Kompleks apartemen.
181Please respect copyright.PENANAiLHqrqn5D1
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
181Please respect copyright.PENANA45vCQea2T2
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
181Please respect copyright.PENANAGeEGyvPCfV
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
181Please respect copyright.PENANAI3T0QSPynz
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
181Please respect copyright.PENANAfNA5ssjR7e
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
181Please respect copyright.PENANAj70cRXvMTc
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
181Please respect copyright.PENANAmGBqdcMuP6
.....
181Please respect copyright.PENANAaeOyGziEK1
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
181Please respect copyright.PENANA5tOISJr7So
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
181Please respect copyright.PENANAe5LY3cwmAX
Ding!
181Please respect copyright.PENANAmiPaWyRDcb
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
181Please respect copyright.PENANAXpANrPM7Y5
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
181Please respect copyright.PENANAwj33ALYbck
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
181Please respect copyright.PENANA1kGanhquia
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
181Please respect copyright.PENANA1qHsiG9d7D
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
181Please respect copyright.PENANABLsjuIuyMM
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
181Please respect copyright.PENANA91HMLVs7Wb
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
181Please respect copyright.PENANAE3XgSBRJ0e
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
181Please respect copyright.PENANAt58ohWo1Bn
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
181Please respect copyright.PENANAQtiTC3R737
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
181Please respect copyright.PENANAri8Ikn58Sl
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
181Please respect copyright.PENANAo6prvNcBxP
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
181Please respect copyright.PENANALvPvzNQ4E4
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
181Please respect copyright.PENANA3c5ljLIOTp
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
181Please respect copyright.PENANAw3hAVbHzFG
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
181Please respect copyright.PENANAhCwt8OGgDn
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
181Please respect copyright.PENANAcd17C1CNm4
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
181Please respect copyright.PENANAHpfGXKGaCm
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
181Please respect copyright.PENANAAZYpLPVbQw
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
181Please respect copyright.PENANAqzPYqW0x3C
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
181Please respect copyright.PENANA1MOxjPSjgs
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
181Please respect copyright.PENANALSzTFq6rnH
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
181Please respect copyright.PENANAdJU2cFEO56
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
181Please respect copyright.PENANAzk0lmtgY8f
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
181Please respect copyright.PENANAQjRrJfFWLj
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
181Please respect copyright.PENANAh8zBxTOzHv
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
181Please respect copyright.PENANAqngMI4jWce
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
181Please respect copyright.PENANAVkbnjcDqJB
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
181Please respect copyright.PENANAjedkQjatvo
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
181Please respect copyright.PENANAMZ0zSLFQJS
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
181Please respect copyright.PENANAWaCALW2z9r
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
181Please respect copyright.PENANAw31Cryjivp
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
181Please respect copyright.PENANAmU3RsjTVxc
Sendawaa...
181Please respect copyright.PENANA67QFIwDYaw
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
181Please respect copyright.PENANAPD7aWv33rt
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
181Please respect copyright.PENANAb6T1vueWQk
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
181Please respect copyright.PENANADU5ss3N9dr
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
181Please respect copyright.PENANAGf5m6pj5Eh
"..."
181Please respect copyright.PENANA6vytz7ppqu
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
181Please respect copyright.PENANAxVx80nepkJ
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
181Please respect copyright.PENANAt2rOHI8UpH
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
181Please respect copyright.PENANAHBWel1DIzE
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
181Please respect copyright.PENANAUw8yBSDowk
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
181Please respect copyright.PENANAWsXEshJ8jQ
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
181Please respect copyright.PENANAS0NFD69f1K
Klunting, klunting...
181Please respect copyright.PENANAjsnEYk8hhm
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
181Please respect copyright.PENANAhhijcSYeVm
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
181Please respect copyright.PENANAYdckzWWPoh
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
181Please respect copyright.PENANAvRTHCBtdqe
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
181Please respect copyright.PENANAOeJzrDpKTl
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
181Please respect copyright.PENANAvSUWFYzd2E
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
181Please respect copyright.PENANAEPZwwpBt5f
"...." Jeni Yan terdiam.
181Please respect copyright.PENANAhgvyMiFdsw
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
181Please respect copyright.PENANAxpN1Y6ELvQ
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
181Please respect copyright.PENANA9hwqM0NidM
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
181Please respect copyright.PENANAnNMsA0loEc
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
181Please respect copyright.PENANAipJKwssBe0
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
181Please respect copyright.PENANA0Cw1XS9J48
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
181Please respect copyright.PENANACY8ho5bsGx
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
181Please respect copyright.PENANAytFK9oQMwx
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
181Please respect copyright.PENANAfQ79ofnOwA
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
181Please respect copyright.PENANA9vT8aW4rQN
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
181Please respect copyright.PENANAMIaEqGigEa
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
181Please respect copyright.PENANAfGM73y75C7
"..." Jeni Yan terdiam.
181Please respect copyright.PENANAfoZapfqNRv
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
181Please respect copyright.PENANAff4fByLG4d
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
181Please respect copyright.PENANAg1Zvtws9yj
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
181Please respect copyright.PENANA5DBu634KdN
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
181Please respect copyright.PENANAOJZFwaEIk7
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns 15.158.61.48da2