Di bis kamu tampak tak sabar segera ingin bertemu denganku, Dona dan Vika duduk disampingmu juga.
"Eh May, coba deh jujur sama kita, kamu beneran udah jadian sama Nessa? jangan bohong lagi geh"pinta Dona mendesaknya.
"Iya nih, kalian berdua kalau ditanyain selalu aja ngeles"timpal Vika.
Kamu merasa tak bisa menyembunyikan rahasia itu lagi.
"Iya aku ngaku, aku sama Nessa udah jadian"
"Wah serius kamu, akhirnya ngaku juga, apa sih susahnya?, kan tinggal ngomong doang"ujar Vika.
"Bagiku mengakui itu gampang! tapi bagi Nessa, dia khawatir kedua temannya akan menjauhinya nanti"bantahmu.
"Nggak mungkin lah kami seperti itu, kami tu sayang banget sama Nessa, apapun yang dia jalani, selama itu membuat dia bahagia, kami akan tetap mendukungnya"ucap Dona.
"Betul itu"timpal Vika.
"Beruntungnya Nessa punya temen seperti kalian berdua"
"Kamu juga harus bisa bikin Nessa bahagia ya? Awas kalau nggak! Kamu akan berurusan sama kami berdua"ancam Dona.
***
Rian memetikkan bunga dan memberikannya padaku,
Tapi aku tak menghiraukan Rian, mataku tertuju pada dirimu yang berjalan mendekatiku, aku tersenyum manis menyambutmu, Vika dan Dona langsung memelukku.
"Nessa..... kami sangat merindukanmu"mereka berdua memelukku dan menangis melihat keadaanku.
Aku menghapus air mata mereka dan menggeleng, menyuruh mereka tak menangis di depanku, mereka segera berdiri.
"Kami nggak nangis kok, tadi kena debu saat di bis, ya kan Vik?ujar Dona.
"Iya iya"sahut Vika.
Aku menoleh kearahmu, kamu berjalan mendekatiku lalu memelukku dan membisikkan sesuatu.
"Apa kamu bersenang-senang dengan Rian saat aku tak ada disini?"bisikmu di telingaku.
Aku menggeleng dan berusaha mengeluarkan suara, tapi aku tak bisa mengucapkannya.
"Aku becanda kok"ucapmu seraya membelai rambutku.
Aku lega dan mulai tersenyum lagi.
"Ayo masuk diluar dingin nih"ucapmu dan mendorong kursi rodaku.
Rian tampak mengawasi.
Di dalam rumah, keluargaku sudah menyambut mereka.
"Oh kalian sudah datang rupanya"sapa ibuku.
"Halo tante, halo om, halo mella"sapa kami bertiga.
"Iya halo juga, selamat datang ya"sahut ayah.
Mella berlari mendekatimu.
"Cowok ini siapa kok ganteng banget? Pacarnya kak Dona ya?"tanyanya.
"Mellaaa, dia ini cewek namanya May, emang penampilannya tomboy gini"bantah Dona.
"Ada to cewek seganteng ini?"ucap Mella seraya memegang dadamu.
"Upssstt, iya! Cewek ternyata"Mella menutup mulutnya karna malu.
"Sudah, sudah, ayo masuk semuanya"pinta ibu.
***
Saat makan malam.
"Apa kalian nanti akan bermalam disini juga?"tanya ayah pada mereka.
"Enggak om, mungkin bentar lagi ortu kami jemput, kami kan juga kangen sama mereka, kami nitip May aja ya Om, tante, tolong biar dia nginep disini"sahut Dona.
"Ehmm kamar tamu udah di pakai sama Rian, apa sebaiknya May tidur sama Mella aja ya, karna Nessa kan kalau malam nggak mau di ganggu"ujar ibu.
"Boleh, boleh kak May tidur sama aku aja ya?"Mella merangkul tanganmu dengan manja.
Aku menggebrek meja karna tak menyukai itu, Dona yang tau perasaanku langsung menenangkanku.
"Ehmm tante, bisakah May tidur sama Nessa aja?, mereka di asrama udah biasa bersama tante, lagian May juga bisa sekalian jagain Nessa kok"pinta Dona.
"Oh gitu ya"
"Jangan mau kak May, kak Nessa kalau malam tidurnya mendengkur kenceng banget, ntar malah nggak bisa tidur lo"ucap Mella yang masih ingin tidur bersamamu.
Aku menatap Mella dengan tajam, lalu membuang muka padanya.
"Yahhh dia ngambex! duhh kakakku yang cantik, iya iya nih ambil kak May balik"
"Mella kamu kok jahil banget sih, selalu aja jahilin kakak kamu"ujar ayah.
"Tapi kalau malam Nessa harus di lap badannya sebelum tidur, kalau nggak dia bisa gatal-gatal nanti"ujar ibuku.
"Iya tante, biar saya aja yang ngelap badannya Nessa"ucapmu.
Ibu dan ayahku saling berpandangan.
"Om tante, tenang aja mereka udah biasa kok, kadang di asrama juga sering mandi bareng"ucap Vika.
"Maksudnya?"ibuku tercengang.
Dona ngerasa kalau perkataan Vika tadi ada yang salah.
"Maksudnya kami berempat sering mandi bareng kok tante, kami semua kan temen akrab, jadi udah biasa gitu"timpal Dona dan menginjak kaki Vika menyuruhnya diam.
"Oh gitu, tante kira kenapa"
Kami meneruskan makan, dan beberapa saat kemudian ortu Dona dan Vika sudah datang menjemput mereka, kamu mengantarkanku masuk ke kamar, Rian tampak tak menyukainya, seperti ada sesuatu yang salah.
Di kamar kamu menggendongku dan menaruhku di ranjang, kamu pergi membuka lemari bajuku dan mengambil baby doll keropy disana, kamu menunjukkannya padaku.
"Apa kamu akan memakai baju ini"
Aku mengangguk.
Kamu pergi ke kamar mandi lalu mengambil air hangat di baskom dan juga handuk kecil untuk membasuh tubuhku.
Kamu menyilakkan rambutku yang panjang ke depan, kamu mulai menurunkan resleting bajuku perlahan, kamu melihat bekas goresan di bahuku.
"Apa luka ini masih terasa sakit"ucapmu seraya meraba bahuku.
Aku menggeleng.
Lalu kamu mencium bahuku dan mulai melepas bajuku, aku menutup mataku dan menikmatinya, kamu mengelap seluruh tubuhku dengan handuk, dan kamu juga mengelap tangan dan kakiku, kamu memakaikan baju yang baru untukku, dan menyilakan rambutku kembali ke belakang.
Mata kita beradu, aku bisa merasakan hembusan nafasmu di wajahku, kamu mendekat dan mencium bibirku, aku pun tak sanggup menahannya, aku melingkarkan tanganku di lehermu seakan menikmati ciumanmu.
Kamu merebahkan tubuhku di ranjang.
"Aku sangat merindukanmu"bisikmu ditelingaku seraya mencium leherku.
Aku bergeliat kegelian, kamu tersenyum menatapku, aku ikut tersenyum seraya mengisyaratkan dengan bibirku,
"I love you"
Melihat itu, kamu langsung menciumku karna tak bisa menahan nafsumu lagi, dan ingin membuka baju yang baru saja kami pakaikan tadi, mendadak....
"Tok, tok, tok,"
"Haestt siapa sih"gumammu seraya merapikan bajuku lagi dan berjalan ke depan pintu, kamu membukanya.
"Eh kak May belum tidur ya?"ucap Mella seraya melonggok ke dalam kamar.
"Ini udah mau tidur kok"
"Ehmm ya udah, dilanjutin lagi ya kak, maaf kalau ganggu"ucapnya terkekeh dan kembali ke kamarnya.
Kamu hanya menggeleng dan menutup pintu itu lagi.
***
Paginya aku minta ijin ke ortu kamu untuk membawamu berkeliling, sebenernya aku nggak mau kalau bukan permintaan kamu, aku memasang wajah cemberut di sepanjang jalan.
"Duh pacarku kok murung gini, minta di cium lagi apa, sini sini"ucapmu menggodaku.
Aku menahan tubuhmu yang semakin mendekatiku, akhirnya aku pun tersenyum dan malu.
"Nah gitu dong, kalau senyum kan cantiknya nambah"ucapmu seraya mendorong kursi rodaku dan membawaku ke taman bunga.
Kamu duduk di depanku.
"Ayo! Kamu harus latihan"
Aku menggelengkan kepalaku, tapi kamu terus saja memaksaku dan mencoba mengangkat tubuhku, tapi aku begitu berat dan malah jatuh lagi ke kursi roda, aku menangis aku merasa aku sudah menyusahkanmu, kamu menghapus air mataku.
"Sa, kamu harus kuat ya, kamu nggak boleh nyerah, aku nggak mau kamu menderita seperti ini, maafin aku Sa"kamu ikut menangis dan memelukku.
Aku masih terisak-isak di pelukanmu.
Saat pulang kamu mampir disuatu tempat.
"Tunggu aku bentar ya Sa"kamu ingin meninggalkanku tapi aku menahanmu.
"Aku cuman bentar kok, nggak akan lama"
Akhirnya aku melepaskan tanganmu, kamu pergi membeli boneka pororo untukku, lalu segera kembali ke dalam mobil lagi.
"Nih buat kamu Sa"kamu memberikan boneka lucu itu padaku, aku sangat menyukainya.
"Lihat tuh bibirnya, persis kan kalau kamu lagi ngambex"
Aku cemberut menatapmu
"Tuh kan beneran persis"kamu pun tertawa, aku jadi ikut tertawa melihatmu.
429Please respect copyright.PENANAuTMvgpxtGH
429Please respect copyright.PENANA8oVL1w6zA5
429Please respect copyright.PENANAJ5stsdWMBC