Versi full on wattpad..
---------------------------------------------------------
Hari ini hari yang membahagiakan bagi kedua pihak. Colin Shean dan Ally Watson melaksanakan pernikahan sakralnya di gereja ternama dan itu semua sudah diatur oleh Colin dengan keluarganya.
Kecuali, Damien, Nicky, dan mama papanya. Mereka bahkan merasa tidak bahagia dengan pernikahan ini.
Tapi itu tak penting!
Yang terpenting adalah, Colin dan Ally sekarang mengalami masa bahagia mereka.
Entah satu pihak saja yang bahagia atau kedua pihak pun ikut merasa bahagia.
Atau sebaliknya, satu pihak merasa menderita atau keduanya pun merasa penderita atas pernikahan ini?
Kita pun tak tahu perasaan dan pikiran mereka saat ini. Dan biarlah tuhan yang mengatur jalan hidup yang akan ditempuh mereka.
Semua orang bersorak riang karena Ally dengan gaun pengantin yang melekat indah di tubuh moleknya dan make up yang tidak terlalu tebal, merias wajah mungilnya berjalan didampingi oleh ayahnya.
Begitupun Colin yang terlihat sangat tampan dengan tuxedo yang dikenakannya walaupun yang menghalang sedikit ketampananya adalah tongkat penopangnya.
Semua wanita hampir mati karena sesak nafas melihat kedua pengantin itu berdampingan. Apalagi Colin yang terlihat sangat menawan.
Satu hal yang membuat para wanita bertekuk lutut pada Colin. Selain tampan, juga baik dalam prilaku dan perkataan. Tidak seperti adiknya, Damien yang bertingkah seperti sok berkuasa, dan brengsek.
Ketika Colin dan Ally sudah berada di altar untuk mengucapkan janji suci mereka, tiba-tiba satu hal menganggu pikiran Colin. Ia merasa bahwa akan ada hal aneh yang akan terjadi.
Tapi ia tak tahu apa itu.
Pendeta mengucapkan beberapa kalimat sebagai pembuka dan doa dan yang terakhir adalah pengucapan janji pernikahan.
"Colin Shean, apakah anda mencintai dan menyayangi Ally Watson sebagai istri baik dalam suka maupun duka, baik dalam sakit maupun sehat, dan baik dalam keadaan miskin maupun kaya sampai maut memisahkan?"
Colin merasa sangat gugup. Ia menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan-pelan.
"Saya Colin Shean berjanji akan mencintai dan menyayangi Ally Watson sebagai istri saya baik dalam suka maupun duka, baik dalam sakit maupun sehat, dan baik dalam keadaan miskin maupun kaya sampai maut memisahkan" Colin menatap Ally dengan tatapan penuh cinta dan beberapa menit ia terpana dan matanya menelusuri wajah Ally yang begitu cantik.
Sang pendeta kemudian mengucapkan janji pernikahan kepada Ally.
"Ally Watson, apakah anda mencintai dan menyanyangi Colin Shean sebagai suami baik dalam suka maupun duka, baik dalam sakit maupun sehat, dan baik dalam keadaan miskin maupun kaya sampai maut memisahkan?"
Sejenak Ally tak menjawab ucapan yang diberikan pendeta.
Sikap Ally yang diam, membuat seluruh keluarga maupun semua orang yang datang, bingung melihatnya termasuk Colin.
Rasa takut mulai menjalar di benak Colin.
Pendeta pun kembali mengucapkan janji suci pernikahannya pada Ally.
"Ally Watson, apakah anda mencintai dan menyanyangi Colin Shean sebagai suami baik dalam suka maupun duka, baik dalam sakit maupun sehat, dan baik dalam keadaan miskin maupun kaya sampai maut memisahkan?"
Alih-alih Ally masih terdiam dan membuat seisi ruangan tampak semakin bingung dan mulai berisik apalagi orang tua Ally dan kakeknya yang tampak panik.
Satu...
Dua...
Tiga...
Masih tak ada respon dari Ally sampai sang pendeta kembali mengucapkan janji pernikahan kepada Ally untuk terakhir kali.
"Ally Watson, apakah anda mencintai dan menyanyangi Colin Shean sebagai suami baik dalam suka maupun duka, baik dalam sakit maupun sehat, dan baik dalam keadaan miskin maupun kaya sampai maut memisahkan?"
Masih terdiam....
"Saya Ally Watson berjanji akan mencintai dan menyayangi Colin Shean sebagai suami saya baik dalam suka maupun duka, baik dalam sakit maupun sehat, dan baik dalam keadaan miskin maupun kaya sampai maut memisahkan"
Ucapan Ally mampu meloloskan seluruh perasaan yang melanda semua orang yang dilanda kebingungan akibat perbuatannya dengan perasaan bahagia.
Colin yang mendengar itu, merasa amat bahagia dan tersenyum lebar kepada Ally yang juga menatapnya dan kini menjadi istrinya.
"Thank's" ucap Colin yang hanya menggerakkan bibirnya tanpa suara.
Ally membalas senyuman Colin dan larut dalam tatapan mata Colin hingga tak sadar bahwa Colin perlahan menggenggam tangan nya.
"Ally??"
Ally menghentikan lamunannya dan membalas perkataan Colin dengan menaikkan alisnya.
"Bolehkah aku menciummu?"
Deggg...
Detak jantung keduanya serasa tak bergerak normal. Keduanya bingung harus mengatakan apa. Terutama Colin yang sudah setengah mati menahan kegugupannya. Begitupun Ally yang tampak merona akibat perkataan Colin.
Ally perlahan-lahan mengangguk dan pelan dan tak terasa matanya tertutup yang siap untuk menerima bibir merah suaminya diletakkan dibibir nya.
Benda kenyal nan hangat bisa dirasakan Ally. Awalnya ia merasa sedikit goyah akibat ciuman yang diberikan Colin padanya. Tapi ia ingat bahwa bukan dasar Cinta ia melakukan pernikahan ini.
Colin mengangkat kepalanya dan menjauh dari bibir Ally, ia tak berani untuk terlalu lama berdekatan dengan Ally dalam keadaan seperti ini. Bisa bisa ia tak dapat mengontrol dirinya.
Semua bertepuk tangan dan bersorak riang melihat kedua pengantin baru itu.
"Selamat atas pernikahan anda, Sir" ucap salah satu pegawai kantor yang ikut menghadiri acara pernikahan atasannya.
"Terima kasih, Emily. Aku sangat senang kau bisa menghadiri acara pernikahanku" ucap Colin ramah.
Emily pun tersenyum dan tak disangka pegawai pegawai dari kantor Colin datang mengucapkan selamat.
"Selamat, Sir. Aku sangat senang anda sudah menikah" kata pegawai laki-laki sambil berjabat tangan dengan Colin.
"Terima kasih, Jack. Ohhh... iya, kapan kau menyusul?" tanya Colin bercanda.
"Mungkin setelah anda, Sir" jawab Jack yang disusul oleh tawa kecilnya.
"Jangan memanggilku seperti itu. Panggil saja aku Colin. Anggap saja ini acara pernikahan teman kalian"
"Ohhh... baiklah Colin Shean" ucap Jack disertai gurauannya.
"Sir, bolehkah kami meminta sesuatu padamu?" tanya para pegawainya ramai ramai.
"Meminta apa?" tanya Colin dengan bingung.
"Begini, dude. Kami ingin kau bernyanyi untuk istrimu diacara pernikahanmu ini" sambar Jack sambil merangkul pelan Colin yang tengah menatap mereka dengan bingung.
"Whatt??" tanya Colin terkejut dan langsung menoleh ke arah Jack.
"Anggap saja kami ini teman dekatmu. Dan sebagai teman dekatmu, kami ingin kau bernyanyi untuk istrimu di atas panggung, bagaimana?" tanya Jack dengan tatapan menggodanya, begitupun juga pegawai-pegawainya yang terlihat semangat untuk melihat Colin bernyanyi.
Melihat mereka yang bahagia, Colin pun dengan sedikit ragu menyetujui perkataan mereka.
"Baiklah, aku akan bernyanyi untuk istriku" ucap Colin santai.
Colin segera naik ke atas panggung dan semua arah mata tertuju pada dirinya.
"Perhatian semuanya, aku ingin menyanyikan sebuah lagu. Dan kuharap kalian menyukainya" ucap Colin seraya duduk dan mengambil sebuah gitar.
Ia meletakkan tongkat penopangnya disamping kursi dan mulai menyanyikan sebuah lagu.
Semua orang terdiam dan mendengar alunan musik yang akan dinyanyikan dan dimainkan oleh Colin.
Lagu westlife pun mengalun..
Not sure if you not this
But when we first met
I got so nervous i couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece
So as long as i live i love you
will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now till my very last breath
This day i'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
What we have is timeless
My love is endless
And with this ring, i
Say to the world
You're my every reason
You're all that i believe in
With all my heart i mean every word
So as long as i live i love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now til my very last breath
This day i'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
You look so beautiful in white
Nananana..
You look so beautiful in white
Colin menyanyikan lagunya dan hampir semua orang merasa sangat iri terutama iri kepada pengantin wanita yang begitu beruntung mendapatkan Colin sebagai pasangan hidupnya.
Ally merasa sedikit terharu melihat perlakuan Colin padanya. Hampir saja ia meneteskan air matanya dan dengan segera, ia mengusap wajahnya yang sudah dipenuhi air mata.
And if our daughter's what our future holds
I hope she has your eyes
Yeah, i wish she falls in love and i will let her go
I'll walk her down the aisle
She look so beautiful in white
You look so beautiful in white
Mata Colin kini bergerak ke arah Ally yang tengah mengusap wajahnya dan berusaha untuk tak melihatnya.
Senyuman kecil menghiasi wajah Colin. Ia menyanyikan lagu nya sampai selesai tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Ally.
So as long as i live i love you
Will heaven hold you
You look so beautiful in white
And from now till my very last breath
This day i'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight
Semua orang bertepuk tangan dan ada juga sebagian wanita yang menangis melihat Colin yang begitu romantis.
"Kuharap aku bernyanyi tadi tidak buruk" ucap Colin terkekeh dan mendapat pujian dari banyak orang.
"Kau sangat hebat Colin, Lihatlah Emily, dia sampai menangis dan bedaknya luntur mengotori wajahnya" puji Jack ketika Colin sudah turun dari panggung dan mengejek Emily yang masih terisak-isak.
Colin pun merasa sangat lucu dengan tingkah Emily.
"Jangan menangis, suruh Jack saja yang menyanyi untukmu" goda Colin sambil menyenggol bahu Jack.
"Aku??" tanya Jack.
Emily pun mengalihkan pandangannya bingung ke arah Colin.
"Sudahlah, kau tak perlu berpura-pura, bukannya kau menyukai Emily?" bisik Colin dan mendapat tatapan wajah masam dari Jack.
"Emily, Jack ingin mengatakan sesuatu padamu" goda Colin kepada Jack yang terlihat gugup.
"Apa yang ingin kau katakan, Jack?" tanya Emily penasaran.
"Lupakan saja itu, Bos kita memang seperti itu" Jack kembali mengejek Colin.
"Kalau kau tidak mengatakannya, kau akan menyesal Jack" Colin menepuk punggung Jack dengan pelan dan berpamitan pada mereka untuk menemui Ally.
Tak di sangka, Colin sengaja untuk pergi dari hadapan mereka agar Jack bisa menyatakan cintanya pada Emily. Dan ternyata itu dilakukan Jack.
Colin tersenyum geli melihat tingkah Jack yang terlihat ragu-ragu.
Setelah melihat aksi keduanya, Colin pergi dan mencari Ally yang sedari tadi tak ia lihat setelah turun dari atas panggung.
.
.
.
Tbc
ns 15.158.61.6da2