#5 Nikmat itu sungguh Terlarang469Please respect copyright.PENANAdQ0A0z5mGf
469Please respect copyright.PENANAIcqB1G4Xoo
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”469Please respect copyright.PENANASpGaPJM63w
469Please respect copyright.PENANAsmRB7kNGga
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”469Please respect copyright.PENANA2jb2zn0UYh
469Please respect copyright.PENANAE8DcQZAVR5
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”469Please respect copyright.PENANAxxvDZFyzj6
469Please respect copyright.PENANAJ3Sn8EbW53
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.469Please respect copyright.PENANAhnJ661LXA9
469Please respect copyright.PENANAaHp5iv9d4G
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.469Please respect copyright.PENANABW8xRjWpaL
469Please respect copyright.PENANAJ1BAMG8bni
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.469Please respect copyright.PENANAVXatG8nfTT
469Please respect copyright.PENANA8MAYZNQ4CS
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.469Please respect copyright.PENANAhasa5rXq57
469Please respect copyright.PENANATsaQ45hhwl
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.469Please respect copyright.PENANAUzFt9K8j0V
469Please respect copyright.PENANAKF9iZRRR2v
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.469Please respect copyright.PENANAogma9McnFf
469Please respect copyright.PENANAgXX2TbLKXv
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.469Please respect copyright.PENANAdXSV1QhneL
469Please respect copyright.PENANAFYNAq19iJA
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.469Please respect copyright.PENANAhCYqhCvaro
469Please respect copyright.PENANA4CxGqWQ88W
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.469Please respect copyright.PENANA0dBGssYhoY
469Please respect copyright.PENANAO4YUrfDYUS
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.469Please respect copyright.PENANAruOC2CyrVw
469Please respect copyright.PENANAptjUtgaFzq
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.469Please respect copyright.PENANAiRxrkhZz2Q
469Please respect copyright.PENANAbqWqFVeOqj
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.469Please respect copyright.PENANAIM2Gkzpi3k
469Please respect copyright.PENANAaT1HE9Aj1z
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.469Please respect copyright.PENANAjGlwsAkR3u
469Please respect copyright.PENANA8uAsug15n5
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.469Please respect copyright.PENANA9egA5oCmJ0
469Please respect copyright.PENANAhHWHhm2XVH
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.469Please respect copyright.PENANAaumtej2nVb
469Please respect copyright.PENANAJq2lcELlSM
“Empshh…,” aku melenguh pelan.469Please respect copyright.PENANA1p8Zeviiyj
469Please respect copyright.PENANAkJZhHr1QO5
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.469Please respect copyright.PENANAHDdWoYD46R
469Please respect copyright.PENANA66KTwm9mYc
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.469Please respect copyright.PENANAIWVGy04JU3
469Please respect copyright.PENANAkd34vAEFJI
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.469Please respect copyright.PENANAvS7itivNEX
469Please respect copyright.PENANArJgUqSHATb
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.469Please respect copyright.PENANAL1Pib6F4xO
469Please respect copyright.PENANAcE3jvfVNEM
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”469Please respect copyright.PENANAVxNgOu9MDC
469Please respect copyright.PENANAbe8RS4KHwS
Aku tidak menjawab.469Please respect copyright.PENANAUz4LXW78He
469Please respect copyright.PENANAOcyhN1xIdj
“Enak, tan?” cercanya.469Please respect copyright.PENANACpPVd4Dh26
469Please respect copyright.PENANAYlXWdeyqr0
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.469Please respect copyright.PENANAFld9PRQmaw
469Please respect copyright.PENANACLiXQhs3Kd
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.469Please respect copyright.PENANA9FPC5IN62u
469Please respect copyright.PENANAYwmMNrmGFX
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.469Please respect copyright.PENANAzHFhtJo6fL
469Please respect copyright.PENANAMdP9TWzU48
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.469Please respect copyright.PENANA5BTkDMA6on
469Please respect copyright.PENANAfQceyMwpeW
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.469Please respect copyright.PENANAlQk9lWWzbM
469Please respect copyright.PENANAw9hOXMN3ge
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.469Please respect copyright.PENANAtkGbXkaj9F
469Please respect copyright.PENANAXSNLlschbR
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.469Please respect copyright.PENANAkPbajo83Ho
469Please respect copyright.PENANAZRPyWIJR78
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.469Please respect copyright.PENANAObverlvQI6
469Please respect copyright.PENANAYfMDlaU1yT
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.469Please respect copyright.PENANAUnik4CGZG7
469Please respect copyright.PENANAl3ipeGjBIN
“Selamanya?”469Please respect copyright.PENANAqTYR0dVCZ5
469Please respect copyright.PENANAFEXIUVqIrh
“Selamanya.”469Please respect copyright.PENANASS5RiJ0n2f
469Please respect copyright.PENANAEzhe6fulP2
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”469Please respect copyright.PENANApeLug4gYt9
469Please respect copyright.PENANAkLfcOEyKqy
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.469Please respect copyright.PENANAnWrt8x97OT
469Please respect copyright.PENANAPbDfj8Sdd9
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.469Please respect copyright.PENANAimWRJygqZC
469Please respect copyright.PENANAmXsGPBTVbl
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?469Please respect copyright.PENANAK4ODKKJmYN
469Please respect copyright.PENANAV7s6g2iYMo
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.469Please respect copyright.PENANAr6rKv09MY2
469Please respect copyright.PENANAJJjDQYL2IB
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.469Please respect copyright.PENANAXreuC0musf
469Please respect copyright.PENANAVDIoNgjtBD
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”469Please respect copyright.PENANA3fg2NMgkPj
469Please respect copyright.PENANAK2vwNcwY3t
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.469Please respect copyright.PENANAWicFLVbttJ
469Please respect copyright.PENANAX4XfsRQyQg
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”469Please respect copyright.PENANANNuZaxsmDP
469Please respect copyright.PENANACV5ZTvB4pL
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”469Please respect copyright.PENANA1QoEY5FVAU
469Please respect copyright.PENANA6Kuudct3ta
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”469Please respect copyright.PENANATUFKs6vdQ8
469Please respect copyright.PENANAyi1hbRXcAW
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.469Please respect copyright.PENANAL4CaQVL2ra
469Please respect copyright.PENANAMJGwlJOSTq
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.469Please respect copyright.PENANAeQ9jKK30c1
469Please respect copyright.PENANA8lNIfCcDCj
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.469Please respect copyright.PENANAcqaZ8rTxML
469Please respect copyright.PENANAqH98cZSEOg
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”469Please respect copyright.PENANAExl2kc4nDa
469Please respect copyright.PENANArPIBvZhn16
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”469Please respect copyright.PENANAvcOirWQ1hC
469Please respect copyright.PENANAZyNVuky54b
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.469Please respect copyright.PENANAJMIX8RWjNR
469Please respect copyright.PENANAzmhaHYBqMw
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.469Please respect copyright.PENANAbpc6HwE3VN
469Please respect copyright.PENANAjjbDxmTmqG
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.469Please respect copyright.PENANAubCABrvkZO
469Please respect copyright.PENANAd0rGVVtU6G
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.469Please respect copyright.PENANAKbUBMCiwQS
469Please respect copyright.PENANAy2SQHnMyJ1
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.469Please respect copyright.PENANAxnw5Rpp8If
469Please respect copyright.PENANA7gJZpXN5Ln
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.469Please respect copyright.PENANAD41HhKpigt
469Please respect copyright.PENANAwubbJfEOM6
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.469Please respect copyright.PENANAo3ObPxXARh
469Please respect copyright.PENANAqQTQb0ntE6
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”469Please respect copyright.PENANAzThKHEs590
469Please respect copyright.PENANAdq6N3fbI7S
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”469Please respect copyright.PENANA72iQ5n5QgX
469Please respect copyright.PENANATwcYmRCj4s
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.469Please respect copyright.PENANAVlCkI7WG8w
469Please respect copyright.PENANAD0nMvBire3
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.469Please respect copyright.PENANARYWp8WKML4
469Please respect copyright.PENANAu5iAt7QY6D
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”469Please respect copyright.PENANAYPHrV2RSMd
469Please respect copyright.PENANAAoSwamt4bF
“Engga!”469Please respect copyright.PENANAYOVUv8MYey
469Please respect copyright.PENANAE3B76FscDk
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.469Please respect copyright.PENANAW3BPMDRA6h
469Please respect copyright.PENANAPnxtfgLbCc
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.469Please respect copyright.PENANAo1KSXaju9A
469Please respect copyright.PENANA1imUeJAygy
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.469Please respect copyright.PENANAlbiO9vL97Y
469Please respect copyright.PENANAlrBpZVIN33
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”469Please respect copyright.PENANAhWxQomFjkb
469Please respect copyright.PENANAS3DcRag6fN
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.469Please respect copyright.PENANAxL046HFpym
469Please respect copyright.PENANAE3kypo2Ewo
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.469Please respect copyright.PENANAkKSS4wvR5e
469Please respect copyright.PENANAi0sGpiWunc
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.469Please respect copyright.PENANAttuPRfbbC0
469Please respect copyright.PENANAoue4xhDUgk
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.469Please respect copyright.PENANAs7gpRj5rbc
469Please respect copyright.PENANA1MMCSnyj8m
***469Please respect copyright.PENANAgAxSLCn7S8
469Please respect copyright.PENANAmqBNrM7iRn
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.469Please respect copyright.PENANA3sVYxhW3yp
469Please respect copyright.PENANAHf7yZXRz2l
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.469Please respect copyright.PENANAT2CartrUIC
469Please respect copyright.PENANAk4TqMZCloF
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.469Please respect copyright.PENANA283WZP92To
469Please respect copyright.PENANApp3ONVKZNO
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.469Please respect copyright.PENANAbyIOq2JVlT
469Please respect copyright.PENANAdu8JTqN9Q6
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.469Please respect copyright.PENANAGnSvMkXD96
469Please respect copyright.PENANAV1hK0hiO3G
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”469Please respect copyright.PENANA2zJ78Gnc0m
469Please respect copyright.PENANAroIcIxObiH
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.469Please respect copyright.PENANADlGyUWaggY
469Please respect copyright.PENANA78V1uVI15C
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”469Please respect copyright.PENANA0M0mkfZUd4
469Please respect copyright.PENANAYGP3l2aarh
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.469Please respect copyright.PENANA9potMIykG8
469Please respect copyright.PENANACP1C0oTRKG
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.469Please respect copyright.PENANAKhAwuXzCdF
469Please respect copyright.PENANAOKk4hXuOiL
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.469Please respect copyright.PENANAoePZ9st0oR
469Please respect copyright.PENANABu03lnWjDK
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.469Please respect copyright.PENANAmVifCU1Zm8
469Please respect copyright.PENANAV3GqPi7TgU
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.469Please respect copyright.PENANAlXxvxZULEf
469Please respect copyright.PENANAhvhDfrfEaL
“Jangan di tutupin, tan.”469Please respect copyright.PENANANOeTIKrT4O
469Please respect copyright.PENANAJktjIyNAiL
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.469Please respect copyright.PENANAAb1XO9V2As
469Please respect copyright.PENANAy6dpBp0Jng
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.469Please respect copyright.PENANAHV2BhVCHfN
469Please respect copyright.PENANA7EJCBjnPGW
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.469Please respect copyright.PENANAKkjK5avb79
469Please respect copyright.PENANA05Atwfkkcx
Aku tidak menjawab.469Please respect copyright.PENANA85LDWrol9R
469Please respect copyright.PENANAAMda9SKobp
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.469Please respect copyright.PENANAZZVvde14fS
469Please respect copyright.PENANAUXZVZna3Kr
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.469Please respect copyright.PENANA2mo9b1WbZ6
469Please respect copyright.PENANAIJZZzJltvK
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.469Please respect copyright.PENANAo3T7nTvvk6
469Please respect copyright.PENANALKqTE9TO0r
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.469Please respect copyright.PENANA8T890T9Rlr
469Please respect copyright.PENANACl0yJUEk2J
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.469Please respect copyright.PENANAFSBDx4PCyA
469Please respect copyright.PENANAnckHHCX9wf
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.469Please respect copyright.PENANAOOPQlPRD4g
469Please respect copyright.PENANAMwrQKfqKKv
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.469Please respect copyright.PENANA66GwiNkdsF
469Please respect copyright.PENANAyuFPCjaDUb
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.469Please respect copyright.PENANAm7TA86ZMIc
469Please respect copyright.PENANAZu9pqghDGO
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.469Please respect copyright.PENANAe76BBnoSOX
469Please respect copyright.PENANAb1nNnWJlXO
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.469Please respect copyright.PENANA7RJsQB8Q2p
469Please respect copyright.PENANATU9OCfX9MF
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.469Please respect copyright.PENANAQsOimjcdde
469Please respect copyright.PENANArgmlRCiwpl
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.469Please respect copyright.PENANAHjGOmlFINT
469Please respect copyright.PENANAJw1wpBarsZ
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.469Please respect copyright.PENANAjTPlaYsiLL
469Please respect copyright.PENANAVf5iNNJc5S
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.469Please respect copyright.PENANA2f2fTSKTgk
469Please respect copyright.PENANAEF4XbxUXon
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.469Please respect copyright.PENANAwhbtIRx23d
469Please respect copyright.PENANAC7C44EmlHP
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”469Please respect copyright.PENANAOQpnGCEbiq
469Please respect copyright.PENANAsQh9AZaP3L
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.469Please respect copyright.PENANApyOSVnFMAE
469Please respect copyright.PENANA8wtAAzVnaV
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.469Please respect copyright.PENANAna4FJ75rti
469Please respect copyright.PENANAyBmvj3XHp1
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.469Please respect copyright.PENANAk5hzYAcKTE
469Please respect copyright.PENANA67lzaHJJfO
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.469Please respect copyright.PENANAXBeHj8r55h
469Please respect copyright.PENANAysttFMn25u
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.469Please respect copyright.PENANA4oUPIKCLhg
469Please respect copyright.PENANATk7DhADzxf
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.469Please respect copyright.PENANAKJixbr8e5U
469Please respect copyright.PENANAi3lqK1J5B4
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.469Please respect copyright.PENANAsvKLDGaW7K
469Please respect copyright.PENANAxRCyPdt4qK
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.469Please respect copyright.PENANAxnQ0w1iZUo
469Please respect copyright.PENANAjUw9dx6pQX
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.469Please respect copyright.PENANAuKzti6WXCm
469Please respect copyright.PENANA8cC46rh46b
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.469Please respect copyright.PENANAXBNp1hQUKu
469Please respect copyright.PENANAUhdUj1nge4
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.469Please respect copyright.PENANAerXu2IPzsd
469Please respect copyright.PENANALdAlVpNrRd
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.469Please respect copyright.PENANAgK6nCRFJdX
469Please respect copyright.PENANALx1W3rJ0Ng
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.469Please respect copyright.PENANAorWIGVslxo
469Please respect copyright.PENANA12lB3yC7wS
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.469Please respect copyright.PENANAEB0vUneTts
469Please respect copyright.PENANASVm6OXx72E
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.469Please respect copyright.PENANAKWyqRy7i99
469Please respect copyright.PENANAxV140GSreK
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.469Please respect copyright.PENANAPYUk7XuyXT
469Please respect copyright.PENANAaR4NCFxZQV
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”469Please respect copyright.PENANAtWJ3nB0rgf
469Please respect copyright.PENANAdgNU5p6SsJ
“engga, Jorok!”469Please respect copyright.PENANAsSqaR4rJvE
469Please respect copyright.PENANAUYX4FK3Q3B
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.469Please respect copyright.PENANA8nJpsu1rg1
469Please respect copyright.PENANAZq2bGBOWOn
“Kunci pintunya.” Kataku.469Please respect copyright.PENANApd9lTILckz
469Please respect copyright.PENANAmA8Jrb9Kj3
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.469Please respect copyright.PENANAQybvN4QNRW
469Please respect copyright.PENANAzZ3bErBdu3
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.469Please respect copyright.PENANAIrFPuRRK9a
469Please respect copyright.PENANAOmsXNscpDs
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.469Please respect copyright.PENANA5VioH352XA
469Please respect copyright.PENANAXhgVHSnBSQ
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.469Please respect copyright.PENANAAI1wpeG6Dw
469Please respect copyright.PENANAg6CLEgne6w
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.469Please respect copyright.PENANA5KZJl309O7
469Please respect copyright.PENANAfbswfXd81R
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.469Please respect copyright.PENANAwnRPnKUZMO
469Please respect copyright.PENANArlZxNT3czf
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.469Please respect copyright.PENANAKFhBHRs1rD
469Please respect copyright.PENANANcp4Uvkx8t
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.469Please respect copyright.PENANAjwvct4lQsS
469Please respect copyright.PENANAAhIKgDgGSE
“Masih lama gak?” tanyaku.469Please respect copyright.PENANAVD6aB2mE22
469Please respect copyright.PENANAl52uQUYlPN
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.469Please respect copyright.PENANAp4dcvSHKZB
469Please respect copyright.PENANAehVkxT99Eo
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”469Please respect copyright.PENANAyrnOiTqr7f
469Please respect copyright.PENANATinvRpsUef
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.469Please respect copyright.PENANA8xU76skIs7
469Please respect copyright.PENANAYF96kHCAUe
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”469Please respect copyright.PENANAPWhQQpZQaT
469Please respect copyright.PENANA4ajHvgWb1v
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”469Please respect copyright.PENANAxLrowRl2aV
469Please respect copyright.PENANA8Ki1UxZeYP
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.469Please respect copyright.PENANAq5dL1A0Xik
469Please respect copyright.PENANAhwb1ynyehJ
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.469Please respect copyright.PENANATemkX5Eeke
469Please respect copyright.PENANAXVettV2rRe
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.469Please respect copyright.PENANATDNK6Eid77
469Please respect copyright.PENANA2BoPbOg9w9
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”469Please respect copyright.PENANAAbyygY5LoZ
469Please respect copyright.PENANAeGqxkZlQQ5
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”469Please respect copyright.PENANA9cWLJh4vxE
469Please respect copyright.PENANAg10gGHKekm
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.469Please respect copyright.PENANACLJ5VT5kBu
469Please respect copyright.PENANAKfFx9gFeHl
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.469Please respect copyright.PENANA4JFQrW5iuk
469Please respect copyright.PENANARMqmcQlUVa
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”469Please respect copyright.PENANA802ef0emxL
469Please respect copyright.PENANAHoLFyWcHPS
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.469Please respect copyright.PENANASgJhklNFyw
469Please respect copyright.PENANAOZUOj7jIzx
“Gak!” jawabku ketus.469Please respect copyright.PENANABWE8ypkLmx
469Please respect copyright.PENANAQb9sMCW0E3
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.469Please respect copyright.PENANACYn1TISO2E
469Please respect copyright.PENANALSHZHHwPzI
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”469Please respect copyright.PENANAksNmuF1tiO
469Please respect copyright.PENANANZE65taErs
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.469Please respect copyright.PENANAB5guqCWI12
469Please respect copyright.PENANAKVobyDPoIp
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.469Please respect copyright.PENANAnIZJLYwnEI
469Please respect copyright.PENANABh1bFhPkWe
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.469Please respect copyright.PENANAPJ1CBJb5dn
469Please respect copyright.PENANAShN4V13EKb
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.469Please respect copyright.PENANASTUiKEy1Da
469Please respect copyright.PENANA13juPyAuJJ
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.469Please respect copyright.PENANATXHyTwcUOM
469Please respect copyright.PENANAdCNRSK7Thc
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.469Please respect copyright.PENANAX0o6XEdkZR
469Please respect copyright.PENANAjYEOd1U9fB
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”469Please respect copyright.PENANAYG1UKq3Hq4
469Please respect copyright.PENANAfczYigJD4H
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.469Please respect copyright.PENANAmtOn8JAJhQ
469Please respect copyright.PENANAxJ5wwY9uTq
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.469Please respect copyright.PENANA1PD5d1XZkD
469Please respect copyright.PENANA2zBqygh8WU
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.469Please respect copyright.PENANAnAQ2vv2YGf
469Please respect copyright.PENANAk2o1erMbxn
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.469Please respect copyright.PENANAuAJFNX6Z0h
469Please respect copyright.PENANAHlzwPC8qsG
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.469Please respect copyright.PENANAzUYBwv37rO
469Please respect copyright.PENANA5qPCDCuwOh
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.469Please respect copyright.PENANAx7TJjyIVXf
469Please respect copyright.PENANAsSg9Vbxs9N
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.469Please respect copyright.PENANAQdQsoSUKpZ
469Please respect copyright.PENANAxh8ez4LZDo
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.469Please respect copyright.PENANAQ8SGmIrApU
469Please respect copyright.PENANAXdN3JJTUTr
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.469Please respect copyright.PENANADJAkodB370
469Please respect copyright.PENANAmQsErKWM8U
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.469Please respect copyright.PENANAPQShdUgaj7
469Please respect copyright.PENANAfA6GS0TrAD
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
469Please respect copyright.PENANA1NnEyZW4hG
Bersambung
469Please respect copyright.PENANASc2NlXC7NI
469Please respect copyright.PENANAgSCbixL6p7
469Please respect copyright.PENANAHyyIJJOTD1