Kompleks apartemen.
216Please respect copyright.PENANAyUnV4gPbtB
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
216Please respect copyright.PENANAqITCKMEVAB
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
216Please respect copyright.PENANAQkqlUDDDHX
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
216Please respect copyright.PENANAbRtfgjbTJJ
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
216Please respect copyright.PENANAooxkgKR2zG
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
216Please respect copyright.PENANAidtK29r0l3
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
216Please respect copyright.PENANAO84ciHyhAW
.....
216Please respect copyright.PENANAZ6C0Msq3mt
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
216Please respect copyright.PENANAoVgHWyJeMT
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
216Please respect copyright.PENANAQ9GFBRS3Hl
Ding!
216Please respect copyright.PENANA0ubCS7kpmK
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
216Please respect copyright.PENANAUjwb6pWK4Z
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
216Please respect copyright.PENANAeZIW6krooK
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
216Please respect copyright.PENANAFzU9f7J6BD
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
216Please respect copyright.PENANAik8VptFKmi
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
216Please respect copyright.PENANA1vXzubdDkD
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
216Please respect copyright.PENANA9KrWM6JvHG
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
216Please respect copyright.PENANAfmS0A9VwZg
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
216Please respect copyright.PENANANJtmecKUim
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
216Please respect copyright.PENANAogZC2fmdGK
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
216Please respect copyright.PENANAGOIoLY08A1
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
216Please respect copyright.PENANAB6JL6xS3Nf
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
216Please respect copyright.PENANArjlAI2V54Y
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
216Please respect copyright.PENANAVLGCPERVS9
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
216Please respect copyright.PENANAJmu1qNETM6
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
216Please respect copyright.PENANAdf3GqmJcUH
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
216Please respect copyright.PENANAMVlsvIlASQ
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
216Please respect copyright.PENANA07WnYbcTR0
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
216Please respect copyright.PENANAjXzTxK2rMl
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
216Please respect copyright.PENANAEjXVq38o6C
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
216Please respect copyright.PENANAqtNOxstTEj
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
216Please respect copyright.PENANAVGLFEtB7B7
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
216Please respect copyright.PENANAAshzWXcZuj
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
216Please respect copyright.PENANAYyuru2NaFk
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
216Please respect copyright.PENANA9ePZjl8Ep7
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
216Please respect copyright.PENANAvNmtb3h9nG
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
216Please respect copyright.PENANAOcxP1hiIgA
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
216Please respect copyright.PENANA3xhATRJPNo
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
216Please respect copyright.PENANAVSNCvRQjxC
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
216Please respect copyright.PENANA62Zwq4xz3u
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
216Please respect copyright.PENANAA425XFmRub
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
216Please respect copyright.PENANAB283K06MWA
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
216Please respect copyright.PENANA8hN6Gvcv6l
Sendawaa...
216Please respect copyright.PENANAj69075ppOj
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
216Please respect copyright.PENANA71Ldr4m0js
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
216Please respect copyright.PENANAuoMg6mEcQB
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
216Please respect copyright.PENANAIA6d3uA9Mt
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
216Please respect copyright.PENANAWk0Fgp9WsU
"..."
216Please respect copyright.PENANAKE4OlcbdoV
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
216Please respect copyright.PENANAUDkL0dIBLW
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
216Please respect copyright.PENANAu8aL6s280i
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
216Please respect copyright.PENANApmezeqcRhv
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
216Please respect copyright.PENANAUJZKDBYaea
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
216Please respect copyright.PENANAeBenjbtR5S
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
216Please respect copyright.PENANAbVVyEgGe6o
Klunting, klunting...
216Please respect copyright.PENANA49zeO0xxq8
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
216Please respect copyright.PENANAYreEVz3igQ
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
216Please respect copyright.PENANAR4Zp09IxDO
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
216Please respect copyright.PENANAFj2jw99yum
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
216Please respect copyright.PENANAjI2RXmWp9b
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
216Please respect copyright.PENANAkkgUIZvcyY
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
216Please respect copyright.PENANAJJ9NERiuWL
"...." Jeni Yan terdiam.
216Please respect copyright.PENANA2SkOwEGnEg
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
216Please respect copyright.PENANAprT5gPcT9D
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
216Please respect copyright.PENANAFNo6xUIXGZ
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
216Please respect copyright.PENANA0hpl6HHtCd
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
216Please respect copyright.PENANA4OpuqKuKC3
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
216Please respect copyright.PENANArkqdNlypXj
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
216Please respect copyright.PENANAOgYybgzZmo
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
216Please respect copyright.PENANApUYliKd63T
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
216Please respect copyright.PENANACJM2x4WFYS
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
216Please respect copyright.PENANAd31SZbPXAL
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
216Please respect copyright.PENANApZDZjkTIpq
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
216Please respect copyright.PENANAEBIlabTLJD
"..." Jeni Yan terdiam.
216Please respect copyright.PENANAAT93dsuV9i
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
216Please respect copyright.PENANAbdtu66ukC5
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
216Please respect copyright.PENANAFXIPHlh39f
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
216Please respect copyright.PENANAdXEbcARsEU
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
216Please respect copyright.PENANAXwz4HpmKOb
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns 15.158.61.45da2