Ukhti Della semau mereka. Lendir anus dan liang peranakan kedua aktifis LDK itu bercampur pekat dan kental. Suara hantaman pinggul Pak Bejo dan Pak Slamet yang beringas menggenjot bokong akhwat-akhwat cantik itupun memenuhi ruangan Shofiyyah.
Ukhti Della : AH!! Shh.. gimanah ukh rasanyah ngentot..?? Enakhh..?? Tanya Ukhti Della sambil merem melek menahan nikmat sodokan Pak Slamet.
Ukhti Nadia : OH!! OHH!! Iyah ukh.. Enak bangethh.. Shh.. Kontolhh.. Ahhh..
Ukhti Della : Afwaanhh yaahh ukhh.. Anaahh.. Gatauh.. Kalau ukhti.. Ternyatah juga doyanh ngentot.. Shh.. Enak yang manah ukh?? Anal?? Atauhh.. Memekkh??
Ukhti Nadia : Ahh.. Anal Ukhh.. Enaknyahh.. Memek jugaah.. Ohhh.. Semuanyah.. Sshh.. Ana juga gak nyangkahh.. Kalauhh.. Ukhti Della sebinal iniihh.. Jawab Ukhti Nadia yang keenakan merasakan kontol Pak Bejo menggilir kedua liang surgawinya.
Ukhti Della : Uhh.. Iyaahh ukh.. Anaah juga belum lamaah.. Kenal yang namanya sekss.. Ternyata senikmat iniihh.. Anaahh.. bersyukur bangethh.. Bisa tauh nikmat seks.. Ahhh.. Ukhti juga ketagihan yaahh..??
Ukhti Nadia : Iyaah Ukhh.. Sejak beberapa bulan laluuhh.. Aahh.. He’emhh.. Nagih banget rasa kontolhh.. Ahh.. Kontol yang kekar gituuhh.. Ahhh.. Shhh..
Ukhti Della : Aaahh.. Ukhh.. Lepas ajahh.. Yuk nikmatin malam inihh.. Yukk teriak sepuasnyaahh.. Ohh.. Sshh.. Aahh..
Ukhti Nadia : Yuk Ukhh.. Lepasin nafsuh kitaahh.. Ohh.. Ohh..
AAHH!! OHH!! KONTOLHH!! SODOKHH TUANHH!! AHH!! AHH!! ENAK BANGETHH TUANH!! AAHH!! LONTEH INI MILIK TUANHH!! OHH!! KONTOL TUAN ENAK BANGETHH!! OHH!! AAHH!!
Suasana malam yang sepi di lingkungan Masjid Kampus ditambah saat itu adalah minggu tenang perkuliahan menjadikan momen yang begitu sempurna bagi Ukhti Nadia dan Ukhti Della untuk melepaskan birahi mereka. Keduanya meracau, mendesah, merintih, dan melenguh sepuasnya tanpa peduli akan identitas mereka sebagai muslimah bercadar dan berpakaian syar’i yang mengemban amanah dakwah Islam. Apa yang tengah mereka lakukan malam ini merupakan kemaksiatan besar dan cara tercepat untuk menambah pundi-pundi dosa manusia. Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang hari-hari berdakwah tentang bahaya zina dan ancaman Allah terhadap pelaku zina, telah menjadi idola bagi setiap akhwat yang pernah mendengar tausiyah keduanya. Namun sungguh ironis, kedua mulut akhwat tersebut kini begitu doyan dan lihai mengulum kontol lelaki yang bukan suami mereka. Tubuh putih mulus terawat keduanya, dengan penuh nafsu mereka tawarkan untuk dijamah oleh lelaki. Bahkan memek dan anus keduanya yang merupakan harta suci milik seorang muslimah, telah mereka gratiskan untuk mendapatkan seteguk sperma kental nan hangat dari kontol lelaki manapun.
Jam menunjukkan pukul 20.19 saat Ukhti Nadia dan Ukhti Della kembali mencapai klimaks dan membanjiri lantai ruangan itu setelah bertahan selama 15menit digempur oleh Pak Slamet dan Pak Bejo. Tubuh indah Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun mengejang, memompa sisa-sisa orgasme ke-4 mereka di posisi itu. Pak Slamet dan Pak Bejo pun mengarahkan Ukhti Nadia dan Ukhti Della untuk mengambil posisi 69 dengan Ukhti Della terlentang di sofa sementara Ukhti Nadia doggy di atasnya.
Pak Slamet : Naahh.. Jajal lesbi sek.. Tak ndelok kowe kabeh ki tenan lonthe opo ora.. haha.. (Naahh.. Coba lesbi dulu.. Tak liat kalian tuh beneran lonthe apa bukan.. haha) kata Pak Slamet yang duduk di kursi dekat tembok seraya kembali menyalakan rokoknya.
Pak Bejo : Haha.. Iyo.. Sisan tak leren dilit.. (Haha.. Iya.. Sekalian aku istirahat bentar..) timpal Pak Bejo yang juga duduk di kursi lain sambil menghisap rokok.
Ukhti Della yang disuguhi memek becek Ukhti Nadia langsung melahapnya dengan nikmat. Begitu pula Ukhti Nadia yang langsung melesakkan lidahnya menyusuri piang surgawi Ukhti Della. Decak becek jilatan kedua akhwat itu merangsang memek rekannya tersengar begitu jelas. Saat keduanya tengah asik saling mengoral liang surgawi, tiba-tiba Pak Slamet dan Pak Bejo sudah berada di hadapan mereka. Pak Bejo mencubit kuat hidung Ukhti Nadia yang membuat Ukhti Nadia harus membuka mulutnya untuk bernafas tapi malah di sumpal kontol 18cm dan diameter 5cm Pak Bejo yang beraroma lendir memek dan anus. Sementara Ukhti Della yang membuka mulut dan menjulurkan lidahnya, juga disambut Pak Slamet dengan langsung melesakkan kontolnya jauh menyusuri kerongkongan Ukhti Della hingga pangkalnya.
EMMFHH!! OCK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! UHUK!! OCKK!! NGGHH.. MFFHH.. OCKK!! OCKK!! MFFHH!! OCKK!!
Pak Bejo dan Pak Slamet begitu semangat menggenjot mulut kedua akhwat itu sebelum berpindah ke memek becek keduanya.
OOUUHH.. SHH.. AAHH!! YESHH.. AHH.. TUANHH.. MMHH.. ENAK TUANHH.. KENTHU TERUSSHH TUANHH!! OHH!! OHH!! AAHH!! ALLAAHH ENAKNYAHH.. KENTHU!! SHH.. MHHH.. AAAHHH!!
Pemandangan syur kembali tersaji dimana dua akhwat bercadar cantik berkulit putih mulus sedang ber-orgy ria bersama dua lelaki berkulit hitam. Nampak mata kedua akhwat tersebut merem melek menikmati liarnya sodokan kedua lelaki yang merupakan tukang parkir dan kebun Masjid Kampus. Badan kekar sang tukang kebun yang hitam mengkilat, menggenjot nikmat bokong putih akhwat cantik bernama Nadia. Sementara sang tukang parkir yang berpostur gemuk dengan perut buncitnya tengah mendesis nikmat mengobok-obok liang surgawi akhwat bernama Della yang terlentang di bawah Ukhti Nadia dengan kontol gempal beruratnya. Kedua akhwat itu merelakan ikhlas tubuh mereka untuk dizinahi kontol perkasa lelaki ajnabi, ditambah lagi tontonan live kontol kekar hitam yang keluar-masuk dengan cepat di memek di antara keduanya semakin membuat Ukhti Nadia dan Ukhti Della terangsang hebat.
OHH!! OHH!! OHHH!! AAHH!! KELUAR TUANNHH..!! NNGGGHHHHHH..!!!
Klimaks pun menerpa Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Memek sempit keduanya kembali menyemburkan cairan surgawi dengan deras secara bersamaan. Ukhti Nadia pun membuka lebar mulutnya untuk menelan seluruh cairan orgasme Ukhti Della yang juga membasahi jilbab dan cadarnya. Begitu pula Ukhti Della yang tengah asik menenggak gurihnya cairan surgawi Ukhti Nadia yang membanjiri mulutnya. Pak Bejo dan Pak Slamet tak mengendorkan permainannya. Dengan cepat mencabut kontol mereka dan kembali melesakkannya di mulut Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Puas dengan mulut, anus kedua akhwat bercadar aktifis LDK itu pun menjadi korban liar dan kuatnya sodokan Pak Bejo dan Pak Slamet.
OOOOUUNGGHH.. SHH.. AHH!! AHH!! ASIKK..!! AHH!! SODOMIHH..!! AHH.. ANAL!! IYAAH TUANHH!! SODOK YANG KUATT!! AAHH!! ENAK BANGETHH!! TUANHH..!! KONTOL TUAANHH.. AMPUNNHH.. ENAKNYAHH..!! AHH! OHH!! OHH!! SHHH.. ENGGHH!! OHH.. OHH..
Kontol Pak Slamet dan Pak Bejo terus memanjakan anus Ukhti Della dan Ukhti Nadia dengan kenikmatan yang tiada tara. Rasa nikmat yang dirasakan kedua akhwat bercadar itu semakin meluap diakibatkan vibrator yang terus merangsang kedua liang surgawi mereka. Sempitnya anus Ukhti Nadia dan Ukhti Della tampak ikut tertarik keluar-masuk meski sudah beberapa kali di anal. 3 menit saja kedua akhwat cantik berjilbab hitam itu bertahan sebelum anal orgasm kembali melanda keduanya.
OHH!! OHH!! TUANHH.. ENAKHH.. AHH!! AHH!! OOUNNGGHH..!!
SEERRR.. SEERRR.. SEEEEERRRRRR..
Nikmat tak terkira dari orgasme membuat tubuh Ukhti Della dan Ukhti Nadia mengejang hebat. Cairan surgawi yang menyembur deras kembali menjadi pelipur dahaga tenggorokan kedua akhwat penggiat dakwah Islam itu. Selesai menikmati sajian segar dari memek rekannya, Ukhti Nadia dan Ukhti Della harus kembali melayani kedua kontol kekar Pak Slamet dan Pak Bejo di mulut mereka. Beberapa saat Pak Slamet dan Pak Bejo mendesis nikmat merasakan servis dari mulut muslimah berjilbab syar’i yang sedang membersihkan kontol berlendir keduanya yang selama ini tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Sebagai rasa terimakasih, kedua tukang Masjid Kampus itu kembali memanjakan Ukhti Nadia dan Ukhti Della dengan sodokan mantab di liang peranakan kedua akhwat itu hingga mendobrak pintu rahimnya. Ukhti Nadia dan Ukhti Della dibuat kewalahan menghadapi liar nya Pak Slamet dan Pak Bejo yang begitu gencar menggenjot setiap lubang kenikmatan di tubuh mereka.
PLOK!! PLOK!! PLOK!! Peluh mulai mengalir membasahi tubuh ke-empat insan manusia yang tengah saling mengumbar hasrat seksual mereka di ruang Shofiyyah. Aroma keringat Pak Bejo dan Pak Slamet yang begitu menyengat bercampur dengan aroma rokok dari mulut mereka, keduanya bersama-sama membius hidung Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang justru malah semakin membakar syahwat kedua akhwat itu.
Pak Bejo : Ahh.. Cokk!! Aku wes ra kuat!! (Ahh.. Cok!! Aku udah gak kuat!!) Kata Pak Bejo yang sudah hampir klimaks.
Pak Slamet : Aku yo iyo Jo..!! Ahh.. Ahh.. Heh lonthe!! Ditokne ning ndi ki!? (Aku juga iya Jo!! Ahh.. Ahh.. Heh lonthe!! Kluarin dimana nih!?)
Ukhti Della : AHH! AHH!! MULUT LONTEH INIH AJAH TUANHH..!! AHH!! OHH!! OHH!! Pinta Ukhti Della yang sudah tak peduli dengan marwahnya.
Ukhti Nadia : IYAAH TUANNHH..!! SINIHH TUANNHH..!! kata Ukhti Nadia yang langsung membuka lebar mulutnya.
Pak Bejo dan Pak Slamet : AAARRGHH!(
CROOTT.. CROOTT.. CROOOTTT..
Pak Bejo dan Pak Slamet dengan cepat menyumpalkan kontol mereka yang berlumuran lendir anus ke mulut Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia mendelik ke atas saat guyuran sperma kental nan hangat memenuhi rongga mulut keduanya. Begitu deras dan kentalnya sperma Pak Bejo dan Pak Slamet membuat Ukhti Nadia tak kuasa menahan datangnya orgasme. Semburan kuat cairan surgawi dari memek sawo matang Ukhti Nadia pun membasahi jilbab, cadar, dan wajah Ukhti Della yang sedang menikmati sperma kental Pak Slamet di mulutnya. Derasnya semburan orgasme Ukhti Nadia, tak ayal membuat Ukhti Della pun pasrah saat tiba-tiba orgasme kuat melanda dirinya. Dagu, toket, jilbab Ukhti Nadia menjadi korban derasnya semburan cairan surgawi Ukhti Della. Tatapan mata Ukhti Nadia terlihat seperti orang kelelahan dan hanya bisa pasrah saat Pak Bejo menyodok perlahan mulutnya untuk membersihkan kontolnya. Begitu pula nasib Ukhti Della yang terkulai lemah sementara mulut dan kerongkongannya menggembung melayani kontol Pak Slamet yang minta untuk dibersihkan.
Pak Bejo : Fiuhh.. Kesel cok.. Tur enaak tenan.. ahaha.. (Fiuuh.. Capek cok.. Tapi enaak banget.. ahahah..) kata Pak Bejo yang terduduk lemas di kursi sambil kembali menyalakan rokoknya.
Pak Slamet : Iyo.. Nganti kemeng aku.. Nek karo bojoku babar blas ra tau nganti ngene ki.. haha.. (Iya.. Sampe letih aku.. Kalo sama istriku gak pernah sama sekaki sampe kayak gini.. haha..) timpak Pak Slamet yang sudah menghisap rokoknya tadi.
Ukhti Della tergeletak lemas di sofa dengan nafasnya tersengal-sengal berbantalkan paha Ukhti Nadia, yang juga duduk dengan tatapan kosong. Jilbab syar’i keduanya pun basah oleh cairan surgawi dan kusut tak beraturan. Memek dan anus keduanya menganga dan berkedut-kedut setelah 1 jam lebih melayani gempuran dahsyat Pak Slamet dan Pak Bejo. Vibrator di kedua liang surgawi Ukhti Della dan Ukhti Nadia terlepas sesaat setelah orgasme terakhir keduanya.
Pak Slamet : Ehem.. Maturnuwun mbak Nadia karo Mbak Della.. Aku puas banget bengi iki.. Pak Bejo yo podo.. Tak leren sik yo.. Mbak-mbak e nek meh bali ndhisik yo rapopo.. (Ehem.. Terimakasih mbak Nadia dan Mbak Della.. Aku puas banget malam ini.. Pak Bejo ya sama.. Aku istirahat dulu ya.. Mbak-mbak nya kalau mau pulang duluan juga gapapa..) kata Pak Slamet yang kelihatan kecapekan.
Pak Bejo : Iyo mbak.. Wehh jaan.. Wes ayu, solehah, pinter kenthu.. jajal dadi bojoku.. tak kenthu mben dino lho mbak.. Monggo nek meh bali mbak.. (Iya mbakk.. Duhh benerann.. Udah cantik, Solehah, Pinter ngentot.. Coba jadi istriku.. Aku entot tiap hari lho mbak.. Silakan kalo mau pulang mbak..) timpal Pak Bejo.
Ukhti Della : Shh.. Ahh.. Kok udahan pak?? Della masih pengen lohh.. Mhh.. jawab Ukhti Della sambil mengumpulkan tenaganya.
Ukhti Nadia : Iyaah Pak.. Ayuk lagiihh.. Mumpung besok Nadia juga libur.. Shh.. Kontol Pak bejo ama Pak Slamet bikin ketagihan soalnya.. goda Ukhti Nadia sambil membuka lebar kedua pahanya.
Pak Bejo : Weehh.. Tenanan mbak?? Piye Met?? Siap ra?? (Weehh.. Beneran mbak?? Gimana Met? Siap gak??)
Pak Slamet : Lhoo.. Nek aku ditawari bokong mulus e koyo ngono piye meh nolak?? Hahah.. yok.. (Lhoo.. Kalo aku ditawari bokong mulusnya kayak gitu gimana mau nolak?? Hahah.. yok..)
Ukhti Della : He’emh pak.. Inih bokong Della pakai aja sesuka Pak Slamet ama Pak Bejo.. kata Ukhti Della sambil meremas toketnya dan menatap nakal ke arah Pak Slamet.
Pak Bejo : Yowes.. Yok nank biasane wae.. Nek nank kono luwih nyaman.. (Yaudah.. Yuk di biasanya aja.. Kalo disana lebih nyaman..) kata Pak Bejo yang kemudian mematikan rokoknya dan bergegas memakai kembali celana dan jaket jeansnya.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun kembali mengenakan pakaian syar’i mereka tanpa dalaman. Sebelum berangkat, Pak Slamet memberikan kapsul penambah stamina pada Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Kemudian Ukhti Nadia dibonceng Pak Bejo, sementara Ukhti Della dengan Pak Slamet. Jam menunjukkan pukul 21.09 saat keempatnya berangkat meninggalkan Masjid Kampus. Suasana malam Jogja membuat nyaman Ukhti Della dan Ukhti Nadia, ditambah Pak Bejo dan Pak Slamet yan ternyata juga ramah meskipun berperawakan seperti itu. Setelah sekitar 15 menit perjalanan, sampailah mereka di daerah Pasar Kembang, tempat yang terkenal dengan pelacuran-nya Jogja. Pak Bejo dan Pak Slamet pun mengendarai motor melalui gang-gang sempit di daerah perkotaan Jogja. Beberapa orang menatap pada Pak Bejo dan Pak Slamet yang terlihat sedang membonceng akhwat-akhwat bercadar. Bagi penduduk sekitar Pasar Kembang, kehadiran akhwat-akhwat berpakaian syar’i seperti itu sangatlah langka.
Pak Slamet : Ren.. koyo biasane yo.. Ki tak bayar 150ewu.. Tekan esuk ojo ono sing ngganggu.. (Ren.. Kayak biasanya ya.. Nih tak bayar 150 ribu.. Sampe pagi jangan ada yang ganggu..) kata Pak Slamet sambil memberikan uang 150ribu ke Rendi, resepsionis hotel kelas melati di daerah Pasar Kembang.
Rendi : Siap pak boss!! Ini kuncinya.. gak biasane sendirian?? Pak Bejo dimana pak??
Pak Slamet : Langsung lewat mburi.. Meh njajal produk anyar jhe.. (Langsung lewat belakang.. Mau cobain produk baru soalnya..) kata Pak Slamet seraya mengambil kunci kamar pesanannya.
Rendi : Wahh.. Boleh juga.. boleh icip pak?? Hahah..
Pak Slamet : Hem?? Meh njajal?? Wani piro?? Wakakak.. Wes yo.. Jo lali.. Ojo ono sing ngganggu tekan esuk.. (Hem?? Mau nyoba?? Brani brapa?? Wakakak.. Dah ya.. Jangan lupa.. Jangan ada yang ganggu sampai pagi..)
Rendi : Siap pak boss!!
Ukhti Della : MashaaAllah.. Jadi gitu pak ceritanya?? Ahahah.. Gimana yaa?? Mau ketawa tapi takut dosa juga.. kata Ukhti Della yang terhibur dengan cerita lucu nyeleneh Pak Bejo.
Ukhti Nadia : Awas lho Ukh.. Ntar kena karmanya kalo ketawa.. timpal Ukhti Nadia yang juga sedikit menahan tawa.
Meski seorang tukang parkir dan banyak orang menilainya seperti orang jalanan, namun Pak Bejo memiliki selera humor yang cukup bagus dan juga ramah. Sembari menanti Pak Slamet, Ukhti Nadia, Ukhti Della, dan Pak Bejo bersenda gurau di kursi panjang di depan kamar pesanan Pak Slamet. Ukhti Della dengan setelan syar’i serba hitam dan cadar Yaman long rempelnya tetap menampakkan kesan syar’i-elegan meski di balik pakaian itu menyimpan hasrat seksual yang tinggi. Ukhti Nadia pun tetap duduk santai layaknya akhwat pada umumnya sembari memberi tahu Ukhti Hafshah kalau ia akan menginap di kontrakan Ukhti Della.
*Tung.. Tung..* Suara notifikasi WA di HP Ukhti Hafshah.
Ukhti Hafshah : Hem? Yaaah.. Sepi deh malam ni.. keluh Ukhti Hafshah sambil membaca pesan WA dari Ukhti Nadia.
Akhi Farid : Sepi kenapa sayang?? Tanya Akhi Farid sambil menikmati siomay.
Ukhti Hafshah : Ini si Nadia.. katanya malam ini mau nginap di kontrakan Ukhti Della..
Akhi Farid : Ukhti Della?? Siapa tuh?? Ukhti Della ketua LDK Masjid Kampus kah??
Ukhti Hafshah : He’emh.. Ga biasanya lhoh Nadia nginep-nginep.. jawab Ukhti Hafshah sambil membalas pesan Ukhti Nadia.
Akhi Farid : Lhooh kan malah pas tuh sayang..
Ukhti Hafshah : Pas gimana maksudnya mas..?? Tanya Ukhti Hafshah.
Akhi Farid : Pas banget buat.. N.. G.. E.. N.. T.. O.. T.. bisik Akhi Farid di telinga Ukhti Hafshah yang tertutup jilbab coklat tua dan cadar hitam.
Ukhti Hafshah : iihh.. Mas Farid apaan sih.. Tauk ajah yang Hafshah pikirin lhoo.. hihih..
Akhi Farid : Weee.. Nakal yaa.. Udah ketagihan yaa sayang?? Goda Akhi Farid.
Ukhti Hafshah : Bangeth mas.. hihih.. Yuk kelarin maemnya..
Ukhti Hafshah dan Akhi Farid cepat-cepat menyelesaikan makan malam mereka untuk segera melaksanakan rutinitas harian baru keduanya yang lain, yaitu ngentot.
Ukhti Della : Chat siapa ukh?? Tanya Ukhti Della yang sedang berglendotan di lengan gempal Pak Bejo.
Ukhti Nadia : Ini ukh.. Ngabarin temen kontrakan kalo ana malem ini nginep di kontrakan Ukhti Della gitu.. hihihi..
Ukhti Della : Eehh.. Ehh.. kok ana yang jadi tumbal?? Padahal mau ena-ena ampe subuh ya ukh..?? Ahaha.. jawab Ukhti Della menggoda Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Hihihi.. Gapapa kan ya sekali-sekali bo’ong?? Iya kan Pak Bejo..?? Tanya Ukhti Nadia manja ke Pak Bejo.
Pak Bejo : Hahah.. Yo wajib iku.. Ngapusi nggo perkoro ena-ena ki wajib.. (Hahah.. Ya wajib itu.. Bohong buat perkara ena-ena tuh wajib) kata Pak Bejo dengan nada bercanda.
Pak Slamet : Sorry ya.. Gawe lonthe-lonthe ku nunggu.. Yok, ki aku wes gowo kuncine.. (Sorry ya.. Buat lonthe-lonthe ku nunggu.. Yok, nih aku dah bawa kuncinya..) kata Pak Slamet sembari membuka pintu kamar mereka.
Kamar yang Pak Slamet dan Pak Bejo biasa pesan berada di ujung belakang dari penginapan dan hanya terdapat 3 kamar saja. Memang biasanya kamar-kamar itu digunakan untuk pelayanan seks para kupu-kupu malam di Jogja.
Ukhti Nadia : Waah.. Lumayan luas juga yaah.. kata Ukhti Nadia sambil meletakkan tasnya.
Ukhti Della : Iyaah.. Biarpun kelas melati, tapi lumayan juga nih Pak Slamet.. Puji Ukhti Della pada pilihan kamar Pak Slamet.
Pak Slamet : Ngono ya? Mbak Della bungah?? Ehh.. dudu Della ding tapi lonthe.. hahah.. (Gitu ya?? Mbak Della senang?? Ehh.. bukan Della sih tapi lonthe.. hahah..) ujar Pak Slamet sambil mendekap pinggang Ukhti Della dari belakang.
Ukhti Della : Aaahh.. Tuankuhh.. Lonte ini pasrah tuanh.. Asalkan tuan puas, itu kebahagiaan lonte inihh.. jawab Ukhti Della sersya merangkul leher Pak Slamet dan berglendot manja.
Pak Bejo : Nek lonthe Nadia, pengen e opo jal?? (Kalo lonthe Nadia pengennya apa coba??) Tanya Pak Bejo yang memegangi pinggul Ukhti Nadia dari belakang.
Ukhti Nadia : Apaa yaah tuan?? Pengennya..?? Semaleman di entot Tuan.. goda Ukhti Nadia sambil menoleh ke arah Pak Bejo.
Mendengar jawaban kedua akhwat bercadar itu, Pak Bejo dan Pak Slamet pun tersenyum sambil tangan Pak Slamet tetap merangkul pinggang Ukhti Della, sementara Pak Bejo masih memegang pinggul Ukhti Nadia. Ukhti Della pun kembali memulai aksinya dengan melepas abayanya hingga hanya tersisa cadar dan jilbab serta manset dan kaos kaki selutut. Begitu pula Ukhti Nadia yang sudah memamerkan kemulusan tubuh putihnya di hadapan Pak Bejo yang jelalatan memandangi tubuh sang aktifis Dakwah Kampus.
Pak Bejo : Jal di L cadare ya.. Aku pengen ndelok lontheku asline koyo piye.. (Coba di copot cadarnya ya.. Aku pengen lihat lontheku aslinya kayak gimana..) kata pak Bejo yang perlahan melepas cadar tali Ukhti Nadia.
Mata Pak Bejo pun terkejut melihat cantik dan manisnya Ukhti Nadia yang jauh berbeda dari istrinya. Mata lentik, hidung agak mancung, bibir tipis kemerahan, serta lesung pipi yang menghiasi wajahnya tiap kali ia tersenyum, sungguh membuat Pak Bejo terkesima.
Ukhti Nadia : Kenapa tuanh?? Kok melongo ajah?? Goda Ukhti Nadia yang menempelkan tubuhnya sambil menatap genit Pak Bejo.
Pak Bejo yang sudah bernafsu langsung mencengkram bokong bulat Ukhti Nadia dan dengan ganas melumat bibir Ukhti Nadia. Mendapat serangan mendadak, Ukhti Nadia agak kewalahan meladeni liarnya pagutan Pak Bejo, sementara Ukhti Della dan Pak Slamet sudah bergumul di atas ranjang. Kecantikan wajah Ukhti Della nampak begitu kontras dengan wajah Pak Slamet yang hitam dan berkumis tebal. Ukhti Nadia masih tak percaya kalau ternyata Ukhti Della memiliki wajah cantik layaknya selebgram. Kulit putih mulus Ukhti Della tampak bercahaya di bawah sinar lampu kamar yang begitu terang. Seperti halnya Zebra-cross, Pak Slamet yang berkulit hitam sementara Ukhti Della yang terlentang berkulit putih bersih tanpa cela. Nampak Ukhti Della tengah mengadu mulutnya melawan pagutan ganas Pak Slamet. Tak lama berselang, Ukhti Nadia dan Pak Bejo pun menyusul bergumul di ranjang.
Ronde kedua pun dimulai dengan kedua tukang Masjid Kampus itu mencupangi dan menjilati setiap detil bagian tubuh Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Kedua akhwat cantik itu hanya bisa melenguh dan mendesah menikmati datangnya birahi yang diberikan oleh lidah Pak Bejo dan Pak Slamet. Orgasme Ukhti Nadia dan Ukhti Della terjadi saat Pak Bejo dan Pak Slamet melahap memek keduanya dibantu dengan sodokan cepat jemari kasar tukang parkir dan kebun itu mengobok-obok anus mereka.
AHH!! AHH!! SHH.. TUANNHH..!! OOOUUNNGGHHHHH..!!!
SEERRR.. SEEERRRR.. SEEEEERRRRRR..
Pak Bejo dan Pak Slamet yang sudah begitu haus segera meminum habis cairan surgawi Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang mengucur deras. Puas dengan minuman segar dari memek lezat para akhwat aktifis LDK, kini Ukhti Della dan Ukhti Nadia di posisikan terlentang dengan kepala mereka menggantung di pinggir ranjang. Kontol kekar kedua tukang itu segera melesak jauh menyusuri kerongkongan Ukhti Della dan Ukhti Nadia hingga ke pangkalnya. Genjotan perlahan namun mantab dilancarkan Pak Bejo dan Pak Slamet seraya kedua tangan kasar tukang parkir dan kebun Masjid Kampus itu menggenggam leher Ukhti Della dan Ukhti Nadia untuk dijadikan tumpuan. Tangan mulus Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak bisa diam dan sibuk meremas toket serta mencolok-colok memek mereka sendiri. Semakin lama semakin cepat dan intens facefuck yang di lancarkan Pak Bejo dan Pak Slamet sehingga menghantarkan Ukhti Della dan Ukhti Nadia kembali klimaks, membanjiri bantal dengan cairan surgawi.
Pesta seks keempat insan manusia itu terus berlanjut selama kurang lebih 2 jam. Obat kuat yang diminum Pak Bejo dan Pak Slamet membuat keduanya begitu perkasa dalam membombardir seluruh liang kenikmatan milik kedua akhwat bercadar cantik itu. Lebih dari 30 kali Ukhti Della dan Ukhti Nadia menyemburkan cairan surgawinya karena genjotan cepat dan kuat Pak Bejo dan Pak Slamet di mulut, memek, dan anus mereka. Hampir semua gaya seks mereka lakukan dari doggy, WOT, reverse Cow-Girl, Rear Admiral, Missionary, Deep Thrust, dll. Malam itu benar-benar mengubah Ukhti Nadia dan Ukhti Della menjadi akhwat pemuja seks yang sesungguhnya. Mereka tak segan-segan lagi meluapkan seluruh sisi binalnya, bahkan meracau bebas layaknya aktris-aktris porno di video porno yang menjadi kiblat seks keduanya. Ranjang kamar tempat keempatnya menikmati zina berjama’ah pun berdecit keras menahan derasnya gelombang hantaman pinggul Pak Bejo dan Pak Slamet yang melepaskan seluruh nafsunya malam itu. Wajah cantik putih Ukhti Della dan Ukhti Nadia terlihat sayu setelaha bertahan hingga jam 11 malam melayani liarnya syahwat Pak Bejo dan Pak Slamet yang sudah didongkrak oleh obat kuat. Kedua tukang Masjid Kampus itu mengalami 2 kali klimaks, yang pertama terjadi sekitar jam 10an malam dan mereka tumpahkan untuk melegakan kerongkongan Ukhti Della dan Ukhti Nadia. Sementara yang terakhir terjadi saat penutupan ronde kedua yang memenuhi anus Ukhti Nadia dan Ukhti Della dengan sperma kental hangat mereka.
Ukhti Della : Sssh.. Aaahh.. Sinih ukhhh.. Aaakk.. pinta Ukhti Della yang sudah tiduran terlentang menanti Ukhti Nadia mengucurkan sperma dari anusnya.
Ukhti Nadia : Mhhh.. Shhh.. Inih ukhh.. Nngghh..
Crrrtt.. Crrtt.. Crrrtt..
Ukhti Della menenggak nikmat setiap tetes sperma kental yang bercampur lendir anus Ukhti Nadia tanpa sisa, bahkan ia melesakkan jemarinya di anus Ukhti Nadia yang tengah jongkok di atas wajahnya, menggaruk-garuk memastikan tak ada sisa sedikit pun.
Ukhti Della : Hemffhh.. Sluurrpp.. Nyaamm.. Lezatnyaahh.. kata Ukhti Della seraya menjilati jemarinya yang baru saja keluar dari anus Ukhti Nadia.
Ukhti Nadia : Aaahh.. Shhh.. Mau dong ukhh.. Gantiann.. renggek Ukhti Nadia yang segera terlentang dan membuka mulutnya.
Kini berganti Ukhti Della yang jongkok di atas wajah cantik Ukhti Nadia dan dengan bantuan kedua tangannya ia menguak lebar liang bo’olnya yang berwarna pink.
Crrrtt.. Crrrtt.. Crrtt..
Suara becek anus Ukhti Della saat mengeluarkan sperma terdengar erotis. Ukhti Nadia yang sudah menanti, dengan penuh nikmat mengulum sperma kental yang mengalir keluar. Tak hanya itu, ia bahkan menarik bokong Ukhti Della hingga menduduki mulutnya yang membuat lidah Ukhti Nadia dengan mudah melesak masuk mengais-ngais sisa-sisa sperma di liang bo’ol akhwat Manado itu. Puas dengan lezatnya sperma kental Pak Bejo dan Pak Slamet, kini berganti kontol panjang kekar kedua tukang itu yang menjadi pemuas nafsu mulut manis akhwat-akhwat LDK. Begitu lahap kedua aktifis itu membersihkan kontol berbulu lebat pak Bejo dan Pak Slamet hingga kesat.
Pak Bejo : Sshh.. Waahh.. Mbak Della kok manteb tenan jhe?? Nuwun ya.. Aku puas banget bengi iki.. (Shh.. Waahh.. Mbak Della kok manteb banget sih?? Makasih ya.. Aku puas banget malam ni..) kata Pak Bejo sambil membelai kepala Ukhti Della yang berbalut jilbab hitam dan mengulum kontolnya.
Ukhti Della : Mffhh.. Mchh.. Mchh.. Mffuahh.. Iyaah Pak Bejo.. Sama-sama.. Makasih juga udah puasin Della.. Dikasih sperma lezat jugaahh.. Aaahh.. jawab Ukhti Della yang tiduran miring ke kiri berbantalkan perut buncit pak Bejo.
Disisi lain Ukhti Nadia sudah terlelap sambil mendekap paha Pak Slamet. Ukhti Nadia dan Ukhti Della merasakan linu di selakangan mereka setelah digenjot berjam-jam oleh Pak Bejo dan Pak Slamet. Namun bukan sesal dan sedih yang mereka rasakan, justru keduanya begitu puas dan bahagia karena bisa merasakan kenikmatan kontol kekar lelaki mengobok-obok kesucian mereka dengan bebas tanpa perlu khawatir akan diketahui orang lain.
Allahuakbar.. Allahuakbar..
Suara adzan Subuh mulai bersahutan di langit fajar Jogja. Lantunan kebesaran Allah membangunkan setiap insan yang memiliki keimanan di dalam hatinya. Tak terkecuali Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang juga terbangun karena lantunan suara adzan.
Ukhti Della : Pagi ukh.. Mmhh.. Udah subuh ternyata.. kata Ukhti Della yang duduk bugil di pinggir sofa sambil merapikan jilbabnya.
Ukhti Nadia : Iya nih ukh.. Aaahh.. Pules banget boboknya.. Abisnya semalem capek banget sih.. hihihih.. jawab Ukhti Nadia yang sedang mengaca membenahi jilbabnya.
Ukhti Della : Capek ukh? Tapi seneng kan?? Kata Ukhti Della yang berdiri di sisi kanan Ukhti Nadia seraya meremas gemas bokong rekannya itu.
Ukhti Nadia : Hihihi.. Iya dong ukh.. Ukhti Della juga kan? Kayaknya semalam lepas banget loh teriaknya.. balas Ukhti Nadia sambil mencubit toket Ukhti Della.
Ukhti Della : Awwwhh.. Hihihih.. Iya bangeet.. Uhh.. bersyukur banget ana bisa ngrasain kenikmatan kontol ikhwan dari sekarang.. Ehh.. Mandi yuk ukh.. trus sholat.. ajak Ukhti Della.
Ukhti Nadia : Yuk ahh..
Sekitar 20 menit lamanya kedua akhwat itu mandi sembari saling bercanda. Ukhti Nadia belum lama ini mengenal Ukhti Della. Mereka bertemu hanya saat ada kajian saja, tapi kini dunia zina baru saja menyatukan keduanya sehingga wajar kalau Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun meluangkan waktu lebih untuk bercengkrama.
Ukhti Della : Waduh ukh.. Lupa.. Kan pakaian kita kena najis semua.. Gimana mau sholat?? Tanya Ukhti Della sambil melilitkan handuk yang hanya mampu menutupi toket hingga setengah paha.
Ukhti Nadia : Ahh.. Coba tanya ke Pak Bejo sama Pak Slamet.. Siapa tau bisa dicarikan.. jawab Ukhti Nadia yang juga sedang mengenakan handuk.
Keduanya pun bergegas kembali ke ruang utama kamar tempat Pak Bejo dan Pak Slamet masih terlelap tidur.
Ukhti Della : Pakk.. Pak.. Pak Bejo bangun pak.. kata Ukhti Della sambil menggoyang-goyangkan badan Pak Bejo.
Pak Bejo : Hoahmm.. Hemm? Hem?? Sopo?? Tanya Pak Bejo yang bangun terduduk sembari mengumpulkan kesadarannya.
Ukhti Della : Ini ana pak.. Della.. kita kan mau sholat, bisa tolong carikan 2 mukena pak?? Pinta Ukhti Della.
Pak Bejo : Heemm?? Owalaahh.. Mbak Della to?? Lha ra nganggo jilbab marai pangling ayu ne kuwi lhoo.. haha.. sek tak nggugah Pak Slamet.. (Heem?? Owalah.. Mbak Della toh?? Yaa ga pakr jilbab bikin lupa itu cantiknya lhoo.. haha.. bentar tak bangunin Pak Slamet..)
Tak lama Pak Slamet pun bangun setelah dibangunkan Pak Bejo. Pak Slamet sama terkejutnya saat melihat kecantikan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang tanpa jilbab dan hanya mengenakan handuk saja. Tak lama berselang, Pak Bejo dan Pak Slamet pun kembali ke kamar dengan membawa 2 buah mukena sementara Pak Slamet dan Pak Bejo hanya mengenakan celana jeans dan kaos singlet saja.
Ukhti Della : Makasih pak.. Yuk ukh.. sholat dulu..
Ukhti Della dan Ukhti Nadia langsung melepas handuk mereka tanpa ragu sehingga keindahan tubuh mereka pun menjadi santapan mata Pak Slamet dan Pak Bejo. Meski keduanya memiliki tinggi tubuh yang hampir sama, namun ada perbedaan. Ukhti Nadia memiliki tubuh langsing berkulit putih jawa dengan garis tubuh yang biasa, dihiasi toket bulat 36D dengan puting kecoklatan, bokong yang bulat padat, selakangan rata mulus tanpa bulu, dan disempurnakan dengan kaki yang jenjang. Sementara Ukhti Della berkulit putih layaknya orang korea atau jepang dengan garis tubuh yang meliuk indah, dihias toket 36E berputing pink muda, bokong bulat padat berisi, gundukan selakangan yang putih mulus tanpa bulu, pinggul yang lebar, dan berkaki putih jenjang mulus tanpa cela.
Pak Bejo : Eehh.. Mbak e.. Nek sholat e nganggo krudung mukena tok wae piye?? (Eehh.. Mbaknya.. Kalo sholatnya pake kerudung mukena doang gimana??) Tanya Pak Bejo saat Ukhti Nadia dan Ukhti Della baru memakai atasan mukena mereka.
Ukhti Della : Yaa ngak bolehlah pak.. Kan aurat keliatan.. Jawab Ukhti Della.
Pak Slamet : Iyo Jo.. Pekok banget to kowe ki.. Ngono wae ra ngerti.. (Iya Jo.. Bodo banget sih kamu tuh.. Gitu aja gak ngerti..)
Pak Bejo : Dudu kuwi Met.. Njajal nek sholat karo di kenthu.. Durung tau to mbak?? Koyone asik.. hahah.. (Bukan gitu Met.. Coba kalo sholat trus di entot.. Belum pernah kan mbak?? Kayaknya asik.. hahah..) kata Pak Bejo.
Ukhti Della : Heeh?? Sholat sambil dikenthu?? Mmm.. bentar.. Boleh juga sih pak.. Hihihi.. Kayaknya seru juga.. Jawab Ukhti Della antusias.
Ukhti Nadia : Ehh ukh.. Tapi kan dosa itu.. Masa sholat di entot sih..?? Tegur Ukhti Nadia.
Ukhti Della : Hem..?? Emang dari semalem kita ga buat dosa ukh..?? Tohh tambah dikit apa bedanya coba?? Emang ukhti ga penasaran?? Tanya Ukhti Della dengan nada membujuk.
Ukhti Nadia : Umm.. Iya juga sih.. Mmm.. Yaudah deh.. Udah basah kenapa ga sekalian nyebur ajah.. hihihi..
Akhirnya Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun setuju untuk melakukannya. Tapi Pak Slamet dan Pak Bejo memberi syarat kalau selama sholat semua bacaan doa-doa dalam sholat harus dibaca keras (jahr). Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun setuju karena Pak Bejo dan Pak Slamet beralasan kalau ingin sekalian belajar bacaan sholat.
Saat sholat sudah dimulai, kedua tukang itu melancarkan aksinya dengan mencumbui tunuh Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Ukhti Della yang memiliki hafalan lebih banyak pun memilih surat An-Naba’ di rakaat pertama. Bacaan Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun mulai bercampur desahan saat Pak Bejo dan Pak Slamet menggarap kedua gunung kembar mereka. Permainan lidah Pak Bejo dan Pak Slamet membuat birahi dalam tubuh kedua aktifis Dakwah Islam Kampus itu mengalir deras. Darah mereka berdesir cepat menikmati kuluman liar tukang parkir dan kebun Masjid Kampus itu di puting mereka. Sensasi sholat sembari dijamah oleh lidah-lidah lihai Pak Bejo dan Pak Slamet merupakan hal baru dan sangat mendebarkan bagi Ukhti Nadia dan Ukhti Della. Kontan saja Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak mampu bertahan lama, terlebih lagi kini tak hanya lidah saja, tapi dua jari Pak Bejo dan Pak Slamet sudah mengobok-obok liang surgawi mereka.
Ukhti Della dan Ukhti Nadia : AHH.. WAAHH.. SUYYIROTILHH.. JIBALUFAKANATHH.. SAROBAAAHHNNGGHHH..!!
SEEERRRR.. SEEERR.. SEEEEERRRRRR..
Dengan sigap Pak Bejo dan Pak Slamet mencabut jemarinya dan menyingkir saat kedua paha Ukhti Nadia dan Ukhti Della bergetar hebat. Memek keduanya menggembung dan menyemburkan cairan surgawi membanjiri tempat sujud keduanya. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia terpejam merasakan nikmat orgasme, sementara mulut mereka masih melanjutkan membaca surat An-Naba’ yang bercampur dengan desahan. Tubuh mulus kedua aktifis dakwah tersebut masih mengejang saat Pak Bejo dan Pak Slamet kembali jongkok di hadapan selakangan Ukhti Della dan Ukhti Nadia.
Sesaat sebelum ruku’, tepat setelah mencapai ayat terakhir surat An-Naba’, memek Ukhti Nadia dan Ukhti Della kembali memuntahkan cairan hangatnya. Keduanya kemudian ruku’ sementara tubuh mereka masih mengejang. Saat Ukhti Della dan Ukhti Nadia mulai membaca do’a ruku’, Pak Slamet dan Pak Bejo malah menyumpalkan kontol mereka dan menggenjot mulut suci kedua akhwat cantik itu layaknya memek. Bukannya suara lantunan do’a, tapi justru decak becek yang keluar dari mulut Ukhti Della dan Ukhti Nadia karena kuatnya sodokan kontol menghantam pangkal tenggorokan mereka. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia mendelik ke atas dengan lidah menjulur serta air liur kental keduanya menetes deras menikmati sensasi ruku’ dengan facefuck.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : OCKK!! OCKK!! MFUAAHH.. SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH.. SSHH.. ROBBANA WA LAKAL HAMDUUH.. ucap Ukhti Nadia dan Ukhti Della ketika i’tidal.
Pak Slamet : Nah saiki sujud! Ojo lali dongane sing banter karo kuwi resiki tegel sing keno uyuhmu..!! (Nah sekarang sujud!! Jangan lupa do’anya yang keras sama itu bersihin lantai yang kena kencingmu..!!) Perintah Pak Slamet sambil menampar bokong Ukhti Della.
Ukhti Della : Aaahh.. Allaahu akbarrhh.. srruppt.. Subhana.. Srrupptt.. Robbiyal.. A’laa.. Mmfhh.. Srruppt.. WabihamDIIHHHHH..!! AAAHH!! SSHH.. AHHH!! SUBHANAAHH!! AAHHH..!!!
Sesaat setelah Ukhti Della dan Ukhti Nadia sujud, keduanya pun dengan perlahan menjilati cairan orgasme mereka sendiri. Bacaan do'a sujud yang berpadu dengan jilatan becek keduanya semakin terdengar menggairahkan saat tiba-tiba Ukhti Della dan Ukhti Nadia mendesah keras merasakan memeknya ditembus kontol Pak Bejo dan Pak Slamet.
PLOK! PLOK!! PLOKK!! Kedua tukang itu dengan kekuatan penuh menggempur bokong putih Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang sedang nungging karena sujud. Tak hanya bagi Ukhti Della dan Ukhti Nadia, pengalaman ngentot dengan akhwat bercadar saat sholat seperti ini pun juga pengalaman pertama bagi Pak Bejo dan Pak Slamet.
Pak Bejo : Woohh.. Enak banget Mett.. Bokong lonthe cadar pancen rak ono tunggale!! Po meneh karo sholat ngene.. ahahah.. Josss!!! (Woohh.. Enak banget Mett.. Bokong lonthe cadar emang gak ada duanya!! Apalagi pas sholat gini.. ahahah.. Joss!!) Kata Pak Bejo yang menyodok cepat liang surgawi Ukhti Nadia seperti orang kesetanan.
Kedua tubuh putih mulus akhwat aktifis LDK itu berguncang hebat menahan hantaman kuat para lelaki hidung belang yang tengah menikmati kesucian tubuh mereka. Tubuh mulus Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang seharusnya selalu mereka tutup rapat agar tak sembarang mata ikhwan bisa melihatnya, justru kini malah mereka gratiskan pada tukang parkir dan kebun Masjid Kampus yang notabene sudah beristri. Kuat dan kencangnya hantaman kontol perkasa Pak Slamet dan Pak Bejo menghantam pintu rahim ditambah sensasi ngentot saat sholat semakin membuat kedua akhwat bercadar itu kelojotan merasakan luapan kenikmatan.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : ALLLAAHHUU.. AKBAARRHHHHHHH..!!!
SEEERRRR.. SEERRR.. SEEERRR..
Bersamaan dengan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang kini duduk diantara dua sujud di atas pangkuan Pak Bejo dan Pak Slamet, memek becek mereka pun akhirnya menyerah dan kembali menyemburkan cairan surgawi membasahi paha dan lantai yang baru saja keduanya jilati. Kedua tangan Ukhti Della dan Ukhti Nadia meremas kuat paha mereka sendiri yang dapat ditekuk berlutut di samping kiri-kanan kaki Pak Slamet dan Pak Bejo. Tubuh keduanya menggelinjang hebat dibarengi dengan lenguhan panjang melepas orgasme yang memuncak.
Sinar matahari yang semakin meninggi membuat Pak Slamet dan Pak Bejo tak mau membuang-buang waktu hingga tak membiarkan kedua aktifis LDK itu untuk menghela nafas. Saat kembali sujud, bokong putih mulus Ukhti Della dan Ukhti Nadia menjadi samsak untuk pinggul Pak Bejo dan Pak Slamet yang menggempur tanpa henti dengan posisi Rear-Admiral. Desahan, racauan, rintihan, yang bercampur dengan lantunan do’a dalam sholat justru membakar libido keempat manusia pemuja nafsu syahwat itu.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : SUBHAAAKK..!! AHH!! AHH!! NA..HHHH..!! ROBBIIIAALHHHH..!! AHH.. OHH!! OHHH!! ‘ADZIMIIIHHH..!!!! SSHH.. AHH!! AHH!! WABIHAMDIIHHHHH..!! OHHH!! AHH!!
Di rakaat kedua, kenikmatan yang dirasakan Ukhti Della dan Ukhti Nadia bertambah karena kini anus keduanya yang menjadi sasaran sodokan mantab Pak Bejo dan Pak Slamet. Mata Ukhti Della dan Ukhti Nadia merem melek menikmati kontol kekar berurat kedua tukang itu mengobok-obok liang bo’ol mereka. Kedua tangan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yan seharusnya bertumpu pada lutut, justru ditarik ke belakang dan dijadikan pegangan untuk Pak Bejo dan Pak Slamet menghajar bokong putih mulus para aktifis LDK bercadar itu yang mulai kemerahan. Keindahan pemandangan di kamar itu makin memanjakan bagi setiap penikmat seks dengan akhwat bercadar karena goyangan kencang toket jumbo kedua akhwat. Ukhti Nadia dan Ukhti Della yang biasanya hanya memerlukan waktu sekitar 5menit saja untuk 2 rakaat sholat subuh, tapi pagi itu mereka harus menambah waktu selama sekitar 20menitan untuk sholat subuh. Apalagi di rakaat kedua dimana anal menjadi fokus utama yang juga diidam-idamkan para lelaki untuk bisa meng-anal akhwat bercadar, semakin membuat Pak Slamet dan Pak Bejo tak mau cepat-cepat untuk mengakhirinya. Entah sudah berapa kali Ukhti Nadia dan Ukhti Della orgasme dalam 2 rakaat sholat subuh mereka hari itu. Lantai kamar tempat keduanya sholat pun becek oleh cairan hangat khas orgasme akhwat. Mukena mereka pun tampak kusut dan basah oleh peluh zina.
Ukhti Nadia dan Ukhti Della : ATTAHIYYATULILLAHHKK... OCKK!! OCKK!! MFHH!! MFFHH!! WASSHOLAWATUWATHH.. TOYYIBAAHHKKK.. OCKK!! OCKK!! MMHH!! OCKK..!!
Pak Bejo : Wohoho.. kapan meneh isoh kenthu karo mbak-mbak cadaran pas sholat ngene Met??! Iki malah wes tahiyat isoh karo ngemut barang cok!! Mantab!! (Wohoho.. Kapan lagi bisa ngentot sama mbak-mbak cadaran waktu sholat gini Met!? Ini malah udah tahiyyat bisa sama ngemut juga cok!! Mantab!!) ujar Pak Bejo yang menggenjot mulut Ukhti Nadia dengan agak menekuk kakinya karena posisi Ukhti Nadia yang sedang duduk tahiyyat akhir.
Pak Slamet : Iyo Jo.. Pancen jebul sing cadaran ki luwih enak tur luwih edan nek perkoro kenthu!! Bayangno wae nek isoh kawin karo konco-koncone mbak Della barang.. Fuuhh.. Wes ra kober bali ngomah Jo! Ahahah.. (Iya Jo.. Memang ternyata yang cadaran tuh lebih enak tapi juga lebih gila kalo urusan ngentot!! Bayangin aja kalo bisa ngentot sama temen-temennya mbak Della juga.. Fuuhh.. Dah gak sempet pulang ke rumah Jo! Ahahah..) timpal pak Slamet yang sedang sibuk menyodok kerongkongan Ukhti Della yang tersenyum mendengar celetukan pak Slamet soal fantasinya dengan rekan LDKnya.
Sesi wirid setelah sholat pun tak dilewatkan oleh buasnya syahwat kedua lelaki beristri itu dengan meminta Ukhti Della dan Ukhti Nadia untuk terlentang sementara memek mereka kembali digagahi oleh kontol 18cm dan 20cm Pak Bejo dan Pak Slamet. Lantunan dzikir dan wirid para pendakwah di kalangan akhwat kampus itu bukannya mendekatkan keduanya pada surga, justru malah membuka jalur cepat ke murka Sang Pencipta. Bukannya Ukhti Della dan Ukhti Nadia tak mengetahui ilmu tentang ancaman dosa atas apa yang keduanya lakukan, tapi kenikmatan zina yang memang tak bisa mereka tolak lebih mendominasi keimanan para akhwat cantik bercadar itu. Pak Slamet dan Pak Bejo yang disuguhi tarian indah toket jumbo kenyal semakin bersemangat saat melihat raut wajah dan racauan Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang sudah tenggelam dalam nikmatnya seks.
Puncak pertunjukan blasphemy pagi itu pun ditutup dengan ejakulasi pak Slamet dan Pak Bejo yang memenuhi mulut Ukhti Della dan Ukhti Nadia yang duduk bersimpuh sembari kedua tangan mereka menengadah layaknya orang sedang berdo’a.
Ukhti Della : Aaahhh.. Mmffhh.. Srrupp.. Glekk.. Glekk.. Ahhh.. terimakasih tuan untuk minuman lezatnyaah.. kata Ukhti Della yang kemudian menjilati kontol Pak Slamet sesaat setelah menenggak setiap tetes sperma kental tukang kebun Masjid Kampus itu.
Ukhti Nadia : Alhamdulillah.. Mmhh.. Aaamminnn.. Glekk.. Glekk.. Mmhh.. Lezaatnyahh.. aahhh.. Syukron Tuannhh.. Udah buat lonte inih puas dan kenyangg.. ucap Ukhti Nadia yang tampak senang ketika diminta untuk mengulum kontol berurat dan mengkilap Pak Bejo.
Sekitar jam 6.00 keempatnya pun check-out dari penginapan. Ukhti Nadia dan Ukhti Della pun kembali mengenakan setelan syar’i mereka setelah sebelumnya mandi junub untuk yang kedua kalinya pagi itu. Setelah mengunci pintu kamar, Pak Slamet pun jalan lebih dulu diikuti pak Bejo, Ukhti Della dan Ukhti Nadia di belakangnya.
Pak Slamet : Iki Ren.. Wes rampung.. Sip lah.. Nuwun yaa.. (Nih Ren.. Dah selesai.. Sip lah.. Makasih yaa..) kata pak Slamet sambil memberikan kunci kamar ke Rendi yang masih sibuk dengan HP nya.
Rendi : Ohh iya.. sama-sama pak.. Ehh.. ituu.. beneran sama itu pak semalam?? Tanya Rendi yang terkejut setelah melihat ada 2 akhwat bercadar di samping Pak Bejo.
Pak Slamet : Ahahah.. iyo lah.. kan wes tak omongi nek meh njajal produk anyar.. (ahahah.. Iya domg.. Kan dah aku bilang kalo mau cobain produk baru..) jawab Pak Slamet.
Rendi : Waahh.. Wahhh.. Joss tenan pak.. Bisa lah yaa ntar kontak-kontakan kalau aku juga mau cobain..?? Kata Rendi yang juga penasaran dengan rasa memek akhwat bercadar.
Pak Slamet : Ssst.. Ojo banter-banter.. Gampang lah kuwi.. sik penting wani le mbayar wae awakmu.. Sak jane aku yo duwe kenalan wong-wong sing gelem bayar larang mung nggo isoh turu bareng mbak-mbak cadaran 1 jam ngono.. jutaan.. piye? Apik ra bisnis ngono?? (Ssst.. Jangan keras-keras.. Gampang lah itu.. Yang penting brani bayar berapa kamu.. Sebenarnya aku juga punya kenalan orang-orang yang mau bayar mahal Cuma buat tidur sama mbak-mbak cadaran 1 jam gitu.. jutaan.. gimana?? Bagus ga bisnis ginian??) Bisik Pak Slamet pad Rendi.
Pak Bejo : Met!! Ayok.. ngopo e kesuwen!? Ndang!! (Met!! Ayok.. ngapain kelamaan!? Buruan!!) Tegur Pak Bejo yang sudah ada di pintu depan penginapan.
Pak Slamet : Oke!! Sek dilit.. Yowes, ngono wae Ren.. hahah.. ngko tak kabari meneh.. (Oke!! Bentar tunggu.. Yaudah, gitu aja Ren.. hahaha.. Ntar aku kabarin lagi..) kata Pak Slamet sambil meninggalkan Rendi yang sudah antusias dengan kata-kata Pak Slamet.
Pak Slamet dan Pak Bejo pun mengantarkan Ukhti Della dan Ukhti Nadia kembali ke maskam tapi dengan motoran masing-masing. Ini ditujukan supaya tidak terjadi hal-hal yang bisa menyebabkan perselingkuhan diantara mereka diketahui orang lain. Ukhti Della dan Ukhti Nadia pun berpamitan dengan Pak Slamet dan Pak Bejo setelah memberikan mereka malam yang begitu indah. Namun bagi Pak Bejo dan Pak Slamet ini bisa jadi awal baru bagi kehidupan seks dan ekonomi mereka yang tak diketahui oleh Ukhti Nadia dan Ukhti Della.
ns 18.68.41.146da2