Sebut saja namaku Mentari, biasa dipanggil Tari. Umurku saat ini 18 tahun dan sedang duduk dibangku kuliah di salah satu Perguruan Swasta.
Kisah ini ku ceritakan pada sahabatku Putri. Kami sudah seperti saudara. Karena kami berasal dari keluarga yang berantakan.
Aku yang satu kuliah dengan Putri, harus tinggal bersama kakak yang kebetulan bekerja di kota M. Sementara kedua orang tua kami tinggal jauh di kampung.
Awalnya aku menolak ajakan Kak Hani dan akan ngekost saja. Tapi Kak Hani melarangku, dengan alasan aku baru di kota M ini.
Hari itu aku baru pulang dari kampus dan mendapatkan suara aneh yang berasal dari dapur dekat kamarku. Karena penasaran suara desahan itu, aku menuju ke dapur dan disana aku melihat sebuah adegan bak menonton sebuah film blue.
Ku lihat Hani bersama suaminya, Kak Yani dalam keadaan telanjang bulat. Posisi Kak Hani sedang menungging membelakangi Kak Yani yang dari arah belakang menghentak - hentakkan pantatnya ke arah Kak Hani.
Pemandangan ini awalnya membuatku kaget, karena baru aku melihat secara langsung. Aku bisanya hanya menonton lewat video - video berdurasi pendek yang dikirimkan teman - teman kampus.
Rasa penasaranku dengan adegan yang ada di hadapanku, terus menyaksikan permainan mereka. Apalagi posisi mereka memungkinkan aku menonton mereka. Mereka membelakangiku, jadi mereka tidak mengetahui kalau aku tengah memergoki mereka.
Setelah lama melihat adegan panas antara Kak Hani dan Kak Yani, membuat memekku yang berada di bawah sana basah dan berdenyut - denyut seakan merasakan sensasi yang dirasakan oleh Kak Hani.
Saat mereka akan berganti posisi, dimana Kak Hani yang tengah berjongkok ke arah kontol Kak Yani sontak membuatku melotot. bagaimana tidak, saat kulihat bentuk batang kontol Kak Yani yang besar dan panjang dengan hiasan urat - urat
Karena tidak ingin ketahuan tengah mengintip mereka berdua, yang saat ini telah menghadap ke arahku, segera mencari tempat persembunyian yang memungkinkan tetap dapat melihat mereka lewat celah.
Aku melihat Kak Yani begitu hot dan liarnya dengan otot - otot di perutnya memberikan kesan seksi.
Melihat aksi panas Kak Yani dan Kak Hani membuat tubuhku mengerang dan tanpa kusadari tanganku bermain - main di bagian tubuhku yang sensitif.
Aku berkhayal jika saat itu, yang sedang digenjot oleh Kak Yani adalah diriku.
Jujur memang, aku sudah sering melakukan hubungan badan dengan laki -laki. Dan melihat adegan antara Kak Yani dan Kak Hani, membuatku hilang kendali. Kupermainkan bagian - bagian sensitif yang ada pada tubuhku. Sambil membayangkan Kak Yani yang tengah menggeluti tubuh padatku.
“ Aaaahhhh…yaaahh…Pi…..
Batangmu sangat luar biasa…ahhh….aahhh…., khayalku saat dua jari telah masuk kedalam lubang memek milikku yang sudah basah.
“ Aahhh….ahh…ahh…terus Kak….sshh…
“ Aahh…tekan yang lebih dalam….Uuhh….
“ Aku hampir sampai Kak, hmmm….sshh….Aarrgghh…..
Akupun terus menyuruh Kak Yani untukmenggenjot tubuh bawahnya padaku untuk merasakan kenikmatan diberikan kakak iparku tersebut.
Setelah cairanku keluar, nafasku tersengal - sengal disana dan mencoba menetralkan kembali tubuhku. Dan saat tersadar, aku ternyata masih berada di ruang dapur tempat kak Hani dan Kak Yani berada. karena takut ketahuan, aku pun segera menuju ke kamarku.
Di Dalam kamar aku bersungut - sungut pada diriku sendiri.4172Please respect copyright.PENANADut5MTzBr9
“ kamu gadis bodoh, bisa - bisanya kamu melakukan permainan sendiri hanya karena melihat permainan panas kakakmu.
Aku yang saat itu merutuki kebodohan ku mendengar jika Kak Hani sedang memanggilku dari luar kamar. Mungkin mereka sudah selesai berhubungan intim.
“ Tari….Tari…Kamu lagi dikamar ya..” teriaknya memanggil namaku dari luar.
“ Iyaa, kak…” teriakku membalas teriakan kak Hani dan keluar dari kamar.
“ Ada apa, kakak teriak - teriak panggil Tari?” tanyaku pada Kak Hani sambil melihat keadaan Kak Hani yang pakaiannya agak kacau.
“ Tidak apa - apa..kakak cuma mastiin apa kamu sudah atau belum. “ Soalnya tadi kakak dengar suara kamu masuk kamar” balasnya dengan tersenyum.
“ maaf tadi kirain tidak ada orang, lagi pula perutku mules banget, jadi langsung masuk kamar” berdusta pada Kak Hani.
“ Oh…gitu, ya sudah kamu istirahat saja. Bagaimana perutmu, masih mules ?” Kak Hani bertanya lagi.
“ Sekarang sudah agak mendingan, kak “ kataku.
Ya, sudah kamu ganti baju dulu, lalu keluar dan ke meja makan, kita makan siang bersama ya” ucapnya lalu pergi meninggalkan aku.
“ Memangnya Kak Hani dan Kak Yani tidak bekerja, kok sudah siang masih dirumah” tanyaku pada Kak Hani.
“ Kakak lagi cuti, makanya kami berdua putuskan istirahat seharian ini. Besok juga sudah masuk lagi” jelasnya padaku.
“Oke, kak. Tari ganti baju dulu ya” ucapku pada Kak Hani yang menuju ke dapur.
4172Please respect copyright.PENANAWfu112lOsN
Setelah setengah jam, aku menuju ke arah mereka yang sudah duduk di depan meja makan.
Dengan santai aku berjalan menuju ke mereka.
“ Siang Kak Hani, Kak Yani” sapaku dengan nada ringan dan mengambil kursi di sebelah kiri yang masih kosong.
“ Siang juga Tari” balas mereka dengan tersenyum kearahku.
“ Yuk kita makan siang bersama “ ajak Kak Yani.
“ Iya kak, makasih” balasku.
Akupun segera mengambil nasi dan lauk untuk segera aku makan setelah kak Yani dan Kak Hani.
Ku perhatian mereka berdua. Gerak - gerik mereka seperti biasanya. Sehingga aku yakin kalau mereka tidak mengetahui kalau aku sempat menyaksikan permainan panas mereka di dapur.
“ Ada apa to, kamu kok perhatiin kakak seperti itu “ tanya Kak Hani padaku.
Aku yang ketahuan memperhatikan mereka segera menjawab walaupun terbata - bata.
“ A..nu kak…tidak ada apa - apa, tari cuma mau bilang” ucapku gugup.
“ Anu apa. bilang saja kalau ada sesuatu “ ucap kak hani padaku.
“ Tidak Kak, tari cuma mau bilang sebentar jam 2, Tari mau keluar buat ngerjain tugas bersama teman - teman” ucapku berbohong.
“ Oo, gitu..ya sudah tidak apa - apa kok kalau kamu mau pergi. tapi ingat, hati - hati dijalan. Dan pulangnya jangan terlalu malam “ ucap kak Hani.
“ iya kak, Aku tidak akan pulang terlalu malam, tenang saja” balasku pada mereka berdua.
“ Ya kalau gitu habisin makanannya dulu, habis itu kamu istirahat sebentar. lagiankan baru jam 1 lewat” ucap kak yani.
“ Iya, Kak” balasku
Akupun segera menyelesaikan makan siang dan setelah membantu kak hani bereskan piring - piring dari atas meja makan. Aku kembali kekamar dan setengah dua aku keluar dari kamar.
“ Kak….aku pergi dulu ya…” pamitku kepada Kak hani.
“ iya, kamu hati - hati dijalan “ balasnya
“ Iya kak, beritahu kak Yani juga ya kak “ ucapku.
“ Iya nanti kak Hani beritahu, kamu tenang saja” balasnya.
“ Terima kasih banyak kak, kalau begitu aku berangkat dulu “ pamit pada Kak Hani.
Akupun segera keluar dari dan segera mencari ojek untuk membawaku ke mal dekat kampus. Sesampainya di mall aku langsung menghubungi temanku Bayu untuk menemaniku hari ini yang tengah bosan bermain sendiri.
“ Halo bayu, kamu dimana nih?’ tanyaku.
“ lagi dirumah saja nih, memangnya ada apa tar” tanyanya dari seberang telepon.
“ Temenin aku dong hari ini, lagi bosan di rumah dan aku sekarang lagi di di mal C” ungkapku.
“ Oh, iya. Saya segera kesana sekarang” balasnya.
“ Aku tunggu disini “ ucapku lalu mematikan telepon.
Setengah jam berlalu, akhirnya Bayu muncul. Akhirnya aku dan Bayu berkeliling mal.
“ Tari kita nonton yuk “ ajak Bayu padaku.
“ Ya udah. Mau nonton apa nih” tanyaku padanya.
“ Nonton film action yang ada adegan romantis saja, tuh ada di studio 2. Filmnya asyik banget “ ucapnya kembali.
“ Ya udah, terserah kamu saja” menimpali ucapan bayu.
Akhirnya aku dan Bayu segera memesan tiket dan membeli cemilan untuk bekal di dalam bioskop. Sekalian minumannya.
Film mulai diputar, ternyata baru saja 15 menit berjalan, film tersebut ada adegan dewasa yang membuat aku terbayang persetubuhan yang dilakukan oleh Kak Hani dan Kak Yani saat di dapur tadi siang. Adegan itu membuat aku panas.
Bayu tampaknya juga tidak nyaman dengan adegan di depan sana dan melihat ke arahku yang saat itu aku juga memandangnya
Akhirnya mata kami berdua bertemu, saling menatap. Entah siapa yang mulai, wajah kami saling berdekatan dan terjadinya perang bibir diantara kami berdua.
Batu mengecup bibirku yang perlahan berubah menjadi sebuah lumatan yang kusambut tidak kalah panasnya.
Bibir kami menyatu. saling menghisap dan memilin lidah masing - masing.Aku dan Bayu tidak lagi memperdulikan suasana, apalagi sampai terpikirkan suasana di dalam bioskop.
“ Ehhmmm….mmmhh…” desah kami.
Bayu yang merasa senang telah mempermainkan nafsuku makin membalas lumatan lebih liar. Tangannya kini bergerilya di tubuhku dan memberikan sensasi panas di antara kami berdua.
Setelah berciuman, bibir Bayu segerah menjelajahi bagian telinga dan leher jenjangku. Perlakuan Bayu tersebut membuatku mendesah kecil. Takut kedengaran oleh orang yang tengah asyik nonton.
“Uhhh….Hhmm….Bayu…..
Untungnya kami duduk di tempat yang sepi sehingga membuat kami bebas melakukannya.
Tangan Bayu masuk kedalam baju kaosku yang agak longgar dan mencari - cari gunung kembarku di dalam sana. Saat sudah ditemukan Bayu segera meremas - remas tetekku tersebut dan bermain - main di dalam sana. Sementara lidahnya masih menjalari dan mengecup leher jenjangku.
“ Aahhh…Bayuu….uuhh…uuhh…
Aku yang tak ingin diam saja mendapatkan serangan liar Bayu, menjalarkan tanganku ke arah selangkangannya yang ternyata sudah mengeras. Aku membelai - belai kontol Bayu yang masih terbungkus celana panjang kain.
Bayu mengerang merasakan belaian tanganku, merasakan sentuhan halus yang berada di luar celana.
“ Ooohh….Uuuhh…..kamu sangat nakal juga….uuhhh….” desahannya tertahan.”
Mendengar desahan Bayu itu membuatku semakin semangat memainkannya. perlahan - lahan aku membuka resleting celana dan mengelus kontol itu yang masih tertutup celana dalam. Elusan membuat kontol Bayu menjadi sesak dan ingin segera dikeluarkan dari dalam.
Tidak sabar ingin kusentuh langsung pentungan itu, aku melepaskan ikat pinggang dan pengait celana Bayu dan menurunkan sedikit celana dalamnya yang membuat kontol miliknya menyembul keluar diiringi desahan dari mulutnya.
“ Sshhh….Hhhh….
Aku segera menurunkan kepala ke arah kontol itu yang membuat Bayu mengurungkan niatnya untuk menjilati tubuhku.
Mulutku perlahan - lahan memasukkan kontol yang cukup besar ke dalam mulutku dan mulai menggodanya.
Kuperhatikan kontol itu dengan seksama yang ternyata tidaklah sebesar milik Kak Yani yang telah dilihatnya.
Namun tetaplah barang itu membuatnya bernafsu dan ingin merasakannya. Akupun segera mengecup dan menjilati sepanjang batang kontol itu.
“ Ouuhh…ahhh…mulutmu sangat nikmat Tari….aahh…hisap yang kuat..sayang…Ngghhh…uuhhh…iya seperti itu…uuhhh…
Aku sangat bersemangat memainkan kontol Bayu di dalam mulut. Tidak henti - hentinya aku mengeluar masukkan kontol tersebut ke di mulutku dan mengurut - urutnya menggunakan tangan.
Kujilati ujung kontol itu seperti aku tengah menjilati dan mengulum es cream. Bayu semakin meracau diatas sana, menahan nikmat dari permainan mulutku pada kontolnya yang semakin membesar.
Bayu tak ingin kalah, kembali meraih teterekku, dia tak lupa memilin - milin ujungnya yang mengeras. Diputar - putarnya puncak membuatku merasa keenakan.
“ Ahh…ahh…remas yang kuat “ desahanku sambil terus menikmati kontolnya yang berada di dalam mulutku.
Karena tak tahan dengan remasan dan pilingan Bayu pada kedua tetekku, aku berhenti mempermainkan pentungannya.
Aku meletakkan kepala di samping bahu Bayu karena sudah tak tahan dengan permainan lihai Bayu yang lebih leluasa bermain - main di kedua tetekku yang mengeras akibat nafsu yang semakin meninggi.
Melihat posisiku yang sudah pasrah membuat bayu mendekati dan mengecup bibir ranumku. Dia kembali melumat dan menyedot bibirku yang ku balas dengan perlakuan yang sama. Sementara tangan Bayu menaikkan kaos yang kupakai keatas memperlihatkan kedua tetekku. Setelah dirasa kaosku naik diapun segera melepas tautan bibirku. Dia menjelajahi leher dan terus menuju ke dua tetekku.
Bayu tersenyum melihat tetek milikku yang tidak terlalu besar, hanya berukuran 34, namun cukup padat. bayu mulai memasukkan salah satunya ke dalam mulutnya sedangkan yang satunya diremas - remas.
Bibirnya mengecup dan lidahnya menjilati puncaknya sehingga membuatku merem melek merasakan nikmat.
Puas mempermainkan kedua tetekku, tangan Bayu beringsut turun kebawah. Dia mencari - cari lubang kenikmatan. Jarinya mulai menjalar ke arah rok bawah milikku dan menjulurkan tangannya ke pahaku yang membuatku merinding.
Setelah bayu menemukan lubang memekku di balik celana dalam. Dia mendapati lubang itu telah basah oleh cairan. Bayu kemudian mempermainkan lubang itu dengan jarinya. Jari itu masuk ke dalam lubang memek dan bermain - main jauh didalam sana.
Aku tak mampu menahan rasa nikmat dari tusukan jari Bayu pada lubang memek. “ Aaahh…teruuss..lebih dalam masukkan jarimu…ahhh…”
Merasa senang permainan jarinya, Bayu segera menaikkan rok yang dikenakan olehku dan menurunkan celana dalamku.
Setelah itu Bayu mulai berjongkok ke arah selangkanganku dan mulai menjejalnya dengan lidah. Aku sedikit menaikkan pinggulku agar Bayu mudah menjilatinya.
Bayu membuatku mendesah keenakan, merasakan lidahnya mempermainkan lubang memekku.
Sambil menjilati lubangku, Bayu juga memasukkan jarinya dan mulai mengobok - obok dengan perlahan.
“ Aaahh…teruuss….yaa…uuhhh..ahhh…”
Akhirnya aku benar - benar tak mampu lagi menahan lebih lama. Cairan kewanitaan meledak keluar akibat permainan jari Bayu membuatku mendesah lirih.
“ Kamu benar - benar membuatku puas “ memujinya.
“ Sekarang giliranku membuatmu puas” ungkapku pada Bayu.
Bayu kembali duduk dan menerima permain yang kuberikan. Aku yang sudah tidak sabar ingin melayani Bayu segera berjongkok ke arah kontolnya yang dari tadi menganggur.
Ku arahkan mulutku ke pentungannya, aku mencium dan mengecupnya sebentar.
“ Oouuhh…aahhh…oowwhh…hhh.
Aku mendengar desahan Bayu, semakin bersemangat. Kumasukkan kontol miliknya ke dalam mulut dan memompanya dengan kuat., sementara tanganku mengurut - urutnya.
“ Ouuh…mulutmu enak….oohhh..teruss…yess…teruss…jangan dilepas” jerit nikmat Bayu.
Aku semakin memasukkan kontol milik Bayu hingga terbenam seluruhnya di dalam mulutku dan menghisapnya kuat - kuat. Hingga akhirnya kurasakan kontol itu semakin sesak didalam mulutku.
Bayu mengerang nikmat merasakan jika laharnya akan segera meledak keluar.
“ Aahh….uuuhh…Tari……seperti nya…ahhh…..keluarrr…
Aku semakin cepat mengocok kontolnya agar dia segera mengeluarkan lahar hangatnya.
Croooott…crooottt……
Akhirnya Bayu menembakkan lahar hangatnya itu ke dalam mulutku. Aku yang belum siap menerima tembakan itu, membuatku terbatuk - batuk.
“ Sorry…sorry..sayang…aku sudah tidak tahan lagi oleh permainan mulut kamu” ungkap bayu.
Aku mengambil tisu dari dalam tasku, dan melap cairan yang tumpah di mulutku. Lalu aku berikan kepada Bayu agar dia juga membersihkan kontolnya yang basah.
Setelah mereka berdua menyelesaikan permainan yang mereka lakukan, mereka keluar dari bioskop sambil tersenyum penuh arti. Sepanjang jalan mereka banyak diam membayangkan keliaran mereka di dalam bioskop.
“ Bayu, aku pulang dulu ya..sudah malam. Nanti Kak Hani mencariku” aku memecahkan kediaman kami.
“ O iya tari…mau aku anterin nih?’ tanyanya padaku.
“ Tidak usah, aku sudah pesan ojek nih” menunjuk seorang ojek online yang telah menunggu.
“ Ya sudah kamu hati - hati di jalan ya” balasnya.
“ Iya Bayu..aku duluan ya” pamitku pada Bayu.
Kami pun akhirnya berpisah dan pergi dari mall tersebut dengan perasaan yang tidak mampu aku ungkapkan.
Sepulang dari bioskop aku langsung masuk ke dalam kamarku, karena tidak terlihat keberadaan Kak Hani dan Kak Yani. Mungkin mereka sudah istirahat di dalam kamar mereka. Mungkin juga mereka sekarang saling bergumul diatas ranjang, pikirku melayang
4172Please respect copyright.PENANAuoIKmSG5jz