Penis Juna sudah siap di bibir vagina Umi Hanna setelah sebelumnya dia melepas celana dalamnya yang terasa begitu sesak sejak tadi. Suara kecipak mulut Umi Hanna terdengar beberapa kali karena sedang disumpal penis kekar milik Malik. Sesekali wanita bertubuh sintal itu melenguh dan mendesah manja karena jemari Malik meremasi payudaranya, dan bahkan membetoti kedua putingnya yang makin mengeras.
Menyaksikan Umi Hanna dikerjai oleh Malik membuat Juna makin beringas, birahinya berada di titik paling tinggi dan siap untuk dilampiaskan. Perlahan ia berusaha memasukkan penisnya ke dalam liang surgawi istri Kyai Salman itu. Umi Hanna mendelik karena baru menyadari jika batang penis Juna tak kalah besar dengan apa yang dimiliki oleh Malik, pelan namun pasti mulailah terbuka bibir vaginanya, desahan Umi Hanna kembali terdengar. Juna mendorong secara perlahan bagian pinggulnya, hingga kepala penisnya melesak masuk menyesaki ruang di dalam vagina Umi Hanna
"Awhwwhh….Stop sebentar Jun! Sumpah kontolmu gede banget !"
“Sakit Mi?” Tanya Juna dengan wajah polosnya, tubuhnya sama sekali tak bergerak sesuai dengan permintaan Umi Hanna sementara sebagian besar bagian batang penisnya sudah tertelan masuk di dalam vagina.
“Udah lanjutin aja bro, pelan-pelan, ntar juga Umi keenakan. Hehehehe." Seloroh Malik sembari kembali menyodorkan ujung penisnya ke mulut Umi Hanna.
Setelah berhenti sebentar, Juna kembali mendorong pinggulnya, dengan perlahan hingga akhirnya penisnya bisa masuk secara utuh. Gerakan pinggul Juna yang awalnya pelan berangsur mulai menjadi genjotang dengan ritme sedang. Cengkraman vagina Umi Hanna membuat pemuda polos itu sesekali terpejam menikmati sesnsasi hangat serta basah pada batang penisnya.
"Ssssttttt…Enak Umi..anget banget…" Desah Juna sembari terus menggoyang tubuh Umi Hanna dari depan.
"Eeemmcchhh! Eeemmcchh!!!" Hanya itu yang terdengar dari mulut Umi Hanna karena tersumpal penis lain.
Dengan posisi man on top bertumpu pada kedua tangannya memberikan keleluasaan Juna menarik hingga ujung penis, lalu memberi sodokan yang kencang kembali masuk. Ranjang yang sudah berusia tua tak dapat menahan berat tubuh ketiga orang di atasnya hingga menimbulkan suara gesekan dengan lantai, beriringan bersama suara tumbukan tubuh Umi Hanna dan Juna.
PLOK!
PLOK!
PLOK!!
Tiada henti dan tiada ampun kaki ranjang terguncang kesana kemari. AC ruangan sudah tak mampu membuat dingin tubuh mereka bertiga dimana suasana semakin panas. Gerakan Juna semakin cepat, bagaikan dirasuki oleh dewa cinta, gerakan pinggulnya menunjukkan kalau ia seperti sudah berpengalaman berhubungan badan dengan banyak perempuan. Hubungan badan dengan Umi Hanna dijadikannya sebagai ajang pembelajaran yang sempurna.
"Ouucchhh Jun..Pelan sayang..Pelan…Aaachhhh!!" desah Umi Hanna, namun tak dihiraukan anak asuhnya tersebut. Badannya bergetar, tubuhnya semakin kencang karena otot-ototnya sedang merasakan kenimatan.
Malik kini merundukkan kepalanya, tanpa segan-segan mulutnya langsung menyasar payudara Umi Hanna yang tergelepar bebas. Malik menghisapi secara bergantian puting Ibu angkatnya bak bocah bayi yang kehauasan, dua tangannya penuh karena ikut meremasi payudara besar Umi Hanna. Lenguhan manja dari istri Kyai Salman itu terdengar menderu seiring tiap titik rangsang pada tubuhnya dikerjai habis-habisan oleh Juna dan Malik. Tubuhnya berguncang naik turun, mengacak-acak kain seprei akibat gerakan menyodok yang dilakukan oleh Juna, makin lama makin cepat.
"Ouucchhhh! Kalian berdua nakal banget, ngentotin Umi!! Aaachh!!" Racau Umi Hanna.
"Bro buruan, gantian, Gue juga pengen ngentotin Umi!" Ujar Malik yang makin tak sabar ingin merasakan kembali sempitnya sensasi vagina Umi Hanna.
"Bentar Bro! Masih enak banget nih! Aaaaahh!" Juna terus melesakkan penisnya, bergerak maju mundur menyesaki liang senggama Umi Hanna.
Dipuaskan oleh dua pejantan sekaligus merupakan pengalaman pertama bagi Umi Hanna. Inilah sensasi sekaligus fantasi yang selama ini diidam-idamkannya, tubuhnya jadi kanvas hidup bagi kuas penis dua pemuda yang usianya jauh lebih muda darinya. Dibalik penampilan serta citranya sebagai wanita religius dan tertutup, nyatanya Umi Hanna tak bisa lagi menyembunyikan birahinya yang terlalu tinggi.
Tentu ini bukan hanya karena itu, tapi juga karena satu tahun yang lalu Umi Hanna tanpa sengaja memergoki Kyai Salman sedang bercumbu dengan wanita lain yang tak lain adalah pasiennya sendiri. Perasaan marah sekaligus dendam seketika berkecamuk di dada wanita berparas cantik itu. Umi Hanna bertekad untuk menuntut balas segala rasa sakit hatinya pada sang suami, pria yang selam ini begitu dia hormatinya nyatanya tak lebih dari sekedar Kyai mesum.
"Ouucchhh!! Umi mau keluar!! Umi mau keluar!!!" Pekik Umi Hanna beberapa saat kemudian.
Tau jika sang betina binal akan mendapatkan orgasme, Juna makin mempercepat sodokan penisnya di dalam liang senggama. Pemuda itu bahkan dengan sengaja sedikit menarik dan mengangkat pinggul Umi Hanna dengan kedua tangannya sementara penisnya terus menyodok tanpa ampun. Alhasil Umi Hanna dibuat makin belingsatan, racauan serta makian keluar begitu saja dari bibir wanita yang di kesehariannya sering melantunkan ayat-ayat suci Al Quran.
"Aaaachh!!! Bangsat kalian!! Anjing!! Aaachh!!" Seru Umi Hanna saat pantatnya terangkat dan liang vaginanya menyemburkan cairan squirt.
Ceceran cairan squirt Umi Hanna membasahi ranjang, nafasnya tersenggal hebat namun begitu Malik seolah tak mau memberi jeda istirahat pada istri Kyai Salman itu. Setelah Juna melepas batang penisnya dari vagina, Malik langsung mengambil alih posisi siap menyetubuhi. Pria berpostur tegap itu menarik tubuh Umi Hanna dalam pelukannya, satu tanganya mengarahkan batang penisnya sendiri menuju lubang vagina sang betina. Tubuh lemah Umi Hanna tak berdaya, dia membiarkan Malik mencari kenikmatannya sendiri.
"Ooocchhhhh!!!!" Umi Hanna memekik kencang karena seluruh batang penis Malik kini telah bersemayam di dalam liang senggamanya.
"Ayo Umi yang goyang..." Desis Malik sambil menciumi payudara Umi Hanna.
"Eeemmcchhh...Masih lemes sayang..."
"Ya udah biar Malik yang goyangin ya."
"Aaauucchhhh!!! Pelan!! Anjing kamu ya!! Aaachh!!!"
Malik rupanya langsung menggerakkan pinggulnya naik turun dengan kecepatan tinggi. Tanpa ampun dia melesakkan seluruh batang penisnya yang berukuran panjang dan besar itu menyesaki seluruh rongga kewanitaan Umi Hanna. Malik memeluk tubuh sintal Umi Hanna sembari terus menyodoknya dari bawah, tubuh Umi Hanna bak sasak hidup yang dijadikan pelampiasan seksual anak asuhnya sendiri.
"Aaacchh!! Aaachh!! Anjing kamu Malik!! Bangsat!!" Umpat Umi Hanna ketika Malik makin lama makin cepat bergerak dari bawah.
"Aaaahhh! Memek Umi favoritku! Malik suka banget!" Balas Malik tak mau menyudahi aksinya.
"Bangsat kamu ya! Ngentotin memek Umi sekasar ini!! Aaachh!!"
"Tapi Umi suka kan?"
"I-iya!! Umi suka! Aaachhh!! Anjing!"
Juna yang belum benar-benar menuntaskan hajatnya kembali mendekati tubuh Umi Hanna, masih dari belakang pemuda itu tanpa jijik menjilati lubang anus sang ibu angkat. Lidahnya mengais-ngais tiap jengkal liang pembuangan itu. Aroma serta rasanya membuat birahinya kembali bergejolak.
"Eh! Juna kamu ngapain?!" Pekik Umi Hanna sambil mencoba melirik ke belakang dan mendapati lidah Juna sedang menari-nari di permukaan lubang anusnya.
"Juna pengen ngrasain anal sex kayak di film-film.." Ujar Juna dengan ekspresi polosnya.
"Hah? Jangan! Kotor sayang itu, dosa juga! Nggak boleh!" Ucap Umi Hanna.
Juna bergeming, larangan Umi Hanna tak berarti apa-apa baginya. Seluruh bagian otak pemuda itu sudah dipenuhi birahi, maka setelah membasahi ujung penisnya dengan ludahnya sendiri dia mulai berusaha untuk memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus Umi Hanna. Malik membantunya dengan berhenti bergerak dan memeluk tubuh Umi Hanna dari bawah dengan cukup kuat agar wanita itu tak bergerak liar ketika Juna berusaha memasukkan penisnya ke dalam anus.
"AAACCHH!! ANJING! SAKIT GOBLOK!!" Teriak Umi Hanna saat untuk pertama kalinya dalam hidup lubang anusnya berusaha dimasuki sebatang penis.
"Eeemcchhh! Buruan Bro masukin semuanya." Ucap Malik sambil terus berusaha memegangi tubuh Umi Hanna dari bawah.
Teriakan kesakitan dari Umi Hanna terdengar berulang kali tentui diselingi racauan serta umpatan dan makian saat Juna berusaha keras memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam lubang anus milik wanita bertubuh sintal itu. Setelah beberapa saat Juna akhirnya berhasil melakukannya, hampir seluruh batang penisnya bisa masuk ke dalam anus. Juna dan Malik diam sesaat, sama sekali tak bergerak, sementara itu Umi Hanna hanya bisa mendengus, meresapi dua buah lubang pada tubuhnya kini telah disesaki dua penis sekaligus.
"Aaachh! Brengsek kalian..." Umpat Umi Hanna sekali lagi, kali ini suaranya melemah seolah tanpa daya.
Juna lebih dulu bergerak maju mundur dengan kecepatan pelan, kemudian disusul oleh Malik yang juga mulai menggerakkan pinggulnya naik turun secara perlahan. Dua pemuda itu bisa merasakan gesekan penis mereka pada liang vagina dan anus. Erangan Umi Hanna kembali terdengar, kali ini erangan kenikmatan seiring sensasi nikmat yang dirasakannya akibat lesakan dua penis sekaligus. Lambat laun gerakan Juna dan Malik bertambah kecepatannya apalagi cairan kewanitaan yang dikeluarkan Umi Hanna makin banyak, mempermudah penetrasi penis keduanya.
"Ouucchh! Gila ini enak banget! Aaachhh!!" Lenguh Umi Hanna ditengah gerakan Juna dan Malik yang merojoki dua buah lubangnya.
"Umi suka ya? Masih kurang kontolnya?" Goda Malik sambil terus menggerakkan pinggulnya naik turun.
"Aaachh! I-Iya masih kurang! Umi suka kontol! Umi pengen kontol lagi!" Ceracau Umi Hanna.
"Wah kayaknya Umi pengen ngrasain digangbang nih Bro!" Sahut Juna dari belakang.
"Hahahaha! Bisa jadi! Gimana Mi? Mau digangbang nggak?" Tanya Malik.
"Iya! Umi pengen digangbang habis ini! Aaachh! Anjing kalian! Anak terkutuk!"
Cukup lama mereka bertiga melakukan threesome sex dalam posisi seperti itu hingga beberapa saat kemudian Malik memberi tanda untuk bertukar posisi. Kali ini giliran Juna yang terlentang di bawah, bedanya posisi tubuh Umi Hanna berbalik ikut menelentang juga. Juna memasukkan penisnya kembali ke lubang anus wanita itu dari bawah, sementara Malik menggagahi vagina sang ibu angkat dari atas.
Tubuh Umi Hanna makin tak berdaya, meskipun tak sesakit seperti sebelumnya tapi Juna dan Malik menyetubuhinya bak orang kesetanan. terutama Malik yang berkali-kali melesakkan batang penisnya secara kasar dan brutal, menyodok dengan sangat keras hingga membuat Umi Hanna berteriak. Tapi bukankah ini pengalaman seksual sekali seumur hidup bagi Umi Hanna, sesnsai digagahi dua penis sekaligus akhirnya bisa dia rasakan kali ini. Maka segala teriakan, cacian serta makiannya selama proses persetubuhan hanyalah sekedar bumbu penyedap yang justru makin membuat Juna dan Malik makin bertambah birahi.
Beberapa saat kemudian Juna dan Malik sama-sama merasakan ledakan ejakulasi. Keduanya buru-buru mencabut batang penis mereka dari dua lubang Umi Hanna. Wanita itupun secepat kilat turun dari atas ranjang dan langsung bersimpuh di bawah tubuh Juna dan Malik. Umi Hanna menengadah dan membuka lebar mulutnya denga lidah terjulur sementara dua anak asuhnya mengocok batang penis mereka masing-masing serta mengarahkan ujungnya pada mulut dan wajah Umi Hanna.
"AARGHHTTT!!!!"
Suara lenguhan panjang Juna dan Malik terdengar nyaris bebarengan ketika keduanya memuntahkan sperma. Cairan kental berwarna putih itu sukses membuat wajah serta mulut Umi Hanna belepotan. Tak sampai di situ saja, Umi Hanna juga langsung menjilati serta mengulum penis Juna dan Malik secara bergantian, membersihkan sisa-sisa sperma yang masih tertinggal tanpa sisa.
37157Please respect copyright.PENANAB9QFdoKLa4
BERSAMBUNG
37157Please respect copyright.PENANAxWnSQ269TS