Saya mengalami hal ini saat berlibur di kota S bersama istri saya. Pada saat itu saya bertemu mantan saya di tempat kerja di kota itu. Namanya adalah Mariana, katakan saja. Saya dan istri saya tinggal di hotel ‘S’, kami berdua memiliki hampir 3 hari untuk menenangkan diri sedikit dari kota J.
Hari keempat setelah makan malam, istri saya dan saya mulai menjadi basah seperti biasa, suami dan istri mencium, menghisap bahkan dengan pakaian setengah telanjang, tetapi nafsu liar keduanya tidak ada habisnya (saya mengerti setiap hari bahwa pikiran ini penuh dengan pekerjaan kantor, jadi wajar bahwa setiap hari waktu liburan kami selalu berhubungan).
Teman-teman saya mengatakan bahwa saya memiliki libido seksual yang hebat atau nafsu liar, sehingga istri saya terkadang tidak dapat menguatkan saya di tempat tidur. Di tengah kegembiraan bahwa kami memasuki pintu kamar hotel saya, saya langsung bergerak tanpa khawatir tentang istri saya yang sudah berjuang dalam bencana.
Betapa terkejutnya saya ketika saya membuka pintu, tubuh montok berdiri di depan saya dengan jeans ketat dan jumpsuit putih ketat. Aku hampir terkesan “Mariana …” kataku setengah gugup. “Silakan,” kataku, tidak menyadari bahwa aku setengah telanjang (meskipun aku hanya mengenakan celana pendek pada waktu itu). Dia mengikuti saya ke kamar hotel, istri saya berbaring dan hanya ditutupi oleh selimut hotel.
“Ini Mariana, Mah, kau tahu,” mereka berjabat tangan.
“Oh, kamu sibuk, maaf kalau aku mengganggumu,” kata Mariana kemudian.
Kami cukup tidak nyaman, tetapi Mariana berkata dengan santai:
“Silakan, jangan khawatir, kamu sudah menjadi suami-istri, mari kita lanjutkan!”
Aku dan istriku heran melihat hal itu, namun dengan sedikit kikuk tanpa aku pikirkan siapa dia, aku mulai lagi penetrasi dengan istriku (walaupun agak canggung). Kulumat bibir istriku, turun ke bawah di antara dua payudara nan indah yang kumiliki selama ini (ukurannya sih 34B) kujilat-kugigit puting susu istriku, dengan terpejam istriku mendesah,
“Aaahh.. aahh..” dia pun tidak memperdulikan sekelilingnya juga termasuk Mariana.
Mulutku mulai turun ke arah di lubang kemaluan istriku dengan tangan kanan dan kiri meremas-remas kedua payudaranya. Kujilati lubang kemaluan istriku, dia pun mulai bergoyang-goyang.
“Mas.. itilnya.. aahh enak.. Mas.. terus..” Aku sempat melirik Mariana, dia pun melihat adegan kami berdua seakan-akan ingin ikut menikmatinya.
“Mas, ayo mulai.. aku.. udah nggak.. kuat.. nih..” lalu kontolku yang sudah mulai tegak berdiri mulai masuk ke lubang vagina istriku, “Bless.. sleep..” begitu berulang-ulang, tiba-tiba tanpa aku sadari Mariana sudah lepas semua penutup tubuhnya, dia beranjak dari tempat duduk dan mendekati istriku, dilumatnya bibir mungil istriku. Edan! pikirku, namun ini memang pengalaman baru bagi kami berdua dan lebih ada variasinya.
Istriku pun ternyata membalas ciuman Mariana dengan bergairah, tangan Mariana pun asyik memainkan puting susu istriku. Hampir satu jam aku naik-turun di tubuh istriku, dan tubuh istriku mulai mengerang “Mas.. aku.. ke.. lu.. ar……aagghh..”
Tubuh istriku tergeletak lemas di ranjang, Mariana tahu kalau aku belum sampai puncak, ditariknya diriku agar duduk di tepi ranjang, dengan kontol yang masih tegak dan basah oleh sperma istriku.
Mariana mulai menjilati kontolku dengan bergairah, “Enak Mas cairan istrimu ini,” katanya. Istriku yang melihat hal itu hanya senyum-senyum penuh arti, Mariana masih dengan bergairah mengulum-ulum kontolku yang panjang dan besar itu, “May, aku pengen..”
Dia tahu apa yang kuminta, tanpa bertanya pada istriku Mariana naik di antara kedua kaki, rupanya lubang kemaluannya sudah basah melihat adegan ku dan istriku tadi.
Lalu “Blesss..” kontolku sudah masuk ke vagina Mariana. Istriku melihat itu hanya terdiam, namun kemudian dia bangkit dan mendorongku sehingga aku di posisi terlentang di ranjang. Ia mulai naik ke tubuhku dengan posisi lubang memeknya tepat di atas kepalaku.
“Jilati Mas..” pintanya manja. Aku mulai menjilati lubang vagina istriku dan klitorisnya yang indah itu, istriku dengan posisi itu ternyata lebih bisa menikmati dengan Mariana, mereka saling berciuman dan posisi Mariana pun naik-turun di atas senjataku.
Istriku dengan bergairah melumat kedua puting susu indah milik Mariana, setelah setengah jam tubuh Mariana mengejang, “Mas.. aku.. mau.. ke.. luuarr...aahh..” cairan panas menerpa kontolku, begitu pula aku sudah ingin mencapai puncak dan tak tahan lagi spermaku tumpah di dalam lubang tempik Mariana.
Mariana kemudian beringsut dari tempat tidur, dia berjalan ke arah tas yang ia bawa tadi, lalu mengeluarkan sebuah benda coklat panjang dengan tali melingkar, itukah yang dinamakan “dildo”, aku dan istriku baru tahu waktu itu.
Mariana mulai mengenakan dildonya, persis seperti laki-laki, dia berjalan ke arah istriku yang sejak tadi rebahan di sampingku. Mariana mulai beraksi, dia menciumi istriku dengan bergairah, melumat puting susu istriku yang tegak, turun ke vaginanya, dijilatinya dengan puas, klitorisnya dimainkan dengan ujung lidahnya, istriku tak tahan dia mendesah-desah kenikmatan.
“May.. terus..” Mariana kemudian melepas vagina istriku yang tadi dijilat dan digigitnya, dia naik di atas tubuh istriku, lalu tangannya membimbing dildo yang dia pakai tepat di atas lubang vagina istriku, dengan sekali tekan masuklah dildo itu,
“Aauugghh..” teriak istriku.
“Enak Mas.. lebih enak dari punyamu..” katanya, aku hanya tersenyum.
Mariana seakan bergairah sekali dalam permainan itu, seakan-akan dia seorang laki-laki yang sedang menyetubuhi wanita, istriku pun menikmatinya. Aku sudah tidak tahan melihat adegan itu, tanpa minta izin dulu dengan posisi membelakangi Mariana aku melihat warna merah indah vagina milik Mariana terpampang di depanku. Dengan sekali genjot kontolku sudah masuk ke lubang itu, “Bleess..” Mata Mariana sampai terpejam-pejam menikmati itu.
Setelah beberapa lama tubuh istriku tampak mengejang dan,
“Ahh.. May.. sayang..”
Dia lemas untuk kedua kalinya. Mariana tiba-tiba menahanku, sehingga aku terdiam, dia bangkit berdiri dari posisi di atas istriku, dia mendorongku ke tempat tidur, dia melepas dildonya dan naik ke tubuhku, dia mulai lagi dengan posisi seperti awal tadi, wow nikmat sekali. Istriku bangkit dari ranjang, dia iseng menggunakan dildo yang dikenakan Mariana tadi, lalu berjalan membelakangi Mariana, istriku melihat dengan indah pantat Mariana yang putih mulus dan halus itu.
Dibelainya dengan lembut, dia mendorong tubuh Mariana sehingga terjerembab, dengan posisi itu kami dapat saling berciuman dengan bergairah. Istriku lalu mengambil posisi, dengan perlahan-lahan dia memasukkan dildonya di dubur Mariana (dia ingin anal seks rupanya dengan Mariana), dengan gerakan lembut dildo itu masuk ke dubur Mariana, Mariana pun berteriak,
“Aagghh sa.. kit..”
istriku pun berhenti sebentar, lalu dengan gerakan maju-mundur secara pelan dildo itu akhirnya lancar masuk ke dubur Mariana. Mata Mariana pun sampai terpejam-pejam,
“Mas.. aku.. udah.. nggak.. ku.. at.. la..gi” kembali cairan panas menyerang kontolku.
Istriku sudah berhenti memainkan dildonya takut Mariana menderita sakit. Tubuh Mariana terbaring di ranjang sebelahku, istriku yang nafsu liar nya masih menggebu langsung menyerangku, dia dengan posisi seperti Mariana tadi mulai naik-turun dan tanganku pun tak ketinggalan memilin kedua puting susunya.
Setelah hampir satu jam kami bergumul, akhirnya klimaks kami berdua sama-sama mengeluarkan cairan di dalam satu lubang. Istriku kemudian beringsut, dia ingin mengulum kontolku yang masih tegak berdiri dan basah oleh cairan kami berdua, Mariana pun tak ketinggalan ikut mengulum-ngulum senjataku. Betapa nikmatnya malam ini, pikirku.
Akhirnya kami bertiga tertidur karena kecapaian dengan senyum penuh arti semoga permainan ini dapat kami teruskan dengan didasari rasa sayang bukan karena nafsu liar semata di antara kami bertiga.
2512Please respect copyright.PENANANMSjDD8Rps