Aku yang baru saja diantar pulang oleh Rian, berjalan memasuki asrama, sambil melihat ponsel ku ternyata lupa aku dering, Dona dan Vika mengirim pesan bahwa kamu pergi dengan Bella dan sampai sekarang belum pulang juga, aku pun ikut khwatir.
Aku menghentikan langkahku, serasa ada sesosok badan disemak-semak yang bergerak, bulu kudukku merinding karna hari udah mulai gelap, aku berfikir untuk tak menghiraukanya tapi samar-samar sosok itu mengeluarkan suara.
"tooo....tooolongggg akuuuuuuu......"rintihnya.
Aku berhenti sejenak dan memberanikan diriku melihat siapa itu, betapa kagetnya ketika kudapati itu adalah kamu, tubuhmu penuh luka memar dan berdarah, aku pun ikut gemetaran.
"May kamu kenapa ini? kenapa bisa sampai seperti ini?"tanyaku cemas seraya membopong kepalamu.
Aku mengeluarkan ponsel ku ingin meminta bantuan Dona dan Vika, tapi kamu merampas ponsel ku dan berkata dengan tertatih-tatih.
"Bawaa, aku ke hotel, aku nggak mau yang lain tau keadaanku"pintamu padaku.
Lalu aku tak berfikir panjang dan langsung memanggil taxi, aku membawamu ke dalam taxi dan menyuruh tukang taxi menyarikan hotel terdekat, tak berapa lama kami pun sampai, aku menuntunmu ke dalam kamar.
"Aku turun bentar beli obat buatmu, tunggu aku ya, jangan kemana-mana"pintaku padamu.
Aku dengan cepat membeli beberapa obat dan makanan untuk persediaan, lalu aku bergegas kembali ke hotel.
Aku merendam handuk kecil di air hangat untuk membersihkan darah dan luka-luka mu, aku membuka bajumu perlahan, mengusap wajahmu dan seluruh tubuhmu, kamu hanya memakai Binder (tangtop kusus tb untuk menyembunyikan payudaranya), lalu kamu bangun dari tempat tidur dan duduk di hadapanku.
Aku mengobati semua luka-luka mu tanpa terkecuali, mendadak aku meneteskan air mata, kamu yang melihat ku menangis mengusap air mataku.
"Kenapa kamu nangis, jangan bikin aku tambah sedih, aku dah nggak papa kok"ujarmu.
"Kenapa bisa sampai kayak gini? siapa yang ngelakuin ini sama kamu May?"ujarku sambil menangis.
"Aku cuman dikeroyok beberapa preman kok"ujarmu beralasan.
"Masih bisa kamu bohongin aku, kamu kan pergi dengan Bella tadi!"bentak ku.
"Kok kamu bisa tau?, oh pasti mereka yang ngasih tau ya"
"Apa yang kamu lakuin sama Bella, sampai-sampai kamu dihajar kayak gini? apa kamu selingkuhanya Bella?"ucap ku seraya menjauhimu.
Kamu menarik tanganku lalu memelukku.
"Aku sama Bella nggak ada apa-apa!, dia mantan pacarku dulu waktu aku SMA"kamu berusaha menyakinkan ku.
"Terus sekarang kamu balikan gitu?"
"Enggak kok! dianya aja yang minta balikan tapi aku nggak mau!"
"Terus kenapa kamu bisa dihajar kayak gini?,ini pasti ulah geng Alex kan?"tanyaku seraya menatapmu.
Kamu mengusap rambutku.
"Aku tadi habis minum sama Bella, pikiranku lagi kacau, dan aku nggak tau kalau Alex ada disitu juga, jadi mungkin mereka salah faham dan gebukin aku"
Aku memegang pipimu dengan kedua tanganku.
"Aku tanya kenapa pikiranmu kacau?,apa kamu nggak terima Bella udah jadian ama Alex?"aku mengeryitkan dahiku.
"Kenapa kamu mikir kayak gitu!"
"Aku ngeliat kamu sedari di kantin murung, kamu pasti mikirin si Bella"ucapku tak mau mengalah.
"Kamu bener-bener nggak tau kenapa aku kayak gitu?"ujarmu dengan tatapan tajam.
"Nggak tau lah, orang kamu nggak pernah ngomong!"
"Aku murung karna kamu deket sama Rian"
Aku kaget denger kamu ngomong seperti itu.
"Maksutnya kamu cemburu gitu! Aku deket ama kak Rian?"tanyaku.
"Kamu udah tau jawabanya tapi masih aja nanyak!"kamu memalingkan mukamu.
"Tapi kan aku sama kak Rian nggak ada apa-apa, aku nganggep dia seperti kakak ku sendiri"jelasku.
Aku berdiri dan ingin mengembalikan salep untuk lukamu, tapi kamu malah menarikku dan menidurkanku di kasur, kamu tepat diatasku dengan pandangan penuh emosi.
"Aku benci ketika kamu mengatakan cowok lain di depan aku!" Kamu memegang kedua tanganku dan ingin menciumku tapi badanmu masih terasa sakit, akhirnya kamu hanya jatuh dalam pelukanku.
"May kamu nggak papa kan! May, May!"aku memanggilmu beberapa kali, mungkin kamu masih lemah, aku membaringkanmu lagi, badanmu terasa dingin lalu aku mngompresmu dengan air panas.
Ponselku pun berbunyi, aku segera mengangkatnya karna tak ingin kamu terbangun.
"Sa kamu dimana?ini udah tengah malam kenapa belum pulang juga?"tanya Dona cemas.
"Don malam ini aku nggak bisa pulang aku lagi di hotel sama May, besok nyampek kampus aku ceritain semuanya, aku lagi ngerawat May sekarang, dia habis dihajar!"
"Wahh berarti bener ya Alex yang gebukin May?, anak-anak udah pada ramai gosip disini!"
"Ya udah kamu urusin yang disitu dulu,besok aku kabarin lagi"
"Hati-hati disitu ya Sa!"
"Ok"aku mengakiri panggilanku, dan kembali melihatmu.
Kamu terus saja menggigil kedinginan, karna kamu demam, aku menutup tubuh mu dengan selimut, tapi rasanya itu tidak cukup hangat, aku mengusap-usap tanganmu agar merasa lebih hangat, tapi tubuhmu pun makin terasa dingin.
Lalu aku memutuskan untuk tidur bersamamu, aku melepas bajuku dan memelukmu, berusaha menghangatkan tubuhmu, akhirnya suhu tubuhmu menjadi sedikit lebih hangat, sampai aku pun tertidur lelap dipelukanmu.
Pagi harinya aku terbangun, aku masih berada dalam pelukanmu, aku bisa merasakan bau tubuhmu yang hangat, lalu aku menatapmu, kamu masih tertidur pulas.
(Kamu memang cakep) ucapku dalam hati.
Ketika aku ingin beranjak bangun, mendadak kamu menarik tanganku lagi dan membuatku berbaring sehingga bertatapan langsung dengan wajahmu.
"Kamu mau kemana?"tanyamu padaku.
"Udah pagi lah aku harus ke kampus"
"Kamu lupa ini hari apa?"
Dan ternyata bodohnya aku, hari ini adalah hari minggu, jadi aku nggak perlu khawatir harus ke kampus.
"Iya ya ini hari minggu!"ucap ku merasa malu.
"Kamu udah ngelakuin kayak gini mau lari dari tanggung jawab ya"kamu menatapku dengan pandangan tajam.
"whatt! ngelakuin apa coba?"tanyaku pura-pura bodoh.
"La ini kamu telanjangin aku kayak gini"ucapmu seraya membuka selimut.
"Aku kan berusaha ngobatin kamu!"
"Terus kenapa kamu ikut telanjang juga?"
Aku segera menutupi badanku dan tak ingin menjawab apapun, aku bergegas ke kamar mandi untuk memakai bajuku, aku terdiam dan berfikir sejenak, apa yang harus aku lakuin selanjutnya.
Semalam May udah ngungkapin perasaanya ke aku, terus aku mesti jawab apa?, aku jadi bingung tentang perasaanku.
"Kamu mau keluar! atau aku aja yang masuk!, aku mau kencing!"teriakmu seraya menggedor pintu kamar mandi.
"Iya bentar! Aku keluar!"
***
Aku duduk disamping ranjang lalu kamu pun menyusulku, aku tak bisa berkata apa-apa lagi, aku gugup, aku takut kalau perkataanku ini menyakiti hatimu.
"Tentang semalam..."ujarku membuka obrolan sambil tanganku gemetar karna gugup.
"Memangnya aku semalam ngomong apa?"kamu tak ingin membuatku terlihat gugup.
"Kamu lupa semalam ngapain aja?"aku berusaha mengingatkanmu.
"Apa jangan-jangan, aku ngelakuin itu ya sama kamu!"senyum jahatmu mulai muncul.
"Ihhhh ngomong apa sih!,enggak lah!"bantahku.
"Aku bener-bener lupa mungkin karna pengaruh alkohol"kamu beralasan.
"Oh syukurlah kalau kamu lupa"senyumku kembali.
"Maksutnya?"
"Nggak papa kok!, kamu laper nggak? Aku beliin makanan dulu bentar ya! Kamu tunggu sini"aku mengambil tas chanelku di meja dan menyampirkannya ke badanku.
"Ok cepet balik"
"iya"
Aku pergi keluar untuk membeli makanan dan baju untuk mu, dan saat aku di toko ponselku berbunyi.
"Iya ka Rian ada apa ya?"
"Hari ini kamu ada acara nggak Sa?"
"Ehmm maaf ya ka, aku masih ada tugas makalah yang belum selesai, maaf bnget ya"aku beralasan.
"Ya udah nggak papa lain kali aja kalau gitu, jangan lupa makan ya Sa!"
"Iya ka"aku memasukkan ponselku ke tas lagi.
"Duuuh gara-gara May nih! Aku berbohong"keluhku.
Aku selesai membeli makanan dan baju, kemudian aku kembali ke hotel.
"Ni ganti baju kamu, baju kemaren penuh darah, besok aja aku cuci dulu"aku memberikan baju untukmu, dan kamu mengambilnya.
"Terus baju kamu gimana? itu juga kena darah!"
"Nih aku juga beli satu kok, kembaran sama kamu"ujarku menunjukkan baju itu padamu, membuatmu tersenyum kecil.
"Dasar lebay"katamu sambil terus tersenyum.
Aku pun ikut tersenyum.
Setelah berganti pakaian kita makan bersama.
"Aku belum kenal kamu sepenuhnya, tapi aku ngerasa udah deket banget sama kamu, mungkin karna aku nyaman ada disamping kamu"ujarku sambil terus memakan nasiku, entah kenapa aku sangat lapar dan tak menghiraukan apapun.
Kamu melihatku makan belepotan, beberapa nasi menempel di bibirku, kamu mengusapnya untukku, aku terdiam menatap mu.
Kamu memegang tanganku dan berkata.
"Terus kenapa kita nggak nyoba saling mengenal lebih jauh"senyum di bibirmu membuatku kesereten, aku mengambil segelas air dan meminumnya.
"Baiklah ayo kita coba!,tapi kalau itu tidak berhasil aku tak akan melanjutkannya!"
"Kamu kan belum mencobanya!"
Kamu berdiri dan mendekapku dari belakang, aku meletakkan sendok dan garfuku.
"Aku akan berusaha membuat kamu bahagia, dan selalu tersenyum"ucapmu seraya mencium rambutku.
"Janji ya!"aku mengangkat jari kelingkingku, dan kamu mengikatnya dengan jari kelingkingmu.
"Janji"ucap mu dengan tegas.
"Tapi aku mau kamu janji satu hal lagi!"
"Apa itu?"
"Aku nggak mau kamu terlibat perkelahian seperti ini lagi"aku membuat perjanjian.
"Iya, iya aku janji!"kamu masih memelukku tak ingin melepaskanku.
"Tapi, kamu kan tau, aku belum pernah pacaran sama tomboy, jadi aku nggak tau bagaimana harus bersikap"aku mengelus rambutmu.
Kamu memutar kursiku sehingga menghadap mu.
"Anggap aku seperti cowok, dan aku akan mengajarimu bagaimana cara mencintaiku"kamu memegang kedua pipiku, dan langsung mencium bibirku, aku langsung mendorong badan mu.
"Ouchhh"kamu merintih kesakitan karna aku mendorong di bagian lukamu.
Aku segera bangun.
"Maaf aku nggak sengaja!"
"Apa kamu tak menyukainya?"kamu bertanya tentang ciuman itu.
"Bukannya gitu! Aku hanya kaget, karna ini ciuman pertamaku"aku merunduk malu.
Kamu tersenyum sinis.
"Baiklah, lain kali jika aku ingin menciummu, aku akan bertanya dulu padamu"
Aku mengangguk.
***
Jam menunjukkan pukul 12 siang, kami memutuskan untuk kembali ke asrama, sebelumnya Vika sudah mengirim pesan, kalau mereka berdua keluar untuk membeli barang, jadi di kamar sedang tidak ada orang, aku membaringkanmu di ranjang dan menyuruhmu banyak beristirahat.
"Aku akan tetap disini menjagamu, jadi tidurlah"aku mencium keningmu, dan kamu tersenyum kepadaku.