Versi full on wattpad...
-----------------------------------------------------
Setelah acara pernikahan itu selesai, keduanya bersiap siap untuk masuk kedalam mobil pengantin untuk segera menuju Mansion Colin.
Baru saja kedua mempelai itu ingin masuk ke dalam mobil, suara anak kecil tiba-tiba berteriak memanggil Colin dengan jas kecil yang melekat ditubuh mungilnya. Otomatis, Colin maupun seluruh orang yang berada disana menoleh ke arah anak kecil itu.
"Kakak Colin," panggil anak kecil itu sambil berlari menuju Colin.
"Roky!" panggil Colin dan segera membentangkan sebelah tangannya untuk menerima tubuh mungil anak lelaki itu.
"Kakak, aku sangat merindukanmu. Kupikir kau sudah melupakanku dan pergi bersama wanita ini" ucap Roky dengan nada gemasnya.
Ally yang disampingnya merasa sangat bingung dengan kedatangan anak kecil itu.
Roky memeluk erat Colin seakan tak ingin melepaskan Colin lagi.
"Kakak, kau ingin kemana?" tanya Roky seraya melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Ally. "Dan ini siapa, kak?"
Semua orang yang melihat kedekatan Colin dan Roky menjadi sedikit bingung dan tak sampai disitu saja, ada pula yang merasa gemas dengan Roky yang memiliki tubuh yang imut walaupun Roky adalah seorang anak lelaki bersama dengan Colin yang memiliki tubuh atletis di balik tuxedo nya.
"Adikku, aku sudah menikah, sesuai dengan permintaanmu minggu lalu. Dan ini adalah istriku" ucap Colin sambil menggenggam tangan Ally.
Roky melihat Ally dengan pandangan tidak suka dan kembali menoleh ke arah Colin.
"Kakak, boleh aku ikut bersamamu?" Tanya Roky yang membuat keluarga Colin sedikit merasa bosan. Sedangkan keluargan Ally, merasa sangat takjub dengan sikap kebapakan yang dimiliki Colin.
"Hmmm... Apa kau ingin kembali lagi kerumah itu?" bisik Colin.
Ally yang secara tak sengaja mendengar itu semakin bingung.
Sebenarnya apa yang terjadi? Batin Ally bertanya-tanya.
Semenjak dari mulainya acara pernikahannya, tak sedikitpun keluarga Colin merasa sangat bahagia. Ally yang melihat itu hanya mengernyit bingung dan berusaha untuk tak perduli. Tapi yang tak disangkanya, perasaan penasaran tiba-tiba melanda dirinya dan ia berusaha untuk tak kembali memperdulikan apa yang terjadi di sekitarnya.
Tapi ia salah. Semakin rasa penasaran itu tertutupi, semakin rasa penasaran itu lebih besar melanda dirinya.
Ditambah lagi dengan kedatangan bocah kecil ini yang tiba-tiba menatapya tidak suka.
"Aku mau, asalkan kau selalu disisiku, kak" jawab Roky dan kembali memeluk Colin dengan erat.
"Hei..hei.. kau membuatku tak bisa bernafas dengan tubuh gendutmu itu" ejek Colin yang menyambut tawaan semua orang yang melihat tingkah laku keduanya.
Roky memasang ekspresi cemberut dan memajukan bibirnya yang menambah keimutan dirinya.
Colin mencubit gemas pipi Roky.
Colin melirik ke arah Ally yang tengah menatap dirinya dengan Roky.
"Ally, masuklah terlebih dahulu ke dalam mobil bila kau lelah berdiri. Aku akan menyusulmu nanti" ucap Colin sambil mengusap lembut jemari Ally.
Ally pun menurut dan masuk terlebih dahulu kedalam mobil.
"Sial!! dia pikir diriku siapa yang dia acuhkan begitu saja" Umpat Ally dalam hati dengan kesal karena sikap Colin yang mengacuhkan dirinya sedari tadi.
Setelah beberapa menit menunggu, Colin bersama Roky pun masuk kedalam mobil.
"Maaf membuatmu menunggu lama" ucap Colin sambil memperbaiki posisi duduknya untuk memangku Roky dan memberikan tongkat penopangnya pada Emma yang juga berada di acara pernikahan itu.
"Tidak masalah" jawab Ally cuek.
"Heii.. kau, bersikap baiklah pada kakakku" kata Roky sinis.
Ally pun sedikit terkejut dan menoleh ke arah Roky dan Colin. Colin yang mendengar perkataan Roky pun segera menegurnya dengan cara bijaksana.
"Roky, kau tidak boleh seperti itu. Mungkin saja dia kelelahan" bela Colin.
Roky hanya bisa diam dan memandang Ally dengan pandangan tidak suka.
Mobil yang mereka naiki pun melaju menuju mansion milik Colin.
***
Diperjalan, Roky tampak tertidur pulas di dada Colin.
Dikesempatan inilah, Colin meluangkan waktu untuk bicara pada istrinya.
"Maafkan aku tadi karena sikap Roky terhadapmu. Kuharap kau bisa memakluminya" kata Colin memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.
"Baiklah...'' satu kata itulah yang hanya bisa diucapkan Ally tanpa memandang ke arah Colin.
Colin yang menyadari perubahan yang terjadi pada diri Ally pun merasa sangat bingung.
"Kau pasti penasaran dengan Roky!" kata Colin sambil menatap sebagian wajah Ally yang menatap ke arah luar.
Tepat sasaran!
Sedari tadi, Ally memang merasa sangat penasaran dengan Roky. Tapi karena gengsi, ia tidak ingin menanyakan itu.
Ally segera mengadahkan wajahnya menghadap Colin.
Perasaan senang melanda hati Colin. Akhirnya istrinya ingin menatapnya.
"Roky adalah adik kesayanganku. Dia baru saja datang dari Las Vegas karena baru saja ia mendengar bahwa aku akan menikah denganmu" ucap Colin tersenyum.
"Dia baru datang semalam ke sini hanya untuk menemuiku dan dirimu. Lalu ia meninggalkan pelajarannya disekolah untuk tinggal kembali di mansionku"
"Dimana orang tuanya?" tanya Ally yang membuat Colin kembali tersenyum karena wanita ini akhirnya mau membuka mulutnya.
"Dia tidak punya orang tua. Dia hanya mempunyai pengasuh yang kukirimkan untuk mengurusnya disana. Dan setiap bulan, aku pasti akan menemuinya di Las Vegas"
"Dimana pengasuhnya?"
"Roky melarang pengasuh nya untuk masuk. Sikapnya yang sangat arogan seperti pria dewasa membuat siapapun akan tunduk padanya. Ia memang masih kecil, tapi tenaganya sangat kuat. Terkadang bila kami bermain, ia selalu menang daripada diriku" ucap Colin terkekeh mengingat kelakuan Roky yang begitu nakal dan manja bila bersamanya.
Tanpa disadari, Ally semakin asyik mendengar cerita Colin tentang Roky. Ally melihat Roky yang tertidur imut di dada Colin dengan bulu mata yang lentik dan pipi yang tembem.
Tangan Ally bergerak menuju pipi Roky dan mengelusnya pelan.
Colin yang melihat sikap Ally yang seperti itu, hanya bisa tersenyum dan kembali melanjutkan ceritanya.
"Roky sebenarnya anak yang cerdas, aktif dan baik. Terkadang gurunya memanggilku kesekolah karena prestasi yang diraihnya. Dan terkadang pula, ia bertengkar disekolahnya gara-gara masalah sepele sampai-sampai aku harus menjaganya lebih was-was agar dia tak berbuat macam-macam kembali disekolahnya"
"Ia selalu berteriak ketika sampai dirumah dan memanggilku bila nilai yang diraih di sekolahnya sangat bagus. Kalau nilainya jelek, ia akan menyembunyikannya dariku dan mengatakan bahwa temannya telah menukar nilanya, atau gurunya yang terlalu bodoh sampai salah menghitung nilainya"
Ally terkekeh pelan mendengar cerita Colin.
"Dimana orang tuanya, kenapa dia hanya dirawat oleh pengasuh?" tanya Ally yang kini menatap ke arah Colin.
Colin mematung. Ia tak dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ally untuknya.
Ally kini mendapati perubahan raut wajah Colin yang seakan begitu cemas.
"Baiklah, bila kau tak ingin menjawab, aku tak ingin memaksamu" jawab Ally ketus.
"Bukan begitu, hanya saja--" belum sempat Colin melanjutkan perkataanya, Ally dengan cepat memotongnya.
"Tidak perlu. Aku juga tak ingin tahu banyak tentang bocah ini" Ally segera memalingkan kembali wajahnya menghadap ke luar untuk kembali melihat-lihat pemandangan di balik kaca mobil.
Colin menghembuskan nafasnya dengan kuat. Ia tak mengerti dengan sikap Ally yang terkadang lembut dan terkadang juga sangat sensitive seperti ini.
Keheningan kembali melanda keduanya.
Tak ada lagi yang ingin membuka suara sampai menunggu tempat yang akan dituju mereka.
.
.
.
Tbc
ns 15.158.61.55da2