Perubahan Istri alim dan Polos - Sensasi baru

Hasrat yang Tak Terpenuhi

POV Riska

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrroV0nTh5X

Tubuhku mungkin terlalu ‘rapi’ untuk ukuran ibu-ibu muda. Kulitku masih putih, nyaris tanpa flek, mungkin karena aku rajin pakai lotion sejak SMA. Payudaraku 36, masih kencang, kadang bikin Nina iri tiap kami ganti baju di ruang ganti kantor. Pinggulku lebar, bokongku penuh—katanya itu bentuk ideal untuk "menggendong kenikmatan", apapun maksud Nina dengan istilah itu.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWb9JW0AlQS

Wajahku biasa, kata orang sih manis. Tapi kata Mas Jaka, "Wajah kamu tuh adem, Ris. Enak dilihat, nggak pernah bikin capek." Aku senang dengarnya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini aku ingin ada yang bilang... wajahku menggoda. Nakal. Atau bahkan bikin deg-degan.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FeShAUDms

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡthPfwziu2l

---

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFkzFsSHr1n

Di kantor, obrolan Nina makin menggila. Hari itu dia cerita sambil makan siomay.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0KR7iL8G5c

“Ris, kamu tahu nggak... batang yang panjang tuh nggak cuma nikmat pas masuk, tapi rasanya beda di dalam. Kayak... ngegesek bagian dalam yang kamu bahkan nggak tahu kamu punya.”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2kWAFCcFc

Aku nyaris keselek. “Nina!”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgwux2mhQ0b

Dia ketawa, nyolek lenganku. “Kamu tuh harus belajar ngerasain, bukan cuma nurut.”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYjl3ixOtZ9

Kepalaku menunduk, wajahku panas. Tapi... jujur, ada yang geli dalam perutku.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡolyAHs1z0s

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgeX9ghaxgV

---

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpf2HRDXFlQ

Sore itu, aku disuruh antar berkas ke ruang Pak Arman. Ruangan sempit, dan dia berdiri di belakangku waktu aku membungkuk menata map.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfdUIFHcJyl

Lalu... aku merasakan sesuatu. Ada bagian keras dari tubuhnya menyentuh pantatku. Awalnya cuma singgungan, tapi lalu dia tidak mundur. Bahkan sedikit bergerak. Seolah—menggesek.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIlgk7PUMEa

Tubuhku membeku. Aku ingin menoleh, tapi suara Pak Arman tetap datar, seperti biasa.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIs18WJLzdN

“Yang ini kamu simpan di rak atas ya, Bu Riska.”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10RiYgvzN1

Tangannya menunjuk, tapi tetap berdiri dekat. Bagian keras itu terus bersentuhan dengan bokongku.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAZPejJBSR

Aku diam.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRyKCFZ8b0

Bukan karena tidak tahu apa yang terjadi... tapi karena aku bingung dengan reaksi tubuhku. Rasanya aneh. Hangat. Merinding. Tapi bukan takut—melainkan seperti digelitik dari dalam.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJRlNsLMl2m

Dan aku tidak bergerak. Tidak menjauh.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtCSPKVuE5s

Ketika akhirnya dia mundur, aku masih berdiri di tempat, jantungku berdegup kencang. Kaki lemas.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOV4rfaDm8t

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtEhuWZTfIX

---

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFcDKDEyTnV

Setengah jam kemudian, aku ke pantry. Di sana ada Bang Udin, OB kantor yang sedang mengangkat galon.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWhXpTARLu

Dia membungkuk, dan aku melihat... sesuatu.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTVRredyIL7

Celananya tipis, mungkin terlalu tipis untuk ukuran pria sebesar dia. Dan di baliknya, jelas terlihat bentuk yang—besar. Panjang. Menggantung ke samping. Terlalu nyata untuk diabaikan.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp2ZMCD5DT7

Aku menelan ludah. Pura-pura tidak lihat. Tapi mataku sempat menangkap cukup banyak.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIunRSpFte

Bang Udin berdiri dan tersenyum sopan padaku. “Mau dibantu, Bu?”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVqV4O5Rrv

“Enggak, makasih Bang.”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyPA1CJwUFi

Aku cepat-cepat keluar.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ayWhUNMvP

Tapi sepanjang perjalanan ke meja, bayangan itu terus ada di kepala. Aku bahkan tak bisa fokus kerja. Dan yang lebih parah... bagian dalam pahaku mulai hangat.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBIukC0reJ

Aku mencoba tahan. Tapi rasanya seperti luka gatal yang tak bisa digaruk.

Malam itu, tubuhku terasa panas sejak sampai rumah. Pikiranku terus dipenuhi oleh sentuhan-sentuhan siang tadi—gesekan dari Pak Arman, bayangan tentang bentuk kelamin Bang Udin yang mencolok, dan obrolan Nina yang masih menggema di telingaku.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ479BfavxlA

Mas Jaka mendekat seperti biasa, merangkulku dari belakang saat kami sudah di tempat tidur. Tapi kali ini, pelukannya langsung membuatku gelisah. Ada rasa tegang dan berdebar yang tak biasa.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqQNdLgjco

“Kamu capek?” bisiknya sambil mencium leherku pelan.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj2Etq83NZW

Aku menggeleng, “Nggak... aku pengin.”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqdhO6RSPCd

Suaraku keluar lebih berat dari biasanya.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQMQj286oM

Ia tampak senang, langsung membalik tubuhku menghadap ke arahnya. Ciumannya lembut di awal, seperti biasa, tapi aku membalas dengan lebih cepat—lebih rakus. Lidahku menari di bibirnya, tanganku mencengkeram rambutnya. Bahkan aku sendiri terkejut dengan caraku.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqJDQtWrI8q

“Ris... kamu kenapa?” gumamnya di sela-sela ciuman.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7wRrtRVSL0

Aku tak menjawab, hanya mendesah. Saat bibirnya turun ke leher dan dada, desahanku keluar tanpa filter.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpkqHT87yhu

“Ahh... iya... terus... jangan berhenti, Mas... dalam... lebih dalam...”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgI1A7Qt7tv

Kata-kataku meluncur begitu saja. Tidak kupikirkan. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Tubuhku haus, basah, menegang. Pinggulku bergerak sendiri, menekan ke arahnya, meminta lebih.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqULSCRBEK

Jaka tampak kaget. Tangannya gemetar, tapi sorot matanya mulai liar. Dia jarang melihatku seperti ini. Biasanya aku hanya diam atau sesekali menggeliat pelan. Tapi kali ini... aku mengerang seperti perempuan yang tak pernah disentuh bertahun-tahun.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYhUuj0nCs4

Dan dia suka itu.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3WvOd9E3GN

Masuknya terasa cepat. Mungkin terlalu cepat. Aku langsung menggigit bibir saat dia mendorong dalam. Tapi... bukan karena kenikmatan yang kupikirkan—melainkan karena aku berharap lebih.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgXGILsCuAT

“Tuhan... Riska...” desah Jaka, napasnya mulai memburu.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaGB7HdBvD5

Gerakannya makin cepat, makin keras. Aku mencakar punggungnya, membisikkan kata-kata liar tanpa sadar.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFM46P8WE3

“Iya... iya Mas... ahh... cepet... dalemin lagi... kencengin... aku mau... mau banget...”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡexbgqzPvJJ

Jaka mendesah keras, peluhnya jatuh di atas tubuhku. Lalu... dia menegang. Tubuhnya berhenti bergerak.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVz4hRsmvsa

Dan aku tahu, dia sudah sampai lebih dulu.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8eWiDFYDk

Aku terdiam. Nafasku masih berat. Tubuhku masih gemetar, tapi ada sesuatu yang... kosong.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYGivKbr2n

Dia mencium keningku. “Kamu luar biasa malam ini...”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡljf7nt0jIr

Aku tersenyum samar. “Aku... juga ngerasa luar biasa, Mas.”

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhZFxu2zlhV

Tapi sebenarnya, di dalam hatiku—ada rasa heran. Kenapa tubuhku belum lega? Kenapa rasanya seperti... belum benar-benar selesai?

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2fC9cqYcIr

Aku mencoba menghibur diri. Mungkin ini memang orgasme. Mungkin ini rasanya. Aku belum pernah sekeras ini sebelumnya, jadi wajar kalau rasanya aneh.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBkShaDFMA

Tapi ketika Jaka tertidur cepat, pelukannya hangat dan damai... aku hanya bisa menatap langit-langit.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI559fCa4Do

Tubuhku terasa panas, tapi belum meledak.

11689Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡitAhY6OmHT

Dan untuk pertama kalinya... aku mulai bertanya-tanya:

"Apa benar, tubuhku menanti sesuatu yang lebih besar? Lebih dalam? Lebih mengguncang dari yang pernah kubayangkan?"

LIke dan share ya ke medsos kalian kawan

biar smangat melanjtkan cerita

ns3.143.25.121da2

Sensasi baru

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: