Semalaman aku terjaga di dalam selimut, aku asyik membalas pesan-pesan darimu, rasa penderitaan yang aku alami pun sedikit berkurang, setidaknya masih ada kamu yang slalu menghiburku, kamu pun tidak berusaha melarikan diri atau menjauh dariku karna kondisiku seperti ini.
Kamu pun sudah tak sabar ingin segera bertemu denganku, berbulan-bulan kamu menahan rasa rindumu padaku, dan ingin segera menemuiku.
Ibuku tiba-tiba masuk ke kamarku memastikan aku sudah tidur belum, lalu aku pura-pura tertidur, dia merapikan selimut yang aku pakai dan membereskan piring yang berserakan dilantai, hanya sebentar dia duduk di samping ranjangku, seraya mengelus rambutku.
"Sabar ya sayang, ibu yakin kabahagiaan mu akan datang pada saatnya nanti"lalu ibuku pergi keluar dan menutup pintu kamarku.
Tak terasa malam pun makin larut kamu melihat jam dan tak sadar sudah hampir jam 1 malam.
"Sa udah larut malam, kamu cepet istirahat besok kan kita ketemu"katamu menyuruhku tidur.
"Hemm ya udah kalau gitu, kamu juga cepet tidur, mimpi yang indah ya, besok aku tunggu kamu, emmmuachhhh"tulisku mengakiri pembicaraanku denganmu.
Aku mendekap ponselku dengan erat sambil tersenyum, aku sangat bahagia, aku tak sabar menunggu matahari terbit sampai aku terlelap tidur.
***
Di tempat lain Vika dan Dona sudah ribut di pagi hari.
"Vik ayo cepetan! kita ketinggalan bis nanti"kata Dona ingin menarik tangannya.
"Iya bentar lagi! Aku bawa makanan dulu nih!"sahut Vika yang masih repot memasukkan beberapa bungkus makanan ke kopernya.
"Kamu ini! makanan mulu yang diurusin"bentak Dona.
"Kalian berdua udah selesai debat belum? Kalau udah, ayo cpet pergi"sahutmu seraya meraih tas ransel berwarna hitam kesayangannmu.
Kalian bertiga pergi keluar asrama menuju terminal bus.
***
Aku bangun dari tidurku dan melihat jam, aku kaget karna sudah siang, mungkin semalam aku kecapean, aku mengirim sms ke ponsel ibuku.
"Ibu bisa ke kamarku sebentar nggak? Dari Nessa"tulisku.
Ibuku melihat ada pesan masuk di ponselnya, heran aja, kenapa pagi-pagi Mella mengirim pesan, setelah di baca ternyata itu dariku, ibu langsung beranjak bangun dan membangunkan ayah.
"Yahh cepet bngun! ini Nessa kirim pesan nyuruh ibu datang ke kamarnya"seraya mengguncang badan ayah yang ada disampingnya.
"Iyaa bu ayo kita ksana! coba lihat dia kenapa!"ayah memakai alas sandalnya dan bergegas ke kamarku.
"Iya sayang kenapa? apa kamu nggak enak badan?"ibu bertanya seraya memegang dahiku.
Aku menggelengkan kepalaku tanda bukan, dan menulis dikertas,
"Ibu! Tolong bantuin aku mandi terus dandan ya, plisss"aku memohon padanya.
"Bisa sayang, bisa banget ayo ibu bantuin"ia membelai rambutku dan tersenyum.
Ayahku memindahkanku ke kursi roda, dan membawaku ke kamar mandi, ibuku membantuku mandi, dia sangat bahagia melihatku tersenyum.
Akhirnya hari ini tiba, hari dimana aku siap untuk keluar dari keterpurukanku selama ini.
Selesai mandi, di kamarku ibu membantuku mengeringkan rambutku, aku menulis di kertas,
"Bu, dandanin aku yang cantik ya!"aku terkekeh.
"Iya sayang pasti!, apa kamu senang karna ingin bertemu Rian?"
"Bukan! hari ini teman-temanku akan datang dari jogja"tulisku.
"Loh kok mereka bisa tau kamu udah siuman sayang?"
"Aku yang bilang ke mereka kok!"
"Oh ya udah kalau gitu, nanti kita sarapan bareng ya, Rian juga nginep disini kok"
Aku mengisyaratkan dengan tanganku tanda ok.
Di meja makan, ayahku sedang berbincang dengan Rian dan Mella, Rian merasa hidangan hari itu sangat istimewa dan rumah pun di tata sebagus mungkin.
"Om apa hari ini ada yang spesial?"tanya Rian.
"Iya nak Rian, hari ini benar-benar spesial, setelah sekian lama akhirnya Nessa mau keluar dari kamar, dia pun sudah berdandan cantik untuk hari ini"ujar ayah menerangkan.
"Beneran om! Nessa akan kesini nanti"tanya Rian penasaran.
"Oh pasti ini ada hubunganya dengan kak May"ucap Mella.
"Siapa May itu La?"tanya ayah.
"Upsss keceplosan!"Mella menutup mulutnya tak ingin berbicara lagi, takut aku memarahinya nanti.
"May itu teman Nessa sekampus om, aku juga kenal dia kok, dex Mella, memangnya darimana kamu kenal May?"tanya Rian.
Mella menggelengkan kepalanya tanda tak mau berbicara.
Beberapa saat kemudian, aku datang ke meja makan bersama ibuku, Rian tampak tersenyum menyambutku, aku duduk disampingnya dan memberikan kertas bertuliskan.
"Maaf ya kak karna udah nunggu lama"
"Nggak papa kok"Rian tersenyum padaku.
Di saat makan ayah memulai pembicaraan.
"Memangnya hari ini ada seseorang yang akan datang ya?"tanya ayah.
Aku langsung menatap Mella.
"Maaf kak aku keceplosan"Mella memohon ampun padaku
Ibu pun mendinginkan suasana.
"Iya Nessa bilang hari ini teman-teman dia yang dari jogja akan kesini, dia pasti seneng banget, dia kan lama nggak ketemu mereka"
Aku tersenyum mendengar perkataan ibu, selesai sarapan pagi ibu menyuruh Rian mengajakku jalan-jalan, aku menurutinya karna suasana hatiku memang sedang bagus, Rian membawaku berkeliling disekitar taman bunga.
"Lihat Sa indah kan bunganya?"Rian menunjuk beberapa bunga yang ada di sekitar.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
"Aku senang akhirnya kamu mau keluar dari kamarmu, sebelumnya aku takut kamu tak akan menerima keadaanmu"ucap Rian.
"Maafin aku kak, karna udah menjadi beban buat kalian semua"tulisku di kertas.
"Bagiku kamu bukanlah beban, aku akan berusaha slalu ada di sisimu Sa"kata Rian.