Kompleks apartemen.
234Please respect copyright.PENANA67BIoryMTA
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
234Please respect copyright.PENANAQwW2wInjSX
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
234Please respect copyright.PENANA9zsVjHkZYL
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
234Please respect copyright.PENANAoJvLEioG9M
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
234Please respect copyright.PENANAVQMxNW21HE
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
234Please respect copyright.PENANArT9cpJbqQT
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
234Please respect copyright.PENANAlE5REsCyjO
.....
234Please respect copyright.PENANA4FEwoAZuX0
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
234Please respect copyright.PENANAqYqTvizZvW
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
234Please respect copyright.PENANAZe0jsHx8eV
Ding!
234Please respect copyright.PENANA3JJwW4Gwzo
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
234Please respect copyright.PENANAhjEnpSiaUu
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
234Please respect copyright.PENANAqt00mDykh1
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
234Please respect copyright.PENANAbEmRBOpep7
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
234Please respect copyright.PENANAGHnu5altgE
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
234Please respect copyright.PENANA1VmSJpwhTl
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
234Please respect copyright.PENANAZ3DFonZyPq
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
234Please respect copyright.PENANAy5wzulYQwK
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
234Please respect copyright.PENANAo2J0CnSiSH
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
234Please respect copyright.PENANA1kQeoJLmVc
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
234Please respect copyright.PENANAfzTbVLWg15
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
234Please respect copyright.PENANAqLPhCqaUwV
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
234Please respect copyright.PENANA7lGuMepT4J
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
234Please respect copyright.PENANAL80lKgvAQW
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
234Please respect copyright.PENANAD4sNOUPcQG
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
234Please respect copyright.PENANAnpXMsJXcgo
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
234Please respect copyright.PENANAMinZ3kj6pQ
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
234Please respect copyright.PENANAbXlEK4xbTo
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
234Please respect copyright.PENANAAArsGlzre5
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
234Please respect copyright.PENANAPgD8gDXiAm
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
234Please respect copyright.PENANAjIzrd7OMr3
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
234Please respect copyright.PENANASMAPFRCwnO
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
234Please respect copyright.PENANAmpYOvK8JPJ
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
234Please respect copyright.PENANApc1Yw6JjyV
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
234Please respect copyright.PENANAhkfhXXVmHI
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
234Please respect copyright.PENANAOeQX1imcwi
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
234Please respect copyright.PENANA3L3wWj2Qbk
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
234Please respect copyright.PENANA0OnYT9Jgnd
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
234Please respect copyright.PENANAHcerhXJdGC
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
234Please respect copyright.PENANAioJVBCadha
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
234Please respect copyright.PENANA2qhiSosILr
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
234Please respect copyright.PENANA40wQiYgMBd
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
234Please respect copyright.PENANAXQMgVLdsh2
Sendawaa...
234Please respect copyright.PENANAhmUG3aYhYW
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
234Please respect copyright.PENANAZ52iiDQuZX
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
234Please respect copyright.PENANAnGWRwtL5p6
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
234Please respect copyright.PENANAOrAwKoLjjy
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
234Please respect copyright.PENANADgLjNT8a3N
"..."
234Please respect copyright.PENANAZ0EHtVMrtq
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
234Please respect copyright.PENANAWNwXJONuhM
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
234Please respect copyright.PENANA5duwM4HA9v
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
234Please respect copyright.PENANAzOZCxHoEzd
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
234Please respect copyright.PENANAyLB7qKRAjh
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
234Please respect copyright.PENANAUKc7KemW5Y
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
234Please respect copyright.PENANA32RKFa2NNa
Klunting, klunting...
234Please respect copyright.PENANAowB5U8N1UY
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
234Please respect copyright.PENANAWWo1cLX0DD
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
234Please respect copyright.PENANASBTF2XpNd0
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
234Please respect copyright.PENANA8McxRU3HCz
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
234Please respect copyright.PENANAgc65GHvwfQ
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
234Please respect copyright.PENANA4QRMNANtXO
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
234Please respect copyright.PENANARb3Vmh9h4b
"...." Jeni Yan terdiam.
234Please respect copyright.PENANA9FrQrKvHJG
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
234Please respect copyright.PENANA2OFka2K0Yc
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
234Please respect copyright.PENANAb3X2B118I8
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
234Please respect copyright.PENANAxbplCR0hP9
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
234Please respect copyright.PENANA6tbmgDxUPm
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
234Please respect copyright.PENANAIXnBMZiy6C
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
234Please respect copyright.PENANAmqBC98FaDV
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
234Please respect copyright.PENANAyFhq12D6Uj
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
234Please respect copyright.PENANAQFsfUyWogA
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
234Please respect copyright.PENANAW27sZ5USQW
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
234Please respect copyright.PENANAstaXIXedpa
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
234Please respect copyright.PENANAc8sv60rMBK
"..." Jeni Yan terdiam.
234Please respect copyright.PENANAT640pwrvJN
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
234Please respect copyright.PENANADkui8OH1dE
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
234Please respect copyright.PENANATajHuopm2b
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
234Please respect copyright.PENANAkWc3eHVY9M
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
234Please respect copyright.PENANA9RXS4obrzI
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns 18.68.41.171da2