Aku terbangun kesiangan dan segera bergegas membereskan ranjang lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah beberes aku keluar dari kamar untuk sarapan. Perutku terasa keroncongan minta untuk diisi.
Waktu menunjukkan pukul 10. karena hari ini aku tidak memiliki agenda apapun, aku menuju ke ruang keluarga untuk sekedar menonton televisi melihat acara yang ditayangkan di sana.
Sedang asyiknya aku menonton tv, kudengar suara langkah kaki memasuki rumah. Aku menoleh kearah langkah kaki, ternyata Kak Yani yang tengah memasuki rumah.
“ Loh Kak Yani kenapa sudah pulang se pagi ini’ Tanyaku padanya. Karena tidak biasanya Kak Yani pulang sedini ini.
“ Oo, tadi kakak ada perlu di dekat sini dengan klien, karena sudah selesai makanya kakak, pulang saja dulu untuk istirahat” jelasnya padaku.
“ Oh gitu ya, ya sudah kakak istirahat saja dulu atau kak Yani mau makan siang.?” Kalau mau, biar aku buatin dulu kak”
“ Tidak perlu repot - repot, tadi kakak sudah pesan makanan, buat kita berdua, kakak tau kalau hari ini tidak ada mata kuliah “ Makanya kakak lebihin saja tadi” tuturnya padaku yang melihatku dengan tatapan lembut.
“ Oke deh, kak kalau begitu. Terima kasih banyak atas perhatian kakak!”
“ Ya udah duduk saja dulu, kita nonton bareng” ajakku pada Kak Yani.
Kak Yani duduk di sampingku sambil matanya tertuju pada layar tv.
“ Gimana yang kemarin malam, kamu suka ya Tar” goda Kak yani padaku.
“ Ihhh, apaan sih kak, jangan dibahas lah, aku jadi malu tau ?”
“ haha, ngapain kamu malu. Lagian Kak Yani sudah liat semuanya juga, atau kamu pengen rasain kembali dengan aku.
“ Hmmm, gimna ya Kak, enak sih, tapi takut “ selaku sambil menatapnya.
“ Jangan takut, kita tidak bakalan ketahuan kalau kita tidak membuka rahasia ini” katanya.
“ Katanya kamu pengen dimasukin sama kakak” ucapnya sambil memandangi tubuhku yang hanya mengenakan baju kaos yang sedikit longgar dengan perpaduan celana hot pants.
Aku diajak enak - enak sama Kak Yani sebenarnya mau saja mengulanginya, apalagi kalau membayangkan kalau kontol miliknya sampai menyeruak masuk ke dalam liang vagina milikku.
Kontolnya yang berukuran besar dan panjang itu, sungguh membuatku merinding membayangkan jika itu benar - benar terjadi.
Kak Yani terus membujuk dan merayuku agar mau menuruti keinginannya.
Setelah pembicaraan kami, terdengar ketukan pintu dari luar. Aku segera ke arah pintu dan membukakan pintu dan mendapati seseorang yang datang mengantarkan makanan pesan Kak Yani.
“ Permisi apa disini alamat atas nama Yani?” tanya kurir pengantar makanan tersebut.
“ Iya, benar dek. Ini sudah dibayar atau belum ya ?’ Tanyaku balik.
“ Sudah kak. Ini pesanannya dan struk pembeliannya”
“ Iya dek. terima kasih banyak ya !” ucapku sambil tersenyum manis padanya.
“ Iya kak, sama - sama. Kalau begitu saya permisi dulu “ ucapnya ramah.
“ Iya, dek. Mari.” balasku.
Akupun segera menutup pintu dan membawa masuk makanan yang sudah datang.
“ Siapa Tar?” tanya Kak Yani saat aku sudah meletakkan makanan itu ke atas meja makan.
“ Ini pesanan kakak sudah datang “ balasku
“ Oh ya, sudah kamu ambil dulu piring sama mangkoknya sekalian. Tadi kakak pesan nasi sama soto ayam sama minumannya sekalian” ujar kak yani.
“ Iya kak, aku ambil dulu piringnya dari dalam lemari piring.” Setelah menyiapkan makanan kami memakannya sambil bercanda.
“ Enak sekali soto ayamnya, beli dimana sih kak ?” tanyaku pada Kak Yani.
“ Tadi kakak beli di warung xxx. Warung itu rekomendasi teman di kantor. Ya makanya kakak coba beli, tak tahunya emang enak.”
“ iya kak, enak banget nanti aku minta ya alamatnya “ pintaku.
“ Iya nanti kakak kasi tahu kamu.”
Kak Yani melihat kearahku dan tersenyum. “ Kamu nih makannya kok gitu, mulut kamu tuh belepotan. Tiba - tiba Kak yani menjilati bibirku yang belepotan soto ayam yang tengah aku santap.
Aku yang mendapatkan serangan dari kak Yani terpaku. “ Emmm, manis “ ujarnya setelah menjilati bibirku.
“ iiihh, kak yani buat aku tegang “ Balasku sewot sambil melap bibirku.
“ Apanya yang tegang Tari” uangkapnya coba jahil padaku.
“ Jangan aneh - aneh deh, habisin aja makanannya itu. “ balasku sambil tertawa kecil.
“ Memangnya kalau sudah makan kita mau ngapain?” tanya kak Yani padaku.
“ Memang kakak bisa minta yang lain nih!” godanya padaku lagi.
Aku yang mendapat godaan seperti itu membuatku gugup.
Tanpa kusadari kak Yani menarik wajahku mendekat kearah wajahnya dan dia langsung menyerangku dengan ciuman dan melumat bibirku.
Aku yang mendapat serangan mendadak, tidak membalas ciumannya hingga akhirnya kak Yani menggigit bibir bawahku.
“ Ihhh, kak Yani apaan sih “ protesku padanya yang hanya tersenyum.
Habis kamu menggemaskan banget, melihat kamu makan seperti itu. Membuat aku bergairah. Coba liat nih, yang ada di dalam celanaku sudah merasa sesak minta ingin dikeluarkan dari sarangnya.”.
Kak Yani meraih tanganku dan mengarahkannya ke arah selangkangannya yang memang sudah menyembul.3224Please respect copyright.PENANANinIM9QevR
“ Kakak apa - apan sih, habiskan saja dulu makanannya “ balasku karena tergagap mendapat perlakuan seperti itu.
“ Jadi kalau sudah habis dan selesai makan, kakak boleh cicipi lagi yang lain gak nih !” kak Yani terus merayuku.
Aku tak menjawab perkataannya. karena kurasakan jantungku berdebar hebat karena godaan kak yani yang begitu gencarnya.
Setelah beberapa menit akhirnya makanan yang ada di hadapan kami sudah habis kami santap berdua.
Aku Pun segera membawa piring kotor ke wastafel untuk mencucinya. Kak Yani ternyata mengikuti dari belakang. Saat aku tengah asyik mencuci piring, kak Yani memelukku dari arah belakang.
“ Kak, aku lagi nyuci piring nih” kesalku padanya. Apalagi kurasakan tangannya mulai nakal merayapi tubuhku.
“ Kakak, sudah tidak tahan lagi nih, apalagi melihat kamu membelakangi aku seperti ini” jawabnya sambil meremas kedua payudaraku.
“ Eeenghhh..sabar kak, sebentar….aaahhh….aku..selesaikan dulu cuci piringnya “ balasku sambil menikmati remasan tangannya pada payudaraku
.
“ Nanti aja diselesaikan, sekarang kakak ingin melakukannya lag sama kamu”
Aku hanya terdiam dan menikmati sentuhan demi sentuhan tangan kak yani pada tubuhku. Tidak lagi mendapatkan penolakan dariku, membuat kak Yani membalikkan tubuhku menghadap kepadanya. Kak Yani segera melepaskan baju bagian atasku sehingga terpampanglah kedua payudaraku di hadapannya.
Tangannya segera bergerilya di tubuh bagian atasku. Diremas - remasnya kedua payudara itu secara bersamaan. Dia mengurut dan memainkan kedua puncaknya dan mencubitnya mesra.
“ Aaaahhh…Eenaaakk…kak…sshhhhh….
Tidak ketinggalan bibirnya mengulum salah satu payudaraku yang ada di hadapannya. Sedangkan yang satunya lagi di remasnya menggunakan tangan kirinya.
Dikenyotnya payudaraku seperti sedang menyusu padaku.Dia membuat bercak merah di sekitar kulitku.
“ Eeengg….pelan - pelan…kak…ahhh..Uuuuugghhhh….
Tangannya semakin liar mempermainkan payudara milikku, sementara tangan kanannya kini menyusup masuk ke dalam celana dalamku dan menggesek - gesekkan jarinya di liang vaginaku.
“ Uuuhhh….” desahku merasakan enak dari gesekan jarinya pada liang vaginaku. Aku terjatuh lelah dengan permainan jari Kak Yani itu, sehingga dia mau tak mau mengangkatku duduk di wastafel dan kembali melanjutkan permainannya.
Perlahan tangan kak Yani menurunkan celana dalam hingga membuatku telanjang bulat di hadapannya. Dia segera mengarahkan wajahnya ke arah selangkanganku dan mulai menjilati dan memasukkan jarinya untuk mengocok liang vaginaku yang semakin basah.
“ Aaaahhh….Uuuuuhhhh…aku menutup mata merasakan sensasi gairah yang semakin tinggi. Jari Kak Yani bertambah cepat sodokannya pada liang vagina milikku. Lama disodoknya hingga kini Kak yani mulai menjilati dan menyedot daging kecil dengan cepat hingga ku merasakan pelepasan yang pertama.
“ Aaahhhh…Ooooohhh……Eeeenggghhhhh…..aku sudah tidak sanggup lagi….Uuhhh” akhirnya cairan menyembur keluar akibat permainan panas Kak yani yang sangat enak.
Setelah memberikan kesempatan padaku untuk beristirahat, Kak Yani menyuruhku untuk menikmati kontolnya. Aku segera menuruti keinginannya dengan membuka pengait ikat pinggangnya dan menurunkan celana dalam hingga terpampanglah kontolnya di hadapanku.
Aku tidak menunggu lama lagi, segera memasukkan ke dalam mulutku dan mulai mengulumnya dan memainkan dengan menggunakan lidah saat kontol itu masuk ke dalam.
“ Uuuhh…aahhhh…kamu pintar tar…..jilati…ahhh……
“ Aaaahhh…ssshhhh….aaaauuuhhh…..begitu tar….lagi….masukin lebih dalam….aahhh…”
ceracau Kak Yani diantara kulumanku.
Kulihat kontol Kak yani semakin besar membuat mulutku terasa sesak oleh kontol miliknya.
“ Sekarang waktunya Tari, kakak sudah tidak tahan lagi ingin merasakan liang kamu” ucapnya padaku. Akhirnya pentungan milik Kak Yani memasuki tubuhku dan mulai memompanya dengan cepat. “ Aaahh….aaahhh…..masih sempit milikmu Tar…..Uuuhhh…….dada kamu juga sangat montok…Uuuuhhhh, liang kamu sangat nikmat..sekali…ahhh” Kak Yani terus memompaku dan memujiku.
“ Uuuhhh…Oooohh….terus ..kak….cepat…aahhh…..oooouuuhh….yaahh….terusss…kak…lebih dalam lagi” aku menyambut desahannya dengan desahan nikmat yang sama.
Aaahhh….aaahhh….aaahh…lubangmu sangat nikmat…..masih sempit …..kamu enak sekali…..” libangku tak henti - hentinya di sodok oleh Kak Yani, membuat aku tak mampu lagi menahan ingin segera mengeluarkan cairan.
“ Uuuhhh…aaahhh….ooohhh….kak…pentungan kakak…..aaahhh….sangat nikmat menyodok liang Tari…ahhh…..aahhh…aku mau sampai kak”
“ Aaaahh kita keluarin bareng - bareng Tar…aahhh…… Uuuhh…Uhhh….”
Dipompanya kontolnya dengan cepat membuat kotolnya terasa penuh di lubang vaginaku hingga akhirnya kami sama - sama meregang menikmati semburan cairan di dalam sana.
Crot…crot……aahhh….” teriak kami bersamaan saat cairan kami sudah menembak dan salin tercampur di dalam rahimku. Aku tidak peduli lagi, apakah cairan Kak Yani akan membuahkan hasil nantinya. Yang aku tahu saat ini meraih puncak orgasme dari permainan panas kami berdua.
“ Terima kasih Tar.. sudah melayani kakak. Sungguh kamu memberikan permainan yang luar biasa hebatnya “ ucapnya padaku sambil mengecup bibirku yang aku balas.
“ Terima kasih juga Kak. Kakak selalu bisa membuatku menikmati permainan ini” balasku.
Karena kecapean akhirnya kami beristirahat untuk menetralkan kembali tubuh kami yang dibanjiri oleh keringat akibat tari pergulatan kami.
“ Kamu istirahat dulu Tari” katanya padaku dengan nafas mulai teratur lagi.3224Please respect copyright.PENANAKjDaa0COQu
“ Iya kak, terima kasih ya sudah beresin yang ada di bawah ini” ucapku sambil menunjuk ke arah selangkanganku.
Kak Yani segera mengenakan kembali celana dalam dan celana panjangnya. Dia tersenyum sebelum keluar dari dalam kamarku.
3224Please respect copyright.PENANARNNACYpTpr