#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”510Please respect copyright.PENANAEcchdnSvBH
510Please respect copyright.PENANAYB91rim07P
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.510Please respect copyright.PENANAAtyqPeGsWJ
510Please respect copyright.PENANARywsfoIv0I
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.510Please respect copyright.PENANAGs1pJ9lxSl
510Please respect copyright.PENANAtPknnxqWy7
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.510Please respect copyright.PENANALhZ6vCX1qz
510Please respect copyright.PENANAGHp2gkFE75
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.510Please respect copyright.PENANAXNPk66eK4g
510Please respect copyright.PENANAyixcRRc74K
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.510Please respect copyright.PENANAZGM9OQw8Vq
510Please respect copyright.PENANAdqba7qSNIB
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.510Please respect copyright.PENANAHUnnP0BGSU
510Please respect copyright.PENANAbg296ExBdF
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.510Please respect copyright.PENANAq84hZsQjiB
510Please respect copyright.PENANAXTcz94gfL7
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.510Please respect copyright.PENANACmmy1VS0SP
510Please respect copyright.PENANAqQk7Hc5W2Q
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”510Please respect copyright.PENANAAuKraoDHwU
510Please respect copyright.PENANAQpQKualEfH
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.510Please respect copyright.PENANAfd2bmqDo7C
510Please respect copyright.PENANA1MMaZRihK7
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.510Please respect copyright.PENANAlLNxAtfV4y
510Please respect copyright.PENANADBZcPlo13h
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.510Please respect copyright.PENANAYW1XmvhY9G
510Please respect copyright.PENANAFgZCNUwY4a
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.510Please respect copyright.PENANA1lFvG8ObPn
510Please respect copyright.PENANAeFkXQcZhpF
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.510Please respect copyright.PENANASzkh7BlVxP
510Please respect copyright.PENANAAKcUc2b0aP
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 510Please respect copyright.PENANAK7sxderxpe
510Please respect copyright.PENANAmsXPMhZ4RW
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.510Please respect copyright.PENANAry6qmirjmf
510Please respect copyright.PENANAgTLjDeizSg
***510Please respect copyright.PENANAFFlEqkOAtU
510Please respect copyright.PENANAyA6rWi5H0m
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.510Please respect copyright.PENANA8cBDpZWrar
510Please respect copyright.PENANAwbfdkchl6g
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.510Please respect copyright.PENANA53HYCKmaDf
510Please respect copyright.PENANAWzT39sOriA
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.510Please respect copyright.PENANAGQ7xeqf5Wk
510Please respect copyright.PENANAAqDNQxP6IS
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.510Please respect copyright.PENANAbCfhHpmImd
510Please respect copyright.PENANAuBofRvuEDK
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.510Please respect copyright.PENANAktZE88tq9K
510Please respect copyright.PENANAl7VxVRDOdC
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.510Please respect copyright.PENANAtZwTeFRRQY
510Please respect copyright.PENANAxe88HBuLV8
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.510Please respect copyright.PENANA1X7uhZAATq
510Please respect copyright.PENANAmcARsjFRwu
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”510Please respect copyright.PENANArdYZilTwnD
510Please respect copyright.PENANA2BnGFESPIk
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.510Please respect copyright.PENANAJDN4o9YEX4
510Please respect copyright.PENANA4eRA78hXtG
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.510Please respect copyright.PENANAexnrSgoyaA
510Please respect copyright.PENANAQckkNkTPcb
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.510Please respect copyright.PENANAybXm1uU24H
510Please respect copyright.PENANAuxXVFHcw2m
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.510Please respect copyright.PENANAtvqbpa0oir
510Please respect copyright.PENANAHzOIHcJJli
***510Please respect copyright.PENANAnIhDSFyiT3
510Please respect copyright.PENANAiwW3XcoZqk
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”510Please respect copyright.PENANA3sto0gUvG9
510Please respect copyright.PENANA8K6KvEqwS9
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.510Please respect copyright.PENANAMwpuRJHwyz
510Please respect copyright.PENANAAJRo4CdhKR
“Tante mau ke toko buku,” kataku.510Please respect copyright.PENANASQ8ZEqK6dU
510Please respect copyright.PENANAIQkeXM2hLe
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.510Please respect copyright.PENANAqwQ8o1d2Jl
510Please respect copyright.PENANARtqPvHb0v3
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.510Please respect copyright.PENANAbMRt1RyNVn
510Please respect copyright.PENANAjBmkBPWBoa
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.510Please respect copyright.PENANAm7kzlFInss
510Please respect copyright.PENANAD0qxYpBcNp
“Teras aja, Jar.”510Please respect copyright.PENANA5RgKrMXGiu
510Please respect copyright.PENANA1PN5sSSywO
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.510Please respect copyright.PENANAvKfLUKLtU9
510Please respect copyright.PENANAY8jzROVb79
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”510Please respect copyright.PENANAur4Bu5unk3
510Please respect copyright.PENANAE5Eot1ViAI
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.510Please respect copyright.PENANA6QCoUprbSu
510Please respect copyright.PENANAGCnGpnlldS
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.510Please respect copyright.PENANAn17PZANH2p
510Please respect copyright.PENANAi3sGlsxOgg
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.510Please respect copyright.PENANAeNxNpOetmX
510Please respect copyright.PENANASXXeN8zACS
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.510Please respect copyright.PENANAnnkGTPc3sM
510Please respect copyright.PENANAGcNJkvR8Vo
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.510Please respect copyright.PENANAF6XkzLHMS6
510Please respect copyright.PENANA5094RLCsp8
“Bi, mana Adit,” kataku.510Please respect copyright.PENANAIx7FlJRbgx
510Please respect copyright.PENANA4QCTI7TVFU
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”510Please respect copyright.PENANAU1EM3uTvpq
510Please respect copyright.PENANA360mVBZXg9
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”510Please respect copyright.PENANALFNdC4Rv9i
510Please respect copyright.PENANA5Y5tdQiLOn
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”510Please respect copyright.PENANAwWUnP12UnX
510Please respect copyright.PENANA9o8GcjXRP2
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”510Please respect copyright.PENANAljUHhZDvW8
510Please respect copyright.PENANAveGBtAFU7H
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.510Please respect copyright.PENANAL335ABkVuz
510Please respect copyright.PENANAML0s6QvRrQ
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.510Please respect copyright.PENANA4fIKO4VR1s
510Please respect copyright.PENANAHvL25IlCL1
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.510Please respect copyright.PENANAi4ZEejhrhg
510Please respect copyright.PENANAJxNlMjQm9w
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.510Please respect copyright.PENANALyL3Pzi0AH
510Please respect copyright.PENANADuqjXrchi0
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.510Please respect copyright.PENANAy0l9vmcb63
510Please respect copyright.PENANAIbPMCcOVYN
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.510Please respect copyright.PENANAHTjTdNI7tR
510Please respect copyright.PENANAqLE5ItK3D0
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”510Please respect copyright.PENANAi05RPF3gF3
510Please respect copyright.PENANAfKcetFjfsM
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”510Please respect copyright.PENANAQkpCOaQXrY
510Please respect copyright.PENANA9yETvHkQJm
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”510Please respect copyright.PENANArLnIbnIcPN
510Please respect copyright.PENANAWulgJ05Xcf
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”510Please respect copyright.PENANAgvV4rGPDMA
510Please respect copyright.PENANAHAn2olGKI0
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”510Please respect copyright.PENANAncgxn9NoDA
510Please respect copyright.PENANAVAlvkTaj47
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”510Please respect copyright.PENANAjtMOoqUgH2
510Please respect copyright.PENANAZvDHnIDnBj
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”510Please respect copyright.PENANAG8bkawRLcL
510Please respect copyright.PENANASDMuX6oMiz
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”510Please respect copyright.PENANA3QwjsWME5f
510Please respect copyright.PENANAPqwFLmDDUm
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.510Please respect copyright.PENANAuBPUd0URPL
510Please respect copyright.PENANAW2kOjGidhG
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.510Please respect copyright.PENANASnoGr79apm
510Please respect copyright.PENANA1tqJOAW4xW
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.510Please respect copyright.PENANAWsBSiT5mtP
510Please respect copyright.PENANA5ZTFIV67h5
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.510Please respect copyright.PENANAmGxAH0kn8S
510Please respect copyright.PENANAYIvFkLZWQq
“Boleh,” kataku agak tersipu.510Please respect copyright.PENANANmkOK0uqxE
510Please respect copyright.PENANAbHv6ERdIPW
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.510Please respect copyright.PENANAPJmicnB7lX
510Please respect copyright.PENANAe2RwJ8299V
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.510Please respect copyright.PENANAI2AwC0Srpf
510Please respect copyright.PENANATMwhI8wsbq
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.510Please respect copyright.PENANAKzhmNXygcG
510Please respect copyright.PENANAI9Mgm6tL8z
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu510Please respect copyright.PENANAkO6YM6H2Hv
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.510Please respect copyright.PENANArQjhxFIEcn
510Please respect copyright.PENANAOkA8j1qS9Y
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.510Please respect copyright.PENANACntnrFwPkI
510Please respect copyright.PENANA59JhAfy0FV
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.510Please respect copyright.PENANAYnKpOiAOaV
510Please respect copyright.PENANANKGv7gf8ip
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.510Please respect copyright.PENANAHQMWHf6wgf
510Please respect copyright.PENANAimyXNHEvmG
“Fajar cinta sama tante.”510Please respect copyright.PENANA278n63A6Eo
510Please respect copyright.PENANAkCwz80g1Lk
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”510Please respect copyright.PENANAs59wj4QTph
510Please respect copyright.PENANAImXYQavh5h
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.510Please respect copyright.PENANAdDmotQ6pEx
510Please respect copyright.PENANAJ00afdoJac
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”510Please respect copyright.PENANAjrbLC2F5WP
510Please respect copyright.PENANAwl3EfEGuvp
“Tante udah punya keluarga, fajar!”510Please respect copyright.PENANAPsCDDTkLbz
510Please respect copyright.PENANAFb9ULBaRNI
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.510Please respect copyright.PENANACGhHZLN6F6
510Please respect copyright.PENANAQzMahe42QS
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.510Please respect copyright.PENANA9zetdLNtG6
510Please respect copyright.PENANAEtgRZ8buR2
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.510Please respect copyright.PENANArptclkW6UR
510Please respect copyright.PENANAVQXOD2TwzD
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.510Please respect copyright.PENANArkNdY23B4Y
510Please respect copyright.PENANAZRD1hm4Mqj
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”510Please respect copyright.PENANAHVu9PBcZ7q
510Please respect copyright.PENANAaD8yoSGfaK
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.510Please respect copyright.PENANAPojrJCpqvL
510Please respect copyright.PENANAMGGWX6oNzu
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”510Please respect copyright.PENANAC8yeHcZ6WV
510Please respect copyright.PENANAJE3FIktmZH
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.510Please respect copyright.PENANAWUQauAw9Cg
510Please respect copyright.PENANA52cKWyQ10E
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.510Please respect copyright.PENANAwvHN4Nolz3
510Please respect copyright.PENANA95gBGpAmPC
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.510Please respect copyright.PENANAT4rNKSonDe
510Please respect copyright.PENANAa406SsnlRY
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.510Please respect copyright.PENANA2J11WKAphu
510Please respect copyright.PENANAw4LmWNPbKF
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”510Please respect copyright.PENANAMlb5RynPAp
510Please respect copyright.PENANAHIrFVQKzPe
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”510Please respect copyright.PENANAcdUAK2hJjH
510Please respect copyright.PENANATip74uAB3M
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.510Please respect copyright.PENANAxvJRa5fha4
510Please respect copyright.PENANAXUuOZHEdR6
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.510Please respect copyright.PENANAIuRKEIBeRs
510Please respect copyright.PENANAZIQcSP4oF7
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”510Please respect copyright.PENANACx9cqspMoS
510Please respect copyright.PENANADbl3iKLxuy
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.510Please respect copyright.PENANAuYV0gpv7gb
510Please respect copyright.PENANAbn6SbF8T4k
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”510Please respect copyright.PENANAeVXDf2fq4s
510Please respect copyright.PENANAZhRstaZWN3
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”510Please respect copyright.PENANAihCA55pS9R
510Please respect copyright.PENANAeoInYESjuY
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”510Please respect copyright.PENANAlIU61R25rU
510Please respect copyright.PENANAhrVtiDcvEI
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”510Please respect copyright.PENANArbg3NYgQVt
510Please respect copyright.PENANAJefMMIe2eA
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.510Please respect copyright.PENANAjeWnGHgX3H
510Please respect copyright.PENANAWlTF1NCNGv
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”510Please respect copyright.PENANAoSuvj3AkIV
510Please respect copyright.PENANAXhzmbSwOZJ
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.510Please respect copyright.PENANAgfbtejR8OC
510Please respect copyright.PENANAXvQCSBjsex
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.510Please respect copyright.PENANAGGbOuAbfP1
510Please respect copyright.PENANAoEDSgSryya
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.510Please respect copyright.PENANAZNJA2yxwLF
510Please respect copyright.PENANAAEfqgLE6Vf
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.510Please respect copyright.PENANASOIfB0vQoU
510Please respect copyright.PENANAdW3J2wwWoC
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.510Please respect copyright.PENANA8wNw244Byl
510Please respect copyright.PENANAtcgX9YoHAo
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.510Please respect copyright.PENANAsSHr90vc8n
510Please respect copyright.PENANA6hyV1Caj73
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.510Please respect copyright.PENANAX7Txu1Xk9P
510Please respect copyright.PENANA61XsM5bAv1
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.510Please respect copyright.PENANA478YOdzIB0
510Please respect copyright.PENANA1oFKx2BZac
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.510Please respect copyright.PENANACb3yxJNbu8
510Please respect copyright.PENANAf4oES9uC9g
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”510Please respect copyright.PENANAZL3AiVZLGC
510Please respect copyright.PENANAMVjUKkql4s
Aku menggangguk.510Please respect copyright.PENANAeyHr6P0DyJ
510Please respect copyright.PENANAmqsvzyCFf5
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.510Please respect copyright.PENANAFb7CmIxYsH
510Please respect copyright.PENANA9zf4Vb7U3I
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.510Please respect copyright.PENANAU4uKJgjvC8
510Please respect copyright.PENANAyxFcvbndBg
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.510Please respect copyright.PENANA2msLnBlOGu
510Please respect copyright.PENANAsG18JVOKlh
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.510Please respect copyright.PENANAJnYvz57ygA
510Please respect copyright.PENANAisJUsmXNcA
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.510Please respect copyright.PENANAXyeciTyvQR
510Please respect copyright.PENANAtXpq3OH2DO
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.510Please respect copyright.PENANAnnK7XSAjxX
510Please respect copyright.PENANA6MraauqHQL
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”510Please respect copyright.PENANA0SW4nQ4Ii4
510Please respect copyright.PENANAJgJsvKAXn3
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.510Please respect copyright.PENANAba8x5LQBIL
510Please respect copyright.PENANA095OKjysw9
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.510Please respect copyright.PENANAKhLy85FMfX
510Please respect copyright.PENANAvorahUIKRq
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”510Please respect copyright.PENANA83OqYm60q0
510Please respect copyright.PENANAl2pjwWAhfH
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”510Please respect copyright.PENANA8xMSbltlER
510Please respect copyright.PENANAj9AAY3rAmh
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”510Please respect copyright.PENANAsElfMH7Fyf
510Please respect copyright.PENANATvCxE7UtuQ
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”510Please respect copyright.PENANAuhvHWM0ywH
510Please respect copyright.PENANADe74IZNG4M
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”510Please respect copyright.PENANArCR0S6bALt
510Please respect copyright.PENANAO2nslFBJm1
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”510Please respect copyright.PENANAMZmhGBGWFE
510Please respect copyright.PENANAU4p2kPKrbo
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”510Please respect copyright.PENANAjXKGwCW1sV
510Please respect copyright.PENANAw5pjSCecxJ
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.510Please respect copyright.PENANAz8DEWRranj
510Please respect copyright.PENANAWKlofF0Lug
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.510Please respect copyright.PENANAcKmDyuC2De
510Please respect copyright.PENANARstR3A1ZzT
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.510Please respect copyright.PENANAJB5X3E3Kh1
510Please respect copyright.PENANAZ93P7Da5QP
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.510Please respect copyright.PENANAVqJaTngxzK
510Please respect copyright.PENANAk6TS1b0uQi
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.510Please respect copyright.PENANADig4dVHanV
510Please respect copyright.PENANAS5f4hChn1Q
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.510Please respect copyright.PENANAg2gTqNt5e7
510Please respect copyright.PENANA4Kv1CwgGhU
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,510Please respect copyright.PENANA3Mb6zHnSdl
510Please respect copyright.PENANAHcXNhf3CxY
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.510Please respect copyright.PENANADBG6FIzovP
510Please respect copyright.PENANA7zT6Qrb7lD
“Bentar lagi, tan.”510Please respect copyright.PENANASfVTWJyvKP
510Please respect copyright.PENANAhvniNBQD6d
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.510Please respect copyright.PENANAZjtlMtrxqM
510Please respect copyright.PENANAxKFxa3SHpS
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.510Please respect copyright.PENANAsKhvS6MnVy
510Please respect copyright.PENANAgKxvm4acs7
“Jangan,” kataku.510Please respect copyright.PENANACsWUFYEpZz
510Please respect copyright.PENANARMads6uAm7
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.510Please respect copyright.PENANAxzHixzwqwx
510Please respect copyright.PENANA3fmYEmomBZ
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit510Please respect copyright.PENANAtgqxpZHWPG
510Please respect copyright.PENANAooi6K82ZZg
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.510Please respect copyright.PENANAZohCpsGrA1
510Please respect copyright.PENANAq5MCaeG7ZW
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.510Please respect copyright.PENANANYWZ83RwEu
510Please respect copyright.PENANAOYcdmxK0h3
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”510Please respect copyright.PENANAdisb13Edps
510Please respect copyright.PENANApJI5QxZR0Y
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.510Please respect copyright.PENANAlupOw0SgJN
510Please respect copyright.PENANAn86czCiHYN
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.510Please respect copyright.PENANAliIt53aHux
510Please respect copyright.PENANAv0EAGbjlDx
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”510Please respect copyright.PENANAoCdj3MyeBl
510Please respect copyright.PENANAeJ3ecBl4zi
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.510Please respect copyright.PENANATQPfzYOXYx
510Please respect copyright.PENANAyQFe9zqe5G
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”510Please respect copyright.PENANAoi42KHQxgc
510Please respect copyright.PENANA2OLPO4ydKb
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.510Please respect copyright.PENANAh7TM5R0jGW
510Please respect copyright.PENANAKy2wOKYhAG
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.510Please respect copyright.PENANAHiPMltHMYf
510Please respect copyright.PENANA6ezLFI0eiW
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.510Please respect copyright.PENANAxTqbQ4REQ4
510Please respect copyright.PENANALws1Y2pTt2
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.510Please respect copyright.PENANAsykmNvb3SF
510Please respect copyright.PENANAS9fBWrJZhw
***510Please respect copyright.PENANAwYljawSKvM
510Please respect copyright.PENANAkRTUnQ5Lvf
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.510Please respect copyright.PENANAkGNUTVn3CR
510Please respect copyright.PENANATSUsKeJEYk
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.510Please respect copyright.PENANAxQaOrU2s5o
510Please respect copyright.PENANA50a7DwLmNI
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.510Please respect copyright.PENANAhxCAiQjsYm
510Please respect copyright.PENANAcUHP2J94b0
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.510Please respect copyright.PENANAr88bEhHDeh
510Please respect copyright.PENANAD4tH99blyB
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.510Please respect copyright.PENANAr1e8liT100
510Please respect copyright.PENANAQoPr6Ac6oE
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.510Please respect copyright.PENANAKhCQOcDZWL
510Please respect copyright.PENANA8teK5OfW2D
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?510Please respect copyright.PENANAgFDUL6XsNr
510Please respect copyright.PENANAidv5KNa8fm
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.510Please respect copyright.PENANAh8KwVnEMO7
510Please respect copyright.PENANAzNXnCAK8Vn
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.510Please respect copyright.PENANADDLmkvEhOV
510Please respect copyright.PENANAsZtIfQDgzK
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.510Please respect copyright.PENANAwryxVZibGp
510Please respect copyright.PENANA303rOD2zMp
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.510Please respect copyright.PENANAzLWxISEnPJ
510Please respect copyright.PENANAJv3Ta3S6Um
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”510Please respect copyright.PENANAhfKYEmj5MN
510Please respect copyright.PENANADOk9aVSlMP
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”510Please respect copyright.PENANAQ7jeV44d3n
510Please respect copyright.PENANAPCCkrwfHpf
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.510Please respect copyright.PENANACstGKVwk4p
510Please respect copyright.PENANAaKXPnmEQRs
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.510Please respect copyright.PENANA8M3MkwmmcC
510Please respect copyright.PENANAm4aDsFy4XV
“Engga boleh!”510Please respect copyright.PENANAs88ULEh0DO
510Please respect copyright.PENANAN9FuuZYyOn
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”510Please respect copyright.PENANA3t84yrlCKU
510Please respect copyright.PENANASTBCypzZDp
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”510Please respect copyright.PENANAg7luzx8KqT
510Please respect copyright.PENANANLXbJvEwet
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.510Please respect copyright.PENANAwRDPUFi3il
510Please respect copyright.PENANAOHcSbyGrez
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.510Please respect copyright.PENANANjXJXAeNyN
510Please respect copyright.PENANAmDXLAD4W1J
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.510Please respect copyright.PENANAOCdS2J08zJ
510Please respect copyright.PENANAX9g7k4r8bp
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.510Please respect copyright.PENANAg6AKLJ4N81
510Please respect copyright.PENANAH2x42guooE
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.510Please respect copyright.PENANAoXw6UlCM1q
510Please respect copyright.PENANAmDJLzJh59f
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.510Please respect copyright.PENANAXdVIvXQWSf
510Please respect copyright.PENANARQSIcBr7LR
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.510Please respect copyright.PENANAaAqnDgOQp6
510Please respect copyright.PENANAKY0r4jwIzL
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.510Please respect copyright.PENANAhqxhATJmGB
510Please respect copyright.PENANAvSXipQnwhY
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.510Please respect copyright.PENANA7scOEfuyr6
510Please respect copyright.PENANAFszvKjJOvr
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.510Please respect copyright.PENANAageeGOzgth
510Please respect copyright.PENANAixYDFZTxSj
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.510Please respect copyright.PENANADV7J8UWaGd
510Please respect copyright.PENANAjq1rzGa91W
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.510Please respect copyright.PENANASPBeblw2O4
510Please respect copyright.PENANANLsBin8G1F
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.510Please respect copyright.PENANAgRY7NcZS8m
510Please respect copyright.PENANAIdqVCOKayi
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.510Please respect copyright.PENANAYp8FAVcINA
510Please respect copyright.PENANAc0RBk70AdO
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”510Please respect copyright.PENANAL91yVEdEFC
510Please respect copyright.PENANAjyX45LUdZA
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.510Please respect copyright.PENANA7qbede9l9n
510Please respect copyright.PENANAE8KZ1MsRRX
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.510Please respect copyright.PENANAhiTwet2CYQ
510Please respect copyright.PENANAHDuTNrg22v
Terdengar suara Adzan berkumandang.510Please respect copyright.PENANAA4cPvyz33b
510Please respect copyright.PENANAlqobpHat29
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.
Bersambuing
510Please respect copyright.PENANAgOnNPrG8zA