![](https://static.penana.com/images/chapter/1566115/vR_Screenshot_63.jpg.jpeg)
#5 Nikmat itu sungguh Terlarang812Please respect copyright.PENANApmQTDjUaKm
812Please respect copyright.PENANA9FIj4Prw2D
“Umi gak denger abi ngomong apa dari tadi?”812Please respect copyright.PENANACTnDF2n8FG
812Please respect copyright.PENANApUdXAygXLu
“Umi lagi fokus makan, bi. Maaf, ya.”812Please respect copyright.PENANA245eYA919M
812Please respect copyright.PENANAADx1cHDZqg
“Maaf, mi. Kalau gitu Abi matiin, ya?”812Please respect copyright.PENANAIK8YYMeaBS
812Please respect copyright.PENANAg8iz9yarAS
“Iya, bi,” kataku dan langsung mematikan telepon tanpa mengucapkan sepatah salam.812Please respect copyright.PENANAVYPM0P1rNH
812Please respect copyright.PENANA5yuThWXOiL
Fajar semakin gencar meremas buah dadaku.812Please respect copyright.PENANA9merO8S7rR
812Please respect copyright.PENANA8vF7E6EHGa
“Empshh…, Jar…, ihh…., udah…,” terdengar desah ketika aku berkata.812Please respect copyright.PENANAZFfN971Nbt
812Please respect copyright.PENANA7M6LxAP9zy
Fajar berhenti sejenak. “Tan, boleh cium lehernya?” ia menatapku.812Please respect copyright.PENANAWQgXyk9tvt
812Please respect copyright.PENANA9IWnnYVGSJ
Aku menggeleng. Menolak. Tapi, Fajar kekeuh dan terus meminta. Pada akhirnya, seperti yang sudah dan yang berlalu, aku mengiyakan dan mengganguk pelan.812Please respect copyright.PENANAOOxEx7krqe
812Please respect copyright.PENANAPDdZSVBjRb
Seketika bola matanya berbinar. Ia singkap jilbabku sedikit ke atas.812Please respect copyright.PENANAcP7DbEdJmu
812Please respect copyright.PENANAul46nawwYU
“Empss…,” aku melenguh pelan, merasakan lidahnya menjilati leherku. Rasa geli dan juga gairah bercampur ketika ludahnya membasuh leherku.812Please respect copyright.PENANAKpCsLZzrr1
812Please respect copyright.PENANAraUBJYznnr
Aku memejamkan mata. Lidahnya semakin gencar.812Please respect copyright.PENANAZ4HutL2yCJ
812Please respect copyright.PENANAf8HNnsfsHC
“Aw…, Jar, ih, jangan di kasih tanda.” Aku menahan pelan kepalanya agar tak melanjutkan gigitannya.812Please respect copyright.PENANAhEhFgw9zow
812Please respect copyright.PENANAALBoopiWXa
Lama-kelamaan aku merasakan gairahku bangkit. Aku bisa merasakan kemaluanku terasa lembab. Bersamaan dengan itu, Fajar terus saja memberi tanda di leherku. Satu-dua gigitan kecil ia layangkan, membuatku meringis kecil.812Please respect copyright.PENANAbZDO0P1Zrc
812Please respect copyright.PENANATSQKu9yKvj
Merasa bosan, Fajar berpindah ke sisi satunya. Giliran sisi satunya ia kasih tanda. Ludah-ludahnya bisa kurasakan mengaliri leherku bagai sawah yang dialiri air oleh sang petani.812Please respect copyright.PENANAZN4mXonDJm
812Please respect copyright.PENANAYSSKoaO8Up
Aku bisa menebak pastilah leherku memerah. Tapi, aku tidak terlalu takut, sebab, merah itu akan hilang beberapa hari kemudian.812Please respect copyright.PENANAkzBiSWXyTz
812Please respect copyright.PENANA0Gto3ExoBW
Mendadak tubuhku seperti dialuri listrik. “Jar…, empsh…, jangan di situ.” Aku mendorong pelan tangannya yang mengelus kemaluanku dari balik gamis.812Please respect copyright.PENANA2g9a9OyOmY
812Please respect copyright.PENANA0ogMiahCqb
“Jar, berhenti, gak!” Suaraku terdengar meninggi.812Please respect copyright.PENANA8EsclKPnRG
812Please respect copyright.PENANAHx0tgutI8x
Sambil terus menjilati leherku, Fajar menarik kembali tangannya, berpindah meremas buah dadaku.812Please respect copyright.PENANAX8a3YQ6Hzx
812Please respect copyright.PENANALDqaxUNTrc
“Empshh…,” aku melenguh pelan.812Please respect copyright.PENANAKgMeQJNeU4
812Please respect copyright.PENANAOAl8Z2GK4w
Tak lama kemudian, Kegiatannya di leherku berakhir. Lekas kurapikan jilbabku yang terlihat berantakan.812Please respect copyright.PENANAx9GMlN9XK1
812Please respect copyright.PENANAmj4SQaxqFX
“Tan, maaf, ya lehernya aku merahin.” katanya tersenyum.812Please respect copyright.PENANAVQikpIHoyk
812Please respect copyright.PENANAsaA0AOTV24
“Ish…, gimana kalau bekasnya gak ilang?” aku memayunkan bibir.812Please respect copyright.PENANAPSnS6mOJmN
812Please respect copyright.PENANAA24GM24VD2
Fajar malah terkekeh sambil membenarkan posisi duduknya.812Please respect copyright.PENANAhev74Wm6v6
812Please respect copyright.PENANAivlKq0E2cT
“Itu tanda cinta, tan,” lanjutnya. “Tapi, enak, kan?”812Please respect copyright.PENANAJWY3r19BOS
812Please respect copyright.PENANAbTf4jTGyS4
Aku tidak menjawab.812Please respect copyright.PENANA1zUb16SJV7
812Please respect copyright.PENANAdZKEoUrJ8J
“Enak, tan?” cercanya.812Please respect copyright.PENANAFWeJAXjnfW
812Please respect copyright.PENANAygBmQQrt9p
“Iya…, enak,” kataku akhirnya.812Please respect copyright.PENANASigY3WLqXt
812Please respect copyright.PENANANpcnIUrxmh
Fajar tersenyum dan mengelus puncak kepalaku. Seketika kuerasakan pipiku memanas, tindakan romantisnya barusan berhasil membuatku salah tingkah.812Please respect copyright.PENANAejTWccHOXx
812Please respect copyright.PENANAeGAH1si5TV
Terdengar tawa dari suaranya. Agaknya ia mentertawakan tingkahku yang seperti remaja putri ketika sedang jatuh cinta. Kupukul pelan bahunya. Ia malah menarik tubuhku, dan aku kembali ambruk dalam peluknya.812Please respect copyright.PENANAa0HQBr8Q8i
812Please respect copyright.PENANAnGuaaSWdBx
Elusan tanganya di kepalaku terasa begitu hangat, ombak-ombak bagai sebuah iringan musik yang menemani kami berpaduh kasih. Aku melingkaran tanganku di pinggangnya. Erat.812Please respect copyright.PENANAwLCYA3LO2C
812Please respect copyright.PENANAzj9GHpr5PF
Dalam dekapnya, aku merasa aman, seperti kalipertama ia bernyanyi kepadaku. “Ku aman ada bersamamu”. Aman, adalah sebuah rasa yang menurutku hadir atas perlakuan lembut yang penuh kasih. Yang hadir dan terasa nyata, begitulah aku memaknainya.812Please respect copyright.PENANAiw5PdtDNJN
812Please respect copyright.PENANA7a9cWf9YPQ
Fajar telah membuatku terbang jauh mengarungi sesuatu yang belum pernah kurasakan. Sebelumnya aku belum pernah memeluk pria lain selain anakku dan suamiku, apalagi bercumbu. Dan ia, adalah yang pertama kalinya merenggut itu selain mereka yang pantas.812Please respect copyright.PENANAyxZbRRaSox
812Please respect copyright.PENANA2whaLyUIk9
Kemudian Fajar meraih tangan kananku dan ia letakan di pahanya. Kami saling bertatapan, saling jatuh dalam pandangan satu sama lain. Daun-daun kelapa yang melindungi kami dari atas, terdengar berdesir. Terdengar merdu seperti syair Rumi.812Please respect copyright.PENANAUb6zbQ0qzB
812Please respect copyright.PENANAiDUly9qFOQ
“Terus sama Fajar, ya, Tan.” Fajar mengusap punggung tanganku mesra.812Please respect copyright.PENANApNyhCW2758
812Please respect copyright.PENANAEm3pAlzMV0
Aku mengganguk. “Iya, Jar,” kataku singkat.812Please respect copyright.PENANAH8l6QlddGF
812Please respect copyright.PENANAqUng2mSU69
“Selamanya?”812Please respect copyright.PENANAWDowuWqkbG
812Please respect copyright.PENANAf3qMXaATpI
“Selamanya.”812Please respect copyright.PENANA59z13zJOsu
812Please respect copyright.PENANASdPlz12NEu
Dia tersenyum. aku balik tersenyum. Kali ini aku yang mendaratkan ciuman di bibirnya. Hanya sekedar ciuman tanpa lumatan. Cukup lama. Sampai pada akhirnya, ia berkata, “Tan, Fajar bakal usahain semaksimal mungkin untuk membuat tante nyaman; membuat tante terus bersama Fajar, selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.”812Please respect copyright.PENANABS5pS8dM80
812Please respect copyright.PENANAlJy9vlEFz3
Aku terharu dan sedikit terkekeh. “sampai jadi tua?”, Aku sendiri sudah berumur 38 tahun, sudah cukup tua. Tapi, perkataannya barusan entah kenapa, mampu membuatku memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak pantas dipikirkan oleh ibu rumah tangga sekaligus istiri sepertiku.812Please respect copyright.PENANAcyHZOJfYUk
812Please respect copyright.PENANAq5IIbufeDz
Aku berfikir dan jatuh dalam sebuah khayal: bagaimana jika aku memulai hidup dengannya dalam artian adalah pernikahan. Apa yang terjadi? Apakah aku akan sebahagia ini atau malah lebih bahagia lagi? lantas sampai mana kami bisa bertahan? Apakah sampai kelak kami memilik cucu dari ketiga anak kami? Khayal itu sungguh terlampau jauh; sungguh terlampau nekat, dan; sungguh membuatku meringis getir.812Please respect copyright.PENANAvrKcTDfR6o
812Please respect copyright.PENANAbDsW08lO7p
Andaikan aku lebih muda dan belum menikah, atau andaikan saja Fajar bertemuku terlebih dahulu daripada Dimas, mungkinkah aku akan hidup bersamanya?812Please respect copyright.PENANAWAbrNohuBn
812Please respect copyright.PENANAzE7Z8wGl4O
“Jar, Tante gak bisa memberi kamu kepastian tentang hubungan kita yang akan sampai mana.” Akhirnya aku mengungkapkan sesuatu yang selama ini ingin ku bahas dengannya.812Please respect copyright.PENANAFxP9i33itD
812Please respect copyright.PENANAbbnbq6RzNs
“Kenapa gak bisa, Tan? Tante bahagia kan sama Fajar? Seharusnya tante ikutin naluri tante sendiri. Tinggalin Om Dimas dan Adit, lalu hidup berdua dengan Fajar. Fajar memang gak punya banyak uang, tapi Fajar orangnya pekerja keras, kok. Tan.” Ia berkata tanpa jeda, suaranya terdengar pilu.812Please respect copyright.PENANAGSlMY0y6nS
812Please respect copyright.PENANA3XRCMPkg2w
“Jar,” aku menatapnya dalam. “Kehidupan kamu masih panjang, kamu ganteng, pintar, pekerja keras. Apa yang kamu harapkan dari perempuan tua seperti tante. Masa depan yang indah menanti kamu, Jar. Untuk sekarang, tante akan terus sama kamu. Tapi, jika pada akhirnya tante disuruh milih. Tante pasti milih keluarga tante.”812Please respect copyright.PENANAgWbteZe8WQ
812Please respect copyright.PENANAUex0gNa1R8
Fajar terlihat muram. Bola matanya berkaca-kaca. Tangannya tidak lagi menggengam tanganku. Ia fokus memandangi lelautan.812Please respect copyright.PENANAWCxqteTzja
812Please respect copyright.PENANA9JEybSwkhW
Terdengar lirih suaranya, “Tan, kalau pada akhirnya kita gak bisa bersama, terus buat apa kita kaya gini? Bahagia, lalu tersakiti lebih lanjut? Bahagia terus mati dalam ruang kekosongan?”812Please respect copyright.PENANAnFP6Ns4wv6
812Please respect copyright.PENANAgrA4vDjcxQ
“Kita jalanin dulu, oke?” Giliran aku yang meraih tangannya, mengelus punggung tangannya dengan lembut, meminta pengertian. “Untuk kedepannya, biarin waktu yang menjawab.”812Please respect copyright.PENANAGobFfoIG9v
812Please respect copyright.PENANA1fgoY3HyRg
Fajar menatapku dalam. Alisnya sedikit berkerut, kedua sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas, seperti meringis. “Tan, Fajar akan selalu mencintai Tante. Selamanya.”812Please respect copyright.PENANAScnx3u2kQS
812Please respect copyright.PENANAlqF9xEUgYv
Kalimat singkat itu, mampu membuatku tersenyum kecil. Walaupun aku tahu, bahwa aku tidak yakin bisa membalas “selamanya” ia, dengan “selamanya” aku. Tapi, ada sesuatu kehangatan yang kurasakan pada kalimat itu, sehingga aku sampai pada sebuah pemikiran, apa yang menandakan “selamanya”, atau apa yang memaknai arti “selamanya?”. Ya, mungkin kelak aku akan menemukan jawabannya.812Please respect copyright.PENANAUOlz1jm1ti
812Please respect copyright.PENANAKfr3W2Scb5
Setelah itu kami terus mengobrol, berbincang tentang banyak hal, sesekali aku tertawa lepas, sebab lelucon yang ia lontarkan. Sementara sinar Matahari semakin terik membakar puncak kepala, menembus dedaunan kelapa yang melindungi kami.812Please respect copyright.PENANAKA1evo6675
812Please respect copyright.PENANAFdSAX7uRSg
Aku bersandar di bahunya. Romantisme ini membuatku ingin dan ingin terus menapak ruang dengannya, mencipta sebuah kenangan yang membuat kami tertawa, jatuh cinta, dan bahagia.812Please respect copyright.PENANAMf934AuTBm
812Please respect copyright.PENANAidQiCaMoRn
“Banyak perempuan telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.” Fajar berkata sambil tangannya membuka lembar alkitab. “Amsal 31:29.”812Please respect copyright.PENANAlkgVOFtgM5
812Please respect copyright.PENANArGDlLONkH9
Aku meliriknya dan berkata, “Ayatnya cantik.”812Please respect copyright.PENANAywTNXRiSDO
812Please respect copyright.PENANAfTFAN1Q3uM
“Fajar suka kalimat yang ini,” Terdengar lembaran alkitab yang ia buka dengan tergesa. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu,” Fajar berkata lugas. “1 Korintus 13:4-7.” Lanjutnya.812Please respect copyright.PENANAhkuxqZD2fT
812Please respect copyright.PENANANUWQtin561
Aku terus bersandar di bahunya, entah kenapa, kalimat yang ia comot dari alkitab itu, membuatku jiwaku terasa tenang. “Bacain lagi, dong,” kataku. Aku meliriknya. Ia terlihat antusias.812Please respect copyright.PENANAqYjseMRdSz
812Please respect copyright.PENANAMZcdYROCeu
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. – Roma 10:9.” Ia berkata dengan irama dan kesesuaian nada sehingga mirip seperti berpuisi.812Please respect copyright.PENANAdO7ixiTjRM
812Please respect copyright.PENANA327d3UsFjD
Namun, entah kenapa, aku seakan mengerti apa yang dimaksud Fajar. Kemudian aku hengkang dari bahunya. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan penuh arti.812Please respect copyright.PENANAWxvvJHLTpQ
812Please respect copyright.PENANAsSLxNaC8rl
“Fajar pengen kita berjalan dalam satu arah di antara lima persimpangan” ia berkata dengan wajah yang terlihat senduh. Ia kemudian meraih kedua tanganku dan mengecup punggung tanganku bergantian.812Please respect copyright.PENANALaqZlbRDNR
812Please respect copyright.PENANA6jMaPPIprh
Aku tidak ingin membahas perihal itu, sebab bagaimanapun aku memiliki keyakinan kuat terhadap imanku, begitupun ia.812Please respect copyright.PENANA38T4TaB6je
812Please respect copyright.PENANAOe32WILsiV
“Habis ini ke mana lagi?” tanyaku. Mengalihkan topik obrolan.812Please respect copyright.PENANAEWItpR5Os0
812Please respect copyright.PENANAfsEtTlq040
Fajar masih memegang kedua tanganku. “Ke rumah Fajar, gimana?”812Please respect copyright.PENANAEYt0nE0DIX
812Please respect copyright.PENANA4P2Srku9WE
Aku berfikir sejenak. “Nenek ada di rumah?”812Please respect copyright.PENANA0qECNbgCce
812Please respect copyright.PENANAPbX7mSdkW0
“Nenek pulangnya sore.” Dia tersenyum nakal kepadaku. “Mau nyusu, boleh?” tanyanya lugas sambil menatap lekat buah dadaku.812Please respect copyright.PENANAJu7D0Rv15A
812Please respect copyright.PENANANlKa8qZK0F
Sontak aku mentuup dadaku dengan kedua tangan. “Remes aja, gak lebih!” kataku sedikit galak.812Please respect copyright.PENANATwlg5PVsCE
812Please respect copyright.PENANApGXioNaVx2
Fajar memayunkan bibir, lalu merengek. “Remes doang bosan, tan. Pengen nyusu. Boleh, ya, ya.”812Please respect copyright.PENANAOtfwCSvwGi
812Please respect copyright.PENANAlBbfWLIJYR
“Engga!”812Please respect copyright.PENANAVIuHjcdlkE
812Please respect copyright.PENANA5dcpLgvxl2
Fajar terus saja merengek. Berkali-kali aku mengatakan tidak, berkali-kali juga ia memohon layaknya anak kecil yang ingin membeli mainan.812Please respect copyright.PENANAPUW3tdzvVE
812Please respect copyright.PENANA7lh0VH7VL7
Aku menghela nafas, dalam. “Nyusu doang, kan? gak lebih?” akhirnya aku mengiyakan. Entah kenapa, melihatnya merengek seperti anak kecil membuatku kasihan kepadanya.812Please respect copyright.PENANAI4GVGrCDt3
812Please respect copyright.PENANAFMPc8ooJMH
Seketika bola matanya berbinar. Ia mengangguk berkali-kali. Aku menghembus nafas kuat. “Janji?” aku mengulurkan jari kelingking di hadapannya.812Please respect copyright.PENANAZ9EFfuM7fd
812Please respect copyright.PENANA2I2TMYBbJh
Fajar tersenyum sambil jari kelingkingnya memeluk jari kelingkingku. “Janji!”812Please respect copyright.PENANAVy2JSXeG9y
812Please respect copyright.PENANADU7Tx0vcV3
Lalu, kami menghabiskan sisa-sisa waktu dengan bermesraan, berbincang, dan bergurau. Sampai pada akhirnya, Jam yang melingkar di pergelangan tanganku menunjuk pukul 13. 00. Aku berkata padanya untuk pulang. Kemudian kami beranjak bangkit dari karpet dan merapikan alat-alat. Dan, tentunya melepas ikatan Hammock yang sebenarnya tidak berguna sama sekali.812Please respect copyright.PENANAWi3e5EI4Yu
812Please respect copyright.PENANA4GsdOJNLVD
Tidak lama kemudian kami kembali menapak kaki di pantai. Berpadu bersama semilir angin dan deru ombak. Sepanjang langkah, kami saling menggenggam tangan sambil membentangkan pandangan ke lautan. Angin-angin mulai menyapa wajah kami dengan lembut, deru ombak bernyanyi mengawal perpisahan, menghantar kami menuju daratan.812Please respect copyright.PENANA4Az3GyEAIR
812Please respect copyright.PENANAeQS1JRMLko
Aku baru menyadari sesuatu. Sejak kami menapak kaki di sini, kami tidak membeli satupun makanan atau minuman. Tapi, entah kenapa, aku tidak mempersalahkan itu. Atau, bisa jadi remaja itu memiliki cara tersendiri untuk memperlakukanku.812Please respect copyright.PENANAnTWwqiLd07
812Please respect copyright.PENANAFbzw1wTzPL
Dalam mobil kami saling melempar senyum satu sama lain. kemudian aku bersandar lagi di bahunya. Agaknya, bahunya adalah tempat ternyaman yang pernah kurasakan.812Please respect copyright.PENANATKN4lRXTuL
812Please respect copyright.PENANAZwM0TJmKFE
***812Please respect copyright.PENANAFg3rNolW2r
812Please respect copyright.PENANAP0cNkxIDx6
Tiba di rumahnya, aku segera masuk. Fajar menarik ku masuk dalam kamarnya. Katanya, lebih aman di kamar. Maka, aku iyakan.812Please respect copyright.PENANAEz8S8LkLE9
812Please respect copyright.PENANArZXRaH40wE
Aku duduk di tepi ranjang sambil membentangkan pandangan ke penjuru ruang. Banyak stiker yang tertempel di balik pintu kamarnya. Di tembok tempat tidur, beberapa lukisan bertengger indah, salah satu yang kuketahui adalah lukisan Kahlil Gibran, seorang penyair terkenal kelahiran Lebanon. Di samping pintu, terdapat meja belajar dengan buku-buku yang tertumpuk.812Please respect copyright.PENANAuasjNkHVQo
812Please respect copyright.PENANAvOigaLQocP
Fajar mulai mengendus leherku yang tertutup jilbab. Agaknya ia tak sabaran.812Please respect copyright.PENANAOSoEfijCiD
812Please respect copyright.PENANAYz5sTxGZOX
“Tan, buka dong, bajunya.” Katanya sambil meremas pahaku.812Please respect copyright.PENANA4edkxeScay
812Please respect copyright.PENANAuegn8Dqwsu
Aku menelan ludah. “Janji, kan? gak sampe masuk?” kataku.812Please respect copyright.PENANAdiikvu2jDH
812Please respect copyright.PENANAYDvk3xWKlr
“Iya, tan,” sahutnya. “Kan daritadi udah Fajar bilang.”812Please respect copyright.PENANAm92JDSqthd
812Please respect copyright.PENANAIpMBZnClFD
Aku beranjak bangkit, lalu melepaskan tasku dan menaruhnya di samping meja tempat tidur.812Please respect copyright.PENANA9qqlwhrrVa
812Please respect copyright.PENANAYvvZOO3nKC
“Sini, Tan Fajar bantuin.” Fajar bangkit. “Angkat tangannya.”812Please respect copyright.PENANAQCZ8qpLiTR
812Please respect copyright.PENANA7j4L69zcvw
Aku menatapnya dengan ragu. Jujur saja, aku takut seandainya terbawa suasana. “Janji, kan? engga sampe masuk?” kataku lagi, memastikan.812Please respect copyright.PENANA2d3T9gPUQs
812Please respect copyright.PENANATobTi3Eu0O
“Udah, angkat tangannya,” kata Fajar tidak sabaran.812Please respect copyright.PENANAalaug5WW6j
812Please respect copyright.PENANAuxCns5okDk
Perlahan kuangkat kedua tanganku dan membiarkan Fajar menanggalkan gamisku. Sontak aku menutupi area dadaku yang terbalut bra hitam tanpa motif, serta selangkanganku dengan celana dalam bewarna merah muda.812Please respect copyright.PENANArQ2JXySdCH
812Please respect copyright.PENANAdfUG0zKY8t
Terlihat wajahnya terpukau ketika gamisku tertanggal. lekas aku duduk di tepi ranjang. Fajar mendekat. Aku menahan lengannya ketika ia hendak menanggalkan jilbabku.812Please respect copyright.PENANAoiWL5p62GQ
812Please respect copyright.PENANAnBf93MBIYY
Fajar mengerti, kemudian ia duduk di sampingku.812Please respect copyright.PENANAA6zHveNq6T
812Please respect copyright.PENANASDpaqrNvOV
“Jangan di tutupin, tan.”812Please respect copyright.PENANATgrlEZEWqm
812Please respect copyright.PENANA6o7XQ1VIuM
“Malu,” kataku sambil menutupi area selangkanganku dan dadaku.812Please respect copyright.PENANAkT8poE7b9g
812Please respect copyright.PENANAk4viKGJiDs
Perlahan ia menggeser tubuhku bersandar di dinding. Kemudian ia angkat tanganku kananku.812Please respect copyright.PENANAuYFZyMsNlV
812Please respect copyright.PENANApLBWgtCe3V
“Ketek tante mulus banget,” pujinya.812Please respect copyright.PENANA9uROEVq09l
812Please respect copyright.PENANADaNhrwvmEW
Aku tidak menjawab.812Please respect copyright.PENANAKMqfPbQJwh
812Please respect copyright.PENANAN5oftYseEc
Fajar mulai menjilati ketiakku. Terasa lebih geli daripada biasanya. Aku memejamkan mata. Geli yang kurasakan berbeda, geli dengan kenikmatan yang tak bisa kurangkai dengan kata.812Please respect copyright.PENANATRqLkkRqPM
812Please respect copyright.PENANAFWdvPb8HoX
Pinggulku menggeliat, ke kanan, akibat rasa geli yang ia lancarkan. Tanpa rasa jijik, ludahnya bercampur dengan keringatku. Semakin gencar Fajar membasuh ketiakku. Sementara aku, semakin-semakin merasa nikmat.812Please respect copyright.PENANA3tZt7nK9ux
812Please respect copyright.PENANA8NRpt4Nbi6
“empshh…, Jar…, jangan…,” Aku menahan lengannya dengan tangan satunya. Tapi, jangkauanku tak cukup untuk mendorong tangannya.812Please respect copyright.PENANAAF9x54KvN5
812Please respect copyright.PENANAy6uxhmtYQg
“Empshhhh…Jar…,” aku melenguh merasakan jarinya menyentuh lembut kemaluanku dari balik celana dalam. Kini sentuhan itu semakin terasa. Aku terperanjat ketika kurasakan jemarinya mengelus kemaluanku dari dalam.812Please respect copyright.PENANALLbdEYsgvI
812Please respect copyright.PENANANnjExDOyiE
“Jar…, empshh…” Aku malah mendesah seakan menikmati sentuhannya di kemaluanku. Ia kemudian menyudahi aktivitas di ketiakku, sementara jemarinya bisa kurasakan masih gencar mencari lubang masuk kemaluanku.812Please respect copyright.PENANA7XwIqvbkM6
812Please respect copyright.PENANA52su08aPNK
Aku menatapnya sambil menggelengkan kepala.812Please respect copyright.PENANALAaX2VdeM5
812Please respect copyright.PENANATO2OMdtX52
“Udah, nikmatin aja, Tan.” Fajar menarik braku ke bawah, membuat buah dadaku terpampang jelas di hadapannya.812Please respect copyright.PENANAKiWzyYX42k
812Please respect copyright.PENANAl3r2A33zeP
“Empshhh…, Ahhh…,” Bibirnya melumat pentilku, sementara tangan satunya meremas buah dadaku. Aku tidak bisa mengelak kalau aku juga menikmati.812Please respect copyright.PENANAnfFwxcYqpl
812Please respect copyright.PENANAlCE7LIPmEB
Tiba-tiba pinggulku tersentak ke atas ketika kurasakan jarinya masuk dalam kemaluanku. “Aww…, keluarin…” Aku berkata dengan suara pelan, suaraku lebih terdengar seperti menahan desah.812Please respect copyright.PENANAMKRlOh03YM
812Please respect copyright.PENANAFq3nAGTHbA
“Ahhh…, Jar…, udah, ya.” Terdengar suaraku memohon. Sebab bagaimanapun aku takut terlena akan kenikmatan yang ia berikan.812Please respect copyright.PENANAZGPaO6rTJe
812Please respect copyright.PENANA7uUYxXI9uX
“Memek tante udah becek, lho,” katanya dengan senyum nakal yang ia layangkan.812Please respect copyright.PENANA78NlAQmxN5
812Please respect copyright.PENANA0EIIYDh7bY
Dan baru kali ini aku mendengarnya berkata kotor. “Ih, mulutnya, Tante gak suka kamu ngomong kasar gitu,” kataku dengan nafas setengah-setengah.812Please respect copyright.PENANAwrx5xM67dR
812Please respect copyright.PENANAmc6uFdtEhr
Fajar menghiraukan perkataanku, dan kembali melumat buah dadaku bergantian. Sementara tangannya sedari tadi masih gencar mengobrak-abrik kemaluanku.812Please respect copyright.PENANAIM3ezuZ3oO
812Please respect copyright.PENANAm3a6LJWh9M
“Ahhh…, Mpshhh…” Kali ini desahku terdengar luwes, tanpa penolakan. Lama-kelamaan-an aku malah membiarkannya menyentuh setiap jengkal tubuhku. Dan tanpa kusadari tanganku malah meremas pelan rambutnya.812Please respect copyright.PENANAYRjXE6h3Xp
812Please respect copyright.PENANAey84BS6GgS
Fajar berpindah, kepalanya turun ke arah selangkanganku perlahan sambil lidahnya membasahi perutku. Sedangkan aku masih bersandar di tembok.812Please respect copyright.PENANAVzpe1nWc17
812Please respect copyright.PENANAjizqZSAFOU
“Jar…, Jangan!” Aku menahan kedua tangannya ketika ia hendak menurunkan celana dalamku. “Kan janjinya Cuma nyusu. Gak lebih.”812Please respect copyright.PENANArh18OSLlZy
812Please respect copyright.PENANAEAiStRR7dw
“Tapi Fajar udah sange banget, tan.” Jawabnya.812Please respect copyright.PENANAh8hNqM7OVn
812Please respect copyright.PENANAJe8pt0hNni
Aku tahu, terlihat dari wajahnya yang penuh akan nafsu. Tapi, mau bagaimanapun aku kekeuh terhadap pendirianku.812Please respect copyright.PENANA6SZDIBODF9
812Please respect copyright.PENANA0HnUFCdsSt
Kemudian aku terpikir sesuatu. “Tante kocokin, mau?” tanyaku. Mungkin dengan begitu, nafsunya bisa terlampiaskan.812Please respect copyright.PENANAUptW8daHpV
812Please respect copyright.PENANAnjNlexLMMA
Fajar terlihat berfikir, kemudian ia mengangguk. Aku bergeser ke tepi ranjang, duduk di sampingnya.812Please respect copyright.PENANAnXrzAID7YJ
812Please respect copyright.PENANAVe5djxj8dN
“Bukain celananya, tan.” Suruhnya.812Please respect copyright.PENANAmXMNjs1V5M
812Please respect copyright.PENANAW07x8wPvtv
Aku beranjak bangkit dan bersimpuh di depan selangkangannya. Fajar berdiri. Jemariku membuka kancing celananya terlebih dahulu, perlahan kutarik ke bawah celananya.812Please respect copyright.PENANA8eF326Yoxu
812Please respect copyright.PENANAsXdjkFyElr
Degup jantung berdetak kencang ketika dengan kulihat tonjolan kemaluannya yang terbungkus celana dalam bewarna abu-abu. Aku menelan ludah sejenak, membayangkan kemaluannya sebesar apa.812Please respect copyright.PENANAqSbzvmtzoI
812Please respect copyright.PENANAsedjNTiPbR
Perlahan, ku arahkan kedua tanganku menuju pinggangnya. Dalam satu tarikan pelan, kemaluannya menyembul keluar. Bulu-bulu tepis di kemaluannya mencipta desir hangat. Ukurannya lumayan besar, atau bisa dikatakan besar.812Please respect copyright.PENANAVTK90TPH2L
812Please respect copyright.PENANAkctVj88iem
Kemudian ia menampar wajahku dengan kemaluannya. Aku malah membiarkannya, membiarkan penghinaan yang ia layangkan. Mendadak, ku dorong kuat pahanya ketika penisnya mencoba masuk dalam mulutku.812Please respect copyright.PENANAsnoqsoAX6Q
812Please respect copyright.PENANA3Z9V95IvDq
Fajar terhempas duduk di tepi ranjang dengan keheranan.812Please respect copyright.PENANAN6YoHvSNs4
812Please respect copyright.PENANA0SCjWviByV
“Tante bilang cuma pake tangan, bukan pake mulut!” kataku galak. Lagian, seumur-umur, aku tak pernah memasukan kemaluan suamiku ke dalam mulutku. Sebab bagaimanapun juga, itu menjijikan.812Please respect copyright.PENANAeqr1sKzkNe
812Please respect copyright.PENANAurQym5fz9K
Aku segera bangkit dan duduk di sampingnya. Fajar mengarahkan tanganku menuju penisnya. Kugengganm penisnya. Permukaan kemaluannya terasa kasar, bulu-bulunya bisa kurasakan menyentuh tanganku. Agak pelan, tanganku turun-naik.812Please respect copyright.PENANAnKWMNtVbjF
812Please respect copyright.PENANAUmfLt0Ay7H
Aku melirik Fajar sekilas, ia tampak menikmati. Entah kenapa, aku senang mengetahui kalau ia menikmati permainan tanganku. Sementara tangannya meremas buah dadaku.812Please respect copyright.PENANAVsBvIhbTl2
812Please respect copyright.PENANAI4fLJe59eA
Terdengar suara Fajar meringis. “Sakit…, tan,” katanya.812Please respect copyright.PENANAvUliZjhTeS
812Please respect copyright.PENANAkG2TgdSVQe
Aku menatapnya bingung. Lalu, aku menyadari sesuatu, bahwa aku tidak menggunakan pelumas.812Please respect copyright.PENANA3mMrzoJXLb
812Please respect copyright.PENANA8eJlrzqpaw
“Baby oil ada?” tanyaku dengan kelima jari yang masih melingkar di penisnya.812Please respect copyright.PENANAAqdECLwPPo
812Please respect copyright.PENANAxRZtgdbnfM
Fajar menggeleng. “Pake air ludah aja.”812Please respect copyright.PENANA47Up5tYyv6
812Please respect copyright.PENANASHucZRDAad
“engga, Jorok!”812Please respect copyright.PENANAAIbuKQFarZ
812Please respect copyright.PENANAqSr7JSceEO
Mau tak mau, Fajar beranjak bangkit keluar setengah telanjang, Tak lama kemudian ia datang dengan minyak goreng sachet.812Please respect copyright.PENANA1sG2et24EA
812Please respect copyright.PENANAxsadVul7rb
“Kunci pintunya.” Kataku.812Please respect copyright.PENANAHc08lZQzhG
812Please respect copyright.PENANAeNsSIYLP5i
Fajar terdengar mendengus, lalu mengunci pintu. Kemudian ia menyodorkan minyak itu kepadaku. Kuteteskan minyak di telapak tanganku. Lalu ku oleskan perlahan di batang kemaluannya. Kini, terasa lebih lembut. Perlahan, kulanjutkan kocokan yang sempat terhenti.812Please respect copyright.PENANAP95Otbh5AA
812Please respect copyright.PENANAzYrgIowuYW
Nafas Fajar terlihat memburu. Nampaknya, ia sungguh menikmati. Sementara tanganku terasa licin.812Please respect copyright.PENANA10vHUMkrSB
812Please respect copyright.PENANAALi1L0seL9
Kurasakan kembali telapak tangannya menyusup melewati celana dalamku. Kali ini kubiarkan. Bersamaan dengan tanganku yang terus mengocok penisnya, Fajar juga melakukan hal yang sama. Satu jarinya masuk dalam kemaluanku.812Please respect copyright.PENANAM8eGHeV4CG
812Please respect copyright.PENANAbdV6aPRSif
“Empshhh…huftt,” aku melenguh agak tertahan. Pinggulku sedikit meliuk kanan-kiri, mengikut irama jarinya.812Please respect copyright.PENANAWnB5ZrRUEB
812Please respect copyright.PENANAPyH3RWFV50
“Gimana, tan, enak?” tanyanya.812Please respect copyright.PENANAemZ9x4rjX9
812Please respect copyright.PENANAIfHhrbRJ7T
Aku mengangguk pelan. “Kamu gimana?” tanyaku agak malu.812Please respect copyright.PENANAXGw3ct8inB
812Please respect copyright.PENANA40DUv4v3Uq
“Tangan tante jos banget.” Suaranya terdengar riang.812Please respect copyright.PENANA0arHiU2qS7
812Please respect copyright.PENANAyetjXQUlhA
Aku malah bangga mendengar pernyataannya barusan. Lima menit berlalu. Tapi, tak kunjung kulihat ia akan mencapai orgasme.812Please respect copyright.PENANAHjaA2GQWCN
812Please respect copyright.PENANADxtvDWwvHE
“Masih lama gak?” tanyaku.812Please respect copyright.PENANAZyu9x9lBbB
812Please respect copyright.PENANAeXotJvKFBl
“Awww….” Fajar malah menjawab pertanyaan ku dengan mendorong jarinya masuk lebih dalam. sontak membuatku memekik pelan. “Ih, Fajar!” Aku berkata dengan suara manja.812Please respect copyright.PENANAD3L3uzV2Mx
812Please respect copyright.PENANAMQlVC7IQAS
Fajar malah terkekeh. “Kalau mau cepet, sepongin, tan.”812Please respect copyright.PENANArrxJG2beLT
812Please respect copyright.PENANAMUCK2Yi1oS
Dengan cepat aku menggelengkan kepala. Menolak.812Please respect copyright.PENANAGUugFlnzMa
812Please respect copyright.PENANANRpDczBEXM
“Kalau gitu bisa sampe satu jam tante ngocokin kontol Fajar.”812Please respect copyright.PENANAnesrhriSgB
812Please respect copyright.PENANAGXId0xJ5eZ
Sontak kupukul pahanya. “Jangan ngomong Jorok!”812Please respect copyright.PENANATRyEBcQ1w9
812Please respect copyright.PENANAwavRvjVgSZ
“Empshhh…,” Fajar menekan jarinya agak dalam. Membuatku mengerang tertahan. “Keluarin, Gak!” Kataku, garang.812Please respect copyright.PENANAbEr6frm8g4
812Please respect copyright.PENANAL1aAPFbxaa
“Dasar tukang marah.” Fajar menarik keluar jarinya dari kemaluanku. Sekarang aku bisa fokus mengocok penisnya.812Please respect copyright.PENANAvJGK4xoqnb
812Please respect copyright.PENANArLcK4BJLig
Sepuluh menit berlalu. Tak kunjung juga ia menampakkan tanda-tanda akan orgasme.812Please respect copyright.PENANAnfX0zR8EOd
812Please respect copyright.PENANARD0SNSfG8b
Aku menghela nafas cukup dalam. “Jar, tante capek, lho.”812Please respect copyright.PENANAQuSfQ5JB0c
812Please respect copyright.PENANAN5x50PpVuI
“Kan, udah Fajar bilang, Kalau Cuma pake tangan, bisa satu jam baru keluar.”812Please respect copyright.PENANAaY7G7X9OGh
812Please respect copyright.PENANAUKbxK1cOvu
Aku mendengus kesal. Sudah berapa kali aku melumuri tanganku dengan minyak. Tapi, tak kunjung juga kemaluannya mengeluarkan cairan putih nan kental. Kemudian aku berhenti sejenak, merehatkan tanganku yang terasa pegal.812Please respect copyright.PENANApVi8cSMMxk
812Please respect copyright.PENANABy1QeiwaxN
“Gimana kalau kontol Fajar dikocok di tengah-tengah susu tante.” Fajar meremas pelan buah dadaku sambil tersenyum nakal.812Please respect copyright.PENANAYdlvGOGQKq
812Please respect copyright.PENANAyEa1wIYD05
Reflek kupukul bahunya untuk yang kedua kalinya, cukup keras. “Udah tante bilangin, jangan ngomong jorok!”812Please respect copyright.PENANAFikLoD8gPF
812Please respect copyright.PENANAwPyvLZSJCS
“Mau gak, tan?” alisnya sedikit terangkat.812Please respect copyright.PENANAHodgUMiikS
812Please respect copyright.PENANAh82yF5k6MS
“Gak!” jawabku ketus.812Please respect copyright.PENANALJKeKoP5YD
812Please respect copyright.PENANAY3fbILGppu
Fajar meraih kembali tanganku menuju penisnya. Belum ada satu menit beristirahat dan kini aku harus harus mengocok kembali penisnya.812Please respect copyright.PENANAostQLDtwoH
812Please respect copyright.PENANAy5FMDSW83j
“yaudah, kalau Tante mau capek,” katanya. “Kocokin lagi.”812Please respect copyright.PENANA0GeVu0y7Dh
812Please respect copyright.PENANAfaGb2ycNck
Aku mendengus dan kembali mengocok penisnya. Terhitung 15 menit aku mengocok kemaluannya. Dan pada akhirnya aku menyerah. “Yaudah boleh. Tapi awas aja kalau sampe masuk!” suaraku terdengar sedikit mengancam.812Please respect copyright.PENANAehMFK7nKog
812Please respect copyright.PENANA10c1jV8GBE
Fajar terlihat riang. Perlahan ia rebahkan tubuhku di ranjang. ku sandarkan kepalaku di bantal. Ia beranjak naik di atas ranjang. kemudian berjongkok di kedua buah dadaku. Kini, penisnya tampak jelas di wajahku. Tangannya meremas buah dadaku terlebih dahulu.812Please respect copyright.PENANALiPxLbih2h
812Please respect copyright.PENANAqLrOg3etSZ
“Udah, ih, cepetan!” kataku, memalingkan wajah, sebab penisnya terlalu dengan dengan wajahku.812Please respect copyright.PENANAlzdEkq36ic
812Please respect copyright.PENANAjtGULDg0EH
Kemudian ia meletakan penisnya di tengah buah dadaku. kedua buah dadaku ia hempit di antara kemaluannya. Perlahan pinggulnya maju mundur. Bisa kurasakan penisnya bergesekan dengan buah dadaku. Entah kenapa, ada rangsangan sendiri yang kurasakan. Apalagi ketika menatap penisnya yang menegang. Perlahan kurasakan kemaluanku semakin terasa lembab, seperti embun pagi yang menyelinap melewati kaca jendela.812Please respect copyright.PENANAOoQfgDzEH0
812Please respect copyright.PENANAqTAi6BOHup
Fajar terus memaju-mundurkan pinggulnya. Matanya terpejam, kedua tangannya menekan buah dadaku. Aku memandang penisnya yang terhimpit di antara kedua buah dadaku. Mendadak tubuhku terasa bergetar dan tersengat ketika semakin lama kuperhatikan penisnya. Terlihat pucuk penisnya mengeluarkan cairan bening, seperti anak bayi yang ngeces.812Please respect copyright.PENANALzGxEsLmJA
812Please respect copyright.PENANAEdB9YgikLy
“Gila…, susu tante enak banget!” Suara Fajar terdengar menahan desah. Dahinya banjir akan keringat. Kedua tangannya semakin erat menekan buah dadaku.812Please respect copyright.PENANAEH2qevDLJh
812Please respect copyright.PENANAqD3du34EWe
“Kalau mau keluar bilang,” kataku. “Awas aja kena muka tante.”812Please respect copyright.PENANAlBsyirSWUG
812Please respect copyright.PENANACKroZpkkbG
Mendadak Fajar berhenti. Ia kemudian menanggalkan bajunya, lalu menarik keluar penisnya dari himpitan buah dadaku. Aku melihatnya terheran. Ia malah beranjak mundur. Sepersekian detik kemudian, ia melorotkan celana dalamku. Lalu membentangkan kedua kakiku lebar. Sontak, aku mencoba bangkit.812Please respect copyright.PENANAIPHq4Qchuf
812Please respect copyright.PENANA7wad3byfS8
“Empshh…, Jar…, jangan.” tubuh kembali terhempas ke ranjang.812Please respect copyright.PENANA5ZQWXABUEu
812Please respect copyright.PENANA3sHZzaqcMT
Aku merasakan kemaluanku dijilati oleh lidahnya. Tubuhku merinding, desir nikmat kurasakan berkali-kali lipat. Dimas, suamiku, tak pernah menjilati vaginaku. Dan Fajar melakukannya. Memberiku suatu nikmat yang belum pernah kurasakan sejak awal pernikahan. Aku memejamkan mata, pinggulku meliuk-liuk akibat lidahnya.812Please respect copyright.PENANAnGM8y8kLCN
812Please respect copyright.PENANA2NUe9RsLkY
“Ahhh…, Empsshhh….” Tidak ada lagi penolakan dariku. Aku malah semakin menikmati permainan lidahnya. “Empshh… ahhh…berhenti…, Jar” Aku mencoba bangkit kembali, Reflek ia mendorong perutku yang membuatku kembali terbaring.812Please respect copyright.PENANAk4VK52KVz5
812Please respect copyright.PENANAoYdVof7VoS
Permainan lidahnya semakin membuatku merintih nikmat. Kepalaku menggeleng kanan-kiri. Pentilku terasa mengeras, keringat-keringat mulai membanjiri tubuhku. Aku meremas sprei dengan kuat. Kemudian kurasakan lidahnya berhenti. Aku mendongak ke bawah. Terlihat Fajar bangkit dan mengangkat kedua kakiku.812Please respect copyright.PENANAkSzk0dXGn4
812Please respect copyright.PENANApvR5B4NB9P
“Jar…, please…, jangan!” Aku merapatkan kedua kakiku, mencegah penisnya agar tidak masuk. Tapi, Fajar tidak kehilangan ide. Ia mendekat dan mencumbu bibirku.812Please respect copyright.PENANAnoToJZUXpX
812Please respect copyright.PENANANrCVlxTawl
Aku malah membalas cumbuannya. Gairahku tidak tertahan. Fajar beranjak ke arah ketiakku. Tanganku ia angkat, dan ia jilati. Aku mengerang menahan geli sekaligus nikmat. Tangan satunya mengobrak-abrik kemaluanku.812Please respect copyright.PENANAUhisea8G80
812Please respect copyright.PENANAJBdZ01FG1g
“Empshhh…Jar….,” tidak ada penolakan dariku. Hanya lenguhan, desahan, erangan yang kulontarkan.812Please respect copyright.PENANAqkZ491NS0Q
812Please respect copyright.PENANATG5ODjWJ7l
Melihatku yang tak lagi melawan, Fajar kembali mengangkat kedua kakiku. Aku tidak bisa mencegahnya lagi. Tenagaku tak cukup kuat. Kenikmatan yang kurasakan terlalu nikmat.812Please respect copyright.PENANAN0QlJVypp8
812Please respect copyright.PENANA1gco2ztvQ9
Nafasku tercekat, jantungku memompa darah begitu cepat, cengkraman tanganku pada sprei semakin menguat. Bersamaan dengan itu, kurasakan ada sebuah benda yang mencoba masuk dalam kemaluanku. Aku menggigit bibir, memalingkan wajah, sedikit meringis.812Please respect copyright.PENANAWZH8ugrNHK
812Please respect copyright.PENANAkxrPD6vzHz
“Empshh…, Ahhhh…,” desahku pecah seketika.
812Please respect copyright.PENANArXonMl2q6P
Bersambung
812Please respect copyright.PENANA1KUpkFRdqH
812Please respect copyright.PENANA881mJV2a8U
812Please respect copyright.PENANACATieAXpYB