Dikala Luna sedang bersiap-siap, Samy pun mempersiapkan aksi gelapnya itu. Untuk permulaan, Samy akan mengikuti alur hingga memuncaknya hasrat Luna. Setelahnya, ia akan perlahan-lahan menghabisi Luna dengan cara yang elegan menurutnya. Samy pun berucap.
"Luna... Apa kau sudah selesai?" Tanya Samy.
"Sebentar lagi sayang." Balas Luna.
Sesaat setelah itu, mereka berdua pun hanyut dalam indahnya asmara semalam itu. Kemudian Samy memiliki ide brilian agar kegiatan bercinta mereka semakin bergairah. Ia pun berkata.
"Luna... Bagaimana jika kita membuat sebuah permainan." Kata Samy.
"Permainan... Kita bukan lagi anak kecil sayang. Nikmatilah malam yang panjang ini dengan nafsu & gairah yang membara." Ucap Luna.
"Tentu. Permainan ini akan menambah nafsu serta gairah kita berdua pada malam ini." Kata Samy.
"Hoho... Permainan apakah itu sayang." Ucap Luna yang seakan tertarik.
Samy pun menjelaskan sebuah permainan masa kecil. Permainan itu ialah permainan memburu harta karun yang dimana jika orang yang tidak bisa menemukan harta karun tersebut, maka ia harus merayu pasangannya hingga terbuai. Tanpa rasa curiga sedikitpun, Luna menerima tawaran tersebut. Permainan berjalan dengan baik, Luna berhasil menemukan beberapa clue sedangkan Samy terus merayu Luna karena kekalahannya. Setibanya pada clue terakhir,
"Yes... Aku menemukan clue terakhir sayang." Ucap Luna.
"Huh... Baiklah kali ini kau yang menang. Coba bacakan clue itu dan aku akan merayu mu setelahnya." Kata Samy.
"Baiklah. Tapi ingat kau harus lebih baik ketika merayu ku." Ucap Luna.
Ketika Luna membacakan Clue tersebut,
"Temukanlah sebuah kotak tua disebuah lemari. Serta kenakanlah gaun berwarna hijau sebelum membuka kotak tersebut." Ucap Luna yang membacakan Clue terakhir.
Ada dua buah lemari didalam kamar hotel tersebut. Mereka pergi ke lemari pertama namun tak mendapatkan hasil. Lekas mereka berdua memeriksa lemari kedua dan didapati ada sebuah kotak tua dan sebuah gaun hijau yang dimaksud. Lekas Luna menggunakan gaun tersebut dan membuat Samy terpana. Karena Samy ingin mengulur waktu, ia memutuskan untuk bercumbu sesaat dengan Luna yang sudah mengenakan gaun. Setelah dirasa waktu yang tepat, maka Samy mulai melancarkan aksinya seraya berkata,
"Luna sebaiknya kita membuka kotak itu." Ucap Samy.
"Kau saja yang buka sayang. Aku masih mengagumi keindahan gaun ini." Ucap Luna.
"Okok." Ucap Samy.
Ketika membuka kotak tua tersebut, terdengar suara hati Samy yang sedikit keluar. Mendengar hal itu, Luna sedikit takut namun ia hanya menganggap perkataan Samy sebagai lelucon. Samy pun berkata.
"Luna.... Harta Karun yang kita temukan isinya adalah sebuah alat yang cocok menempel di badan indahmu." Ucap Samy.
"Benda apa itu sayang?" Ucap Luna.
Sambil melihatkan sebuah revolver, Samy pun berkata.
"Benda ini akan sangat cocok menempel ditubuh mu Luna." Ucap Samy.
"A...apa yang kau maksud sayang." Ucap Luna.
Samy pun melepaskan beberapa tembakan yang tidak mematikan. Ia tak ragu menembakkan senjatanya itu karena senjatanya sudah dilengkapi dengan peredam suara. Luna yang merintih kesakitan seolah tidak percaya dengan keadaan. Ia tak berfikir bahwa orang yang membuatnya jatuh cinta justru memiliki nafsu untuk membunuhnya. Luna pun berkata.
"Me..mengapa kau lakukan ini. Apa salahku padamu. Apa pelayanan ku kurang baik untukmu?" Ucap Luna.
"Tidak tidak... Aku sangat puas dengan kinerja mu. Tapi sedari awal kau sudah menjadi target ku." Ucap Samy.
"Ti...tidak mungkin. Ini mustahil. Padahal aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat. Bahkan aku sudah menaruh hati padamu." Ucap Luna.
"Itu tidak akan terjadi sayangku. Karena sesaat lagi kau akan menemui penciptamu. Semoga kau dicintai oleh sang pencipta." Ucap Samy.
Tanpa ampun, Samy menghabisi Luna dalam sekali tembakan. Namun sebelum itu, Luna sudah memanggil mucikarinya untuk datang menolong nya. Samy pun tidak mengetahui tentang panggilan tersebut dan lekas memutilasi tubuh indah Luna.
Setelah menyelesaikan Luna, Samy membuang jasad Luna pada sebuah tempat pembuangan sampah yang jauh dari hotel tempatnya berada. Ia diikuti oleh sebuah mobil hitam dibelakangnya. Pada awalnya Samy tidak menggubris mobil hitam itu, namun karena ia diikuti hingga tempat pembuangan sampah maka ia jadi curiga. Dua orang pun turun dari mobil hitam tersebut seraya berkata.
"Apa kau Samy? Sedang apa kau disini?" Tanya seorang pria kekar.
Dengan muka yang sedikit terkejut, Samy pun berkata.
"Sedang membuang sampah lah. Memangnya sedang apa aku disini." Ucap Samy dengan tegas.
"Oh... Lalu apa kau kenal dengan Luna. Dia bersamamu kan kemarin?" Ucap pria kurus.
Karena tidak ingin hobinya terendus, Samy pun mengajak mereka berdua ke hotel tempatnya bermalam. Sesampainya di hotel, Samy belum sempat membersihkan beberapa bercak darah. Namun Samy menyuruh dua pria tersebut untuk masuk terlebih dahulu. Ketika para pria itu masuk ke ruangan, alangkah terkejutnya mereka melihat banyaknya bercak darah di seluruh ruangan itu. Lalu tanpa basa basi, Samy menembak dua pria tersebut tepat dikepalanya. Serta Samy meninggalkan sebuah pengakuan palsu tentang pembunuhan ini di dalam gawai milik pria kurus seraya berucap.
"Kalian takkan bisa melihat keindahan panggung ku. Hanya orang yang terpilih saja yang bisa melihatnya." Ucap Samy.
"Haaah.... Ini adalah liburan yang sebenarnya bagiku hahaha." Lanjut Samy.
Samy tidak membersihkan mayat para pria tersebut karena ia juga membawa mayat Luna bersamanya. Samy ingin kalau kasus ini menjadi kasus pembunuhan yang pelakunya adalah dua orang pria tersebut. Hal itu sudah ia tulis di dalam pesan pengakuan palsunya itu. Setelah hatinya merasa bahagia, Samy pun beranjak ke bandara karena ia akan pulang serta melakukan hobinya lagi. Ia berfikir bahwa kejadiannya di Kuba menjadi pemicu semangat untuk membunuh lebih banyak lagi.
ns 15.158.61.20da2