Setelah berfikir keras, aku akhirnya memutuskan untuk tetap melakukan semua rencanaku, dan janjian bertemu dengan Angga jam 4 sore nanti dirumah. Dia akan pulang cepat katanya. Gelisah sekali aku seharian ini. Aku berusaha menjaga Visya supaya nggak keceplosan cerita dengan ibuku. Dan akhirnya setelah semua urusanku selesai, aku buru-buru pulang kerumah dengan alasan ke ibuku, aku mau merenung. Aku hanya berdiam diri saja dirumah, sambil menunggu Angga untuk datang sore nanti sepulangnya dia dari kantor.
3488Please respect copyright.PENANA1gJ9fkD1RG
Jam 5 sore, Angga sudah ada di depan pintu rumahku. Karena aku belum lama bangun dari tidur siangku, maka setelah membukakan pintu rumah, aku langsung mengajak Angga untuk ngobrol sebentar di kamarku. Saat itu, aku hanya memakai lingerie tipis saja, ya masih pakai celana dalam siih.. walaupun nggak pakai beha.. abis mau gimana.. sepulang dari urusanku tadi siang, aku males banget ganti baju, ya sudah, apa adanya aja.... Lalu aku memeluknya erat sambil mengulum bibirnya. Setelah itu, aku minta izin sebentar untuk memastikan anakku tidak keluar kamar, lalu balik lagi ke kamarku.
“Kamu mau ngopi nggak?” tanyaku pada Angga yang sekarang terlihat agak tegang.
“Nggak.. Ada apa sih, Nad?” tanyanya.
Sambil duduk di kasur, aku menceritakan kejadian dan obrolan aku dan Visya tadi pagi. Angga kaget bukan kepalang.
“Terus gimana?” tanyanya, “..dia ngeliat kita ngewe?”
Aku menggeleng, “Aku nggak tau, tapi mudah-mudahan enggak. Kayaknya dia ngeliat kita setelah selesai.. pas kita lagi pakai baju..”
“Hmm.. Berarti dia melihat kita telanjang?”
“Sepertinya iya.. Mana kita ciuman lama banget di depan pintu..”
Angga terdiam agak lama, dan tanpa diduga, dia memintaku untuk memanggil Visya.. “Hmm.. panggil anaknya kesini..”
“Buat apa?” tanyaku bingung.
“Aku harus menjelaskan sesuatu pada Visya. Supaya dia mengerti keadaan kita tadi pagi. Sekedar meyakinkannya untuk tidak menceritakan hal itu pada orang lain.” Jawabnya.
Setelah ber-nego dengan Angga untuk bicara dengan Visya di ruang TV, aku segera beranjak menuju kamar Visya untuk mengajaknya ke ruang keluarga, sementara Angga segera berjalan dan menunggu di ruang keluarga.
3488Please respect copyright.PENANAMUkdlDvpiG
Aku nggak tahu apa yang akan Angga lakukan, namun aku punya keyakinan kalau dia bisa menyelesaikan masalah ini. Lalu dengan langkah mantap, aku masuk ke kamarnya Visya dan memanggilnya. Setelah dia keluar kamar, Aku menggandengnya ke ruang tv, dimana Angga sedang menunggu.
“Hallo Visya..” sambut Angga dengan riang, “..selamat sore sayang. Anaknya Bunda Nadya sudah mandi belum?”
“Belum, Om.” Sahut Visya sambil menghampiri Angga. Lalu dengan sigap, Angga mengangkat Visya dan memangkunya dengan posisi menghadap Angga.
“Kenapa belum mandi sayang?”
“Aku mandinya sama Bunda aja..” jawab Visya sambil menunjuk kearahku. Aku tersenyum kecut ketika aku duduk disamping Angga. Aku gelisah tingkat tinggi dengan apa yang akan terjadi.
Lalu Angga bertanya lagi kepada Visya, “Nak.. kata Bunda, tadi pagi kamu ngeliat Om Angga sama Bunda lagi pakai baju ya?” tanyanya tenang sambil menyulut sebatang rokok.
“Iya Om..” jawab Visya.
“Hmm.. begini ya nak, Om Angga mau cerita.. tadi malam Om Angga kan bobo di rumahnya Visya. Terus.. Om Angga bobo sama Bunda.. terus..”
“Ngga.. Please, don’t..” potongku. Namun Angga menatapku sedemikian rupa dan memintaku untuk tetap tenang dan diam. Lalu aku berusaha menenangkan diri dengan ikut menyulut sebatang rokok juga. Aku tegang.
“I’m not gonna tell her everything, love.. Aku cuma akan menceritakan hal-hal yang dia bisa nalar. Kamu jangan panik ya sayang..” lanjutnya sambil menggenggam tanganku.
3488Please respect copyright.PENANAWrb2uv4epu
Lalu dia kembali berbicara pada Visya, “Om Lanjutin yaa..” Visya mengangguk. “Naahh.. semalam kan Om Angga bobo sama Bundanya Visya. Terus pas bobo, nggak tahunya diluar hujan gede. Om kebangun, karena Om lupa masukin sepatu Om, dan Bunda lupa masukin jemuran. Akhirnya, Om sama Bunda kehujanan, terus bajunya Om Angga sama Bunda jadi basah deehh..”
Aku menunduk sambil tersenyum kecut mendengar cerita bohong Angga.
“..terus?” tanya Visya.
“Yaa.. kan baju Om sama Bunda basah. Terus dijemur.” Lanjut Angga.
“Terus.. emang Bunda sama Om Angga bobonya nggak pakai baju?” sahut Visya yang dijawab Angga dengan anggukan dan senyuman. “Emang nggak dingin?” lanjut Visya.
Namun baru saja Angga akan membuka mulut untuk menjawab Visya, aku sadar.. aku merasa ini adalah saatnya aku harus berkolaborasi dengan bapak ini untuk meyakinkan anakku, bahwa cerita bohong yang disampaikannya adalah benar adanya.
3488Please respect copyright.PENANA16ldax14c8
Setelah menghembuskan asap rokok dan mematikannya di asbak, aku berkata pada Visya; “Ya enggak Nak..” sahutku. Seketika, Angga menoleh ke arahku dan tersenyum. Aku tahu dia sadar kalau aku siap menjadi partnernya berbohong. “..kan Bunda sama Om Angga bobonya pakai selimut.” Lanjutku, “..terus didalam selimut, Bunda dikelonin Om Angga. Jadi Bunda sama Om Angga nggak kedinginan. Kayak Bunda ngelonin kamuu...”
“Oo.. gitu..” ujar Visya dengan polosnya.
“Iya..” sahutku. “Nah.. pas udah pagi, Bunda sama Om Angga bangun bobo, terus pakai baju deh. Nah, pas Bunda sama Om Angga lagi pakai baju, kamu bangun terus ngeliat Bunda sama Om ya?”
“Nggak..” Jawab Visya.
Aku dan Angga sama-sama kaget mendengar Visya bicara seperti itu. “Terus kamu liatnya pas Bunda lagi apa, nak?” tanyaku panik.
Dan dengan bahasa kanak-kanaknya, Visya bercerita dengan lancar. Aku dan Angga mencoba mencerna dan menyusun timeline ceritanya. Jadi kami menyimpulkan, bahwa Visya mulai melihat kami, ketika Angga sedang mengeluarkan batangannya dari dalam vaginaku. Bahkan kami yakin kalau Visya melihat aku mengulum zakar Angga dan membersihkannya dengan celana dalamnya, lalu mencium celana dalam itu. Dan kami paling yakin, kalau Visya melihat kami berpelukan sambil french kissing.
Akhirnya, dengan kesadaran seperti itu, aku melanjutkan cerita bohongku kepada Visya. “Iya nak.. Semalam, Om Angga bobonya ngompol. Makanya Bunda bersihin pakai celana dalamnya Om Angga. Pas Bunda cium.. celananya bau pesing. Makanya Om Angga pulang nggak pakai celana dalam. Soalnya celana dalamnya mau Bunda cuci dulu.”
“Emang kalau Om Angga pipis, keluarnya darimana, bun?” tanya Visya.
Mendengar pertanyaan polosnya, mau nggak mau, aku dan Angga tertawa. Lalu Aku angkat bicara, “Hmm.. kalau Visya pipisnya keluar darimana?”
Visya tersenyum sambil menyingkap baju tidur dan menurunkan sedikit celana dalamnya, lalu menunjuk selangkangan mungilnya.
“Naahh... Visya kan anak cewek, jadi pipisnya pakai itu. Pakai yang kayak punya kamu. Kalau Om Angga kan anak cowok, pipisnya nggak pakai itu..” sahut Angga.
Aku tersenyum mendengar obrolan ngawur ini. Namun aku pikir ini sudah kepalang tanggung. Makanya aku ikuti saja kemana arah pembicaraan ini. Namun sebersit pikiran nakal timbul, bahwa perbincangan ini akan berakhir dengan kita bertiga mandi bareng. Aku sedikit tersenyum memikirkan prospek nakal namun sexy itu.
“Teruss.. pipisnya pakai apa Om?” tanya Visya setengah memaksa dan langsung membuyarkan lamunan nakalku barusan. Aku lihat Angga agak kewalahan untuk menjawab.
Akhirnya aku yang ber-inisiatif untuk menjawab pertanyaan Visya, sambil bangkit dari sofa. “Nih.. Bunda aja yang ngasih tahu ya, nak.. biar kamu ngerti.” ujarku, “..karena Visya sama Bunda anak cewek, makanya kita kalau pipis harus jongkok kan..?” Aku lihat Visya mengangguk-angguk. Lalu aku melanjutkan lagi.. “..soalnya, kita kan air pipisnya keluar dari sini..” sambil aku dengan nekatnya melepas celana dalamku. Otomatis meki sempitku langsung terlihat oleh mereka berdua.
Angga tersenyum nakal melihat kelakuanku, seraya membimbingku duduk lagi dan langsung merangkulkan tangannya di pinggangku dari belakang, dan menarik tubuhku dengan lembut agar merapat ke tubuhnya.
“Tempat keluar pipisnya Bunda sama Visya namanya..” Aku sengaja berhenti sebentar disini untuk melihat reaksi Angga. Setelah kulihat Angga tersenyum tipis, aku segera ingin melanjutkan penjelasanku ke Visya. Namun dengan nada tegas, tiba-tiba Angga berbicara..
“Me..mek..!!” ujarnya, sambil tangan kanannya meremas dengan gemas memekku. Aku tertawa terbahak-bahak mendengarnya.. sambil menahan geli di selangkanganku karena ulah tangan si Angga..
“Oooo.. memeek… Kalo anak cowok?” tanya Visya.
“Kalau anak cowok beda-beda namanya, nak..“ Ujarku menjawab Visya. “Kalau punya Abang Rizky, namanya peler, soalnya bentuknya belum besar. Nahh.. kalau punya Om Angga namanya.. Kon..tol” Kataku tegas, sambil gantian meremas genit kontolnya Angga. “..karena bentuknya bisa jadi panjang, besar dan keras.. ehh.. kontolnya Om Angga itu bisa bikin enak memeknya Bunda juga lho nak..”
“Kalau punya suamimu? Kasih tau Visya dong..” goda Angga setengah berbisik.
Aku tersenyum. Dan sambil pura-pura marah, aku berbisik; “Suami? Bekasku kalii...”
“Ya apalah... punyanya si babi ngepet itu apa namanya?”
Lalu seakan-akan aku meneruskan penjelasanku ke Visya, sambil tertawa genit, aku menjawab pertanyaan Angga, “Mmh.. kalau punya Ayahnya Visya, nggak sebesar kontolnya Om Angga, nak.. Punya ayah kamu namanya titit, soalnya keciiiiil banget! Kata Om Angga semalem, kayak tusuk gigi... hahaha....”
“Hahahaha.... YESS...!!” sahut Angga dengan riangnya.
Aku tertawa melihat kelakuan Angga. Lalu secara spontan, aku memeluk lengan kanan Angga sambil melumat bibirnya didepan Visya. Aku seperti sudah nggak perduli lagi kalaupun Visya harus melihat memek Bundanya di ewe sama kontolnya lelaki nakal ini.
Namun tiba-tiba, Visya menanyakan sesuatu yang membuat aku dan Angga berfikir keras untuk membuat cerita bohong lagi. Pertanyaan singkat, dan polos kekanak-kanakan, namun harus dijawab dengan hati-hati. Karena aku yakin, didalam benak kecilnya, Visya sebenarnya bingung dengan keberadaan Angga di rumah kami.
“Kok Bunda sekarang bobonya sama Om Angga? Kok nggak sama Ayah lagi?”
Setelah menyusun kata-kata, aku menjawab.. “Ayahnya Visya udah nggak mau nemenin Bunda sama Visya lagi. Ayahnya Visya jahat sama kita.. Kan kamu ngeliat waktu ada pak polisi yang dateng jemput ayah..” aku nggak sanggup meneruskan.
Angga dengan sigap langsung melanjutkan ceritaku, “Iya nak.. makanya kamu tahu kan Bunda sudah lama bobo sendiri, cuma sama kamu. Dulu kan Visya bobonya dikelonin sama Bunda, sama Ayah. Nah.. mulai sekarang, Om Angga yang akan nemenin kalian bobo.. dan ngelonin Bunda. Cuma kamu harus tahu, ya nak.. biar kamu nggak kaget lagi.. Om Angga kalau lagi bobo berdua sama Bunda, kadang-kadang suka nggak pakai baju.”
“Emang kenapa nggak pakai baju Om?” tanya Visya.
Aku tersenyum mendengar pertanyaan Visya. “Yaa.. kan Bunda sama Om Angga sudah besar.. itu namanya sudah pa.. ca.. ran.. jadi bobonya boleh gak pakai baju..”
Aku melihat Visya makin bingung mendengar jawabanku, “Iyaa.. Tapi kenapa bobonya harus nggak pakai baju Bun..?”
“Mmh.. Visya kalo dingin kan dikelonin Bunda, nah kalau Bunda kedinginan dikelonin Om Angga kan?“ Visya mengangguk. “..Yaa.. Bunda sama Om Angga kalau bobo nggak pakai baju, biar gampang kalo kontolnya Om Angga kedinginan, biar dikelonin sama memeknya Bunda..” timpalku asal sambil tertawa dan melirik pada Angga yang juga ikut tertawa.
“Oooo...” sahut Visya, “..tapi besok-besok, Om Angga kalau bobo jangan ngompol lagi ya.. kasian Bunda aku, nyuci celananya Om Angga terus.” Lanjutnya lugu.
Aku dan Angga tertawa mendengar omongan Visya. “Iyaa.. Om Angga gak akan ngompol lagi deehhh... janji!!”
3488Please respect copyright.PENANAeFmKRyInJq
Aku tertawa genit mendengar omongan Angga. Namun ada getaran aneh yang nikmat di arah selangkanganku. Lalu aku berbisik pada Angga sembari meremas gundukan besar daging di arah selangkangannya, “Ngobrol beginian, kok Bunda jadi sange ya Om.. Kontolnya Om udah ngaceng belom? Ngewe yuk….”
Angga tersenyum seraya menggeleng.. “Itu tugasnya Bunda.. Bunda yang harus bikin kontol Om jadi ngaceng kalau memeknya mau di ewe.. hehehehe.....” lalu mengecup bibirku.
Kami merasa lega dengan keadaan ini. Setelah memastikan kalau Visya nggak akan cerita pada siapapun, aku mengajaknya mandi. “Ayo nak.. kita mandi. Sudah sore.. kita mau diajak jalan-jalan sama Om Angga.” Kataku sambil menggendong Visya.
“Kita mandi berdua bun? Om Angga nggak?” tanya Visya.
“Iya.. kita berdua aja, soalnya Om Angga mau pulang. Tapi sebelum pulang, tungguin Bunda sama Visya mandi dulu yaa Om..” kataku pada Angga. Lalu aku dan Visya bergandengan tangan melangkah ke kamar mandi.
Namun karena aku baru teringat sesuatu. Aku kembali ke kamarku untuk mengambil surat ceraiku, untuk kemudian memperlihatkannya kepada Angga, “I’m free now, babe..” sambil tersenyum nakal. Lalu dengan gaya genit, seraya menggeol-geolkan pinggul seksiku, aku melangkah kembali menuju kamar mandi seraya menantang Angga, “Wanna fuck memek pacarnya gak Om? Bikin ngaceng aja dulu kontolnya.. hahahaha..”
Setelah sampai di kamar mandi, aku membuka bajunya Visya, namun pas aku mau menutup pintu, Angga yang ternyata menyusul kami, menahan tanganku.
“Jangan ditutup.. I want to see you taking a bath.. then maybe fucking you here..”
Aku tersenyum, “Om mau lihat kita mandi? bowleeyy… 😊 Tapi di fuck-nyajangan di disini dong Om.. kan ada anaknya.. pamalik.. nanti dia malah ngerti lho.. hihihi..”
“Well.. we’ll see.. but at least, aku mau foto kamu telanjang sama anakmu.. ok dear?”
Aku cuma bisa pasrah, dan mulai melepas beha secara perlahan dan kembali bugil dihadapan Angga.. namun kali ini ada Visya bersamaku. Dan herannya, aku tidak merasa jengah atau malu. Aku malah merasa bangga bisa memamerkan keindahan tubuhku pada lelaki yang bukan suamiku ini didepan anakku. Dan menyadari hal ini, aku malah sedikit menggodanya dengan kembali memperlihatkan kedua buah dadaku yang besar, padat dan ranum ini. Terus kemudian membelakangi Angga dan mulai melepas celana dalamku sambil menggeol-geolkan bongkahan pantatku dengan erotis. Angga terkekeh nakal melihat ketelanjanganku. Dan dia merekam semua hal barusan dengan Hpnya. Aku yakin dia sudah horny berat.. hmm.. sama siihh... hihihihi...
3488Please respect copyright.PENANAyqR4gwBoD0
“Kok pintunya nggak ditutup Bun?” tanya Visya.
“Nggak apapa ya nak..” kataku manja dengan sedikit mendesah, “Om Angga mau lihat kita mandi. Katanya, Om Angga pengen foto memek kamu sama memeknya Bunda..”
Aku lihat Angga tersenyum. “Beb.. buka memekmu dong... sekalian ajarin Visya..”
“Hehehe... siap Ooomm..” Jawabku sambil mengajak dan mengajari Visya mengikuti gerakanku. Angga kembali terkekeh melihat aku dan anakku meregangkan memek-memek mungil kami dengan jari-jari kami, dan memfoto kami berdua.
Jujur saja, birahiku perlahan mulai naik. Kemudian aku bilang ke Visya, “Nak.. Om Angga semalem bilang, kalau memeknya bunda baguuusss banget. Sekarang Om Angga penasaran pingin lihat memek kamu, nak.. makanya dia mau foto. Di buka lebar ya sayaangg... iya gitu.. pinter.. Oh.. Dan Om Angga mau cerita sesuatu lagi ke kamu..”
“Cerita apa, om?” tanya Visya lagi.
Tanpa aku duga, tiba-tiba Angga melepas kemeja dan celananya. Dan masuk kedalam kamar mandi hanya dengan mengenakan celana dalamnya saja. Walaupun ada Visya, Aku memang nggak akan protes dengan tindakannya itu. Namun jujur saja, kamar mandi ini tidak terlampau besar, sehingga kamar 2x2m ini jadi terasa agak sempit.
Lalu Angga berlutut didepan Visya. Otomatis, wajahnya langsung sejajar dengan vagina tanpa buluku. “Naahh.. sekarang, Om Angga mau melanjutkan cerita Om yang tadi.”
3488Please respect copyright.PENANAmTfsbXx1V2
3488Please respect copyright.PENANAyIRzz1jylt
3488Please respect copyright.PENANAAHncztThzB
Visya tersenyum sambil mengangguk-angguk, “Iya Oomm..” Lalu Angga memintaku untuk menuruti saja semua perintahnya. Dan setelah dia menciumi vaginaku, dia memintaku duduk di atas toilet. Aku merasa a little bitexcited dengan apa yang akan Angga lakukan terhadap tubuh dan memekku di depan anakku...
“Nah.. Visya. Kamu sudah tau kan ini namanya apa?” kata Angga sambil meraba vaginaku. Visya mengangguk. “Ini memeknya Bunda. Karena Bunda adalah pacar Om, makanya boleh Om apain aja.. Nah, kalau anak perempuan, pipisnya keluar dari sini.” Lanjut Angga seraya membuka bibir memekku dan mengecupnya dengan lembut.
“Iya..” kata Visya, “..aku sudah tahuuu.. kan sama kayak akuu.. Kalo anak laki?”
Ini momennya, pikirku. Benar saja. Angga berdiri dan akhirnya melepas celana dalamnya. Aku dan anakku disuguhkan pemandangan indah yang hanya bisa dimengerti olehku dan memekku. Benda panjang yang menggantung itu telah menunjukkan kualitasnya semalaman tadi. Dan tidak ada 24 jam kemudian, aku dihempaskan pada kenyataan bahwa aku menginginkan benda panjang itu mengeras dan merangsak keluar masuk vaginaku lagi.. persetan, walaupun kali ini di depan anakku..
“Jadi begini nak..” lanjut Angga sambil kembali berjongkok menghadap Visya. Lalu Angga menyuruhku berdiri dan menungging, membelakangi dirinya dan Visya.
Kini memek dan lobang pantatku berhadapan dengan wajah anakku dan tetanggaku ini, “..kalau anak perempuan kayak kamu, kayak bunda.. kalau pipis kan pakai memek. Kalau anak cowok, pakai ini..” katanya sambil berdiri dan memamerkan serta mengocok pelan batang besar berurat miliknya itu ke hadapan Visya, aku hanya senyam-senyum melihat kelakuan Angga. Visya hanya diam dan mengangguk-angguk, “..ini namanya KON.. TOL...” Lanjutnya. “Apa nak?”
“Kon.. tol..” gumam Visya mengikuti Angga.
“Waahh... besar sekali ya nak kontolnya Om Angga..” kataku sambil menoleh kepada anakku. Visya mengangguk-angguk sambil tersenyum. “Itu padahal kontolnya Om Angga masih bobo lhoo… kita bangunin yuukk..” lanjutku. Lalu aku memutar badanku dan langsung berjongkok disamping Visya, dihadapan Angga.
Angga tersenyum melihat hal ini. Aku segera menggenggamkan tanganku pada batang selangkangan Angga tersebut, sekalian mengarahkan tangan Visya untuk ikut menggenggamnya juga. Dan secara berbarengan, aku dan Visya mengocok dengan lembut batang besar berurat itu. Namun karena nafsu birahi sudah menguasaiku, maka sesekali aku juga mengulum kepala kontol itu dan menjilati batangnya sampai beneran ngaceng, dan terkadang, Visya aku ajari untuk mengikutinya. Angga malah memvideokan perlakuanku dan anakku pada kontolnya.
Angga tak mau berlama-lama rupanya. Lalu dia menyuruhku untuk berdiri dan kembali membelakanginya. “Visya.. Bundamu pinter banget mainin kontolnya Om ya.. Tapi kan tadi Om belum selesai ceritanya. Om lanjutin ya..” Aku lihat Visya mengangguk.
Lalu Angga memasukkan jarinya keluar-masuk memekku, “Naahh.. kadang-kadang kalau bunda habis pipis dan cebok, masih ada sisa yang kotor di dalam. Bundamu kan maunya semua bersih. Makanya Om Angga juga bantuin bundamu mbersihin sisa air pipis bunda pakai ini... kontol Om bisa buat bersihin memeknya bunda kamu. Nah.. kata Bunda, punya ayah Visya nggak sebesar ini, nak..“ Ujar Angga sambi membimbingku berdiri dan menyuruhku membelakanginya.
“Teruss.. Cara bersihinnya gimana Om?” tanya Visya lagi.
“Begini cara Om mbersihinnya..” sahut Angga lagi seraya perlahan memasukkan batang kontolnya itu kedalam memekku ini dari belakang, dengan mantap sekali. Aku hanya bisa melenguh dan mendesah, merem melek nggak karuan karena menikmati perbuatan dosa namun nikmat ini.
Aku tahu kalau Visya menonton aksi bundanya ini dengan bingung. Namun entah darimana perasaan itu datang, aku yakin kalau suatu ketika, anakku tersayang ini akan mengerti kenapa bundanya melakukannya.
3488Please respect copyright.PENANAYgbLzm1nfX
3488Please respect copyright.PENANAoZeYfFxZkY
3488Please respect copyright.PENANAOIu7pzfIMx
Seakan tidak perduli pada keberadaan anakku, Angga terus menggenjot memekku dengan beringas. Aku bener-bener kelojotan dibuatnya. Kedua lututku sudah tidak mampu menopang tubuhku lagi. Akhirnya, Angga membaringkan terlentang tubuhnya di bathtub. Aku lalu berlutut diatas tubuhnya dan memantapkan posisiku, dan dengan segera menancapkan kontolnya kedalam memekku lagi. Visya terlihat bingung dan heran melihat kami. Dia hanya bisa berlutut dipinggiran bathtub. Benar saja.. tak lama setelah itu, aku mengerang hebat. Goyangan tubuhku liar sekali, maju-mundur, naik-turun, bahkan terkadang aku memutarkan pinggulku dengan beringas.
Segala macam cacian kotor dan kebun binatang beriring keluar dari mulut mungilku.. namun aku tidak mampu menahannya. Desahan dan umpatanku memang menandakan keberhasilan Angga membuatku orgasme hebat.. di depan anakku.
“Ssshh.. Ya Awlooohhh.. enak banggeeetttthh.. Ssshh.. aaacchh.. Anjing lo Nggaaa.. kontolmuuu... sayaanngg.. Masyaaawlooohhh.. babiiii.. enak banget iniii... entot terus bebii..”
Angga tertawa mendengar umpatanku. Belum lagi orgasmeku selesai, Angga mengatakan kalau kontolnya siap menyemprotkan cairan spermanya didalam memekku. Dan tanpa menunggu persetujuanku, Angga ngecrot!!
“Astaghfirulooohh Anggaaa.. Bangsaatt..” ujarku, “..Ya Awloohhh.. enak banggeettthhh sayaanngg.. ” lanjutku sambil tersenyum puas. Lalu Angga setengah bangkit untuk melumat bibirku, sementara tubuhku masih belum berhenti bergetar dan terus mengocok pelan kontolnya dengan memekku. Ada 3 kali Angga mengejan untuk menuntaskan semprotan spermanya didalam memekku.
3488Please respect copyright.PENANAlJ6G24HzNa
Setelah selesai, kamipun bangun dari bathtub, sementara kakiku gemeteran hebat. Lalu kami bersiap untuk mandi. Aku jadi tersenyum kalau mengingat pikiran nakalku tadi. Sekarang malah jadi kenyataan, bahkan jauh melebihinya... J
Aku bersandar di dinding kamar mandi. Sekujur tubuhku terasa lemas. Angga lalu memeluk dan melumat mulutku. “Gila banget kamu..” ujarnya sambil tersenyum. “Nggak nyangka aku, anak perempuan cantik kayak kamu, mulutnya kayak perek terminal...”
Aku tertawa mendengar ucapan Angga, “Iya nih.. aku juga kaget. Om Angga pinter banget bikin Bundanya Visya jadi perek.. hahahaha.. tapi cuma jadi perekmu aja ya sayang…”
Angga tak banyak bicara lagi. Dia kembali melumat bibirku. Aku tersadar dengan keberadaan anakku ketika Angga melepaskan pelukanku. “Yuk.. mandi.. nanti kemalaman pula..” kata Angga.
Namun sebelum mulai mandi, ada pernyataan lucu dari Visya..
“Om.. dulu kata ayah, aku nggak boleh mandi sama anak cowok. Aku bolehnya mandi sama bunda aja.. ayah nggak pernah mandi sama aku.” Katanya pelan dengan nada takut.
Angga tersenyum mendengar pernyataan Visya. Dia melirikku sambil berbisik.. “Kenapa ngomongnya baru sekarang.. Aturannya tadi sebelum bundanya di ewe.. bilang sama Visya, kalau sama aku.. nggak usah pake aturan begitu. Ribet!”
Aku terkikik mendengar omongan Angga. Namun aku menyuruhnya tenang. Lalu aku berkata pada Visya, “Iya nak.. itu kan kalo sama ayah. Kalo sama Om Angga boleh.. pokoknya, kalo ada Om Angga, Visya Bunda bolehin mandi bareng anak cowok. J”
“O gitu..” sahut Visya.
“Iya nak..” ujarku, “..mulai sekarang, Bunda juga mbolehin kamu nonton kalau memeknya Bunda lagi dimasukin sama kontolnya Om Angga kayak tadi.. ok?.”
Dan akhirnya setelah itu, kita mandi. Kami bertiga saling menyabuni.
3488Please respect copyright.PENANAB10WtiOUoK
Setelah selesai, kami handukkan. Dan tanpa harus berfikir untuk berpakaian lengkap lagi, kami bertiga duduk-duduk di ruang TV hanya dengan memakai memakai celana dalam. Visya asik menonton film kartun favoritnya sambil tiduran di karpet. Sementara aku dan Angga senderan dengan santai di sofa sambil merokok dan nge-wine.
Akhirnya terjadi kesepakatan kalau kita nggak jadi jalan cari makan. Angga malah mengajakku dan Visya menginap di Villa keluarganya di daerah puncak. Aku sih setuju-setuju saja.. “Buat ngerayain status baru kamu..” kata Angga.
“Hmm.. kira-kira apa ya statusku?” ujarku genit, “Janda muda, Janda cantik, Janda manja, Janda pemalu.. hmm.. apa Janda kesepian? Atau Janda kembang?”
Angga melirikku sambil tersenyum, “Janda gatel! Lebih pas..”
Aku tertawa terbahak-bahak mendengar omongan Angga, “Kok Janda gatel? Emang apaku yang gatel, sayaaanngggg?”
“Inimu..” jawab Angga singkat sambil mengelus selangkanganku.
“Garuknya pakai inimu ya sayang..” sahutku sambil juga mengelus gundukan daging di selangkangannya dan mengulum bibirnya.
“Hehehe…” Angga tiba-tiba terkekeh, “..kamu kan lagi masa idah sayang…”
“Terus kenapa?” tanyaku, “..emang kalo lagi masa idah gak boleh ngewe? Eh.. nggak boleh ya? Hahahaha… bodo amat ah…!!”
3488Please respect copyright.PENANA1OlA5KWyzm
Tak lama kemudian, Angga menghubungi teman kantornya di hp untuk minta izin gak masuk besok. Dia mulai nggak konsen ketika aku iseng-iseng ngocokin batangannya, aku juga menciumi leher dan dadanya. Diapun mulai menciumi bibirku dan meremas toketku. Aku merasakan cairan pelumasku keluar ketika Angga menutup hp-nya.
Tanpa banyak bicara, kami segera melepas celana dalam kami. Namun sebelum bergerak lebih lanjut, aku sengaja bertanya kepada Visya.. “Nak.. ini namanya apa?” tanyaku manja sambil mengurut kontol si Angga.
“Kon tol...” jawab Visya sambil tersenyum
“Pinter anaknya Bunda..” ujarku. “Kalau ini?” tanyaku lagi sambil membuka bibir vaginaku dengan 2 jariku.
“Me mek...” sahut Visya lagi.
“Iiihhh... pinter banget sih anaknya Bunda Nadya...” sahut Angga seraya membetulkan posisi duduknya.
“Liat nak... Om Angga mau ngajak Bunda main kuda-kudaan lagi...” kataku sambil tersenyum. “Nanti, pipisnya di mukanya Bunda aja ya Ooommmm.... pliisss.... hihihihi...”
Lalu aku berdiri di depan Angga dan mulai menggeliat-geliatkan tubuhku. Aku sengaja menari dengan erotis untuk mengeluarkan nafsu kebinatanganku dan Angga. Visya hanya ngeliatin aku, sementara Angga mengocok dengan lembut batangannya itu. Ada sekitar 10 menitan aku begitu..
3488Please respect copyright.PENANA4dXbnCNW5g
Dan tak lama kemudian, aku segera berlutut di depan Angga, dan memasukkan batangannya ke dalam mulutku. Angga terlihat menikmati hisapan dan kuluman-kuluman mulutku. Sampai akhirnya dia menengadahkan wajahku dengan tangannya. Aku yakin, Angga sudah nggak tahan. Makanya, aku langsung berputar dan duduk di paha Angga sambil mengangkang. Angga yang langsung memahami niatku, segera menggenggam batangannya dan mengarahkannya langsung ke vaginaku yang sempit ini. Lama sekali kami mengolah kenikmatan kami dengan gaya itu. Tusukan-tusukan Angga semakin cepat ketika aku mengerang dan bergetar dengan hebat. Aku orgasme... untuk kesekian kali!
Setelah itu, Angga membaringkan aku terlentang di lantai yang hanya beralaskan karpet, di samping Visya. Angga berusaha mengejar orgasmenya sendiri. Benar saja… tak lama kemudian, vaginaku kembali memaksa Angga untuk menyerah. Dan keluarlah cairan kental dan panas milik suami orang ini. Walaupun sempat keluar di dalam meki aku, namun, dia juga menyemprotkan pejunya di atas toket dan mulutku, dengan semangat sekali.. sampai kena rambutku.
Lalu kami berbaring bersebelahan. Sama-sama merasakan kenikmatan dosa yang baru saja kami perbuat. Tapi entah ini Cinta atau Nafsu, aku nggak lagi perduli. Aku merasa bahwa Angga memang dikirim oleh Alloh untuk menemani dan mengisi hidupku. Aku kembali tersenyum mengingat pertemuan pertamaku dengan bapak berkontol besar ini.
Aku tersadar dari lamunan singkatku tadi ketika Visya mencolek pentilku. Aku tersenyum kepada anakku itu dan menggodanya dengan menorehkan peju Angga yang ada di bibirku dan menempelkannya di hidung Visya.
“Iih… Bunda… apaan sih itu? Kok lengket?” kata Visya sambil mengelap hidungnya sendiri dengan tangannya.
“Itu namanya peju! Enak deh, nak.. kamu lihat Bunda minum itu nggak tadi?”
“Iya.. itu rasanya apa Bun?” tanya Visya. Lalu aku kembali mengambil sperma Angga yang masih ada di dalam memekku dengan jariku dan menorehkannya ke lidah Visya yang aku suruh keluarkan. Dia langsung meringis, “Iih… asin!” katanya. Angga dan aku tertawa.
“Nak..” kataku kemudian, “..Bunda sama Om Angga kan sudah pacaran. Kalau anak laki sama anak perempuan pacaran, memeknya harus dimasukin kontol. Terus anak lakinya harus ngeluarin pipis yang warna putih..”
3488Please respect copyright.PENANA72buIlFcSL
Aku lihat si Angga cengar-cengir mendengar omonganku ke Visya. Lalu sambil membersihkan kontolnya, dia berkata, “Visya.. Kalo pipisnya Om Angga yang warna kuning, pasti dibuang ke wc.. tapi kalo pipisnya yang warna putih ini, buangnya ke dalam memeknya Bunda kamu.. atau di minum.. kamu harus bisa bedain ya sayang...” Aku lihat Visya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Angga.
3488Please respect copyright.PENANAIlsGa8htA0
Tak lama setelah itu, kami membersihkan tubuh kami lagi di kamar mandi. Dan ketika kami sedang berpakaian, Angga memelukku dari belakang seraya mengucap, “I Love You, Nad…” Aku tersenyum seraya membalikkan tubuhku dan menghadap Angga.
“I Love You Too, suami orang… Oh.. I Love KONTOLmu juga.. hihihihi..”
“Hehehehe… dasar Janda!”
“Biarin.. emang aku Janda..”
“Dasar Perek!!”
“Hihihii… Kan kamu yang bikin aku jadi perekmu!!”
“Hmmm.. Love you my perek..!”
Aku hanya mengulum bibirnya dan memeluknya erat. Lalu kami segera rapih-rapih untuk segera pergi ke puncak. Setelah sebelumnya aku packing baju-bajuku dan Visya, kami mampir kerumah Angga untuk dia berganti pakaian.
ns 15.158.61.8da2