Setelah menyelesaikan liburannya, Niko kembali beraktivitas seperti sedia kala. Ia kembali menjalankan misi baru yang telah diberikan. Kali ini ia bersama dengan agen H untuk menjalankan sebuah misi pembunuhan tragis seorang anggota parlementer. Sebelum menjalankan misi, agen M.K memberikan beberapa informasi untuk Niko dan agen H. Ketika dirasa sudah cukup menerima informasi, Niko dan agen H bergegas menuju TKP pembunuhan. Ditengah perjalanan, mereka berdua berbincang-bincang mengenai kasus kali ini.
"Ok jadi bagaimana menurut mu tentang kasus kali ini agen N?" Ucap Agen H.
"Menurut ku, ini adalah kasus di ruang tertutup karena dari para saksi yang menemukan jasad korban, ditemukan bahwa pintu ruangan korban terkunci dari dalam. Ya... Kita belum bisa mengetahuinya sebelum sampai di TKP." Ucap Niko.
"Hooo... Baiklah akan ku tambah kecepatan kita." Ucap Agen H.
Sesampainya di TKP, mereka membagi tugas. Niko melakukan olah TKP sedangkan agen H mewawancarai semua orang yang dianggap saksi. Niko menemukan beberapa informasi dari TKP. Ia menemukan beberapa helai rambut berwarna hitam yang tergeletak diatas sebuah tempat sampah. Ia juga menemukan serbet kotor diatas meja sang parlementer. Ada pula kunci mobil di kantung jas milik parlementer tersebut. Alhasil Niko menyimpulkan bahwa ada 3 orang terduga dalam kasus kali ini. Tapi dikarenakan tidak adanya cctv membuat Niko tak bisa mengetahui secara mendetail. Niko pun memberi tahu agen H mengenai penemuannya tersebut. Agen H pun sudah mewawancarai seluruh pekerja dari sang parlementer dan ia juga sudah mendapatkan terduga nya. Entah kebetulan atau memang intuisi mereka berdua selaras, mereka menyimpulkan bahwa 3 terduga itu ialah asisten rumah tangga, supir pribadi, dan seorang tamu sang parlementer.
"Agen N tolong kumpulkan mereka bertiga di ruangan sebelah." Ucap agen H.
"Baiklah agen H." Ucap Niko.
Setelah Niko mengumpulkan ketiga terduga pelaku, agen H pun berkata,
"Baik.... Kalian tahu kan kalian dikumpulkan disini karena apa?" Ucap agen H.
"Aku tidak mengetahui apa-apa pak." Ucap tamu sang parlementer.
"No..no...no... Kalian kesini karena kalianlah orang terakhir yang bertemu dengan Mr. Gilberto." Ucap agen H sambil menggerakkan jari telunjuknya.
"Memangnya apa yang membuat kami dicurigai sebagai pelakunya pak?" Ucap sang pelayan.
"Ya... Aku menemukan sebuah serbet kotor di atas meja Mr. Gilberto. Ada juga kunci mobil yang terdapat didalam sakunya. Terlebih lagi ditemukan beberapa helai rambut di tempat sampah. Maka dari itu kami memanggil kalian bertiga kesini." Jelas Niko.
"Oke... Sekarang kami akan mendalami keterangan kalian." Ucap agen H.
Niko bersama dengan agen H mengintegrasi mereka bertiga ditempat berbeda. Pertama Niko mengintrogasi seorang pelayan wanita bernama Marry.
"Baik sekarang aku ingin bertanya padamu. Kapan terakhir kali kau bertemu dengan Mr. Gilberto?" Ucap Niko.
"Aku terakhir bertemu dengannya pada saat jam makan siang. Disaat itu aku mengantarkan makan siang tuan Gilberto yang berada di ruangannya. Setelah itu aku langsung membereskan dapur yang kotor setelah ku gunakan untuk memasak. Aku juga sudah memberitahu agen yang bersamamu itu." Jelas Marry.
"Tetapi ada sedikit bercak darah di serbet itu. Apa sebelumnya serbet itu datang bersamaan dengan makan siang Mr. Gilberto?" Lanjut Niko.
"Seingat ku, tuan tidak memintaku untuk mengambilkan sebuah serbet dan sebelum tuan meminta pun aku tak memberikannya serbet karena tuan tidak biasa menggunakan serbet setelah makan." Ucap Marry.
"Tapi aku sempat mendengar sedikit pembicaraan mereka ketika hendak mengambil piring bekas makan tuan. Ada sebuah kata yakni Verdonom yang menurutku adalah nama seseorang." Lanjut Marry.
"Hmm... Baiklah silahkan menunggu sampai kasus ini terpecahkan." Ucap Niko.
Niko pun menyimpulkan bahwa Marry bukanlah pelaku pembunuhan diruang tertutup kali ini. Tetapi, Niko memiliki alibi bahwa Marry mengetahui suatu hal yang akan merujuk pada pelaku pembunuhan kali ini. Di lain tempat, agen H menggali informasi dari supir pribadi milik Mr. Gilberto. Setelah dirasa tidak menghasilkan apa-apa, agen H menyimpulkan bahwa supir pribadi itu juga tidak ada kaitannya dengan kunci mobil yang ada di kantung jas milik Mr. Gilberto. Supir itu berkata bahwa mobil Porche itu adalah mobil pribadi Mr. Gilberto dan tak ada yang boleh mengemudikannya selain dirinya seorang.
Mereka berdua pun secara khusus mengintrogasi tamu Mr. Gilberto yakni Mr. Marco. Mr. Gilberto & Mr. Marco dulunya adalah teman satu angkatan di sebuah universitas. Mereka juga pernah satu kelas pada semester 4. Alhasil Niko & agen H mengintrogasi Mr. Marco secara khusus.
"Baik. Sekarang katakan padaku sejelas-jelasnya. Mr. Marco, apakah benar kau dulu pernah kuliah di universitas yang sama dengan korban?" Ucap agen H.
"Itu memang benar. Tapi itu sudah 10 tahun yang lalu. Kami pun lulus tidak bersamaan karena aku sempat cuti selama 2 tahun." Jelas Mr. Marco.
"Hmm... Apa kau pernah tinggal di Spanyol?" Ucap Niko.
"Tidak sama sekali. Tapi aku memiliki darah Spanyol dari ibu ku." Ucap Mr. Marco.
"Hmm... Boleh kami mengetahui perbincangan kau dengan Mr. Gilberto?" Ucap agen H.
"Kami mengobrol tentang teman lama ku yang bernama Verdo. Dulu kami sama-sama memiliki rasa dengannya. Ya... Masa lalu yang cukup indah." Ucap Mr. Marco.
"Lalu apa ada perbincangan lain yang membuat kalian bertengkar? Ucap Niko.
"Ti...tidak ada. Hubungan kami cukup baik sebelum dia tiada." Jelas Mr. Marco yang sedikit gugup.
"Baiklah... Mr. Marco silahkan menunggu sampai kasus ini terpecahkan." Ucap Niko.
Niko & agen H pun saling bertukar pikiran. Niko berfikir bahwa Mr. Marco lah pelaku pembunuhan. Tapi ia masih tak cukup bukti sebab helaian rambut di tempat sampah itu adalah milik Mr. Gilberto. Agen H pun berfikir demikian. Namun agen H mengajak Niko ke TKP sekali lagi untuk membimbing Niko dalam memecahkan kasus rumit tersebut. Namun sebelum agen H melakukannya, ia menyuruh Niko untuk memanggil bala bantuan serta tim forensik untuk mengolah DNA yang telah & akan ditemukannya. Setelah bala bantuan datang, para agen CIA segera membagi tugas. Agen H bersama dengan beberapa agen & tim forensik melakukan olah TKP terakhir sebelum menemukan siapa pelakunya. Sedangkan Niko dan tim yang tersisa, bertugas untuk menjaga para terduga pelaku. Niko yang ditugaskan untuk menjaga pelaku mendapatkan pembullyan dari Mr. Marco.
"Haah... Mengapa kami harus menunggu lebih lama kalau bukan kami lah pelaku sebenarnya." Ucap Mr. Marco.
"Apa gunanya jika kalian berdiam diri disini. Kami bukan anak kecil yang harus dijaga setiap saat. Dan juga apa yang bisa dilakukan agen wanita ini. Dia sama sekali tidak bekerja sesuai dengan SOP. Dia hanya seorang yang sangat terobsesi dengan para petugas hingga dia berakting seolah-olah menjadi seorang pahlawan kesiangan." Lanjut Mr. Marco.
Para agen yang berjaga sempat terpancing emosi dengan perkataan Mr. Marco. Namun Niko berhasil menenangkan mereka dengan sebuah perkataan.
"Jika kalian semua ingin kasus ini cepat selesai, mengaku saja dan kasus ini pun selesai dengan mudahnya." Ucap Niko.
"Kami sudah mengetahui kok siapa pelakunya. Hanya saja kami tetap bungkam karena kami menginginkan pelaku tersebut menguak identitas aslinya." Lanjut Niko.
Ditengah perbincangan, agen H pun sudah selesai dengan menemukan beberapa bukti baru yakni 3 helai rambut coklat dan beberapa sidik jari diatas plafon ruang kerja Mr. Gilberto.
"Nah... Sekarang karena rekanku sudah kembali, akan ku ungkap sejelas hitam dan putih." Ucap Niko.
"Baik pertama ditemukan serbet kotor di dalam TKP dan Marry yang bertugas mengantarkan makanan tidak membawa serbet sebab korban tidak pernah menggunakan serbet seusai makan. Kedua ditemukan kunci mobil yang tidak berada pada tempatnya. Ketiga, ada sebuah kata yakni VERDONAME yang sangat ku yakini itu adalah PERDONAME yang berarti MAAF dari bahasa Spanyol." Jelas Niko.
"Mr. Marco... Mari akhiri sandiwara murahan ini." Lanjut Niko.
"Mengapa kau menuduh ku. Aku sama sekali tak mengerti maksud mu." Ucap Mr. Marco.
"Tak usah menyangkalnya Mr. Marco. Kau berkata bahwa kau dengan korban berbincang mengenai perempuan bernama Verdo. Namun menurutku tidak demikian. Kau berbicara tentang masa lalu mu yang tak diikutsertakan dalam bagian dari tim parlementer. Entah karena kau yang tak berpotensi atau hal lainnya membuat Mr. Gilberto tak memasukkanmu kedalam tim nya. Itu membuatmu sangat kesal sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya Mr. Gilberto." Ucap Niko.
"Huft... Ya kau benar sekali. Sebenarnya aku sudah membencinya sedari dulu. Aku gagal lulus tepat waktu karena dia. Dia menyebarkan rumor bahwa aku adalah orang yang pemalas dan hanya rajin ketika mengejar wanita. Maka dari itu aku tak bisa berpartisipasi dalam kegiatan kelompok karena rumor tentangku yang sudah menyebar. Entah mengapa dia menyebarkan rumor semacam itu. Namun menurutku dia menyebar rumor itu karena dia tak bisa mendapatkan hatinya Verdo, dan malah aku yang menjadi pacar dari Verdo." Ungkap Mr. Marco.
"Baiklah.... Sekarang tolong ikut dengan kami. Kami ingin mendengar semua kejadian yang sebenarnya di kantor." Ucap agen H.
Mr. Marco digiring menuju kantor guna mendalami kasus pembunuhan diruang tertutup. Kali ini Niko bekerja dengan sangat baik. Dia bisa mengungkap kasus kejahatan yang cukup sulit bagi seorang pemula. Niko & agen H pamit menuju kantor terlebih dahulu. Ketika hendak menaiki mobil, Niko berdoa sejenak untuk mendiang Mr. Gilberto seraya berkata.
"Semoga kau tenang di sana." Ucap Niko.
"Agen N masuk lah. Aku ingin mendengar bagaimana caramu mengungkap pelakunya." Ucap agen H.
"Baiklah H. Bagiku itu cukup mudah karena Mr. Marco adalah teman lama dari Mr. Gilberto. Tidak menutup kemungkinan bahwa seorang teman lama memendam kebencian." Jelas Niko.
"Tapi bagiku sendiri yang sudah cukup lama di CIA akan mustahil bagi seorang yang belum memiliki pengalaman yang cukup untuk memecahkan kasus ini."
"Ya... Itu semua kulakukan atas pengalamanku. Banyak yang terjadi padaku sebelum bergabung dengan CIA. Kasus kali ini juga sudah kutemui pada masa kuliah. Banyak teman yang modelnya seperti mendiang Mr. Gilberto. Namun karena sifat itulah yangembuatku menjadi seperti sekarang ini." Balas Niko.
"Okok... Ternyata benar ya rumor tentang seorang pemula yang bekerja seperti seorang profesional." Ucap agen H.
"Tidak...tidak... Aku masih perlu banyak belajar dari agen veteran sepertimu H." Ucap Niko.
Setelah perbincangan itu, mereka berdua pun tiba di kantor dan segera melapor pada agen M.K. Agen M.K mengapresiasi kinerja mereka berdua. Pasalnya Niko 6ang beberapa minggu lalu terpuruk kini sudah ceria kembali dan malah menjadi lebih mumpuni dalam menyelesaikan kasus. Karena kinerja Niko yang bagus pada kasus kali ini, membuat agen M.K meliburkan Niko selama 1 minggu guna beristirahat sejenak. Niko pun menerima usulan atasannya tersebut dan mengambil cuti selama seminggu. Setelah dirasa semua urusan telah usai, Niko mampir ke kantin karena ia merasa perutnya perlu diisi. Ketika ia menyantap makanannya, ia dihampiri oleh agen J karena hubungan mereka sudah cukup dekat layaknya sahabat. Agen J pun berkata.
"Wah wah... Agen kita yang satu ini sudah kembali ceria ya..." Ucap agen J.
"Ada apa kau ini. Memangnya selama ini aku tidak ceria." Ucap Niko.
"Iya...iya... Yang sukses memecahkan kasus rumit memang beda deh hehehe..." Ucap agen J.
"Ye... Semua orang juga bisa kali memecahkan kasus seperti itu. Kau juga bisa memecahkan kasus itu dengan mudahnya." Ucap Niko.
"Kau mengejekku atau memuji ku nih?" Ucap agen J.
"Ya... Jangan baper agen terhebat di seluruh CIA hahaha...." Ucap Niko.
Mereka berdua pun menghabiskan makanannya. Niko beranjak pulang ke rumahnya sementara agen J melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. Niko memulai masa cutinya dengan gembira dan tak terbebani oleh pekerjaan.
ns 15.158.61.39da2