Beberapa menit kemudian, kami melihat mobil Senior Superintendent Chad terparkir di sana. Kami segera turun dari mobil, langsung disambut oleh Tn. Chad di depan pintu.
“Sudah anda perintahkan untuk membawanya ke ruang tes narkoba?”
“Kau tidak perlu cemas, semua dalam prosedur,” tambahnya pada semua orang yang tengah menunggu di ruang tamu. “Baik, folks, secara resmi kita semua akan mendengar penyelesaian masalah terhadap kasus ini. Saya harap anda tenang, kooperatif dan usahakan suasana agar menjadi kondusif.”
Ia mempersilahkan Tn. Cake, sementara aku seperti biasa duduk di pojokan memperhatikannya dengan baik. Semua orang terkecuali Tn. Ulric yang sedang menjadi tersangka kasus ini.
Tanpa basa – basi, Tn. Cake menunjuk tiga orang tersebut, “Tiga orang ini! Selain itu saya pastikan tidak bersalah.”
Pria bernama Alex itu hendak mengecam Tn. Cake namun Superintendent Chad menyela dan menyuruhnya untuk tenang. Bahkan ia mengancam pria itu bila itu terjadi lagi akan dikenakan sanksi hukuman ringan atas menghalangi proses pengambilan kesimpulan dalam penyelidikan.
Lanjut Tn. Cake mulai dari kasus – kasus sebelumnya yang terjadi dan menimpa pada Tn. Ulric. Ia berjala kecil membelakangi semua orang.
“Perbedaan arsenic pada susu yang diminum Nona Diana Ulric, pil sedatif (penenang) yang tertukar dengan steroid, lalu kematian Monsieur Jacob Ulric,” ia berbalik badan dan tersenyum kecil. “Tn. Ulric harus dalam keadaan tidur. Ini adalah proposal kejahatan yang diinginkan pelaku. Bagaimanapun juga…”
Tn. Cake berjalan mendekat.
“Orang ini sangatlah membenci Tn. Ulric. Karena itu ia butuh sebuah plot yang dituliskan dalam beberapa lembar kertas.”
Diserahkannya kertas itu pada Tn. Chad. Semua memandang pria yang dari tadi terlihat penuh emosi. Kini wajahnya murka dan tampak hendak menikam siapapun bila tidak ada polisi. Matanya tajam mengancam, alisnya saling berdekatan hampir bersentuhan, ia menggigit giginya sendiri.
“Orang ini sangat menjijikan. Ia bahkan merancang bagaimana dan dengan apapun itu agar Tn. Ulric menderita,” tambahnya. “Di situ tertulis mirip dengan plot kematian yang terjad sebelumnya. Meskipun tidak sama persis.Paling tidak itu rencana.”
“Mengambil perhatian Diana, masukan racun itu ketika ia tidak di tempat… Melucuti rem mobil Jacon Ulric, menaruhnya pada kamar Peregrine.” Tn. Chad membacakan beberapa yang tertulis di lembaran itu. Wajahnya mulai mengerutkan keningnya. “Folks, tangkap pria ini!"
Pria itu hendak lari, namun para constable itu lebih dulu mendorongnya hingga jatuh. Kini kedua tangannya telah dijaga oleh kedua polisi itu.
Alex, pria itu teengah – engah, roman mukanya diselimuti panik dan khawatir, keningnya mulai bercucuran air asin.
“A-aku bersumpah itu bukan aku!” matanya terbelalak memandangi semua orang. “W-well, a-aku memang menulis itu! Tapi hanya pada bagian membuatnya dipecat, itu saja!”
Tn. Chad dan para constable jelas tidak percaya dengan mudah, namun Tn. Cake terlihat mempertimbangkan hal itu.
“Katakan padaku, monsieur, bagaimana dengan celana yang ditemukan di TKP Nyonya Ulric, ibu Diana Ulric?”
“A-aku tidak mengerti apa yang kau katakan!” mulut pria itu mengatakan beberapa hal yang belum kami ketahui termasuk mengacaukan surat jalan milik Tn. Ulric, membayar orang untuk membuat ulasan buruk terhadap bisnis penginapannya. “I-itu saja! Aku tidak tahu apa – apa soal pembunuhan!”
Pada akhirnya ia dibawa constable ke kantor polisi. Tn. Chad yang hendak menjabat tangan atas keberhasilan deduksinya itu kaget saat Tn. Cake menolak.
“Apa lagi, Cake?”
“Tenang, anda harus mengunyah dulu sebelum menelan.”
Tn. Cake berjalan membelakangi mereka lagi.
“Seperti yang Monsieur Alex katakan, dia memang tak bersalah. Tidak cukup hanya membenci Tn. Ulric, pelaku harus peduli padanya,” tambahnya. “Tidakkah itu aneh bahwa Tn. Ulric yang dikatakan pada koran tersebut telah bertanggung jawab atas tiga nyawa, lalu dihukum hanya tiga tahun?”
Mereka terpaksa mengangguk.
“Hey, tunggu dulu!” Tn. Chad memegani dagunya. “Kalau tidak salah memang ada laporan terbaru tentang masalah itu.”
Tn. Chad mengatakan sama persis apa yang dikatakan pria bernama Ulric tadi, bahwa memang benar arsenic itu berbeda dan botol pil steroid ditemukan bercampur pada dengan botol obat penenang. Tambahnya, botol itu hampir sama tercampur.
“Yeah, kalau tidak salah bawahanku bilang seseorang melapor menemukan keanehan itu lewat telpon. Saat kami ke sana, itu memang benar. Walaupun kami tak tahu siapa yang melapor.” Tn. Chad mengangguk kecil.
Tn. Cake berbalik badan, “Yeah, seseorang yang mencari tahu soal itu.”
Aku terang – terangan tahu siapa yang Tn. Cake maksud. Itu karena kami mampir di kafe kecil untuk membicarakan sesuatu.
“Nona Zoe. Anda mungkin saja merancang semua skenario itu lalu mendapatkan jawabannya. Bila seseorang dengan karakter paling membenci Tn. Ulric bukan pelakunya, maka bisa jadi orang yang terlihat peduli padanya bisa jadi pelakunya, benar begitu?”
Wanita itu terlihat sedikit panik saat Tn. Cake menjelaskan bahwa wanita itu berbohong soal keterangan Alex yang melihat korban pertama kalinya dengan kondisi ruangan lampunya mati.
“Anda juga yang menyuruh Nona Ann Christine untuk mendekati Tn. Ulric. Karena anda merasa selama ini dikecewakan oleh perasaan anda sendiri. Anda kesal lalu meminta Nona Ann Christine untuk memerasnya. Mungkin anda bertanya bisa saja itu gagal? Non! Karena anda yang sedari awal tahu sikap Peregrine Ulric. Anda tahu bahwa ia mudah dimanfaatkan dan anda melakukan itu tanpa mengotori image anda? Atau tangan anda sendiri!” ia mengatakan itu dengan geram dan tempo agak cepat. “Lalu anda bilang pada kami bahwa Tn. Ulric tidak mungkin pelakunya dan mengaku menyelidiki kasus itu dengan memberi lembaran kertas itu? Anda melemparkan tuduhan pada Tn. Alex. Dan lagi anda mengambil keuntungan diri sendiri, atas alibi anda sendiri!”
Mendengar itu aku kaget. Bulu kudukku merinding. Kupikir seseorang yang membuat kertas lembaran itu adalah pria yang barusan dibawa polisi itu. Maksudku ia bahkan mengakui poin pertamanya, yaitu tentang rencana pemecatan Tn. Ulric.
“Sebentar, itu bukan ditulis oleh Tn. Alex, Cake? Lalu kenapa ia mengaku?”
“Et bien, ia mengaku karena memang melakukannya. Anda ingat catatan kecil yang terselipkan beberapa kertas? Itu adalah buktinya. Tapi Monsieur Alex menulis dalam huruf balok, bukannya latin tegak lurus.”
Wanita itu mematung. Kerutan – kerutan dahinya yang dari tadi mulai bermunculan kini mereda sedikit demi sedikit. Ia menghirup nafas dalam – dalam.
“Baik… saya mengakuinya…” dengan percaya diri ia berdiri lalu menawarkan diri untuk diborgol. “Fiuh.. setelah berliku – liku, inilah akhirnya…”
“Non, kebohongan yang anda lakukan adalah bukti bahwa itu tidak mungkin. Anda tak mungkin pelakunya.” Tn. Cake menghadangnya.
Tn. Cake menjelaskan kembali bahwa saat itu jelas sekali, Nona Zoe berada di flat daerah Cambourne. Meskipun dekat tapi itu membutuhkan waktu. Sementara Alex hanya mengambil keuntungannya dengan memanfaatkan nama Zoe.
“Jadi siapa, Cake?” tanya Tn. Chad tidak sabar.
Tn. Cake berjalan kecil memutar.
“Dua karakter tadi tidak cocok untuk skenario kasus ini. Seseorang yang paling membenci Peregrine Ulric, Alex, tidak mungkin membiarkannya dipenjara dalam tiga tahun. Sebisa mungkin selamanya atau dihukum mati,” tambahnya. “Begitu juga seseorang yang paling peduli, tidak mungkin merancang skenario terkejam dan paling menjijikkan. Lagipula api tidak pernah memberi ampun pada apa yang dimakan. Sementara air menyejukkan. Tidak akan panas membakar seperti api.”
Ia berhenti di dekat tangga.
“Bagaimana bila orang itu api, tapi disaat yang bersamaan ia adalah air?”
Penjelasan Tn. Cake semakin absurd. Menurutku ia hanya beretorika. Namun mataku tertuju pada satu – satunya orang yang kemungkinannya hendak ditunjuk.
“Nona Belladonna. Anda juga yang menyalakan lampu itu. Supaya penjepit rambut warna hitam itu tampak jelas dan mengindikasikan kalau Nona Ann Christine melakukan perlawanan. Setidaknya itu meninggalkan jejak helai rambut.”
Semua mata tertuju pada wanita itu penuh keheranan. Namun saat nama itu disebut, ia terlihat tenang dan masih kooperatif.
Ia mengerjap sambil menghela nafas dengan mata menunduk ke bawah. Wajahnya masih sama tanpa ekspresi, tanpa melawan.
“Begitulah. Saya tidak menyangka mencabut penjepit rambut dari mayat ternyata agak susah.”
Ia dengan percaya diri menyerahkan tangannya.
“Tapi kenapa, mademoise- maksud saya, Fräulein Lily?”
“Saya hanya merasa kehadiran Ann Christine dan tiga orang lainnya tidak diperlukan. Meskipun saya tidak bertanggung jawab salah satunya. Terlebih, saya punya hak yang harus diambil,” tambahnya sambil membungkuk lalu mengangkat rok rendah roknya seperti pelayan victoria. “Maafkan saya telah mengecewakan anda.”
“Salah satu?”
“Begitulah. Beliau orang yang teliti dan licin. Saya tidak punya kekuatan untuk itu. Jacob Ulric.”
Constable segera membawanya.
Saat itu aku berpikir wanita itu dari awal hingga akhir tetap tegar meskipun kalah. Masalahnya itu meninggalkan banyak sekali pertanyaan.
Tanpa marah…
Tanpa protes…
Wajahnya sama sekali tanpa ekspresi…
Aku mulai berpikir dalam – dalam, apakah Tn. Cake keliru?
***
ns 18.68.41.179da2