Jenazah ayahku sudah akan diberangkatkan ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Semua orang yang menyolatkan ayah sudah mulai keluar mesjid. Dan ditengah segala kebingungan ini, akupun mulai melangkahkan kakiku menuju mobil kerabatku, untuk bersama-sama berangkat memakamkan ayahku.
Di dalam mobil, diperjalanan, pikiran dan bayangan melesat maju mundur ke 2 minggu yang lalu, disaat ayahku sedang berada di rumah sakit. Namaku Vina, aku baru kelas 2 SMP.. banyak pertanyaan didalam hatiku tentang semua ini. Dan ini adalah kisahku..
2356Please respect copyright.PENANAT0QCWc8o8W
Ibu kandungku meninggalkan aku dan Ayah di saat aku kelas 2 SD. Menurut cerita keluargaku, dia dinikahi oleh seorang lelaki yang merupakan teman dari mantan pacarnya waktu kuliah dulu. Ibu kandungku menceraikan Ayah setelah berpacaran diam-diam dengan lelaki itu selama 3 tahun. Setahun kemudian ayahku menikah lagi dengan seorang perempuan yang sangat cantik. Namanya Tante Sarah. Dan setelah mereka menikah, aku memanggilnya Bunda. Bunda tiriku ini amat sayang kepadaku, dan tidak pernah sekalipun marah atau membuatku gundah dan sedih.
2 tahun kemudian, aku mendapatkan adik perempuan, namanya Gendis.. tapi entah kenapa, orang-orang memanggilnya Ninis. Tak terbayangkan aku mendapatkan seorang adik.. senang sekali hatiku..
2356Please respect copyright.PENANAkw1GzbUhsn
Kembali ke saat ayahku di rumah sakit..
Hari itu aku baru pulang sekolah, ayahku sudah 3 hari di rawat karena serangan jantung. Ketika aku sampai dirumah, pintu depan tidak terkunci. Aku langsung masuk kedalam.
“Assalamualikum…” kataku ketika memasuki rumah.
“Walaikumsallam…” jawab Bunda dari arah kamar tidurnya. Aku menangkap ada nada kaget dan sedikit panik dari suaranya. “Eh Teteehh.. mmhh.. kamu sudah pulang sayang.. kamu langsung ke kamar ya, ganti baju.. Bunda nanti mau pergi ke rumah sakit, ngeliat ayah, sekalian nganterin makanan buat yang giliran jagain Ayah. Ini Bunda lagi mau bikin susunya Ninis, terus mandi..”
“Iya Bun…” jawabku. Lalu aku segera naik keatas, ke kamarku. Namun sekilas aku mendengar ada suara laki-laki dari arah kamar mandi dalam di kamar tidur orang tuaku. Dan akupun bertanya-tanya, kenapa bunda hanya mengenakan handuk saja tadi. Tapi mungkin karena bunda tadi bilang kalau dia mau mandi.. ah, entahlah…
2356Please respect copyright.PENANADS4Z7qFd4F
Sekitar 10 menit kemudian, aku turun kebawah untuk mencari cemilan. Aku lihat pintu kamar tidur orangtuaku sedikit terbuka. Karena penasaran dengan yang apa terjadi sebelumnya, aku nekat melangkah ke arah kamar tidur bunda dan mencoba melihat ada apa sebenarnya di dalam.
Yang aku lihat pertama adalah adikku Ninis yang sedang tertidur. Lalu aku melihat pakaian dalam perempuan berserakan dilantai.. lalu yang membuat aku kaget adalah, ada kemeja, kaos dalam, celana panjang dan celana dalam lelaki diatas tempat tidur. Punya siapa ya? Belum selesai aku berfikir, terdengar suara bunda sedang tertawa, walaupun tertahan, dari arah kamar mandi. Dan tak lama setelah itu, terdengar juga suara lelaki. Karena benar-benar penasaran, aku mendekat ke arah kamar mandi untuk menguping.
“Haha.. Pinter banget kamu alasannya. Kalau Vina nanya gimana?” kata suara si laki-laki.
Lalu terdengar suara Bundaku, “Hmm.. ya kasih tau aja.. biar tau kalo dia udah punya calon ayah baru yang… hmmm.. kontolnya lebih gede dari titit bapak kandungnya.. hahaha..”
2356Please respect copyright.PENANAet8ByppIbb
Terkejut sekali aku mendengar pembicaraan Bundaku dan lelaki entah siapa didalam kamar mandi. Tak lama setelah itu, aku mendengar suara handuk di kibaskan. Berarti mereka telah selesai mandi. Aku segera beranjak keluar kamar tidur orangtuaku ini. Dengan sedikit berjingkat, aku segera naik ke kamarku, namun sekelebat aku melihat Bunda sudah ada di dalam kamarnya.. telanjang, tanpa busana. Dan tak lama kemudian, aku juga melihat sesosok lelaki kekar yang juga telanjang memeluk Bunda dari belakang, sambil meremas kedua payudara Bundaku. Sayang wajahnya nggak keliatan. Dengan nafas yang sedikit memburu, aku berusaha menenangkan diriku sendiri.
Sekitar ½ jam kemudian, aku dipanggil Bunda. Dia mau berangkat ke rumah sakit. Tapi gak ada laki-laki di ruang tamu atau dimanapun. “Teteh, Bunda berangkat ya, Ninis Bunda bawa.” Aku mengangguk. “Nitip jaga rumah ya sayang, Bunda nanti pulang agak malam. Dari Rumah Sakit, Bunda ada janji ketemu temen Bunda dulu. Ninis Bunda titipin di rumah Tante Ira (Adiknya Bunda).” Tak lama kemudian Bunda berangkat. Rupanya sudah ada ‘GrabCar’ yang menunggu di depan rumah. “Tuh Grabnya sudah datang. Bunda berangkat ya sayang….”
Tapi Bunda nggak pulang malam itu. Dia baru sampai rumah Jam 11 siang besoknya.
2356Please respect copyright.PENANA7zzAa2TGNE
2356Please respect copyright.PENANARl2Ze3POj7
2356Please respect copyright.PENANAk2FgqpppFd
2356Please respect copyright.PENANAIokjOP3eh1
2356Please respect copyright.PENANAcEhHWjzb8n
7 Hari sebelum Ayah nggak ada..
Saat itu sudah pukul ½ 10 malam. Adikku, Ninis, sedang berada di rumah eyang (orang tua Bundaku), teman-temanku baru saja pulang. Sekarang aku sendirian di rumah. Aku berusaha menyibukkan diri dengan bermain game di hapeku. Baru saja aku mau mematikan TV, aku mendengar suara pagar rumahku sedang dibuka. Lega dengan situasi ini, aku setengah berlari ke arah pintu depan untuk melihat siapa yang datang. Aku mengintip ke jendela.. ternyata Bundaku pulang. Tapi dia tidak sendiri, dia bersama seorang lelaki. Aku lihat Bunda membuka pintu garasi, dan kemudian menyuruh lelaki itu untuk memasukkan mobilnya, sembari dia berjalan pelan-pelan masuk kedalam rumah.
Bunda terlihat kaget karena aku membukakan pintu. “Lhoo.. kamu belum tidur Vin?” tanya Bunda dengan nada suara tegang yang dia kontrol sekali.
“Belum Bun..” jawabku, “Bunda sama siapa?”
Bunda hanya tersenyum sembari menggandeng laki-laki itu masuk kedalam rumah.
“Vinaa..” ujar Bunda. “Kenalin.. ini teman Bunda dan Ayah, namanya Om Haris..” Lalu dia memintaku bersalaman dengan yang namanya Om Haris ini. “Tadi kami habis jenguk ayah di rumah sakit. Tapi karena besok Sabtu, dan libuuur.. Om Haris Bunda ajak menginap disini.. lagipula sudah malam juga. Kasihan kalau harus nyetir sendiri pulang. Gapapa ya teh?” Aku hanya tersenyum sambil mengangguk. Namun di kepalaku aku berfikir. Apa orang ini ya yang waktu itu mandi bareng Bunda?
“Vina..” sahut Om Haris sambil tersenyum. “Om boleh ya nginep disini? Kamu yang tunjukkin deh Om harus tidur di kamar yang mana.. ok nak?” Kembali aku tersenyum seraya menunjukkan kamar kosong disebelah kamar Bunda dan Ayah.
“Disini Om..” kataku.
“Ok…” sahut Bunda. “Udah tau kan kamu harus tidur ‘sementara’ dimana.. hehehehe.. Ya sudah Mas, kamu mandi aja duluan. Aku masih mau ngobrol sama Vina.” Lalu aku lihat Om Haris berjalan menuju kamar untuk menaruh tasnya. “Eh Mas.. mandinya dikamarku aja gapapa.. ledeng kamar mandi belakang lagi rusak... boleh kan Vin?”
“Eh.. iya Om..” jawabku. Walaupun sebenarnya aku berfikir, buat apa juga Om Haris mandi di kamar Bunda.. Kan dia bisa numpang mandi di kamar mandi atas. Tapi ya sudahlah.. males juga aku berargumen dengan hal beginian.
2356Please respect copyright.PENANA6pzugnZ3JI
2356Please respect copyright.PENANArx2ZWq6m3n
2356Please respect copyright.PENANAQPas7BfhlG
Tak lama kemudian, Om Haris pun mandi. Bunda mengajakku ke dapur untuk ngobrol, sambil dia membuat 2 cangkir kopi. “Jadi gapapa ya Teh, Om Haris nginep di rumah malam ini… toh besok pagi libur. Bunda kan gak bisa bawa mobil, makanya lumayan ada Om Haris yang besok bisa nganter kita jemput Ninis, terus ke rumah sakit..”
“Iya Bun.. Hmm, kayaknya, Om Haris baik ya orangnya..” ujarku. Bunda tersenyum. Senyum apalah yang terkesan kalau dia bangga sekali dengan pernyataanku. “Bunda emang sudah lama kenal sama Om Haris?” tanyaku lagi. Bunda menjawab santai sambil membuatkan secangkir coklat panas buatku.
“Hmm.. sudah lama, 4 tahunan, tapi kami baru dekat banget sekitar 3 tahunan ini.. Om Haris itu calon rekanannya Ayah, tapi kantornya satu gedung sama Bunda.. satu lantai juga, cuma beda kantor aja. Makanya Bunda kenal. Naah, istrinya Om Haris itu kena stroke.. sudah lumpuh. Karena Om Haris sering curhat ke Bunda kalau makan siang, makanya kami jadi akrab.. dah bestie lah pokoknya.. kayak kamu sama.. siapa temenmu? Leni ya?”
Aku mengangguk sambil tersenyum. “Ooo… jadi Om Haris memang akrab sama Ayah?”
Bunda tersenyum. “Nggak sayang. Sama Bunda akrabnya, sama ayahmu sekedar kenal, karena mereka mau ada rencana bisnis bareng. Itupun belum lama.” Bunda tersenyum lagi. Kali ini senyumnya gak bisa aku baca. Ada kesan yang disembunyikan dari senyuman itu. “Satu lagi Bun.. “ lanjutku, “Om Haris itu ganteng ya.. badannya kekar. Sering nge-gym ya pastinya ya?”
“Hehehehe… itu dia Vina. Bunda mau bilang ke kamu.. tapi ini gak ada hubungannya sama Ayah atau sama siapapun yaa.. inget, ini rahasia kita. Om Haris itu banyak yang naksir lho.. karena ya itu tadi… ganteng, badannya oke banget.. staminanya.. uuhh.. keren..”
“Stamina? Maksudnya Bun?” tanyaku penasaran memotong cerita bunda.
“Oh.. eh.. Hehehe… hmm.. maksud Bunda, Om Haris itu kan atletis banget ya.. kalo jogging atau olahraga apa aja.. dia itu kuat.. staminanya prima.. gitu maksud Bunda.”
“Ooooo… beda ya Bun sama Ayah?” tanyaku lagi dengan getir. Bunda hanya memandangku dengan senyum iba sambil mengangguk. Sepertinya dia hendak berkata sesuatu, tapi tiba-tiba ada suara Om Haris di belakang kami.
“Hayooo… kalian lagi ngobrolin apa?”
“Heheheh… Enggaaakkkk….” Sahut Bunda. “Kita gak lagi ngobrolin apapa kan ya Vin…” jawab Bunda sambil mengerlingkan matanya. Aku mengangguk sambil memandangi Om Haris. Jujur.. sebagai perempuan, aku pingin suatu saat nanti, bisa punya pacar seperti Om Haris. Tinggi, ganteng dan bertubuh atletis.
Lalu setelah nanya sesuatu ke Om Haris tentang handuk dan pakaian dalam, Bundapun minta izin untuk mandi.
Tinggal aku dan Om Haris. Kami ngobrol di sofa ruang TV. Kami ngobrol hal-hal umum saja, seperti sekolahku dan pekerjaannya sebagai seorang General Manager. Dan rupanya, Om Haris ini belum punya anak. Walaupun dia kebapakan sekali. Beda dengan ayahku yang cenderung kaku.
15 menit kemudian, Bunda yang sudah selesai mandi, bergabung dengan kami. Jujur, Aku terkejut dengan cara Bunda berbusana. Dia biasanya pakai daster panjang kalau ada Ayah.. tapi malam ini, dia memakai baju yang belum pernah aku lihat sama sekali. Bentuknya seperti baju anak kecil. Bagian roknya hanya sebatas paha.. sedikit dibawah selangkangannya, sehingga aku bisa melihat dia memakai celana dalam yang mungil sekali.. dan walaupun masih tertutup, namun aku tau.. Bunda nggak pakai beha, karena puting susu di kedua buah dadanya yang besar itu sangat kelihatan.
Aku agak kikuk juga melihat pakaian yang dikenakan Bunda. Mungkin karena aku biasa melihatnya tertutup, walaupun tidak berhijab. Tapi malam ini, Bundaku terlihat seksi sekali.. sangat mempesona.
Lalu bunda duduk disamping Om Haris.
“Vina kenapa? Kok bengong gitu ngeliat Bundanya?” tanya Om Haris mengagetkanku. Aku gak bisa berkata apa-apa. Aku lihat Bunda hanya tertawa kecil.
“Vina..” lanjut Om Haris, “Bundamu badannya bagus ya.. sebuah kehormatan bagi seorang laki-laki untuk bisa kenal dan akrab sama bundamu. Tapi untuk bisa melihat bundamu dengan dandanan yang kayak gini, ini adalah sebuah anugerah. Dan Om sangat kagum sama Bundamu. Jadi jangan berfikir-macam-macam ya dengan Bundamu.”
“I.. iya.. Om…” jawabku.
Lalu Bunda berkata, “Bunda nggak pernah pakai baju kaya gini kan Vin? Bukan karena apa-apa.. tapi karena ayahmu melarang keras Bunda memakai pakaian seperti ini. Sementara Om Haris beda banget sama ayahmu.. Om Haris itu orang yang sangat terbuka dan sangat mengerti perempuan. Makanya, tadi pas Bunda dan Om makan siang, Bunda nanya.. kira-kira Om Haris bisa nginep nggak dirumah, soalnya Bunda mau konsultasi tentang baju seperti ini, soalnya Bunda punya beberapa, tapi belom pernah di pakai. Eh.. Om Haris malah mbeliin lagi yang ini… baju kayak gini namanya lingerie, Vin.. tapi yang Bunda pakai sekarang, model babydoll namanya..”
Jujur ya… diluar dari apapun, aku sedikit merasa gimana yaa.. mungkin bangga atau malah kagum dan terpesona dengan keberadaan Om Haris ini. Walaupun baru kenal, tapi aku merasa dia sudah lama mengerti Bunda dan aku. Dan aku juga merasa ikut senang dengan kenyataan ini. Ikut memaklumi apa yang dirasakan Bunda.
“Vin…” ujar Om Haris tiba-tiba memanggilku.
“Ya Om?”
“Kamu suka berenang nggak?”
Aku mengangguk. “Iya Om.. tapi sudah lama enggak..”
Om Haris tersenyum. Sambil dia membakar rokok, dia ngomong sama Bunda. “Coba kasih tau Vina yang tadi kamu beli..” Sambil tersenyum, Bunda beranjak menuju kamarnya. Ketika dia berjalan, aku melihat bongkahan pantat Bunda yang montok, kencang dan putih bersih, bergoyang dengan sangat seksi dan menggiurkan.. Karena dia pakai G-string, jadinya seperti tidak memakai celana dalam. Sekilas aku melihat Om Haris mengelus selangkangannya.
Gak lama kemudian, Bunda kembali ke ruang tamu. Dia membawa tas yang isinya adalah dua stel bikini. Dua-duanya bentuknya sangat minim dan seksi, dan berwarna senada. Coklat muda.. sehingga hampir sama dengan warna kulit. Ternyata yang satu buat Bunda, dan satu lagi buat aku.
“Kalau kalian berdua pakai ini, kalian pasti seksi sekali..” kata Om Haris. Bunda tersenyum sumringah. “Kalian emang The sexiest Mommy and daughter..” lanjut Om Haris.
Bunda tertawa. “Kayak yang di film-film bokep gitu dong sayaangg…” sahut Bunda. Om Haris mengangguk-angguk sambil ikut tertawa seraya menghisap rokoknya.
“Film bokep apa bun?” tanyaku bingung. Bunda dan Om Haris saling bertatapan dan melempar senyum.
“Film bokep itu sebenarnya film untuk orang dewasa, sayang.. isinya tentang.. yaahhh… hmm.. gini deh.. kapan-kapan, Bunda kasih tau ya teehh… kita nonton bareng sambil Bunda jelasin, kalau perlu sambil Bunda ajarin..” ujar Bunda. Aku tersenyum dan menyetujui ajakan Bundaku itu.
2356Please respect copyright.PENANAlUsItdqKGQ
Sebenarnya aku masih pingin ngobrol banyak sama Bunda dan Om Haris, namun karena sudah jam 1 pagi, Bunda menyuruhku tidur. Besok kami bertiga kan mau menjenguk ayah di rumah sakit. Om Haris dan Bunda masih pingin ngobrol-ngobrol katanya.
“Yasudah, kamu tidur duluan ya sayang. Bunda dan si Om masih ada yang harus di obrolin.. soal kerjaan. Tapi file-filenya ada di laptop di kamar Bunda. Jadi Bunda mau diskusi di kamar ya teh. Gapapa kan?” Aku mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku segera beranjak ke kamarku.
Di dalam kamar, aku yang belum bisa tidur, malah semakin yakin, kalau lelaki yang mandi bareng Bunda minggu yang lalu pasti Om Haris.
Jam 3 dini hari.. Aku terbangun. Kerongkonganku kering banget. Karena sudah gak bisa menahan haus, akupun turun kebawah. Di 3 anak tangga terakhir, aku seperti mendengar suara perempuan sedang melenguh dan mendesah. Hmm… suara Bunda.. kenapa dia? Tanpa berfikir panjang, aku malah gak jadi ke dapur. Aku melangkah pelan menuju kamar Bunda yang ternyata pintunya terbuka sedikit. Lampu di dalam kamar masih menyala. Kenapa Bunda belum tidur? Lalu aku mengintip.
Aku seperti tak percaya dengan apa yang aku lihat. Di pinggir tempat tidur, ada Bunda dan Om Haris yang tidak mengenakan sehelai benangpun di badan mereka. Posisinya, Bunda membungkuk, sambil setengah berbaring di pinggiran tempat tidur, sementara Om Haris berdiri gagah dibelakang Bunda.
Dengan jelas aku melihat penisnya Om Haris ada di dalam vaginanya Bunda. Om Haris bergerak maju mundur dengan cepat. Dia mencengkeram pinggang Bunda. Dan tak lama setelah itu, Om Haris mengerang tertahan. Bahkan aku mendengar kata-katanya yang seperti memberi perintah kepada bunda, walaupun setengah berbisik.. ‘Jongkok sayang.. Aku mau keluar!’ katanya.
“Di dalam ssayaangg.. sshh…” jawab Bunda.
“Tadi kan sudah 2 kali di dalam.. diluar aja ya baby..” ujar Om Haris lagi.
“Iyaaa… uuuhh.. di mukaa yaa Mass..”
2356Please respect copyright.PENANAZcx9NgVL4q
Kemudian, Om Haris mencabut penisnya yang ternyata sangat besar, lalu mengocoknya dengan cepat dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya memegang kepala Bunda yang sekarang berlutut dihadapan Om Haris. Aku semakin gak percaya dengan penglihatanku sendiri. Bunda sekarang malah menelan penis Om Haris, mengulumnya dengan nikmat, sementara kedua tangannya ikut mengocok penis Om Haris yang ternyata juga panjang sekali. Ada hampir 3 menit mereka seperti itu, sampai akhirnya, Bunda melepas kulumannya, lalu matanya terpejam sambil menengadah ke arah muka Om Haris. Lalu Om Haris kembali mengocok penisnya sendiri yang sekarang menyemprotkan cairan berwarna putih kental yang banyak sekali ke wajah Bunda.
Om Haris seperti mengejan sampai 5 kali sebelum semprotan pipis putih itu berhenti keluar. Sementara wajahnya Bunda sudah dipenuhi banyak cairan yang terlihat lengket itu.
Dan ketika akhirnya Om Haris terduduk di lantai, Bunda menjilati cairan putih yang ada di bibirnya.. sesekali jarinya menyerok cairan itu dari sekujur wajahnya, dan menelannya sambil mengulum jarinya sendiri. Setelah itu, bunda merangkak ke arah Om Haris duduk, dan kembali mengulum penisnya dengan nikmat sekali sambil menungging.
Semua adegan itu aku lihat dengan kesadaran penuh, sehingga aku mengakui kalau aku menikmati semuanya. Dan yang aku gak sadar adalah, ketika aku hendak kembali ke kamarku, ada rasa nikmat di vaginaku yang dibarengi dengan sensasi hangat dan basah. Ada sesuatu yang keluar dari dalam vaginaku. Tapi aku nekat membalikkan badan dan melangkah, sehingga aku yakin, aku membuat suara yang pasti terdengar oleh Bunda dan Om Haris.
2356Please respect copyright.PENANABt4xDQb9Qv
Benar kaaannn….. baru saja aku mau membuat langkah ketiga, ada suara berat yang memanggilku dengan lembut, namun tegas berwibawa. “Vina.. kamu mau kemana?”
Suara Om Haris. Dia sudah ada dibelakangku. Aku membalikkan badanku. Aku lihat, Om Haris masih telanjang, sehingga dengan jelas aku melihat batang selangkangannya yang tegak berdiri gagah, masih terlihat besar dan basah. Dan sebelum aku bisa menjawab apa-apa, Bundaku datang dan berdiri disamping Om Haris sambil memeluknya, sementara tangan kanannya mengurut lembut batangan panjang milik Om Haris. Dia tersenyum. Dia juga masih telanjang, di wajahnya masih terlihat sisa cairannya Om Haris. Dan sekilas aku melihat, vaginanya yang berwarna pink kemerahan itu merekah dan becek sekali..
Om Haris tersenyum. “Vina.. Om sama Bunda mau ngomong sama kamu. Kamu ke ruang TV ya.. tunggu kami disitu, Kami mau bersih-bersih dulu..” Aku hanya bisa menuruti perintah Om Haris yang sangat sopan itu.
2356Please respect copyright.PENANAr3y6vz4wgG
Sekitar sepuluh menit kemudian, mereka berjalan ke ruang tamu. Om Haris hanya memakai celana dalam model boxer dan t-shirt, sementara Bunda yang digandeng tangannya oleh Om Haris, hanya menutupi tubuhnya dengan tanktop mungil, sehingga selangkangannya yang hanya tertutup celana dalam mini tembus pandang yang tadi dia pakai, terlihat jelas sekali.
Bunda duduk di sofa disamping Om Haris yang sedang membakar rokok. Mereka bertanya macam-macam. Apa yang aku lihat, sudah lihat berapa lama, apa yang aku fikirkan.. pertanyaan-pertanyaan semacam itulah.. dan semua aku jawab dengan jujur.
Om Harislah yang banyak mengambil peran. Sementara aku lihat bunda yang sedang menyilangkan kedua kaki jenjangnya, juga menyulut sebatang rokok. Sejak kapan dia merokok aku gak tau. “Vina.. apa yang kamu lihat tadi adalah hal yang amat lumrah dan wajar.. maksud Om, setiap laki-laki dan perempuan yang sudah menikah atau berpacaran.. pasti melakukan hal itu. Om sama istri Om melakukannya… Bunda dan Ayahmu juga. Nahh.. kamu tau gak nama dan fungsinya perbuatan itu?”
Aku menggeleng. Karena sejujurnya aku memang nggak tau. Kali ini Bunda yang bicara. “Vina.. apa yang Bunda dan Om Haris kerjakan, banyak namanya.. bersetubuh, ML.. itu singkatan Making Love.. bersenggema.. hmmm… apa lagi ya Mas?” tanya Bunda ke Om Haris.
Om Haris tersenyum.. “Hmm.. apa lagi ya.. Ohh.. Ngewe.. ngentot.. banyak lah pokoknya.. hehehehehe….”
Aku juga tersenyum mendengarnya sambil mengangguk-angguk. Lalu dengan segenap keberanian, aku bertanya.. “Terus, fungsinya begituan buat apa Om?”
Om Haris menghembuskan asap rokoknya. Sementara Bunda dengan santainya, mengelus-elus selangkangan Om Haris. “Banyak Vin.. ada yang buat relaksasi, menghilangkan stress, ada juga yang melakukannya untuk menunjukkan rasa cinta, rasa sayang.. kenapa? Karena ini adalah cara untuk bisa memperoleh keturunan. Seperti Ayah dan Bundamu, pasti melakukannya setiap hari demi cinta dan memperoleh keturunan.. buktinya ada Ninis yang lahir dari kandungan bundamu kan…”
“Ehh.. stop dulu..” protes Bunda. “Aku dan Ayahnya Vina sudah lama nggak pernah ngewe lagi yaa… hehehehe… malah hampir tiap hari aku kayaknya di ewe sama kamu terus.. dan kalaupun dulu aku dan ayahnya Vina ngewe, itu kan karena kewajiban. Kamu gimana sih…?”
“Iya.. iya… oke… hehehehehe…” potong Om Haris. Namun sebelum Om Haris melanjutkan pembicaraannya, aku kembali bertanya..
“Om.. kalau memang hal itu dilakukan sama suami istri, kenapa Om sama Bunda melakukan juga? Kan Bunda bukan istri Om.. dan Bunda kenapa melakukannya sama Om Haris, kan ada ayah?”
Disini mereka berdua tertawa lebar. Namun kali ini, Bunda yang menjawab. Dia kembali menyulut sebatang rokok. “Vina.. Bunda bukannya gak sayang sama Ayahmu.. Bunda sayang kok..” katanya sambil mengerlingkan matanya ke arah Om Haris. “..tapi gini. Untuk kita bisa melakukan hal itu, dibutuhkan cinta, sayang dan sesuatu yang namanya ketertarikan seksual. Kalau Bunda begituan sama Ayahmu, itu karena kewajiban Bunda sebagai istri ayah, karena Bunda harus sayang sama Ayahmu.. tapi, sejak pertama kali Bunda ketemu Om Haris, ada ketertarikan seksual yang besar sekali antara Om Haris dan Bunda.
Nah… berawal dari situ, ada rasa ingin ketemu setiap hari, kangen.. sampai akhirnya Om Haris bilang ke Bunda, kalau dia pingin jalan bareng sama Bunda, pengen deket dan gak mau pisah sama Bunda.
Jujur ya Vin.. Bundapun merasakan hal yang sama.. Tapi Yaaa… karena tidak ada rasa cinta antara Om Haris sama Bunda, makanya kami sepakat untuk sama-sama menumbuhkan rasa cinta dulu.. rasa sayang.. cara gampangnya, kami sepakat untuk making love… gitu Vin..”
“Oke.. Iya aku ngerti. Tapi yang aku tanya tadi adalah.. kan Bunda sama Om Haris bukan suami istri.. kok tetep making love?” tanyaku dengan penasaran.
Kembali Bunda menjawab. “Kan tadi Om Haris bilang.. yang melakukan hal ini, cuma suami istri dan orang yang berpacaran.. Nah, karena kami ingin menumbuhkan rasa sayang, makanya kami berpacaran.. karena itu saratnya kami boleh gituan, Teteehh…”
“Oh oke… kalo begini aku ngerti juga akhirnya, Bun..” kataku.
“Hihihi… pinter anak Bunda.. Nah, satu lagi Vin..”
“Apa Bun?”
“Selain sayang, sekuat apapun Bunda menahan, akhirnya Bunda juga harus jujur, kalau Bundapun juga ingin merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak dimiliki ayahmu…”
“Apa itu Bun?” tanyaku.
Bunda tersenyum. “Ini rahasia kita ya Vin… Bunda harus cerita ini, karena Bunda sayang sama kamu. Bunda percaya kalau kamu bisa jaga rahasia.. ok?” Aku mengangguk. Lalu Bunda melanjutkan pembicaraannya. “Vina.. pertama kali Bunda pengen ML sama Om Haris, Bunda kaget.. shock.. hehehehe..”
“Kenapa Bun?” tanyaku.
“Karena apa? Hmm.. Karena kontolnya Om Haris gede banget.. kamu sudah lihat kan tadi? Gak cuma gede, Kontolnya Om Haris juga panjang. Itu sebabnya Bunda pengeeenn banget ngerasain yang kayak gitu. Jujur ya Vina, punya ayahmu gak sebesar punya Om Haris.. ini kamu harus tahu.. kenapa? Karena kamu anak cewek. Suatu saat kamu punya pacar, kamu pasti bangganya setengah mati, kalau kontolnya pacarmu besar dan panjang. Percaya deh sama Bunda..”
“Iya Bun.. Ok..” Jawabku singkat.
“Vina..” Kata Om Haris. “Bundamu bukannya gak suka sama ini nya ayahmu..” lanjut Om Haris sambil mengelus kemaluannya sendiri. “..Tapi perempuan itu, selalu suka sama yang besar. Kebetulan Awloh ngasih Om Kontol yang tidak cuma besar.. tapi panjang juga.. Hahahahaha… Nah, ketika Om memperlihatkan Kontol Om.. Bundamu memang shock banget. Terus Om tanya.. kenapa kamu kaget gitu.. terus jawabmu apa?” tanya Om Haris ke Bunda. Bunda tertawa renyah sambil memeluk Om Haris seraya menjawab pertanyaannya.
2356Please respect copyright.PENANAwQ4frrk4Vq
“Gila.. itu kontol orang apa kontol kuda?? Udah gede, panjang, keras pula.. Hahahahahahaha…..” Kami bertiga tertawa mendengar ucapan Bunda. Lalu Om Haris bertanya lagi kepada Bunda tentang lanjutan pembicaraannya itu, lalu Bunda berujar.. “Bunda tanya ke Om Haris, Vin.. kontol segede gitu apa bisa masuk ya ke memeknya Bunda?” sambil dia mengelus-elus selangkangannya.
“Kenapa Bunda nanya begitu?” tanyaku.
Om Haris menyuruh Bunda mengangkangkan kedua kaki jenjangnya itu, sambil dia menjawab pertanyaanku. “Vina.. wajar kalau Bundamu bertanya seperti itu..” Lalu Om Haris meminta Bunda melepaskan celana dalam nya, sehingga dengan jelas, aku melihat vagina botaknya bunda yang sekarang terlihat rapat sekali.. beda dengan yang tadi aku lihat. Kemudian, Om Haris melanjutkan penjelasannya, sambil tangannya mengelus-elus vagina Bundaku. “Vina.. memeknya Bundamu rapet banget.. sehingga dia takut kalau memeknya gak bisa dimasukin kontolnya Om. Nah.. ini yang Om bilang tadi, kalau Om bangga sekali dan merasa terhormat.. ternyata Kontol Om bisa masuk ke dalam memeknya bundamu..” lanjut Om Haris, sambil tangannya tidak berhenti mengelus vagina.. hmm.. memek bundaku.. bahkan sesekali memasukkan jarinya kedalamnya. Sementara aku lihat, Bunda terlihat seperti menikmati perbuatan Om Haris.
Dan seolah menghentikan lamunanku, tiba-tiba Bunda berkata kepada Om Haris dengan suara yang mendesah sekali.. “Ssshh… uuhh.. sayaanngg… udah aahh.. sekarang kasih liat KONTOLmu ke Vina dong… gan.. sshh.. tian.. aaahhh… ssayaang… sshhh… aahhh….” Lalu Bunda seakan memaksa Om Haris melepas boxernya.
“Harus banget?” tanya Om Haris.
Bunda menjawab dengan kata-kata yang seolah merajuk dan manja. ”Iya sayaangg.. biar adil.. aku udah liatin memek aku, kamu harus liatin kontol kamu.. biar Vina percaya.. pliiss..”
2356Please respect copyright.PENANAdP28jTfsK7
Tak lama kemudian, Om Haris sambil tersenyum, menurunkan celana dalamnya. Kontolnya yang besar itu masih terlihat menggantung.. belom bangun maksimal.. tapi itu saja sudah besar dan panjang. Ketika melihat kontol Om Haris aku menelan ludah.. entah kenapa, aku pingin sekali memegangnya.
“Vina….” Panggil bundaku.. membuyarkan lamunanku. “Kamu kenapa? Kok gitu banget ngeliatin kontolnya Om?”
2356Please respect copyright.PENANAvZwgbHVfHS
2356Please respect copyright.PENANAZHs7AMKirv
Aku agak tergagap mendengar pertanyaan Bundaku. Namun dia melanjutkan lagi pertanyaannya.. “Kamu kagum ya sama ininya Om?” sambil dia menggenggam kontol Om Haris dan mengurutnya dengan lembut. Aku hanya menganggukkan kepalaku untuk menjawab Bunda. “Ok gini…” lanjut bundaku, “..Sekarang kamu liat aja dulu ya. Bunda mau bangunin kontolnya Om Haris dulu…”
Lalu Bunda dengan lembut dan penuh rasa sayang, mengurut dan mengocok kontolnya Om Haris. Jujur, aku pengen banget ikut merasakan benda panjang dan besar itu. Sampai akhirnya Om Haris berkata kepada Bunda. “Sayang.. gantian.. itu anakmu udah pengen banget kayaknya.. hehehehe….” Bunda tersenyum sambil melirik kepadaku. Dan tak lama kemudian, dia memanggilku dan menyuruhku menggenggam barang yang sudah dari tadi menggoda pikiranku. Ternyata, besar sekali kontolnya Om Haris.. terasa penuh kedua tanganku menggenggamnya. Dan entah kenapa, ada sensasi basah kembali menyerang di arah selangkanganku.. ada seperti rasa kepingin pipis.
Bunda yang sepertinya memperhatikanku, segera memegang tanganku sambil berkata.. “Udah dulu ya sayang.. cukup segini dulu. Kapan-kapan kita lanjutin lagi.”
“Kee.. kenapa Bun?” tanyaku bingung. Namun tak urung aku lepaskan genggaman tanganku. Lalu Bunda melanjutkan lagi..
“Nanti Om Haris mau Bunda ajak ngobrol dulu soal ini… nggak apapa ya Mas?” Om Haris mengangguk sambil tersenyum.
“Eh.. sebentar Sayang… tunggu dulu..” potong Om Haris.
“Kenapa?” tanya Bunda lagi.
Om Haris tersenyum. “Nggak apapa… aku cuma mau kasih tau Vina 1 hal lagi..”
“Kasih tau apa sayaangg??” tanya Bunda.
Kali ini Om Haris langsung menghadapkan wajahnya kearahku. “Vin.. kamu tau nggak? Bundamu ini kalo nge-dance.. seksi sekali lho..”
“Ah masak sih om?” tanyaku. Sementara Bunda tertawa terbahak-bahak sambil mengangguk-angguk. “Coba Bun… aku mau lihat…” ujarku meminta kepada Bunda.
2356Please respect copyright.PENANAESYuWU79xS
Setelah ada nego-nego kecil, akhirnya Bunda mau juga menuruti permintaanku. Om Haris menyalakan lagu House Music dari Hapenya yang disambungkan ke speaker bluetooth. Sontak aku terkejut. Karena apa? Bundaku yang selama ini aku kenal alim dan sopan, dalam waktu sepersekian detik langsung berubah menjadi perempuan seksi yang binal dan liar.
2356Please respect copyright.PENANAU4C44TRktP
Lekukan tubuhnya yang diseimbangkan dengan alunan dan dentuman musik itu sangat bisa membuat lelaki manapun akan terpesona. Jangankan lelaki, aku aja ngeliatnya benar-benar terbius. Sangat erotis sekali. Gak lama kemudian, Bunda mengajakku ngedance juga. Aku diajarin gerakan dan gaya menari yang sangat mengundang birahi. Wajar saja, sekarang sembari menyalakan rokok, Om Haris mengurut alat kelaminnya yang besar itu menjadi semakin besar dan panjang. Bunda juga gak mau ketinggalan, dia juga melepas tenktop yang menutupi payudara besarnya itu. Dan ketika dia meliukkan bongkahan pantatnya, Om Haris sepertinya sudah tidak bisa mengontrol birahinya.
Om Haris menarik pinggang Bunda untuk duduk di pangkuannya. Aku tertawa terbahak-bahak melihatnya. Aku tau.. mereka pasti sebentar lagi akan ML lagi. Lalu Bunda yang seperti tersadar akan situasi ini berkata kepadaku. “Ya sudah, sekarang sudah malam.. kamu tidur ya sayang. Bunda sama Om Haris mau lanjut dulu.. ok?”
Akhirnya, aku menuruti perintah Bundaku, dan beranjak menuju kamarku, sementara mereka berdua terlihat senyam-senyum senang dan puas. Sempat aku melihat mereka yang sekarang benar-benar sudah telanjang, berpelukan dengan mesra sambil berciuman dengan bernafsu sekali, sementara Bunda sedikit menaikkan pinggulnya di pangkuan Om Haris.. sambil memasukkan kontol Om Haris ke dalam memeknya.. aahh.. bahagia sekali mereka.. aku juga ikut senang melihatnya. Diluar kesadaranku, dan tanpa sepengetahuan mereka, di ujung anak tangga teratas, aku menyaksikan mereka berdua memadu cinta. Dan seolah ada dalam satu komando, tiba-tiba aku merasakan lagi sensasi nikmat di selang.. eh.. di memekku sendiri. Berbarengan dengan pembicaraan Bunda dan Om Haris..
“Aku keluar di dalam ya sayang…”
“Yesss.. Iya baby.. uuhh… keluarin aja di… ahhhhhh… uuhhh…. Panas sayang..”
2356Please respect copyright.PENANAw6ZkdRj6e5
Ada cairan semacam aku sedang pipis, keluar dari dalam memekku.. aku berusaha menahan rasa apalah ini dengan menutup mulutku dengan tangan kiri, sementara tangan kananku masuk ke celana dalam, berusaha menahan laju cairan yang keluar deras dari dalam memekku.. aaahhhhh…
*****
2356Please respect copyright.PENANA5Ju8vhUzTq
2356Please respect copyright.PENANAXAtTEom3xk
2356Please respect copyright.PENANAcgkpnvsF5d
2356Please respect copyright.PENANAFA6ksAUdyF
Yaa.. itulah awal perkenalanku dengan Om Haris. Yang akhirnya aku juga tahu, kalau dia dan Bunda dekat selama setahun dan mulai berpacaran sekitar 3 ½ tahun terakhir. 3 hari setelah kejadian itu, ayahkupun meninggal. Saat itu, aku, Ninis dan Bunda sedang menginap di rumahnya Om Haris yang di Bogor. Bunda di telfon oleh kakak perempuannya ayah. Bunda bilang dia sedang tugas kantor. Aku dan Ninis diajak.
Pas Bunda memberitahu aku tentang Ayah, jujur aku bingung sama perasaanku. Di luar dari aku sedih karena harus kehilangan Ayah kandungku, aku juga gak bisa bohong dengan perasaanku, kalau sekarang ini, aku ingin sekali memiliki figur ayah seperti Om Haris.
2356Please respect copyright.PENANAf3yxOM9jTX
“Terus kita pulang sekarang Bun?” tanyaku kepada Bunda. Bunda tersenyum. Lalu dia mengajakku ke pinggir kolam renang. Iya, kebetulan pagi ini kami sedang berenang. Aku memakai bikini yang dibelikan oleh Om Haris yang senada dengan bikininya Bunda.
“Sambil menyulut sebatang rokok, Bunda berkata, “Iya Vina.. nanti kita pulang agak siangan ya.. pokoknya setelah jenazah Ayah sudah sampai rumah dan rapih, kita langsung pulang ke rumah. Bunda tahu kamu sedih.. Bunda juga kayaknya sedih kok. Tapi jangan sampai kesedihan kita merusak suasana, dan jangan bikin Om Haris Bete ya sayang… kasian dia kalo kita cuekin.. dia udah baik banget kan sama kamu dan Ninis.”
Iya, aku setuju dengan pendapat Bunda. Setelah kami selesai ngobrol, Bunda menelfon kakaknya Ayah, sementara aku kembali menyusul Om Haris dan Ninis di kolam renang. Dan tak lama setelah itu, Bunda juga ikut bergabung dengan kami.
“Kenapa sayang? Kamu ditelfon siapa tadi?” tanya Om Haris.
Bunda tersenyum. “Dapet kabar.. Dodi meninggal..” ujarnya datar sekali, sambil pelan-pelan masuk ke kolam renang dengan gaya yang anggun tapi seksi sekali.
2356Please respect copyright.PENANAAmmVE3WLGK
Om Haris membantu Bunda turun ke kolam sambil merengkuh pinggang dan pinggul Bunda. “Kamu sedih dong?” tanya Om Haris seperti menggoda Bunda.
“Uuuuhh…. Sediiih bingiitttzz… hihihihi..” Jawab Bunda manja sambil memeluk mesra Om Haris. Mereka berdua tertawa. Aku jadi ikut tertawa melihat betapa genitnya Bunda ke Om Haris. Dan disaat itulah aku seperti menyadari bahwa Om Haris sangat menyayangi Bunda. Dan dengan kesadaran itu, aku seperti meyakinkan diriku sendiri, seandainya Bunda adalah istri Om Haris, dia pasti juga akan menyayangi aku dan Ninis. Aku lalu menghampiri mereka untuk ikut minta dipeluk. Bunda dan Om Haris memelukku dengan sayaaang sekalii.. tiba-tiba, Bunda melepaskan bikini piece yang menutupi buah dadanya yang ranum itu.
Melihat hal itu, dengan spontan akupun melepas penutup payudaraku sendiri yang mulai tumbuh besar. Kemudian Om Haris sambil tersenyum lebar, meremas dengan lembut payudara kiri Bunda, lalu meremas buah dadaku yang kanan dengan lembut dan sayang.. lalu dia mengajak kita semua melepas pakaian renang kita. Jadilah kami melanjutkan acara berenang kami dengan telanjang bulat.. termasuk Ninis.
2356Please respect copyright.PENANAhFuDHSmb7P
Setelah selesai berenang, kami berempat mandi bareng dibawah pancuran luar di samping kolam. Sambil bercanda, kami saling menyabuni dan membilas tubuh kami. Setelah selesai mandi, Bunda meminta tolong aku untuk membawa Ninis masuk ke dalam kamar, untuk sekalian aku berpakaian. “Vin.. Bunda kan sedang sedih nih ditinggal ayahmu untuk selamanya. Bunda lagi pengen dihibur sama Om Haris. Bunda mau ngewe dulu ya sayang disini.. sebentaarr ajaa… pleaaaseee… boleh yaa..” begitu kata Bunda. Aku tersenyum.. aku tau kalau Bunda memang sedih. Dan aku memaklumi bahwa orang sebaik Om Haris pasti akan menghibur Bunda.. yaaa.. mungkin caranya adalah dengan ya itu tadi… ngewe, kalo kata Bunda. Dan sebelum aku masuk lagi ke dalam rumah, aku melihat Om Haris sedang menyiumi dan menjilati memeknya Bunda. Baik sekali Om Haris.
Dan ketika akhirnya Om Haris memasukkan kontolnya kedalam memek Bunda yang sedang nungging, akupun masuk ke kamar untuk berpakaian. Sambil menggendong Ninis, aku tersenyum. Di dalam hatiku aku membatin. Betapa senangnya aku dan Ninis memiliki sosok ayah seperti Om Haris.
2 jam setelah itu, Kami sewa grab untuk pulang. Om Haris sedikit berbincang dengan Bunda sebelum Grab datang. Aku gak tau apa pembicaraan Bundaku dengan Om Haris, tapi yang jelas, Bunda bilang ke aku, kalau keadaannya sudah oke, Om Haris tadi bilang kalau dia sudah siap jadi suaminya Bunda dalam waktu yang gak lama.
2356Please respect copyright.PENANA35tGCcnN9F
Kami sampai dirumah sekitar 5 menitan sebelum Jenazah ayah datang. Sambil menangis tersedu-sedu, Bunda bilang nggak mau ikut ke makam, gak kuat.. terlalu sedih katanya. Setelah acara pemakaman selesai, dan kami semua sampai dirumah, Bunda nggak ada. Tapi ada Eyang. Aku tanya Bunda kemana, kata Eyang, Bunda baru aja pergi di jemput Om Haris.. ada yang harus diselesaikan, katanya.. Ninis diajak. Tapi nanti sore, Tante Ira mau jemput aku dan Eyang, ke sebuah restoran untuk makan malam bersama.
2356Please respect copyright.PENANA3o1IS7PCo0
2356Please respect copyright.PENANArg6WIvgQyt
2356Please respect copyright.PENANAalvGtMn8Vy
Seminggu setelah Ayah nggak ada..
Saat itu aku baru saja pulang sekolah. Pas aku sampai di rumah, aku langsung ke kamarnya Bunda. Saat itu, Bunda hanya memakai g-string tanpa pakai BH.. dia menutup tubuhnya dengan kimono mandi yang gak di ikat. Lalu, tak lama setelah aku menggeser Ninis yang sedang tidur, aku duduk di sampingnya. Bunda langsung memelukku seraya mengecup kepalaku sambil tersenyum.
“Kenapa sayang?” tanya Bunda sambil mengelus-elus rambutku. “Kok wajahmu cembetut gitu? Kamu masih sedih ditinggal Ayah?” lanjutnya sambil tersenyum bijak. Jujur Aku nggak tahu sama perasaanku sendiri. Jadinya aku gak menjawab pertanyaan Bunda.
“Jangan sedih kelamaan ya sayang..” kata Bunda Lagi. “Kan masih ada Bunda.. ada Ninis.. dan.. hmmmm… ada Om Haris juga. Dia bilang, kalo dia mau banget jadi Ayah kamu yang baru.. yaaaa.. otomatis, Bunda jadi punya Suami lagi. Iya kan?” ujarnya sambil tersenyum.
“Iya Bun..” jawabku singkat.
“Kamu seneng nggak kalo Om Haris menikahi Bunda dan jadi Ayah kamu?”
Aku bener-bener sudah nggak bisa berbohong sama perasaanku sendiri. “Iya.. aku mau kalo Om Haris jadi Ayah baru aku..” kataku sambil tersenyum.
“Beneran? Hehehehe… gitu dong.. ini baru bener-bener anak Bunda.”
“Iya Bun.. Mhhh.. Bun.. aku mau tanya.. boleh?”
“Tanya apa sayang?”
Aku menghela nafas sebentar sebelum mulai berbicara lagi sama Bunda. “Sebenernya, Bunda lebih sayang sama Ayah atau sama Om Haris? Jawaban apapun, aku gak akan marah kok bun.. tapi Bunda jujur yaa..”
Bunda menyilangkan kakinya sambil menyulut sebatang rokok sebelum menjawabku. “Fiuuhh… jadi gini sayaang.. kalo ditanya Bunda sayang sama Ayah atau enggak, Bunda pasti jawab, SA.. YANG.. Tapi pemikiran Bunda kan bukan hanya itu aja teh.. Bunda udah lama berfikir.. kok kayaknya kepingin.. dan harus bisa mendapatkan yang lebih dari Ayahmu.
Apapun itu yaa… Dan herannya, Awloh ngasih Bunda jalan. Jalannya apa? Jauh-jauh hari sebelum Ayahmu nggak ada, Bunda dipertemukan sama Om Haris. Pokoknya intinya, Bunda bisa mendapatkan semua yang Bunda mau, dari Om Haris. Kamu taulah apa yang Bunda maksud..” jelasnya sambil tersenyum.
Lalu dia melanjutkan kata-katanya lagi, “Jadi gini.. rasa apapun yang Bunda punya buat Ayah kamu, Om Haris bisa melipat gandakannya buat Bunda. Suatu saat kamu pasti ngerti.. Yang kamu perlu tahu sekarang adalah… Mmmhh.. Bunda pernah sayang sama Ayah kamu, tapi sekarang, Bunda jauuuuh lebih sayang sama Om Haris.
Dan Bunda harap, kamu juga bisa sayang sama Om Haris dan menganggapnya sebagai ayah kandung kamu yaa.. Karena apa? Karena dia yang akan menggantikan Ayah kamu yang sudah meninggal itu… Om Haris adalah laki-laki tulen, laki-laki sejati.. figur yang sangat cocok buat jadi suami Bunda.. dan Ayah yang membanggakan buat Kamu dan Ninis.. ok sayang?”
“Bunda bukannya mau membanding-bandingkan ya sayang.. tapi kamu perlu tahu.. kamu harus ngerti. Ayahmu dan Om Haris adalah 2 tipe lelaki yang berbeda. Kalo sama ayahmu dulu, Bunda ‘nggak bisa jadi diri Bunda’ .. kalo dengan Om Haris, Bunda bisa bebas melakukan apapun, bahkan bisa memakai baju apa saja yang Bunda mau. Dan satu lagi.. ketika Bunda make love sama Om Haris, Bunda bisa meng-explore anything.. dengan ayahmu.. hmmm.. no way.. ayahmu terlalu kolot. Kuno.. bahkan Bunda pernah disuruh berjilbab ketika dengan ayahmu.. Bunda nggak suka. Walaupuunn… hmmm… Om Haris senang kalau Bunda berjilbab saat kita lagi beginian… hahahaha….” Kata bunda sambil dia menyelipkan jempol tangan kanannya di sela jari telunjuk dan jari tengahnya. Aku ikut tersenyum. “Ya kamu udah sering lihat Bunda ML kan sama Om Haris…”
2356Please respect copyright.PENANA9COkMy0IaC
Aku memahami kata-kata Bunda. Tapi ada satu pertanyaan yang masih mengganjal. Dan aku akan menanyakan langsung pada Bundaku ini. “1 lagi Bun..”
“Apa sayang?”
“Mmmhhh… aku langsung aja ya.. Ninis anak dari Ayah atau Om Haris?”
Bunda malah tertawa lebar. “Hehehehe… tebak dong..”
Aku sudah gak mau berbasa-basi. “Om Haris ya Bun?”
Bunda memelukku erat sekali. Lalu dia berbisik ke telingaku. “Iya sayang.. Ninis adalah hasil dari hubungan Bunda dan Om Haris.. Ninis adalah bukti cinta Om Haris ke Bunda. Karena apa? Karena Bunda saat itu sudah nggak mau diajak ML sama ayahmu lamaaa sekali…”
“Kenapa Bun?”
“Sebab utamanya kamu gak perlu tau ya sayang… tapi nanti suatu saat Bunda pasti cerita, intinya, saat itu Ayahmu mengecewakan Bunda. Bunda nggak benci, tapi Bunda menahan diri untuk nggak mau disetubuhi Ayahmu.”
“Bunda sudah berhubungan sama Om Haris waktu itu?”
“Belum.. tapi itu adalah awal dari Bunda membuka diri dan hati Bunda untuk Om Haris.”
“Dan membuka itunya Bunda? Hihihihihi….” Tanyaku lagi sambil menunjuk kemaluan Bundaku yang tercetak jelas sekali dibalik celana dalam mungilnya.
2356Please respect copyright.PENANA0B8kxW5QjG
“Hahahahaha… kamu iiihhh… nanyanya kenapa gitu…? Tapi belum sayang… Belum sampai kesini.” Jawab Bunda sambil mengelus selangkangannya. “Bunda temenan akrab dan intim dulu sampai 2 bulan, baru Bunda ikhlas membuka memek Bunda untuk dimasukin kontolnya Om Haris.. hahahaha..”
“Sampai akhirnya Bunda hamil Ninis, itu berapa lama?”
“Sekitar 1 tahun kami pacaran.. terus Bunda minta dihamilin sama Om Haris.”
“Siapa aja yang tahu hubungan Bunda?”
“Hmm.. Eyang sama Tante Ira..”
“Hmm.. dan Ayah nggak tahu?”
“Awalnya dia nggak tahu… tapi.. hmmm… kamu jangan marah ya sama Bunda..” Aku menggeleng. “Hmmm… inget tahun lalu, pertama kali ayah kena serangan jantung? Itu nggak lama setelah ayahmu tahu kalo Ninis bukan dari dia. Sejak saat itu, kamu liat perubahan sikap Ayah ke Ninis kan?” Aku mengangguk. Lalu Bunda melanjutkan ceritanya. “Makanya Bunda jadi hilang respect sana Ayahmu.. Iya Bunda sayang.. tapi Bunda sudah gak bisa menganggap ayahmu sebagai Suami Bunda. Paham kan maksud Bunda?”
Kembali aku mengangguk. “Berarti Om Haris adalah jawaban Awloh ya Bunda..” Bundaku mengangguk sambil tersenyum. Dia kembali menyulut rokok.
2356Please respect copyright.PENANAOs6fVctYLK
“Gini Vina.. Bunda adalah yang jawaban Awloh buat Om Haris. Karena Bundalah yang bisa menggantikan posisi istrinya yang lumpuh itu. Tapi Bagi Bunda, Om Haris adalah anugerah Awloh.. karena apa? Selain secara ekonomi, dia jauh melebihi ayahmu, dia juga ayahnya Ninis.. dan sekarang dia akan jadi ayah yang jauh lebih hebat buat kamu.. dan.. hmmm… 1 lagi.. selain dia kaya, ganteng, bodynya bagus, terpandang, tinggi besar.. hmmm…”
Iya aku tahu Buuunnnnn….” Potongku sambil tersenyum lebar. Karena aku bener-bener paham maksud bundaku itu.
“Apa?”
“Hihihihi…. Ngomongnya bareng-bareng yuuukkk….”
“Hihihi…. Oke..” Lalu kami saling berbisik. “1.. 2.. 3…”
“Kontolnya gede!” bisik kami bareng-bareng sambil tertawa terbahak-bahak.
“Hehehehe…. Kamu tuuuhhhh….. pinter banget siihhh.. Nah, Sekarang Bunda yang mau tanya sama kamu.”
“Apa?”
“Kamu senang punya calon ayah baru yang kontolnya besar?”
“Banget! Jawabku singkat. Tapi tak urung aku bertanya. “Bun… kapan-kapan, bunda mau ajarin aku ML?”
Bunda tersenyum lebar. “Ya boleh dong sayaaanggg…. Om Haris pasti mau kok ngajarin kamu.. kapan-kapan kalo kamu udah bisa, kita ML bertiga ya sayang?”
2356Please respect copyright.PENANABQaCPpcYAT
Entah kenapa, aku lega mendengar jawaban Bundaku. Aku memeluknya erat, seraya berbisik, “Aku sayang sama Bunda dan Om Haris..”
Bunda tersenyum. “Sayang, sebenernya, kita mau diajak tinggal bareng sama Om Haris. Dia sudah beli rumah buat kita. Jadi kita akan jual rumah ini. Ok?” Aku mengangguk setuju dengan rencana itu.
“Ada poolnya gak Bun?”
“Ya ada dong sayang.. Om Haris beli rumah yang ada poolnya supaya kita bisa Skinny Deep tiap hari.. hihihihihi….”
“Om Haris seneng ya ngeliat Bunda telanjang? Hehehehehe…”
“Iya doonggg… pastinya! Dan Om Haris ternyata juga seneng liat kamu telanjang… kata dia, memek kamu dan memeknya Bunda itu sama-sama ngemesin.. kapan-kapan dia mau videoin kita lagi berenang bugil. Kita ber-empat, sama Ninis juga.. terus dia mau nyobain memekmu juga.. Gimana sayang? Boleh nggak”
Aku mengangguk-angguk senang. “Boleh Bun… aku mau banget!”
“Dan Bunda juga mau diajak nikah sama Om Haris beberapa bulan ke depan, setelah dia menceraikan istrinya. Bunda pikir gak perlu lah ya nunggu masa idah..”
“Loh emang kenapa Bun buru-buru?”
Bunda tertawa kecil seraya berbisik kepadaku. “Karenaaa… Bunda udah gak tahan pingin dikawinin sama Om Haris.. hahahah….” Katanya dengan nada di genit-genitkan.
Aku tertawa mendengar Bunda berkata seperti itu.. “Iiihh.. Bundaaa.. udah kebelet ya?”
“Iya Teteehhh….” Ujarnya. “Sejak Ayahmu masih hidup bahkan… hihihhiii..”
“Untung Ayah meninggal ya Bun..”
Bunda memperhatikan wajahku sedemkian rupa sambil tersenyum bahagia seraya menganggukkan kepalanya. “Iya sayang… Intinya, Bunda berkorban banyak supaya bisa mendapatkan Ayah baru buat kamu dan Ninis. Dan Alhamdulilahnya.. Bunda dapet yang jaauuhhh.. lebih hebat dari Ayahmu.”
Tak kuasa aku menahan rasa bahagia ini. Dengan cepat, Aku bisa melupakan ayahku yang baru saja meninggal, karena dalam waktu dekat, aku bakalan punya Ayah dan rumah baru. Om Haris memang sempurna. Tamat2356Please respect copyright.PENANAe1wLx0HjIO