"Sayang ku... Dimana kamu sekarang." Ucap Niko.
"Diam... Jangan mencari ku dasar psikopat." Ucap seorang polisi wanita.
"Ssttt... Jika kau kabur dari ku, aku takkan memaafkan mu. Namun jika kau bersedia untuk tinggal, maka aku akan menjamu dirimu dengan baik." Jelas Samy.
Polisi wanita itu terus berlarian tanpa arah. Kesana kemari dia tertatih-tatih. Bertahan hidup, itulah tujuannya. Tak memikirkan apapun meski tak punya daya untuk melawan. Lain halnya dengan Samy. Rasa senang tak dapat dibendungnya. Melihat seorang polisi wanita muda yang berjuang guna bertahan hidup, membuat jiwa psikopatnya terangsang. Samy pun melanjutkan aksinya dengan memburu Ely Watkins yakni sang polisi dengan menggunakan beberapa robotnya. Canggih nya mansion milik Samy membuatnya makin semangat untuk memburu Ely. Puluhan robot dikerahkan guna membungkam mulut sang polisi selama-lamanya. Samy pun berkata,
"Sayangku jika kau keluar dari sini, kamu akan berakhir tragis sebelum kau menginjakkan kaki ke luar mansion indah ku ini." Ucap Samy.
"Jangan meremehkan seorang polisi." Ucap Ely.
"Baiklah... Jika itu mau mu. Perlu kau ketahui, aku sudah memerintahkan robot ku untuk mengejar mu. Ya... Orang seperti mu tak pantas untuk ku bunuh dengan tanganku sendiri." Ucap Samy.
Robot Samy pun mulai mengejar Ely. Sempat mengalami kesulitan karena Ely sempat bersembunyi, namun akhirnya Samy pun berhasil menemukannya dan segera mengerahkan robot-robot nya ke gudang belakang. Setelah ditemukan, Samy pun berucap.
"Hahaha... Percuma sayangku. Meski kau bermain petak umpet dengan ku, tapi aku dapat menemukanmu dengan sangat mudah." Ucap Samy yang terdengar dari speaker kecil di robotnya.
"Ti... Tidak mungkin. A... Aku hanya tersesat di sekitar daerah sini. Mengapa kau malah ingin membunuh ku?" Ucap Ely yang nampak ketakutan.
"Hmm... Akan ku jelaskan diruangan ku ya... Sekarang kau ikut bersama mereka." Ucap Samy dengan nada memaksa.
Ely pun sempat melakukan beberapa perlawanan hingga akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh robot-robot canggih milik Samy. Setelah berhasil melumpuhkan Ely, para robot pun membawanya ke ruang bawah tanah. Di sana sudah menunggu sang eksekutor yang tidak lain adalah Samy. Terkekang diatas sebuah Strecher yang dipenuhi dengan bercak darah yang mengering, terbaring lemas Ely diatasnya. Sampul mengasah pisau, Samy pun berkata,
"Sudah bangun kah? Kalau belum maka cepat bangun ya... Karena kau itu adalah bintang utama ku." Ucap Samy.
"Aku harus tetap tertidur agar ia tak dapat membunuhku dengan senang." Gumam Ely.
Sebelum Samy melakukan hobinya itu, ia mempertontonkan vidio pembunuhannya yang ia sebut maha karyanya itu pada Ely. Ely yang berpura-pura tidur itu pun menjadi syok setelah melihat kelakuan sadis Samy pada korban-korbannya. Tapi dengan sabar, Ely tetap berpura-pura tidur guna mengelabui Samy. Samy yang sudah siap dengan segala persiapannya mulai mengajak ngobrol Ely.
"Kau tahu, aku dulu pernah melihat pembunuhan didepan mataku sendiri. Ya... Pada saat itu ibu ku lah yang terbunuh. Pelakunya dari keluarga kami yang tidak lain adalah ayah ku sendiri." Jelas Samy.
"Disaat itu aku tidak bergeming sama sekali. Malah aku justru merasa pikiran ku jernih jika melihat darah yang mengalir keluar dengan derasnya." Lanjut Samy.
Ely pun mendengarkan ucapan Samy meskipun ia sedang berpura-pura. Rasa iba sempat dirasakan Ely ketika mendengar perkataan Samy. Namun semua itu sirna ketika pisau yang telah terasah tertancap ke tubuh Ely. Ely pun berkata,
"Ke... Kenapa kau tetap menikam ku." Ucap Ely yang terlihat kesakitan.
"Wah...wah...wah... Ternyata benar ya dugaan ku. Kau itu sudah sadar sedari aku mempertontonkan maha karya ku." Ucap Samy.
"Ka... Kau sudah tahu itu tapi kenapa masih menikam ku." Ucap Ely.
"Maaf ya aku tidak memberitahu. Inilah skrip yang sudah aku siapkan untuk mu." Ucap Samy.
"Ya..tapi mengapa. Aku sempat bersimpati pada mu. Tapi mengapa kau sangat ingin membunuhku." Ucap Ely.
"Kau tahu. Jika seorang yang sudah sakit parah, maka kemungkinan orang itu sembuh adalah 30%. Namun aku sudah sakit sangat sangat parah hingga tak dapat disembuhkan oleh siapapun." Ucap Samy.
Tanpa basa-basi, Samy langsung menancapkan pisaunya berkali-kali. Sebanyak-banyaknya Samy menikam Ely hingga Ely berteriak meminta ampun kepada Samy. Ya... Namanya juga Samy. Ia tak pernah bergeming jika para korbannya merasa sangat kesakitan ataupun meminta ampunan nya. Samy perfikir bahwa dirinya lah yang pelung sakit di dunia ini.
Dalam kondisi kritis, Samy memutilasi tubuh Ely menjadi beberapa bagian. Ely pun terlihat pasrah dengan hidupnya yang tak lama lagi berakhir. Ely pun berkata,
"Aku tak mempermasalahkan tubuhku di mutilasi oleh mu. Tapi aku ingin berpesan untuk terakhir kalinya. Kau itu orang yang baik sebetulnya. Tapi kemarahan lah yang membuat mu seperti ini. Aku yakin kau bisa berubah suatu saat nanti." Ucap Ely di akhir hidupnya.
Samy sempat terdiam mendengar perkataan Ely. Namun Samy pun berkata,
"Itu tidak akan pernah terjadi sayang ku." Ucap Samy ambil menikam leher Ely.
Setelah memastikan nafas terakhir Ely, Samy pun lekas membungkus beberapa bagian tubuh Ely karena sudah ada pesanan di toko online miliknya. Samy tidak menggunakan semua bagian tubuh Ely seperti korban-korban sebelumnya, ia hanya mengambil bagian kaki & tangannya untuk ia jual. Lalu Samy mengubur sisa bagian tubuh Ely yang tak ia gunakan.
Seusai mengubur sisa bagian tubuh Ely, ia merapihkan kembali panggung miliknya. Lalu berkata,
"Huh.... Sebaiknya aku harus pergi liburan ke suatu tempat." Gumam Samy.
"Hari ini adalah hari yang takkan pernah ku lupakan. Hari dimana kejutan tak terduga dari seorang yang tak ku kenal." Lanjut Samy.
Setelah beres dengan semua kewajiban nya di mansion, Samy pun berkemas untuk melakukan liburan menuju Kuba. Ia telah menelpon pilot pribadinya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Tanpa berlama-lama, Samy langsung berangkat ke Kuba dan meninggalkan semua kenangan buruk di mansion nya.
ns 15.158.61.20da2