
Pandangan Pertama yang Menggetarkan
9571Please respect copyright.PENANAwuVtKmuNQb
Siang itu udara kantor terasa lebih gerah dari biasanya. AC lantai dua mati sejak pagi, membuat lorong-lorong sunyi dipenuhi hawa panas yang menempel di kulit.
9571Please respect copyright.PENANAtwWJvl3QhB
Riska baru saja turun dari mushola setelah salat zuhur. Langkahnya kecil dan teratur, jilbab panjangnya berayun pelan saat ia berjalan menyusuri koridor belakang yang jarang dilewati. Ia ingin mengambil laporan yang tertinggal di ruang meeting lama.
9571Please respect copyright.PENANA49ES6Lfd7q
Tapi langkahnya terhenti.
9571Please respect copyright.PENANAGmyVy0MK61
Dari celah pintu ruang meeting yang tak sepenuhnya tertutup, Riska menangkap suara samar. Erangan. Nafas berat. Lalu gerakan bayangan di balik kaca buram.
9571Please respect copyright.PENANA9Wx0qywKyh
Ia mendekat… pelan… rasa penasaran melampaui akal sehatnya.
9571Please respect copyright.PENANAmVAP5vjQQI
Di dalam ruangan, Riska melihat sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya membeku:
9571Please respect copyright.PENANAf7tBpqpe5e
Siska, rekan kerjanya, sedang telanjang di atas meja. Pak Hadi, atasan mereka, setengah membuka kemeja, menindih tubuh perempuan itu. Gerakannya menghentak, kasar, penuh nafsu. Siska memejam, menggigit bibir, tangan mencengkeram lengan kursi.
9571Please respect copyright.PENANAZ3EyVrAKTx
Itu… jelas sekali. Mereka sedang berhubungan.
9571Please respect copyright.PENANA4pVGx0Bx10
Riska menelan ludah. Kakinya tak bisa bergerak. Tapi yang membuat jantungnya lebih melompat bukan hanya pemandangan di depan matanya… melainkan sosok lain di ujung lorong.
9571Please respect copyright.PENANAbQ8Xupl18K
Pak Darto, OB kantor, berdiri mengendap di balik dinding. Tangannya masuk ke celana seragamnya. Bergerak cepat. Wajahnya tegang. Nafasnya berat.
9571Please respect copyright.PENANACa9ueXGrxd
Riska nyaris berteriak—tapi tubuhnya tak menuruti perintah otaknya. Matanya justru terpaku ke arah benda besar, hitam, berurat, yang digenggam oleh OB itu. Lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan. Bahkan… lebih besar dari milik suaminya.
9571Please respect copyright.PENANAOmngzuAQP0
Dan… ia tak tahu kenapa… tapi tubuhnya mendadak panas.
9571Please respect copyright.PENANA7kLeY25GHr
Keringat mulai mengalir dari pelipis, punggungnya basah, dan terutama… di bawah lengannya. Ia tahu, hari itu ia lupa memakai deodoran. Tapi yang lebih penting… ia juga tahu, ini bukan keringat biasa. Bukan karena suhu ruangan semata.
9571Please respect copyright.PENANAiUGjyk3sz3
Ada sesuatu yang bergerak di dalam dirinya. Gelombang asing.
9571Please respect copyright.PENANAe8IUIFqgP6
Wajahnya merah. Nafasnya pendek. Ia segera mundur, melangkah cepat menjauh dari ruangan itu, menuju tangga belakang.
9571Please respect copyright.PENANAaMteL526BD
Di balik kerudungnya, peluh mengalir makin deras. Jantungnya berdetak cepat. Dan pikirannya berantakan.
9571Please respect copyright.PENANAlYvWLWf73T
> “Apa yang barusan aku lihat… Kenapa aku… begini?”
9571Please respect copyright.PENANApoOy3EvLWO
9571Please respect copyright.PENANAqfYquR1Tu1
9571Please respect copyright.PENANAzndoJ3OWgh
Riska menggenggam dadanya. Baju dalamnya sudah lengket oleh keringat. Tubuhnya bereaksi tanpa ia pahami. Bahkan bagian paling sensitif di tubuhnya terasa geli dan hangat, seolah disentuh oleh bayangan yang baru ia lihat tadi.
9571Please respect copyright.PENANAz1fseqXlJr
Dan saat ia tiba di meja kerjanya, masih dalam kondisi setengah linglung… seseorang memanggilnya.
9571Please respect copyright.PENANA9eHprXSyxY
> “Ris, bantu bentar dong di ruang arsip…”
9571Please respect copyright.PENANAvwH9Nsp3Kq
9571Please respect copyright.PENANA6utqiiX9kD
9571Please respect copyright.PENANAAGCwP0WJ6F
Rian. Teman kerjanya.
Riska hanya mengangguk. Masih mencoba mengusir panas dari pikirannya… tanpa tahu bahwa peluh di tubuhnya—aroma alaminya yang belum tersentuh parfum atau deodoran—akan segera menjadi pemicu bagi hasrat yang jauh lebih dalam
Langkah Riska terasa berat saat memasuki ruang arsip yang sempit dan pengap. Udara di dalam seolah menekan, dan peluh di tubuhnya belum juga mengering. Blus panjangnya menempel ketat di punggung dan pinggang, dan bagian bawah lengannya… sudah basah.
9571Please respect copyright.PENANAGjBZNSEe0b
Rian sudah berdiri di sana. Kemejanya digulung sampai siku. Napasnya terdengar berat saat melihat Riska masuk. Mata laki-laki itu mengamati setiap detail tubuhnya dengan kejelian yang licik—rambut yang terselip di balik kerudung, leher yang tampak sedikit saat ia membungkuk, dan terutama… ketiak yang sesekali terlihat dari balik lengan bajunya yang longgar.
9571Please respect copyright.PENANAvz9m5xDPuh
Aroma itu. Asem, tajam, dan anehnya… membuat kepala Rian ringan.
9571Please respect copyright.PENANAMflf7kkfFE
> “Ris, sini… bantuin aku nyari laporan yang kemarin. Di rak atas itu,” ujarnya sambil menunjuk.
9571Please respect copyright.PENANAzbmeMMDy4a
9571Please respect copyright.PENANAv9605gItgZ
9571Please respect copyright.PENANAizhiEbuyM7
Riska menaikkan tangan, meraih map di rak tinggi. Saat ia berjinjit, tubuhnya tertarik ke depan, dan blusnya makin menempel di kulit. Rian berdiri tepat di belakang, pura-pura memeriksa rak lain, padahal hidungnya nyaris menempel di bagian belakang jilbab Riska.
9571Please respect copyright.PENANAXswh1WeCFR
Aroma tubuh Riska memukul otaknya seperti alkohol murni. Ia harus dapat lebih.
9571Please respect copyright.PENANA6jWHllPD60
> “Ris, kamu pakai parfum apa? Enak… asli,” katanya sambil tertawa pelan.
9571Please respect copyright.PENANAmQQxqjIds3
9571Please respect copyright.PENANAjwiOxL0XYP
9571Please respect copyright.PENANAoaYWQ2kf6G
> “Enggak pakai, Mas. Malah belum sempat pakai deodoran…” jawab Riska polos, sedikit malu.
9571Please respect copyright.PENANA0V7knQHYXh
9571Please respect copyright.PENANAeqK2epBkBV
9571Please respect copyright.PENANAOk1xh7i9r9
Rian pura-pura tertawa juga. Tapi tangan kanannya mulai bergerak—tidak menyentuh langsung, hanya menyusuri pinggang Riska dengan benda yang makin keras di balik celananya.
9571Please respect copyright.PENANAY5mDA4HXqA
> “Kamu tahu gak, kalau orang tuh bisa dirangsang cuma dari aroma tubuh? Bukan parfum. Tapi aroma asli…”
9571Please respect copyright.PENANAVcAi3lDKSs
9571Please respect copyright.PENANAYcfcSwJKtI
9571Please respect copyright.PENANAvnQs7k40vT
> “Masa, sih?”
9571Please respect copyright.PENANANKJ3JNh8pP
9571Please respect copyright.PENANAc01M2vt7YJ
9571Please respect copyright.PENANAKD6leWLxR4
> “Mau aku ajarin cara biar bisa bikin cowok langsung nempel terus?”
9571Please respect copyright.PENANAnAFYu1uBmO
9571Please respect copyright.PENANA3pGegcgq2I
9571Please respect copyright.PENANAPl4KjfggWb
> “Ajarin dong…”
9571Please respect copyright.PENANAGnqjfSm2Go
9571Please respect copyright.PENANAbkHcHkUtlI
9571Please respect copyright.PENANAX7Kbx0dHxO
Rian tersenyum licik. Ia tahu Riska akan menuruti. Dia hanya perlu menggiring perlahan.
9571Please respect copyright.PENANAukfwowfv0x
> “Coba kamu deketin tangan ke dada aku, terus tahan. Nah, gitu… Lalu putar dikit…”
9571Please respect copyright.PENANALLZ6jy9FFO
9571Please respect copyright.PENANAQCP1huUDbg
9571Please respect copyright.PENANAEgt0vL3huC
Arahannya aneh. Tapi Riska menuruti. Gerakan itu perlahan-lahan berubah. Tangannya menggenggam sesuatu yang mulai berdenyut. Ia tak paham sepenuhnya, hanya merasa seperti “latihan”.
9571Please respect copyright.PENANAeGpoTXHD2m
> “Nah, pelan aja. Kayak tadi…”
9571Please respect copyright.PENANAq3NYWhYkKO
9571Please respect copyright.PENANAG5rpPmwZBK
9571Please respect copyright.PENANAtSO9DAGkoX
Dalam waktu singkat, Rian tak bisa menahan lagi. Ia menggigit bibir, menunduk, menyentuhkan wajah ke bagian belakang kerudung Riska, menghirup dalam-dalam sambil tubuhnya menegang.
9571Please respect copyright.PENANASlxTmiJuyq
“Ahh…” desahan pelan, nyaris tak terdengar, dan tubuhnya melengkung.
9571Please respect copyright.PENANAgmuC6M5Dxp
Riska baru sadar saat merasa jilbabnya seperti tersentuh cairan hangat. Tapi ia hanya mengernyit, tidak berpikir aneh.
9571Please respect copyright.PENANACotlU0xB7f
> “Udah, Mas?”
9571Please respect copyright.PENANAYuS2aznIzc
9571Please respect copyright.PENANAAzhca4l4IT
9571Please respect copyright.PENANAHqxNPXAsGS
> “Udah… makasih ya. Kamu ngerti banget ternyata.”
9571Please respect copyright.PENANARCdl6MIw5A
9571Please respect copyright.PENANAbUja0fT2Af
9571Please respect copyright.PENANA8yYh9D8gvR
> “Hehe… padahal aku cuma ikutin omongan Mas.”
9571Please respect copyright.PENANA448Ienf6r8
9571Please respect copyright.PENANAKRgpghbSIO
9571Please respect copyright.PENANATgOo788rXV
9571Please respect copyright.PENANAXTBWaka8Th
---
9571Please respect copyright.PENANALLVwBklw4h
Malam hari
9571Please respect copyright.PENANAQ8LrvCD4E0
Riska baru selesai mandi dan mengganti pakaian. Jilbab kerjanya masih tergantung di dinding kamar, sedikit kusut dan mengering.
9571Please respect copyright.PENANAbnROu0NTf7
Jaka, suaminya, sedang duduk di tepi ranjang sambil memeriksa sesuatu.
9571Please respect copyright.PENANAQpEEfIF4ue
> “Ris… tadi kamu abis bantu siapa aja di kantor?”
9571Please respect copyright.PENANAOGZKWYZvV7
9571Please respect copyright.PENANAPCu6cIMcSp
9571Please respect copyright.PENANAgEaYvhegYd
> “Hm? Mas Rian doang sih. Di arsip, bantu nyari file. Tapi sebelumnya aku lihat… ini aneh banget deh, Mas…”
9571Please respect copyright.PENANAuEucNqBYKy
9571Please respect copyright.PENANAY7YAUT0xKf
9571Please respect copyright.PENANA071GTeSZiL
Riska duduk di sampingnya, matanya berbinar, seperti anak kecil yang habis nonton film rahasia.
9571Please respect copyright.PENANAdCVMedUtJX
> “Tadi aku lihat temen kantor… sama Pak Hadi, ehm… kayak yang suami istri gitu…”
9571Please respect copyright.PENANAL0ZotcYnlV
9571Please respect copyright.PENANAnf9zqjLf8a
9571Please respect copyright.PENANAL1cPaEtEM5
Jaka diam. Tapi tangannya mengambil jilbab yang tergantung. Ia mengendus pelan, lalu memejamkan mata.
9571Please respect copyright.PENANAXRokaNimE2
Ada bau khas. Bau sperma.
9571Please respect copyright.PENANA31CKnpyAQO
> “Terus kamu ngapain?”
9571Please respect copyright.PENANAs9jOUAmk7j
9571Please respect copyright.PENANA8cZoRlQw7M
9571Please respect copyright.PENANAxSil01y80y
> “Cuma lihat. Terus Pak Darto juga… kayak ngintip gitu, aneh banget. Tapi serem juga… Aku langsung pergi.”
9571Please respect copyright.PENANAWE8xellha1
9571Please respect copyright.PENANAll6pQmN7zg
9571Please respect copyright.PENANAi3wEPi5bQP
> “Dan Rian tadi ngapain?”
9571Please respect copyright.PENANAUPxhk1YEzR
9571Please respect copyright.PENANALLYvDeeYQz
9571Please respect copyright.PENANAT9uiU29Hh5
> “Nggak ngapa-ngapain… ya ngajarin trik aja, katanya biar kelihatan lebih ‘menggoda’. Tapi aku gak ngerti sih, cuma ikut aja…”
9571Please respect copyright.PENANAbR7oADPNDh
9571Please respect copyright.PENANA5xlFqwP24E
9571Please respect copyright.PENANAf9OC5tgxUi
Jaka tidak langsung menjawab. Tapi matanya menatap lekat ke istrinya.
9571Please respect copyright.PENANA7GAPF0WqAm
> “Ris…”
9571Please respect copyright.PENANAB0XUllXb6v
9571Please respect copyright.PENANAOC8abyvfsj
9571Please respect copyright.PENANA17y44beg6A
> “Iya, Mas?”
9571Please respect copyright.PENANAMjrGOLj7rz
9571Please respect copyright.PENANAFcfWyh7f0r
9571Please respect copyright.PENANAIt0jrvKZjM
> “Besok… jangan pakai deodoran ya.”
9571Please respect copyright.PENANA9Fx1AmATx4
9571Please respect copyright.PENANAaSQgSuS9jr
9571Please respect copyright.PENANACPQUvQhxGQ
> “Lho? Emangnya kenapa?”
9571Please respect copyright.PENANA4ZGQXoXFGf
9571Please respect copyright.PENANAZW2ovZBvT6
9571Please respect copyright.PENANAajHvsnONmp
> “Soalnya… aroma kamu hari ini… beda. Gairah Mas… gak nahan dari tadi.”
9571Please respect copyright.PENANAkBPdKUdTFS
9571Please respect copyright.PENANAZktK3Kkl5B
9571Please respect copyright.PENANAyyjdmu8da0
Riska mengerutkan kening, malu-malu.
9571Please respect copyright.PENANAwIBRreClw5
> “Masa sih? Apa karena aku keringetan ya…”
9571Please respect copyright.PENANAbZ4xiwdWL9
9571Please respect copyright.PENANAZ3uJc6g2JC
9571Please respect copyright.PENANAPa8GEA5skl
Jaka hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal:
Ada sesuatu yang berubah di dalam diri istrinya. Dan bagian terdalam dirinya—yang paling liar—suka dengan perubahan itu.
Dukung saya dengan donasi
Atau like dan share ya
ns18.116.51.45da2