358Please respect copyright.PENANA58g0PIM37a
Pukul menunjukkan jam 5 sore, hampir setengah hari operasiku berjalan tapi dokter belum keluar juga, ibuku sampai tertidur di sofa karna terlalu lelah.
Selang berapa lama pintu ruang operasi dibuka dan dokter keluar menemui mereka berdua, dokter mengatakan operasi berjalan lancar, tapi butuh pemulihan beberapa minggu dan pasien harus tetap di rawat di sini, dan setelah pasien sadar kami akan mengatur jadwal untuk terapi berjalan dan mengolah suaranya.
tapi ada sedikit perbedaan suara pasien yang dulu dan yang sekarang, tapi semuanya normal, dia akan baik-baik saja.
Mendengar perkataan dokter, Rian dan ibuku pun lega, penantian yang selama ini dinantikan, akhirnya Allah mendengarkan doa mereka, dokter memindahkanku ke ruang rawat inap, dan menyuruh kami berdua pulang untuk istirahat, karna aku mungkin belum siuman dalam waktu cepat.
Besok paginya ibuku dan Rian sudah berada di rumah sakit mendampingiku, aku sudah siuman dan membuka mataku perlahan, aku ingin memanggil ibuku tapi suaraku hanya samar-samar, Rian tau aku sudah bangun dan menghampiriku.
"Sa, kamu sudah bangun Sa?"tanya Rian seraya mengguncang tubuhku.
Aku mengangguk.
"Gimana apa masih sakit?"tanya ibuku yang juga ikut mendekatiku.
Aku mengangguk lagi, ibuku langsung memanggil dokter, dokter pun memeriksaku dan menyuruhku menggerak-gerak kan kakiku, hanya sedikit yang bisa ku gerakkan, tapi itu sudah membuatku senang, untuk suara aku pun bisa mengucapkan nada sedikit tapi harus pelan-pelan.
Aku sangat bahagia akhirnya perlahan-lahan aku akan bisa bicara dan berjalan lagi, aku sudah tak sabar ingin berjumpa denganmu dan mengatakan semua ini.
Ibu mengabari ayahku, mengatakan operasinya berjalan lancar dan bertanya padanya apa ada kabar dari kamu, ayahku tau kamu tidak menghubungi atau apapun hanya sekali kamu menelpon ayahku dan berkata
"Om tolong jaga Nessa untuk saya, jika suatu hari nanti Nessa mencari saya, bisakah om mengatakan saya baik-baik saja, dan katakan saya sangat merindukanya dan ingin segera bertemu denganya, hanya itu pinta saya om, terima kasih dan selamat tinggal"
Dan itulah pesan terakir darimu yang ayahku tau, maka ayahku berbohong pada ibuku mengatakan bahwa kamu sering menelponya dan menayakan kabar ku, ayahku tidak ingin jika dia tau kamu pergi meninggalkanku entah apa jadinya nanti, adikku tau ketika ayahku berbohong, dan memilih untuk diam saja, lalu suatu sore Vika dan Dona datang ke rumahku.
"Om bagaimana kabarnya Nessa?,apa sudah dapat kabar darinya om?"tanya Dona.
"Iya tadi pagi ada telpon, mereka bilang operasi berjalan lancar dan tinggal menunggu saja"
"Alhmdulilah benar-benar mukjijat"kata Vika.
"Lalu om tau tidak kabar dari May?"tanya Dona.
"Loh bukanya kalian sekampus kok malah nggak tau kabarnya"bantah ayah.
"Iya om anehnya tu disitu, setelah Nessa pergi ke jepang, May tiba-tiba menghilang kayak ditelan bumi om"kata Vika.
"Ah yang bener kalian, orang kemaren-kemaren May masih telpon om kok"
"Masak sih om"
"Vika, Dona, kalian kan temannya nessa, kalian mau ngeliat dia bahagia nggak?"
"Itu dah pasti lah om"
"Kalian tau apa yang ngebuat Nessa bahagia untuk sekarang"
"Ya dengan dia bisa bicara dan berjalan lagi om"kata Vika.
"Nah kalian bener, jadi kalian harus fokus dan suport terus Nessa biar dia semangat untuk memulihkan keadaannya lagi, untuk masalah May, om tidak bisa berkomentar banyak, tapi om yakin apa yang di lakukan May adalah untuk kebahagian Nessa, kalian mengerti"
"Mengerti om"
"Jadi kalau Nessa tanya, apapun tentang May, katakan yang membuatnya bahagia, jangan katakan yang membuat dia khawatir dan sedih"
"Iya om kami faham, tapi kenapa May pergi tanpa mengucapkan kata-kata ya"
"Percayalah May punya rencana sendiri, suatu hari nanti jika mereka ditakdirkan bersama, takdir lah yang akan menemukan mereka"
Vika dan Dona faham maksud dari perkataan ayahku, mereka pun undur diri untuk pamit.
***
Di meja makan kamu dan keluarga Andre sedang makan,oh iya Andre punya adik perempuan, Anggi namanya dia hampir sebaya denganku hanya berjarak 1 tahun denganku, tapi dia begitu sombong dan angkuh, mungkin karna dia anak orang kaya makanya seperti itu.
"Gimana May, apa kamu kerasan tinggal di sini?"ayahnya Andre bertanya.
"Of crouse, kerasan di rumah orang kaya gitu, tinggal makan sama tidur, gimana nggak enak"kata anggi dengan sinis.
Ibunya pun membentaknya.
"Anggi! bisa sopan dikit nggak kalau ngomong, nak May jangan diambil hati ya, dia memang seperti itu anaknya"ujar ibu.
"Iya tante nggak papa"sahutmu.
"Iya adikku emang kayak gitu, dimaklumi aja ya"kata Andre.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman.
"Ma...kak! kalian semua kenapa belain dia sih!,siapa sih dia begitu penting banget huftt"anggi marah dan tak ingin makan lagi, dia pun pergi dari meja makan.
"Udah nggak papa kita terusin makan aja, dia memang slalu begitu, temperamenya buruk"kata ayahnya Andre.
"Iya om"sahutmu.
"Oh ya besok orang tuamu kesini lo, apa kamu tau?"tanya ibunya Andre.
"Iya tante saya tau".
Besok adalah hari di mana orang tuamu dan orang tuanya Andre menetapkan tanggal pertunangan kami, karna kami masih berkuliah kamu memutuskan untuk bertunangan dulu, dan setelah lulus kuliah baru kami akan menikah.
Keesokan harinya kamu dan Andre menyambut ke dua orang tuamu di bandara lalu pulang kerumah Andre, malamnya kami mengadakan dinner diluar untuk membicarakan tentang pernikahan kami.
Kamu memilih untuk tidak mendengarnya dan duduk di sofa luar dekat bar tender, Andre pun menyusulmu.
"Kenapa kok disini sendiri"tanyanya.
"lagi pengen sendiri aja"
"Aku masih nggak nyangka kalau kamu akan menyetujui pertunangan ini, bukannya kemaren kamu mati-matian menolaknya"
Kamu menatap Andre, dia pun menatapmu balik.
"Jadi kamu nggak mau tunangan sama aku?"tanyamu.
"Bukan, bukan begtiu maksudku, aku mau tunangan sama kamu, tapi..."kata-kata Andre terputus karna kamu berbicara.
"Intinya aku mau tunangan sama kamu udah cukup kan!"
"Ini yang aku suka dari kamu, sikap dingin kamu, mungkin karna itu aku malah semakin ingin memilikimu"
Kamu tersenyum kecut.
"Aku tau kamu nggak pernah menyukaiku, tapi aku harap suatu hari nanti kamu bisa menyukaiku"kata Andre.
"Kamu mungkin bisa memiliki tubuhku, tapi tidak dengan hatiku"katamu dengan tegas.
"Hati itu bisa berubah dengan seiringnya waktu berlalu"kata Andre.
"Kita lihat aja nanti"katamu.
Akhirnya sudah dtetapkan tanggalnya, bulan depan setelah akhir semester itu adalah liburan panjang, dan kami bisa mengadakan pesta pertunangan dengan mewah, kami akan mengundang semua teman sekampus dan para pembisnis juga.