
POV Riska
11033Please respect copyright.PENANAqHL3tnoV8f
Entah sejak kapan aku mulai merasa... berbeda. Mungkin sejak sering ngobrol sama Nina. Mungkin sejak dia pertama kali nyeletuk soal "kenikmatan dunia yang belum pernah kurasakan". Awalnya aku selalu menolak mentah-mentah. Tapi lama-lama, pikiranku mulai berani bertanya-tanya sendiri.
11033Please respect copyright.PENANA2vMpXGlxFM
Apa iya selama ini aku terlalu kaku? Terlalu menjaga diri sampai lupa bagaimana rasanya jadi perempuan seutuhnya?
11033Please respect copyright.PENANAa2b77tMwB9
Nina selalu bilang aku terlalu ‘rapi’. “Ris, kamu tuh kayak istri ideal di buku nikah. Tapi hidup ini bukan buku nikah doang,” katanya sambil tertawa.
11033Please respect copyright.PENANAACCz0wxCPR
Aku cuma tersenyum waktu itu. Tapi kalimatnya itu—entah kenapa—menancap dalam. Mungkin karena aku tahu, di balik semua tawa dan senyumku di rumah... aku juga sering merasa kosong. Hambar.
11033Please respect copyright.PENANAB5XODVqIm8
11033Please respect copyright.PENANAjRTWJ3o8Nu
---
11033Please respect copyright.PENANAz5J9slVurl
Pekerjaan makin padat akhir-akhir ini. Dan entah kenapa, makin sering juga aku berada di ruangan Pak Arman. Atasanku itu memang kharismatik. Pembawaannya tenang, rapi, suaranya berat tapi lembut. Dulu aku nggak terlalu memerhatikan, tapi sekarang—aku mulai sadar kalau dia sering... terlalu dekat.
11033Please respect copyright.PENANA9rry66hRzF
Hari ini misalnya, waktu aku nyodorin laporan, dia berdiri di sampingku dan tangannya sempat menyentuh pinggangku.
11033Please respect copyright.PENANA2UeEthhiSR
“Sori, Bu Riska,” katanya cepat, tapi dengan senyum yang... entah kenapa bikin jantungku berdetak lebih cepat.
11033Please respect copyright.PENANAX1hzqdwp67
Aku cuma mengangguk dan berusaha fokus ke kertas. Tapi kulitku masih terasa hangat di bagian yang dia sentuh.
11033Please respect copyright.PENANArxcvMqLGlJ
11033Please respect copyright.PENANAyMJqfusS5r
---
11033Please respect copyright.PENANAKjXkCmcnt8
Sore itu, aku lembur bareng dua staf cowok: Rio dan Dimas. Mereka berdua tipe yang suka bercanda, agak genit tapi belum pernah sampai kelewatan—setidaknya sebelum hari ini.
11033Please respect copyright.PENANAmEdnm74KSh
Aku berdiri sambil merapikan map di lemari dokumen. Saat aku balik badan, Rio yang lewat terlalu dekat dan bahunya menyenggol dadaku. Sekilas aja, tapi cukup bikin aku kaget dan salah tingkah.
11033Please respect copyright.PENANAFpzDGROYfZ
“Eh, maaf Bu... nggak sengaja,” katanya cepat, walau dari matanya aku tahu dia sadar apa yang barusan terjadi.
11033Please respect copyright.PENANARtviSx3es0
Aku senyum kaku, “Iya, nggak apa-apa.”
11033Please respect copyright.PENANA88higdwAjr
Beberapa menit kemudian, saat aku jongkok untuk ambil berkas dari rak bawah, Dimas lewat di belakangku dan—aku nggak yakin—tangannya sempat menyentuh bokongku. Lembut, seolah ‘tanpa sengaja’, tapi cukup terasa untuk bikin tubuhku menegang.
11033Please respect copyright.PENANAHXhu4syCi8
Aku berdiri cepat, pura-pura nggak terjadi apa-apa. Tapi dalam hati... ada sesuatu yang berdesir aneh. Rasa bersalah, tentu saja. Tapi juga rasa hangat yang susah dijelaskan.
11033Please respect copyright.PENANAZ4IlI2we5q
11033Please respect copyright.PENANA0CkPbYNcZU
---
11033Please respect copyright.PENANAM69B5lxJpV
Di kamar mandi kantor, aku menatap wajahku di cermin. Kenapa jantungku masih berdebar?
11033Please respect copyright.PENANAywqebGWuBL
Aku menutup mata. Di benakku, terbayang lagi kalimat Nina.
"Ris, kadang tubuh kita bisa jujur. Kalau kamu ngerasa geli, panas, atau bahkan basah... itu bukan dosa. Itu naluri."
11033Please respect copyright.PENANAqWbamje3El
Aku sempat ketawa waktu dia ngomong gitu dulu. Tapi sekarang—aku mulai paham maksudnya.
11033Please respect copyright.PENANAa0DsJtulrC
Aku nggak cerita apapun ke Mas Jaka malam itu. Aku cuma bilang lelah. Dia tampak perhatian seperti biasa, bikinkan teh, pijitin pundakku.
11033Please respect copyright.PENANA7yfZzPWRe5
Aku merasa bersalah. Tapi juga... merasa punya rahasia yang anehnya bikin deg-degan.
11033Please respect copyright.PENANAUHW6ug9dKs
11033Please respect copyright.PENANAzE8eVgeI5w
---
11033Please respect copyright.PENANAhBWjCcGrWq
Beberapa hari kemudian, aku duduk makan siang bareng Nina di pantry. Dia seperti biasa, langsung ke topik vulgar.
11033Please respect copyright.PENANAkgthHc4qHc
“Tadi aku mimpi, Ris. Mimpinya... duh, gila.”
11033Please respect copyright.PENANAKGVBmS40SG
“Mimpi apa lagi?”
11033Please respect copyright.PENANA9eaODgR7ca
“Dua cowok ngapain aku bareng-bareng. Salah satunya punya batang segede botol minum kantor. Aku kebangun sambil megap-megap. Terus, saking panasnya, aku sampe harus... ya, bantu diri sendiri.”
11033Please respect copyright.PENANA2L1YGARWZO
“Nina!” Aku tertawa malu-malu.
11033Please respect copyright.PENANA8BYBqanyLd
Dia malah ketawa lebar. “Kamu kapan terakhir mimpi basah, Ris?”
11033Please respect copyright.PENANArVEycIjrxn
“Aku... nggak pernah.”
11033Please respect copyright.PENANAA2cfHJt37c
“Pantesan. Ris, tubuh kamu tuh nunggu disentuh lho. Kamu harus nyobain sesuatu yang beda. Kalau bukan sama suami ya... minimal di khayalan dulu.”
11033Please respect copyright.PENANA3FWSU9gE8D
Aku menggeleng. Tapi senyumku nggak hilang. Dalam hati, aku tahu aku mulai terpengaruh.
11033Please respect copyright.PENANA9KJjmlYN7L
11033Please respect copyright.PENANAb7ZxsqUhYT
---
11033Please respect copyright.PENANApgOu2BTDOL
Hari-hari selanjutnya, sentuhan-sentuhan ‘tidak sengaja’ itu makin sering terjadi. Kadang dari Pak Arman, kadang dari Rio atau Dimas. Entah kenapa, aku tidak lagi merasa sebersalah dulu. Kadang aku malah membiarkan. Menikmati. Diam-diam berharap mereka melakukannya lagi.
11033Please respect copyright.PENANALheSEHwad5
Aku tahu itu salah. Tapi... tubuhku terus merespons. Semakin disentuh, semakin penasaran.
11033Please respect copyright.PENANAzVUEqqx7jM
Malam-malamku bersama Jaka tetap hangat. Tapi pikiranku mulai terbang ke arah lain. Kadang aku menutup mata saat kami bercinta dan membayangkan suara berat Pak Arman atau tangan kasar Rio. Dan saat gairah itu datang... aku merasa bersalah sekaligus hidup.
11033Please respect copyright.PENANAWLNlwoFP2p
11033Please respect copyright.PENANAeZzxzyY0R3
---
11033Please respect copyright.PENANAlHc59BCHC1
Aku belum berani melangkah lebih jauh. Belum tahu apakah aku akan... menuruti rasa penasaran ini sepenuhnya. Tapi satu hal yang pasti—aku tidak lagi sama seperti dulu.
11033Please respect copyright.PENANAE0FPtktMQA
Dan aku belum siap membiarkan Jaka tahu semua ini.
11033Please respect copyright.PENANAYh7QI5NYGl
Belum.
11033Please respect copyright.PENANATJZEoITr38
11033Please respect copyright.PENANA3diYZ7C9Dt
---