Namaku Riri, umurku 27 tahun dan telah menikah. Kami dikaruniai 1 anak perempuan berusia 3 tahun bernama Salsabila, biasa dipanggil Salsa. Mas Eko, 48 tahun, suamiku bekerja di sebuah perusahaan rekanan Pemda di kota dimana kami tinggal. Suamiku adalah seorang pekerja keras yang sangat alim. Sementara aku bekerja sebagai seorang staf accounting pada sebuah perusahaan jasa travel. Aku mengenal banyak sekali relasi, dari mulai perusahaan-perusahaan yang ingin berwisata ataupun perorangan. Kadang aku suka di godain oleh temen-temenku.. Yaaa mungkin karena aku suka berpakaian yang agak seksi, sementara suamiku tipe anak rohis banget.. hihihihi… tapi walaupun begitu, kami sih akur-akur aja. Suamiku adalah seorang lelaki yang berfikiran terbuka dan mengerti seluk beluk pekerjaanku, sehingga dia memaklumi caraku berbusana. Dan dia hampir nggak pernah protes dengan pergaulanku juga.
Sebagai seorang istri, aku sebenarnya merupakan tipe istri yang sangat setia pada suami. Aku selalu berprinsip, tidak ada lelaki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suamiku yang sangat kucintai. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain pun merupakan pantangan bagiku.
2106Please respect copyright.PENANA5I5as4EJPd
Tetapi, beberapa bulan terakhir ini, aku sendiri mulai meragukan kesetianku pada suamiku. Kenapa? Berawal dari keakrabanku dengan seorang Owner perusahaan vendor jasa perjalanan wisata freelance yang biasa datang ke kantorku. Namanya Mas Prasetia, biasa aku panggil Mas Pras. Ia seorang lelaki berbadan tinggi besar dan cukup atletis, tingginya lebih dari 180 cm. Usia sekitar 35 tahun. Awalnya sungguh aku tidak pernah mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya.
Pada dasarnya hubungan kami biasa-biasa saja. Keakrabanku hanya sebatas hubungan kerja. Namun begitulah, Mas Prasetia selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia merupakan pria yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang lain. Mas Pras seringkali memberikan hadiah padaku. Misalnya pada saat lebaran dan tahun baru. Awalnya aku berfikir ini mungkin sebagai gestur baik karena aku sering membantunya dalam hal hubungan pekerjaan kami. Pernah juga, Mas Pras memberiku bonus yang cukup besar. Padahal karyawan lain di kantorku tidak satupun yang mendapatkannya bahkan mengetahui hal ini. Diam-diam aja, katanya. Bahkan saat datang ke kantor, ia kadang membantu pekerjaanku. Mas Prasetia selalu begitu, sebab ia sangat akrab dengan bosku.
Karena itulah kami jadi akrab sekali. Sering kami janjian makan siang di luar. Kadang bareng-bareng sama temen-temen kantorku atau temen kantornya, dan tidak jarang pula kami makan siang atau makan malam berduaan saja.
2106Please respect copyright.PENANA0SbXJRkKxt
2106Please respect copyright.PENANAbMs3l8etzZ
Walaupun awalnya aku pernah protes, namun sekarang aku udah pasrah aja kalau Mas Pras menjemputku pulang kantor. Memang rumah kami searah, tapi rumahku lebih jauh bila dibandingkan dengan rumah Mas Pras. Namun begitu, dia selalu mengantarku sampai depan komplek perumahanku, lalu dia putar balik untuk pulang.
Mungkin kalau kami berdua masih single, keadaannya jadi berbeda. Maksudku, bisa saja kami sekarang sudah berpacaran. Ya karena itu tadi, dia baik, ganteng, tinggi dan gentleman banget.. hiihi.. tapi kan sekarang aku udah jadi istri orang, dan dia sudah beristri pula.. hehehehe.. makanya aku tetap menghargainya sebagai teman.
2106Please respect copyright.PENANAvawh6M8whc
Tapi.. entah setan mana yang mengganggu, aku pernah diam saja ketika Mas Pras menciumku. Jadi ceritanya, saat itu kami baru saja pulang dari resepsi pernikahan salah seorang rekanan bisnis Mas Pras, yang kebetulan aku juga kenal. Sebenernya aku gak diundang.. tapi entah kenapa, aku mau aja ketika Mas Pras mengajakku sebagai plus one nya. Aku sempat tanya, kenapa gak istrinya yang diajak. Jawabannya, “Dia gak ngerti duniaku dan gak kenal juga sama temen-temenku. Gitu…” ya sudah, aku akhirnya menerima ajakannya.
Iya memang.. kami berangkat bareng-bareng sama beberapa temannya Mas Pras. Tapi ketika pulang, aku Cuma tinggal berdua aja sama dia. Saat itu Mas Pras hendak mengantar sampai ke tempat biasa dia nge-dropin aku, namun malam itu hujan turun dengan deras sekali. Mau nggak mau, dia jadinya mengantarku sampai dekat rumah. Dia memang menurunkanku di taman komplek di dekat rumah, biar nggak ada yang curiga.. padahal malam itu sepi sekali, ya biar nggak ada fitnah aja sih. Tapi mungkin karena suasana seharian itu, aku jadi agak sedikit lengah. Dan di acara tadi, dia benar-benar menjadi seorang gentleman sejati di mataku. Intinya, cara dia memperlakukanku benar-benar seperti cara seorang suami kepada istrinya. Dan aku literally tersanjung dengan gayanya itu.
Balik lagi.. jadi ketika aku hendak turun dari mobilnya, pandangan kami sempat beradu.. dalam dan penuh dengan aura apalah yang membuat diriku terbuai. Sehingga ketika dia mendaratkan bibirnya ke bibirku, aku tidak menghindar. Aku malah memejamkan mata dan sedikit memajukan kepalaku. Cukup lama kami berciuman, sampai akhirnya aku tersadar dan melepaskan bibirnya. Kikuk dan canggung sekali situasinya. Tapi kami langsung bisa menguasai diri. Kami saling melempar senyum kaku. Lalu dia menggenggam tanganku seraya meminta maaf, aku kembali tersenyum dan mengangguk.
Lalu dia berkata, “Mudah-mudahan kejadian barusan nggak akan merusak hubungan profesional dan persahabatan kita ya Ri… sekali lagi aku minta maaf.”
“Iya Mas..” jawabku singkat. “Aku ngerti…”
2106Please respect copyright.PENANAOrT5KkB6Pn
Dia tersenyum sambil masih menggenggam tanganku. “Sampai ketemu besok ya, Ri..”
“Iya..” jawabku singkat. “Aku pulang dulu ya Mas..” ujarku lagi. Mas Pras mengangguk dan melepaskan genggaman tangannya.
Setelah itu, aku merapihkan baju dan mengambil payung dari dalam tas. Namun aku sudah gak lagi bisa berfikir panjang. Aku genggam tangannya dan berkata, “Nanti pulangnya hati-hati ya kamuu..” Lalu, sebelum aku turun dari mobilnya, aku mendaratkan lagi kecupan di bibirnya. “Kalau sudah sampai rumah, kabarin… jangan lupa…”
Mendapati hal ini, Mas Pras malah kembali menarik lenganku dengan lembut, dan kami kembali berciuman.. cukup lama, sampai lidah kami seolah tak mau berpisah. Namun ini harus selesai. Aku segera melepas pelukannya. Setelah mencecup dahinya, aku turun dari mobilnya dan melangkah cepat menuju rumah.
2106Please respect copyright.PENANAjhjkxkqHHX
Sesampainya di dalam rumah, suamiku ternyata belum tidur, dia menungguku pulang. Seketika itu juga, aku merasa sedikit menyesal. Aku seperti telah mengkhianati suamiku. Di saat aku sedang mengulum bibir pria lain, suamiku sendiri malah sedang membuatkan aku secangkir teh panas. Ketika aku mandi, dadaku terasa sesak. Aku membayangkan betapa jahatnya diriku berbuat seperti itu, Namun yang membuat aku heran, makin aku merasa bersalah, rasa dan bentuk bibir serta lidah Mas Pras semakin nyata di kepalaku. Aku bertekad untuk tidak lagi mengulangi perbuatan itu.
Namun pikiran itu runtuh ketika ada WA masuk sekitar jam 12 malam. Dari Mas Pras “Aku sudah di rumah.. Pengen bilang bilang Miss U.. takutnya kamu enggak.. hhihihihi..” Aaahhh.. dadaku bergemuruh. Aku lihat suamiku sudah terbaring pulas. Aku gak jawab itu WA, aku Cuma menangis dalam hati sembari berjanji pada diriku sendiri, kalau kejadian tadi adalah yang terakhir.
Tapi janji tinggal janji.. makin sering aku ketemuan sama Mas Pras, makin tak kuasa aku untuk menolak. Yang tentu saja membuat peristiwa semacam itu terus terulang hingga beberapa minggu kemudian. Bahkan belakangan hari ini, aku selalu mengharapkan dia datang hanya untuk mengulangi perbuatannya. Tentu, itu dilakukannya jika kawan-kawanku tidak ada yang melihat. Aku tidak tahu, apakah ini hanya semacam tantangan akan kesetiaanku saja atau memang aku juga sudah jatuh hati pada Mas Prasetia. Sekali lagi, aku tidak tahu. Bahkan dari hari ke hari, aku semakin intim dengan lelaki gagah itu.
2106Please respect copyright.PENANA81vjmuHkRb
Hingga pada suatu hari, Mas Prasetia mengajakku jalan keluar. Awalnya aku menolak. Aku khawatir kalau benar kejadian, ini malah akan menjadi awal penyebab perselingkuhan yang sebenarnya. Tetapi karena ia selalu mendesakku, akhirnya aku pun menyerah dan menerima ajakkannya.
Tetapi aku mengajukan syarat, aku minta supaya ada kawan kerjaku yang ikut. Dengan mengajak teman, aku berharap Mas Prasetia tidak akan melakukan perbuatan yang lebih jauh. Begitulah, pada sebuah hari sabtu, aku dan Mas Prasetia akhirnya jadi berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya, kalau ini adalah tugas dari kantor untuk mencari lokasi buat gathering dan Capacity Building.. yang berangkat adalah aku, Yani dan Ferry. Dan untuk lebih berjaga-jaga, aku mengajak Salsa juga, sementara Ferry mengajak anak perempuannya, Kira. Dia seumur dengan Salsa. Dengan begitu, suamiku malah tidak curiga sama sekali, bahkan mengizinkanku pergi. Tak ada nama Mas Prasetia kusebut.
2106Please respect copyright.PENANAmBiiGbBpXT
Kami berenam berangkat menggunakan mobil Mas Prasetia. Kami jalan-jalan ke suatu lokasi wisata pegunungan yang cukup lumayan jauh dari kotaku. Mas Pras dan Ferry duduk di depan, sementara aku, Yani, Kira dan Salsa duduk di belakang. Setelah lebih dari 3 jam kami berwisata, Mas Prasetia dan Ferry mengajak istirahat di sebuah Villa. Villa 2 kamar yang cukup lumayan asri dan bagus sekali. 1 jam kami ngobrol-ngobrol di ruang tamu sebelum akhirnya hujan turun dengan deras sekali.
Yani bilang kalau Kira mengantuk. Lalu dia mengajak Ferry untuk melanjutkan obrolan mereka di kamar belakang dekat pool, sekalian nemenin Kira bobo. Aku sempat curiga, kenapa Yani dan Ferry terlihat intim sekali. Dan herannya lagi, kedua orang itu langsung hilang begitu saja di balik pintu tertutup. Mas Prasetia juga mengajakku masuk ke kamar depan. Sempat aku menolak, namun Mas Pras bilang kasihan si Salsa kalau harus tidur di ruang tamu ini, dingin banget soalnya. Ya sudah, aku menyetujui ajakannya.
2106Please respect copyright.PENANAmPg5vECTSq
Di dalam kamar, kami mengobrol ngalor ngidul dan bercanda bersama Salsa. Jujur aja, aku dan suamiku jarang bisa begini sama Salsa. Karena Suamiku selalu berangkat pagi dan pulang malam. Bahkan kadang dia suka lembur di kala akhir pekan.
Saat ini, aku melihat Mas Pras sangat kebapakan sekali dengan anakku. Bahkan kami sempat berfoto-foto.. aku dan mas pras selfie, dan juga bertiga dengan Salsa. Iya aku tahu, kalau Mas Pras belum punya anak.. tapi cara dia bermain bersama Salsa, membuat aku berfikir.. kalau orang lain yang melihat hal ini, pasti mengira kalau Mas Pras adalah ayah kandungnya Salsa.. dan yang lebih membuat aku kaget, Salsa sama sekali tidak canggung dengan Mas Pras. Berkali-kali aku mengajarkan Salsa memanggil Om kepada Mas Pras, namun berkali-kali pula Salsa memanggilnya AYAH.. aahh.. miris, sedih dan terharu aku melihatnya.
2106Please respect copyright.PENANA6heLJOgpCh
2106Please respect copyright.PENANAuldROFMpql
Tak lama kemudian, Salsa pun tertidur. Karena di kamar ini ada dua bed, makanya aku langsung menidurkan Salsa di salah satu bed. Untuk beberapa saat, aku dan Mas Prasetia diam terpaku. Tiba-tiba Mas Prasetia menarik tanganku hingga aku terduduk di pangkuannya yang sedang duduk bersandar di sofa di samping bednya salsa.. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia langsung mengulum dan melumat bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku membiarkan kami begitu untuk beberapa saat. Dadaku semakin berdegup kencang ketika lidah Mas Prasetia menelusup ke celah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Namun tiba-tiba timbul kesadaranku.
Kudorong pelan dada Mas Prasetia supaya ia melepas pelukannya pada diriku. "Mass, jangan Mas, ada Salsa!" kataku terbata-bata. Mas Prasetia memang melepas ciumannya di bibirku, tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu masih tetap memeluk pinggang rampingku dengan erat. Aku juga masih terduduk di pangkuannya.
2106Please respect copyright.PENANADAp0Phx8a6
"Kenapa? Salsa sedang tidur, dan kita kan sering ciuman begini..” ujar Mas Prasetia yang terdengar seperti desahan. Setelah itu Mas Prasetia kembali mendaratkan ciuman. Ia menciumi seluruh wajahku, lalu merembet ke leher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun jujur, perlahan tapi pasti, nafsu birahi semakin kuat menguasaiku.
Harus kuakui, Mas Prasetia sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya di leherku benar-benar telah membuat diriku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini. Mas Prasetia sendiri nampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan serangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.
Setelah itu, tiba-tiba tangan Mas Prasetia yang kekar itu membuka kancing bajuku satu per satu. Tak ayal lagi, buah dadaku yang mengkal dan putih bersih ini terpampang di depan Mas Prasetia, walaupun masih tertutup beha. Secara refleks aku berusaha berontak.
"Cukup, Mas jangan sampai ke situ. Aku takut," kataku sambil melihat kearah tempat tidur Salsa, seraya sedikit meronta dari pelukannya.
"Takut sama siapa Ri, toh nggak ada yang tahu. Salsa tidur, suamimu nggak ada." jawab Mas Prasetia dengan napas yang semakin memburu.
“Ada Ferry sama Yani Mas di kamar belakang..” ujarku. Mas Pras hanya tersenyum. Senyum yang aku nggak mengerti maksudnya. Semacam ada yang disembunyikan.
“Kamu tau nggak Ri?” tanyanya.
“Tahu apa?” tanyaku.
2106Please respect copyright.PENANAFBcLzfEvOe
“Oke.. aku akan kasih tau kamu. Tapi please jangan cerita-cerita ke orang lain lagi.. ok?” ujarnya sambil membakar rokok. Sementara aku tetap duduk diatas pangkuannya. Sempat aku mencoba mengancingkan bajuku, namun tangan kekar Mas Pras menggenggam tanganku untuk mencoba menghentikan niatanku.
Aku akhirnya gak jadi mengancingkan baju. Aku hanya membetulkan letak dudukku, karena jujur, posisi selangkanganku menempel rapat sekali dengan selangkangannya. Aku agak mundur sedikit sambil merapihkan legging putihku yang kini malah memperlihatkan camel toe-ku. Mas Pras tersenyum. “Iya!” sahutku. “Aku gak akan cerita.. sumpah demi Awloh. Cerita apa?”
2106Please respect copyright.PENANA7V7kjBk0J8
Lalu Mas Pras mulai bercerita. Sumpah aku kaget mendengarnya. Rupanya Ferry dan Yani memang sedang berselingkuh. Iya aku tahu Yani bermasalah dengan suaminya, dan Ferry sedang proses cerai. Tapi… ah… ternyata teman-temanku juga begitu. “Jadi.. mereka disebelah lagi….” Lanjut Mas Pras seraya mengerlingkan matanya sambil menjepitkan jempol tangan kanannya di sela-sela jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Mas…” kataku lirih. “Tapi kan ada Kira yang…” Aku tidak melanjutkan. Aku kehabisan kata-kata. Entah kenapa, apa yang terjadi dengan Ferry dan Yani menjadi semacam pembenaran buatku untuk melakukan hal yang sama. Dan diluar kesadaranku, Mas Pras telah melepas blouse yang aku kenakan.
“Mas.. ada Salsa…” ujarku singkat. Seperti tidak perduli dengan protesku, Mas Prasetia malah sekarang sibuk melepas BH-ku. Meskipun aku masih berusaha meronta, namun itu tidak berguna sama sekali. Sebab tubuhnya yang besar dan kuat itu mendekapku sangat erat. Kini, dipelukan Mas Prasetia, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kain pun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan di dadaku, tetapi dengan cepat tangan Mas Prasetia memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Mas Prasetia membopongku dan merebahkannya di tempat tidur di samping tempat tidurnya Salsa.
Tanpa membuang waktu, bibir Mas Prasetia melumat salah satu buah dadaku, sementara salah satu tangannya meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagai seekor singa buas, ia menjilati dan meremas buah dadaku yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeram diriku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Mas Prasetia menjilat dan melumat puting susuku.
2106Please respect copyright.PENANALTFKRbMiEv
2106Please respect copyright.PENANAfbwypONuG9
2106Please respect copyright.PENANAqKyEmRK83h
2106Please respect copyright.PENANAwbwiyw0eoP
"Ri, tetekmu bagus banget. A.. aku nggak ta.. tahan.. sayang.." kata Mas Prasetia terputus-putus karena nafsu birahi yang semakin memuncak. Kemudian Mas Prasetia juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali menggelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.
Kemudian tanpa kuduga, dengan cepat Mas Pras melepaskan legging dan celana dalamku dalam satu tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat yang dimiliki Mas Prasetia, dengan mudahnya ia menaklukkan perlawananku yang ala kadarnya. Sekarang tubuhku yang ramping dan berkulit putih ini benar-benar telanjang bulat di hadapan Mas Prasetia. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang di hadapan lelaki lain, kecuali di hadapan suamiku. Sebelumnya aku juga tidak pernah berpikir melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Mas Prasetia berhasil memaksaku, sementara aku seperti pasrah saja tanpa daya.
"Mas, untuk yang satu ini jangan Mas, aku tidak ingin merusak rumah tanggaku..!" pintaku sambil meringkuk di atas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan daerah kewanitaanku yang kini tanpa penutup.
"Ri.. demi Awloh aku nggak kuat lagi, sayang. Dan aku tahu, kamupun begitu. Aku janji, ini cuma sekali. Dan seandainya kamu ingin pergi dariku dan malah membenciku, aku akan hilang dari hidupmu." kata Mas Prasetia masih dengan terbata-bata dan wajah yang memelas. Entah karena aku tidak tega atau karena aku sendiri juga sudah terbakar birahi, aku diam saja ketika Mas Prasetia akhirnya kembali menggarap tubuhku.
2106Please respect copyright.PENANAgBl4Yu4tP1
Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku bergantian, sementara tangan yang satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkanganku yang tanpa bulu ini. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikmatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Kemudian Mas Pras mulai melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya. Kini aku resmi berselingkuh, dan tubuh telanjangku sebentar lagi akan dinikmati oleh lelaki gagah dan kekar yang bukan suamiku ini.
Pelan-pelan, ia melepas celana dalamnya. Subhanallah.. aku tidak dapat mempercayai apa yang sekarang aku lihat. Aku melihat tubuh Mas Pras memang atletis, besar dan kekar. Memang ia jauh lebih tinggi dan lebih besar dibanding suamiku yang berperawakan sedang-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegup lebih keras, seiring dengan seringnya aku mengucap asma Awloh adalah.. barang di selangkangan Mas Prasetia. Benda yang besarnya hampir sama dengan lenganku itu berwarna coklat tua dan kini tegak mengacung sombong. Panjangnya dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku hampir tidak percaya ada zakar lelaki sebesar dan sepanjang itu.
Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemas dan penasaran. Kini tubuh telanjang Mas Prasetia mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidangnya yang menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih terus menciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin mengeras. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik liang kewanitaanku. Ternyata Mas Pras nekat memasukkan jemari tangannya ke celah kewanitaanku yang sudah mulai basah. Ia memutar-mutarkan telunjuknya tepat di kelentitku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Toh begitu, aku masih berusaha menolaknya.
Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-mutarkan pantatku. Namun yang tak aku duga, malah jemarinya Mas Pras sedemikian lancarnya mengobok-obok vaginaku… aahhh… nikmat sekali…
2106Please respect copyright.PENANAsNiTPZkv3A
"Mas, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup di luar aja ya..” pintaku. Tapi lagi-lagi Mas Prasetia tidak menggubrisku. Ia malah memutar tubuhnya dan menelusupkan kepalanya di selangkanganku. Bibir dan lidahnya tanpa henti melumat habis bibir dan lubang kewanitaanku. Aku tergetar hebat mendapat rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenikmatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Mas Pras yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini aku benar-benar telah tenggelam dalam birahi.
Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Mas Prasetia melepaskanku dan duduk mengangkangi dadaku. Ia dengan gagahnya, mengocok-ngocok batang kejantanannya yang berukuran luar biasa tersebut didepan wajahku. "Mulutmu nggak pingin menikmati iniku Ri?” kata Mas Prasetia sambil terus mengurut batang zakarnya.
"Aku nggak bisa, Mas. Belom pernah..” jawabku dengan malu-malu.
"Oke kalau gitu kocokin aja ya sayang..” ujarnya sambil menyodorkan batang kejantanan besar itu ke hadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang keras dan berotot itu. Lagi-lagi dadaku berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang kejantanan Mas Prasetia. Sejenak aku sempat membayangkan, bagaimana nikmatnya jika batang yang besar dan keras itu dimasukkan ke dalam liang kewanitaan perempuan.
"Gedean mana sama punya suamimu Ri?" goda Mas Prasetia sambil tersenyum nakal. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, kejantanan Mas Pras jauh lebih besar dan lebih panjang dibanding milik suamiku. “Sayang.. jawab dong..” lanjutnya.
Aku hanya mesam-mesem sambil bergumam lirih, “Ini!”
“Apa?” tanya Mas Pras, “.. Apa sayang aku gak denger..”
Sekarang aku malah tersenyum. “Gedean punyamu mas!” Mas Pras tersenyum bangga. Senyum penuh kemenangan,
“Namanya apa sayang?” tanyanya lagi. Aku menjawab pelan. Dia tersenyum dan minta diulang lebih keras. “Coba di sebutkan lagi.. barangku ini namanya apa sayang?”
Gemas sekali aku mendengar nada bicaranya bapak muda ini. Akhirnya sambil meremas batangannya yang maha besar, aku mengucapkan kata sakral itu dengan genit dan sedikit teriak tertahan.. “KON.. TOL.. punya kamu yang gede ini, namanya KONTOL.. Say.. yaangg.. tuh.. aku udah bilang.. seneng?”
Mas Pras tertawa puas. “Kalo punya suamimu?”
Aku sudah menduga kalau dia akan menyakan ini juga. Lalu dengan cepat dan singkat, aku menjawabnya sambil tersenyum manja.. “Titit!” Lalu kami berdua malah tertawa terbahak bahak, lalu dia membungkuk untuk mengecup bibirku.
"Diapakan nih Mas..? Sumpah aku nggak bisa apa-apa," lanjutku sambil terus menggenggam dan mengocok dengan lembut batang kejantanan Mas Pras.
"Di kocokin aja ya sayang. Bisa kan..?" jawab Mas Prasetia lembut. Dengan dada berdegup kencang, kukocok perlahan-lahan kejantanan yang besar milik Mas Prasetia. Ada sensasi tersendiri ketika aku mengocok kontol Mas Prasetia yang sangat besar tersebut.
Gila, kedua tanganku hampir tidak cukup menggenggamnya. Aku berharap dengan kukocok kejantanannya, sperma Mas Pras cepat keluar, sehingga ia tidak dapat berbuat lebih jauh terhadap diriku. Mas Prasetia kini berbaring telentang di sampingku, sementara aku sedikit tengkurap dan mengulum bibirnya. Mas Pras memejamkan matanya ketika tanganku terus naik-turun mengocok batang kekarnya. Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya mulai meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar di hadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat.
Tiba-tiba ia bangun dan memutar tubuhnya lagi, sehingga kepalanya kini tepat berada di selangkanganku, sebaliknya kepalaku juga menghadap tepat di selangkangannya. Mas Prasetia kembali melumat liang kewanitaanku dari bawah. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga kewanitaanku. Sementara aku sendiri masih terus mengocok batang kejantanan Mas Prasetia dengan tanganku. Kini, kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga semakin memburu.
Setelah itu Mas Pras mulai menindihku. Dari kaca lemari yang terletak di sebelah tempat tidur, aku dapat melihat tubuh rampingku seperti tenggelam di kasur busa ketika tubuh Mas Prasetia yang tinggi besar tersebut mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Antara deg-degan melihat betapa seksi dan seronoknya kami, atau deg-degan kalau tiba-tiba Salsa bangun dari tidurnya dan melihat kami sedang begini.
Aaahhh…. Namun diluar itu semua, dari kaca itu aku melihat dan menyadari, kalau perpaduan tubuhku dan tubuh Mas Pras amat serasi.. sangat cocok. Bahkan dengan kesadaran penuh aku berfikir.. perselingkuhan ini wajar terjadi.. bahkan harus terjadi, karena Mas Pras amat sangat pantas untuk menyenggamai tubuhku.
2106Please respect copyright.PENANAmjb9hYqAfY
Mas Prasetia kembali melumat bibirku. Kali ini teramat lembut. Aku bahkan tanpa malu lagi mulai membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Mas Prasetia. Dia terpejam merasakan seranganku, sementara tangan kekarnya masih erat memeluk tubuhku, seperti tidak akan dilepaskan lagi. Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur di tubuhku dan tubuhnya. Dalam posisi itu tiba-tiba kurasakan ada benda panjang dan keras yang mengganjal di atas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu sudah dalam posisi sempurna.. ngaceng maksimal..
Pelan namun pasti, kurasakan batang zakar itu sudah tepat berada di sela-sela bibir liang kewanitaanku. Rupanya Mas Pras nekat berusaha memasukkan batang kejantanannya ke liang kewanitaanku. Tentu saja aku tersentak.
"Mas.. Jangan dimasukin..! Jangan dimasukinn..!" kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaanku ini tulus atau tidak? sebab di sisi hatiku yang lain, sumpah Demi Awloh aku sangat ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kejantanan yang besar itu masuk ke liang kewanitaanku.
"Oke.. kalau nggak boleh dimasukkan, aku nggesek-gesek di bibirnya aja, yah..?" jawab Mas Prasetia juga terengah-engah. Aku mengangguk manja. Kemudian Mas Prasetia kembali memposisikan ujung kejantanannya tepat di celah kewanitaanku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakan kepala kejantanan itu menyentuh bibir kewanitaanku. Namun karena batang zakar Mas Prasetia memang berukuran super besar, Mas Prasetia pasti sangat sulit memasukannya ke dalam celah lepitan kewanitaanku yang mungil ini. Padahal, jika aku bersetubuh dengan suamiku, kejantanan suamiku saja masih terlalu kekecilan untuk ukuran liang senggamaku.
Akhirnya setelah sedikit dipaksa, ujung kepala kontolnya Mas Prasetia berhasil menyeruak liang sempit kewanitaanku. Ya ampun, subhanallaahhhh…. aku menggeliat hebat ketika ujung kejantanan kekar itu mulai menerobos masuk. Walaupun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tiada tara. Seperti janji Mas Prasetia, kejantanannya yang berukuran jumbo itu hanya kepalanya saja yang masuk dan digesek-gesekkan di sepanjang lepitan kewanitaan saja.
2106Please respect copyright.PENANAmKJfam2bxY
2106Please respect copyright.PENANAlzBXPVWump
Meskipun hanya begitu, kenikmatan yang kurasa benar-benar membuatku hampir berteriak histeris. Sungguh batang zakar besar Mas Prasetia itu luar biasa nikmatnya. Mas Prasetia terus menerus memaju-mundurkan batang kejantanannya sebatas di lepitan kewanitaan. Keringat kami berdua semakin deras mengalir, sementara mulut kami terus berpagutan.
"Saayaang, giimaanna raasaanyaa..?" tanya Mas Pras menggodaku dengan tersengal-sengal.
"Oohh.., teerruss.. Maass.. teeruuss..!" ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kejantanan yang besar itu telah amblas setengah kedalam lubang senggamaku. Bless.. perlahan tapi pasti, batang kejantanan besar itu melesak. Namun begitu, liang kewanitaanku sudah terasa penuh sesak. "Lohh..? Mass..! Dimaassuukiin seemmua yah..?" tanyaku.
"Belum ss.. semuaanya sayang.. Tapi.. Aku nggak tahhann..!" ujarnya dengan terus memompa kewanitaanku secara perlahan. Entah kenapa, kali ini aku tidak mau melanjutkan protes. Mungkin karena tubuhku malah mulai beradaptasi dengan perbuatan Mas Pras tersebut. Dan aku menyadari, otot-otot keras di sekujur kontol Mas Pras malah justru memaksa dinding dalam vaginaku untuk semakin rileks, semakin menikmati dan malah menarik semakin dalam benda keras, gendut dan panjang yang ada didalamnya. Menyadari hal ini, secara naluriah, aku malah meregangkan kedua kakiku.
Dan ketika akhirnya batang kejantanan itu amblas di dalam liang kewanitaanku, aku hanya dapat terengah-engah dan semakin merasakan kenikmatan dosa yang kini semakin tak tertahankan.
2106Please respect copyright.PENANAusXesXWUbX
Karena tubuhnya yang berat, batang kejantanan Mas Prasetia semakin tertekan ke dalam kewanitaanku dan melesak hingga ke dasar rongga kewanitaanku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding dalam vaginaku. Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Mas Prasetia dengan menggoyangkan pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul-tenggelam di atas kasur busa ditindih oleh tubuh besar Mas Prasetia. Semakin lama, genjotan lelaki gagah ini semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat, karena batang zakar Mas Prasetia yang terus memompa selangkanganku.
"Teerruss Maass..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..!" erangku berulang-ulang. Sungguh inilah persenggemaan yang paling nikmat yang pernah kurasakan. Aku sudah tidak teringat lagi tentang suamiku. Bahkan aku sudah hampir tidak memperdulikan Salsa yang masih saja tertidur di samping kami. Alangkah tenangnya dia tidur, seolah tak menyadari, bahwa disamping dia berbaring, tubuh sintal bundanya yang telanjang, tengah dinikmati oleh lelaki gagah yang jelas-jelas bukan bapaknya. Sumpah, aku sudah nggak perduli.
Mas Prasetia kini benar-benar telah menenggelamkanku dalam gelombang kenikmatan. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan rasa nikmat yang luar biasa di sekujur tubuhku. Badanku menggelepar-gelepar liar di bawah tindihan tubuh Mas Prasetia. Seketika itu juga, seperti tidak sadar, kucium lebih berani bibir Mas Prasetia dan kupeluk erat-erat. "Mmaass.. aakkuu.. haampiirr.. dappeetthhh.. sshhhh!" desahku ketika aku hampir menggapai puncak kenikmatan. Tahu kalau aku hampir orgasme, Mas Prasetia semakin kencang menghunjamkan batang kejantanannya ke selangkanganku. Saat itu tubuhku makin meronta-ronta di bawah dekapan Mas Prasetia yang sangat kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar klimaks!
Mas Pras berujar dengan penuh nafsu, "Kaalauu.. uudahh.. dapet.. ngoommoong.. ya Saayaang.. biaarr.. aakuu..”
"Oohh.. aauuhh.. aakkuu.. dapet.. Maass..!" jawabku memotong omongan selingkuhanku ini. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Mas Prasetia, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan ke atas agar batang kejantanan Mas Prasetia dapat menancap sedalam-dalamnya.
Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas dengan sendirinya.
Mas Prasetia juga ikut menghentikan genjotannya. "Tapi aku belum keluar ya Sayang. Tahan sebentar, ya..! Aku terusin dulu," ujarnya lembut sambil mencium pipiku.
2106Please respect copyright.PENANAUA2SiIby5P
Gila, pikirku. Aku orgasme dengan keadaan bahwa ada kontol yang masih aktif merojok sisi dalam liang kewanitaanku. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme, aku harus bermasturbasi di dalam kamar mandi, di pagi dimana malamnya aku dan suamiku bersetubuh.
Aku berfikir, wajar aku bisa orgasme sekarang, tentu ini karena stamina Mas Prasetia yang jauh lebih perkasa dibanding suamiku, selain batangannya yang memang sangat besar dan panjang, batangannya itu dapat memberikan nikmat luar biasa untuk liang kewanitaan perempuan, dalam hal ini liang kewanitaanku. Meskipun kurasakan masih sedikit ngilu, kubiarkan Mas Pras memompa terus liang kewanitaanku.
Karena aku masih di dalam gelombang orgasme, aku pasif saja ketika Mas Pras melanjutkan menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang sintal, kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh besar Mas Prasetia. Lalu Mas Pras mengambil posisi berlutut di hadapanku. Dia menarik pantatku untuk memudahkannya memanjakan batang zakarnya. Sempat aku melihat ke bawah.. melihat vaginaku yang tengah dihajar batang kejantanan Mas Prasetia. Subhanallahh… sungguh pemandangan yang indah.. perpaduan 2 alat kelamin yang serasi.
Saat itu juga aku menyadari, bahwa batang zakar besar seperti inilah yang aku idam-idamkan.. cocok dan pantas untuk bersanding dengan memekku. Dan dengan kesadaran penuh aku berkata kepada lelaki perkasa ini..
“Mas.. kontolmu enak banget…! Memek aku suka..” kataku sambil terengah, dan tak lupa melemparkan senyum genit penuh birahi kepadanya.
Mas Prasetia tersenyum mendengar pernyataanku. Dia terpancing. Lelaki ini malah semakin kencang memompakan kejantanannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya melumat bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti ini, mau nggak mau nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan merambat lagi dari arah selangkanganku yang dengan kencang dipompa Mas Prasetia. Maka aku balik membalas ciuman Mas Prasetia, sementara pantatku kembali kuputar-putar mengimbangi kejantanan Mas Prasetia yang masih perkasa menusuk-nusuk liang kewanitaanku.
"Kaamuu pengeeen dapet.. lagii.. Rii..?" tanya Mas Prasetia.
"He eh.." hanya itu jawabku. Kini kami kembali menggelepar-gelepar bersama. Tiba-tiba Mas Prasetia bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku di atas, dan Mas Prasetia di bawahku. Dan itu dilakukannya tanpa harus mengeluarkan kontolnya dari dalam mekiku.
"Ayoohh gaannttiiaan..! Kaammuu yang di atass..!" kata Mas Prasetia. Dengan posisi di atas tubuh Mas Prasetia, aku semakin merasa bebas untuk bergerak. Pantatku kuputar-putar, maju-mundur, kiri-kanan, atas-bawah. Semua kulakukan hanya untuk mengocok batang kejantanan Mas Prasetia yang kian mantap menancap di liang kewanitaanku.
Dengan agak malu-malu, aku mencoba untuk lebih meng-eksplor kebirahianku. Kini aku gantian menjilati leher dan puting Mas Prasetia. Mas Prasetia yang telentang di bawahku hanya dapat merem-melek karena kenikmatan yang kuberikan.
"Tuuh.., biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisaa..," ujar Mas Pras sambil balas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Aku tersenyum mendengar perkataan Mas Pras. Hanya selang lima menit setelah aku berada di atas, lagi-lagi kenikmatan luar biasa datang menderaku. Aku semakin kuat menghunjam-hunjamkan kewanitaanku ke batang kejantanan Mas Prasetia. Tubuhku yang ramping semakin erat mendekap Mas Prasetia. Aku juga semakin liar membalas ciuman Mas Prasetia.
2106Please respect copyright.PENANA0cFxpUz8Jx
"Mashaallaahhh… Maass.. aakuu.. mauu.. dapeetth.. laggii.. Maass..!" kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme kedua kalinya, Mas Prasetia langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali di bawah. Dengan napas yang terengah-engah, Mas Prasetia yang telah berada di atas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku.
2106Please respect copyright.PENANA5sruGbpTD7
Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa di sekujur tubuhku. Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Mas Prasetia kupeluk sekuat tenaga, kedua kakiku kubuka lebar untuk semakin memasrahkan liang vaginaku.. sementara napasku semakin tidak menentu.
"Kalauu maau dapet ngomong ya Sayang, biaar leepass..!" desah Mas Prasetia.
Karena tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. "Teruss.., teruss.., akuu.. dapet Mass..!" desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar-gelepar dalam tindihan tubuh Mas Prasetia. Mas Pras kini sudah semakin liar dikuasai birahi. Demikian juga aku.. hingga aku sudah tak peduli ketika mulutku menelan ludah Mas Pras yang dia keluarkan. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Mas Pras mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tidak dapat bergerak. Napasnya terus memburu. Genjotan kontolnya di kewanitaanku juga semakin keras dan cepat. Suara benturan 2 alat kelamin kami sangat kencang terdengar, diimbangi bunyi kecipak basah dari dalam memekku. Kemudian tubuhnya bergetar hebat.
"Rii.., akuu.. maauu.. keluuarr Sayang..!" erangnya tidak tertahankan. Melihat Mas Prasetia yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Akhirnya, ketika kedua kakiku aku lingkarkan ke pantatnya untuk membelit dan mengunci gerakannya, dia mengerang hebat dengan suara tertahan. Crot.. croot.. croot..! Sperma Mas Pras terasa sangat deras muncrat di dalam liang kewanitaanku. Sampai 6 kali dia mengejan untuk menuntaskan bom spermanya itu. Mas Prasetia sengaja memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di liang kewanitaanku.
2106Please respect copyright.PENANA25sUqmGZnV
Aku merasakan bagian dalam memekku terasa panas oleh cairan sperma yang mengucur deras dari dalam batang kejantanan Mas Prasetia. Gila, sperma Mas Prasetia luar biasa banyaknya, selain terasa sangat panas, cairan ini terasa kental juga, sehingga seluruh liang kewanitaanku terasa lengket dan basah kuyup. Bahkan karena saking banyaknya, sperma Mas Prasetia belepotan hingga ke bibir kewanitaan dan pahaku.
Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun. Untuk beberapa saat Mas Prasetia masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. Setelah itu ia berguling di sampingku. Dan pada saat zakar besarnya terlepas dari dalam liang senggamaku, ada bunyi ‘plop’ yang pelan seiring dengan tumpahnya sedikit cairan sperma Mas Pras dari dalam memekku.
2106Please respect copyright.PENANAqlKQKvcDAT
Aku temenung menatap langit-langit kamar. Begitupun dengan Mas Prasetia. Ada sedikit sesal yang mengendap dalam hatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap suamiku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.
Bermenit-menit kemudian tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. Sampai akhirnya, Mas Pras bangun untuk menuju kamar mandi. Namun saat ia mengecup keningku, aku melihat, betapa batang zakar yang baru saja membuat aku hilang akal karena double orgasme tadi, masih tetap terlihat gendut dan besar.. ahhhh.. sekilas pikiran gila lewat di kepalaku. Aku ingin barang itu terus ada di dalam hidupku..
2106Please respect copyright.PENANAGde36L2deu
Ketika Mas Pras di dalam kamar mandi, secara refleks aku meraba bibir vaginaku yang masih saja terasa hangat, walaupun kini mulai melengket. Jemari tangan kananku kini dilumuri cairan kenikmatanku dan Mas Pras. Spontan aku endus jemariku ini, aroma khas yang kuat menyerang hidungku. Aroma kenikmatan yang harum sekali. Aku mengulum jemariku sendiri.. aahhh… rasa gurih menjalar di lidahku.. kembali aku menyerok sperma Mas Pras dan menjilatinya lagi… Sumpah Demi Awloh, nikmat sekali. Apalagi aku belum pernah mencoba merasakan sperma suamiku sendiri.. hihihihi… akhirnya dengan kesadaran penuh, aku juga ikut ke kamar mandi untuk bersama Mas Pras membersihkan tubuh kami.
Aku ketuk pintu kamar mandi. Mas Pras membuka pintu dengan sedikit terkejut. “Kamu nyusul sayang?” tanyanya. Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku.
Namun sebelum kami membersihkan diri, aku sengaja memeluk Mas Pras dan mengulum bibirnya.. semacam ucapan terima kasih. Dan setelah itu, kami saling memandikan dan menyabuni. “Banyak banget sperma kamu Mas...” ujarku pelan dan agak berbisik, “.. sampai penuh begini memek aku...” lanjutku, sambil kedua tanganku mengocok dengan lembut kontolnya yang masih saja tegak berdiri dengan kerasnya.
Mas Pras tersenyum. “Sudah lama aku pengen beginian sama kamu.. barusan tadi kayaknya pelampiasanku banget.. tapi walaupun diisi peju yang banyak, usahakan jangan sampai hamil yaa sayaanngg..”
“Kayaknya aku bakal beneran hamil kalau diisi peju sebanyak ini terus...”
“Lho..?? kok ‘terus’? emang kamu masih mau ML sama aku?”
Aku tersenyum mendengar pertanyaanya. Pertanyaan yang sulit aku ungkapkan, walaupun mudah untuk menjawabnya. Mas Pras lalu mengecup keningku. Karena diperlakukan begitu, akhirnya aku menjawab pertanyaan Mas Pras tadi.. singkat, tapi jelas. “Iya. Aku.. aku.. masih Mau mas..!”
Mas Pras tersenyum. “Alhamdulilaahh.. Kamu suka gak sama kontolku?” tanyanya, sambil menyibakkan rambutku.
“Hmm.. Iya Mas. Abisnya kontolmu, gendut.. panjang juga.. udah gitu, peju kamu banyak banget... dan rasanya enak.”
“Hehehe… Hmm.. makasih sayang. Ri.. kamu pernah ngewe sama orang kayak aku nggak? Maksudku, memekmu pernah di ewe kontol seperti punya aku?”
Aku terdiam sebentar. Mengingat selama ini, aku cuma pernah bercinta dengan suamiku doang, maka sebagai respon pertanyaan Mas Pras tadi, aku cuma menggeleng lemah sambil tersenyum lembut.
“Hehehee... kasian kamu...” ujarnya sambil mengangkat daguku dengan jarinya. Lalu dia mengecup bibirku seraya bertanya, “Menurut kamu, besar nggak kontolku, sayang?”
Aku tersenyum mendengar pertanyan si bapak ganteng ini, “Iya.. kontol kamu besar, kayak kontol raksasa.. hihihihi..”
“Nggak kayak punya suamimu ya?”
Aku terdiam, tersenyum getir dan berkata. “Iya, memang.. Tapi tolong nggak usah bawa-bawa suamiku kalau aku lagi sama kamu... apalagi membanding-bandingkan barangnya dengan punyamu.. udah jelas beda Mas. Kasihan dia..” Mas Pras mengangguk dan tersenyum.
Tapi tak urung dia masih mengejek titit suamiku. “Kecil banget ya berarti barangnya si Eko.. enak nggak di ewe sama suamimu?”
Aku tersenyum mendengarnya, “Kamu tuh.. iya .. iya.. yang sana kan titit jadi gak enak.. kalau yang ini kan.. uuhh.. KON.. TOL.. hehehehe..” ujarku sambil memeluk tubuh tegap Mas Pras. “..dan kontolmu enak Mas.. lebih berasa daripada tititnya suamiku…” Kami tertawa terbahak-bahak dengan obrolan konyol ini.
2106Please respect copyright.PENANAkd1ryVsSRx
Tak lama setelah itu, kamipun mengeringkan tubuh telanjang kami, dan keluar dari kamar mandi hanya dengan membebatkan handuk. Lega sekali ketika melihat Salsa masih tertidur pulas. Dia nggak perlu tahu tentang apa yang baru saja terjadi pada bundanya. Mas Pras tersenyum melihatku. Entah kenapa, senyum Mas Pras sangat menenangkan sekali.. benar-benar bisa membuatku lupa akan keberadaan suamiku.
Lalu aku duduk di pinggiran tempat tidurnya Salsa, sementara Mas Pras duduk di sofa dihadapanku sambil merokok dengan santainya. Entah bisikan darimana, aku juga ikutan menyulut sebatang rokok. Kami berdua duduk terdiam dengan mata saling memandang.. pandangan sayang. Tubuh kami berdua benar-benar merasakan kepuasan dengan apa yang kami lakukan sebelumnya. Dibalik pekatnya asap rokok, kami tersadar, bahwa apa yang kami lakukan tadi adalah awal dari segalanya.. ini bukanlah yang terakhir.
2106Please respect copyright.PENANAKA1IV97C8B
TOK.. TOK.. TOK…
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar kami. Ada suara Yani dibaliknya. "Hallooo… permisi bapak ibuuu.. sudah sore, mau pulang jam berapa?”
Dengan masih tetap diam, aku dan Mas Pras segera beranjak, lalu berjalan ke arah pintu kamar. Tanpa kata-kata pula, Mas Pras mengecup keningku saat pintu kamar kubuka.
"Hayo, lagi pada ngapain? kok pintunya pakai dikunci segala..?" kelakar Yani.
"Ah, nggak apa-apa kok, kita cuman ketiduran tadi.." jawabku dengan perasaan malu. Sementara Mas Prasetia tersenyum.
"Ketiduran kok pada pake anduuk sihhh… hihihihi… Tenang aja, Mbak.. Aku nggak akan cerita-cerita ke orang lain kok.. Aman!" Ujar Yani dengan masih cengengesan. Yani yang cuma pakai tank top dan hot pants ketat masuk ke dalam kamar. Sepertinya ia tidak memakai apa-apa lagi didalamnya. Aku minta izin sebentar untuk memakai pakaianku, Mas Pras yang masih pakai handuk kembali duduk di sofa.
“Ferry sama Kira kemana Yan?” tanya Mas Pras.
“Tidur.. kecapekan kali Mas..” jawab Yani sambil menyulut sebatang rokok.
Aku yang telah berpakaian, bergabung bersama mereka. Aku juga ikutan merokok, lalu aku duduk di pinggir tempat tidur Salsa. “Emang kalian berapa ronde? Kok sampe kecapean? Di forsir ya Yan? Hehehehehe…”
Yani tertawa terbahak-bahak. “Hahahahaha… kok kamu tau mbak? Diceritain Mas Pras ya? Hahahah… gak apapalah… tapi rahasia lho ini mbakkk…” ujarnya sambil mengerlingkan matanya. “ Hmm.. tadi cuma se-ronde doang sih.. tapi lama banget! Udah seminggu mbak gak di ewe.. wakakakakakk.. untung si Kira pules banget tidurnya.”
“Dasar kamu! Inget laki di rumah! Hihihi…” aku sedikit tersentak dengan perkataanku sendiri. Karena biar gimanapun, aku juga seperti sengaja melupakan keberadaan suamiku. Mas Pras yang mendengar omonganku, berjalan kearahku dan merengkuh pundakku sambil tersenyum seraya mencium kepalaku.
Yani tersenyum melihat aku dan Mas Pras. “Hmmm.. kalian berdua tuh serasi banget.. cocok banget jadi suami isteri.. pada cere giihhh… terus buruan nikah..”
Aku tersedak dengan omongan Yani. Karena aku teringat kejadian beberapa menit yang lalu ketika aku disetubuhi Mas Pras. Iya, aku mengakui kalau Mas Pras sangat layak dan pantas menjadi suamiku.. eh.. hmm… gimana ya ngomongnya.. pokoknya, akupun merasakan hal yang sama dengan yang dikatakan Yani. Miris memang…
Dan hanya untuk sekedar merubah suasana yang agak kikuk, Mas Pras mengganti topik pembicaraan. “Eh.. sekarang udah jam 4.. kita mau pulang jam berapa?”
2106Please respect copyright.PENANAb1qGM4NExl
Yani menggeleng. “Nggak Mas.. aku sama Ferry udah sepakat mau nginep semalem. Besok sore baru pulang. Kalau kalian memang mau pulang, mendingan sekarang. Daripada kemaleman. Lumayan jauh kan perjalanan balik ke rumah…”
Aku benar-benar bingung. Diluar dari aku kepikiran suamiku, jujur.. sebenarnya aku masih pingin menghabiskan waktu dengan Mas Pras.. aku masih pingin… jujur, aku masih pingin di tidurin sama Mas Pras.
“Mbak…” panggil Yani yang menyadarkanku dari lamunanku. “Mbak Riri… kamu kenapa?” lanjut Yani.
“Eh.. nggak apapa..”
“Kok bengong? Kepikiran orang rumah ya?” tanya Yani lagi.
Otakku memerintahkan aku untuk menjawab ‘Iya.. aku kepikiran suamiku’ .. tapi yang keluar dari mulutku adalah jawaban dari hatiku. “Oh.. enggak. Aku lagi mikir, kalau kita nginep disini, aku sama Salsa nggak bawa baju ganti.. hehehehe…”
Mas Pras dan Yani tersenyum lebar. Secara tidak langsung, aku telah menyatakan kepada mereka kalau aku masih ingin menghabiskan waktu dengan mereka. Akhirnya terjadi kesepakatan. Mas Pras dan Ferry nanti akan turun sebentar untuk membeli makanan dan perbekalan. Sementara aku, Yani dan Salsa akan stay di villa. Tak lupa aku nitip dibelikan celana pendek dan tanktop, juga celana dalam. Yani juga memesan hal yang sama. “Kalian udah tau ukuran badan istrinya masing-masing kan.. hehehe….” Goda Yani. Tak lama setelah Ferry bangun, Mas Pras menceritakan kondisi dan situasi sekarang. Ferry terlihat gembira sekali. Sempat dia memberikan jempolnya untukku.. hihihi.. Kemudian mereka turun ke kota untuk membelikan pesanan kami.
2106Please respect copyright.PENANAyeUnCvPjvf
Mumpung Yani lagi menemani anak-anak cowok keluar, aku menggunakan kesempatan ini untuk menelfon suamiku. Aku mengatakan kepadanya kalau sekarang hujan turun dengan deras, dan kami gak ada yang berani nyetir pulang.. makanya kami memutuskan untuk menginap. Suamiku ternyata menyetujui rencana ‘busuk’ku. “Iya.. bahaya banget itu Bun.. ya sudah, kamu nginep aja sama Salsa dan temen-temenmu. Pulang besok pagi ya.. kan aku siangnya berangkat ke Jakarta, seminggu…”
SHIT.. aku lupa! Akhirnya setelah terjadi negosiasi kecil, aku berjanji untuk pulang cepat, demi mengejar keberangkatan suamiku.
2106Please respect copyright.PENANAfmDTkCYH0k
Setengah jam kemudian, Salsa dan Kira sudah bangun, akhirnya Aku dan Yani memutuskan untuk berenang berempat di private pool di belakang. “Mbak, kita kan gak bawa swimsuit..” ujar Yani. Aku memberikan ide untuk pakai daleman aja. Ya sudah, akhirnya kami berenang cuma pakai beha sama kancut doang.. hahahaha… Sekitar 1 ½ jam kemudian, anak-anak cowok balik ke villa. Dan alangkah senangnya mereka ketika melihat kami sedang berenang. Ferry sempat memvideokan kami, sementara Mas Pras sibuk mengambil foto-foto aku dan Yani yang sengaja berpose agak seronok… eh… beneran seronok sih maksudnya.. hahahahaha…
Kami semua benar-benar merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya saat itu. Walaupun kami tidak tidur sekamar.. ya iyaallaahhhh… aku masih perempuan normal. Aku masih nggak bisa untuk apalah namanya.. 3some, 4some, gangbang.. walaupun tadi aku sempat diajarin Yani untuk blowjob.. hiihi.. nah habis berenang, aku langsung praktek di kamar mandi atas keinginanku sendiri. Tentu saja itu membuat Mas Pras bahagia sekali.. dan yang nggak aku duga, ternyata blowjob, atau kalau Yani bilang, nyepong.. ternyata nikmat sekali, ditambah aku sudah kadung doyan sama spermanya suami orang ini.. hahahaah… Makanya ketika Mas Pras bilang ingin memuntahkan sperma segarnya di mulutku, sekalian meminta aku untuk ngisepin batangannya yang penuh dengan cairan kenikmatan kami, aku dengan senang hati melakukannya dengan penuh rasa sayang… hihihihi… I just love his sperm….. and his KONTOL too laaahhhh.. eeeh… aku juga udah mulai jatuh cinta kok sama orangnya.. hahahahah…
2106Please respect copyright.PENANA6F8MpzeJHR
Sekitar jam 9 malam, kami baru saja menyelesaikan pertandingan kami masing-masing. Ferry, Salsa dan Kira sedang bermain di ruang tamu bersama Yani. Kaget juga aku, karena pas aku keluar kamar dan melihat mereka, Yani hanya mengenakan g-string dan beha, dan Ferry hanya mengenakan boxer. Sementara aku dan Mas Pras, yang menyusulku dibelakang, perasaan masih cukup sopan dengan mengenakan celana pendek dan t-shirt.. sementara aku pakai celana gemes ketat dan tanktop.. walaupun kami berdua nggak pakai apa-apa lagi didalamnya.
“Ehhh… Salsaa.. ada siapa tuuhh.. bunda yaaa…” kata Yani. Salsa yang langsung menengok ke arahku, tersenyum seraya berlari memeluk kaki kananku. “Bunda udah seger lagi nih kayaknya.. habis di charge.. lagian sih nggak dari dulu sayang-sayangan sama ayah Prasnya.. hahahahah… jadinya lama deh selesainya..” kami berempat tertawa mendengar perkataan Yani.
“Iya niihh..” sahutku. “Belom pernah di colokin pake yang segede gitu.. makanya pas di colokin, nyetrumnya lama bener.. hahahahah..” Mas Pras memelukku dari belakang. Bahkan kedua belahan pantatku masih merasakan betapa kerasnya batang kejantanan lelaki gagah ini.. hihihi…
“Addduuuhhh…” ujar Ferry. “Sampai banjir bandang doong…”
“Pastinya lah sayaaannggg….” Tukas Yani. “Ngalirnya kemana Mbak? Saluran depan, gorong-gorong belakang, lobang atas, apa malah buat cuci muka? Hahahahaha…”
Aku dan Mas Pras tertawa mendengar kata-kata pasangan gila ini.. Mas Pras menjawab mereka sambil menyulut sebatang rokok. “Saluran depan doong… nyucinya baru pake yang atas… wkwkwkwk…”
“Iyalah..” sahutku. “Masa iya di belakang??? Sakit tauuuuu… lagian mana enak begitu.. Iya kan Mas?” tanyaku mencari pembenaran. Lalu Mas Pras mengecup bibirku. “Emang barusan lo dibuang dimana Yan?” tanyaku.
Ferry dan Yani tertawa, lalu perempuan sundal itu berdiri membelakangiku, sambil setengah membungkuk, dia menurunkan g-string nya sedikit. Lalu dengan tanpa malu, dia membuka belahan pantatnya yang putih dan semok itu. Terlihat lubang anus dan meki-nya merekah kemerahan. “Seriuusss?” tanyaku kaget.
“Kadang-kadang mbak..” jawab Ferry.
Aku langsung melihat Mas Pras. “Awas ya kalo kamu minta di situ… sakit tau sayaaannggg… aku gak mau ah…”
Yani kembali memakai g-stringnya. “Enak tau mbaakk..” katanya. “Rasanya tuh kaya..”
“Udah ah Yan.. jangan di lanjutin. Ngilu mbayanginnya…” potongku. Kami semua berempat tertawa terbahak-bahak.
2106Please respect copyright.PENANAoWIuF4zauS
Ngomong-ngomong.. Aku merasa kagum juga dengan Yani dan Ferry. Mereka sudah mengajarkan Kira untuk memanggil Yani dengan sebutan Ibu. Mereka seperti enjoy banget dengan hubungan mereka. Di saat Mas Pras dan Ferry sedang merokok teras belakang sambil nge-bir, aku dan Yani ngobrol-ngobrol sambil merokok di kamar tidur tempat Yani dan Ferry bersenggama tadi. Rupanya mereka sudah sering berhubungan badan di depan Kira. “Emang lo belum pernah mbak, ngewe sama laki lo didepan Salsa?” tanya Yani. Aku menggeleng. “Hmmm… tadi siang sama Mas Pras? Kan ada Salsa tuh di kamar..” Aku kembali menggeleng.. lalu aku cerita kalau tadi pas aku di ewe Mas Pras, si Salsa lagi tidur.
“Yaahh mbaakk.. itu mah kurang seru. Tau nggak, ngewe di depan anak kecil itu enak banget. Sensasinya double-double.. hihihihi.. apalagi didepan anak sendiri. Itu ya si Ferry.. kalo lagi ngewe didepan Kira, bisa tuh.. abis ngecrot, langsung hajar lagi, tancep gas..”
Aku terdiam mendengar cerita Yani. “Hmm.. tapi kan.. Kira baru dua tahun Yan.. sama kayak si Salsa.” Ujarku. “Mereka nggak nanya-nanya apa gitu?”
“Hahahahah… mbaakkk.. justru karena mereka baru umur segitu.. makanya aman. Nggak banyak pertanyaan. Kalopun toh nanya, bilang aja lagi main dokter-dokteran atau lagi main kuda-kudaan. Dan yakinkan mereka untuk nggak cerita-cerita. Masih pada nurut laahhh mereka…”
2106Please respect copyright.PENANAGc35WNOYru
Herannya aku malah tertantang dengan cerita-cerita Yani. Nah.. malamnya, aku mencoba untuk melakukan apa yang Yani lakukan. Mereka sedang mandi dikamar mereka, sementara Kira dan Salsa sedang bermain di kamarku. Saat itu aku hanya memakai g-string dan tanktop saja setelah mandi tadi. Mas Pras di teras depan, sedang menelfon istrinya.
Oiya.. istrinya Mas Pras itu nurut banget sama Mas Pras.. hmmm.. cenderung takut malah. Mereka dulu dijodohkan, jadi nggak ada tuh rasa cinta diantara mereka. Itu sebabnya di usia pernikahan mereka yang sudah 5 tahun ini, mereka belum dikaruniai anak.
2106Please respect copyright.PENANA09uxhDMjXc
Oke balik lagi.. Jadi, ketika Mas Pras kembali dari teras, dia mendapatiku sudah telanjang bulat diatas tempat tidur sambil memperlihatkan belahan mekiku ke hadapannya. Sementara Salsa dan Kira sedang nonton Disney Channel.
“Sayang… kamuu.. aduuhh.. ada Sal..”
“Sssttt…” aku tersenyum kepada Mas Pras. Jari telunjuk tangan kananku memberi kode untuk memanggilnya, sementara dua jari tangan kiriku membuka bibir meki ku dengan sangat pelan dan erotis, sambil sesekali mengelus-elus kelentitku.
Mas Pras tersenyum. Sempat dia melirik ke arah anak-anak kecil itu sebelum dia melepas celana pendeknya. Otomatis, benda panjang dan besar itu langsung terlihat olehku. Mengangguk-angguk gagah dan sombong. Dengan perlahan, Kepala Mas Pras langsung menelusup diantara kedua kakiku yang aku kangkangkan lebar-lebar, sasarannya jelas.. belahan selangkanganku.. hihihihi… lidahnya segera bergerak turun naik diantara bibir vagina mungilku, terkadang dia juga menggoyangkannya di kelentitku. Akhirnya cairan pelumasku keluar dengan deras, dia seruput cairanku itu dengan beringas, sehingga suaranya sanggup membuat dua anak kecil itu menengok. Bahkan Salsa dan Kira sempat berdiri dan menghampiri kami.
Salsa terlihat bingung dengan apa yang dia lihat, namun kira tersenyum. “Om agi mimik cucu memey Tante.. hihihi…” kami berdua tertawa dengan omongan Kira. Kami berdua membayangkan apa aja yang diajari Ferry dan Yani kepada anak cantik ini.. namun kami udah nggak sanggup berfikir panjang. Tak lama kemudian, Mas Pras yang sepertinya udah nggak tahan, segera menaiki tubuhku. Dia berlutut di atas dadaku, sementara kontolnya dia arahkan tepat di depan mulutku. Aku sempat melirik ke arah Salsa dan Kira. Kira sedang bermain boneka-bonekanya, anakku Salsa kembali disibukkan dengan tontonannya.. sementara bundanya disibukkan dengan birahinya..
Hampir 45 menit aku dan Mas Pras bersilaturahmi alat kelamin. Pas ketika akhirnya aku ‘kalah’ untuk yang ketiga kalinya, Mas Pras mendapatkan klimaks yang cukup liar.. dia menyemprotkan pejunya yang panas ke dalam meki-ku dengan begitu brutalnya. 7 kali dia mengejan hanya untuk menuntaskan ejakulasinya.. GILA! Dalam hati aku membatin.. ‘Ini gue pasti hamil!’ tapi otakku mengatakan.. BODO AMAT!! Hahahahaha…..
2106Please respect copyright.PENANA2Df8GWG9eD
2106Please respect copyright.PENANABKosdWBIRS
2106Please respect copyright.PENANAudoK9OGHcS
Esoknya Kamipun pulang. Mas Pras menghargai keputusanku untuk sampai dirumah sebelum suamiku berangkat. Walaupun realisasinya, suamiku sudah berangkat hampir 10 jam sebelumnya, ketika aku, Salsa dan Mas Pras akhirnya sampai di rumah.. hahahah… maafkan aku suamikuuuu…. Oh iya… Mas Pras akhirnya aku minta untuk menginap di rumahku, nggak hanya malam itu… tapi seminggu full.. hihiihii… Alasannya dia ke istrinya, dia harus keluar kota untuk ketemu beberapa klien.. hahahahah…
Sekali lagi.. maafkan istlimu ya cuamikuuu… karena istlinya atut bobo cendili.. halus ada yang nidulin kalo bobo… eehh.. nemenin… hahahahaah….
2106Please respect copyright.PENANApdExf4hsHF
****
2106Please respect copyright.PENANAE5h3bANhVR
1 ½ tahun kemudian…
2106Please respect copyright.PENANANXBVXq6YEJ
Sebentar lagi aku lahiran. Iya aku sedang mengandung. Usia kandunganku sudah 8 bulan. Tentu saja suamiku senang sekali dengan kehadiran anak kedua kami. Kehidupan pernikahanku berubah drastis sejak kejadian di Villa dulu. Iya dulu aku memang sudah bahagia, tapi sekarang aku tambah bahagia. Selain bahagia karena kehadiran anak keduaku, aku juga bahagia karena perkembangan ekonomi keluargaku yang dalam setahun ini berubah drastis. Salsa juga makin besar dan dia sudah nggak sabar menunggu kelahiran calon adiknya.
Suamiku tambah sayang, dan usahanya juga makin maju. Memang sih, satu tahun yang lalu, keluargaku sempat mengalami keributan-keributan disertai pertengkaran tanpa henti. Apalagi setelah kejadian di Villa itu, aku merasa bersalah dengan semua perbuatanku.. dan tentu saja aku menyesal. Akhirnya setelah diskusi dan curhat ke Yani dan Ferry, aku bisa tenang dan berani mengambil keputusan untuk menyelesaikan semua masalah.
2106Please respect copyright.PENANAoZ8jnIM7x0
Yaahh.. akhirnya semuanya berakhir. Hubungan perselingkuhanku dengan Mas Prasetia aku selesaikan dengan baik-baik. Supaya aku bisa berfikir jernih dan tahu apa rencana dan keinginanku kedepan. Efeknya adalah sekarang.. kebahagianku semakin nyata dengan hadirnya anak keduaku. Dan suamiku semakin sayang kepadaku.
“Ririii… sayaanngg…” tiba-tiba suamiku memanggil. Membuyarkan lamunan singkatku di sore yang cerah ini. “Ini… Pasutri baru sudah datang niihhh…” lanjutnya.
Hehehehe… pasutri baru. Iya.. setelah perjuangannya yang berat, akhirnya Yani bercerai dengan suaminya. Dan baru 1 bulan yang lalu dia menikah lagi.. dengan Ferry. Aku senang dengan keputusannya itu. Tak lama kemudian, aku segera menuju ke ruang tamu untuk menyambut pasangan muda belia ini.. wkwkwkwwkk…
“Haloo sayangkuuuuu…. Makin seksi aja mbakku hamil-hamil begini..” kata Yani ketika melihatku datang ke ruang tamu.
“Haruslaahhhh… biar suami jadi tambah sayang.!” Jawabku. Sambil bicara begitu, aku melirik ke arah suamiku yang tersenyum sambil menggendong Salsa.
2106Please respect copyright.PENANA9iHIea7KV2
Suamiku sayang. Akhirnya aku menyelesaikan perselingkuhanku, dengan menerima pinangan Mas Pras. Iya aku menceraikan Eko supaya bisa dinikahi Mas Pras. Walaupun pada saat Ijab Kabul, sebenernya aku sudah hamil 2 bulan… hahahahhaha…
2106Please respect copyright.PENANADcYW8laGrd
TAMAT
2106Please respect copyright.PENANAwMbzuSKlu9