![](https://static.penana.com/images/chapter/1566112/1o_Screenshot_63.jpg.jpeg)
# 4 Sentuhan demi sentuhan
800Please respect copyright.PENANAceHQKljzJw
Pukul 18.28, setelah melaksanakan ibadah solat magrib, aku lekas kembali menuju ruang tamu, tapi tidak terlihat Fajar di sana. Aku membentangkan pandanganku ke seluruh penjuru ruang, mencari keberadaan remaja itu. Mungkin dia lagi keluar, pikirku. Kemudian aku beranjak menuju dapur dan memasak untuk makan malam.800Please respect copyright.PENANAepmne5hz3K
800Please respect copyright.PENANArlowV7tQKy
Aku mengambil dua potong ayam dan meletakkannya di satu piring. minyak sudah terlebih dahulu ku panaskan. Tak lama kemudian, gemercik minyak terdengar Meletus-melutus. Kumasukkan satu persatu sepotong ayam, lalu membolak-balik-nya dengan hati-hati.800Please respect copyright.PENANARdTn9AjU0J
800Please respect copyright.PENANA7ILcgF0n54
Tiba-tiba aku merasakan tangan yang melingkar di pinggangku. Lalu terdengar bisik yang membuat bulu kuduk ku merinding, “Cie masak buat Fajar.” Aku menoleh ke belakang sekilas, lalu kembali fokus memasak dan membiarkan Fajar memelukku.800Please respect copyright.PENANAHtvA7HvDA8
800Please respect copyright.PENANAJr7N9CkiS9
Aku terus membolak-balik-kan ayam, sementara Fajar terus memelukku dan sesekali mencium pipiku. Tapi, lama-kelamaan aku bisa merasakan kemaluan Fajar yang bergesekan dengan pantatku.800Please respect copyright.PENANAmfrwm6AuSz
800Please respect copyright.PENANAgznDcMeChP
“Jar, Ih, tante lagi masak,” kataku.800Please respect copyright.PENANAmpJDVEeK52
800Please respect copyright.PENANA8aASPBgCeD
Fajar malah terkekeh, “Badan tante semok banget,” bisiknya di telingaku.800Please respect copyright.PENANAjiLoFQYSsD
800Please respect copyright.PENANAw8BsLRo1wM
Jujur saja aku merasa bangga apabila di puji seperti itu. Harus ku akui bahwa tubuhku lumayan berisi, hanya saja cara berpakaian ku yang agamis yang membuat lekuk tubuhku tertutupi.800Please respect copyright.PENANA8Why7nMmOW
800Please respect copyright.PENANAv1kLGqYBE1
Aku menggeser tubuhku dan meraih dua piring di selorok atas. “Jar, udahan,” kataku lagi.800Please respect copyright.PENANAhHMPaVohhV
800Please respect copyright.PENANACf2Z2Wj1qg
Fajar beranjak menjauh lalu duduk di meja makan. Kemudian aku meletakan satu persatu ayam di kedua piring, dan mengambil nasi di kosmos samping. Aku melangkah ke meja makan dengan dua piring di kedua tanganku.800Please respect copyright.PENANAXAIWLXFqpa
800Please respect copyright.PENANAiV2r4p7r68
“Ayo, makan,” kataku sambil meletakan satu piring di hadapannya.800Please respect copyright.PENANAjvEWh42vrw
800Please respect copyright.PENANACrlK3hJ7cg
Fajar malah tersenyum menatapku. Aku memicingkan mata dan menatapnya kembali. “Kenapa?” kataku agak garang.800Please respect copyright.PENANADxYoi4wAAb
800Please respect copyright.PENANA2rmxwA7GHW
Fajar terkekeh. “Tante imut banget.”800Please respect copyright.PENANAAdVFD5AGyy
800Please respect copyright.PENANAUPZTzNTzTn
Sontak kedua pipiku merona. Remaja itu selalu saja menggombal. “Udah-udah, makan, nanti ngomongnya.”800Please respect copyright.PENANABe8W8vC20T
800Please respect copyright.PENANAJowlBboyQf
“iya, sayang,” kata Fajar.800Please respect copyright.PENANAttnPB7CpDW
800Please respect copyright.PENANAD8AW43GfnY
Aku semakin merona. Panggilan sayang yang diucapaknnya mampu membuat degup jantungku tak karuan. Kemudian, kami menyantap makanan masing-masing. Suara sendok dan piring menjamu keheningan.800Please respect copyright.PENANA269XLK7U8k
800Please respect copyright.PENANAy3ZkmBuF2U
Tidak lama kemudian lauk habis tak tersisa. Aku menuangkan air di gelasku dan Fajar dan meminumnya.800Please respect copyright.PENANAY9RsDwPyHu
800Please respect copyright.PENANAADdE9mcVxf
Fajar beranjak berdiri. “Main ps yuk tan di kamar Adit,” ajaknya.800Please respect copyright.PENANAYl6tfmc40q
800Please respect copyright.PENANAvCY3tHUhnP
Aku menggeleng. “Bosan, ih.”800Please respect copyright.PENANALnd66i6ei8
800Please respect copyright.PENANAptj6udOcr1
“Ngobrol aja di ruang tamu.”800Please respect copyright.PENANAVMrw55J7fN
800Please respect copyright.PENANAqhYxrdlolT
Aku mengganguk lalu melangkah di belakangnya. Kami duduk bersampingan di sofa. Seperti biasa Fajar melingkarkan tangannya di bahuku. Aku merasa sudah biasa atas perlakuannya yang manja seperti ini.800Please respect copyright.PENANAoDSQsYcNx1
800Please respect copyright.PENANA4UifFHUgod
“Mau ngopi lagi, Jar?” tanyaku.800Please respect copyright.PENANAAtX2p4sz4C
800Please respect copyright.PENANA86WcGCYYos
Fajar menggangguk. Aku hendak bangkit, tapi kemudian ia menahan lenganku. “Fajar aja yang bikin, tan.” Katanya.800Please respect copyright.PENANA8CTG0ypw16
800Please respect copyright.PENANAGOjShMwYPV
Aku tersenyum dan mengganguk. Lantas Fajar berdiri dan berjalan menuju dapur. Ada perasaan hangat ketika aku melihat punggungnya, sebuah perasaan yang sedikit bisa ku jelaskan, bahwa itu adalah percikan cinta yang timbul di hatiku.800Please respect copyright.PENANAC609sH6Esr
800Please respect copyright.PENANA9VySJCKSDn
Ya, aku mecintainya, tapi aku juga mencintai semuaku. Memang kontradiktif, tapi itu apaadanya. Mungkin jika orangtuaku mengetahui yang kuperbuat sekarang pastilah mereka akan memukulku sebab yang kulakukan adalah dosa yang besar, berselingkuh sekligus berzina.800Please respect copyright.PENANAoFCGF8wJMe
800Please respect copyright.PENANAVtkLTWfUfM
Selain itu, aku juga merasa teramat bersalah kepada suamiku. Tapi, entah kenapa, hasrat untuk bersama Fajar lebih kuat daripada dosa. Aku sedikit bingung, tak pernah sebelumnya aku melakukan hal seperti ini. Pun, aku terdidik dari kalangan yang agamis yang selalu mengajarkan moral dan etika sesuai agama.800Please respect copyright.PENANAgnvjXRwiwh
800Please respect copyright.PENANA87jF1EGEk0
Semoga tuhan bisa memaafkan apa yang kuperbuat, mau bagaimanapun juga, aku masih percaya kepada-Nya, meskipun aku melakukan tindakan yang dilarangnya.800Please respect copyright.PENANAJJY4tMJoTb
800Please respect copyright.PENANADH52gLyhls
Fajar datang dengan dua cangkir gelas yang ia pegang dengan kedua jari jempol dan telunjuknya. Ia duduk di sampingku sambil meletekan kopi. Aku memandanginya, alisnya tebal bagai bulu buruang, hidungnya mancung, tubuhnya tegap, yang membuatku kagum adalah rahangnya yang tampak mengeras. Kupikir pastilah ia sering berolahraga.800Please respect copyright.PENANAHTJQxloqGD
800Please respect copyright.PENANA1keMEoTLMO
Kalau aku sendiri memiliki tubuh yang bagiku lumayan ideal. Tidak gemuk dan juga tidak kurus. Mata bidadari, begitulah Abiku sering berkata, sebab bola mataku besar. Hidungku sedikit mancung walaupun tak semancung Fajar. Aku sedikit bermasalah di tinggi badan, bukan berarti aku pendek. Untuk ukuran perempuan bisa dibilang tinggi rata-rata perempuan Indonesia.800Please respect copyright.PENANAt6y7dd0t9E
800Please respect copyright.PENANABNzYHqSWSK
Kulitku putih, sejak SMA aku memang sering merawat wajahku, tak heran jika dahulu banyak lelaki yang mendekatiku dengan berbagai cara, ada yang dengan cara memamerkan hartanya, ada juga yang hanya bermodal tampang, tapi tak satupun kupilih, lagian masa-masa SMA aku tidak tertarik untuk pacaran. Dosa.800Please respect copyright.PENANAot6oep6KBU
800Please respect copyright.PENANAcxaN5RB7JS
Aku menyesap kopiku sambil memejamkan mata. Kopi memang sahabat terbaik di segala keadaan. Ketika bahagia, sedih, gunda, kadang semua itu bisa diatasi dengan secangkir kopi, atau saat sedang berselingkuh seperti yang kulakukan sekarang ini.800Please respect copyright.PENANA2Oi8XwFwxQ
800Please respect copyright.PENANAoobnxa4XnI
“Tan, besok jalan-jalan, yuk.” Fajar membuka obrolan.800Please respect copyright.PENANAbhd49V4i4W
800Please respect copyright.PENANAbWQ8wbKqcX
“Ke mana?”800Please respect copyright.PENANAuWyE7fyvyE
800Please respect copyright.PENANAaCSJFZYOpZ
Fajar terlihat berpikir. “Tante mau ke mana?”800Please respect copyright.PENANAnWGEhUJX8b
800Please respect copyright.PENANAIPCuKsqFyU
“Tante ikut aja, sih.”800Please respect copyright.PENANAn12Sew2IhJ
800Please respect copyright.PENANAzZdFv0OJUj
“Tapi temenin Fajar ke gereja bentar, ya?”800Please respect copyright.PENANAMvZmJCNpev
800Please respect copyright.PENANAe4C3GRXfEQ
Ludah berhenti di teggoralkan. Aku melupakan sesuatu, kalau Fajar tidak beragama islam. Selintas aku merasakan ketidaknyaman.800Please respect copyright.PENANAFcdsTmFXSW
800Please respect copyright.PENANACZzXJlbyHf
“Tan?” tanyanya lagi.800Please respect copyright.PENANAYc8BWpKnBi
800Please respect copyright.PENANA7Sgu15oQod
Aku ragu untuk menjawab iya.800Please respect copyright.PENANA771UuqenIs
800Please respect copyright.PENANATAVNrO4uVZ
“Gimana, Tan?” ia terus bertanya.800Please respect copyright.PENANADGjBHF9fWm
800Please respect copyright.PENANAwRsHbc4kDA
Aku menghela nafas sebelum memutuskan. “Tapi tante di mobil aja, ya. Engga sampe masuk,” kataku. Mau bagaimanapun aku tetap memiliki keyakinan tersendiri. Begitupun Fajar, perbedaan agama di antara kami tidak membuatku harus memaksakan kehendakku dan sebaliknya.800Please respect copyright.PENANAOoAxoX4RJV
800Please respect copyright.PENANAn9v9Re0Zad
Fajar tersenyum. “Iya tante sayang.”800Please respect copyright.PENANAnrBZhsYHFy
800Please respect copyright.PENANAmjM2KAPQzN
Lalu kami jatuh dalam sebuah obrolan yang panjang, selama mengobrol aku bisa merasakan kehangatan pada suaranya. suara yang sedikit berat. Terlebih ekspresinya ketika berbicara, seperti aku berada di pandang rumput yang luas dengan sepoi-sepoi angin. Di tambah dengan tuturnya yang begitu lembut.800Please respect copyright.PENANA06t8pxZJEi
800Please respect copyright.PENANAcHBURdeWBV
Selama mengobrol aku senyam-senyum sendiri, antara kagum dan juga heran. Heran mengapa remaja setampan Fajar bisa-bisa-nya jatuh cinta kepadaku. Padahal perbedaan usia kami terpaut jauh.800Please respect copyright.PENANAohvoYNHEwn
800Please respect copyright.PENANAwJEkEMVhvE
Lambat laun semakin malam. Aku sempat terlena untuk melaksanakan Solat Isya. Ketika aku hendak bangkit, Fajar menahan lenganku dan bilang, Nanti aja, Tan, ngobrol dulu, lagian tenggat waktu solat isya panjang.800Please respect copyright.PENANAcMmyVokcnl
800Please respect copyright.PENANAxUwuU3KCut
Entah kenapa aku mengiyakan dan duduk kembali. Tak seperti biasanya, biasanya saat adzan berkumandang, aku segera menunaikan ibadah.800Please respect copyright.PENANAUO9U8VnVNh
800Please respect copyright.PENANAaFt5HKrbm9
Lalu, kami kembali jatuh dalam obrolan. Fajar bercerita bahwa dia butuh waktu tiga bulan untuk menabung dan membelikan cicin yang terlingkar di jari manisku. Aku sempat untuk mengembalikannya, merasa tidak enak. Tapi Fajar mencegahku dan bilang, pemberian gak bisa ambil kembali. Fajar juga menambahkan bahwa aku harus terus memakai cincin pemberiannya. Lalu aku bilang, kalau suamiku tau gimana? Fajar menjelaskan, bilang aja kalau aku beli sendiri. Aku mengiyakan saja.800Please respect copyright.PENANAwpXWu0SdkZ
800Please respect copyright.PENANAyoDweWCHsa
Malam semakin menyalak. Kami terus bersatu dalam obrolan. Sesekali Fajar mencium pipiku, sesekali juga ia mengendus area ketiakku. Perlahan aku mulai terbiasa. Kami tampak seperti pasangan suami-istri, di tambah dengan keadaan rumahku yang menyisakan kami berdua. Saksi daripada perselingkuhanku.800Please respect copyright.PENANA7BHcy9PxcA
800Please respect copyright.PENANAH8OqqusjlL
Aku melirik jam dinding, pukul 22.01, biasanya jam segini aku sudah berada dalam mimpi. Tapi, mengobrol dengan Fajar terasa begitu mengasikan, maka kuputuskan untuk tidur agak lama dari biasanya.800Please respect copyright.PENANA0L6cDmtsMl
800Please respect copyright.PENANAcxJl5AxwIl
Kami membahas banyak hal, mulai dari masa kecil Fajar yang ada kaitan denganku. Yang tentu saja langsung kucerca dengan beragam pertanyaan. Aku mengetahui sesuatu bahwa Fajar sudah menyimpan perasaan denganku sejak di bangku SMP. Aku sempat tertawa sebab bagaimana bisa anak SMP jatuh cinta kepada ibu rumah tangga sepertiku ini.800Please respect copyright.PENANAi49yp2rwIm
800Please respect copyright.PENANAmxVXMQJUPn
Aku juga bercerita bahwa aku menyukainya baru-baru ini. Dia bertanya kenapa aku menyukainya. Kujelaskan kalau aku merasa nyaman berada bersamanya, merasa diperlakukan dengan mesra. Fajar tersenyum dan kemudian kembali mengendus ketiakku. Remaja itu sungguh menyukai ketiakku.800Please respect copyright.PENANAyTT8zPE40S
800Please respect copyright.PENANAt48IhJdHoN
Menjelang pukul 23.00, aku menyudahi aktivitas berbincang kami dan bangkit.800Please respect copyright.PENANAIRWeu7pbN3
800Please respect copyright.PENANAuCArAT7C50
“Tante mau tidur dulu,” kataku kepadanya.800Please respect copyright.PENANAjaodbbwLIr
800Please respect copyright.PENANArRgji7MPR1
Terlihat wajahnya yang nampak kecewa. Aku terkekeh. “Besok lanjut lagi.”800Please respect copyright.PENANA6wFDy0b8hd
800Please respect copyright.PENANAk9KP5UHEWX
“Tidur di sini aja, tan,” katanya. “Fajar janji deh gak macem-macem.” ia mengangkat kedua telapak tangannya setinggi kepala.800Please respect copyright.PENANAyHPbg1wKuJ
800Please respect copyright.PENANAqsorUwVcKv
“Tante gak bisa tidur di sofa,” kataku.800Please respect copyright.PENANAhdt9kAVGIc
800Please respect copyright.PENANA2cQpQL9BOf
Fajar mendengus, kemudian bangkit dan mendekat ke arahku. “Boleh cium bibir?” tanyanya.800Please respect copyright.PENANAXQt4GFupfx
800Please respect copyright.PENANAkjAYz8EZrm
Aku mengangguk pelan dan memejamkan mata. Kemudian, Terasa bibirnya menyentuh bibirku. Kali ini tidak ada lumatan, murni bibir ketemu bibir.800Please respect copyright.PENANAOkxjw7QvAr
800Please respect copyright.PENANAULC7YTTavn
“Selamat malam, Tan.” Fajar tersenyum ramah.800Please respect copyright.PENANAWV2WmBc6KL
800Please respect copyright.PENANAxJGryMSJ2n
“malam juga, Jar.” Aku berbalik dan melangkah menuju kamarku. Sepanjang langkah, hatiku berbunga-bunga bagai mawar di taman para suci.800Please respect copyright.PENANAsWbml5bieZ
800Please respect copyright.PENANA8DJadBPQV2
***800Please respect copyright.PENANAFP7MzlpSee
800Please respect copyright.PENANAOrQvdr2aFJ
Minggu pagi menyapa dengan semburat cahaya. Aku terlihat cantik pagi ini, dengan gamis pink dan balutan hijab lebar yang menutupi kedua buah dadaku. Aku berdandan secukupnya, memoles bibir dan memberi sedikit taburan make-up di wajahku. Begitupun Fajar, dia tampak tampan dengan kaos hitam dan celana jeans panjang. Aku sengaja menyuruhnya memakai pakaian anakku, sebab, waktu kami berbincang semalam ia hendak untuk pulang dan mengambil baju ganti, karena sudah larut, aku cegah.800Please respect copyright.PENANAG4UAmmSIy6
800Please respect copyright.PENANA7fiHioEWkc
Sebelum berangkat pergi, seperti biasa aku dan ia ngopi terlebih dahulu di ruang tamu. Jam dinding menunjuk pukul 08.00, masih terlalu pagi untuk menuju gereja.800Please respect copyright.PENANApSjiQoGSwM
800Please respect copyright.PENANAPIFLLq4sYK
“Tante gak risih, kan? kalau ke gereja bareng Fajar?” tanyanya dengan kaki yang tersilang.800Please respect copyright.PENANA9VaGM6LVEG
800Please respect copyright.PENANAvt5JkLJHBt
“Dikit,” kataku jujur. “Kamu gak bisa apa balik kaya dulu?”800Please respect copyright.PENANAgWbGpF3zXL
800Please respect copyright.PENANA4JbXMuISlz
Tentu saja Fajar mengerti apa yang kumaksud. Ia menggeleng, “Tante aja yang ikut aku, mau?”800Please respect copyright.PENANA6XP7gNdi7P
800Please respect copyright.PENANA0ZhZiaxBms
Sontak aku memukul pelan bahunya. “Apaan sih, Jar!”800Please respect copyright.PENANAdCXygbJfYq
800Please respect copyright.PENANAIbeibpiOAF
Fajar malah tertawa. “Bercanda, tan,” katanya sambil mengelus kepalaku. “Tapi kalau mau serius juga boleh.”800Please respect copyright.PENANAAbHTkqKdqg
800Please respect copyright.PENANAVkRB1TlehH
“Udah-udah,” kataku mencegah obrolan agar tidak berlanjut ke sembarang arah. “Ngobrol yang lain aja.”800Please respect copyright.PENANAVZSTztXOT7
800Please respect copyright.PENANARuDm3VuYkY
Fajar berdehem. “Mau dinyanyiin lagi, Tan?”800Please respect copyright.PENANAYcfUIZoveD
800Please respect copyright.PENANAqtKaOnAVqt
Aku menggangguk antusias.800Please respect copyright.PENANAxubCBTX9BY
800Please respect copyright.PENANAbvBGN3UOhY
“Bentar.” Fajar beranjak berdiri dan melangkah menuju kamar anakku, lalu kembali duduk di sampingku dengan gitar di pangkuannya.800Please respect copyright.PENANANUlZiFhXZp
800Please respect copyright.PENANARURz2yo3RY
“Mau lagu apa? Tan?” Fajar membenarkan posisinya menghadapku, begitupun aku.800Please respect copyright.PENANAKR9T7bAXUC
800Please respect copyright.PENANA5rtVRuGRyL
Aku berfikir sejenak, lalu berkata, “Hujan di mimpi?”800Please respect copyright.PENANAJjLwAzS9EB
800Please respect copyright.PENANAXz2Sx9rzS7
“Tante yang nyanyi, Fajar yang main gitarnya. Oke?”800Please respect copyright.PENANAbpkH8UY9Jc
800Please respect copyright.PENANA1iwgEUXuHQ
Aku mengangguk. Perlahan terdengar petikan senar yang begitu indah, setiap nada saling melengkapi. Petikannya bervariasi dalam chord B. Kemudian Fajar menatapku. Aku mengerti.800Please respect copyright.PENANAYo7kclN2Fx
800Please respect copyright.PENANAdk2iPKv9o7
“Semesta bicara tanpa suara, semesta ia kadang buta aksara. Sepi itu indah, percayalah. membisu itu anugrah.” Aku bernyanyi mengikuti irama dawai yang ia petik.800Please respect copyright.PENANAr48wkQBZWJ
800Please respect copyright.PENANAhBkFN0jwQ7
“Seperti hadirmu di kala gempa, jujur dan tanpa bersandiwara. Teduhnya seperti hujan di mimpi, berdua kita berlari.” Aku memejamkan mata, menikmati setiap note-note yang berhamburan di ruang tamu.800Please respect copyright.PENANA25ULy7CT4U
800Please respect copyright.PENANA7a4rHnhPj4
“Semesta bergulir tak kenal aral. Seperti langkahmu menuju kaki langit. Seperti genangan akankah bertahan. Atau perlahan menjadi lautan.” Aku terus bernyanyi dengan senyum yang tak pudar menatapnya. Mata kami saling bertemu dan memancarkan sebuah cinta. Saling menggenggam dalam kesatuan nada, irama, dan tempo.800Please respect copyright.PENANAHxQPt3mYOJ
800Please respect copyright.PENANAiW4AFHMlM1
Petikannya kembali mengisi ruang di antara kami. Romansa menyentak bagai kekasih yang akan selalu abadi. Pada binar matanya aku melihat sebuah ketulusan, pada jemarinya aku bisa melihat note-note cinta yang beterbangan, membentuk sebuah lagu cinta. Lalu, ia mengakhiri permainan gitarnya dengan genjrengan cantik dalam chord B.800Please respect copyright.PENANANq9V3XltXd
800Please respect copyright.PENANAawr3WRGKIn
Kemudian ia rebahkan gitar di sampingnya dan meraih tanganku. Bola matanya seakan ingin mengatakan sesuatu yang tercekat, yang tak bisa ia katakana.800Please respect copyright.PENANAAdEZF6f9Wp
800Please respect copyright.PENANAxfLMCXirqA
“Kenapa?” tanyaku.800Please respect copyright.PENANAyniG1rUicI
800Please respect copyright.PENANAkR8rOr8xjg
Ia tak menjawab melainkan tersenyum. Aku menatapnya bingung. “kenapa?” tanyaku lagi.800Please respect copyright.PENANA0sj46xYxYH
800Please respect copyright.PENANArMEHYsgz3O
Ia malah bangkit. “Yuk, Tan. Udah pukul Sembilan, nih.”800Please respect copyright.PENANAm5DZoGcOsA
800Please respect copyright.PENANARGeq2RYJwi
Aku melirik jam dinding dan bangkit. Kemudian kami melangkah keluar. Masuk ke dalam mobil. Ketika mobil menyala, Fajar menoleh ke arahku, dan bertanya. “Malam ini? boleh tidur bareng?”800Please respect copyright.PENANAJqYHrxd33F
800Please respect copyright.PENANAp4lLeDNT4o
Aku tertegun. “Liat nanti, ya,” kataku ragu.800Please respect copyright.PENANAjupxLieMnP
800Please respect copyright.PENANAydZomOvQ9K
Fajar tidak berkata lagi. Perlahan mobil yang kami kendarai berjalan keluar halaman, melewati setiap rumah dan menghambur di jalanan raya.800Please respect copyright.PENANALlDRqJ209f
800Please respect copyright.PENANAgQs7oB3Rmf
***800Please respect copyright.PENANAWL0dXl7jFM
800Please respect copyright.PENANA4M9eAZRNt7
Sesampainya di Gereja, Fajar memarkirkan mobil di antara hempitan mobil lain. Gereja tampak ramai, di pintu masuk berhamburan orang-orang yang akan menunaikan ibadah.800Please respect copyright.PENANAOPt5QJTw5R
800Please respect copyright.PENANAACMYCYM8rd
“Tunggu bentar ya, tan,” Kata Fajar sambil mematikan mobil.800Please respect copyright.PENANA5P2u4HD0V0
800Please respect copyright.PENANA1IxRxccC0E
Aku menggangguk. Fajar membuka pintu mobil dan keluar. Dari kaca mobil aku bisa melihat ia masuk bersama yang lainnya. Jujur saja, ini kali pertama bagiku berada di gereja, walaupun hanya sekedar di halamannya.800Please respect copyright.PENANAJPoLNjBFOV
800Please respect copyright.PENANAWKEgbiuhMg
Gereja ini berbentuk seperti rumah pada umumnya, hanya saja di bagian atasnya terdapat tanda salib. Dengan sepasang bangku lebar dan meja yang menjadi penengah, di samping pintu. Halaman termasuk luas. Di atas atap, terdapat menara tinggi yang ujungnya berbentuk setiga dengan aluminium yang berbentuk salib dipuncak menara.800Please respect copyright.PENANANKJpVHtxuP
800Please respect copyright.PENANA0Fx0tzN8fZ
Sewaktu aku kecil, aku diajarkan Abiku (Ayah) untuk selalu menghargai perbedaan agama. Masuk ke dalam tempat ibadah umat lain engga apa-apa, mbak, asalkan keyakinan kita tetap sama Allah, begitulah Abiku sering berkata.800Please respect copyright.PENANAMd4zNWjYKw
800Please respect copyright.PENANAPNZvevLGmp
Perlahan terdengar suara mikrofon melengking, di susul dengan suara seorang pria berkhotbah. Sambil menunggu Fajar, aku berkutat dengan ponselku.800Please respect copyright.PENANAAxGpP8pepq
800Please respect copyright.PENANAISuYVL1H5I
Tiga puluh menit berlalu, Terlihat orang-orang berhamburan keluar Gereja. Aku memandangi kerumunan, mencari apakah Fajar ada di antara kerumunan itu. Tapi, tak kunjung kutemukan ia. Mungkin ia masih berdoa, pikirku. Lalu, aku berselancar kembali di media sosial. Menit berlalu, aku semakin bosan sebab Fajar tak kunjung keluar.800Please respect copyright.PENANAYncj4KzCSD
800Please respect copyright.PENANA6g4DTnpSVz
Tak lama kemudian, sosok yang kucari keluar dari pintu, tapi ia tidak sendirian. Ia bersama seorang pria tua yang pekiraanku berumur enam puluh tahunan, pria tua itu menggunakan jubah hitam dengan kalung salib yang melingkar di lehernya, yang kuyakini pastilah ia pendeta.800Please respect copyright.PENANAg6IbBRmnQ5
800Please respect copyright.PENANAgsofaaNhL6
Fajar tidak lekas kembali masuk mobil, ia bersama pendeta itu duduk di satu meja samping pintu, berhadapan. Dari dalam mobil, aku memandangi mereka yang sedang bercakap-cakap. Sesekali pendeta itu memukul pelan bahu Fajar sambil tertawa, pastilah perbincangan mereka asik sekali.800Please respect copyright.PENANAKADfcJDevy
800Please respect copyright.PENANAYTuKkYcyiT
Maka, aku memilih untuk menunggu lagi. Aku memaklumi, mungkin hanya hari minggu saja Fajar bisa berbincang ria dengan pendeta itu.800Please respect copyright.PENANAaZCuDKuAJD
800Please respect copyright.PENANAT5uIcqo9uW
15 menit berlalu. Fajar tidak hengkang atau menyudahi obrolan, malahan mereka semakin asik mengobrol. Aku yang memandangi mereka hanya bisa mendengus. Aku benci sekali jika menunggu, dan Fajar membuatku menunggu selama satu jam lebih.800Please respect copyright.PENANAE07f0qTpIP
800Please respect copyright.PENANAryERi2lqGW
Tak lama dari itu, mereka berdua menoleh ke arahku. Lalu Fajar bangkit dan melangkah menuju mobil. Aku bernafas lega, akhirnya ia kembali.800Please respect copyright.PENANALScPUn4NcG
800Please respect copyright.PENANAQMAeyxviQ1
“Tan, keluar bentar, pak pendeta mau ngobrol.,” kata Fajar sambil menahan pintu mobil.800Please respect copyright.PENANAU6Ckqgdrvm
800Please respect copyright.PENANAbM878Zp2Zf
Aku tercekat, menatap bingung Fajar. Lagian, bagaimana jika orang-orang melihat perempuan berjilbab sepertiku duduk di depan gereja. “Gak ah,” kataku.800Please respect copyright.PENANAMxE6ShQGYV
800Please respect copyright.PENANApKSYHSLgVK
Masih menahan pintu mobil Fajar berkata lagi, “Bentar doang, Tan. Lagian Fajar gak enak sama pak pendeta.”800Please respect copyright.PENANAsCaaO2MFXW
800Please respect copyright.PENANAGxnu9key05
Aku menggeleng, dan Fajar terus memaksaku. Remaja itu memang kerap memaksakan kehendak. Jika sudah begini, pastilah akan ribet. Aku berfikir sejenak. Kembali mengingat perkataan abiku. Sambil memutuskan aku menghela nafas dalam, lalu menggangguk pelan. Seketika itu Fajar tersenyum, lalu menutup pintu mobil dan melangkah kembali menuju bangku gereja.800Please respect copyright.PENANA3IO2pQBADy
800Please respect copyright.PENANAFdQL8FXPuO
Aku membuka pintu mobil dan melangkahkan kakiku keluar. Untung saja gereja sudah sepi, mungkin hanya menyisakan kami bertiga. Lantas, aku melangkah menuju mereka dengan kikuk sambil menunduk.800Please respect copyright.PENANAGVKdx41Lzf
800Please respect copyright.PENANAsIuDxB4xzQ
“Selamat pagi,” kataku memberi salam sambil menunduk sopan di hadapan pendeta itu.800Please respect copyright.PENANAwF27lvSRqC
800Please respect copyright.PENANAP3wb69sSpw
Pendeta itu tersenyum. Agak kikuk aku duduk di samping Fajar, berhadapan dengan pendeta itu, dengan meja yang menjadi penengah di antara kami.800Please respect copyright.PENANAKXMnH1jj76
800Please respect copyright.PENANACtvI6rZdxE
“Nak, Laras?” tanyanya sopan.800Please respect copyright.PENANAOBihlgS51y
800Please respect copyright.PENANAdysz5J6bsL
Aku tersenyum, “Iya, pak.”800Please respect copyright.PENANAV71yZtGyQU
800Please respect copyright.PENANAVk5M5UcVDE
“Pacarnya nak Fajar?” tanyanya, lagi.800Please respect copyright.PENANAinwecWZsU8
800Please respect copyright.PENANAuSA3nybubh
Aku menoleh Fajar sekilas. Agaknya ia sudah memberitahu hubungan gelap kami. “Iya, pak,” kataku pelan. Merasa tidak nyaman.800Please respect copyright.PENANAbpc9qAKY9g
800Please respect copyright.PENANA7RfBlXfOaC
“Calon istri juga, pak,” tambah Fajar. Sontak pendeta itu tertawa.800Please respect copyright.PENANAvTUDGVebtg
800Please respect copyright.PENANADGlT3uxmq5
Aku hanya bisa menatap kaki-kaki meja, suasana ini terasa canggung sekali.800Please respect copyright.PENANAZr4mRusiHo
800Please respect copyright.PENANAWGYn2lvwyC
“Udah lama pacaran, nak?” tanya pendeta itu, lagi.800Please respect copyright.PENANA8YQrGvwYiS
800Please respect copyright.PENANAdKrfD1ujWx
Aku hanya menggangguk. Fajar malah mengusap kepalaku yang sontak kuberi pelototan tajam. Bagaimana ia bisa bersikap tidak sopan di hadapan pendeta.800Please respect copyright.PENANAKbiihn8O0I
800Please respect copyright.PENANA28WO5b7Og1
Pendeta itu hanya tersenyum memandangi kami. “Kalian cocok,” katanya.800Please respect copyright.PENANAZfe5VzZ55g
800Please respect copyright.PENANAIjmfpheXAO
Fajar tersenyum dengan binar dimatanya. Mengiyakan. Sementara aku bergeming dan tidak merespon.800Please respect copyright.PENANA07lxntT8GV
800Please respect copyright.PENANAKPXnumMaIP
Jauh dari pikiranku, ternyata. Pendeta itu teramat sopan sekali. Awalnya memang terasa kaku, tapi kelamaan aku semakin terbiasa, dan kadang menimpali. Pendeta itu juga memberi kami wejangan berupa pemikiran. Ia juga tidak membenarkan hubungan gelap kami, melainkan memberi nasehat.800Please respect copyright.PENANACgf7T6AyOL
800Please respect copyright.PENANAfPP42RISJT
Yang aku suka dari pendeta itu adalah, ia tidak menasehatiku dengan ayat-ayat yang tercantum pada kitabnya, seakan ia menghargai keyakinanku. Begitupun aku. Seharusnya semua umat beragama harus seperti itu, saling menghargai dan tidak memaksakan pendapat. Mungkin, jika pemahaman seperti itu di terapkan, pastilah tanah air tercinta ini akan menjadi subur dan banyak cintanya.800Please respect copyright.PENANAmnDzeTik3y
800Please respect copyright.PENANAFvceheeBer
Pak pendeta juga berkata kepada kami, bahwa jika hubungan kami akan serius dan masuk dalam jenjang pernikahan, maka, salah satu dari kami harus mengalah. Dan aku mengerti maksud dari mengalah itu.800Please respect copyright.PENANAeAeAOTObSU
800Please respect copyright.PENANAkoRIlwEMZI
Lalu, Pendeta itu berkata kepada Fajar untuk selalu menghargaiku sebagai perempuannya. Yang langsung ku respond dengan anggukan mantap. Perempuan bukanlah objek. Perempuan adalah Rahim bumi yang melahirkan tanaman yang subur, begitulah pendeta itu berkata.800Please respect copyright.PENANASAgwK5W2x7
800Please respect copyright.PENANAnm5wMJEBLE
Di akhir perbincangan kami, ketika aku dan Fajar hendak bangkit, pendeta itu menyodorkan alkitab. Jantung mempopa darah dengan cepar, dan timbul perasaan tidak nyaman. tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya, aku tersenyum dan menyatukan kedua tanganku di depan dada.800Please respect copyright.PENANAcTOXC6nTYC
800Please respect copyright.PENANAQWnfBkOqse
“Maaf, pak,” kataku. “Saya gak bisa nerimanya.”800Please respect copyright.PENANAeX75G735hc
800Please respect copyright.PENANAmTKckqgJFi
Pendeta itu tersenyum. “Nak, saya memberi alkitab ini bukanlah sebab agar kamu menghianati agamu. Melainkan untuk kamu belajar tentang agama yang lain.” Lalu ia merogoh kantung jubah satunya. “Bapak juga baca kitab kamu,” ia mengangkat kitabku.800Please respect copyright.PENANAXEs7kBHamd
800Please respect copyright.PENANAkzovCj5vfG
Aku memandangi alkitab yang ia sodorkan kepadaku. Sekilas kulirik Fajar. Fajar mengganguk. Sambil menghela nafas, kuraih alkitab di tangannya.800Please respect copyright.PENANAAttoSv8RMI
800Please respect copyright.PENANAbOoh73w2Xa
“Baca, ya, nak.” Pendeta itu tersenyum. lalu memasukan kitabku di tangan satunya dalam kantung jubahnya.800Please respect copyright.PENANAeYmJI4eWMJ
800Please respect copyright.PENANAuMuXsWJMyz
Aku membalas senyumnya. “Makasih, pak,” kataku sambil memasukan alkitab dalam tas yang melingkar di bahuku.800Please respect copyright.PENANAVDyvSuwLEp
800Please respect copyright.PENANAjPbgMwHWpL
“Kami pulang duluan ya, pak,” Kata Fajar sambil menyalam punggung tangan pendeta itu. Aku ikutan menyalam punggung tangannya. Sebab mau apapun agamanya, aku diajarkan untuk selalu menghormati orang tua.Kemudian kami berbalik dan melangkah menuju mobil.800Please respect copyright.PENANAbz2kKeWhAI
800Please respect copyright.PENANAXZjzHzEsrZ
terdengar suara mobil menyala, Fajar melirikku sekilas dan tersenyum. “Makasih, ya, tan.” Ia mengusap kepalaku mesra.800Please respect copyright.PENANAKAx91doVsy
800Please respect copyright.PENANA2H71pVw1lC
Aku membalas dengan tersenyum lebar.800Please respect copyright.PENANAmAuGYTmxVQ
800Please respect copyright.PENANA6Ct7zJuUoc
***800Please respect copyright.PENANAzjvLkKQFJn
800Please respect copyright.PENANAnfTNgRNGtk
Jalanan terlihat ramai. Motor saling menyalip-nyalip, berisik kendaraan terdengar dari kaca jendela yang tertutup. Dengan kecepatan pelan, aku memperhatikan setiap orang yang duduk santai di kedai-kedai tepian jalan. Sepang kekasih, sahabat, teman, saling menabur rindu di minggu pagi.800Please respect copyright.PENANAstGPhjjoTe
800Please respect copyright.PENANAUSeslPwOaK
Aku jadi teringat masa ketika awal pernikahanku. Dimas sering mengajakku berkunjung ke meseum. Aku tampak bahagia ketika itu. Kami saling bergandengan tangan bagai kekasih yang tak terpisahkan.800Please respect copyright.PENANAP90RYWqVWy
800Please respect copyright.PENANAwpuP0fRzMD
Memikirkannya membuatku merasa bersalah karena sudah menghianati cinta suci yang ia bangun. Aku juga menghianati anakku, entah apa yang dilakukannya jika ia mengetahui bahwa aku menjalin hubungan gelap dengan sahabatnya sendiri.800Please respect copyright.PENANAjJTckSYEBI
800Please respect copyright.PENANAMzz3qYF4LC
Aku juga sempat terpikir untuk menyudahi hubungan gelap ini, terlanjur masih baru. Tapi, aku tidak bisa melakukannya. Ada sebuah hasrat penolakan dari diriku.800Please respect copyright.PENANATktazd2isf
800Please respect copyright.PENANA2qp6aUqvSe
Lambat laun mobil kami menembus kerumunan jalanan. Fajar fokus menyetir. Lama kelamaan aku merasa bahwa Fajar sungguh tampan sekali, memandanginya membuatku terpesona.800Please respect copyright.PENANAenJtgzjIma
800Please respect copyright.PENANArcXuW3zisB
“Masih lama, Jar?” tanyaku.800Please respect copyright.PENANAUdRaPaUXRn
800Please respect copyright.PENANAnOi7XkHhuv
“Bentar lagi, Tan,” jawabnya.800Please respect copyright.PENANAkfTBWRVPq9
800Please respect copyright.PENANAZUlisJoZC3
Tiga puluh menit berlalu. Akhirnya, mobil yang kami kendarai terpakir di sebuah pantai di samping kedai minuman. Fajar keluar dari mobil, begitupun aku. Aku membentangkan pandangan, Pohon-pohon kelapa menjulang tinggi di pesisir pantai, desir ombak bergemuru, riuh suara pengunjung lain terdengar berisik.800Please respect copyright.PENANAL7n86KURSd
800Please respect copyright.PENANAnRfz7BCI7F
Kedai-kedai berjejer lurus dari sudut mata memandang. Fajar berdiri di sampingku. “Jar, pindah, ah, rame banget,” kataku.800Please respect copyright.PENANAjSrCNNP5Z2
800Please respect copyright.PENANAGVvjMQaR9V
“Fajar tau, kok, tempat yang sepi,” katanya. Kemudian ia melangkah menuju bagasi mobil. Lalu kembali dengan tas yang bertengger di punggungnya.800Please respect copyright.PENANAJB9Vn4yckE
800Please respect copyright.PENANA33wvox2TG5
“Kamu bawa apaan?” tanyaku bingung.800Please respect copyright.PENANAL5b90yVRS2
800Please respect copyright.PENANAyJhelwWcBq
“Perlengkapan buat piknik.”800Please respect copyright.PENANAj5Z7xSd5Oe
800Please respect copyright.PENANAFzxwsNolID
Aku mengganguk. Akuu tidah tahu bahwa Fajar telah menyiapkan perlengkapan, di tambah ia tidak memberitahuku akan ke pantai.800Please respect copyright.PENANAGeXHeLx0yB
800Please respect copyright.PENANAWdpoc2bKOP
Kemudian kami melangkah di antara keramain orang. Penjual-penjual es, batagor, cilor, terlihat sepanjang kami melangkah. Fajar terlihat santai di sampingku. Ia tampak tinggi, membuatku harus mendongak memandanginya. Pastilah aku terlihat kecil jika berjalan di sampingnya.800Please respect copyright.PENANAUziZWGDRL2
800Please respect copyright.PENANA58jibigB5n
Kami terus melangkah sampai pada akhirnya kami menapak kaki di pantai. Aku bisa merasakan tanah-tanah halus yang menghabur di kakiku. “Masih jauh?” tanyaku.800Please respect copyright.PENANA4TBEeU4Nx3
800Please respect copyright.PENANAmz6M9MXoa4
Fajar menunujuk ke arah depan. Dari kejauhan aku melihat dua pohon kelapa yang pendek dan melengkung. Sepanjang perjalanan, kami berbasi-basi. Fajar menceritakan legenda pantai ini. Katanya, pantai ini adalah bekas dari meteroit yang jatuh ke bumi ratusan tahun silam, terbukti dengan adanya beberapa batu besar di tengah-tengah laut. Ia juga menjelaskan tentang pulau kecil yang jauh di tengah laut. Katanya, pulau itu menjadi tempat persingahan nelayan di malam harinya.800Please respect copyright.PENANAJdjNQGpdjz
800Please respect copyright.PENANAyly7Mr2kvS
Gemuruh ombak semakin menyalak, aroma pasir tercium segar di cuping hidung. Angin-angin laut menemani kami sepanjang melangkah. Sampai pada akhirnya kami tiba dan menapak kaki di pesisir, di bawah pohon kelapa yang jaraknya tidak jauh dari kepalaku.800Please respect copyright.PENANAPrtLKlvYZu
800Please respect copyright.PENANAG1pJcQU3x6
Fajar menaruh tasnya di tanah. mambuka tasnya lalu mengeluarkan satu karpet lebar dan satu hammock. Ia membentangkan karpet di tanah, lalu mengingkat hammock di kedua pohon kelapa.800Please respect copyright.PENANAP7BbZETez4
800Please respect copyright.PENANAR5wgIaoUre
Aku lekas duduk di karpet, di susul Fajar. Kemudian ia mengeluarkan kompor gas Portable, serenceng kopi, panci kecil, dua cangkir, dan tiga botol aqua. ia sungguh sudah mempersiapkan ini semua.800Please respect copyright.PENANA4wccOr0QcQ
800Please respect copyright.PENANAwxWFXBbw9m
“Kamu excited banget, Jar.”800Please respect copyright.PENANAII51aqvMSj
800Please respect copyright.PENANAEHox1iAJkl
“Iya, dong. Kalau sama tante persiapannya harus matang.” Fajar meletakan kompor portable di tanah, lalu memasang gas. Aku bergeser mendekat ke arahnya, membuat tubuh kami bersentuhan.800Please respect copyright.PENANA2SnUq9DHGC
800Please respect copyright.PENANAYMM9MNMf6n
“Tante mau minta cium?” godanya dengan senyum yang terkulum.800Please respect copyright.PENANA2OrYMw2ogI
800Please respect copyright.PENANAN1E9qabvy1
“Ih orang mau nolong.” Aku mengambil serenceng kopi dan membaginya menjadi dua. Lalu membuka satu persatu bungkus dan mengisinya ke dua gelang. Sementara Fajar memanaskan air.800Please respect copyright.PENANACcIKCVRfRc
800Please respect copyright.PENANAadyMFEHoLi
Sambil menunggu air mendidih kami fokus menatap lautan. Teduh rasanya, ombak-ombak bergoyang mengikuti irama angin. Burung-burung camar menari-menari mengikuti latunan ombak. Semilir angin menyapu wajah kami berdua.800Please respect copyright.PENANAARiNS3jec2
800Please respect copyright.PENANAUPn5qGZZbL
“Fajar cinta banget sama tante,” katanya, lirih. Wajahnya terlihat meringis, ada campuran duka pada suaranya. kedua tangannya memeluk kedua kakinya, membuatnya terlihat seperti kanak-kanak.800Please respect copyright.PENANAFydxbdgG60
800Please respect copyright.PENANAK6UECKC1To
“Tante juga cinta sama Fajar.” Aku memandanginya. Mata kami bertemu. Cukup lama. sampai pada akhirnya ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami saling menyapa di antara berisiknya ombak dan sepoi-sepoi angin pagi.800Please respect copyright.PENANANh2eaTIKjR
800Please respect copyright.PENANAtxTFnNzGcU
Kami saling menatap kembali. Kini, ia pegangi kepalaku dengan kedua tangannya. Ia ciumi pipiku, kiri-kanan, bergantian. kurasakan ketulusan pada kecupannya. Terakhir, ia kecup keningku. Mesra sekali. Aku terbang bagai burung camar yang kulihat tadi, terbang bebas mengirama ombak.800Please respect copyright.PENANAnggw4wtSNk
800Please respect copyright.PENANAxdGdoSbdwy
Kemesraan itu berakhir dengan gemercik air mendidih. Fajar mematikan kompor. Lalu menuangkan air ke dua gelas. Ia menganduk kopinya dan kopiku bergantian. Bersamanya, aku seperti dilayanin dengan sebaik-sebaik-nya.800Please respect copyright.PENANAno5yaTdTqu
800Please respect copyright.PENANArefoWlH9GO
Aku meraih gagang gelas. Bersamaan dengan sepoi angin, kusesap kopi hitam. Terasa enak di lidah. Sepanjang pernikahanku, tak pernah aku merasakan kenyamanan ini. Dan ini adalah kali pertamaku. Sungguh.800Please respect copyright.PENANAid5xld7fW4
800Please respect copyright.PENANAdMkSDFSg9U
Tiba-tiba terdengar dering ponsel berbunyi. Aku mengeluarkan ponsel dari tasku, lalu menatap lekat layar ponsel yang bertuliskan: Abi. Aku menoleh ke Fajar sambil meletakan jari telunjukku di tengah bibir.800Please respect copyright.PENANACNTx1kyGCO
800Please respect copyright.PENANATiozYBM6xy
“Assamulaikum, bi,” kataku.800Please respect copyright.PENANA589ke2WWMZ
800Please respect copyright.PENANAEP5yno8act
“Waalaikumsallam, umi,” terdengar suaranya di sebrang sana. “Umi lagi di mana? berisik banget.”800Please respect copyright.PENANAKppmrhLecj
800Please respect copyright.PENANANa7YwZTjUo
“Umi lagi di warung, nih. Sama Fajar,” jawabku, berbohong.800Please respect copyright.PENANAFPYhVbcEz4
800Please respect copyright.PENANAMw4J9X4r3X
“Aawww,” aku memekik dan lekas menutup mulutku ketika kurasakan remasan di buah dadaku. Si pelaku malah tersenyum nakal. Aku memelotinya agar tidak kembali melakukan hal itu lagi.800Please respect copyright.PENANAI3AxR8qGT3
800Please respect copyright.PENANANf9mjas3Sl
“Umi kenapa?”800Please respect copyright.PENANAtzndpYfnJu
800Please respect copyright.PENANAtJDt0SZuVr
“Eh, engga, Bi. Ini masakannya kepedasan,” elakku.800Please respect copyright.PENANAhnasYmlfaC
800Please respect copyright.PENANAGFWvIrLubz
Bukannya mengerti, tangan Fajar malah masuk ke dalam gamisku dan membelai betisku. Aku mencoba menggeser betisku sambil terus berbincang dengan suamiku. Fajar malah semakin menjadi, ia mendekat ke arahku dan mengangku tanganku yang satunya. Lantas, ia endus ketiakku.800Please respect copyright.PENANA5thEhDWrmP
800Please respect copyright.PENANAhGV2awZt72
“Umi Yang sabar ya, nunggu abi pulang.”800Please respect copyright.PENANAYewStgmq9b
800Please respect copyright.PENANAVIP8cnulsF
“Iya, bi,” jawabku singkat.800Please respect copyright.PENANA8Kh31oOygn
800Please respect copyright.PENANACZlAt7Ce7j
“Umi mau oleh-oleh, apa?”800Please respect copyright.PENANAps2WWsmgtD
800Please respect copyright.PENANAo8KUtVFfje
“Terserah, bi.”800Please respect copyright.PENANAvP09J0OrgA
800Please respect copyright.PENANAzHMNY2PYQ5
Fajar semakin menjadi, tanganya berpindah mengelus perutku, sontak aku merasa geli. Tapi tidak ada niatan untuk menyuruhnya berhenti. Elusan tangannya di perutku, membuatku mengabaikan telepon dari suamiku.800Please respect copyright.PENANABK33MBanGs
800Please respect copyright.PENANAsfGW3Sf1eC
Tindakannya semakin liar, perlahan ia remes buah dadaku dari balik gamis. Aku yang kepalang bosan menegurnya, akhirnya membiarkan. Remasannya semakin liar, membuatku harus menggigit bibir, menahan lenguhan agar tidak terkeluar.800Please respect copyright.PENANAMeilMD44SY
800Please respect copyright.PENANArp3GI4gOlU
“Umi?”800Please respect copyright.PENANALD2u3FDwY3
800Please respect copyright.PENANAszGhUE8J4X
“Eh, iya, bi. Kenapa?” jawabku tergagap.
800Please respect copyright.PENANA8BWqXW0PrS
Bersambung.
ns 15.158.61.17da2