#7 Semesta membawaku padanya
853Please respect copyright.PENANAxduXyOl3wi
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.853Please respect copyright.PENANAcYEoLJJKUG
853Please respect copyright.PENANACN3ieLFRPb
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.853Please respect copyright.PENANAzp6S5bDkAu
853Please respect copyright.PENANA1JslleEzCS
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.853Please respect copyright.PENANA2km9TtSFzZ
853Please respect copyright.PENANAYhZ984JG6K
“Jar…, Tante…, keluar…,”853Please respect copyright.PENANAjuUhfwTi3o
853Please respect copyright.PENANABt3cZkaY08
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”853Please respect copyright.PENANA8SHnEggQIr
853Please respect copyright.PENANAEduEWtnSPo
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.853Please respect copyright.PENANAa2V8A6QKcg
853Please respect copyright.PENANAlM3dLcO5ki
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.853Please respect copyright.PENANAmCELin72zK
853Please respect copyright.PENANAiGLoZODD8I
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.853Please respect copyright.PENANAyhHBMlI85M
853Please respect copyright.PENANAuS1NS933kr
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.853Please respect copyright.PENANAKALFNacWDa
853Please respect copyright.PENANArclmrWQQ76
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.853Please respect copyright.PENANAxxO7sfZcKA
853Please respect copyright.PENANAsYKzIF3y5R
***853Please respect copyright.PENANAoUBdfKPL6P
853Please respect copyright.PENANAri1mzxI3WU
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.853Please respect copyright.PENANA8WmLBAoruO
853Please respect copyright.PENANAL54T9zwbAP
Bagaimana kalau aku hamil?853Please respect copyright.PENANAaKGSxtasDs
853Please respect copyright.PENANARqGGBbuHms
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?853Please respect copyright.PENANAaYbL47zMuB
853Please respect copyright.PENANAJi7shXruLl
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.853Please respect copyright.PENANAxmGacNRirg
853Please respect copyright.PENANAWcsIZemkuE
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.853Please respect copyright.PENANAayrGYPrlMT
853Please respect copyright.PENANAIzx3OKuRiI
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.853Please respect copyright.PENANAOnNjU3ZYBs
853Please respect copyright.PENANAqLHpqsCtYW
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.853Please respect copyright.PENANAAnPT9YvOw9
853Please respect copyright.PENANAbwq0Au1vop
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.853Please respect copyright.PENANAX1LUlo31ts
853Please respect copyright.PENANAGbZexbwgJ9
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.853Please respect copyright.PENANABBeuxX64ac
853Please respect copyright.PENANAuaOrttMDtJ
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.853Please respect copyright.PENANARtl0tznqTT
853Please respect copyright.PENANACvQmqJLNPa
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.853Please respect copyright.PENANAOJtNkCmj5u
853Please respect copyright.PENANAdntD6GVZL1
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.853Please respect copyright.PENANAkv8nc1qRUI
853Please respect copyright.PENANA8miFPuyv36
***853Please respect copyright.PENANA2tFlOPPJ7L
853Please respect copyright.PENANAfmEnM04wDP
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”853Please respect copyright.PENANAe7nJYuggXw
853Please respect copyright.PENANAc10jH77b77
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.853Please respect copyright.PENANACQ7EQxO2Ys
853Please respect copyright.PENANAIXlZDv2zuD
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.853Please respect copyright.PENANA0gwEHpLnOe
853Please respect copyright.PENANAMsBAXPELrr
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”853Please respect copyright.PENANA7VVoUUiMoi
853Please respect copyright.PENANAXKLQ3AsEn2
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.853Please respect copyright.PENANA5NT9308yD2
853Please respect copyright.PENANAlFpAwN0P79
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.853Please respect copyright.PENANAUmKcRK1sE0
853Please respect copyright.PENANAV7YEZonQWz
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.853Please respect copyright.PENANAyYnEKPqx3O
853Please respect copyright.PENANAfSQWp2IxWW
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.853Please respect copyright.PENANAyNBL3qhrcp
853Please respect copyright.PENANA8IeBb4ggpJ
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.853Please respect copyright.PENANAqNFUnxGGCD
853Please respect copyright.PENANASg80e7K8Vj
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.853Please respect copyright.PENANAJ5vkym6OCw
853Please respect copyright.PENANA6lKR837BOK
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.853Please respect copyright.PENANATaWCyyHxZ0
853Please respect copyright.PENANArjaxCaby6V
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.853Please respect copyright.PENANA8nFoTKR7Vt
853Please respect copyright.PENANA6mlodlGcDf
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.853Please respect copyright.PENANAOayTIJ20qE
853Please respect copyright.PENANABqiJ6yt0dI
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.853Please respect copyright.PENANAzDMfjQKcNG
853Please respect copyright.PENANA9EThCh4BLJ
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.853Please respect copyright.PENANANCc52VWbQI
853Please respect copyright.PENANAEBUyzh1Zl1
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.853Please respect copyright.PENANASD88UhS6zW
853Please respect copyright.PENANA4irOGLd783
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.853Please respect copyright.PENANALSwV334wHb
853Please respect copyright.PENANAOe0C4KJavc
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.853Please respect copyright.PENANA5Zn2JVkrTp
853Please respect copyright.PENANAp7xF7apZWb
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”853Please respect copyright.PENANAuD524qu5gh
853Please respect copyright.PENANA1YxgYEn9iK
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.853Please respect copyright.PENANA2tK5OKZOMD
853Please respect copyright.PENANAQYtgIOXHKh
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.853Please respect copyright.PENANAmM1FG5rl4L
853Please respect copyright.PENANA2AIV53iBiv
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.853Please respect copyright.PENANAvgrioaD1RO
853Please respect copyright.PENANArV1b0TScYK
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.853Please respect copyright.PENANAbE8B67bJAa
853Please respect copyright.PENANANkWomAysl9
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.853Please respect copyright.PENANAUtSGaJpTRK
853Please respect copyright.PENANAy07z0hWFXe
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.853Please respect copyright.PENANAy5OM3G7fJm
853Please respect copyright.PENANAxIcTC2JFbH
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.853Please respect copyright.PENANAstGWF36uFz
853Please respect copyright.PENANAoTQKaJdO7h
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.853Please respect copyright.PENANAIgiFDhHSeU
853Please respect copyright.PENANAG99ULfHnX3
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.853Please respect copyright.PENANALePkjBQFPD
853Please respect copyright.PENANAAVOYOwtILL
***853Please respect copyright.PENANAxsHHWAcsOI
853Please respect copyright.PENANAFZ3jKI1s1P
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”853Please respect copyright.PENANAKBTGkank3F
853Please respect copyright.PENANA2lm0hBY64B
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.853Please respect copyright.PENANAmaEKgwcRYZ
853Please respect copyright.PENANATPMsq2AaZq
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.853Please respect copyright.PENANAvn7E2pqqdY
853Please respect copyright.PENANA8vwuTbEhcf
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.853Please respect copyright.PENANAQhHYzUqhzz
853Please respect copyright.PENANAPgOoRnOkjb
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.853Please respect copyright.PENANAlJqnxrg727
853Please respect copyright.PENANAYWFZ8LDqSW
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.853Please respect copyright.PENANAnjcRRrHZbb
853Please respect copyright.PENANA7zCQN5BgJG
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.853Please respect copyright.PENANAdTa3o67jPJ
853Please respect copyright.PENANAbCMemujiIj
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.853Please respect copyright.PENANA4hc6XGGvQ9
853Please respect copyright.PENANAEnZOly7im6
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”853Please respect copyright.PENANAkk71mnl7l2
853Please respect copyright.PENANAslinKnBUBz
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.853Please respect copyright.PENANAOCJ0y5GhZg
853Please respect copyright.PENANAxR2c6WOSBY
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.853Please respect copyright.PENANAKlLRcwmhCU
853Please respect copyright.PENANAKDRPdG0Iqe
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.853Please respect copyright.PENANAWJRIGQY79D
853Please respect copyright.PENANALAEctlTJR2
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.853Please respect copyright.PENANAdgFztsDC7O
853Please respect copyright.PENANAeXFA34RssF
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.853Please respect copyright.PENANAHYUxT4eqdk
853Please respect copyright.PENANA6WXR3TVYQv
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.853Please respect copyright.PENANAIzgND6bQ0k
853Please respect copyright.PENANAVopF7b8rCj
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.853Please respect copyright.PENANAOxHbGL6xUf
853Please respect copyright.PENANAyHS38rIXDA
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.853Please respect copyright.PENANAUsJO0039dz
853Please respect copyright.PENANA00J4KgGvfu
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”853Please respect copyright.PENANAqsscShWJVh
853Please respect copyright.PENANANWbkZRK2cQ
Lagi-lagi aku diam.853Please respect copyright.PENANAqxInfk9zfK
853Please respect copyright.PENANA3I32r67DBP
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.853Please respect copyright.PENANALZAyMAo0gk
853Please respect copyright.PENANAoWAhEIh0Ft
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.853Please respect copyright.PENANAS3c2hzaear
853Please respect copyright.PENANAalvJi7hros
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”853Please respect copyright.PENANAIJP73lfK4C
853Please respect copyright.PENANALwNmJzqAqn
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”853Please respect copyright.PENANAi5cRyqzJNk
853Please respect copyright.PENANAxVOkRSoMwU
Aku balik tersenyum. Mengangguk.853Please respect copyright.PENANAMebLzDHSXP
853Please respect copyright.PENANAvj7829eH7U
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.853Please respect copyright.PENANAtWl4Sjbq06
853Please respect copyright.PENANAfaKSpfODWT
“Makasih.”853Please respect copyright.PENANAGpt7TLw6xw
853Please respect copyright.PENANANw0BcAsVu1
***853Please respect copyright.PENANA0PMyCX4Cao
853Please respect copyright.PENANALQ5J1nr3eJ
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.853Please respect copyright.PENANA1jtoSEQ7y9
853Please respect copyright.PENANAG9xXzq83Xl
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.853Please respect copyright.PENANAKcYPHsyEsI
853Please respect copyright.PENANAXAJ2cMyUIA
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.853Please respect copyright.PENANAKuqLFipApD
853Please respect copyright.PENANAqvYjX8hXYn
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.853Please respect copyright.PENANA7JTQopqn6H
853Please respect copyright.PENANAz6EuCjisra
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.853Please respect copyright.PENANA1079KSAWYm
853Please respect copyright.PENANAiOJfRwlL0c
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.853Please respect copyright.PENANANItdfIsJxe
853Please respect copyright.PENANAgzhjZU5OhK
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.853Please respect copyright.PENANAd6RlX3M4zo
853Please respect copyright.PENANAoz5xIRsETu
Fajar menggeleng.853Please respect copyright.PENANAZ6f2AdzeKl
853Please respect copyright.PENANAIZxW29bPGt
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.853Please respect copyright.PENANA62BrfntpE9
853Please respect copyright.PENANA1l2CtXJ5EB
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.853Please respect copyright.PENANAcmMDzBFHTh
853Please respect copyright.PENANAJNmA1kBe7C
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.853Please respect copyright.PENANAkHoA9JTrTP
853Please respect copyright.PENANAKGJoYIfqBR
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.853Please respect copyright.PENANATHKQe92SKv
853Please respect copyright.PENANAJUWsP9TiqF
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.853Please respect copyright.PENANAp4QAmP3tXg
853Please respect copyright.PENANAy1vIGCF4cq
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.853Please respect copyright.PENANAOfiwzF4Cyf
853Please respect copyright.PENANAkQRRF07fw9
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.853Please respect copyright.PENANAXT3EyM7az1
853Please respect copyright.PENANAAYOLzcoWJO
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.853Please respect copyright.PENANAYRTHXcwoKC
853Please respect copyright.PENANAebrpcgQf9l
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.853Please respect copyright.PENANAsorn3PNawN
853Please respect copyright.PENANAH6oUSMnPDd
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.853Please respect copyright.PENANAZQaOFKTZpM
853Please respect copyright.PENANAgbzQxdVNpq
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.853Please respect copyright.PENANA04jtvIdAYo
853Please respect copyright.PENANAhQ412TGCXK
***853Please respect copyright.PENANAubYlVjpJEk
853Please respect copyright.PENANATvBlIDuAsz
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.853Please respect copyright.PENANA2tLJLtQ0U3
853Please respect copyright.PENANAlPrSbVTuR0
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.853Please respect copyright.PENANAbHmezNtIH5
853Please respect copyright.PENANAGgNWfwpxts
“Langsung mau pulang?” tanyaku.853Please respect copyright.PENANAVZOYYsGwDX
853Please respect copyright.PENANAY9TnzH4QHR
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.853Please respect copyright.PENANAWkElh93zuK
853Please respect copyright.PENANAGQm5sUu154
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.853Please respect copyright.PENANAPKCbcepa8t
853Please respect copyright.PENANA7Xp8pRqgNL
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.853Please respect copyright.PENANAsNJhKTc2Fn
853Please respect copyright.PENANA5rygGHBiaF
Aku mengangguk, antusias.853Please respect copyright.PENANAJEeqq5GEWr
853Please respect copyright.PENANAqnO9W0KD5g
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.853Please respect copyright.PENANAM6H9cbbZyM
853Please respect copyright.PENANA0sh6LjqOoH
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.853Please respect copyright.PENANAMHVbrnGhN0
853Please respect copyright.PENANAIImfHgqUz5
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.853Please respect copyright.PENANAIThA1SuJJd
853Please respect copyright.PENANAYfJBFXzj51
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.853Please respect copyright.PENANAFOvVMo5Z0D
853Please respect copyright.PENANAn661ekr5MY
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.853Please respect copyright.PENANA9d3ZQZwsjO
853Please respect copyright.PENANAawPgVem96T
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.853Please respect copyright.PENANAmnj6jTgeVk
853Please respect copyright.PENANApDQOpz16gF
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.853Please respect copyright.PENANAxFilN2aRwd
853Please respect copyright.PENANA0rw2AKTXQW
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.853Please respect copyright.PENANABkq4OvJ8WK
853Please respect copyright.PENANAXMRZySvrIS
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.853Please respect copyright.PENANAWfL9fbpZJP
853Please respect copyright.PENANAJD3afJaVN7
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.853Please respect copyright.PENANA2uwZV1ZKei
853Please respect copyright.PENANARTmvBlVGvu
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.853Please respect copyright.PENANALEqpM2zgkT
853Please respect copyright.PENANAW4sSwutdGx
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.853Please respect copyright.PENANACCXNmOqkXz
853Please respect copyright.PENANAXoXn9sh7dQ
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.853Please respect copyright.PENANAdMoFDQ1QzT
853Please respect copyright.PENANA0P3BiuR4tT
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”853Please respect copyright.PENANAzG2SchWtxB
853Please respect copyright.PENANAJs6DnypOOL
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.853Please respect copyright.PENANAc7pE39m2Fn
853Please respect copyright.PENANAaVYHVUWXYI
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.853Please respect copyright.PENANADucChXMVwM
853Please respect copyright.PENANAOLaxtkQygh
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”853Please respect copyright.PENANAfxeWIR2Z10
853Please respect copyright.PENANAH1SUgHRhOm
Fajar tersenyum dan mengangguk.853Please respect copyright.PENANARZEOMBQIGg
853Please respect copyright.PENANAUejYaRntvI
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.853Please respect copyright.PENANAtZ7wgjZyBD
853Please respect copyright.PENANAD42qGilNkr
“Makasih,” kataku, pelan.853Please respect copyright.PENANAUCIISubDCd
853Please respect copyright.PENANATJvvqkOeZr
***853Please respect copyright.PENANALXd1jmNG8c
853Please respect copyright.PENANAmZhmgwD5KH
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.853Please respect copyright.PENANAPX0SIixVUl
853Please respect copyright.PENANAozqym2QOrI
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.853Please respect copyright.PENANAONtMDbQYER
853Please respect copyright.PENANAWo4GDsIJdr
“Masih jauh?” tanyaku.853Please respect copyright.PENANAiFpVheorv2
853Please respect copyright.PENANAkbdEvHKoCS
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.853Please respect copyright.PENANAqjwwVgHKmg
853Please respect copyright.PENANAOQCAuZLQe8
Aku mengangguk pelan.853Please respect copyright.PENANAIpmW45OO0M
853Please respect copyright.PENANA6hTTShHoLD
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.853Please respect copyright.PENANAPy36zpFFSO
853Please respect copyright.PENANAgrVV2mS0sy
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.853Please respect copyright.PENANA5qCiqgVXDc
853Please respect copyright.PENANAjWAdiSZ1nm
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.853Please respect copyright.PENANAFiFhljCQcl
853Please respect copyright.PENANAkR6aC0LSpX
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.853Please respect copyright.PENANAMxmh9bCKeJ
853Please respect copyright.PENANAlmxJ50VEw7
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.853Please respect copyright.PENANA7It4AKgcXF
853Please respect copyright.PENANAMUH1PStlmn
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.853Please respect copyright.PENANAbjnwQlrsmW
853Please respect copyright.PENANAjcF1NwX5HU
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.853Please respect copyright.PENANANb2qp7n8cL
853Please respect copyright.PENANAc4RHwkcIAN
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.853Please respect copyright.PENANAljj3x1bGd8
853Please respect copyright.PENANASMq3nZYN9B
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.853Please respect copyright.PENANALAjNsyRXeK
853Please respect copyright.PENANAqksKsou2B0
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.853Please respect copyright.PENANAv93bpKdgCe
853Please respect copyright.PENANAPg0dURIlsJ
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.853Please respect copyright.PENANAS1trjnXgvR
853Please respect copyright.PENANAhKAtVBSDob
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.853Please respect copyright.PENANAm8Mg5BAyE4
853Please respect copyright.PENANA6N9IA1z2Vx
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.853Please respect copyright.PENANAXFkJjme3UN
853Please respect copyright.PENANAHZMWJUgPqz
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.853Please respect copyright.PENANAprTTU5KqPN
853Please respect copyright.PENANAdgUpRh8jno
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.853Please respect copyright.PENANAlbInLLxuVZ
853Please respect copyright.PENANABiyYAxyEAc
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
853Please respect copyright.PENANAgA7l5QfBdy
853Please respect copyright.PENANAYnMuDp7zKJ