"Ah..... bosan sekali." kata Niko di kamarnya. Niko pun membuka laptop miliknya dan menjelajahi internet. Ditengah pencariannya ia menemukan sebuah kasus yang menarik perhatiannya. Kasus itu yakni kasus pembunuhan berantai yang melibatkan lebih dari 996 orang, dan pelakunya masih belum tertangkap hingga saat ini. Lantas ia menyelidiki kasus itu sebagai pelampiasan bosannya. Niko terus menyelidiki mulai dari tkp, nama-nama korban, bahkan ia mencoba menganalisis motif si pembunuh. Memang Niko itu anak yang paling pintar dikelasnya sewaktu ia duduk dibangku sekolah. Tapi hanya sampai disitu penyelidikan kasus tersebut karena ia tidak berhak mengambil / menyelidiki kasus tersebut. Karena hasrat untuk mengungkap kasus tersebut membuat Niko mencari info tentang beberapa institusi terkait yang menangani kasus tersebut. CIA ialah salah satu dari sekian banyak institusi yang menangani kasus tersebut. Tanpa berpikir panjang Nikopun mencari informasi tentang penerimaan anggota baru CIA Intelegent dan mencoba untuk bergabung dengannya. Akhirnya Niko mendaftarkan diri dan segera memenuhi persyaratan dari CIA. Setelah persyaratan terpenuhi, Nikopun disuruh untuk menunggu kabar sekitar 3-4 minggu. Akan tetapi tidak sampai 2 minggu Niko sudah mendapat panggilan dari pihak CIA.441Please respect copyright.PENANA8A8cIhigAb
"Hmm.... apakah ini benar." Gumam Niko yang heran dengan e-mail dari CIA. Ia pun langsung memberi tahu orang tuanya sekaligus meminta izin kepada mereka. "Ayah ibu.... aku ingin bicara sebentar." Ucap Niko. "Eh... bicara apa tuh." Tanggap Ayahnya Niko. "Yah..bu... sebelumnya aku minta maaf karena tidak bilang lebih dulu ke ayah dan ibu untuk melamar pekerjaan, aku mendapat surat dari CIA untuk bergabung dengan mereka, nah... aku ingin dengar pendapat ayah dan ibu." Ujar Niko. "Kalau ibu sih terserah kepada kamu nak, toh yang menjalaninya kan kamu." Ucap ibu Niko. "Hemm... kalau ayah cuma bisa bilang gini, CIA itu kan di Amerika dan Amerika itu sangat jauh nak, apakah kamu bisa kalau setiap hari pulang pergi dari Amerika ke Indonesia? Ayah bilang sih seandainya kamu bisa juga pasti akan melelahkan melakukan itu setiap hari." Ucap ayah Niko. "Insyaallah aku sanggup koq yah... lagi pula aku akan sementara menetap disana sampai tes yang aku jalani selesai." Jawab Niko. "Ya sudah kalau memang itu maumu ayah dan ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu dan semoga kamu bisa sukses bersama CIA." Ucap kedua orang tuanya Niko. Dengan mata yang berkaca-kaca Niko berpamitan dan meminta doa restu untuk pergi menggapai impiannya. Keesokan harinya, Niko berpamitan ke semua keluarganya dan beberapa temannya. Seusai berpamitan, Niko yang diantar oleh adiknya segera berangkat menuju bandara. Ditengah-tengah perjalanan. "Kak... apa kakak yakin dengan keputusan kakak." Tanya Nilo Adik dari Niko sambil menahan air matanya. "Iyah... Kakak sudah yakin dengan keputusan yang kakak ambil." Jawab Niko sambil memeluk adiknya. Tak terasa mobilpun sudah mengantarkannya ke depan bandara. Setelah menurunkan barang bawaannya. "Kak, hati hati disana ya ka. Tapi aku minta satuhal, tolong kaka jaga diri kakak demi aku, ibu, dan ayah ka." Ucap Nilo yang tak kuasa lagi menahan air matanya. "Iyah... kakak pasti akan menjaga diri." Balas Niko. Sesampainya ia diloby bandara, Niko bergegas meletakkan barangnya di mesin pemeriksa sambil berkata. "Tolong tunggu kakak sebentar lagi ya...." ujar Niko ke Nilo. "Iya kak aku akan selalu menunggu kakak dan selalu mendoakan kakak."ujar Nilo sambil menangis. Ya memang hubungan kakak beradik yang satu ini sangatlah dekat, kemanapun mereka berdua selalu bersama. Disaat suka maupun duka tlah mereka lewati bersama. Dan disaat mereka harus berpisah, mereka tetap menjaga satu sama lain serta tetap menjalin tali persaudaraan-nya.
Setelah berpamitan, Niko bergegas menuju pintu pemberangkatan pesawatnya karena sebentar lagi pesawatnya akan segera lepas landas dan akhirnya iapun pergi meninggalkan kampung halamannya untuk pergi menuju impiannya. 4 jam pun berlali dan Niko sudah sampai di Amerika. Disana, Niko diantar menggunakan mobil jemputan yang disediakan oleh CIA menuju camp pelatihan milik CIA. Disana ia akan diuji bersama lebih dari 150 orang lainnya oleh para penguji yang ahli dibidangnya. Sesampainya Niko di camp, ia bersama rombongan diarahkan menuju barak untuk meletakkan barang serta bersiap-siap. Tentunya disana bukan seperti barak milik militer tetapi disana 1 kamar hanya dihuni oleh 4 orang saja. Setelah mereka beristirahat, mereka dikumpulkan di suatu tempat untuk dilatih dan diajarkan cara bekerja serta menjalankan misi di CIA. Dan salah satu mentor sekaligus agen terbaik di CIA ialah agen M.K. Ia yang bertanggung jawab atas semua aktivitas pelatihan disana.
Seminggu, dua minggu tlah berlalu, dan Niko masih bisa bertahan di camp pelatihan tersebut. "Hari ini adalah hari penentuan kalian untuk bisa masuk ke jajaran tinggi CIA." Ucap agen M.K. "Maka dari itu untuk 5 orang yang ada dihadapan saya, saya berpesan untuk terus maju sampai titik darah penghabisan." Ucap agen M.K. Perlu diketahui 5 orang terpilih itu adalah orang terakhir yang bisa menyelesaikan seluruh tes dari para mentor dan disana adapula Niko. Setelah melewati tes terberat yang pernah ada, akhirnya tes pun selesai dan hasilnya akan diumumkan esok hari.
Karena tes sudah usai, Niko pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan karena perutnya merasa perlu diisi. Sesampainya dikantin ia bertemu dengan agen M.K dan ia disuruh pergi keruangannya setelah selesai makan. Setelah makan Nikopun pergi menemui agen M.K diruangannya. Tok...tok...tok... suara pintu yang terdengar sedang diketuk. "Ah... silahkan masuk." Ucap agen M.K. "a..ada apa ya anda memanggil saya kemari?" Tanya Niko. "Emm.. jadi gini, saya melihat kamu itu peserta yang cukup menarik sekaligus berpotensi dan itu dibuktikan dengan lolosnya kamu kebabak akhir tes ini." Ucap agen M.K. "nah, saya bermaksud ingin merekrut kamu menjadi agen di divisi elit CIA yang tentunya dibawah pimpinan saya. Bagaimana apa kamu mau?" Lanjutnya tanpa basa-basi. "Hmm... gimana ya pak. Saya kan kesini untuk menjadi agen dan gak nyangka malah bisa dapat posisi yang cukup meyakinkan ini." Ucap Niko yang terlihat ragu. "Apa yang membuat kamu ragu masuk divisi elit ini?" Ucap agen M.K yang merespon jawaban Niko. "Eh... bukannya saya ragu pak cuma... gini deh pak beri saya waktu 2 hari untuk memutuskannya." Ucap Niko. "Itu artinya 1 hari sebelum hari pelantikan ya.... baiklah akan saya beri waktu untuk menjawab." Kata agen M.K. Karena urusannya sudah selesai, Niko pamit untuk kekamarnya.
Malam sebelum waktu menjawabpun tiba dan Niko terlihat bingung dan ragu-ragu untuk memilih tawaran tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon ibunya. Tut....tut.... "Halo....ini siapa ya?." Ucap ibunya Niko. "Halo bu ini Niko bu, Niko kangen sama ibu. Sudah 1 bulan Niko gak beri kabar ke ibu. Ibu sehat kan?" Kata Niko sambil sedikit menangis. "Oh...Niko... iya ibu baik-baik saja dan semua disini juga sehat-sehat semua. Kamu disana gimana Nik?" Kata Ibunya. "Aku disini baik bu. Bu ngomong-ngomong aku mau minta pendapat ibu nih soal pekerjaan aku. Allhamdulillah aku diterima di CIA dan bahkan aku ditawari masuk ke divisi tertinggi oleh pembimbingku, menurut ibu gimana bu apa aku ambil saja tawaran tersebut atau malah sebaliknya bu?" Tanya Niko. "Allhamdulillah kalau begitu. Kalau menurut ibu sih ya itu terserah kamu nak, kamu bisa disanapun itu semua karna usaha kamu sendiri nak. Ibu berpesan pilihlah pekerjaan yang membuatmu senang dan juga memberikan manfaat keorang lain nak." Kata ibu Niko. "Oh, baik kalau begitu bu. Niko sudahi dulu ya bu soalnya mau ada pengarahan sedikit dari pembimbingnya. Salam juga buat semuanya termasuk si Nilo ya." Kata Niko. Setelah menelpon ibunya, Niko pun bergegas menuju aula untuk medengarkan arahan tersebut. Dan iapun memutuskan untuk menerima tawaran dari agen M.K. Keesokan harinya ia pergi menemui agen M.K diruangannya dan ia menjawab bersedia menjadi angen dari divisi elit CIA. Dengan begitu Niko resmi bergabung dengan divisi elit dan sudah mulai bertugas keesokan harinya.
ns 15.158.61.48da2