Tn. Cake mengambil catatan kecil dan mulai menggoreskan pena yang diambil dari sakunya.
“Yeah, tidak keberatan soal itu,” Tn. Chad mengangguk pasrah. “Pil penenang yang biasanya diminum, secara sembunyi – sembunyi ditukar dengan steroid.”
Di dalam keadaan tertekan, biasanya orang akan melampaui batas penggunaan. Mungkin obat penenang tidak terlalu berbahaya, tapi dari kata steroid itu, aku spontan menganggap bahwa itu bukan obat sembarangan.
“Ada kemungkinan orang rumah memakai benda itu?”
Nona Belladonna menggeleng kecil. Tn. Cake langsung menoleh ke belakang.
“Entahlah, beberapa dari kami hanya punya sedatif, well, yeah…” ia memutar bola matanya dan menyipit sambil mengangguk kecil.
“Kalau sang adik, Superintendent Chad?”
“Arsenik dalam susu tersebut. Kami menduga dua hal, itu dilakukan secara berangsur – angsur atau klise sekali tengguk, entahlah.” Balasnya dengan yakin.
“Kenapa bisa ada dugaan yang bercabang? Tn.Cake mengernyitkan keningnya.
Tn.Chad berkata bahwa sebelum kejadian, korban sudah jatuh sakit berangsur – angsur. Bahkan Nyonya Ulric kedua mengaku kalau hendak ditemukan arsenik itu cukup mengejutkan. Secara memang dia anak yang abai, makan segala hal tanpa memandang kesehatannya.
“Begitulah kenyataannya, Nona Diana Ulric, bertindak semaunya sendiri. Ia seringkali menghindari makan malam, bersenang – senang, dan berakhir penuh kefoya – foyaan. Benar – benar mengaplikasikan zaman modern.” jelas Belladonna.
“Bagaimana kejadian itu, mademoiselle?
Ia mengatakan bahwa sebenarnya jauh sebelum kejadian itu, Nona Diana ingin meminta saran padanya agar mudah mendapat lelaki. Ia menyarankan untuk menjaga sikap dan kalau itu mungkin jaga pola makan, diet.
“Sebenarnya saya tidak benar – benar menyarankan diet, tapi untuk sering makan – makanan sehat rumahan. Bukannya yang cepat saji. Tapi, sepertinya orang jaman sekarang lebih kreatif. Ia makan seenaknya lalu membiarkan perut kosong beberapa saat. Alhasil, hadiahnya adalah penyakit lambung,” Belladonna memegangi dagunya. “Karena sudah begitu, saya beri saran lain agar sering mengonsumsi susu tapi harus rendah lemak. Itu adalah cara yang saya lakukan. Namun semakin hari, semakin perutnya terasa agak mual. Suatu ketika, pagi – pagi sekali, di ruang makan yang gelap, saya heran ada Tuan Muda Ulric duduk terlelap, sementara Nona Diana tampak tidak sadar di lantai dengan susu yang sering ia minum tumpah.”
Sedikit ekspresi Nona Belladonna tampak agak bingung.
Aku merasakan keganjilan sama seperti yang dirasakan Tn. Chad dan Tn. Cake. Polanya sama seperti yang dikatakan pria yang bernama Ulric itu. Lagipula kenapa harus posisi tertidur? Apakah memang mungkin membunuh orang dalam mimpi?
“Ini tentu adalah kasus yang aneh,” ia menghela nafas sambil menaruh kembali catatan kecil dan pena ke dalam sakunya. “Mari kita kesampingkan itu dulu, seberapa anda mengenal teman Tn. Ulric?”
“Well, dua orang itu cukup lama…” tambahnya. “Nona Zoe, ramah dan perhatian. Dia suka dengan Tuan muda. Sementara Tn. Alex, pesarkas handal tapi sebatas candaan. Mereka teman Tn. Ulric semenjak masih kecil, katanya.”
“Katanya?”
“Saya baru dikirimkan ke tempat ini semenjak SMP.”
“Yang terakhir, mademoiselle, bolehkah anda bawa tas itu kemari?”
Wanita itu tanpa basa – basi mengambil tas tersebut di salah satu kamar yang dijadikan ruang tunggu tadi. Sebuah tas selempang kecil lucu warna hitam. Aku bisa melihat beberapa jahitan mawar dan pernak – pernik di sekitarnya.
Tn. Cake menyuruhnya untuk mengeluarkan semua barang di dalamnya. Dengan tenang dan perlahan, semua isi dalam tas dikeluarkan satu per satu. Hingga yang terakhir, ia mengocok ringan lalu memperlihatkan bahwa isinya sudah kosong.
Barang – barang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah dompet, alat kosmetik, dua buku novel kecil, dan ponselnya.
“Anda hanya bawa barang – barang ini?”
“Saya orang yang praktis.”
“Ah, terima kasih.” Katanya menyilakan untuk keluar.
Salah seorang constable yang berjaga tiba – tiba masuk danmemberi kabar bahwa tim forensik hendak masuk untuk memberikan hasilnya. Sementara Tn Ulric, dengan tangan yang diborgol, duduk menggantikan Nona Belladonna.
“Terima kasih, folks! Mereka langsung bisa masuk tanpa izin.”
“Siap, sir!”
Telingaku yang tidak terlalu jauh dan mendengar pembicaraan mereka, dua orang berbaju putih itu berkata bahwa mereka meminta maaf kalau hasilnya agak lama. Mereka melakukan tes hingga enam kali dan hasilnya itu sama dan cocok. Kemudian aku mendengar hal baru, yaitu pin rambut.
“Itu juga cocok? Hm…” Superintendent Chad memegangi kumisnya sambil termenung. “Ah, Cake sebenarnya aku lupa menyampaikan ini padamu.”
Ia menunjukkan pin rambut itu padanya dan mengatakan bahwa benda itu terjatuh di dekat sofa berlawanan dengan korban.
“Masalahnya, sidik jari pisau ini cocok dengannya. Begitu pula cipratan darah itu, memang milik korban. Pin ini juga ada sidik jari korban dan darah milik pelaku.” Katanya dengan nada berat.
Mendengar itu aku sangat bimbang. Kalau itu memang benar, berarti tidak ada kemungkinan lain selain orang itu. Pembicaraan yang baru saja itu tidak diketahui oleh Tn Ulric.
“Ada apa? Kenapa kalian memandangku seperti itu?” raut wajahnya menjadi khawatir, matanya yang saling bergantian melirik ke Tn. Chad dan Tn. Cake penuh ketakutan.
Tn. Chad tanpa basa – basi segera memanggil dua constable itu untuk membawa pria yang baru saja hendak di interogasi. Aku pun merasa demikan, tapi melihat wajah Tn. Cake yang seperti menolak, pasti ini akhir yang bukan dari hasil deduksinya.
Tn. Chad menjelaskan semuanya pada pria itu. Kali ini mulutnya diam. Sesekali menghela nafas. Wajahnya dibuat seakan – akan ia tabah dan kuat melakukan hal itu, dengan senyuman tipis ia berterima kasih pada Tn. Cake yang mau membantunya meskipun pada akhirnya itu tidak mungkin. Ia pun segera sirna dari pandangan kami. Terus terang, ini sedikit melegakan walaupun aku sedikit merasakan kejanggalan. Tn. Cake hanya bisa mematung. Masalahnya itu adalah bukti kuat, di sisi lain orang itu juga mengakui.
“Fiuh,” Tn. Chad bernafas lega lalu memegang pundak Tn. Cake. “Aku tidak mengira pelaku sebaik ini. Paling tidak ini melegakan, terima kasih atas kerja kerasmu, Cake.”
Raut wajah Tn. Cake berubah jengkel, selain alisnya yang bersentuhan terlihat urat di dekat pelipisnya.
“Tidak, Tn. Chad. Bahkan di negeri dongeng tidak ada yang seperti itu!” suaranya rendah nadanya tegas. “Beri waktu penangguhan, dua hari, aku akan selesaikan ini.”
Kami pun pamit dan salah satu constable mengantarkan kami pulang.
Di dalam mobil, aku bisa merasakan kegelisahan di balik raut muka ekspresinya, bagaikan singa kelaparan yang mengharapkan daging segar di tengah tanah tandus tak punya rusa.
“Sejujurnya saya menganggap itu sedikit aneh. Tapi semua bukti mengarah pada Tn. Ulric.” Kataku padanya.
“Bagian mana, Feline?” suaranya yang terdengar singkat, itu pertanda hatinya buruk.
“Well, hasil forensik dan pengakuan itu?”
“Meskipun kau merasa aneh?”
“Benar, mungkin itu karena datang tidak disangka – sangka. Tidak ada salahnya menganggap aneh.”
Maksudku kadang – kadang sesuatu bisa bertemu dengan tidak diduga – duga. Seperti ketika kau mendapatkan jackpot di Las Vegas berturut – turut.
“Non, bila itu aneh, maka harus dikaji ulang.” Protesnya.
“Yeah, tapi anda tidak tahu siapa yang melakukannya, bukan?”
Aku tidak tahu apa salahnya mengatakan itu, tapi wajahnya memandangku dengan serius tanpa berkedip sekalipun.
“Kau tahu apa yang kupikirkan, Feline?”
“Anda bingung dan menemui jalan buntu.” Aku membuang muka.
“Buntu? Non. Cake bahkan tahu pelakunya.”
“Eh? Anda serius?” tanyaku heran
Balasnya dengan suara penuh membanggakan diri kalau pria berkumis itu terlalu terburu – buru, karena ia perlu mencari motifnya terlebih dahulu.
ns 15.158.61.54da2