Beberapa hari telah berlalu sejak kecelakaan mobil sore itu, tapi tidak ada kejadian aneh apapun setelahnya, selain itu semua orang tampak telah melupakan kejadian itu
Ya, mungkin itu karena kecelakaan mobil bukanlah hal yang langka di dunia ini, tapi masih ada beberapa orang yang mengaitkan kejadian tersebut dengan konspirasi yang dilakukan oleh keluarga brahman
Tidak satupun dari mereka, bahkan pihak yang berwajib sekalipun mencurigai adanya keanehan dalam kecelakaan tersebut
(kontraktor bukankah tokonya disebelah sana?)
Suara wanita cantik disampingku membuyarkan lamunanku.
Dia adalah salah satu spirit kelas <SR> yang kumiliki, namanya adalah maharani shima, ratu dari kerajaan kalingga
(ah iya)
Saat ini aku sedang berada disalah satu mall yang ada disurabaya membeli peralatan yang dibutuhkan untuk lomba sains bulan depan
Dengan shima sebagai pengawalku aku mengelilingi bangunan raksasa ini untuk mencari barang yang kubutuhkan
(membuat ratu menemani saya belanja, rasanya saya jadi gak enak)
(tolong jangan gunakan bahasa formal, lagipula kita kan terikat kontrak jadi panggil saja shima jangan pakai ratu)
(Yah meskipun disuruh tapi lidahku masih saja terasa kaku)
(nanti juga terbiasa)
Sebenarnya yang bertugas menjagaku hari ini adalah salah satu dari sikembar dua puluh, tapi saat kubilang kalau hari ini aku pergi belanja ke mall raut wajah mereka semua berubah, mereka semua menentang keputusanku karena bagi mereka belanja di mall hanya berdua dengan ‘nameless hero’
Terlalu beresiko, dan setelah perundingan yang lama akhirnya diputuskan ratu shima lah yang menjadi pengawalku tentu saja dengan beberapa yang lain pergi mengawasi keadaan sekitar mall
119Please respect copyright.PENANAEz7XYQ6CSN
Saat melewati salah satu toko aku melihat sosok yang kukenal
“afiyah”
Mendengar panggilanku sosok itu kaget
Afiyah yang biasanya jarang memakai make up disekolah, saat ini terlihat lebih cantik dengan make up tipis diwajahnya
Selain itu gaun putih one piece berlengan pendek yang dia pakai sangat cocok dengan kulitnya yang putih
Dengan rambut hitam panjangnya yang entah kenapa terlihat indah dibiarkan terurai membuat penampilannya semakin sempurna
Dengan penampilan seperti ini aku yakin dia mampu menaklukan hati pria manapun dengan mudah
“budi?”
Entah kenapa tidak ada tanda kekagetan yang tergambar diwajahnya, melainkan ekspresi senang yang kutangkap dari ekspresinya
“hai lagi ngapain”
“biasa habis belanja, kamu?”
“nih lagi beli peralatan buat lomba sains”
Matanya terfokus pada dua kantong plastik yang ada dikedua tanganku
“wah banyak banget ternyata”
“ya iyalah, salah siapa bikin project aneh aneh”
“heh, itukan project dari sekolah! Lagian guru pembimbing udah setuju”
“iya deh”
“oh iya kamu kesini sama siapa?”
Berdua nih sama spirit penjagaku
Seandainya aku bisa bilang begitu
“sendirian aja, kamu?”
“sama temenku cewek tapi barusan pulang duluan”
“lho, gak sama erik?”
“kok erik? Ya nggak lah”
“kalian kan deket kukira lagi keluar bareng”
Mendengar itu raut wajahnya berubah
Eh kenapa?
Apa dia bertengkar sama erik?
Lagian mana tahu kalau mereka berdua bertengkar
Aku harus ganti topik pembicaraan kalo gini
Tidak ingin berlama lama disini akupun mengajaknya mencari tempat untuk ngobrol
“emm oh ya fiyah mau ke foodcourt gak?”
“oke, lagian aku juga lagi laper”
Saat menjawab pertanyaanku ekspresi wajahnya berubah menjadi ceria
Tanpa menunggu ajakanku dia berjalan lebih dulu
Cepet banget moodnya berubah?
Apa mungkin dia tadi emang lapar?
(kontraktor kau payah)
(eh kenapa, emang salahku apa?)
(dasar gak peka)
--//--
(afiyah POV)
Hari ini adalah hari minggu yang cerah, karena hari ini libur aku jadi punya kesempatan untuk pergi jalan jalan dengan calysta sahabatku yang saat ini susah untuk kutemui, itu karena dia saat ini sedang sibuk dengan home schoolingnya
“fiyah terima kasih ya hari ini sudah nemenin aku belanja"
“aku juga seneng kok bisa jalan bareng kamu”
Calysta tersenyum
“oh iya, habis ini aku main kerumahmu bolehkan?”
“ya bolehlah”
Ditengah percakapan tiba tiba seorang perempuan menghampiri kami, dia adalah bodyguard calysta karena kejadian beberapa hari yang lalu sekarang dia harus didampingi bodyguard saat pergi keluar rumah
“maaf fiyah hari ini aku harus cepet cepet pulang”
Wajahnya nampak sedih
“gak papa kok aku ngerti”
“ya udah kamu hati hati dijalan yah”
“sayang banget, padahal aku pengen kita bisa ngobrol lebih lama lagi”
“nona” bodyguard perempuan itu memanggil calysta
“aku mengerti” jawab calysta singkat
Dia menggenggam tanganku
“maaf ya lain kali kita harus ngobrol bareng lebih lama, ada banyak hal yang aku pengen omongin”
Aku mengangguk
“iya itu pasti”
Mendengar jawabanku dia sangat senang,
“bye"
Dita tak berhenti melambaikan tangannya padaku
“iya” jawabku sambil tersenyum
--//--
Sudah lima belas menit berlalu sejak aku berpisah dengan calysta, dan aku berakhir berkeliling sendirian mengitari mall yang besar dan luas ini
Aku melakukannya bukan karena ingin jalan jalan malahan aku udah cukup belanja bareng calysta tadi, ini semua karena mbak indah sopir keluargaku masih belum datang juga untuk menjemputku, dia disuruh mampir kekantor sebentar oleh ayahku
Awalnya aku ingin pulang naik taksi tapi karena tanggung mbak indah sudah perjalanan kesini kuputuskan untuk menunggunya
Akhirnya kuputuskan duduk dibangku depan salah satu toko, saat itulah aku melihat seseorang yang kukenal dari kejauhan
Orang itu adalah budi, dia tampak kesulitan membawa dua kantong besar dikedua tangannya
Eh, kenapa budi ada disini?
Apa dia mau ketemuan dengan seseorang?
Tapi dia sendirian, apa dia kemari untuk belanja?
Aku harus menyapanya!
‘hei budi dari mana’
jika saja aku punya keberanian untuk mengatakannya
Kau payah fiyah apa salahnya menyapa?
Itukan budi temanmu sejak kecil?
Kenapa? Apa salahnya?
‘karena aku menyukainya’ itulah alasannya
Aku menyukainya sejak saat kita masih smp, saat pertemuan pertama kali kita bertemu
Tapi dia yang tidak pernah menunjukan ketertarikan pada perempuan membuatku takut saat akan mengatakannya
119Please respect copyright.PENANAUh6RCqPXSR
Saat aku masih sibuk dengan pikiranku tiba tiba budi memanggil
Aku kaget dan refleks melihat kearahnya kulihat matanya terbuka lebar dan wajahnya sedikit memerah
Dia nampak sangat kaget melihat penampilanku
“budi?”
“hai lagi ngapain”
“biasa habis belanja, kamu?”
“nih lagi beli peralatan buat lomba sains”
Ah, jadi dia kemari untuk membeli peralatan ya?
“wah banyak banget ternyata”
“ya iyalah, salah siapa bikin project aneh aneh”
“heh, itukan project dari sekolah! Lagian guru pembimbing udah setuju”
“iya deh”
“oh iya kamu kesini sama siapa?”
Dia kesini untuk project sekolah, tapi tidak mungkin kan dia kemari sendirian
“sendirian aja, kamu?”
Tunggu, dia beneran sendiri!
“sama temenku cewek tapi barusan pulang duluan”
“lho, gak sama erik?”
Kenapa muncul nama erik?
“kok erik? Ya nggak lah”
“kalian kan deket kukira lagi keluar bareng”
Eh kenapa jadi begini?
Selama ini memang aku dekat dengan erik tapi tidak seperti itu!
Kamu menafsirkan hubungan kita berdua seperti itu
Aku cuma minta bantuannya supaya bisa dekat denganmu!
“emm oh ya fiyah mau ke foodcourt gak?”
Mendengar ajakannya aku kaget
Dia ngajak aku makan bareng?
“oke, lagian aku juga lagi laper”
Aku bergegas mendahuluinya menyembunyikan ekspresi wajah gembiraku
--//--
Setelah memesan makanan kami memilih duduk di ujung foodcourt
Didepanku adalah sepiring pempek, sedangkan budi memesan sepiring nasi goreng dan es teh
“bener begitu?”
“iya, aku juga kaget waktu tahu”
“terus gimana?”
“ya kita lari kekamar mandi, mumpung gak diliat sama guru”
“kalian ternyata nakal juga”
“HAHA”
Dan begitulah waktu berlalu cukup cepat saat kami mengobrol
“udah lama kita gak ngobrol begini”
“iya”
Aku sangat menikmati waktu ini, sudah lama aku tidak tertawa lepas seperti ini
Namun,
itu semua tak berlangsung lama, budi yang terus bercanda tiba tiba menjadi diam
Matanya tertuju pada lorong yang dipenuhi oleh orang yang berlalu lalang
“ada apa?”
“nggak kayaknya aku salah liat”
“eh? Emang ada siapa?”
“nggak bukan siapa-siapa”
“kalo kamu udah selesai kita nonton yuk”
“eh?”
Nonton? Dia beneran ngajak nonton?
“gimana mau gak?”
Setelah mengecek pesan dari mbak indah kuputuskan untuk ikut
“ayuk”
Budi tersenyum
“oke kalau gitu hari ini aku yang bayarin”
--//--
(BUDI POV)
Setelah selesai makan aku mengajak afiyah kebioskop, itu bukan karena aku mencoba merebut pacar temanku atau seperti itu
Aku mendapat info dari para spirit kalau saat ini ada dua ‘makhluk aneh’ yang sedang berkeliaran ditempat ini
Mereka bilang kalau kedua mahluk itu bukan manusia,
Jika memperhatikan gelagat keduanya sudah jelas bahwa kami berdualah target mereka, entah itu afiyah atau aku masih belum jelas
Karena itulah shima membuat rencana untuk menjebak mereka
Dan bioskop adalah tempat yang tepat untuk rencana tersebut
“budi kita mau nonton film apa?”
“terserah kamu aja deh, aku ngikut”
“kalo gitu kita nonton itu”
Tangannya menunjuk salah satu poster, itu adalah film romance komedi berjudul ‘cintaku dibawa lari maling jemuran’
“bagus tuh filmnya tunggu bentar aku beli tiket dulu ya”
Setelah membeli tiket kita masuk ke teater 2 tempat film tersebut diputar, situasi bioskop hari ini lumayan sepi mungkin hanya ada sekitar sepuluh orang yang menonton film bersama kami itu karena hari ini adalah hari rabu, sebagian besar orang masih berada dikantor atau sekolah mereka
Alasan kita berdua libur hari ini karena disekolah kami sedang ada rapat guru dan semua murid diliburkan
Setelah menemukan tempat duduk kami yang ternyata berada di paling atas aku melihat dua makhluk yang dimaksud oleh para spirit, mereka menyamar sebagai pemuda yang berumur kurang lebih sama dengan ku dan afiyah, tapi dilihat dari perilaku mereka yang kaku mereka lebih nampak seperti robot dibanding manusia
(kontraktor semua sudah siap)
Shima memberiku sinyal melalui telepati
Beberapa saat kemudian lampu teater mati, tapi aku masih bisa melihat dengan jelas sekelilingku
Terima kasih pada six sense aku bisa melihat dengan jelas dalam gelap
Salah satu makhluk itu mengeluarkan pistol dari lengan bajunya
Bersamaan dengan itu aku membisikan sesuatu pada afiyah
“setelah kukasih tanda kamu sembunyi dibawah kursi ya”
Ekspresi afiyah nampak kaget
“kenapa?”
“percaya aja udah”
Mendengar ucapanku dia bingung, tapi dia sepertinya mengerti
Setelah itu salah satu dari mereka berdiri dan mulai menembak membabi buta
“merunduk sekarang!”
Aku berteriak pada afiyah yang dengan sigap meringkuk dibawah kursi
Suara tembakan bercampur teriakan memenuhi teater yang masih dalam keadaan gelap gulita
Dengan cepat mereka berdua menghabisi semua orang yang ada didalam teater
Semua kecuali kami berdua
Aku dan afiyah bersembunyi dibawah kursi
Afiyah menggenggam lengan bajuku, tangannya gemetaran
‘Sssh’
“tenanglah semuanya baik baik aja”
Aku berbisik pelan ditelinga afiyah
Yang dibalas dengan anggukan oleh afiyah
(arba)
(iya)
(tolong jaga afiyah, jika situasi memburuk bawa dia pergi dari sini)
(siap)
(shima, banaspati)
((iya))
(kita mulai rencananya)
((siap))
ns 15.158.61.54da2