Niko masih kepikiran terhadap kasus yang sebelumnya ia tangani itu. Ia berfikir masih ada di dunia ini, seorang ayah yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan seonggok harta. Bahkan jika bayarannya itu adalah nyawa anaknya sendiri. Niko berfikir jika ia terus larut dalam kasus yang cukup memilukan itu, maka ia akan menyusahkan Agen M.K beserta timnya.
"Aaahh.. sebaiknya aku izin sebentar selama beberapa pekan." Ucap Niko.
"Hmm... Enaknya kemana ya? Apa aku liburan saja ya?" Lanjut Niko.
Alhasil dengan tekad yang bulat, Niko memutuskan untuk izin ke Agen M.K. Niko menelpon Agen M.K dan menjelaskan keinginannya tersebut. Agen M.K langsung mengizinkannya setelah mendengar laporan Agen J atas shock nya Niko dalam kasus Konselor. Dengan demikian Niko dibebas tugaskan selama 3 pekan meskipun ia hanya baru menangani 2 kasus. Nikopun memutuskan untuk berlibur ke Pulau Bali. Ya.... Niko berfikir kalau ia bisa berlibur sekaligus pulang ke kampung halamannya. Karena sudah mendapat izin dari atasannya, Nikopun memesan sebuah tiket kelas bisnis dengan tujuan Bali.
Keesokan harinya, Niko bersiap-siap untuk merencanakan liburannya itu. Niko berangkat pagi sekali karena ia salah memesan tiket pesawat. Tadinya Niko ingin berangkat pukul 07.30 PM, eh ia malah memesan tiket keberangkatan pukul 07.30 AM sehingga ia harus berangkat pagi sekali untuk ke bandara. Waktu mulai menunjukkan pukul 07.29 pagi. Niko mulai melewati proses pemeriksaan dokumen hingga barang bawaan. Terlihat oleh X-ray, koper Niko nampak membawa pistol beserta beberapa amunisinya sehingga membuat pihak keamanan bandara mencurigainya dan bergegas menahannya. Niko memang ingin membawa amunisi itu untuk berjaga-jaga, namun ia malah meninggalkan identitasnya sebagai CIA dimeja kantornya. Perlu diketahui untuk semua Agen dari CIA, mereka dibekali dengan lencana guna memberitahu pihak keamanan setempat kalau mereka adalah Agen Federasi. Namun bagi agen biasa lencana hanya dapat digunakan didalam Amerika. Sedangkan bagi Spesial Agen, mereka bisa membawa lencana itu ke negara manapun dan tak perlu khawatir soal legalitasnya. Karena Niko lupa membawa lencana nya, maka ia menelpon Agen J guna meminta tolong untuk membawakan lencana nya itu.
Tut....Tut...
"Hallo. Apa liburanmu menyenangkan?" Ucap Agen J.
"Menyenangkan dari mana. Tolong aku sekarang. Aku sedang berada di kantor polisi bandara." Ucap Niko.
"Wah... Ada apa memangnya kau bisa berada disana? Apa kau melanggar sesuatu kah?" Tanya Agen J.
"Huft... Aku hanya lupa membawa lencana. Namun aku malah membawa senjata api di koperku." Ucap Niko yang terlihat sedikit kesal.
"Ha...ha...ha... Bagaimana kau bisa membawa senjata api namun malah lupa membawa lencana." Ucap Agen J.
"Sudah cepat lah kau kemari. Bawa lencana yang ada di atas meja ku." Balas Niko.
Agen J pergi menuju kantor meskipun ia sedang tidak ada misi. Dengan secepat kilat, Agen J pergi menuju bandara dan mengklarifikasi kesalah pahaman yang telah terjadi pada rekannya itu. Tak lupa ia membawa lencana Niko yang akan ia berikan.
"Ah... Untung kau sudah datang. Tolong jelaskan kepada mereka ya Agen J...." Ucap Niko yang terlihat imut dimata Agen J.
"Huh... Ada-ada saja ya kelakuan anak baru ini hehehe..." Balas Agen J.
Setelah Agen J menjelaskan semuanya, Nikopun dibebaskan dan diizinkan untuk melanjutkan perjalanannya. Mereka sempat berbincang-bincang sebentar. Niko mengajak Agen J untuk berlibur dengannya. Akan tetapi Agen J menolak dengan alasan ia belum melakukan persiapan apapun untuk liburan. Mendengar itu, Niko yang terlihat sangat berterimakasih itu lekas me-refund tiketnya itu, dan segera berangkat menuju pulau Bali. Ditengah perjalanan.
"Ah... Sebaiknya aku belikan juga tiket untuk keluargaku. Hitung-hitung liburan keluarga lah." Gumam Niko.
Klik...klik...klik...
"Ok sudah terbeli. Selanjutnya aku akan mengabari Nilo." Lanjut Niko.
Tut...Tut...Tut...
"Halo kak ada apa menelpon?" Ujar Nilo via telpon.
"Oh gini, aku hanya ingin mengajak kalian berlibur ke Bali. Sekarang aku sedang dalam perjalanan menuju sana soalnya. Aku ingin ketemu sama ayah, mama, dan yang paling utama adik tercintaku." Jelas Niko.
"Hah... Kakak ingin ke Bali. Ok ok aku akan bilang ke ayah & mama kalau kakak akan ke Indonesia." Balas Nilo.
"Oh iya sekalian bilangin ke mereka tentang tiket yang sudah ku beli untuk kalian bertiga." Balas Niko.
"Ok siap ibu bos hehehe..." Ucap Nilo.
Setelah perbincangannya dengan Nilo usai, Nikopun membawa keluarganya menuju pulau impian setiap orang yakni pulau Bali. Niko sampai di Bali saat malam hari, sementara keluarganya sampai pada keesokan harinya. Niko dipinjami sebuah Villa oleh Agen M.K. Villa itu milik Agen M.K yang memang sengaja dipinjamkan kepada Niko untuk mendukung proses Refreshing nya itu.
Ke esokan harinya, Niko menjemput keluarganya di bandara Internasional Ngurah Rai. Mereka tiba di Bali pada pukul 09.30 AM. Ketika Niko terduduk di loby bandara.
"Kakak..." Ucap Nilo sambil melambaikan tangan.
"Oh Nilo sini-sini." Ujar Niko sambil melambaikan tangan.
"Kak... Aku kangen banget sama kakak." Ucap Nilo sambil memeluk Niko.
"Iya Lo. Aku juga kangen sama kamu. Ayah & ibu dimana?" Ucap Niko.
"Itu sedang proses checking." Ucap Nilo.
Seusai Nilo & keluarga keluar dari bandara, Niko mengajak mereka beristirahat terlebih dahulu dengan makan siang. Niko mengajak mereka semua makan siang di sebuah restoran ternama di pulau Bali. Setibanya di restoran.
"Nik.... Ini restoran yang cukup mewah. Apa kita mau makan disini?" Ucap ayah Niko.
"Tenang saja yah. Kita bisa makan sepuasnya di sini." Ujar Niko.
"Wah gak nyangka ternyata kakak ku sudah punya banyak uang ya hehehe..." Ucap Nilo.
"Yeh... Bisa aja kamu. Ini cuma sedikit kok. Kan kurs dollar ke rupiah lumayan tinggi. Kita bayarnya ya pakai rupiah aja lah hehehe." Ujar Niko.
"Memangnya gaji kamu pakai dollar nak?" Ucap ibu Niko.
"Iya Bu. Ya... Lumayan lah bisa untuk mencukupi kehidupan kita semua." Ujar Niko.
Mereka semua pun makan di restoran yang cukup populer itu. Setelah makan siang, Niko membawa mereka untuk beristirahat di Villa milik Agen M.K. Sesampainya di Villa,
"Nak ini rumah siapa nak. Besar sekali. Apa gak apa-apa kita nginap di sini?" Ucap ibu Niko.
"Oh... Gak apa-apa kok Bu. Ini Villa milik atasan ku. Aku dipinjami olehnya karena hasil kerja keras ku Bu." Ujar Niko.
"Wih... Kayaknya kakak pekerja berprestasi nih dikantornya hehehe." Ucap Nilo.
"Iya lah emangnya kamu ha..ha..ha...ha." Ujar Niko.
Mereka semua pun beristirahat hingga pagi menghampiri. Di pagi harinya, Niko sudah merencanakan destinasi untuk liburan mereka. Pertama, mereka akan menyambangi Pantai Kuta yang terkenal akan keeksotisannya. Kedua, mereka akan pergi ke daerah perkampungan agar dapat merasakan wisata ala pedesaan. Yang terakhir, mereka akan makan malam di bibir pantai & ditemani oleh deburan ombak nan menawan.
Rencana pertama pun dilaksanakan. Sebelumnya Niko menyewa sebuah mobil yang akan ia gunakan untuk mengantar Niko sekeluarga ke tempat-tempat wisata. Sebelum pergi ke pantai, Niko memberitahu Nilo bahwa akan memberikan kejutan untuk kedua orang tuanya. Nilo pun setuju dengan ke tiga rencana kakaknya itu dan lekas membantu Niko untuk membuat surprise kepada orang tua nya. Ketika mereka sedang di parkiran dan akan beranjak,
"Ayah, ibu, coba tutup mata kalian." Ucap Nilo yang menutup mata kedua orang tua nya dengan sehelai kain.
"Ada apa sih nak. Pake acara ditutup-tutup segala." Ucap Ayahnya.
"Sudah-sudah kakak & aku ingin kasih kejutan buat kalian." Ucap Nilo.
"Kejutan untuk kami? Ada-ada saja memang kalian berdua." Ucap Ibunya.
Setelah menutup mata, ayah & ibu diantar menggunakan mobil ketempat wisata pertama yakni pantai Kuta. Setibanya di pantai,
"Nah sekarang coba buka mata kalian." Ucap Nilo.
"Dibuka nih ya..." Ucap Ayahnya.
Mereka terharu ketika melihat kedua anaknya telah merencanakan liburan dengan matang. Mereka tak menyangka bahwa di hari tuanya bisa dibahagiakan oleh kedua anaknya yang manis-manis itu.
"Nak kita dimana ini nak." Ucap sang Ibu.
"Kita di pantai Kuta bu. Ibu & ayah kan sangat ingin ke sini. Maka nya aku & Nilo ingin membawa ibu & ayah ke sini." Ujar Niko.
"Ha...ha...ha... Anak-anak ku yang manis-manis ini. Tahu betul ya kalau ibu mu ingin sekali kesini." Ucap sang ayah sambil mencubit pipi kedua anaknya.
"Duh... Sudah lah yah lebih baik kita bermain sepuasnya dilantai ini. Bukan begitu kak." Ucap Nilo.
"Nah ide bagus tuh. Kita bisa bermain sampai bosan disini." Ujar Niko.
Niko & keluarga pun bermain sampai puas di pantai Kuta. Mulai dari berselancar, berenang di pantai, hingga menyelam. Mereka melakukan itu semua dengan perasaan riang gembira. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 PM. Niko menjalankan rencana keduanya yakni membawa mereka ke pedesaan. Perlu diketahui, ayah Niko adalah perantau dari desa. Ia sudah tak memiliki siapa-siapa dikampung halamannya. Jadi Niko berfikir kalau suasana pedesaan akan menjadi hadiah terbaik untuk ayahnya. Itu terbukti dari reaksi ayahnya ketika sesampainya di sana. Ayahnya sampai menitihkan air mata karena sangking terharu nya. Niko & Nilo memang anak yang tahu keinginan orang tua nya.
Mereka bercengkrama dengan para penduduk desa. Mereka juga merasakan hidup sebagai orang desa meskipun hanya dalam hitungan jam. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 PM. Niko teringat akan rencana ketiga. Ia akan menjadwalkan ulang di keesokan harinya. Lalu Niko dan keluarga bermalam di desa tersebut hingga esok hari.
Ke esok kan harinya, Niko membawa keluarganya untuk berbelanja oleh-oleh. Tapi sebelum mereka ketempat oleh-oleh, ayah Niko berkata suatu hal.
"Nik makasih ya... Kamu sudah terlahir menjadi anak ayah & ibu." Ucap sang ayah.
"Ih... Apaan dah? Memang sudah kewajiban aku untuk membahagiakan kalian." Ucap Niko.
Selepas perbincangan tersebut, mereka lekas bertolak menuju toko oleh-oleh. Sesampainya di toko, mereka membeli oleh-oleh untuk sanak saudara mereka. Nilo juga membeli beberapa oleh-oleh untuk temannya. Setelah perburuan oleh-oleh yang cukup lama itu, Niko mulai menjalankan rencana ke tiganya yakni mengadakan makan malam di tepi pantai. Berhubung waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 PM, Niko beralasan kepada mereka bahwasanya ia sudah memesan tiket untuk mereka semua pada jam 18.30 PM. Jadi Niko bilang mereka harus segera berkemas untuk pulang ke Jakarta.
Karena perkataan Niko, mereka beranjak menuju Villa dengan membawa banyak sekali oleh-oleh. Sesampainya di Villa,
"Bagaimana kita makan malam dulu sebelum pulang ke Jakarta." Ujar Niko.
"Wah ide bagus tuh kak. Gimana yah, Bu?" Ucap Nilo.
"Kami ikut saja kemauan kalian nak." Ucap sang ayah.
Niko pun membawa keluarganya itu menuju sebuah restoran yang telah ia siapkan sebelumnya. Niko menyewa seluruh restoran itu hanya untuk makan malam keluarganya. Ya... Bisa dibilang Niko menyewa sebuah restoran dengan harga yang relatif murah namun memiliki view pemandangan yang sangat indah. Selain itu makanan disana juga enak-enak. Sebelum mereka berangkat ke restoran, mereka mengembalikan mobil sewaan dan lekas beranjak menuju restoran menggunakan taksi online. Sesampainya di restoran,
"Ayah, ibu, kita sudah sampai di tempat makannya." Ujar Niko.
"Wah sepi sekali nak apa tempat itu masih buka?" Ucap sang ibu.
"Tenang aja Bu, kak Niko sudah menyewa restoran itu kok." Ucap Nilo.
"Ya ampun nak, untuk apa ini semua?" Ucap sang ayah.
"Ya... Mungkin ini adalah kenangan berharga kita di Bali yah. Karena mungkin Niko akan sulit untuk mengambil cuti dikemudian hari sebab banyaknya kerjaan." Jelas Niko.
Kedua orang tua nya pun seakan mengerti karena pekerjaan Niko yang berada di negri nan jauh itu bisa membuatnya kerepotan jika selalu berkunjung ke Indonesia. Setelah itu, mereka semua masuk dan ayah serta ibu Niko diarahkan menuju ruang VIP yang dimana terdapat pemandangan nan indah. Sementara Niko & Nilo menikmati waktu berdua sebagai pasangan kakak beradik di ruangan atas yang lebih modern. Ayah Niko berkata
"Bu sepertinya ini rencana Niko Bu untuk membuat kita seperti masa muda dulu." Ucap sang ayah.
"Ah bisa aja nih ayah, udah punya anak 2 masih aja kepingin muda." Ucap sang ibu dengan nada menggoda.
Dilain tempat, Niko & Nilo memperhatikan keromantisan kedua orang tua nya seraya berucap.
"Kak lihat deh kelakuan ayah sama ibu. Udah seperti anak muda aja tuh mereka hehehe." Ucap Nilo.
"Biarin aja sih. Mereka kan juga pernah muda. Nah kamu... Apa kamu udah pernah tua hahaha..." Ujar Nilo.
Mereka berempat pun bercengkrama satu sama lain. Mereka melihat pemandangan matahari terbenam yang seolah ditelan oleh hamparan lautan nan luas. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 PM, mereka baru teringat kalau harus take off jam 18.30 PM. Karena mereka semua panik, maka Niko memutuskan untuk memesan sebuah taksi agar keluarganya bisa pergi ke bandara. Sesampainya di bandara,
"Huh...huh...huh... Ini liburan yang paling berkesan menurut ku kak." Ucap Nilo.
"Memangnya kenapa deh?" Ujar Niko.
"Ya gimana ga berkesan, selama 2 hari kita sangat santai sekali. Namun dihari terakhir sangat tergesa-gesa layaknya dikejar hutang hehehe..." Ucap Nilo.
"Walaupun begitu nak, kamu nantinya akan punya kenangan manis dengan kakak, ibu, & ayah mu." Ucap sang ibu.
"Nah betul tuh kata ibu." Ucap Niko.
Mereka berempat pun segera check in untuk segera take off menuju Jakarta. Kali ini Niko menyempatkan diri selama 1 hari untuk berkunjung ke Jakarta. Ia merasa kangen dengan sanak saudaranya serta beberapa sahabat baiknya.
Proses check in & take off berjalan dengan lancar. Mereka membutuhkan waktu untuk tiba di Jakarta sekitar 1 jam. Setibanya di Jakarta, Niko menghabiskan hari dengan penuh ceria. Dia mengaku ke semua orang yang ia temui bahwa profesi nya adalah seorang polisi di Amerika, sehingga identitas nya tak ketahuan. Satu hari di Jakarta yang terasa sangat singkat. Niko memutuskan untuk pergi lagi menuju Amerika karena sudah mendapatkan tugas baru. Setelah berpamitan, Niko berangkat menuju Amerika seraya berkata,
"Liburan ini adalah liburan terindah yang pernah ku rasakan. Gak akan pernah lupa sih sama liburan itu." Gumam Niko.
Dengan menempuh perjalanan selama 5 jam, Niko akhirnya sampai di Amerika dan bersiap untuk memulai misi baru.
ns 15.158.61.44da2