Namaku Nessa Arsilla, aku tinggal di Madiun. Aku anak pertama di keluargaku dan masih mempunyai adik perempuan. Aku baru saja lulus SMA, dan ingin melanjutkan kuliah. Aku sangat suka pelajaran sejarah tapi di daerahku jarang ada mata kuliah sejarah.
Mau nggak mau aku harus kuliah di luar kota. Selain untuk melatih diriku menjadi lebih dewasa, aku juga melatih keberanianku hidup tanpa keluargaku.
Satu-satunya kampus yang terdekat dan memiliki mata kuliah sejarah ada di Jogjakarta dan fasilitas kampusnya juga lumayan bagus. Aku mendaftarkan diriku di sana bersama kedua temanku. Vika dan Dona mereka teman dari SMA, dan satu jurusan juga denganku.
Sebenarnya ibuku tidak menyetujui kalau aku harus kuliah dan tinggal di sana. Tapi karena bujukan kedua temanku yang berjanji kepada ibuku untuk menjagaku, akhirnya ibuku pun mengijinkannya.
Di sebuah ruangan aku dan ibuku sedang mengepak barang yang akan aku bawa.
"Kalau bukan karna Vika sama Dona, Ibu nggak akan ngijinin kamu tau!" Ia berkata kepadaku sambil melipat baju-bajuku.
Aku mendekati Ibu dan memeluknya.
"Ibu nggak usah kuwatir aku pasti baik-baik aja, toh aku kesana untuk belajar kan!"pungkas ku dan mengecup pipi ibuku.
"sampai disana langsung telpon ibu ya, dan sering-sering ngabarin, juga inget pesen ibu, jangan ikut pergaulan yang nggak bener, kalau smpai ibu tau, saat itu juga ibu bakal bawa kamu pulang!"Ancam nya dengan tegas.
"siaap bos mengerti"sahutku sambil mengangkat tangan.
***
Sebuah bis tampak berhenti di depan sebuah bangunan, aku dan teman-teman ku pun turun, terluliskan Asrama wanita kampus Jogyakarta, yah itu adalah asrama tempat kami tinggal nantinya, karna kami berasal dari luar Jogja maka pihak kampus menyediakan asrama untuk kami tinggali.
"wahhh bener-bener gede ya asramanya"kata Dona seraya menggeret kopernya.
"ini baru asramanya gimana dengan kampusnya, nggak nyangka kita bisa kuliah ditempat bergengsi gini guys"kata Vika menyahuti.
"udah ah yuk masuk capek aku, mau rehat perut ku mual lama-lama di bis tadi"sahutku seraya menggeret koper dan berjalan memasuki asrama itu.
Kami bertiga masuk dan mengisi formulir asrama, pihak asrama mengatakan 1 kamar terdiri dari 4 orang, karna kami cuman bertiga mungkin nanti ada penambahan siswa 1 orang, kami mendapatkan kamar no 103, kami bergegas menuju ke kamar dan membukanya.
"wahhh kamarnya benar-benar luas ada 4 kasur, atas bawah lagi, kerennn"kata Vika yang nyelonong masuk gitu aja.
"kita tidur diatas ya Vik"sahut Dona yang udah magerin tu kasur duluan.
kami membereskan barang bawaan kami,dan menata kamar.
"Sa aku lupa beli peralatan mandi, aku turun beli dulu ya"kata Dona.
"Aku ikuttt"sahut Vika dan menggandeng tangan Dona.
"kalau kamu ikut yang jagain Nessa siapa?"Dona melotot padanya.
"udah kalian berdua sana turun, ini lo masih siang emang nya apa yang aku takutin, dah cepet pergi terus balik ya"pintaku pada mereka.
mereka berdua pun pergi meninggalkanku sendiri, aku masih sibuk menata barang-barang ku.
Di sebuah koridor tampak seseorang menarik koper dan membawanya ke depan pintu kamar 103, orang itu mengeluarkan kunci untuk membuka pintu kamar. Aku yang merasa seseorang membuka pintu langsung berkata.
"Katanya beli peralatan mandi, kok --!" Aku kaget dan menghentikan perkataanku ketika melihat seorang pria yang cakep sudah berdiri tegak di hadapanku.
"Apa ini kamar 103?" tanya orang itu.
"Maaf ini asrama cewek, asrama cowok disamping gedung ini," sahutku seraya menunjuk gedung sebelah.
Kamu tersenyum dan masuk ke kamar itu.
"Eh tunggu-tunggu! Aku bilang ini kamar cewek, bukan untuk cowok, kamu pasti salah masuk, kan?" Aku menghalangimu masuk.
Karena kamu berpenampilan seperti pria, aku sampai tidak bisa membedakan. Kamu memakai kemeja kotak biru dan celana jeans sobek, serta beberapa rantai tergantung di saku celanamu. Rambutmu pun dipotong pendek persis seperti kebanyakan pria yang ada di luar sana.
"apa aku harus buka baju biar kamu percaya kalau aku itu cewek!"katamu seraya mengangkat baju.
"tunggu-tunggu, KTP kamu mana?"tanyaku seraya menutup mata dengan kedua tangan ku.
Kamu mengeluarkan dompet dari sakumu dan memberikan KTP mu padaku.
Disitu bertuliskan namamu Mayfarel seorang wanita, lalu aku mengembalikan KTP mu dengan menahan malu.
"maaf karna aku nggak bisa bedain penampilan kamu"sahutku dengan lirih.
"Aku dapat tempat tidur dimana?"tanyamu sambil melihat kasur atas.
"itu disana yang bawah, diatas udah di isi teman-teman ku"
Aku merasa canggung karna salah mengira kamu adalah pria, jadi aku tidak berkata apa-apa lagi, dan beberapa saat kemudian teman-teman ku pulang.
mereka kaget karna ada pria ganteng di kamar.
"waduhh baru di tinggal sebentar cepet banget kamu Sa dah dapat gebetan, mana ganteng lagi"ujar Dona menatap mu dari atas sampai bawah.
"hustt kalian ini, dia cewek lah, siswa yg bakal tidur dikamar ini bareng kita"ujarku.
lalu Vika dan Dona mendekatimu seraya tak percaya kalau kamu itu cewek.
"ada to cewek seganteng kamu?"kata Vika yang tak berkedip menatap mu.
"Nama kamu siapa?"tanya Dona seraya tersenyum.
"Panggil aja aku May"ucap mu datar.
"Udah punya pacar belum?"tanya Vika cengengesan.
Aku berlari menuju kedua temanku dan menjewer kuping mereka.
"sini kalian!kenapa dari tadi gangguin orang, itu barang-barang kalian belum diberesin"sahutku geram menunjuk ke kasur mereka yang masih berantakan.
"maaf teman-teman ku emang kayak gitu, salam kenal namaku Nessa"ucap ku padamu.
"aduhh duhh sakit Sa"rintih mereka berdua.
Malam pun semakin larut, aku memutuskan mandi duluan dan berbaring diranjangku, aku melihatmu sudah selesai mengepak barang-barang mu dan berbaring juga diranjang mu,kamu menutup kedua matamu dengan lengan, seolah merasa lelah.
"ayoo mandi vik"ajak Dona.
"bareng ya?"pinta Vika dan menggandeng nya.
"ok yukkk"mereka pun mandi berdua, mereka memang sudah biasa seperti itu, hubungan mereka bak sejoli yang tak terpisahkan, kemana-mana pokoknya selalu berdua.
Sehabis mandi mereka keluar ke kamar hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh mungil mereka, itu emang udah kebiasaan mereka, tak tanggung-tanggung mereka melepaskan handuk mereka dan berganti pakaian saat itu juga, kamu yang melihat kejadian itu langsung membalikkan mukamu ke tembok, dan dengan nafas yang tergesa- gesa seolah kamu sedang dikejar seseorang, aku yang melihat kamu bertingkah seperti itu langsung berkata,
"Vik Don awas ya besok-besok kalian kayak gini, ganti baju bisa dikamar mandi nggak!"kataku dengan nada tinggi.
"lohh kan kita biasa kayak gini Sa"bantah Dona.
"iya itu dirumahku, ini dimana guys jangan sembarangan lah, besok ganti didalem ok"
"ok ok"kata mereka berdua seraya cemberut.
"kalian berdua jangan berisik dan cepet tidur besok kita harus bangun pagi ke kampus"sahutku.
lalu aku mematikan sebagian lampu yang ada di kamar, aku melihatmu beranjak bangun dan mengambil handuk lalu menuju ke kamar mandi.
***
Keesokan harinya, aku bangun pagi-pagi sekali, aku berniat untuk joging disekitar taman asrama, setelah cukup lama aku berlari, lalu aku duduk di sebuah kursi dan mengistirahatkan tubuhku.
Aku berfikir tentang kejadian kemaren melihat tingkah mu yg aneh, kenapa kamu bertingkah seperti itu ketika melihat Dona telanjang, padahal kita semua sama-sama cewek, dan tanpa sadar aku tertidur sebentar, aku terbangun oleh suara hp ku.
"Sa kamu dimana?,kita udah mau berangkat ini"ujar Dona seraya merapikan bajunya.
"iya ini aku pulang"aku segera berlari ke asrama.
Aku melihat jam dan kaget karna aku ketiduran 20 menitan.
Di Asrama.
"Kamu ni kemana aja sih Sa?, dah tau ini hari pertama masuk kuliah"ujar Dona mengomeliku.
"maaf-maaf aku ketiduran di taman, Vika mana?"sahutku seraya melepas sepatu sport ku.
"dia masih di kamar mandi kata nya perutnya mules"sahut Dona.
"May kamu kok belum ganti baju?"tanyaku padamu karna melihatmu masih di kasur dan bermain dengan hp mu.
"Aku belum mandi, dari pagi mereka berdua yg pakai kamar mandinya"sahutmu.
"Vik cepetan kita udah telat nih"Dona menggedor pintu kamar mandi.
"iya bentar lagi Don, tungguin aku ya"sahut Vika yang masih merasa mules.
"kalian berdua ntar mandi barengan aja ya, soalnya kita dah nggak punya waktu"ujar dona kepadaku.
"apaaa.....mandi bareng! aku ama May"sahutku kaget dan menatap mu.
"iya, kenapa? Kamu kan dah biasa mandi bareng kita-kita Sa, anggap aja May itu aku ok"sahut Dona.
Vika pun akhirnya keluar, kamu melangkah masuk ke kamar mandi duluan, Dona pun mendorongku.
"cepetan kamu juga masuk Sa kita nggak punya waktu"Donna segera menutup pintu kamar mandi itu.
Akhirnya aku pun masuk ke kamar mandi, aku berdiri di samping wastafel, kamu sudah masuk ke bilik kaca dan mengguyur badan mu, aku hanya memandang mu dari bilik kaca.
Tubuh mu putih mulus dan ada sedikit luka disana-sini, aku menggigit bibirku, rasanya hati ini berdebar kencang, terasa hawa panas di tubuhku mulai meningkat, tapi aku tak tau kenapa, kamu mematikan shower dan membuka pintu kaca dan menatapku.
"Kamu mau mandi atau cuman mau ngeliat aku mandi?"ucap mu padaku seraya mengusap rambutmu yang basah terkena air.
"Eeeeh iya"sahut ku lirih.
Aku pun melepas bajuku dan mandi bersamamu, aku mengguyur rambutku dan juga tubuhku.
Kamu hanya terdiam melihat kemolekan tubuhku, tubuh mu pun bergetar seolah terangsang olehku, sempat ingin menyentuhku tapi rasa itu kamu tahan, akhirnya kamu selesai duluan dan segera memakai baju, aku pun kemudian menyusulmu.
***
Ini adalah hari pertamaku di kampus, wahh ternyata besar juga kampus nya, banyak mahasiswa dari luar daerah juga, ternyata kamu juga ngambil jurusan sejarah, jadi kita semua sekelas, kamu duduk disamping ku, karna Dona dan Vika nggak mau dipisahin, setelah pelajaran selesai, kami pergi ke kantin untuk makan.
Di kelas.
"Sa gimana rasanya mandi bareng May, beda nggak ama kita berdua?"tanya Dona meledekku.
"apa an sih kalian, biasa aja kali"sahutku malu dan merapikan buku-buku ku.
"takutnya kamu kira May itu cowok, kan ntar gimana gitu"kata Dona sambil tertawa.
"udahh ah aku laper mau makan, May jangan di ladenin omongan mereka ya"aku menarik tanganmu mengajakmu ke kantin, kamu hanya tersenyum kecil dan mengikutiku.
Sesampainya di kantin kami duduk di salah satu meja, kamu memesankan makanan untukku dan Vika memesankan makanan untuk Dona.
ketika berbaris mengambil makanan.
"May boleh nanyak nggak?"tanya Vika seraya mendekati nya.
"tanya apa?"
"Kamu udah lama jadi tomboy?"
"udah dari kecil"sahutmu.
"terus pernah punya pacar nggak?"Vika nyengir.
Kamu menatap Vika.
"hehe cuman sekedar pengen tau aja"
"hemm udah kok"
"sama cewek ya atau cowok, duh maaf ya aku ini cerewet banget orangnya"sahut Vika cengengesan.
Di sisi lain.......
"Sa beneran ni kamu nggak ada rasa ama May?"tanya Dona sambil melirik ku.
"Kamu ini ngomong ap sih Don"aku merunduk tak ingin menatap mata nya.
"Aku tau kok kamu kan penasaran gimana percintaan lb(lesbian), aku tuh sering liat kamu nonton film-film lb lo, hayoo ngaku"ujarnya memaksaku bicara.
"iya aku tau, aku emang suka film lb, tapi bukan berarti aku pengen nyoba jadi lb"aku berusaha mengelak.
"Kamu kan nggak pernah ketemu ama tomboy kayak May dalam hidupmu, jadi coba aja ber experimen dengannya"
"Kamu kira si May kelinci apa!,pakai di experimen"
tiba-tiba seseorang menutup mataku dari belakang.
"siapa ya?"kataku penasaran.
"jangan main-main deh May"ujarku.
"May siapa?"tanyanya heran.
"Kak Rian! kaka kok disini?"ujarku menatap nya dengan heran.
Kak Rian adalah anak dari teman ibu ku, dulu kak Rian tinggal di madiun, tapi karna ayahnya dapat pekerjaan di Jogja, jadi terpaksa kak Rian juga harus pindah sekolah dan menetap di Jogja.
"Aku udah tau kamu kuliah disini, ibu kamu yang nelpon aku untuk jagain kamu, tapi ngomong-ngomong baru masuk kuliah,kok kamu udah punya pacar!"ucap Rian seraya duduk disamping ku.
"Nggak kok kak"ujarku membantah.
"oh ini to Sa yg namanya kak Rian yang slalu kamu ceritain itu,kenalin aku Dona kak?"sahut Dona seraya tersenyum.
"Emang nya Nessa cerita apa? pasti yang jelek-jelek ya?"ujar Rian.
"Nggak kak! dia slalu bilang kaka tuh perhatian dan sayang banget ama Nessa, slalu jagain dia kemana-mana, maka nya dia sayang banget sama kaka"sahut Dona menjelaskan secara rinci.
"ohh gitu ya, tumben kamu cerita yang baik-baik ke temen mu Sa?"ucap Rian sambil mengusap rambutku.
"oh May Vika akhirnya kalian datang aku udah kelaparan nih"sahut dona cemberut.
Pandangan mu langsung berubah ketika seorang pria terlihat mengelus rambutku, ada rasa tak senang dalam hatimu,sama seperti Rian, dia pun tak senang mlihatmu.
"ini makanan mu Sa"ujarmu padaku dan memberikan sepiring nasi kuning dengan lauk ayam goreng ke depan mejaku.
"Terima kasih May"sahutku tersenyum padamu.
Dona membisikkan sesuatu ke Vika,menjelaskan siapa Rian itu.
"Oh jadi dia Kak Rian, aku Vika kak, salam kenal ya!"ia mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.
"Iya aku Rian"ucap nya seraya menjabat tangan Vika.
"Duh gini to rasanya tangan cowok ganteng, anget ya!"ucap Vika seraya mengelus-elus tangan Rian.
Dona berdiri dan langsung menjewernya.
"Mulai ni anak, duduk napa!"Dona menarik nya untuk duduk kembali ke kursinya.
"Oh ya kak ini May,kenalin May ini kak Rian"ucap ku mengenalkan mereka berdua, tapi mereka berdua hanya berpandangan.
"kak Rian ayo ikut makan?"pinta Vika.
"Aku udah makan tadi, kalian cepet makan, keburu dingin ntar"ujarnya.
Aku duduk diantara Rian dan May,Vika dan Dona memandangku dari tadi,seperti ada yang mereka rencanakan.
"Sa kamu lebih suka mana? cewek ganteng apa cowok ganteng?"mendadak Vika bertanya.
Aku pun langsung tersedak,Rian ingin mengambilkan minum untuk ku begitupun denganmu, dan kalian pun berebut gelas, Dona yang melihat itu langsung memberikan air minum nya untuk ku.
"Vik kamu ni minta dihajar ya!"Dona berteriak menjitak jidat Vika.
"Kamu nggak papa kan Sa?"tanya Rian seraya menepuk punggung ku.
"Aku nggak papa kok kak"ucap ku seraya menatap sinis ke Vika.
Kamu yang merasa suasana semakin canggung memutuskan untuk berdiri dan pergi.
"May kamu mau kemana?"tanyaku.
"Aku lupa kalau ada urusan bentar, kalian makan aja dulu"sahutmu seraya berjalan pergi.
Seseorang kemudian datang mencari Rian.
"kak bu dosen lagi nyari kaka!, kaka di suruh ke kantor nya sekarang"ucap gadiz itu.
"ok aku akan kesana sekarang, Sa aku harus pergi ya besok kita ketemu lagi, bye"ucap Rian seraya melambai tangan padaku.
"ok kak bye"aku ikut membalas lambaian tangan nya.
Setelah mereka berdua pergi, aku langsung menatap Vika dengan tajam.
"Vikaaa! kamu tu dah keterlaluan dehh, bisa-bisa nya ngomong kayak gitu!"ujarku mengomeli nya.
"iya iya maaf! aku cuman bercanda kok"ucap Vika nyengir.
693Please respect copyright.PENANAcvpUiVZh2b