“Cheesecake dan Red velvet pasti enak.” katanya tersenyum.
“Oh, sebenarnya kami punya kombinasi dari dua itu?”
“Ah, tidak usah, Feline, terima kasih,” ia menyeruput charmomile tea seperti yang direkomendasikan Tn. Cake padaku.
“Baik,” aku segera mengantarkan pesanan itu.
Wanita dengan blouse singlet abu – abu dan rok pendek hitam itu datang tepat pada waktu yang dijanjikan. Wangi samponya terpancar dari rambut hitam pendeknya agak berkilau. Ia memang telah persiapkan segalanya. Masalahnya ini akan menambah pekerjaanku, karena aku harus menjaga kelakuan Tn. Cake. Astaga, memang tiada obat bagi kelakuan genitnya.
Beberapa saat kemudian…
Ia mengantar pesanan itu di meja. Wanita itu memasang wajah heran. Well, itu tidaklah aneh. Karena pria sok licin ini membawa dua jenis utuh.
“Eh? Saya tak ingat pesan utuh?”
“Malah aneh bila itu benar, kan?”
Ia juga menyilakanku duduk.
Sebenarnya hari ini bukanlah direncanakan Tn. Cake. Nona Zoe, wanita yang tidak kenal lelah seperti yang dikatakan Tn. Cake padaku pagi tadi, sejak kemarin wajahnya cemas. Pada akhirnya kami menawari untuk berkunjung di tempat kami, pukul sepuluh.
Kue itu telah dipotong, kami memandangi orang yang secara teknis juga calon konsumen dengan hati – hati.
Dipotongnya dengan lembut kue…
Ia mengangguk – angguk puas sambil tersenyum. Sebenarnya aku telah menduga sebelumnya. Bukannya aku memuji Tn. Cake, tapi kemampuannya membangun bisnis ini, Moncake, tidak bisa diremehkan.
“Saya harap bisa menjawab apa yang anda cemaskan, mademoiselle.”
Ia menaruh sendok itu. Sesaat memandang kami dengan bingung.
“Kenapa bisa Belladonna? Saya pikir itu Alex.”
Tn. Cake menuang teh pada cangkirnya.
“Itu karena anda berpikir dan percaya bahwa Monsieur Alex pelakunya.”
“Saya masih tidak mengerti,” ia melipat tangannya dan menunduk ke bawah.
“Maaf, Nona Zoe, tapi saya penasaran kenapa anda berpikir yang sebaliknya?” tanyaku padanya.
Ia mengatakan bahwa sebenarnya selama ini dirinya dan Nona Belladonna bekerja sama untuk mencari jalan keluar kasus Ulric.
“Itu artinya anda berhasil dikelabui. Tapi jangan memandang terlalu buruk, karena sebenarnya Mademoiselle Belladonna tidak ingin menyingkirkan anda. Ia hanya melakukan apa yang ia hendaki benar. Walaupun secara hukum, itu tidak bisa dibernarkan.”
Aku dan Nona Zoe bingung apa yang dimaksud Tn. Cake.
“Fräulein Lily, alias Belladonna, tidakkah anda merasa, wanita itu bukan wanita biasa?”
Ia menggeleng ragu.
Tapi sejujurnya aku berpikiran demikian. Tn. Cake bahkan pernah menyebutnya wanita langka yang tidak ditemukan zaman ini. Apakah ia dikirim oleh mesin waktu?”
“Tidak, bukan itu bodoh! Tidak ada mesin waktu! Apalagi orang yang dikirimkan melaluinya. Berpikirlah logis, Feline!” ia memandangku kecewa seakan tahu apa yang baru saja kupikirkan.
Tn. Cake menyeruput charmomile tea favoritnya itu.
“Fräulein Lily adalah konglomerat jerman, Von Mohr.”
“Eh?” kami kompak mengucap itu.
Tn. Cake menyodorkan sebuah buku dengan sampul keras. Buku itu ada di timbunan beberapa judul dongeng yang kami temukan di kamar kosong kemarin. Buku itu hanya punya tulisan ‘Von Mohr’.
“Celine Von Mohr, Lily Von Mohr, Finn Von Mohr dan Mero Belle Von Mohr. Keluarga itu tidak mengalami perjalanan hidup yang bagus pada zamannya Tn. Finn. Sang istri, Mero Belle Von Mohr mengidap Leukimia yang tidak selamat. Finn Von Mohr? Well, tidak lebih dari pion Jacob Ulric dengan iming – iming memfasilitasi istrinya yang sedang sakit itu. Meskipun ia sendiri dokter dan peneliti, yang juga sedang mengobati Nyonya Pauline Ulric, tidak punya banyak uang untuk Leukimia istrinya.”
“Ah, memang sungguh kasihan,” balas Nona Zoe sambil menikmati kue red velvet.
“Berarti tinggal dua.”
“Ah mengenai itu,” ia mengeluarkan kertas dari sakunya. “Mademoiselle Celine juga punya Leukimia yang sama. Aku khawatir Fräulein Lily tidak mampu membayar biaya itu.”
Itu adalah kertas nota yang mirip diambil Tn. Cake dari drawer kamar Nona Belladonna. Tertulis Acute Myeloid Leukimia, dengan rincian biaya sebesar sepuluh ribu pounds.
Melihat ini membuat mataku berbinar – binar, mulutku membentuk cekungan.
“Saya tidak menyangka Belladonna punya latar belakang seperti itu. Tapi kenapa ia seperti pelayan bangsawan? Kalau konglomerat, bukannya tidak perlu melakukan itu?”
“Situasi memaksanya. Ia mungkin sudah berganti majikan berkali – kali. Hingga Tn. Finn, yang sudah menjalin hubungan baik dengan Tn. Ulric sejak kecil, ia berpikir bisa mengakhiri penderitaan putri sulungnya. Karena itu ia mengenalkan putrinya.”
Tn. Cake menduga bahwa itu bisa jadi alasan mengapa ada botol steroid. Tn. Finn terpaksa memakai itu saat keadaan putri bungsu dan istrinya kritis. Pada akhirnya steroid itu digunakan untuk rencana pembunuhan.
“Kalau arsenic yang katanya berbeda?” tanyaku.
“Kalau itu…”
Tn. Cake mengambil ponsel dari sakunya.
“Arsenic Trioxide, untuk mengobati kanker. Dan yang lebih mengejutkan itu juga mengobati leukimia. Jadi, itu bisa digunakan dua arah.”
“Tunggu, tapi kenapa bisa saat terjadi kejadian itu selalu ada Ulric?” Nona Zoe memandangi Tn. Cake serius.
“Well, seperti yang saya bilang kemarin. Skenarionya dilakukan oleh seseorang yang punya rasa benci tinggi, tapi di sisi lain ia juga sangat peduli. Seperti api dan juga air. Setelah ia menuduhnya, kemudian pelaku harus repot – repot menghapus kembali tuduhan itu. Secara teknis…” Tn. Cake tampak memperagakan gerakan membius pada lehernya. “Fräulein Lily memasukan bius berisi LSD. Saya tidak mengerti ia dapat darimana. Itu tertulis di botol kecil saat kami memilah botol kosong.”
“Eh? Benarkah?” Nona Zoe terkejut.
“Karena itu kemarin anda bertanya peda Tn.Chad untuk menyuruhnya melakukan tes narkoba? Tanyaku.
“Oui, hasilnya positif. Lysergyde aka lysergic acid diethylamide atau disingkat LSD. Itu biasa digunakan untuk membuat korbannya berhalusinasi. Mimpi seperti kenyataan. Itu menjelaskan kenapa orang itu beranggapan kalau ia mimpi membunuh seseorang.Antara sadar dan juga tidak. Walaupun mungkin Fräulein Lily menambahkan teknik – teknik tertentu.”
Mendengar itu, aku menyadari sesuatu. Kupikir itulah alasan benda itu berada di sana.
“Buku tentang psikologi?” tanyaku spontan.
“Oui. Aku tidak tahu pastinya. Sesuatu berupa sugesti, Feline.”
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan yang berarti. Kejadian kemarin membuat Nona Zoe kehilangan pekerjaannya. Lebih tepatnya ia mengundurkan diri untuk memanjatkan otaknya. Kami bertanya padanya mengenai Alex. Katanya, ia sudah tidak lagi berhubungan dengan pria itu. Tn. Cake bilang ia dikenai hukuman penjara antara satu hingga dua tahun. Itu belum diputuskan, tapi pasti ia akan dapat kabar dari Tn. Chad. Begitupula kelanjutan Tn. Ulric.
Nona Zoe, sedikit menunduk menatap penuh sesal, matanya terpancarkan kesedihan. Tiap kali itu ingin jatuh, selalu tisunya siap untuk menyeka.
“Selama dua puluh tahun lebih… itu tidak membuahkan hasil,” tambahnya sambil tersenyum agak dipaksakan. “Saya berencana pindah ke tempat lain.”
“Eh?” Aku dan Tn. Cake kaget.
Katanya, ia berencana untuk pindah ke pedesaan Scotland, Strathdon.
“Ada baiknya anda mencari daerah di sekitar Perth atau Allerdale. Itu tidak jauh dari tempat ini,”
“Terima kasih sarannya.”
Setelah menghabiskan tehnya, Ia pun berpamitan, lalu pergi.
Waktu berlalu….
***
Hingga tiupan angin dengan langit mendung, sedikit membuatku menggigil.
Sama seperti kemarin, aku merasa Tn. Cake bukanlah manusia. Setelah Nona Zoe pulang, kami kedatangan lumayan banyak pelanggan. Itu tepat saat tanda close diganti dengan open. Meskipun terlambat waktu buka karena beberapa alasan, antusiasme pelanggan kami lebih tinggi. Hari ini tubuhku rasanya wajib air hangat.
Bukannya dengan koran, hari ini Tn. Cake memelototi ponselnya dengan asik. Sekali lagi, aku menyandarkan diri di salah satu meja pelanggan. Aku sedikit penasaran dengan kabar dari Tn. Chad.
“Bagaimana kabar dari Tn. Alex?” tanyaku dengan nada malas.
Wajahnya masih fokus menatap ponselnya, “Penjara dua tahun. Beberapa bukti lain ditemukan seperti penggelapan dana. Well, akhirnya bertambah jadi sepuluh.”
Aku mengangguk kecil tidak bersemangat. Namun aku ingat dengan beberapa hal lain yang belum sempat kutanyakan.
“Oh ya, Tn. Cake?”
“Huh?”
“Katanya anda sudah tahu pelaku kasus kemarin sejak awal? Apa buktinya?”
Ia mengangguk, kali ini ponselnya itu ditutup dan ditarauh kembali ke dalam sakunya.
“Huh… tiga hal. Tiket kereta, bajunya, dan Kota Falmouth.”
“Lagi – lagi anda mengatakan tanpa penjelasan.”
“Terserah, aku mau mandi.” Beranjaklah ia dari duduknya.
Dengan sigap aku merangkul pinggangnya dengan memaksa. Tidak setelah ia menjelaskan semuanya.
“Ayolah! Jangan pelit!” aku merajuk dan memohon dengan nada lemas dan tidak beraturan.
Ia berusaha keras mendorong dahiku, tapi itu tidak akan terjadi. Karena taruhannya aku tidak bisa tidur semalaman, jangan harap cengkeramanku lepas.
Ia masih berusaha…
“He-hentikan makhluk aneh!”
Tentu saja tidak mungkin.
Dalam beberapa menit, ia menyerah.
“Baik, baik! Ia pernah bilang sendiri kalau dirinya gadis praktis, Tapi kenapa pesan tiket dari stasiun Cambridge? Bukannya lebih mudah langsung ke Paddington? Lagipula tiket itu dibeli digital. Tidak ada pula bekas pengecekan seperti tiket fisik. Yang kedua, makanan spesial kota Falmouth bukan mackerel, tapi kepiting. Itu aneh karena ia mengaku tinggal di sana selama 18 tahun. Dan yang terakhir… Erh!”
Tiba – tiba tangannya menarik kuat.
“Eh? Kyaaah!” Aku terjatuh.
Ia menyapu – nyapu bajunya dan menarik kecil bekas lipatan karena cengekeramanku.
“Kau lihat koran kemarin? London hujan deras, tapi anehnya bajunya sama sekali kering. Paling tidak saat ia kembali karena ditelpon Tn. Ulric, bila itu hujan deras seharusnya ada bekas basah.”
Ponsel miliknya berbunyi. Ia segera mengambil dengan cepat. Raut mukanya tidak terlalu terkejut sambil mengangguk kecil.
“Eh? Ada apa?” tanyaku heran.
Ia berbalik arah memegang pundakku dengan sedikit semangat.
“Dunia ini memang begitu aneh dan indah!” Kata – katanya itu terdengar seperti ia merasa puas.
Ia kemudian naik tangga dan sambil bergumam kecil dengan gembira. Ia tak sadar kalau ponselnya jatuh. Ini bisa jadi akhir baik untuk menutup catatan jurnalku.
“Dugaanmu benar, Cake! Setelah semua yang terjadi. Ini benar – benar diluar dugaan. Bahkan hakim agung terkejut!”
“Yeah, Hamlet & Ophelia versi baru. Ngomong – ngomong rumah monsieur akhirnya dijual?”
“Karena Ann Christine? Yeah itu gila! Hutang itu separuhnya dari harga yang terpasang, lima ratus ribu pounds. Padahal rumah itu berpotensi naik dua kali lipatnya. Well, hutang adalah hutang.”
“Ironi. Tapi tolong titipkan ucapan selamatku pada pengantin baru itu, monsieur Chad.”
“Dimengerti… tapi perumpamaanmu memang menarik. Apa tadi katamu?”
“Belladonna artinya wanita cantik, tapi itu juga nama tanaman paling beracun. Secara simbolis dia ini diartikan kematian. Sementara Zoe, dalam yunani adalah kehidupan.”
“Hahaha! sayangnya tertukar! Ironisnya seseorang lebih memilih meneguk racun!” Pesan Tn. Chad yang terakhir.
Yeah, tapi bila kehidupan tidak membuatnya bahagia, tidak ada salahnya meneguk racun.”
Setelah membaca isi ponsel itu, aku teringat sesuatu, “Eh? Kalau dipikir – pikir lagi, Nona Belladonna mengaku tidak. Lalu siapa yang melucuti rem mobil Jacob Ulric?”
THE END
ns 15.158.61.20da2