
POV Riska
12585Please respect copyright.PENANAJLIkXWl5V3
Entah sejak kapan aku mulai merasa... berbeda. Mungkin sejak sering ngobrol sama Nina. Mungkin sejak dia pertama kali nyeletuk soal "kenikmatan dunia yang belum pernah kurasakan". Awalnya aku selalu menolak mentah-mentah. Tapi lama-lama, pikiranku mulai berani bertanya-tanya sendiri.
12585Please respect copyright.PENANAQqSZAi5rTf
Apa iya selama ini aku terlalu kaku? Terlalu menjaga diri sampai lupa bagaimana rasanya jadi perempuan seutuhnya?
12585Please respect copyright.PENANAHyV0t70Y16
Nina selalu bilang aku terlalu ‘rapi’. “Ris, kamu tuh kayak istri ideal di buku nikah. Tapi hidup ini bukan buku nikah doang,” katanya sambil tertawa.
12585Please respect copyright.PENANAXKyqDHYOfT
Aku cuma tersenyum waktu itu. Tapi kalimatnya itu—entah kenapa—menancap dalam. Mungkin karena aku tahu, di balik semua tawa dan senyumku di rumah... aku juga sering merasa kosong. Hambar.
12585Please respect copyright.PENANACZDT1IW4NC
12585Please respect copyright.PENANA7XB9xGgl9Q
---
12585Please respect copyright.PENANA26flo5csUJ
Pekerjaan makin padat akhir-akhir ini. Dan entah kenapa, makin sering juga aku berada di ruangan Pak Arman. Atasanku itu memang kharismatik. Pembawaannya tenang, rapi, suaranya berat tapi lembut. Dulu aku nggak terlalu memerhatikan, tapi sekarang—aku mulai sadar kalau dia sering... terlalu dekat.
12585Please respect copyright.PENANAar332t46vz
Hari ini misalnya, waktu aku nyodorin laporan, dia berdiri di sampingku dan tangannya sempat menyentuh pinggangku.
12585Please respect copyright.PENANAbXbnsO6cU3
“Sori, Bu Riska,” katanya cepat, tapi dengan senyum yang... entah kenapa bikin jantungku berdetak lebih cepat.
12585Please respect copyright.PENANA436bV75PR9
Aku cuma mengangguk dan berusaha fokus ke kertas. Tapi kulitku masih terasa hangat di bagian yang dia sentuh.
12585Please respect copyright.PENANAbUewMtQi1W
12585Please respect copyright.PENANAZqN76PEUob
---
12585Please respect copyright.PENANAyiirnn5aii
Sore itu, aku lembur bareng dua staf cowok: Rio dan Dimas. Mereka berdua tipe yang suka bercanda, agak genit tapi belum pernah sampai kelewatan—setidaknya sebelum hari ini.
12585Please respect copyright.PENANAAbHM2oYUNf
Aku berdiri sambil merapikan map di lemari dokumen. Saat aku balik badan, Rio yang lewat terlalu dekat dan bahunya menyenggol dadaku. Sekilas aja, tapi cukup bikin aku kaget dan salah tingkah.
12585Please respect copyright.PENANA6iUD4do0y5
“Eh, maaf Bu... nggak sengaja,” katanya cepat, walau dari matanya aku tahu dia sadar apa yang barusan terjadi.
12585Please respect copyright.PENANAoZrvXLv5sW
Aku senyum kaku, “Iya, nggak apa-apa.”
12585Please respect copyright.PENANA8PopM0fzLc
Beberapa menit kemudian, saat aku jongkok untuk ambil berkas dari rak bawah, Dimas lewat di belakangku dan—aku nggak yakin—tangannya sempat menyentuh bokongku. Lembut, seolah ‘tanpa sengaja’, tapi cukup terasa untuk bikin tubuhku menegang.
12585Please respect copyright.PENANAuHLv6SKPOu
Aku berdiri cepat, pura-pura nggak terjadi apa-apa. Tapi dalam hati... ada sesuatu yang berdesir aneh. Rasa bersalah, tentu saja. Tapi juga rasa hangat yang susah dijelaskan.
12585Please respect copyright.PENANATXA1LlG1Rj
12585Please respect copyright.PENANAB8yLBEwUn3
---
12585Please respect copyright.PENANAGWbAuIbLFY
Di kamar mandi kantor, aku menatap wajahku di cermin. Kenapa jantungku masih berdebar?
12585Please respect copyright.PENANAAQca8dezqY
Aku menutup mata. Di benakku, terbayang lagi kalimat Nina.
"Ris, kadang tubuh kita bisa jujur. Kalau kamu ngerasa geli, panas, atau bahkan basah... itu bukan dosa. Itu naluri."
12585Please respect copyright.PENANA1VpuY3febe
Aku sempat ketawa waktu dia ngomong gitu dulu. Tapi sekarang—aku mulai paham maksudnya.
12585Please respect copyright.PENANAt7NOVtTl4r
Aku nggak cerita apapun ke Mas Jaka malam itu. Aku cuma bilang lelah. Dia tampak perhatian seperti biasa, bikinkan teh, pijitin pundakku.
12585Please respect copyright.PENANAIldFeOOQRQ
Aku merasa bersalah. Tapi juga... merasa punya rahasia yang anehnya bikin deg-degan.
12585Please respect copyright.PENANAvJF7ZWDjTu
12585Please respect copyright.PENANAEo8Jxvjbqf
---
12585Please respect copyright.PENANAKqjOsXS1TA
Beberapa hari kemudian, aku duduk makan siang bareng Nina di pantry. Dia seperti biasa, langsung ke topik vulgar.
12585Please respect copyright.PENANAJxPCbzjhZk
“Tadi aku mimpi, Ris. Mimpinya... duh, gila.”
12585Please respect copyright.PENANAQkft7yHQJf
“Mimpi apa lagi?”
12585Please respect copyright.PENANAkvZaTxBtnx
“Dua cowok ngapain aku bareng-bareng. Salah satunya punya batang segede botol minum kantor. Aku kebangun sambil megap-megap. Terus, saking panasnya, aku sampe harus... ya, bantu diri sendiri.”
12585Please respect copyright.PENANAVhwrocYNIl
“Nina!” Aku tertawa malu-malu.
12585Please respect copyright.PENANAuMOq88hcOG
Dia malah ketawa lebar. “Kamu kapan terakhir mimpi basah, Ris?”
12585Please respect copyright.PENANA5H4HDbCgrs
“Aku... nggak pernah.”
12585Please respect copyright.PENANAQSvACrlvrh
“Pantesan. Ris, tubuh kamu tuh nunggu disentuh lho. Kamu harus nyobain sesuatu yang beda. Kalau bukan sama suami ya... minimal di khayalan dulu.”
12585Please respect copyright.PENANAqtxwXo9Tv2
Aku menggeleng. Tapi senyumku nggak hilang. Dalam hati, aku tahu aku mulai terpengaruh.
12585Please respect copyright.PENANAZPGo7CVARd
12585Please respect copyright.PENANA8ywsktaFoJ
---
12585Please respect copyright.PENANAbmHxUkloR5
Hari-hari selanjutnya, sentuhan-sentuhan ‘tidak sengaja’ itu makin sering terjadi. Kadang dari Pak Arman, kadang dari Rio atau Dimas. Entah kenapa, aku tidak lagi merasa sebersalah dulu. Kadang aku malah membiarkan. Menikmati. Diam-diam berharap mereka melakukannya lagi.
12585Please respect copyright.PENANAo79ZjYzO7f
Aku tahu itu salah. Tapi... tubuhku terus merespons. Semakin disentuh, semakin penasaran.
12585Please respect copyright.PENANAlrVBeozdYc
Malam-malamku bersama Jaka tetap hangat. Tapi pikiranku mulai terbang ke arah lain. Kadang aku menutup mata saat kami bercinta dan membayangkan suara berat Pak Arman atau tangan kasar Rio. Dan saat gairah itu datang... aku merasa bersalah sekaligus hidup.
12585Please respect copyright.PENANAyoJRCZY69i
12585Please respect copyright.PENANAH7xhXov0lQ
---
12585Please respect copyright.PENANA3rNBLzRO0N
Aku belum berani melangkah lebih jauh. Belum tahu apakah aku akan... menuruti rasa penasaran ini sepenuhnya. Tapi satu hal yang pasti—aku tidak lagi sama seperti dulu.
12585Please respect copyright.PENANADSLArCcrRr
Dan aku belum siap membiarkan Jaka tahu semua ini.
12585Please respect copyright.PENANAZOwzluuyvo
Belum.
12585Please respect copyright.PENANAVCwKrDGxcO
12585Please respect copyright.PENANAEENgHXmw2J
---