Pukul setengah tujuh malam, Lisa dan Mawar. Rencananya malam ini mereka akan menghadiri pesta ulang tahun salah satu temannya SMA mereka. Tuti, wanita karier yang sampai usianya telah beranjak kepala 40 belum merit - merit juga.
“ Hai, Lisa. lama kita tak bertemu “ sambut Tuti pada mereka berdua. Perayaan ulang tahun Tuti sengaja di laksanakan di Hotel. Karena akan banyak acara yang akan dilaksanakan, selain acara puncaknya.
Pesta yang sangat meriah, Tuti nampak cantik dengan mengenakan gaun putih berenda. Dia tampak sibuk menyambut tamu yang berdatangan. Mulai dari relasi, klien sampai dengan teman sma.
“ Maaf ya, kalian santai saja, makan dan minum sepuasnya kalian “ Tuti menawari kepada Lisa dan Mawar.
“ Terima kasih Tuti “ ucap Lisa pada temannya.
Saat Lisa sedang menikmati minuman dari arah belakang, seorang pria menyapa.
“ Kamu Lisa kan ?’ tanya pria yang mengenakan jas hitam itu. Pri itu berwajah tampan dengan tubuh kekar. Pria itu memiliki kumis tipis menambahkan ketampanannya.
“ Iya, kamu siapa ya ?” tanya Lisa pada pria yang mengenalnya.
“ Kamu sudah lupa denganku ?” Aku Imran, kita sekelas dulu “ jelas pri itu.
“ Imran, imran. “ jangan bilang kamu Imran yang culung itu “ Lisa mulai mengenali pria itu.
“ Itu dulu, Imran yang culung, yang sering di bully oleh teman - teman sekelas” katanya.
“ Ya, ya, kamu sangat berubah. Tak kusangka kau setampan ini sekarang “ puji Lisa pada Imran.
“ Gak nyangka ya “ kata Lisa pada Imran yang memandangnya.
“ Kamu tetap cantik, Lis “ puji Imran pada Lisa.
“ Iya dong, masih seperti dulu. “ Lisa dengan bangga berkata pada Imran yang mengambil minuman dari pelayan yang berkeliling membawa minuman di dipan.
“ Kamu sudah meritkan ?” tebak Lisa pada Imran.
“ Sudah, tapi belum punya anak “ kata Imran.
“ Kalau kamu sendiri, gimana, da punya anak berapa ?” Imran balik bertanya pada Lisa
“ Sama, belum dikarunia anak” nada kecil pada Imran.
Mawar entah kemana, meninggalkan Lisa. Sejak Lisa bertemu dengan Imran.
“ Mawar mana ya, kok gak kelihatan “ Lisa mencari temannya itu. karena diantara orang - orang dia tidak melihat keberadaan Mawar. 2225Please respect copyright.PENANAZAgF3djla8
“ Mungkin dia ke toilet “ kata Imran yang meneguk minumannya.
Para tamu terus berdatangan. Dan acara puncak belum juga dimulai. Lisa dan Imran telah berpindah. Mereka sekarang duduk di meja paling sudut ruangan.
Mereka ngobrol ngalor ngidul, dari mengenang masa - masa SMA hingga menjurus ke arah - arah pribadi. Saling berbagi kisah kehidupan rumah tangga mereka.
“ Jadi suami kamu sekarang ini ada diluar kota ?” Imran memastikan
“ Iya, entah kapan dia balik “ gerutu Lisa.
“ Sepi dong kalau malam !” guyon Imran pada Lisa yang cemberut.
“ Tidak sepi, kan ada pembantu dan keponakan aku, apalagi Mawar untuk beberapa hari menginap di rumah “ elak Lisa.
Imran tertawa kecil. “ Maksud saya, sepinya di dalam kamar “
“ Issh, kamu itu ya “ kata Lisa pada Imran terkekeh.
“ Kamu sendiri, ngapain tidak ajak istrinya ikut ?” tanya Lisa pada Imran.
“ Istriku, juga lagi ada di luar kota” imbuh Imran.
“ Nagh berarti nasib kita sama “ ujar Lisa sambil tertawa juga.
“ Iya, sama - sama kesepian” sambung Imran yang memperhatikan Lisa yang tengah asyik memperhatikan tamu - tamu Tuti.
“ Aku ke toilet dulu ya “ kata Lisa pada Imran.
“ Mau ditemenin gak nih “ kelakar Imran.
“ Ye, tidak usahlah, ntar kamu ikut masuk di toilet yang salah “ ujar Lisa yang berdiri dan meninggalkan Imran.
Lisa menuju ke rest room hotel yang berada jauh ke dalam. Saat dia sedang berjalan di lorong menuju toilet, dia melihat Mawar sedang ngobrol dengan seorang pria. Dia ingin mendekatinya tapi karena keburu pipisnya kepengen keluar, akhirnya dia mengurungkan niatnya.
Pukul 21.00. Baru acara puncak dimulai. Tuti tengah berada di depan kue ulang tahunnya yang begitu megah. dan bersiap - siap untuk meniup lilinnya. Seluruh tamu mengelilinya sambil menyanyikan lagu Happy Birthday.
Setelah acara tiup lilin. Tuti membawakan sepatah kata.
“ Terima kasih atas para tamu yang telah datang menghadiri pesta ulang tahunku yang sederhana ini.
“ Untuk malam ini, seluruh kamar hotel telah saya boking untuk kalian yang hadir. Silahkan bagi yang ingin menginap. Untuk menuju ke resepsionis mengambil kunci kamar kalian.” tutur Tuti pada para tamu undangannya.
Lisa dan Mawar mendapatkan kamar yang berada di lantai 10, bersebelah dengan Imran.
Lisa dan Imran kembali terlibat pembicaraan. Sementara Mawar ngobrol dengan pria yang tadi ditemui oleh Lisa di lorong rest room hotel. Lisa tidak perdulikannya. Mungkin pria itu teman Mawar yang tidak dikenalnya. Karena melihat mereka ngobrol dan begitu akrabnya.
“ Aku capek, mau ke kamar dulu “ ujar Lisa pada Imran
“ Iya nih aku juga, mata sudah terasa ngantuk banget “ kata Imran.
“ Kita kan bersebelahan kamar” kata Imran pada Lisa yang melihatnya.
“ Iya, memangnya kenapa ?” tanya Lisa pada Imran yang hanya tersenyum.
“ Maksudnya biar kita sama - sama ke atas” gurau Imran.
“ Memangnya kamu punya pikiran apa sih” ucap Imran.
“ Gak ada, tuh “ balas Lisa sambil berdiri.
Keduanya pun menuju lift dan sama - sama menuju ke lantai 10 untuk ke kamar mereka.
Di dalam lift mereka hanya berdua, lantaran tamu lainnya masih enjoy dengan acara yang dibuat oleh Tuti.
Lisa dan Imran saling bertatapan di dalam lift. Lisa memperhatikan Imran yang berdiri di sampingnya. Laki - laki yang dibangku sma culun, ternyata menjadi laki - laki yang macho. Dengan tubuh yang tegak dan ternyata punya wajah yang tampan.
“ Ayo, kamu lamunin apa” Imran tiba - tiba membuyarkan lamunan Lisa.
“ Gak ada kok” Lisa menyembunyikan rasa kagetnya.
Pintu Lift terbuka, kedua keluar dari dalam lift. Lorong menuju kamar sepi. Hanya ada mereka berdua yang berjalan menuju kamar mereka.
Kebetulan kamar mereka berhadapan, Lisa dan membuka pintu kamar mereka, sebelum pintu kamar terbuka, pandangan mereka beradu. Lisa tersenyum pada Imran. Entah mengapa tiba - tiba Imran mendekat Lisa, dan memegang tangan Lisa. Seperti ingin mencegah agar Lisa jangan dulu masuk ke dalam kamarnya.
“ Imran, ada apa ?” Lisa sedikit kaget melihat tingkah Imran.
Imran tidak mengeluarkan sedikitpun suara, tapi dia langsung menciumi Lisa. Lisa yang mendapatkan serangan itu, tidak berusaha menolak malah dia membalas ciuman Imran. Lambat laun ciuman mereka semakin bersemangat dan berubah menjadi lumatan dalam dan basah. Lisa mengeluh saat Imran menghisap lehernya, meninggalkan bekas merah di sana.
“ Imran, lepaskan..ini tidak boleh terjadi “ Lisa seakan tersadar.
Dia mendorong tubuh Imran agar menjauh darinya. Namun Imran yang diliputi oleh nafsu tidak melepaskannya. Bahkan semakin liar menciumi leher Lisa.Dan menyentuh bagian - bagian sensitif pada tubuh Lisa. Akhirnya mereka kembali berpagutan bibir, ciuman hangat penuh nafsu.
Imran tiba - tiba menarik tubuh Lisa menuju ke pintu kamarnya, dan membuka pintu itu. dengan saling berciuman Imran membawa Lisa masuk kedalam kamarnya.
Lisa bagaikan kerbau dicucuk hidungnya, hanya menurut..
Di dalam kamar, kembali mereka saling berpagutan, hingga Imran menyandarkan tubuh Lisa di dinding kamar. Tangan Imran meremas bokong Lisa secara perlahan bergerak ke perut, kemudian menyingkap gaun pesta Lisa.
Gaun itu terus keatas dan sehingga memperlihatkan payudara Lisa yang terbungkus bra berwarna merah berenda.
Imran mengurai ciuman mereka, menatap Lisa yang tersandar di dinding kamar. Dengan nafas yang memburu. Mata Lisa sayu menatap Imran dengan teduh. Mata Imran yang begitu binar dengan nafsu yang memburu ingin melanjutkan perbuatannya pada tubuh Lisa.
Dia mulai meremas kedua payudara padat dan ranum itu, membuat pemiliknya mendesah keenakan. Imran menyingkap keatas bra Lisa, membuat payudara wanita itu bebas. Mata Imran terbelalak melihat payudara yang berukuran besar, putih bersih dan begitu harumnya.
Lisa hanya pasrah menerima perlakuan Imran padanya. Imran meremas kedua payudara itu, lalu mencucuknya dengan nafsu. Lisa hanya menatap Imran yang mulai menyusu pada payudaranya.
Lisa yang tak tahan, memegang kepala Imran dan membenamkan kepala itu di payudaranya. dan mendorong - dorongnya, agar Imran lebih dalam lagi menyusu.
Imran merasa senang, dia menghisap payudara Lisa seperti anak kecil yang sedang menyusu. Lisa mengulum bibirnya merasakan sensasi nikmat dari permainan mulut Imran pada susunya. “ Ahhh, Arghhh,aahh, isap...Imran,aahh” desah enak Lisa.
Lisa mencari pegangan, hingga menemukan kontol Imran yang masih berada di dalam celana. Rudal itu nampak terbentuk, walaupun masih terbungkus.
Dipegangnya kontol milik Imran dan dielus - elusnya.
“ Punya kamu besar “ lirih Lisa merasakan keliaran lidah Imran pada pentil susunya.
“ Kamu mau rasakan ?” tanya Imran disela - sela isapannya.
“ Hmm” Lisa hanya mengeluarkan suara guman.
Pakaian mereka acak - acakan. Imran menghentikan hisapannya pada payudara milik Lisa. Dan segera membuka jas serta baju kemejanya. Jas dan kemeja itu dilemparkan begitu saja diatas lantai kamar.
Lisa melihat tubuh kekar milik Imran, begitu berotot. Imran juga membuka celana panjangnya hingga tersisa CDnya. Kontol miliknya tampak begitu gagah, menggembung, besar dan berotot. Lisa menelan ludah melihat keperkasaan rudal itu.
Lisa akhirnya tahan ingin merasakan kontol besar itu. Dia jongkok di antara selangkangan Imran. Lalu dikeluarkannya dari dalam CD. Kontol itu mencuat dengan kokohnya.
LIsa mengelus kontol yang sudah mengeras. Lalu perlahan dilahapnya kontoll itu masuk kedalam mulutnya.
“ Clep, clep” rudal milik Imran masuk kedalam mulut Lisa. Lisa sengaja mempermainkan nafsu Imran.
Dia mengulum kontol itu, lalu menggoyangkan kepalanya sehingga kontoll itu keluar masuk di dalam mulutnya.
“ Ahhh, ahhh..terusss…ini sangat nikmat Lis!” racau Imran merasakan isapan mulut Lisa pada kontollnya.
Lisa memasukkan lebih dalam lagi kontol itu kedalam mulutnya lalu memompanya dengan kuat.
“ Ahhh, arghhh, ohhhhh. Aku keluaarr” jerit panjang Imran. Dia menyodokkan masuk kontolnya hingga mentok di dalam mulut Lisa.
“ Croot..crott “ rudal miliknya menembakkan amunisinya di dalam mulut Lisa.
“ Glee Kkkk,hhhh” Lisa tersedak menerima semburan peju hangat Imran.
Imran mencabut kontolnya dari mulut Lisa. Namun Lisa memburu rudal itu, lalu menggenggamnya dan menjilati sisa cairan itu.
“ Hmmm, aahhkk” Imran dibuat puas dengan mulut wanita itu.
“ Cukup untuk itu malam ini “ kata Lisa sambil berdiri dan tersenyum pada Imran yang nafasnya terengah - engah.
“ Terima kasih, Lis. Ini sangat membuatku puas” kata Imran yang mengecup bibir Lisa.
“ Kamu kemanain pejuku” ujar Imran pada Lisa.
“ Ku telan” senyum Lisa.
“Sudah ya, lain kali kita ulang lagi “ kata Lisa, sambil merapikan gaunnya dan keluar dari kamar Imran.
Lisa segera masuk ke dalam kamar, takutnya ada yang melihat dia dari dalam kamar laki - laki. Di dalam kamar, Lisa membayangkan kejadian yang baru saja dilakukan bersama Imran. Laki - laki culun sewaktu sma itu ternyata memiliki rudal yang begitu besar dan membuatnya sangat menikmatinya walau hanya menggunakan mulut. Lisa tak menyangka kalau bisa melakukan perselingkuhan dengan Imran. Walaupun tidak melakukan hubungan intim.
Awal dari sebuah permainan dari sebuah perselingkuhan antara dua teman lama.2225Please respect copyright.PENANAOjusjsnIqO
Apakah hubungan terlarang mereka akan terus dilanjutkan?2225Please respect copyright.PENANAx8iO3ox3ab
2225Please respect copyright.PENANAtH46FSkRR9