Versi full on wattpad...
----------------------------------------------------------
Pagi harinya, Colin menuju meja makan dengan sendiri.
ya, sendiri.
Ia turun dari tangga menuju meja makan yang disambut oleh Roky yang berlari cepat dari meja makan untuk memeluk Colin.
"Hai kakak, selamat pagi" sapa Roky sambil memeluk Colin dengan erat.
"Pagi juga, adikku" Colin mengelus rambut Roky dan duduk di meja makan.
Didepannya Colin sudah ada Ally yang sangat acuh, bahkan tak menganggapnya ada di meja makan.
"Ally," panggil Colin.
Ally menghentakkan sendoknya dan pergi dari meja makan dengan kasar. Sedangkan keluarga yang lain melihat itu, merasa sedikit bingung akan tingkah laku Ally.
Tapi itu tidak masalah untuk mereka.
Bukankah itu yang mereka inginkan?
Selalu ingin melihat Colin menderita?
Roky yang disampingnya melihat sifat kakak iparnya menjadi sedikit jengkel.
Seluruh keluarga yang ada dimeja makan pun ikut pergi dari sana.
Tinggal lah Colin dan Roky yang ada di meja makan.
Roky memeluk Colin dengan erat seakan memberikan Colin kekuatan untuk menghadapi semua ini.
Colin membalas pelukan adiknya dan mengelus kepala Roky.
Hanya mereka berdualah yang menyantap makanan yang ada di meja makan itu sembari bercerita dan bergurau.
Setelah selesai makan, Colin beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar menuju mobilnya untuk pergi ke kantornya.
"Kakak!" Teriak Roky dari dalam mansion.
Colin berbalik untuk melihat ke arah Roky yang berlari mengejarnya.
"Kakak mau kemana?" Tanya Roky.
"Kakak mau ke kantor, Roky" ucap Colin lalu pergi begitu saja meninggalkan Roky yang masih berdiri dari tempatnya sampai mobil yang digunakan Colin semakin menjauh.
***
Dikantor, seluruh pegawai yang ada disana menyambut hangat sang CEO.
Colin memberikan senyuman khasnya yang menawan kepada seluruh pegawai yang menyapanya.
"Heii dude,"
Asal suara itu membuat Colin menoleh dan mendapati Jack sedang berlari kearahnya.
"Ada apa denganmu?" Tanya Colin.
"Colin," panggil jack sambil menatap Colin dengan nafas yang terengah-engah.
"Ayo, kalau kau ingin mengatakan sesuatu, di ruanganku saja" Colin mengajak Jack yang terlihat kelelahan yang seperti nya sehabis berlari. Berlari mengejarnya mungkin.
Sesampainya di ruangan Colin, Jack pun langsung duduk tanpa perintah Colin.
"Katakanlah apa yang mau kau katakan" ucap Colin sambil menatap berkas-berkas yang ada di mejanya.
"Kau tak menawarkan aku air minum dulu?" Tanya Jack bergurau.
"Oh.. baiklah aku akan mengambilkan minum untukmu dulu" Colin langsung berdiri untuk mengambil air minum dan memberikannya pada Jack.
Jack pun meminum air yang diberikan Colin padanya.
Colin kembali duduk di kursi kebesarannya sambil menunggu Jack menjelaskan sesuatu padanya.
Tanpa basa-basi lagi, Jack langsung mengungkapkan apa yang ingin disampaikannya pada Colin.
"Colin," Panggil Jack sambil meletakkan gelasnya di meja.
"Kau tahu apa yang diperbuat adikmu Damien?" Tanya Jack sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Memang apa yang diperbuatnya?" Tanya Colin sembari bingung dengan maksud yang akan dibicarakan Jack padanya.
***
"Hahaha..." suara tawa menghiasi ruang tamu dengan sangat nyaring.
"Bagus itu Ally. Kau tau, orang cacat seperti itu memang harus diperlakukan seperti itu. Dia memang pria yang tidak tahu diri" ejek Nicky saat mendengar cerita Ally tentang Colin.
"Kakak!!" Teriak Roky yang sangat marah saat Colin di katai seperti itu.
Nicky dan Ally menoleh ke asal suara.
"Jangan kau menjelekkan kakakku dibelakangnya, mengerti!!" marah Roky yang malah terlihat gemas dengan pipinya yang mulai memerah.
"Hei.. kenapa dengan bocah ini??Roky, kau jangan ikut campur dengan urusan kami ya!! kau itu masih anak kecil jadi jangan sekali-sekali mengurusi urusan orang dewasa" Nicky memarahi Roky yang menatapnya tajam.
Roky kemudian menatap sinis kearah Ally.
"Kau juga, aku sangat membencimu kau tau sejak kali aku bertemu denganmu, aku tahu kau bukan orang yang terbaik untuk kakakku!!" Teriak Roky sambil mendekat ke arah Ally dan menatapnya dengan tatapan benci.
"Kau sama saja dengan si cacat itu sama-sama tidak tahu diri!!. Lebih baik kau pergi dengan si cacat itu daripada harus tinggal dirumah ini yang adanya orang kotor disini!!" Nicky mengatai Roky dengan kasar dan Roky menatapnya dengan mata yang hampir berkaca-kaca.
Ally menatap meremehkan kearah Roky.
"Pergilah kau anak kecil" ucap Ally dengan nada meremehkan.
"Aku sangat membenci kalian berdua. Kenapa kalian harus hidup di dunia ini. Kenapa kalian harus ada di hidup kakakku?!. Aku sangat membenci kalian berdua!" Roky pergi dengan perasaan marah dan pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua kemudian membanting pintu nya dengan kasar.
"Biarkan saja dia. Rocky dan kakaknya si cacat itu memang sama sama-sama memuakkan dan cari muka. Aku saja hampir mual jika melihat muka mereka berdua. Sama-sama menjijikkan dan seperti orang yang diambil dari tong sampah yang sangat kotor" ejek Nicky yang disusul oleh tawaan Ally.
Tak Disangka oleh mereka berdua, Emma mendengar semua pembicaraan mereka dengan sangat terpukul.
Hatinya bagai teriris-iris bila tuannya dikatain seperti itu. Ia pun tak menyangka istri majikan bisa sampai menghina suaminya sendiri di belakangnya.
.
.
.
Tbc
ns 15.158.11.151da2